• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2022"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK KANDANG SAPI

ZUL HAEDAR 105971101617

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(2)

i

MELALUI PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK KANDANG SAPI

ZUL HAEDAR 105971101617

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pertumbuhan Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Melalui Pemberian Pupuk Kandang Kambing Dan Pupuk Kandang Sapi adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 31 Mei 2022

Zul Haedar 105971101617

(6)

v

ZUL.HAEDAR.105971101617. Pertumbuhan Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Melalui Pemberian Pupuk Kandang Kambing Dan Pupuk Kandang Sapi. Dibimbing oleh KASIFAH dan IRWAN MADO.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi serta interaksinya terhadap pertumbuhan tanaman mentimun (Cucumis sativus L).

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang kambing dengan 3 taraf yaitu kontrol; pupuk kandang kambing 75g/polybag; dan pupuk kandang kambing 150g/polybag. Faktor kedua adalah dosis pupuk kandang sapi dengan 3 taraf, kontrol; pupuk kandang sapi 75 g/polybag; dan pupuk kandang sapi 150 g/polybag.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 150 g/polybag pupuk kandang kambing dan 75 g/polybag pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan mentimun meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, serta pada berat kering brangkasan dan berat kering akar. Kombinasi 150 g/polybag pupuk kandang kambing dan 75 g/polybag pupuk kandang sapi menunjukkan interaksi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan berat kering akar tanaman mentimun.

Kata kunci: Pertumbuhan, Mentimun, Pupuk Kandang

(7)

vi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pemurah dan Lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pertumbuhan Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Melalui Pemberian Pupuk Kandang Kambing Dan Pupuk Kandang Sapi”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yag terhormat :

1. DR. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. DR. Ir. Kasifah, M.P., selaku pembimbing utama dan DR. Ir. Irwan Mado, M. P., selaku pembimbing anggota yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahan penulis, sehingga skripsi dapat di selesaikan.

3. Kedua orangtua ayahanda M. Yamin R dan ibunda Hawani dan adik- adikku tercinta, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan

(8)

vii terselesaikan.

4. Seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

5. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat membeikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga rahmat Allah SWT senantiasa tercurah kepadanya. Amiin.

Makassar, 31 Mei 2022

ZUL HAEDAR

(9)

viii

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN SKRIPSI ... iii

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR. ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Penelitian Terdahulu ... 5

A. Penelitian 1 Nadia Ulfa Safitri, Sisca Fajriani dan Muji Santoso 2015 .... 5

B. Penelitian 2 Wahyu Wardiana Dewi 2016 ... 6

C. Penelitian 3 Rusdi Marsuhensi, Deno Okalia dan Meli Sasmi (2021) ...6

2.2. Landasan Teori ... 6

A. Tanaman Mentimun ... 6

(10)

ix

D. Peran Pupuk Organik bagi tanaman ... 14

E. Peran Pupuk Organik terhadap kesuburan tanah ... 15

2.3. Kerangka Pikir ... 17

2.4. Hipotesis ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN... 18

3.1. Tempat dan Waktu ... 18

3.2. Bahan dan Alat ... 18

3.3. Desain Penelitian ... 18

3.4. Prosedur Penelitian... 20

3.5. Variabel Penelitian dan Cara Pengukuran ... 21

3.6. Analisis Data ... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1. Kesimpulan ... 40

5.2. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 44 RIWAYAT HIDUP

(11)

x

Lampiran 2 : Data tinggi tanaman ... 46

Lampiran 2a : Pengamatan tinggi tanaman ... 46

Lampiran 2b : Rata-rata tinggi tanaman perminggu... 46

Lampiran 2c : Rata-rata tinggi tanaman terakhir pada minggu ke 5 ... 47

Lampiran 2d : Analisis Annova tinggi tanaman ... 47

Lampiran 2e : Analisis interaksi tinggi tanaman ... 47

Lampiran 2f : Uji Lanjut BNJ Tinggi Tanaman ... 48

Lampiran 3a : Pengamatan jumlah daun ... 49

Lampiran 3b : Rata-rata jumlah daun per minggu ... 49

Lampiran 3c : Rata-rata jumlah daun pengamatan terakhir pada minggu ke 5... 50

Lampiran 3d : Analisis Anova jumlah daun ... 50

Lampiran 3e : Analisis interaksi jumlah daun ... 50

Lampiran 3f : Uji Lanjut BNJ Jumlah Daun ... 51

Lampiran 4a : Pengamatan jumlah bunga ... 52

Lampiran 4b : Tabel rata-rata jumlah bunga perminggu ... 52

Lamoiran 4c : Rata-rata jumlah bunga tertinggi selama pengamatan pada minggu ke 5 .53 Lampiran 5a : Berat berangkasan ... 54

Lampiran 5b : Tabel Anova berat berangkasan ... 54

Lampiran 5c : Analisis interaksi berat berangkasan... 54

Lampiran 5d : Uji Lanjut BNJ Berat Berangkasan ... 55

Lampiran 6a : Berat Akar ... 56

(12)

xi

Lampiran 6d : Uji lanjut BNJ berat akar ... 57 Lampiran 7 : Dokumentasi ... 58 Lampiran 8 : Hasil uji turniting ... 62

(13)

xii

Tabel 1 :Kandungan gizi sayuran buah mentimun tiap 100 gram bahan

mentah ... 9

Tabel 2 : Komposisi kimia pupuk kandang kambing dan sapi ... 12

Tabel 3 : Uji lanjut BNJ tinggi tanaman mentimun ... 25

Tabel 4 : Uji lanjut BNJ Jumlah daun mentimun ... 30

Tabel 5 : Uji lanjut BNJ berat kering brangkasan ... 36

Tabel 6 : Uji lanjut BNJ berat kering Akar ... 38

(14)

xiii

Gambar Teks Halaman

Gambar 1 : tata letak penelitian ... 19

Gambar 2 : Rata-rata tinggi tanaman mentimun minggu 1-5 ... 23

Gambar 3 : Rata-rata tinggi tanaman mentimun pada minggu kelima (saat panen) 24 Gambar 4 : Rata-rata Jumlah daun mentimun pada minggu 1-5 (panen) ... 28

Gambar 5 : Rata-rata jumlah daun tertinggi tanaman mentimun pada minggu ke 5 ... 29

Gambar 6 : Rata-rata jumlah bunga tanaman mentimun pada minggu 3-7 HST ... 32

Gambar 7 : Rata-rata jumlah bunga tertinggi pada minggu kelima HST ... 33

Gambar 8 : Rata-rata berat kering brangkasan tanaman mentimun ... 35

Gambar 9 : Rata-rata berat kering Akar tanaman mentimun ... 37

Gambar 1a : Tata Letak Penelitian ... 45

Gambar 10 : Penimbangan pupuk kandang kambing dan sapi ... 58

Gambar 11: Penimbangan tanah untuk dicampurkan dengan pupuk kandang... 58

Gambar 12 : Pencampuran tanah dan pupuk kandang ... 58

Gambar 13 : penimbangan berat per polibag ... 58

Ganbar 14 : Pemindahan bibit mentimun ke polibag ... 59

Gambar 15 : Pemberian label untuk membedakan setiap perlakuan ... 59

Gambar 16 : Penyemaian benih mentimun ... 59

Gambar 17 : Bibit mentimun yang sudah siap pindah tanam ... 59

Gambar 18 : Bibit mentimun setelah pindah tanam dan dilakukan pengacakan perlakuan ... 59

Gambar 19 : Ajir/lanjaran dipasang setelah mentimun mulai tinggi untuk menopang batang yang menjalar ... 59

(15)

xiv

Gambar 23 : Proses pembongkaran polybag untuk mengambil akar mentimun

untuk dikeringkan... 60

Gambar 24 : Proses pengovenan Berangkasan dan akar mentimun ... 61

Gambar 25 : Penimbangan berangkasan ... 61

Gambar 26 : Penimbangan akar ... 61

(16)

1 I.1. Latar Belakang

Mentimun (Cucumis sativus L), suku labu-labuan atau Cucurbitaceae merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. dan salah satu jenis sayuran buah yang sangat potensial dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Agar kebutuhan terhadap mentimun ini selalu terpenuhi maka harus diimbangi dengan jumlah produksi dan kualitasnya. Mengingat kebutuhan terhadap mentimun ini yang terus meningkat maka petani dituntut untuk bekerja secara efisien dalam proses budidayanya.

