DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Dwi Setia Nurrachmi 1006735
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia
Iman Imanudin1 Nur Indri Rahayu2
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif korelasional yang bertujuan, (1) Untuk mengetahui gambaran panjang lengan, fleksibilitas pinggang, dan hasil spike, (2) Untuk mengetahui hubungan panjang lengan dengan hasil spike, (3) Untuk mengetahui hubungan fleksibilitas pinggang dengan hasil spike. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bola voli di SMAN 1 Rancaekek sebanyak 20 orang. Data yang diambil dengan melakukan tes panjang lengan, fleksibilitas pinggang, dan spike bola voli. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Kriteria panjang lengan, fleksibilitas pinggang, dan hasil spike bola voli cukup baik, (2) Terdapat hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan hasil spike bola voli, terbukti p = 0.006 < 0.05, dengan kontribusi sebesar 34.7%, (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibilitas pinggang dengan hasil spike bola voli, terbukti p = 0.041 < 0.05, dengan kontribusi sebesar 21.1%. Sedangkan besar kontribusi dari panjang lengan dan fleksibilitas pinggang secara bersama-sama terhadap hasil spike sebesar 44.3%.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Dasar Bola Voli
Bola voli merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh enam orang pada suatu timnya. Bola voli dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan dan dipisahkan oleh net. Sasaran permainan bola voli ini yaitu untuk mengirim bola melewati net ke lapang lawan dan berusaha agar lawan tidak mampu mengembalikan bola atau jatuh ke tanah. Sebuah tim memiliki tiga kali perkenaan bola kecuali dengan perkenaan blok.
a. Perkembangan Bola Voli Di Indonesia
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainanbola basket.
Perubahan nama Mintonette menjadi volley ball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai
Executive Director of Department of Physical Education of the
International Committee of YMCA) mengundang dan meminta
Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang. Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampai sekarang permainan bola voli termasuk salah satu cabang olahraga yang resmi dipertandingkan.
Pada tahun 1955 tepatnya tanggal 22 Januari didirikan Organisasi Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dengan ketuanya W. J. Latumenten. Setelah adanya induk organisasi bola voli ini, maka pada tanggal 28 sampai 30 mei 1955 diadakan kongres dan kejuaraan nasional yang pertama di Jakarta.
b. Teknik Dasar Bola Voli
Menurut Dieter Beutelstahl (2012, hlm. 8) bahwa teknik
adalah, “Prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek,
dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”.
Sedangkan keterampilan teknik dalam bola voli menurut Subroto dan Yudiana (2013, hlm. 45) adalah, “Cara memainkan bola secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”.
Ada beberapa macam teknik dasar dalam olahraga bola voli ini, yaitu : service, passing (pas), spike (smash), dan block.
1) Service
Service merupakan langkah awal untuk mengawali
permainan. Pada mulanya service hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, namun dengan perkembangannya service ini dapat dijadikan sebagai suatu penyerangan terhadap
lawan.
Macam-macam jenis service yang umum digunakan adalah: a) Under – arm service
Service ini merupakan service yang paling sederhana
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bola. Tangan yang memukul bola diayunkan dari belakang kedepan ke arah bola dan mengenai bagian bawah bola, pada saat perkenaan, tangan dan lengan ditegangkan.
Gambar 2.1 Teknik Under Service Sumber : www.google.com
b) Hook service
Service ini yang paling banyak dilakukan oleh para
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 2.2 Teknik Hook Service
Sumber : www.google.com
c) Floating service
Ini merupakan service yang tidak mengandung spin. Bola seakan melayang, tanpa berputar sama sekali arah bolanya pun tidak menentu.
2) Passing dan Umpan
Passing (pas) dan umpan merupakan cara memainkan bola
pertama setelah bola berada dalam permainan akibat dari serangan lawan, service dari lawan, atau permainan net (cover spike dan cover block). Umpan adalah cara memainkan bola baik yang datang langsung maupun yang datang dari teman seregu untuk diberikn kepada spiker agar dapat dilakukan spike ke lapang lawan. Passing dan umpan yang baik akan menghasilkan serangan yang baik pula. Passing terbagi atas dua bagian, yaitu :
a) Pas bawah dua tangan
Pas bawah dua tangan merupakan cara memainkan bola yang datang lebih rendah dari bahu dengan menggunakan kedua pergelangan tangan yang dirapatkan. Passing ini biasanya biasanya digunakan apabila bola
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki ciri sulit, misalnya ; bola rendah, cepat, keras atau yang datang tiba-tiba, namun masih dapat dijangkau dengan kedua tangan.
Gambar 2.3 Teknik Pass Bawah Sumber : www.google.com
b) Pas Atas
Pas atas merupakan cara memainkan bola di atas depan dahi dengan menggunakan kedua jari tangan. Pas atas ini biasanya digunakan untuk mengumpan kepada spiker ataupun untuk melakukan tipuan kepada lawan.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Block
Membendung (block) adalah menghadang atau membendung bola hasil spike lawan diatas dekat net. Keterampilan ini merupakan salah satu teknik dasar yang tidak kalah penting dimiliki oleh pemain, karena agar mempermudah untuk mengembalikan bola untuk pemain bertahan kepada pihak lawan. Block ini juga bisa dijadikan sebagai serangan balik apabila bola hasil spike terbendung dengan baik.
