• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER IDE MOTIF BATIK PADA ROK SPAN DIPADUKAN DENGAN BUSANA KEBAYA MODEREN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER IDE MOTIF BATIK PADA ROK SPAN DIPADUKAN DENGAN BUSANA KEBAYA MODEREN"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER IDE MOTIF BATIK PADA ROK SPAN DIPADUKAN DENGAN

BUSANA KEBAYA MODEREN

TUGAS AKHIR KARYA

OLEH:

Ainun Siti Sholihah NIM. 17154117

PROGRAM STUDI DESAIN MODE BATIK FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

2022

(2)

KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER IDE MOTIF BATIK PADA ROK SPAN DIPADUKAN DENGAN

BUSANA KEBAYA MODEREN

TUGAS AKHIR KARYA

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Terapan (D-4)

Program Studi Desain Mode Batik Jurusan Kriya

OLEH:

Ainun Siti Sholihah NIM. 17154117

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2022

(3)

PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR KARYA

KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER IDE MOTIF BATIK PADA ROK SPAN DIPADUKAN DENGAN

BUSANA KEBAYA MODEREN

Oleh:

Ainun Siti Sholihah NIM. 17154117

Telah disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir untuk diujikan.

Pada rabu, 26 januari 2022021

Mengetahui,

Ketua Program Studi Desain Mode Batik

Aan Sudarwanto, S.Sn. M.Sn NIP. 197110231998031001

Menyetujui,

Pembimbing Tugas Akhir

Dra. FP. Sri Wuryani, M.Sn.

NIP.195702071986032001

(4)

PENGESAHAN TUGAS AKHIR KARYA

KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER IDE MOTIF BATIK PADA ROK SPAN DIPADUKAN DENGAN

BUSANA KEBAYA MODEREN

Oleh:

Ainun Siti Sholihah NIM. 17154117

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pada tanggal 04, Maret, 202219 Agustu4s 2021

Tim Penguji

Ketua Penguji : Prof. Dr. Drs Guntur, M.Hum. ……….

Penguji Bidang : Agung Cahyana, S.T.,M.Eng. ……….

Penguji/Pembimbing : Dra. FP. Sri Wuryani, M.Sn. ……….

Deskripsi karya ini telah diterima sebagai

Salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Seni (S.Tr.Sn) pada Institut Seni Indonesia Surakarta

Surakarta, 04, Maret, 202222 Dekan Fakultas Seni Rupa Dan Desain

Dr. Ana Rosmiati, S.Pd., M.Hum.

NIP.197705312005012002

(5)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ainun Siti Sholihah NIM : 17154117

Menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir Karya ini berjudul: KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER IDE MOTIF BATIK PADA ROK SPAN DIPADUKAN DENGAN BUSANA KEBAYA MODEREN, adalah karya sendiri dan bukan jiplakan atau plagiarisme dari karya orang lain.Apabila di kemudian hari, terbukti sebagai hasil jiplakan atau plagiarisme, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selain itu, saya menyetujui Laporan Tugas Akhir ini dipublikasikan secara online dan cetak oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dengan tetap mempertahankan etika penulisan karya ilmiah untuk keperluan akademis.

Demikian, Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta,04 Maret 202220 22Yang Menyatakan,

Ainun Siti Sholihah NIM. 17154117

(6)

MOTTO

“Allahumma yassir walaa tu’assir.

yaAllah, mudahkanlah dan janganlah engkau persulit”

-Khowaatir-

(7)

ABSTRAK

Ainun Siti Sholihah, NIM : 17154117 “KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER IDE MOTIF BATIK PADA ROK SPAN DIPADUKAN DENGAN BUSANA KEBAYA MODEREN” Deskripsi Tugas Akhir Karya. Program Studi D4 Desain Mode Batik, Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta.