Di Indonesia proses budidaya tanaman mentimun cenderung kepada pemakaian pupuk kimia yang semakin lama penggunaannya membuat ketersediaan unsur hara dalam tanah semakin berkurang. Oleh karena itu dalam proses budidaya tanaman mentimun diperlukan terobosan baru untuk proses budidayanya dengan pengggunaan pupuk organik. Beberapa diantaranya adalah dengan menggunakan pupuk kandang Kambing dan Pupuk Kandang Sapi.

Pupuk kandang kambing mempunyai sifat memperbaiki aerasi tanah, menambah kemampuan tanah menahan unsur hara, meningkatkan kapasitas menahan air, meningkatkan daya sanggah tanah, sumber energi bagi mikroorganisme tanah dan sebagai sumber unsur hara. Pupuk kandang kambing mengandung unsur N yang dapat mendorong pertumbuhan organ – organ yang berkaitan dengan fotosintesis yaitu daun. Kalium berperan sebagai aktivator

(17)

berbagai enzim yang esensial dalam reaksi – reaksi fotosintesis dan respirasi serta enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati.

Unsur P yang tinggi yang dapat menyusun aenosin triphosphate (ATP) yang secara langsung berperan dalam proses penyimpanan dan transfer energy yang terkait dalam proses metabolism tanaman serta berperan dalam peningkatan komponen hasil (Subhan,2005).

Pupuk kandang sapi mengandung unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Dengan kandungan yang dimiliki pupuk kandang sapi berfungsi memperbaiki sifat fisik kimia tanah dan memperbaiki sifat biologi tanah. Sehingga jika pupuk kandang sapi diaplikasikan ke tanaman mentimun memiliki pengaruh terhadap perangsang pertumbuhan akar, penyerapan air dan unsur hara ke tanaman yang maksimal, serta memaksimalkan pertumbuhan tanaman mentimun

Pemberian kedua jenis pupuk ini dimaksudkan selain untuk pertumbuhan pada tanaman mentimun juga sebagai media untuk memperbaiki kandungan dan ketersediaan hara tanah yang semakin berkurang dengan bergantung kepada penggunaan yang bahan kimia yang secara berlebihan. Namun dalam penerapannya dilapangan masih perlu penelitian atau uji lebih lanjut dikarenakan tanah dan respon pupuk terhadap tanaman di setiap wilayah di Indonesia berbeda- beda sehingga pemberian pupuk tersebut mampu dimaksimalkan oleh tanaman mentimun dalam menyerap unsur hara yang ada.

Kualitas tanah yang semakin tahun semakin menurun yang menurunkan produktivitas tanaman dikarenakan penggunaan pupuk kimia yang tidak teratur

(18)

dan berlebihan yang tidak di sertai dengan pemberian pupuk organik yang berimbang, sementara ketersediaan pupuk organik seperti pupuk kandang kambing dan sapi cukup untuk mengimbangi pemberian pupuk kimia terhadap budidaya tanaman mentimun.

Pertumbuhan yang maksimal dalam budidaya mentimun sangat diharapkan oleh para petani dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi ketersediaan sumber daya yang ada. Dikarenakan peminat budidaya mentimun sangat besar dan harga yang cukup stabil di pasar.

Berdasarkan uraian diatas maka dipandang perlu dilakukan penelitian tentang “Pertumbuhan Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Melalui Pemberian Pupuk Kandang Kambing Dan Pupuk Kandang Sapi”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan tanaman mentimun (Cucumis sativus L).. ?

2. Bagaimana pengaruh pupuk kandang sapi terhadap tanaman mentimun (Cucumis sativus L).. ?

3. Apakah ada interaksi antara pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman mentimun (Cucumis sativus L). ?

(19)

Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman mentimun (Cucumis sativus L).

2. Untuk mengetahui interaksi pemberian pupuk pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman mentimun (Cucumis sativus L).

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat, terutama petani mentimun

tentang pengaruh Pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman tanaman mentimun (Cucumis sativus L).

2. Sebagai bahan informasi bagi instansi terkait tentang perbedaan

pengaruh pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman mentimun (Cucumis sativus L) dan interaksi dari kedua jenis pupuk tersebut.

(20)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

A. Penelitian 1 – Nadia ulfa Savitri, Sisca Fajriani dan muji santoso 2015 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nadia ulfa Savitri, Sisca Fajriani dan Muji Santoso 2015 dengan judul “Pengaruh Umur Persemaian dan Pupuk Kandang Kambing Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L)”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun menunjukkan tidak ada interaksi nyata antara dosis pupuk kandang kambing dan umur persemaian. Dosis pupuk kandang kambing tidak berpengaruh nyata namun perlakuan umur persemaian berpengaruh nyata variabel tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan jumlah bunga.

Sedangkan pada komponen hasil meliputi bobot total tanaman, jumlah buah per tanaman dan panen per hektar.

Pada tanaman dengan umur persemaian 5 hss total hasil panen yang dihasilkan nyata lebih berat 21.29 ton ha-1 (45,72%) bila dibandingkan dengan total hasil panen yang dihasilkan oleh tanaman tanpa persemaian namun tidak berbeda nyata dengan hasil panen yang dihasilkan oleh tanaman dengan umur persemaian 15 HSS dan 10 HSS.

B. Penelitian 2 Wahyu Wardiana Dewi 2016

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahyu Wardiana Dewi 2016 dengan judul “Respon Dosis Pupuk Kandang Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Varietas Hibrida”

5

(21)

Hasil dari penelitian ini adalah (1.) hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pupuk kandang kambing (P) berpengaruh nyata pada masing-masing variabel mulai dari tinggi tanaman, jumlah daun, berat buah, panjang buah dan diameter buah. (2.) Perlakuan dosis pukan (P) berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan mulai tinggi tanaman, jumlah daun, berat buah buah, panjang buah dan diameter buah. Perlakuan dosis pukan P4 (pupuk kandang kambing dosis 40 ton/ha) merupakan konsentrasi yang terbaik dengan menghasilkan nilai rata-rata tertinggi pada semua parameter. Nilai terendah pada semua parameter di tunjukkan dari P0 (tanpa pupuk/kontrol).