Gambar 2.5 Teknik Block Sumber : www.google.com
4) Spike
Menurut Dieter Beutelstahl (2012, hlm. 24) menyebutkan bahwa “Spike merupakan suatu keahlian yang esensial, cara
yang termudah untuk memenangkan angka”. Spike merukan
pukulan keras yang di lakukan oleh seorang spiker yang
biasanya sulit di bendung, diterima maupun dikembalikan oleh
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 2.6 Teknik Spike
Sumber : www.google.com
Tahapan dalam melakukan spike menurut Yunus (1992,
hlm 113), yaitu :
a) Tahap Awalan
Awalan tergantung dari lintasan bola umpan, kira-kira 2,5 sampai 4 meter dari jatuhnya bola. Langkah terakhir paling menentukan pada waktu mulai meloncat sehingga smasher harus memperhatikan baik-baik posisi kaki yang akan meloncat dan berada di tanah lebih dahulu, kaki lain menyusul di sebelahnya. Arah yang diambil harus diatur sedemikian rupa, sehingga atlet akan berada di belakang bola pada saat akan meloncat. Tubuh saat itu berada pada posisi menghadap net. Kedua lengan yang menjulur ke depan diayunkan ke belakang dan ke atas sesudah langkah pertama, kemudian diayunkan ke depan sehingga pada saat meloncat kedua lengan itu tergantung ke bawah di depan tubuh atlet.
b) Tahap Meloncat
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kanan yang panjang, diikuti dengan segera oleh kaki kiri yang diletakkan samping kaki kanan (untuk pemukul left hand sebaliknya). Langkah pada waktu meloncat harus berlangsung dengan lancar tanpa terputus-putus. Pada waktu meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan ke atas. Tubuh diteruskan, kaki yang digunakan untuk meloncat yang memberikan kekuatan pada saat meloncat. Lengan yang dipakai untuk memukul serta sisi badan diputar sedikit sehingga menjauhi bola, punggung agak membungkuk dan lengan yang lain tetap dipertahankan setinggi kepala yang berguna untuk mengatur keseimbangan secara keseluruhan.
c) Tahap Saat Memukul Bola
Dalam gerakan memukul dapat disesuaikan dengan jenis smash yang ada. Gerakan memukul hasilnya akan lebih baik apabila menggunakan lecutan tangan, lengan dan membungkukkan badan.
d) Tahap Mendarat
Cara mendarat dalam setiap smash sama yaitu pada saat tubuh bagian atas membungkuk ke depan, kaki diarahkan ke depan untuk mempertahankan keseimbangan. Atlet mendarat pada kedua kakinya dengan sedikit ditekuk.
Spike dalam bola voli ada beberapa macam diantaranya:
a) Open spike
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b) Semi spike
Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m ditepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola. Disini kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada spike dengan bola Open.
c) Quick
Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan bola yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan secepat-cepatnya, gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya. Loncatan spiker vertikal, jagalah keseimbangan badan pada saat melayang.
d) Straight
Spiker sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih
dahulu bergerak kearah luar lapangan mendekati tiang net, spiker melakukan awalan bergerak arah paralel dengan
jaring. Begitu bola sampai dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat dan langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat dibandingkan spike dengan bola semi.
e) Dummy
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak dan dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung pada situasi.
c. Ukuran Lapang Bola Voli
Ukuran lapangan bola voli untuk saat ini terdiri dari 2 jenis, yaitu ukuran lapangan voli dengan standar nasional yang ditetapkan oleh PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) dan ukuran lapangan bola voli standar internasional sesuai dengan ketetapan FIVB (Federation Internationale de Volley Ball).
1) Standar ukuran lapang bola voli
Panjang lapangan bola voli : 18 meter (m). Lebar lapangan bola voli : 9 meter (m). Lebar garus serang : 3 meter (m).
2) Ukuran net dan tiang bola voli
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 2.7 Lapangan Bola Voli
Sumber : www.google.com
d. Ukuran Bola Voli
Bola dalam permainan bola voli diharuskan berbentuk bulat yang dibuat dari kulit yang lentur atau kulit sintetis bagian dalamnya dari karet ataupun bahan bahan yang sejenis. Warna bola voli haruslah satu warna atau kombinasi dari beberapa warna seperti yang sering kalian lihat di toko-toko.
Berat bola voli : 260 – 280 gram (g). Keliling bola voli : 64 – 67 centimeter (cm). Tekanan di dalam bola voli : 0, 39 – 0, 325 kg/cm² (4,26
– 4,61 Psi) (294,3 – 318,82 mbar/hpa).
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Panjang Lengan
Setiap manusia mempunyai bentuk dan susunan tubuh tertentu. Susunan tubuh manusia terdiri dari kerangka tulang dan otot yang terbungkus oleh kulit, inilah yang di sebut sebagai struktur tubuh atau antropometrik. Pengertian antropometrik menurut Anshel (dalam Wahyudin, Y., 2010, hlm. 28) yaitu :
Antropometrik yaitu cabang dari ilmu yang berhubungan dengan pengukuran-pengukuran bentuk tubuh seseorang, bagian-bagiannya, serta proporsinya, pengukuran atropometrik tersebut sering dilakukn untuk menetapkan ukuran-ukuran tertentu, dintaranya tubuh, budaya etnis, gender, kelompok-kelompok usis tertentu, dan sebagainya.
Hampir semua cabang olahraga memerlukan peran antropometri yang menunjang untuk pencapaian prestasi olahraganya. Seperti dalam olahraga bola voli, peran antropometri sangat dibutuhkan karena menjadi modal dasar yang dibutuhkan oleh seorang atlet. Dalam penelitian ini, akan di bahas lebih lanjut antropometrik panjang lengan. Panjang lengan meliputi bagian tubuh atas dari persendian bahu sampai jari tangan yang terpanjang. Mengenai fungsi lengan, Damiri (1994, hlm. 52) menjelaskan bahwa, “Lengan sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak. Ia dapat menarik, mendorong, memindahkan,
melempar benda dan lain sebagainya.” Ukuran lengan yang panjang
akan lebih kuat daripada lengan yang pendek. Hal ini disebabkan karena lengan yang panjang memiliki otot yang panjang juga dan otot yang panjang akan lebih kuat dari pada otot yang pendek.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lengan lebih leluasa bergerak dengan menariknya kebelakang kepala dan badan dilentingkan kebelakang.