Kelapa Sawit adalah tanaman yang berasal dari Afrika dan memiliki tiga spesies yaitu dura, tenera, dan pisifera.Tanaman Kelapa Sawit memiliki batang yang berteksture kasar, bentuk buah yang unik, warna buah yang memiliki gradasi, dan daun yang panjang dan lebar. Keunikan visual Kelapa Sawit tersebut menjadikan penulis tertarik untuk memvisualisasikan Kelapa Sawit dalam rok span kebaya moderen dengan sentuhan batik. Pada proses pembuatan desain motif batik Kelapa Sawit diawali dengan pengamatan pada Kelapa Sawit dari pohon, batang, biji, daun, bunga, bonggol, pelepah, dan buah. Pembuatan sketsa busana kebaya moderen dengan mencari referensi bentuk busana kebaya moderen di internet dan buku. Kemudian sketsa alternatif yang telah dibuat, dipilih dan disempurnakan sesuai dengan ide kreatif dari penulis. Pembuatan karya busana kebaya moderen dengan motif batik Kelapa Sawit pada Tugas Akhir ini meliputi tiga tahap enam langkah pengerjaan. Ketiga tahap tersebut, yaitu eksplorasi, tahap perancangan, dan tahap perwujudan. Proses dan hasil pembuatan karya Tugas Akhir ini mempunyai tiga pencapaian, yang pertama adalah dapat menciptakan motif batik dengan sumber ide Kelapa Sawit. Pencapaian yang kedua adalah dapat merancang busana kebaya moderen dengan aplikasi motif batik Kelapa Sawit pada setelan busana. Pencapaian yang ketiga adalah dapat mewujudkan karya desain busana kebaya moderen dengan aplikasi motif batik Kelapa Sawit pada setelan busana. Hasil dari karya busana kebaya moderen ini berupa 5 (lima) dengan motif batik Kelapa Sawit pada setelannya dengan judul De Dura Gades Sumehko, De Nera Gades Manesko, Si Fera De Laiya, Muaro Gades Parkaso, dan Gades Maggah Mendayu.

Kata kunci : Kebaya Moderen, Kelapa Sawit, Batik, Motif Batik.

(8)

ABSTRACT

Ainun Siti Sholihah, NIM: 17154117 "PALM OIL AS THE SOURCE OF BATIK MOTIF ON SPAN SKIRTS COMBUNED WHIT MODERN KEBAYA CLOTHES" Description of The Final Task of the Work. D4 Batik Fashion Design Study Program, Kriya Department, Faculty of Fine Arts and Design, Indonesian Institute of Art Surakarta.

Palm oil is a plant that originated in Africa and has three species namely dura, tenera, and pisifera.Palm oil plants have rough textured stems, unique fruit shapes, fruit colors that have gradations, and wide leaves. The visual uniqueness of Palm Oil makes the author interested in visualizing Palm Oil in a moderen kebaya on span with a touch of batik. In the process of making batik motif design palm begins with observations on palm oil from trees, stems, seeds, leaves, flowers, weevils, pelepah, and fruit. Sketching moderen kebaya fashion by looking for references to moderen kebaya fashion forms on the internet and books.

Then alternative sketches have been created, selected and refined according to the creative ideas of the author. The creation of moderen kebaya fashion works with Palm Oil batik motifs in this Final Task includes three stages of six-step workmanship. The three stages, namely exploration, the design stage, and the embodiment stage. The process and the results of making this Final Task work have three achievements, the first is to be able to create batik motifs with the source of palm oil ideas. The second achievement is to be able to design moderen kebaya fashion with the application of Palm Oil batik motifs on fashion suits. The third achievement is to be able to realize the work of moderen kebaya fashion design with the application of Palm Oil batik motifs on fashion suits. The result of this moderen kebaya fashion work in the form of 5 (five) with Palm Oil batik motifs on the suit with the title De Dura Gades Sumehko, De Nera Gades Manesko, Si Fera De Laiya, Muaro Gades Parkaso, dan Gades Maggah Mendayu.

Keywords: Kebaya Moderen, Palm Oil, Batik, Batik Motif.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang telah diberikan, sehingga deskripsi Tugas Akhir ini dapat disusun dengan lancar. Laporan Tugas Akhir ini merupakan deskripsi karya yang bersumber dari Kelapa Sawit sebagai motif pada setelan busana kebaya moderen.