C. Penelitian 1 Rusdi Marsuhendi , Deno Okalia dan Meli Sasmi (2021)

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rusdi Marsuhendi , Deno Okalia dan Meli Sasmi Tahun 2021 dengan judul ”Pengaruh Pemberian Berbagai Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus. L) Pada Tanah Ultisol”

Menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang kambing memberikan pengaruh pada proses pembungaan dan umur panen dengan lebih cepat 1-2 hari dibandingkan pupuk kandang yang lain dan pupuk kandang Sapi berpengaruh terhadap jumlah buah pada tanaman mentimun, sementara itu kotoran kambing memberikan respon nyata terhadap berat buah pertanaman dibandingkan dengan pupuk kandang sapi.

(22)

2.2. Landasan Teori A. Tanaman Mentimun

Tanaman mentimun diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitaceae Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L.

Mentimun (Cucumis sativus L.) memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar tetapi daya tembusnya relatif dangkal, sekitar kedalaman 30-60 cm. Oleh karena itu, tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air. Batang mentimun berupa batang lunak dan berair, berbentuk pipih, berambut halus, berbuku-buku, dan berwarna hijau segar. Batang utama dapat menumbuhkan cabang anakan. Ruas batang atau buku-buku batang berukuran 7―10 cm dan berdiameter 10―15 mm. Diameter cabang anakan lebih kecil dari batang utama. Pucuk batang aktif memanjang (Imdad dan Nawangsih, 2001).

Daun mentimun terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai daun, dan ibu tulang daun. Helaian daun mempunyai bangun dasar bulat atau bangun ginjal, bagian ujung daun runcing berganda. Pangkal daun berlekuk, tepi daun bergerigi ganda. Daun mentimun dewasa mempunyai ukuran panjang dan lebar yang dapat

(23)

mencapai 20 cm, berwarna hijau tua hingga hijau muda, permukaan daun berbulu halus dan berkerut (Imdad dan Nawangsih, 2001).

Bunga mentimun berbentuk terompet dan berwarna kuning bila sudah mekar. Mentimun termasuk tanaman berumah satu, artinya bunga jantan dan betina letaknya terpisah, tetapi masih dalam satu tanaman. Bunga betina mempunyai bakal buah yang membengkak, terletak di bawah mahkota bunga, sedangkan pada bunga jantan tidak mempunyai bagian bakal buah yang membengkak (Sumpena, 2008).

Buah mentimun merupakan buah sejati tunggal, terjadi dari satu bunga yang terdiri satu bakal buah saja (Imdad dan Nawangsih, 2001). Buah berkedudukan menggantung dan dapat berbentuk bulat, kotak, lonjong atau memanjang dengan ukuran yang beragam. Jumlah dan ukuran duri atau kutil yang terserak pada ukuran buah beragam, biasanya lebih jelas terlihat pada buah muda. Warna kulit buah juga beragam dari hijau pucat hingga hijau sangat gelap, daging bagian dalam berwarna putih hingga putih kekuningan.

Komposisi gizi sayuran buah mentimun tiap 100 gram buah segar adalah sebagai berikut:

(24)

Tabel 1. Kandungan gizi sayuran buah mentimun tiap 100 gram bahan mentah.

Komposisi gizi

Kandungan gizi

Abu (Ash) gr 0,30

Air (Water) gr 97,90

Fosfor (P) mg 95,00

Kalium (K) mg 57,10

Kalsium (Ca) mg 29,00

Karbohidrat (CHO) 1,40

Karoten total (Re) mg 314,00

Lemak (Fat) gr 0,20

Natrium (Na) gr 2,00

Niasin, C6H5NO2, Niacin. gr 0,10

Protein 0,20

Riboflavin (vitamin B2) mg 0,02

Seng (Zn) mg 0,10

Serat (Fiber) gr 0,30

Tiamina (vitamin B1) mg 0,01

Vitamin C mg 1,00

Sumber : TKPI Kemenkes 2019 B. Syarat Tumbuh

1. Tanah dan Ketinggian Tempat

Pada dasarnya mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah. Tanah mineral yang berstruktur ringan sampai pada tanah yang berstruktur liat berat dan juga pada tanah organik seperti tanah gambut dapat diusahakan sebagai lahan penanaman mentimun (Sumpena, 2008). Rukmana (1994) menambahkan bahwa untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitasnya baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus dan tidak menggenang.

Kemasaman tanah yang optimal untuk mentimun adalah antara 5,5―6,5.

Tanah yang banyak mengandung air, terutama pada waktu berbunga merupakan

(25)

jenis tanah yang baik untuk penanaman mentimun (Sumpena, 2008).

Tanaman mentimun dapat tumbuh baik di ketinggian 0―1.000 m di atas permukaan air laut. Pada ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut dpl), penanaman mentimun harus menggunakan mulsa plastik perak hitam karena pada ketinggian tersebut suhu tanah kurang dari 18° C dan suhu udara kurang dari 25° C. Dengan menggunakan mulsa tersebut dapat meningkatkan suhu tanah dan suhu di sekitar tanaman.

2. Iklim

Tanaman mentimun untuk tumbuh dengan baik memerlukan suhu tanah antara 18―30° C. Dengan suhu di bawah atau di atas kisaran tersebut, pertumbuhan tanaman mentimun kurang optimal. Namun, untuk perkecambahan biji, suhu optimal yang dibutuhkan antara 25―35° C.

3. Cahaya

Cahaya merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun. Penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika pencahayaan berlangsung antara 8―12 jam/hari.

Kelembapan relatif udara yang dikehendaki oleh tanaman mentimun untuk pertumbuhannya antara 50―85%. Sementara curah hujan optimal yang diinginkan tanaman sayur ini antara 200―400 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman ini, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena, 2008).

(26)

C. Pupuk

Pupuk digolongkan menjadi 2 macam, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan hasil akhir dari perubahan atau penguraian bagian-bagian tanaman dan binatang (Sutedjo, 2008).

Menurut Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/ 2006, pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memasok bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Simanungkalit, dkk., 2006).

Pupuk kandang didefinisikan sebagai pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa pupuk kandang padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine). Itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari 2 jenis, yaitu padat dan cair (Lingga dan Marsono, 2007).

Menurut Rosmankan dan Yuwono (2002) nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: (1) makanan hewan yang bersangkutan; (2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja; (3) jenis atau macam hewan; dan (4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang.

Kualitas bahan organik seperti pupuk kandang berkaitan dengan nisbah C/N, kandungan lignin, kandungan polifenol dan kapasitas polifenol mengikat protein. Kaitan antara C/N dengan kualitas bahan organik berhubungan dengan laju mineralisasi. Bahan organik akan termineralisasi jika nisbah C/N di bawah nilai kritis 25-30, dan jika di atas nilai kritis akan terjadi immobilisasi N.

(27)

Kualitas bahan organik juga berkaitan dengan kandungan lignin, Lignin adalah senyawa polimer pada jaringan tanaman berkayu yang mengisi rongga antar sel tanaman, sehingga menyebabkan jaringan tanaman menjadi keras dan sulit untuk dirombak oleh organisme tanah.

Polifenol berpengaruh terhadap kecepatan dekomposisi bahan organik sehingga mempengaruhi kualitas pupuk organik juga. Semakin tinggi kandungan polifenol dalam bahan organik, maka akan semakin lambat terdekomposisi dan termineralisasi.Polifenol adalah senyawa aromatik hidroksil yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni: polifenol sulit larut dan polifenol mudah larut. Pada sebagian besar tanaman, senyawa fenolik berada pada permukaan luar bagian atas daun bercampur dengan lilin (Atmojo, 2003).

Tabel 2. Komposisi kimia pupuk kandang Kambing dan pupuk kandang Sapi.