Lengan seseorang memiliki bagian-bagiannya. Mengenai susunan tulang lengan menurut Damiri (1994, hlm. 52) menjelaskan bahwa : “Lengan (kiri/kanan) disusun oleh tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pangkal tangan, tulang tapak tangan, dan tulang jari-jari tangan.” Oleh karena itu, lengan merupakan bagian tubuh yang dapat bergerak lebih leluasa daripada bagian tubuh lainnya. Kebebasan gerak tersebut diperbesar oleh banyaknya sendi-sendi yang terdapat di lengan yang dapat menghubungkan bagian-bagian tulang dalam suatu persendian hingga menjadi kesatuan. Menurut Damiri (1994, hlm. 93) sendi-sendi yang menghubungkan lengan sebagai berikut :
1) Sendi bahu (Articulatio humeri / shoulder joint). 2) Sendi siku (Articulatio cubiti / elbow joint).
3) Sendi hasta pengumpil atas (Articulatio radioulnar superior / superior radioulner joint).
4) Sendi hasta pengumpil bawah (Articulatio radioulnar inferior / inferior radioulner joint).
5) Sendi pergelangan tangan (Articulatio radiocarpal / wrist joint / radiocarpal joint).
6) Sendi antar tulang pergelangan tangan (Articulatio intercarpus / intercarpus joint ).
7) Sendi antar tulang pergelangan tangan dengan tulang telapak tangan (Articulatio carpometacarpal / carpometacarpal joint). 8) Sendi antar tulang telapak tangan (Articulatio intermetacarpal
/ intermetacarpal joint).
9) Sendi antar tilang telapak tangan dengan tulang jari-jari tangan kesatu (Articulatio metacarpo-phalangeus / metacarpo-phalangeal joint).
10) Sendi antar tulang jari-jari tangan kesatu dan kedua (Articulatio interphalangeus proximal / proximal interphalangeal joint).
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Fleksibilitas
Imanudin (2008, hlm. 107) mengatakan bahwa “Kelentukan atau
fleksibilitas adalah kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi yang seluas-luasnya”. Sedangkan menurut Jhonson & Nelson (dalam Nurhasan & Cholil, 2007, hlm. 176) yaitu :
Kelenturan/fleksibilitas, sering diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cedera pada persendian dan otot di sekitar persendian itu. Pengukuran kelenturan berkenaan dengan gerakan refleksi dan extensi.
Ruang gerak sendi pada setiap tubuh tergantung pada struktur sendi, elastisitas otot, tendon dan ligamen. Fleksibilitas dapat ditingkatkan melalui latihan-latihan peregangan, cara melakukannya yaitu gerakan meregangkan otot-otot secara maksimal dan perlahan yang dilakukan dengan gerakan yang benar.
Untuk menambah jangkauan gerak sendi, otot-otot perlu diulur/diregangkan melampaui sedikit dari titik batas kemampuannya. Latihan fleksibilitas merupakan bagian dari latihan kerangka (skelet) khususnya latihan untuk memperluas pergerakan persendian, yang berarti meningkatkan kelentukan. Ada beberapa cara untuk melakukan latihan peregangan atau latihan fleksibilitas, yaitu:
a. Peregangan Dinamis
Metode ini dilakukan dengan melakukan renggutan-renggutan dengan maksud untuk mencapai sebesar mungkin luas pergerakan persendian, melampaui batas kemampuan yang ada pada saat ini. Tetapi metode ini akan menghadapi kendala yang disebabkan oleh adanya stretch reflex. Renggutan-renggutan menyebabkan terjadinya regangan mendadak pada otot yang bersangkutan.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode ini adalah perbaikan terhadap metode peregangan dinamis. Pada metode ini tidak ada renggutan. Pergerakan untuk memperluas ruang gerak persendian dilakukan secara kontinu sejauh mungkin sesuai kemampuan, kemudian dipertahankan untuk beberapa waktu dan diulang beberapa kali (secukupnya).
c. Peregangan Pasif
Metode pasif adalah kelanjutan dari metode statis. Setelah melakukan peregangan dengan metode statis sesuai kemampuan, seorang teman membantu mendorong gerakan itu lebih lanjut sehingga menambah luas pergerakan pada persendian yang bersangkutan sampai dirasakan nyeri. Bila sudah terasa nyeri, dorongan harus dihentikan dan dipertahankan beberapa saat untuk kemudian diulang beberapa kali (secukupnya).
d. Peregangan PNF
Metode PNF merupakan kelanjutan metode pasif. Setelah atlet melakukan peregangan dengan metode pasif, dorongan dilanjutkan lebih jauh, tetapi atlet yang bersangkutan harus melawan, dan atas perlawanan ini pendorong menambah kekuatan dorongannya, yang juga harus dilawan lebih kuat oleh atlet yang bersangkutan. Dengan perlawanan itu berarti otot atlet yang bersangkutan melakukan kontraksi isometrik, yang semakin lama semakin besar ketegangannya akibat adanya dorongan dan perlawanan yang terus meningkat. Ketegangan otot ynag terus meningkat ini pada suatu saat akan menyebabkan terjadinya stress reflex. Pada saat terjadi stress reflex ini maka pendorong kehilangan perlawanan, sehingga ia
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan mengenai panjang lengan dan fleksibilitas dalam cabang olahraga, yaitu :
1. Penelitian mengenai panjang lengan dalam cabang olahraga bulutangkis di teliti oleh Khamdan Binantoro (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Panjang Lengan, Power lengan, Dan Kelentukan Pergelangan Tangan Dengan Hasil Pukulan Overhead
Lob Bulutangkis Pada Pemain Putra Umur 10 – 15 Tahun PB. Jupiter Banjarnegara Tahun 2012”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara panjang lengan, power lengan, dan kelentukan pergelangan tangan dengan hasil pukulan overhead lob bulutangkis.