Penyelesaian deskripsi ini dapat terlaksana dengan adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu diucapkan terimakasih kepada:

1. Mamy kamti yang selalu mendukung secara moral, material dan selalu memberikan doa restu.

2. Dra. FP. Sri Wuryani, M.Sn. Selaku dosen pembimbing dan pembimbing TA yang telah memberikan pengarahan, masukan dan koreksi dalam pembuatan karya serta penulisan deskripsi ini.

3. Tim penguji yang telah memberikan arahan, masukan dan nasehat dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

4. Aan Sudarwanto, S.Sn. M.Sn Selaku ketua program studi desain mode batik.

5. Seluruh jajaran dosen dan staf prodo Desain Mode Batik yang telah membantu dan memberikan banyak ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan.

6. Sahabat saya abang Ans yang selalu memberikan dukungan mental, motifasi, dan semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir.

7. Bunda Devi Nur Halimah kakak saya dan keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan doa restu.

8. Dr. I Nyoman Sukerna, S. Kar., M.Hum. Selaku Rektor Institut Seni Indonesia Surakarta.

(10)

9. Dr. Ana Rosmiati, S.Pd., M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta.

10. Aries Budi Marwanto, S.Sn., M.Sn. Selaku ketua Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta.

11. Rose Diana, Anis Sulala, dan Isna Lazulva sebagai Model Peraga Busana Hasil Karya.

12. Tiara Dea, Rika Puspita, dan Olivia Dewi sebagai Tim Makeup Model.

13. Hanif Hendrayana sebagai Hairdo Model.

14. Alfinatur Rochmah, dan Resti Sevia Ningrum sebagai tim dokumentasi dan editor.

15. Teman-teman Kos Choky Chyka yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam setiap pengerjaan Tugas Akhir karya.

16. Teman-teman Desain Mode Batik 2017 yang selalu memberikan semangat, dukungan dan hiburan yang positif selama perkuliahan hingga masa Tugas Akhir.

Penulis menyadari bahwa penulisan deskripsi Tugas Akhir Karya ini terdapat beberapa kekurangan, oleh sebab itu masukan berupa kritik serta saran sangat diharapkan guna penyempurnaan deskripsi ini. Semoga hasil yang dicapai ini dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk berkarya selanjutnya.

Surakarta, 04 Maret 2022

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN SAMPUL... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN... iv

LEMBAR PERNYATAAN... v

MOTTO... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR BAGAN... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Ide/Gagasan Penciptaan Karya... 3

C. Tujuan Penciptaan Karya... 4

D. Manfaat Penciptaan Karya... 4

E. Batasan Ide/Gagasan Penciptaan Karya... 5

1. Batasan Objek... 5

2. Batasan Material... 5

3. Batasan Teknik... 6

4. Batasan Bentuk... 6

5. Batasan Karya... 6

F. Originalitas Penciptaan Karya... 7

G. Sistematika Penyusunan Naskah... 8

BAB II. KONSEP PENCIPTAAN KARYA... 10

(12)

