• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIABILITAS GENETIK IKAN GURAMI (Osphronemus goramy) DARI JAWA, SUMATERA, DAN KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION RESTRICTION FRAGMEN LENGTH POLYMORPHYSM (PCR-RFLP).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VARIABILITAS GENETIK IKAN GURAMI (Osphronemus goramy) DARI JAWA, SUMATERA, DAN KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION RESTRICTION FRAGMEN LENGTH POLYMORPHYSM (PCR-RFLP)."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan gurami (Osphronemus goramy) merupakan salah satu ikan asli

perairan Indonesia yang memiliki bentuk dan warna cukup beragam di berbagai

wilayah. Menurut Roese and Pauly (2008) dalam Sunarma (2008) ikan ini berasal

dari kepulauan Sumatera, Jawa, dan Kalimantan sedangkan penyebarannya sudah

meliputi Asia Tenggara, Cina dan India.

Target budidaya air tawar ditahun 2013 menurut KKP (Kementrian

Kelautan dan Perikanan) adalah berkisar 3,25 juta ton dari total 5 komoditas, dari

jumlah tersebut, gurami adalah ikan yang memiliki target ikan terendah yaitu

hanya sebesar 46.600 ton. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah

rendahnya produksi pertahun, karena lambatnya pertumbuhan gurami. Untuk

memperbaiki hal tersebut ini perlu adanya upaya perbaikan produksi lebih lanjut.

Efisiensi dan perbaikan produksi dapat dilakukan dengan cara perbaikan

mutu genetik. Perbaikan dapat dilakukan dengan seleksi induk, persilangan dan

rekayasa genetika. Keragaman genetik gurami menjadi penting karena perbaikan

mutu genetik didasari dengan hasil kajian keragaman genetik gurami itu sendiri.

Ikan yang memiliki tingkat polimorfisme tinggi bisa menjadi calon induk yang

akan menghasilkan keturunan yang baik untuk kategori benih sebar.

Ada beberapa cara untuk mendapatkan informasi mengenai keragaman

genetik. Analisis mengenai keragaman genetik ini dapat dilakukan dengan

beberapa metode, diantaranya dengan RAPD (Random Amplified Polymorphism

DNA), AP-PCR (Arbitrality Primed Polymerase Chain Reaction), PCR-SSCP

(Polymerase Chain Reaction-Single Stranded Conformation Polymorphism).

RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphysm) dan Microsatelit.

Pada metode PCR-RFLP diperlukan pemotongan DNA mitokondria

dengan menggunakan enzim restriksi untuk mendapatkan hasil variasi antar

individu yang akan memberikan informasi mengenai keragaman situs pemotongan

(2)

2

mengenai keragaman genetik dari beberapa individu dalam populasi maupun luar

populasi.

Penelitian mengenai keragaman genetik ikan gurami (Osphronemus

goramy) beberapa telah dilakukan, salah satunya adalah Nugroho (2010)

berdasarkan beberapa strain gurami. Keragaman mengenai pendeskripsian pola

DNA mitokondria ikan gurami pada fragmen sitokrom b dari Jawa, Sumatera, dan

Kalimantan belum ada yang melakukan, sehingga diperlukan adanya penelitian.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah bagaimana

variasi genetik spesies gurami yang ada di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan

menggunakan metode PCR-RFLP

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat variasi genetik spesies gurami yang

ada di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan menggunakan metode PCR-RFLP.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

keragaman genetik ikan gurami sehingga dapat mempermudah pemilihan varietas

unggul dan program pengembangan lebih lanjut untuk perbaikan mutu.

1.5. Pendekatan Masalah

Strategi untuk memperbaiki mutu genetik suatu populasi ditentukan oleh

keragaman genetik. Informasi mengenai keragaman genetik merupakan informasi

dasar dan penting yang harus diketahui sebelum suatu program perbaikan

dilakukan.

DNA mitokondria mempunyai beberapa kelebihan sehingga dapat

digunakan untuk mendeteksi keragaman genetik. DNA mitokondria memiliki sifat

genetik khas yang membedakannya dari DNA inti (Ratnayani et al. 2009). Salah

satu contohnya adalah, mitokondria memiliki genomnya sendiri yang berbeda

dengan genom inti yang terdapat pada matriksnya (Ngili et al. 2009). DNA

(3)

3

telur yang menyumbangkan DNA mitokondria. Induk betina yang bereproduksi

menurunkan segugus lengkap data genetik, setiap turunannya harus menerima

data genetiknya dalam bentuk DNA termasuk DNA mitokondria. Beberapa jenis

ikan jika dipotong dengan enzim restriksi yang mengenali suatu gugus tertentu,

maka pada satu keturunan yang sama akan memiliki pemotongan (tipe fragmen)

yang mirip. Pemotongan fragmen DNA mitokondria yang berbeda merupakan

indikasi yang jelas adanya perbedaan urutan basa yang akhirnya dapat menjadi

indikasi adanya keragaman genetik pada populasi ikan yang diamati. Bagian

sitokrom b dalam mitokondria memiliki kelebihan dibandingkan dengan bagian

lain seperti D-loop. Kelebihannya adalah bagian ini tidak mudah bermutasi,

sehingga cocok untuk dijadikan penelitian untuk membedakan filogeni. Untuk

melakukan mendeteksi keragaman ini perlu menggunakan metode PCR-RFLP,

karena dengan metode ini akan menghasilkan banyak variasi yang terlihat.

Penelitian menggunakan DNA mitokondria telah banyak dilakukan,

beberapa diantaranya Zainah Hilwa (2004) mengamati keragaman genetik DNA

mitokondria fragmen D-loop pada ikan lele sangkuriang (Clarias sp.), kemudian

Rina (2001) yang mengamati 7 populasi ikan Pangasius di indonesia. Dewi

(2007) mengamati sidat (Anguilla bicolor). Denny (2009) mengamati

polymorphysm gen sitokrom b DNA mitokondria 9 ikan air tawar konsumsi.

Kusrini (2010) menggunakan informasi genetik dalam cytochrome b untuk

mengetahui kekerabatan beberapa populasi kerang hijau (Perna viridis) di

Indonesia. Beberapa penilitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan

hasil bahwa identifikasi spesies ikan air tawar atau air laut dapat dilakukan dengan

menggunakan metode PCR-RFLP berdasarkan perbedaan fragmen DNA

Referensi

Dokumen terkait

IAIN Syekh Nurjati Cirebon menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan tujuan agar lulusan memiliki kompetensi yang menjadi tujuan dan sasaran jurusan/ prodi.. Mata

TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII MTs. SWASTA DI KABUPATEN BLITAR TAHUN

(2) Dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, pemilik dan/atau yang menguasai dapat melakukan tindakan penyelamatan dengan cara

Berbeda dengan penafsiran originalis, alasan yang kuat bahwa penggunaan penafsiran non originalis ( non original intent ) oleh hakim merupakan penafsiran yang paling

Dari hasil uji lanjut, aktivitas terbaik antibakteri Escherichia coli sediaan granul instan ekstrak sirih dan jahe terdapat pada formula I dengan potensi yang

Pembangunan jalan alternatif kota Idi bertujuan untuk menghindari masalah kemacetan di sekitar kota idi, pembangunan jalan tersebut telah dimulai sejak tahun 2010 dengan

- Sering terbangun pada malam hari untuk miksi - Keinginan untuk berkemih tidak dapat ditunda - Nyeri atau terasa panas pada saat berkemih - Pancaran

Ketahanan nasional Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi , berisi keuletan dan ketangguhan yang