No Parameter Pupuk kandang SNI 19-7030-2004 Sapi Kambing Minimum Maksimum

1. C-Organik 14,78% 23,19% 9,80% 32%

2. Nitrogen 1,53% 1,99% 0,40% -

3. Fosfor 1,18% 1,35% 0,10% -

4. Kalium 1,30% 1,82% 0,20% -

5. Rasio C/N 14,32% 13,38% 10 20

6. Kadar air 28,73% 34,41% - 50

Sumber : Devi Novitasari dan Jenny Caroline (2021)

Bahan organik yang masih mentah dengan rasio C/N tinggi apabila diberikan secara langsung ke dalam tanah akan berdampak negatif terhadap kesediaan hara tanah.

(28)

Populasi mikrobia yang tingi, akan memerlukan hara untuk tumbuh dan berkembang yang diambil dari tanah yang seharusnya digunakan oleh tanaman, sehingga mikrobia dan tanaman saling bersaing untuk memperebutkan hara yang ada. Akibatnya hara yang ada dalam tanah berubah menjadi tidak tersedia karena berubah menjadi senyawa organik mikrobia. Kejadian ini disebut imobilisasi hara.

Untuk menghindari imobilisasi hara, bahan perlu di lakukan proses pengomposan terlebih dahulu. Proses pengomposan adalah suatu proses penguraian bahan organik dari bahan dengan nisbah C/N tinggi menjadi bahan yang mempunyai nisbah C/N rendah (matang) dengan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia pendekomposer (Atmojo, 2003).

Menurut Sutedjo (2008) penggunaan pupuk organik seperti pupukkandang harus disertai pengawasan terus menerus dalam arti giat melakukanpenyiangan dan pemberantasan hama/penyakit tertentu karena:

a. Dalam pupuk padat sering terbawa atau terkandung berbagai biji rumput- rumputan dan semak yang akan tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya tanaman yang diusahakan.

b. Dalam pupuk kandang sering terbawa pula bibit hama dan penyakit tanaman (telur/larva insekta, bakteri, cendawan, dll.).

D. Peran Pupuk Organik Bagi Tanaman

Penambahan pupuk organik akan meningkatkan kapasitas pengikatan air dan membuat tanah menjadi gembur (Sutanto, 2002) sehingga sangat menguntungkan bagi pertumbuhan akar tanaman.

Pupuk organik merupakan pemasok berbagai unsur hara makro dan mikro

(29)

dapat diserap tanaman setelah melalui proses dekomposisi. Pupuk organik juga merupakan sumber energi bagi mikroorganisme saprofitik dan secara tidak langsung meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman melalui kegiatan mikroorganisme tanah, kemudiaan setelah mikroorganisme mati akan melepaskan unsur hara sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk organik juga mengandung sejumlah zat tumbuh dan vitamin yang dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan mikroorganisme (Arifin, 2008).

Unsur N, P, K, Ca, Mg, S, dan unsur mikro yang dihasilkan dari proses mineralisasi bahan organik (Romaskam dan Yuwono, 2002) merupakan elemen esensial yang diperlukan oleh tanaman, sebab bila salah satu dari unsur ini tidak ada akan mengakibatkan pertumbuhan dan metabolisme pada tumbuhan terganggu, bahkan dapat mengakibatkan kematian bagi tumbuhan tersebut.

Menurut Isnaini (2006) penggunaan pupuk organik banyak memberi keuntungan bagi tanaman, antara lain: (1) Meningkatkan citra rasa dan kandungan gizi, (2) Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu, karena dengan penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur- unsur hara makro dan mikro terpenuhi semua sehingga tanaman menjadi lebih kuat dan sehat untuk dapat menahan organisme pengganggu dan penyakit, (3) Memperpanjang umur simpan dan memperbaiki struktur.

Buah dan hasil pertanian tidak cepat rusak akibat penyimpanan. Hal ini bisa dipahami karena tanaman yang dipupuk organik, secara keseluruhan bagian tanaman akan mendapat suplai unsur hara secara lengkap sehingga bagian-

(30)

bagian sel tanaman termasuk sel-sel yang menyusun buah sempurna.

E. Peran Pupuk Organik Terhadap Kesuburan Tanah

Peran pupuk organik dalam kaitannya dengan sifat fisik tanah adalah dalam rangka pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga pupuk organik penting dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh pupuk organik terhadap sifat fisika tanah yang lain adalah terhadap peningkatan porositas tanah.

Al-Qur’an dalam surat Al-A’raf ayat 58, Allah SWT berfirman:

Artinya “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana.

Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (Qs.Al-A’raf ayat 58).

Ayat di atas menunjukkan bahwa kesuburan tanah sebagai media tanam memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan tanaman. Pemupukan dengan bahan organik akan mempertahankan kondisi tanah yang baik sehingga akan menghasilkan tanaman yang baik pula.

Porositas tanah adalah ukuran yang menunjukkan bagian tanah yang dapat terisi bahan padat tanah yang terisi oleh udara dan air. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori mikro, pori meso dan pori makro.

Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya.

(31)

Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit.Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, penggunaan Pupuk Organik mempunyai banyak manfaat apabila diaplikasikan dalam pemupukan lahan tanaman.

Adapun pemakaian pupuk organik akan memberikan keuntungan dan manfaat dalam pemakaian jangka panjang sebagai berikut:

1. Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman.

2. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman.

3. Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.

4. Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah.

(32)

TANAMAN MENTIMUN 2.3 Kerangka Pikir

INTERAKSI

2.4 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah

1. Pupuk kandang kambing berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman mentimun (Cucumis sativus L).

2. Pupuk kandang sapi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman mentimun (Cucumis sativus L).

3. Terdapat interaksi antara pemberian Pupuk kandang kambing dan

pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman mentimun(Cucumis sativus L).

PERTUMBUHAN MENTIMUN

PUPUK KANDANG SAPI

PUPUK KANDANG KAMBING

PERTANIAN ORGANIK RESPON

(33)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Green House Lantai 6 Fakultas Pertanian.

Waktu pelaksanaan penelitian ini di mulai 18 November 2021 sampai 25 Januari 2022.

3.2. Bahan dan Alat 1. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Polibag, pupuk kandang kambing, pupuk kandang sapi, ,benih mentimun (Monas F1), air.

2. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Sekop, pisau, bambu,ember, timbangan, oven pengering, tali rafia, alat tulis, meteran.

3.3. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode rancangan acak kelompok (RAK).

perlakuan dari percobaan ini menggunkan dua faktor yaitu dosis pupuk kandang kambing dan dosis pupuk kandang sapi.

Susunan perlakuan sebagai berikut :

1. Faktor pertama dosis pupuk kandang kambing yaitu : K0 = Tanpa pupuk kandang (kontrol) / Polibag K1 = Pupuk kandang kambing 75 gram/ Polibag K2 = Pupuk kandang kambing 150 gram/ Polibag

18

(34)

K0SO K0S2 K2S1

K0S1 K2S0 K1S1

2. Faktor pertama dosis pupuk kandang sapi yaitu : S0 = Tanpa pupuk kandang (kontrol) / Polibag S1 = Pupuk kandang sapi 75 gram/ Polibag S2 = Pupuk kandang sapi 150 gram/Polibag

Percobaan terdiri dari masing-masing 3 perlakuan untuk 1 jenis pupuk yang diulang masing-masing perlakuan sebanyak 3 kali sehingga secara keseluruhan terdapat 27 unit percobaan. setiap unit terdiri dari 1 tanaman, namun untuk mengantisipasi adanya kerusakan tanaman atau mati, maka perlu menyiapkan 54 tanaman. Terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu K0S0, K0S1, K0S2, K1S0, K1S1, K1S2, K2S0, K2S1, dan K2S2.