A. Tinjauan Pustaka... 10

B. Tinjauan Visual... 11

C. Landasan Teori... 16

D. Metode Penciptaan Karya... 18

BAB III. PROSES PENCIPTAAN KARYA... 21

A. Perancangan Alternatif Desain... 21

1. Sketsa Alternatif... 21

2. Seketsa Terpilih... 26

B. Tahap Desain Dan Keteranganya... 32

1. Gambar Kerja Desain Batik Dan Gambar Kerja Desain Busana Karya 1; Dura... 34

2. Gambar Kerja Desain Batik Dan Gambar Kerja Desain Busana Karya 2; Nera... 36

3. Gambar Kerja Desain Batik Dan Gambar Kerja Desain Busana Karya 3; Sifera... 38

4. Gambar Kerja Desain Batik Dan Gambar Kerja Desain Busana Karya 4; Parkaso... 40

5. Gambar Kerja Desain Batik Dan Gambar Kerja Desain Busana Karya 5; Maggah... 42

A. Tahap Pembuatan Karya... 44

1. Persiapan Alat Dan Bahan... 44

2. Pecah Pola Desain... 55

3. Proses Pembuatan Karya... 55

a. Proses Pembuatan Desain Dan Pola... 56

b. Proses Pembatikan... 56

c. Proses Pembuatan Busana... 65

d. Proses Finishing... 73

BAB IV. DESKRIPSI KARYA... 80

A. Karya 1; De Dura Gades Sumehko... 80

B. Karya 2; De Nera Gades Manesko... 84

C. Karya 3; Si Fera De Layla... 87

(13)

D. Karya 4; Muaro Gades Parkaso... 90

E. Karya 5; Gades Maggah Mendayu... 94

F. Harga Jual dan Laba... 98

BAB V. PENUTUP... 99

A. Kesimpulan... 99

B. Saran... 100

SUMBER ACUAN... 101

A. Daftar Pustaka... 101

B. Daftar Sumber Internet... 103

LAMPIRAN... 104

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 01. Buah Kelapa Sawit dan Bijinya... 12

Gambar 02. Buah Kelapa Sawit Bonggol Besar... 12

Gambar 03. Buah Kelapa Sawit Bonggol Besar... 13

Gambar 04. Motif Batik Kelapa Sawit Desain By Sila Butik Batik... 13

Gambar 05. Motif Bati Kelapa Sawit Desain By Sila Butik Batik... 14

Gambar 06. Kebaya Moderen Karya Linda Susanti... 14

Gambar 07. Kebaya Moderen Karya Linda Susanti... 15

Gambar 08. Baju Kurung... 15

Gambar 9. Sketsa Alternatif Motif 1... 21

Gambar 10. Sketsa Alternatif Motif 2... 21

Gambar 11. Sketsa Alternatif Motif 3... 22

Gambar 12. Sketsa Alternatif Motif 4... 22

Gambar 13. Sketsa Alternatif Motif 5... 22

Gambar 14. Sketsa Alternatif Motif 6... 22

Gambar 15. Sketsa Alternatik Motif 7... 23

Gambar 16. Sketsa Alternatif Motif 8... 23

Gambar 15. Sketsa Alternatif Kebaya 1... 23

Gambar 16. Sketsa Alternatif Kebaya 2... 23

Gambar 17. Sketsa Alternatif Kebaya 3... 24

Gambar 18. Sketsa Alternatif Kebaya 4... 24

Gambar 19. Sketsa Alternatif Kebaya 5... 24

Gambar 20. Sketsa Alternatif Kebaya 6... 24

(15)

Gambar 21. Sketsa Alternatif Kebaya 7... 25

Gambar 22. Sketsa Alternatif Kebaya 8... 25

Gambar 23. Sketsa Terpilih 1... 26

Gambar 24. Sketsa Terpilih 2... 26

Gambar 25. Sketsa Terpilih 3... 27

Gambar 26. Sketsa Terpilih 4... 27

Gambar 27. Sketsa Terpilih 5... 28

Gambar 28. Sketsa Terpilih Kebaya 1... 29

Gambar 29. Sketsa Terpilih Kebaya 2... 29

Gambar 30. Sketsa Terpilih Kebaya 3... 30

Gambar 31. Sketsa Terpilih Kebaya 4... 30

Gambar 32. Sketsa Terpilih Kebaya 5... 31

Gambar 33. Gambar Kerja Desain Batik Dan Gambar Kerja Desain Busana Karya 1; Dura... 35

Gambar 34. Gambar Kerja Desain Batik Dan Gambar Kerja Desain Busana Karya 2; Nera... 37

Gambar 35. Gambar Kerja Desain Batik Dan Gambar Kerja Desain Busana Karya 3; Sifera... 39

Gambar 36. Gambar Kerja Desain Batik Dan Gambar Kerja Desain Busana Karya 4; Parkaso... 41