2. Penelitian mengenai fleksibilitas pinggang dalam cabang olahraga bola tangan yang di teliti oleh Fajar Hafiyan (2013) dalam skripsinya yang
berjudul “Kontribusi Fleksibilitas Pergelangan Tangan Dan
Fleksibilitas Pinggang Terhadap Hasil Standing Shoot Dalam
Permainan Bola Tangan”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat kontribusi antara variabel fleksibilitas pergelangan tangan dan fleksibilitas pinggang terhadap hasil standing shoot.
3. Penelitian mengenai panjang lengan dalam cabang olahraga renang yang di teliti oleh Kiki Puspita Sari (2012) dalam skripsinya yang
berjudul “Kontribusi Panjang Lengan, Kekuatan Tungkai, Dan
Kekuatan Ototperut Terhadap Kecepatan Renang Gaya Kupu-Kupu
Pada Atlet Renang Kota Makassar”. Berdasarkan hasil penelitian
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet renang kota Makassar.
C. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 64) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Berdasarkan dari rumusan masalah maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan hasil spike pada cabang olahraga bola voli.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Sugiono (2013, hlm.42) adalah “Sebagai pola
pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang
sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian, teori yang digunakan untuk menentukan hipotesis, jenis dan
jumlah hipotesis, dan analisis statistik yang akan digunakan”. Bentuk desain penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
(X1) rx1
(Y)
(X2) rx2
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
X1 : Panjang Lengan
X2 : Fleksibilitas Pinggang
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rx2 : Hubungan Fleksibilitas Pinggang terhadap hasil spike
Y : Hasil Spike
Metode penelitian menurut Sugiyono (2013, hlm. 2) yaitu “Merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional, dan memiliki tujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada usaha untuk mempengaruhi variabel-variabel tersebut.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 8)
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan, tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Kemudian mengenai teknik korelasional menurut Fraenkel & Wallen (2008, hlm. 331) yaitu, “Suatu penelitian unutk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel”.
Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel penelitian, yaitu :
1. Panjang lengan dan fleksibilitas pinggang merupakan variabel bebas.
2. Hasil spike bola voli merupakan variabel terikat.
B. Partisipan Dan Tempat Penelitian
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bola voli di SMAN 1 Rancaekek yang berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 9 putra dan 11 putri.
Penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh karena menurut Sugiyono (2013, hlm. 85) menjelaskan bahwa,
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
2. Tempat Penelitian
Latar penelitian dilakukan di SMAN 1 Rancaekek yang berlokasi di Jl. Walini, Kecamatan Rancaekek, 40394, Telp. (022) 7797974, Kabupaten Bandung.
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian merupakan seluruh obyek penelitian yang diteliti. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 80) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan pengertian di atas maka populasi penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bola voli di SMAN 1 Rancaekek yang berjumlah 20 orang.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bola voli di SMAN 1 Rancaekek yang berjumlah 20 orang. Pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan cara Sampling Jenuh yang sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 85) bahwa “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel”. Penentuan sampling jenuh ini biasanya dilakukan apabila
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Dalam penelitian ini pemilihan sampling jenuh dikarenakan jumlah populasi yang relatif kecil, hanya berjumlah 20 orang.
Karakteristik sampel dalam penelitian ini diantaranya :
a. Merupakan anggota yang terdaftar mengikuti ekstrakulikuler bola voli di SMAN 1 Rancaekek.
b. Aktif dalam latihan.
c. Terdiri dari siswa dan siswi kelas X, XI, dan XII.
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan alat-alat sebagai berikut : a. Camera Digital
Camera Digital digunakan untuk pengambilan gambar ketika melakukan pengukuran panjang lengan, fleksibilitas pinggang dan ketika melakukan spike.
b. Video Kamera
Video kamera digunakan untuk merekam ketika melakukan spike. c. Alat ukur waktu
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Stop Watch Sumber : www.google.com
d. Alat ukur untuk mengukur panjang lengan
Panjang Lengan : dengan menggunakan antropometer.
Gambar 3.3 Antropometer Sumber : www.google.com
e. Alat ukur untuk mengukur fleksibilitas pinggang
Trunk Extention, Cureton (1941) dengan validitas : face
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pelaksanaan Tes
a. Tes dan Pengukuran panjang lengan
1) Tujuan : Untuk mengetahui panjang lengan dalam ukuran centimeter.
2) Perlengkapan : Antropometer, alat tulis. 3) Pelaksanaan :
a) Sampel berdiri tegak.
b) Luruskan lengan yang digunakan untuk melakukan spike ke samping.
c) Tester mengukur lengan sampel dari titik sumbu gerak lengan sampai ujung jari tengah.
4) Skor : Skor yang diambil adalah hasil pengukuran panjang lengan dalam centimeter.
b. Tes dan Pengukuran fleksibilitas dengan Trunk Extention, Cureton (1941) dengan validitas : face validity dan reliabilitas 0,72 (Nurhasan & Cholil, 2007, hlm. 178).
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Tujuan : Untuk mengetahui fleksibilitas pinggang dalam ukuran centimeter.
2) Perlengkapan : Mistar dan alat tulis 3) Pelaksanaan :
a) Sampel dalam keadaan tengkurap dengan posisi tangan berada di samping telinga.
b) Angkat badan bagian atas (pinggang sampai kepala) ke atas seperti sedang melakukan back up dengan kaki dipegang oleh temannya.
c) Angkat setinggi mungkin, dan tahan ± 3 detik.
d) Tester mengukur tinggi angkatan dari lantai sampai dagu dalam centimeter.