Ulangan I Ulangan II Ulangan III

Gambar 1 :Tata letak percobaan di Green House

K2S2 K1S0

K1S2

K0 S1 K1S1

K2SO

K2S0 K0S1

K1S1

K2S2 K2S1

K1S0 K1S2

K0S0

K1S0

K0S2

K2S2 K2S1

K0S0

K0S2

K1S2

(35)

3.4. Prosedur Penelitian

1) Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah polibag ukuran 30x30 cm, yang telah diberikan tanah dengan masing-masing campuran berbagai dosis pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi.

2) Perendaman Benih dan penyemaian

Perendaman Benih mentimun dilakukan selama 20 menit tujuannya untuk mempercepat perkecambahan saat benih mentimun di semai. Setelah direndam kemudian dipindahkan ke persemaian yang telah dipersiapkan yaitu media tray kemudian diisi dengan campuran tanah dan pupuk kandang. Penyemaian dilakukan selama 12 hari sebelum pindah tanam ke lahan dan penyiraman air secukupnya.

3) Persiapan penanaman

Setelah penyemaian bibit kemudian dipindahkan ke polibag yang telah dipersiapkan sebelumnya . 1 bibit tanaman mentimun di setiap polibag dan dilakukan penyiraman air secukupnya setiap pagi dan sore hari.

4) Perawatan

Mentimun yang telah dipindah tanam selama 10 hari kemudian diberikan tiang ajir untuk menopang tanaman mentimun. dan mengikat batang mentimun ke tiang ajir setiap 3 hari sekali agar batang mentimun tidak rebah.

(36)

Penyiraman dilakukan setiap sore hari dengan air bersih 200 cc per polybag pada awal masa tanam dan 500 cc per polibag pada saat mentimun sudah berumur 20 hari sampai tanaman mentimun berproduksi.

3.5. Variabel Penelitian dan Cara Pengukuran Parameter yang diamati sebagai berikut : 1. Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat pertama pindah tanam dan dilakukan pengukuran setiap minggu.

2. Jumlah daun (helai)

Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung daun lebar yang terbentuk pertama kali dan dilakukan penghitungan sampai tahap akhir penelitian.

3. Berat kering berangkasan (gr)

Penimbangan berat kering pada berangkasan tanaman mentimun dilakukan setelah berangkasan dikeringkan dengan oven.

4. Berat kering akar (gr)

Penimbangan berat kering pada akar tanaman mentimun dilakukan setelah akar dikeringkan dengan oven .

3.6. Analisis Data a. Analisis Anova

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pupuk kandang kambing dan pupuk sapi terhadap pertumbuhan tanaman mentimun dilakukan uji anova dengan ketentuan :

(37)

1. Jika Fhit < Ftabel pada taraf kepercayaan 95% berarti berpengaruh tidak nyata (tn)

2. Jika Fhit > Ftabel pada taraf kepercayaan 95% tapi lebih kecil dari Ftabel pada taraf kepercayaan 95% berarti berpengaruh nyata (*) 3. Jika Fhit > Ftabel.0,01 pada taraf kepercayaan 95% berarti

berpengaruh sangat nyata (**) b. Uji Lanjut Penelitian

Apabila anova menunjukkan pengaruh nyata atau sangat nyata maka untuk mengetahui perlakuanyang terbaik dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur/Tukey (BNJ)

Penggunaan uji lanjut pada parameter penelitian ini berdasarkan atas nilai uji-t dengan kriteria sebagai berikut :

1. Bila ttabel < thit berarti berbeda nyata atau signifikan 2. Bila ttabel > thit berarti tidak berbeda nyata.

(38)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tinggi Tanaman

Berdasarkan hasil pengamatan pada tinggi tanaman mentimun dapat dilihat pada gambar grafik berikut :

Gambar 2 : Rata-rata tinggi tanaman mentimun minggu ke 1-5

Keterangan :

M1 = minggu pertama, M3 = minggu ketiga, M5 = minggu kelima, M2 = minggu kedua , M4 = minggu keempat

Gambar 2 menunjukkan rata-rata tinggi tanaman mentimun minggu pertama sampai minggu kelima yang tertinggi adalah perlakuan K2S1 yaitu 231,33 cm. sedangkan tanaman mentimun yang terpendek adalah perlakuan K0S0 tanpa pupuk atau kontrol yaitu 23,00 cm, sedangkan grafik rata-rata tinggi tanaman mentimun pada pengamatan terakhir dapat dilihat berikut ini :

23 250.00

200.00 150.00 100.00 50.00

M1 M2 M3 M4 M5 0.00

K0S0 K0S1 K0S2 K1S0 K1S1 K1S2 K2S0 K2S1 K2S2

Perlakuan

Tinggi tanaman (cm)

(39)

Gambar 3 : Rata-rata tinggi tanaman mentimun pada minggu kelima (saat panen)

Pertumbuhan yang maksimal ini dikarenakan unsur N yang terkandung pada pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan sehingga pupuk kandang yang diberikan bertujuan agar pertumbuhan vegetatif tanaman lebih cepat dan lebih baik. (Styaningrum, 2013).

Hasil analisis Anova (Lampiran Tabel 2d) menunjukkan perlakuan pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi secara bersama-sama berpengaruh terhadap parameter tinggi tanaman mentimun dan tidak terjadi interaksi antara pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi terhadap tinggi tanaman mentimun (Lampiran 2e), yang selanjutnya dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf kepercayaan 95% yang disajikan pada tabel berikut :

250.00 231.33

211.00 210.50

200.00 187.33

150.00 137.33 148.67

112.33 99.33 100.00

50.00 23.00 0.00

K0S0 K0S1 K0S2 K1S0 K1S1 K1S2 K2S0 K2S1 K2S2

Perlakuan

Tinggi tanaman (cm)

(40)

Tabel 3. Hasil uji lanjut BNJ tinggi tanaman mentimun (cm) Perlakuan

Rata-rata Tinggi Tanaman

(cm)

NP BNJ 0,05

K0S0 23.00 a

109,61

K0S1 97,67 ab

K0S2 97.67 ab

K1S0 120.67 abc

K1S2 148,67 bcd

K1S1 153.67 bcd

K2S2 172.33 bcd

K2S0 211,00 cd

K2S1 231,33 d

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata

Meskipun tidak terjadi interaksi antara kedua perlakuan pupuk yang diberikan kecenderungan perlakuan yang terbaik adalah K2S1 berdasarkan hasil uji lanjut BNJ pada taraf kepercayaan 0,05% yakni dengan kombinasi dosis 150 gram/polybag (K2) dan 75 gram/polybag (S1).

Perlakuan dosis berbeda nyata ini menunjukkan bahwa unsur hara yang terkandung pada dosis pupuk yang diberikan mampu diserap tanaman untuk kemaksimalan pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hikmah (2008) kotoran kambing mengandung 1.19 % N, 0.92 % P2O5, dan 1.58 % K2O sehingga semakin tinggi dosis yang diberikan maka akan semakin meningkatkan

kandungan hara tanah. Nitrogen merupakan unsur yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, unsur nitrogen bermanfaat untuk pertumbuhan vegetatif tanaman.

Pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi sebagai pupuk organik, menjadi penyedia hara bagi tanaman, terutama unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Pemberian pupuk organik mampu berperan dalam

(41)

memobilisasi hara yang sudah ada di dalam tanah untuk membentuk ion yang mudah diserap oleh akar tanaman (Futichat, dkk, 2019).

Unsur hara yang tedapat pada pupuk kandang (terutama unsur hara nitrogen) sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan vegtatif tanaman Yulianto, dkk,(2021).

Selanjutnya dijelaskan bahwa pupuk kandang akan meningkatkan aktifitas jazad renik di dalam tanah, meningkatkan kemapuan tanah menyimpan air, serta memperbaiki kesuburan tanah. Ketersediaan unsur hara yang seimbang di dalam tanah, akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Pupuk kandang sapi yang mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pupuk kandang menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama.

Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N.

Bustami dkk, (2012) pertumbuhan dapat mencapai maksimum tanpa terjadi penurunan hasil jika faktor penunjang seperti; unsur yang seimbang, dosis tepat, dan nutrisi terpenuhi. Penggunaan dosis yang terlalu tinggi nyatanya dapat menyebabkan tanaman sulit untuk menyerap unsur hara. Hal ini dikemukan oleh Kusmanto dkk, (2010) yang menyatakan bahwa dosis pupuk yang tinggi mengakibatkan larutan tanah menjadi pekat sehingga berdampak pada unsur hara yang sulit diserap oleh tanaman.

(42)

Penyerapan unsur hara oleh tanaman tidak secara langsung diserap sekaligus untuk pertumbuhan diameter batang, diawal penanaman unsur hara akan tertuju pada pertumbuhan tinggi tanaman dan saat mendekati akhir vegetative unsur hara akan diserap oleh diameter batang (Puspadewi dkk, 2016).

Tanah merupakan media unutuk bercocok tanam yang sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman. Media tanam yang baik untuk mentimun adalah tanah gembur yang banyak mengandung humus. Budidaya mentimun menghendaki tanah yang memiliki tata air baik (irigasi) serta drainase yang baik pula. Tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tidak menggenang dan memiliki pH 6 – 7 agar menghasilkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik (Umar Dani dkk, 2014).

Pupuk kompos merupakan unsur hara yang dibuat dari sisa-sisa tanaman atau kotoran hewan. Pupuk kompos berfungsi sebagai sumber unsur hara dan untuk berfungsi memperbaiki struktur tanah. Kotoran sapi dijadikan kompos karena memiliki kandungan kimia yang bisa membantuh memperbaiki struktur tanah dan memberi unsur hara ke tanaman yaitu: nitrogen 0,4- 1%, phospor 0,2 - 0,5%, kalium 0,1-1,5%, kadar air 85,-92% dan beberapa unsur hara lainya (Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, Zn). (Dewi dkk., 2017).

kompos ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkatan produktifitas suatu tanaman. Pada dasarnya jenisdan jumlah unsur hara yang tersedia di dalam tanah harus cukup dan seimbang untuk pertumbuhan agar tingkat produktifitas yang diharapkan ditercapai dengan baik. Pemberian pupuk kandang kotoran sapi

(43)

pada tanaman mentimun cukup memperlihat respon yang baik, karena dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi metimun. Meskipun pertumbuhan tanaman mentimun kuarang normal akan tetapi kompos fermentasi pupuk kandang sapi mampu merespon pertumbuhan tanaman mentimun. cukup baik terutama pertumbuhan tinggi, jumlah daun tanaman dibandingkan dengan tanaman tanpa diberi perlakuan kompos hal ini menunjukan bahwa kompos pupuk kandang sapi berpotensi digunakan sebagai bahan baku kompos.

2. Jumlah Daun

Hasil pengamatan menunjukkan beberapa jumlah daun per tanaman dengan perbedaan yang signifikan setiap perlakuan dosis pupuk yang diberikan, ini ditunjukkan pada grafik jumlah daun berikut ini :

Gambar 4 : Rata-rata jumlah daun mentimun pada minggu 1-5 (panen)

Keterangan :

M1 = minggu pertama, M3 = minggu ketiga, M5 = minggu kelima, M2 = minggu kedua , M4 = minggu keempat

Gambar 4 di atas menunjukkan rata-rata pengamatan jumlah daun terakhir yang tertinggi adalah perlakuan K2S1 yaitu 26.67 sedangkan jumlah daun

30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00

M1 M2 M3 M4 M5 K0SO K0S1 K0S2 K1S0 K1S1 K1S2 K2S0 K2S1 K2S2

Perlakuan

Jumlah daun (helai)

(44)

terendah adalah K0S0 tanpa pupuk atau control yaitu 6.00, sedangkan Grafik rata- rata jumlah daun tanaman mentimun pada pengamatan terakhir (minggu 5) dapat dilihat berikut ini :

Gambar 5 : Rata-rata jumlah daun tertinggi tanaman mentimun pada minggu ke 5

Hasil analisis Anova (Lampiran Tabel 3d) menunjukkan perlakuan pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi secara bersama-sama berpengaruh terhadap parameter jumlah daun tanaman mentimun dan terjadi interaksi antara pemberian pupuk kandang kambing dosis kedua (K2) dan pupuk kandang sapi dosis pertama (S1) terhadap jumlah daun tanaman mentimun (Lampiran 3e).

Unsur hara nitrogen yang terkandung pada kedua pupuk bermanfaat untuk pertumbuhan vegetatif tanaman, pertumbuhan vegetatif dapat berupa bertambahnya jumlah daun. Hal ini dapat dipahami karena pada titik tumbuh tertumpuknya zat pengatur tumbuh sitokinin yang berasal dari reaksi fisiologis tanaman. Sitokinin terpacu pembentukannya, jika hara N yang berasal dari hasil dekomposisi bahan organik.

30.00

26.33 26.67

25.00 24.33 23.33

20.00 18.33

16.00 17.67 17.67

15.00 10.00

6.00 5.00

0.00

K0SO K0S1 K0S2 K1S0 K1S1 K1S2 K2S0 K2S1 K2S2

Perlakuan

Jumlah daun (helai)

(45)

Hasil Uji lanjut BNJ pada taraf kepercayaan 95% jumlah daun mentimun disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4. Uji lanjut BNJ jumlah daun tanaman mentimun (helai) Perlakuan Rata-rata jumlah

daun (helai)

NP BNJ 0,05

K0S0 6.00 a

10,48

K0S1 16.00 ab

K1S0 17.67 bc

K1S2 17.67 bc

K0S2 18.33 bc

K2S2 23.33 bc

K1S1 24.33 bc

K2S0 26.33 bc

K2S1 26.67 c

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata

Hasil uji lanjut BNJ pada taraf kepercayaan 95% jumlah daun tanaman mentimun menunjukkan pemberian pupuk kandang kambing dengan dosis 150 gram/polybag (K2) dan pupuk kandang sapi dosis pertama 75 gram/polybag (S1) yang diberikan diduga telah mencukupi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman mentimun sehingga baik untuk fase vegetative sehingga menghasilkan daun terbanyak dari perlakuan yang lainnya.