Gambar 37. Gambar Kerja Desain Batik Dan Gambar Kerja Desain Busana Karya 5; Maggah... 43

Gambar 57. Pembuatan Desain... 56

(16)

Gambar 58. Proses Nyorek... 58

Gambar 59. Hasil Proses Nglowongi... 59

Gambar 60. Proses Pewarnaan Colet... 60

Gambar 61. Proses Menutup Bidang Dengan Malam... 60

Gambar 62. Hasil Pewarnaan Celup Pertama Pada Karya 1, 2, dan 3... 61

Gambar 63. Hasil Pewarnaan Celup Pertama Pada Karya 4... 62

Gambar 64. Hasil Pewarnaan Celup Pertama Pada Karya 5... 62

Gambar 65. Hasil Pewarnaan Celup Kedua Pada Karya 4... 63

Gambar 66. Hasil Pewarnaan Celup Kedua Pada Karya 5... 63

Gambar 67. Hasil Pewarnaan Celup Ketiga Pada Karya 5... 63

Gambar 68. Proses Menghilangkan Malam (Nglorod)... 64

Gambar 69. Proses Membersihkan Sisa Malam... 65

Gambar 70. Pola Dasar Busana Wanita... 68

Gambar 71. Pola Dasar Lengan Busana Wanita... 70

Gambar 72. Pola Dasar Rok... 71

Gambar 73. Proses Pemotongan Kain... 72

Gambar 74. Proses Menjahit Kain Sesuai Pola... 73

Gambar 75. Detai Payet Karya 1... 74

Gambar 76. Detai Payet Karya 2... 74

Gambar 77. Detai Payet Karya 3... 75

Gambar 78. Detai Payet Karya 4... 76

Gambar 79. Detai Payet Karya 5... 76

Gambar 80. Detai Aksesoris Kepala... 77

(17)

Gambar 81. Karya Busana Kebaya 1; Dura... 78

Gambar 82. Karya Busana Kebaya 2; Nera... 79

Gambar 83. Karya Busana Kebaya 3; Sifera... 79

Gambar 84. Karya Busana Kebaya 4; Parkaso... 80

Gambar 85. Karya Busana Kebaya 5; Maggah... 84

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 01. Keterangan Bahan Batik ... 44

Tabel 02. Keterangan Bahan Kebaya... 47

Tabel 03. Keterangan Bahan Alat Batik... 49

Tabel 04. Keterangan Bahan Alat Kebaya... 54

Tabel 05. Ukuran Standart Large (L)... 68

Tabel 06. Keterangan Pola Dasar Busana Wanita... 69

Tabel 07. Keterangan Pola Dasar Lengan Busana Wanita... 71

Tabel 08. Keterangan Pola Dasar Rok... 73

Tabel 09. Rekapitulasi Biaya Karya 1... 83

Tabel 10. Rekapitulasi Biaya Karya 2... 86

Tabel 11. Rekapitulasi Biaya Karya 3... 89

Tabel 12. Rekapitulasi Biaya Karya 4... 92

Tabel 13. Rekapitulasi Biaya Karya 5... 96

Tabel 14. Harga Jual dan Laba karya 1-5... 99

(19)

DAFTAR BAGAN

Bagan 01: Bagan Kerangka Pikir... 20 Bagan 02: Bagan Proses Pembuatan Batik... 57 Bagan 03: Bagan Prosess Pembuatan Busana... 65

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 01. Hasil Cantingan Pertama... 104