4) Skor : Skor yang diambil adalah hasil pengukuran tingginya angkatan dalam centimeter.
c. Tes hasil keterampilan Spike (Nurhasan & Cholil, 2007, hlm. 225). 1) Tujuan : Untuk mengetahui keterampilan spike
berupa serangan kearah sasaran dan kecepatan bola sampai ke lantai.
2) Perlengkapan : Lapang bola voli, net dan tiang net, bola voli 5 buah, stop watch, kamera, alat tulis.
3) Pelaksanaan :
a) Testee berada dalam daerah serang atau bebas di dalam lapangan permainan.
b) Bola dilambungkan atau di umpan dekat atas jaring ke arah testee.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d) Stop watch, dijalankan pada waktu bola tersentuh oleh tangan testee, dan dihentikan pada saat bola menyentuh lantai.
e) Video kamera dijalankan pada saat testee melakukan spike, video terus dijalankan sampai testee malakukan spike 5 kali.
4) Skor :
a) Skor terdiri dari dua bagian yang tidak terpisahkan; angka sasaran + waktu dari kecepatan jalannya bola.
b) Skor waktu dalam detik hingga persepuluhnya.
c) Bola yang menyentuh batas sasaran, dihitung telah masuk sasaran dengan angka yang lebih besar.
d) Skor = 0, jika pemukul menyentuh jaring atau jatuh di luar sasaran. Meskipun skor = 0, waktu tetap dicatat.
e) “Skor untuk spike/serangan : Jumlah angka dan detik dari semua lima kali kesempatan”.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sampel
4
3
4
2
1
2
5
5 Kamera
3 m
Gambar 3.5 Lapangan Tes Spike
E. Prosedur Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu adanya prosedur penelitian yang sesuai dengan variabel-veriabel yang akan diuji kebenarannya. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.
2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran. 3. Pengolahan data dan menganalisis data.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu POPULASI
SAMPEL
TES PANJANG LENGAN
TES FLEKSIBILITAS PINGGANG
TES SPIKE
PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN
Gambar 3.6
Langkah-Langkah Penelitian
F. Analisis Data
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Melakukan tes panjang lengan kepada sampel. 2. Melakukan tes fleksibilitas pinggang kepada sampel. 3. Melakukan tes spike kepada sampel.
4. Mengumpulkan data hasil tes
Setelah itu data tersebut diolah dan dianalisis dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Pengolahan data dilakukan sebagai berikut :
1. Uji Asumsi Statistik a. Deskripsi Data
Merupakan tahapan pengolahan untuk mendapatkan informasi seperti rata-rata, median, standar deviasi, nilai terendah, dan nilai tertinggi.
b. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data yang dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal ataupun tidak normal. Uji normalitas ini dengan menggunakan uji Liliefors. Dengan pengambilan keputusan sebagai berikut :
1) Nilai signifikansi atau nilai probalilitas < 0,05, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
2) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Data
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan statistik parametrik. Begitu pun sebaliknya, apabila data berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka pengolahan data dilakukan dengan menggunakan statistik non parametrik. Uji homogenitas dengan menggunakan uji Levene Statistic dengan pengambilan keputusan :
1) Nilai signifikansi atau nilai probalilitas < 0,05, maka data mempunyai varians tidak sama (tidak homogen). 2) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka
data mempunyai varians sama (homogen). d. Uji Korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk menguji hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini, menggunakan uji korelasi bivariate atau product moment pearson. Dasar pengambilan keputusannya yaitu :
1) Jika nilai Sig. atau probabilitas > 0,05, maka dinyatakan tidak ada hubungan.
2) Jika nilai Sig. atau probabilitas < 0,05, maka dinyatakan ada hubungan.
e. Uji Regresi
Uji regresi dilakukan terutama untuk tujuan peramalan, di mana dalam model tersebut ada sebuah variabel terikat dan variabel bebas. Dalam penelitian ini, menggunakan uji regresi berganda karena terdapat satu veriabel terikat dan dua variabel bebas. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Jika nilai Sig. atau probabilitas < 0,05, maka korelasi dinyatakan sangat nyata.
2. Uji hipotesis Hipotesis 1 :
Terdapat hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan hasil spike dalam cabang olahraga bola voli.
H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan hasil spike dalam cabang olahraga bola voli.
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan hasil spike dalam cabang olahraga bola voli.
Jika probabilitas (nilai Sig.) > 0,05, maka H0 diterima. Jika probabilitas (nilai Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak.
Hipotesis 2 :
Terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibilitas pinggang dengan hasil spike dalam cabang olahraga bola voli.
H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibilitas pinggang dengan hasil spike dalam cabang olahraga bola voli.
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibilitas pinggang dengan hasil spike dalam cabang olahraga bola voli.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 38
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini, berikut ini penulis kemukakan data penelitian berupa hasil tes panjang lengan, fleksibilitas pinggang, dan hasil spike pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bola voli di SMAN 1 Rancaekek. Sesuai dengan permasalahan yang penulis telah bahas pada bab sebelumnya, berikut ini penulis kemukakan nilai hasil tes tersebut. Untuk lebih jelasnya data tersebut penulis deskripsikan pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Deskripsi Data Hasil Penelitian
11 Sampel K 70 40 7 48.61 4.37 41.66 90.27
12 Sampel L 69 38 5 42.46 4.13 43.88 86.34
13 Sampel M 71 34 5 42.46 4.1 44.16 86.62
14 Sampel N 68 34 6 45.53 5.33 32.77 78.3
15 Sampel O 74 18 5 42.46 3.34 51.2 93.66
16 Sampel P 68 40 5 42.46 4.44 41.01 83.47
17 Sampel Q 78 34 5 42.46 2.98 54.53 96.99
18 Sampel R 73 34 5 42.46 3.83 46.66 89.12
19 Sampel S 75 28 11 60.92 4.28 42.5 103.42
20 Sampel T 72 25 5 42.46 3.49 49.81 92.27
1. Gambaran Umum Karakteristik Sampel
Berdasarkan hasil pengujian kepada sampel yang berjumlah 20 orang diperoleh hasil tes panjang lengan, fleksibilitas pinggang, dan hasil spike.