Pramitasari dkk., (2016), menyatakan bahwa bila nitrogen diberikan dalam jumlah yang cukup pada tanaman, kebutuhan akan seperti fosfor meningkat untuk mengimbangi laju pertumbuhan tinggi, panjang daun tanaman dengan cepat, dimana ketersediaan unsur hara yang terdapat dalam kompos tidak lebih maupun kekurangan sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat dan optimal. Terjadinya peningkatan jumlah daun pada tanaman juga berhubungan dengan pertambahan tinggi tanaman. Apabila semakin tinggi batang tanaman, maka jumlah titik

(46)

tumbuh daun akan semakin banyak, sehingga mengakibatkan jumlah daun bertambah banyak.

Menurut Pinem dkk, (2014) pemberian bahan organik pada tanah akan menjadi substrat bagi mikroorganisme tanah dan meningkatkan aktivitas mikroba sehingga pupuk lebih cepat terdekomposisi dan melepaskan hara. Pupuk yang lebih cepat terdekomposisi akan mampu memenuhi kebutuhan tanaman sehingga hasil rata-rata setara dengan pupuk anorganik yang tidak memerlukan waktu untuk siap digunakan.

Nutrisi tanaman yang terpenuhi, terutama unsur nitrogen, akan berimbas pada proses fotosintesis yang akan mempengaruhi penyusun pigmen klorofil. Hal ini didukung oleh Slamet dkk, (2013) bahwa nitrogen merupakan bagian dari molekul klorofil yang mengendalikan kemampuan tanaman dalam proses fotosintesis sehingga daun menjadi lebih hijau. Warna daun yang semakin hijau, menandakan kandungan klorofil yang semakin banyak.

Pupuk kandang kambing memiliki sejumlah unsur hara N, P, K dan fungsi N digunakan untuk merangsang pertumbuhan tanaman seperti batang, daun dan cabang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Putra (2015) yang menyatakan bahwa semakin tinggi bahan organik tanah, semakin tinggi pula nilai KTK tanah serta penyediaan unsur hara N pada tanaman tinggi sehingga unsur hara N tersebut dapat memicu pertumbuhan daun pada fase vegetatif serta pada ketersediaan karbon dioksida (C02) disekitar tanaman.

Karbon dioksida ialah salah satu gas yang dapat bersifat sebagai efek rumah kaca, gas-gas lainnya yang dapat bersifat sebagai efek rumah kaca yaitu

(47)

sulfur dioksida, nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan khloro fluoro karbon.

CO2 adalah sumber karbon utama bagi pertumbuhan tanaman. Konsentrasi CO2 di atmosfir saat ini belum optimal sehingga penambahan CO2 pada tanaman di dalam industri pertanian di dalam rumah kaca ialah kegiatan normal untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti tomat, selada, mentimun dan bunga potong. Pengaruh fisiologis utama dari kenaikan CO2 ialah meningkatnya laju assimilasi (laju pengikatan CO2 untuk membentuk karbohidrat, fotosintesis) di dalam daun. Efisiensi penggunaan faktor pertumbuhan lainnya: radiasi matahari, air dan nutrisi juga akan ikut meningkat.

3. Jumlah Bunga

Hasil pengamatan jumlah bunga pada setiap minggu menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan jumlah bunga pada setiap minggunya, hasil pengamatan rata-rata jumlah bunga dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 6 : Rata-rata jumlah bunga tanaman mentimun pada minggu 3-7 HST

Keterangan :

M1 = minggu pertama, M3 = minggu ketiga, M5 = minggu kelima, M2 = minggu kedua , M4 = minggu keempat

35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00

M3 M4 M5 M6 M7 K0SO K0S1 K0S2 K1S0 K1S1 K1S2 K2S0 K2S1 K2S2

Perlakuan

Jumlah bunga (hari)

(48)

Gambar 6 diatas menunjukkan rata-rata pengamatan jumlah bunga terbanyak pada pengamatan yang dilakukan adalah pada perlakuan K2S0 yaitu 26.67 sedangkan jumlah bunga terendah adalah K0S0 tanpa pupuk atau kontrol yaitu 3.00,. sedangkan grafik rata-rata jumlah bunga tertinggi disajikan pada tabel berikut :

Gambar 7 : Rata-rata jumlah bunga tertinggi pada minggu kelima HST Produktivitas mentimun sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu seperti ketersediaan unsur hara makro dan mikro. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri atas, Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit, tetapi harus selalu tersedia dalam jaringan tanaman, antara lain, Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Boron (Bo), Molibdenum (Mo), Klorida (Cl), dan Seng (Zn) (Matana dan Masud, 2011).

Pupuk organik merupakan hasil fermentasi oleh mikroorganisme yang menguraikan materi komplek menjadi unsur hara makro dan mikro tersebut Menurut Dewi, (2012). Pupuk organik adalah proses penguraian bahan-bahan

30.00 26.67 25.33

25.00 21.33

20.00 15.00 10.00 5.00 0.00

19.33 15.00 15.67 17.00

12.67

3.00

K0SO K0S1 K0S2 K1S0 K1S1 K1S2 K2S0 K2S1 K2S2

Perlakuan

Jumlah bunga (hari)

(49)

organik secara biologis oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat.

Kebutuhan hara tanaman mentimun untuk dapat berbunga, semakin banyak hara yang tersimpan ini akan mempengaruhi proses perkembangan bunga menjadi lebih baik dan optimal, proses perkembangan bunga yang baik akan mendukung proses pembentukan buah yang baik juga. Proses pembentukan bunga dan buah pada tanaman mentimun, banyak dipengaruhi oleh hormon endogen dan eksogen tanaman itu sendiri seperti auksin, pada proses pembentukan bunga dan buah mulai dari benih berkecambah, banyak faktor eksternal yang mempengaruhi komposisi timulasi benih mentimun dan peningkatan produksi bunga jantan dan betina

Setiap bunga memiliki potensi untuk berkembang menjadi buah Namun, pada hasil penelitian yang dilakukan ini mentimun yang ditanam hanya memunculkan bunga jantan dan tidak ada bunga betina untuk menjadi bakal buah.

Hal ini diduga karena ketinggian gedung ±50 Mdpl, dimana ketersediaan C02

tidak mencukupi untuk diserap tanaman dalam membantu merangsang munculnya bunga betina, faktor lain penghambat munculnya bunga betina adalah temperatur udara yang tinggi dan kecepatan angin.

4. Berat Kering Brangkasan

Hasil berat kering brangkasan tanaman mentimun memperlihatkan berat yang berbeda pada setiap perlakuan ditunjukkan pada grafik berikut :

(50)

Gambar 8 : Grafik berat kering berangkasan tanaman mentimun

Gambar di atas menunjukkan rata-rata pengamatan berat kering berangkasan tertinggi pada pengamatan yang dilakukan adalah pada perlakuan K2S1 yaitu 39,18 sedangkan yang terendah adalah K0S0 tanpa pupuk atau kontrol yaitu 0,51.

Hasil analisis Anova (Lampiran Tabel 5d) menunjukkan perlakuan pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi secara bersama-sama berpengaruh terhadap parameter berat kering brangkasan tanaman mentimun dan tidak terjadi interaksi antara pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi terhadap berat kering berangkasan tanaman mentimun (Lampiran 4c).