a. Karakteristik Panjang Lengan
Gambaran mengenai panjang lengan sampel dapat dilihat pada tabelberikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Panjang Lengan
No. Panjang Lengan
(cm) F %
1 68 2 10%
2 69 1 5%
3 70 1 5%
4 71 1 5%
5 72 1 5%
6 73 2 10%
7 74 1 5%
8 75 3 15%
10 77 2 10%
11 78 1 5%
12 80 3 15%
13 81 1 5%
Jumlah 20 100%
Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 20 orang sampel 2 orang yang memiliki panjang lengan 68 cm (10%), 1 orang yang memiliki panjang lengan 69 cm (5%), 1 orang yang memiliki panjang lengan 70 cm (5%), 1 orang yang memiliki panjang lengan 71 cm (5%), 1 orang yang memiliki panjang lengan 72 cm (5%), 2 orang yang memiliki panjang lengan 73 cm (10%), 1 oarang yang memiliki panjang lengan 74 cm (5%), 3 orang yang memiliki panjang lengan 75 cm (15%), 1 oarang yang memiliki panjang lengan 76 cm (5%), 2 oarang yang memiliki panjang lengan 77 cm (10%), 1 oarang yang memiliki panjang lengan 78 cm (5%), 3 orang yang memiliki panjang lengan 80 cm (15%), dan 1 orang yang memiliki panjang lengan 81 cm (5%).
Tabel 4.3
Norma Kategori Panjang Lengan
Sumber : Nurhasan & Cholil (2007, hlm. 416)
Skala Batas Skor Rentang Skor Kategori
X + 1,8 (S) 74.6 + 1,8 (4.09) 82 - keatas Sangat Baik X + 0,6 (S) 74.6 + 0,6 (4.09) 77 - 81 Baik X – 0,6 (S) 74.6 – 0,6 (4.09) 72 - 76 Cukup X – 1,2 (S) 74.6 – 1,2 (4.09) 67 - 71 Kurang
66 - kebawah Sangat Kurang
Keterangan :
Tabel 4.4
Analisis Panjang Lengan
Rentang Skor F % Kategori
82 - keatas 0 0% Sangat Baik
77 - 81 7 35% Baik
72 - 76 8 40% Cukup
67 - 71 5 25% Kurang
66 - kebawah 0 0% Sangat Kurang
Jumlah 20 100%
Gambar 4.1
DiagaramKarakteristik Panjang Lengan
Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui gambaran Panjang lengan sampel dari 20 orang, 7 orang (35%) memiliki total skor dengan kategori baik, 8 orang (45%) memiliki total skor dengan kategori cukup, dan 5 orang (25%) memiliki kategori kurang.
0%
35%
40% 25%
0%
Presentase Karakteristik Panjang
Lengan
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
b. Karakteristik Fleksibilitas Pinggang
Gambaran mengenai panjang lengan sampel dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Karakteristik Fleksibilitas Pinggang
No. Fleksibilitas Pinggang F %
1 18 1 5%
2 25 1 5%
3 28 1 5%
4 34 4 20%
5 35 2 10%
6 38 1 5%
7 40 3 15%
8 46 1 5%
9 47 1 5%
10 50 2 10%
11 52 1 5%
12 53 1 5%
13 56 1 5%
Jumlah 20 100%
pinggang 53 cm (5%), 1 orang yang memiliki fleksibilitas pinggang 56 cm (5%).
Tabel 4.6
Norma KategoriFleksibilitas Pinggang
Sumber : Nurhasan & Cholil (2007, hlm. 416)
Skala Batas Skor Rentang Skor Kategori
X + 1,8 (S) 39.45 + 1,8 (9.99) 57 - keatas Sangat Baik X + 0,6 (S) 39.45 + 0,6 (9.99) 45 - 56 Baik X – 0,6 (S) 39.45 – 0,6 (9.99) 33 - 44 Cukup X – 1,2 (S) 39.45 – 1,2 (9.99) 21 - 32 Kurang
20 - kebawah Sangat Kurang
Keterangan :
X= Rata – rata total skor S = Std Deviation
Tabel 4.7
Analisis Fleksibilitas Pinggang
Rentang Skor F % Kategori
57 - keatas 0 0% Sangat Baik
45 - 56 7 35% Baik
33 - 44 10 50% Cukup
21 - 32 2 10% Kurang
20 - kebawah 1 5% Sangat Kurang
Gambar 4.2
DiagaramKarakteristik Fleksibilitas Pinggang
Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui gambaran fleksibilitas pinggang sampel dari 20 orang, 7 orang (35%) memiliki total skor dengan kategori baik, 10 orang (50%) memiliki total skor dengan kategori cukup, 2 orang (10%) memiliki kategori kurang, dan 1 orang (5%) memiliki kategori sangat kurang.
Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa hasil spike tiap orang berbeda-beda. Dari data tersebut nilai minimum hasil spike adalah 78.3, sedangkan nilai maksimum hasil spike adalah 142.3. Agar data penelitian dapat memberi makna, maka data tersebut diolah dan dianalisis dengan pendekatan statistika.