Hasil uji lanjut BNJ pada taraf kepercayaan 95% berat kering brangkasan tanaman mentimun disajikan pada tabel berikut ini :

39.18 40.00

35.00 30.13

30.00 25.00 20.00 15.00

24.99 23.97

19.56

10.00 7.52

4.87 6.54

5.00 0.00

0.51

K0SO K0S1 K0S2 K1S0 K1S1 K1S2 K2S0 K2S1 K2S2

Perlakuan

Berat kering berangkasan (gr)

(51)

Tabel 6 : Uji lanjut BNJ berat kering brangkasan (gr)

Perlakuan

Rata-rata berat kering brangkasan

(gr)

NP BNJ 0,05

K0S0 0,51 a

20,78

K0S1 4,87 ab

K1S0 6,54 ab

K0S2 7,52 ab

K1S2 19.56 abc

K2S2 23.97 bc

K1S1 25.00 bc

K2S0 30,13 c

K2S1 39,18 c

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata

Hasil uji lanjut BNJ pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan perlakuan pupuk kandang kambing sebesar 150 g/polibag memberikan berat kering brangkasan tanaman mentimun yang terbaik dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pupuk kandang sapi dengan dosis 75 g/polibag memberikan berat kering brangkasan terbaik yang tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk kandang sapi 150 g/polibag, namun berbeda nyata dengan kontrol.

Dosis yang diberikan berbeda nyata pada perlakuan terhadap berat kering brangkasan hal tersebut diduga pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi menjadi sumber unsur hara yang baik bagi tanaman , sehingga berbeda nyata adaberat kering berangkasaan tanaman mentimun. Berat kering tanaman umumnya berhubungan dengan batang, diameter batang, cabang, jumlah daun, ketebalan daun dan luas daun, bertambahnya jumlah daun dan luas daun akan menambah fotosintat.

(52)

Hal ini sesuai dengan pendapat Junaidi dkk (2013), bahwa peningkatan berat kering berangkasan ini disebabkan oleh proses fotosintesis yang berjalan baik karena tersedianya unsur hara yang seimbang.

Puspitasari (2013) penambahan luas daun merupakan efesiensi setiap satuan luas daun untuk melakukan fotosintesis yang menghasilkan fotosintat, sehingga akan menambah berat tanaman, sehingga dengan kandungan hara yang terkandung pada pupuk yang diberikan mampu memaksimalkan penyerapan unsur hara untuk pertumbuhan batang dan daun sehingga saat panen berpengaruh pada berat kering berangkasan tanaman mentimun.

5. Berat Kering Akar

Hasil pengamatan berat kering akar tanaman mentimun disajikan pada grafik sebagai berikut :

Gambar 9 : Rata-rata berat kering akar tanaman mentimun

6.00

5.16 5.00

3.81 4.00

3.00 2.60

2.16 2.07

2.00

1.00 0.76 0.65 0.61 0.11

0.00

K0SO K0S1 K0S2 K1S0 K1S1 K1S2 K2S0 K2S1 K2S2

Perlakuan

Berat kering akar (gr)

(53)

Gambar diatas menunjukkan rata-rata pengamatan berat kering akar tertinggi pada pengamatan yang dilakukan adalah pada perlakuan K2S1 yaitu 5,16 sedangkan yang terendah adalah K0S0 tanpa pupuk atau kontrol yaitu 0,11.

Hasil analisis Anova (lampiran Tabel 6b) menunjukkan perlakuan pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi secara bersama-sama berpengaruh terhadap parameter berat kering akar tanaman mentimun dan terjadi interaksi antara pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi terhadap berat kering akar tanaman mentimun (Lampiran5c).

Hasil uji lanjut BNJ pada taraf kepercayaan 95% berat kering akar tanaman mentimun disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 7 : Uji lanjut BNJ berat kering Akar tanaman mentimun (gr) Perlakuan Rata-rata berat kering

akar (gr) NP BNJ 0,05

K0SO 0,11 a

2,25

K1S0 0,61 ab

K0S2 0,65 ab

K0S1 0,76 ab

K2S2 2,07 abc

K1S2 2,16 abc

K1S1 2,60 bc

K2S0 3,81 cd

K2S1 5,16 d

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata

Hasil uji lanjut BNJ pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan perlakuan pupuk kandang kambing dosis kedua 150 gram/polybag (K2) dengan perlakuan pupuk kandang sapi dosis pertama 75 gram/polybag (S1) adalah perlakuan terbaik dan berbeda nyata dari perlakuan yang lainnya terhadap berat kering akar tanaman mentimun dengan rata-rata 5,16 gram.

(54)

Pertumbuhan akar yang maksimal pada tanaman mentimun terhadap penyerapan unsur hara pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi yang diberikan mampu memberikan perbedaan yang nyata dan interaksi pada berat akar tanaman mentimun setelah dikeringkan pada dosis pertama dan kedua dengan Kontrol. Hal ini sesuai dengan pendapat Atmojo (2003) Bahan organik pada tanah dengan pemberian pupuk kandang merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebgai perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah .

Pengaruh pemberian bahan organik pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi penting dalam pembentukan struktur tanah yang berkaitan dengan kemaksimalan unsur hara untuk diserap oleh akar pada tanaman mentimun, serta pada kandungan Fosfor (P) dan Kalium (K) yang terkandung pada pupuk yang diberikan berguna untuk merangsang pertumbuhan akar pada tanaman mentimun sehingga penyerapan unsur hara lain yang terkandung dalam pupuk tersebut mampu diserap dengan maksimal untuk pertumbuhan pada tanaman mentimun.

Menurut Kurniawan, dkk (2014) untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi , drainase serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik memiliki komponen pasir, debu dan liat yang seimbang. sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan optimal. Pemberian pupuk kadang kambing dan pupuk kandang sapi ini kandungan hara yang ada mampu menyeimbangkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman mentimun sehingga pertumbuhan akar mampu memaksimalkan penyerapan unsur hara yang diberikan.

(55)

40

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan kemudian dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut :

1. Pupuk kandang kambing berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, serta pada berat kering brangkasan dan berat kering akar mentimun. Dosis pupuk kandang terbaik adalah 150 gram/polybag (K2).

2. Pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman mentimun meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun serta pada berat kering berangkasan dan berat kering akar. Dosis pupuk kandang terbaik adalah 75 gram/polybag (S1).

3. Kombinasi 150g/polybag pupuk kandang kambing dan 75g/polybag pupuk kandang sapi menunjukkan interaksi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan berat kering akar.

5.2. Saran

Penelitian selanjutnya agar dilakukan penelitian secara langsung di lahan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun dan disarankan untuk tidak penelitian di Green house yang berada di ketinggian gedung karena tanaman yang tumbuh tidak maksimal pada proses generatif .

Referensi

Dokumen terkait

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988

Untuk mengetahui apakah perubahan opini audit mempengaruhi reaksi pasar. Untuk mengetahui apakah perubahan laba mempengaruhi

Seterusnya, kajian ini boleh digunakan sebagai satu garis panduan kepada organisasi awam ataupun swasta seperti JKMM, Kementerian Kesihatan, Jabatan

In Figure 3, the response values almost do not depend on the amount of added V 2 O 5 at 400 °C or less, while the response values for the sensor with Au electrodes are larger

Pengertian tentang “orang yang termasuk di dalam kekuasaan peradilan Agama pada waktu penjajahan, sesuai dengan politik pembedaan penduduk, adalah orang Indonesia

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Maryani dan Ludigdo (2001) bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap audit judgment seorang auditor di mana seorang

Apabila memperhatikan ayat-ayat tersebut di atas, maka Allah menyebutkan dua pandangan yaitu: al-kitab (al- Qur’an) dan al -Hikmah. Imam Syafi’i telah mendengar pendapat

Berdasarkan data dan uraian diatas tampak bahwa faktor kemandirian Lansia merupakan masalah keperawatan, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor yang berhubungan