Tabel 4.9
Norma KategoriHasil Spike
Sumber : Nurhasan & Cholil (2007, hlm. 416)
Skala Batas Skor Rentang Skor Kategori
X + 1,8 (S) 99.93 + 1,8 (16.36) 129 - keatas Sangat Baik X + 0,6 (S) 99.93 + 0,6 (16.36) 109 - 128 Baik X – 0,6 (S) 99.93 – 0,6 (16.36) 90 - 108 Cukup X – 1,2 (S) 99.93 – 1,2 (16.36) 70 - 89 Kurang
69 - kebawah Sangat Kurang
Keterangan :
X= Rata – rata total skor S = Std Deviation
Tabel 4.10 Analisis Hasil Spike
Rentang Skor F % Kategori
129 - keatas 2 10% Sangat Baik
109 - 128 3 15% Baik
90 - 108 10 50% Cukup
70 - 89 5 25% Kurang
69 - kebawah 0 0% Sangat Kurang
Gambar 4.3
DiagaramKarakteristik Hasil Spike
Dari tabel 4.10 diatas dapat diketahui gambaran hasil spike sampel dari 20 orang, 2 orang (10%) memiliki total skor dengan kategori sangat baik, 3 orang (15%) memiliki total skor dengan kategori baik, 10 orang (50%) memiliki total skor dengan kategori cukup, dan 5 orang (25%) memiliki kategori kurang.
2. Uji Asumsi Statistik
a. Deskripsi Data
Pengujian deskripsi data ini dilakukan untuk mengetahui berbagai ukuran statistik seperti nilai rata-rata, dan standar deviasi.Untuk mengetahui seberapa besar nilai rata-rata dan standar deviasi dari data sampel, dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini.
Tabel 4.11
Hasil Penghitungan Skor Rata-rata, dan Standar Deviasi dari Tiap-tiap Tes
Variabel Tes Rata-rata Standar Deviasi
1. Panjang Lengan 74.6 4.09
2. Fleksibilitas Pinggang 39.45 9.99
3. Hasil Spike 99.93 16.36
10%
15%
50% 25%
0%
Presentase Karakteristik Hasil Spike
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Dari data diatas diketahui panjang lengan memilki rata-rata = 74.6 dan standar deviasi = 4.09 , fleksibilitas pinggang memilki rata-rata = 39.45 dan standar deviasi = 9.99 , hasil spike memilki rata-rata = 99.93 dan standar deviasi = 16.36.
b. Uji Normalitas Data
Sebelum dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebuah data yang akan dianalisis. Uji normalitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji Liliefors karena jumlah sampel kurang dari 30.Hasil penghitungan normalitas dengan uji Liliefors sebagai berikut.
Tabel 4.12
Hasil Pengujian Normalitas
Variabel
Kolmogorov-Smirnov
α Keterangan Statistik df Sig.
1. Panjang Lengan .106 20 0.200 0.05 Normal 2. Fleksibilitas Pinggang .143 20 0.200 0.05 Normal 3. Hasil Spike .155 20 0.200 0.05 Normal
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa panjang lengan memilki nilai sig. 0.200, fleksibilitas pinggang memilki nilai sig. 0.200, dan hasil spike memilki nilai sig. 0.200. Ketiga data di atas memilki nilai sig. > 0.05, maka bisa dikatakan bahwa panjang lengan, fleksibilitas pinggang, dan hasil spike berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Data
Tabel 4.13
Hasil Pengujian Homogenitas
Variabel
Kolmogorov-Smirnov α Keterangan
Sig.
1. Panjang Lengan 0.475 0.05 Homogen
2. Fleksibilitas Pinggang 0.639 0.05 Homogen
3. Hasil Spike 0.692 0.05 Homogen
Berdasarkan dari hasil pengujian data diatas, dapat diketahui bahwa panjang lengan memiliki nilai sig. 0.475 > 0.05, maka bisa dikatakan bahwa data panjang lengan berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama. Untuk fleksibilitas pinggang memiliki nilai sig. 0.639 > 0.05, maka bisa dikatakan bahwa data fleksibilitas pinggang berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama. Sedangkan hasil spike memiliki nilai sig. 0.692 > 0.05, maka bisa dikatakan bahwa data hasil spike berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama. Maka dari hasil pengujian homogenitas diatas bisa dikatakan data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.
d. Uji Korelasi
Tabel 4.14
Interprestasi Koefisien Korelasi Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 184)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat kuat
Tabel 4.15
Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi
Variabel Koefisien Korelasi
1. Panjang Lengan dengan Hasil Spike 0.589 2. Fleksibilitas Pinggang dengan Hasil Spike 0.460
Pada Tabel 4.15 diperoleh korelasi panjang lengan dengan hasil spike sebesar 0.589, korelasi fleksibilitas pinggang dengan hasil spike
sebesar 0.460. Tanda “ * “ (bintang) pada output menunjukan adanya hubungan yang sama, dapat diartikan bahwa semakin panjang lengan seseorang dan semakin baik fleksibilitas pinggang maka jumlah hasil pukulan spike semakin besar dan sebaliknya, semakin pendek lengan seseorang dan kurang fleksibilitas pinggang akan membuat jumlah hasil pukulan spike semakin kecil.
e. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Tabel 4.16
Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi
Korelasi α Sig. Keterangan
1. Panjang Lengan dengan Hasil Spike 0.05 0.006 Signifikan
2. Fleksibilitas Pinggang dengan Hasil Spike 0.05 0.041 Signifikan
Pengujian hipotesis pertama, yaitu terdapat hubungan antara panjang lengan (X1) dengan hasil Spike bola voli (Y). Berdasarkan hasil analisis data diatas nilai sig. 0.006, karena nilai sig. < 0.05, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan hasil spike dalam permainan bola voli.
Pengujian hipotesis kedua, yaitu terdapat hubungan antara fleksibilitas pinggang (X2) dengan hasil spike bola voli (Y). Berdasarkan hasil analisis data diatasnilai sig. 0.041, karena nilai sig. < 0.05, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibilitas pinggang dengan hasil spike dalam permaianan bola voli.
f. Uji Regresi
Tabel 4.17 Presentase Dukungan
Variabel R Square Presentase
Dukungan
1. Panjang Lengan terhadap Hasil Spike 0.347 34.7% 2. Fleksibilitas Pinggang terhadap Hasil Spike 0.211 21.1% 3. Panjang Lengan dan Fleksibilitas Pinggang
terhadap Hasil Spike 0.443 44.3%
Berdasarkan hasil perhitungan presentase pada table 4.17 diatas, dukungan panjang lengan terhadap hasil spike dalam permainan bola voli menunjukkan kontribusi sebesar 0.347 dan memiliki hubungan sebesar 34.7% dan sisanya sebesar 65.3% didukung oleh faktor-faktor lain. Fleksibilitas pinggang terhadap hasil spike sebesar 0.211 dan memiliki hubungan sebesar 21.1% dan sisanya sebesar 78.9% didukung oleh faktor-faktor lain. Sedangkan persentase dukungan panjang lengan dan fleksibilitas pinggang secara bersama-sama terhadap hasil spike dalam permainan bola voli menunjukkan kontribusi sebesar 0.443 dan memiliki hubungan sebesar 44.3% dan sisanya 55.7% didukung oleh faktor-faktor lain.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan Panjang Lengan Dengan Hasil Spike Bola Voli
Pukulan Overhead Lob Bulutangkis Pada Pemain Putra Umur 10 – 15
Tahun PB.Jupiter Banjarnegara Tahun 2012”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara panjang lengan, power lengan, dan kelentukan pergelangan tangan dengan hasil pukulan overhead lob bulutangkis.
Dalam penelitian ini jika dilihat dari besarnya nilai antara panjang lengan dengan hasil spike bola voli menunjukan angka sebesar 0.589. nilai ini kemudian diinterpretasikan pada kriteria yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 184). Berdasarkan kriteria tersebut nilai r = 0.589 terletak pada interval 0.40 – 0.599, dimana nilai r itu memiliki arti bahwa hubungan antara panjang lengan dengan hasil spike bola voli adalah sedang. Kemudian dilihat dari uji regresi diperoleh nilai R panjang lengan sebesar 0.347, nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa presentasi dukungan panjang lengan terhadap hasil spike bola voli sebesar 34.7% dan sisanya 65.3% dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Hubungan Antara Fleksibilitas Pinggang Dengan Hasil Spike Bola
Voli
Terhadap Hasil Standing Shoot Dalam Permainan Bola Tangan”.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat kontribusi antara variabel fleksibilitas pergelangan tangan dan fleksibilitas pinggang terhadap hasil standing shoot.
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
Ardianto, Sigit. Dkk. (2013) Hubungan Antara Antropometri Tubuh Dengan Kelincahan (Agility) Dan Daya Tahan Kardiovaskular (VO2MAX) Pada Olahraga Basket. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia.
Binantoro, K. (2012) Hubungan Panjang Lengan, Power Lengan, Dan Kelentukan Pergelangan Tangan Dengan Hasil Pukulan Overhead Lob
Bulutangkis Pada Pemain Putra Umur 10 – 15 TH PB. Jupiter
Banjarnegara Tahun 2012. Skripsi Universitas Negeri Semarang,
Semarang, Indonesia.
Damiri. (1994) Anatomi Manusia. Jakarta.
Dieter, B. (2012) Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: CV. Pionir Jaya.
Fraenkel, J.R., Wallen, N., dan Hyun, H. (2012). Research in Education. Eight Edition. New York: McGraw Hill Companies.
Giriwijoyo, S., Zafar, D. (2010) Ilmu Faal Olahraga (Sport Physiology). Bandung: UPI Bandung.
Hafiyan, F. (2013) Kontribusi Fleksibilitas Pergelangan Tangan Dan Fleksibilitas Pinggang Terhadap Hasil Standing Shoot Dalam Permainan Bola Tangan. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia.
Hakim, N. (2013) Ukuran Lapangan Bola Voli, Ukuran Tiang, Dan Net Bola Voli. [Online]. Tersedia di : http://dodolanweb.blogspot.com [Diakses 17 November 2014].
Hidayat, I. (1998) Biomekanika. Bandung: CV. Andira Bandung.
Imanudin, I. (2008) Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: UPI Bandung.
Jones, D. (2013) Ukuran Lapangan Bola Voli Standar Nasional Internasional. [Online]. Tersedia di : http://www.krumpuls.net [Diakses 17 November 2014].
Jaya, K. B. SBV. (2011) Teknik Dasar Permainan Bola Voli. [Online]. Tersedia di : http://sbvkencanajaya.blogspot.com [Diakses 15 Desember 2014].
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Novida, R. (1996) Otot Tubuh. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo-Gramedia.
Nurhasan., Cholil, H. (2007) Tes Dan Pengukuran Olahraga. Bandung: UPI Bandung.
Puspita, K. (2012) Kontribusi Panjang Lengan, Kekuatan Otot Tungkai, Dan Kekuatan Otot Perut Terhadap Kecepatan Renang Gaya Kupu-Kupu Pada Atlet Renang Kota Makassar. Skripsi Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia.
Singgih, S. (2012) Pandual Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT. Gramedia.
Subroto, T., Yudiana, Y. (2013) Modul Permainan Bola Voli. Bandung: redpoint.
Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, A. (2013) Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: UPI Bandung.
Wahyudin, Y. (2010) Kontribusi Panjang Tungkai, Panjang Lengan, Dan Power Tungkain Terhadap Kecepatan Panjat Pada Olahraga Panjat Tebing. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Wikipedia. Sejarah Bola Voli. [Online]. Tersedia di : http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli [Diakses 02 Oktober 2014].
DWI SETIA NURRACHMI, 2015
HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN HASIL SPIKE PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 1