Gambar 02. Detail Payet Buana... 104

Gambar 03. Proses Pewarnaan... 104

Gambar 04. Proses Pemotretan Karya... 104

Gambar 05. Hasil Pewarnaan Karya 1... 105

Gambar 06. Hasil Pewarnaan Karya 2... 105

Gambar 07. Hasil Pewarnaan Karya 4... 105

Gambar 08. Hasil Pewarnaan Karya 5... 105

Gambar 09. Karya Busana Kebaya 1; De Dura Gades Sumehko... 106

Gambar 10. Karya Busana Kebaya 2; De Nera Gades Manesko... 106

Gambar 11. Karya Busana Kebaya 3; Si Fera De Layla... 106

Gambar 12. Karya Busana Kebaya 4; Muaro Gades Parkaso... 106

Gambar 13. Karya Busana Kebaya 5; Gades Maggah Mendayu... 107

Gambar 14. Karya Busana Kebaya 1, 2, Dan 3... 107

Gambar 15. Karya Busana Kebaya 4 dan 5... 107

Gambar 16. Karya Busana Kebaya 3, 4, 5, dan Penulis... 107

(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak kekayaan hayati yang sangat beragam, salah satu jenis tumbuhan dalam daftar kekayaan hayati tersebut yaitu Kelapa Sawit. Di Indonesia tanaman Kelapa Sawit memiliki arti penting dalam pembentukan perkebunan nasional. Selain dapat menciptakan lapangan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara. Indonesia adalah negara dengan luas area Kelapa Sawit terbesar di dunia.1 Pengembangan Kelapa Sawit di daerah Sumatera khususnya menjadi pendorong pengembangan wilayah dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam.

Kelapa Sawit adalah tanaman yang berasal dari Afrika dan memiliki tiga spesies yaitu dura, pisifera, dan tenera. Tanaman Kelapa Sawit termasuk jenis tanaman penghasil minyak konsumsi, minyak industri, maupun minyak bahan bakar. Secara umum Kelapa Sawit terdiri dari beberapa bagian yaitu akar, batang, daun, bunga, dan buah.2 Bagian yang diolah dari Kelapa Sawit menjadi minyak adalah buah. Tanaman Kelapa Sawit memiliki batang yang berteksture kasar, bentuk buah yang unik, warna buah yang memiliki gradasi, dan daun yang lebar.

Keunikan visual Kelapa Sawit tersebut menjadikan penulis tertarik untuk memvisualisasikan Kelapa Sawit dalam setelan kebaya moderen dengan sentuhan batik.

Batik motif stilasi Kelapa Sawit diaplikasikan ke dalam rok setelan kebaya moderen dengan perpaduan baju kurung Sumatera Selatan dan tambahan motif

1Yan fauzi, Yustina E. Widyastuti Imam Satyawibawa, Rudi H.Paeru. Kelapa Sawit. Penebar

(22)

yang diambil dari songket. Pada umumnya kebaya memiliki setelan yang berupa sinjang, rok, dan selendang. Seiring perkembangan jaman, busana kebaya mengalami perubahan pada bentuk potongan dan material yang digunakan semakin bervariasi. Perpaduan rok dan kebaya dapat memunculkan kesan anggun pada pemakainya.

Thomas kitley mengemukakan bahwa batik digemari dan dipakai, bahkan mampu bertahan sebagai busana keseharian, baik sebagai busana resmi ataupun setengah resmi.3Hal ini membuktikan bahwa batik merupakan hal yang digemari masyarakat. Perkembangan batik dahulu hanya sebatas pada kalangan bangsawan keraton saja, akan tetapi seiring berkembangnya zaman batik telah dikenal oleh masyarakat luas. Perkembangan batik di kalangan masyarakat ditandai dengan banyak variasi teknik dan motif batik. Seiring dengan berkembangnya jaman, berbusana menjadi salah satu gaya hidup yang memiliki tingkat perhatian lebih, salah satunya adalah batik. Saat ini gaya berpakaian dengan batik mulai dikenal masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, baik secara formal maupun non formal.

Baju kurung merupakan gaya berpakaian adat masyarakat Sumatera Selatan yang memiliki simbol keanggunan. Secara garis besar baju kurung dibedakan menjadi dua yaitu, Aesan Gede dan Aesan Paksangko. Ciri khas bentuk baju kurung Sumatera akan diaplikasikan pada kebaya moderen dengan setelannya. Berdasarkan paparan diatas, perancang ingin mewujudkan motif batik dengan sumber ide Kelapa Sawit. Karya tersebut akan diwujudkan dalam bentuk setelan busana kebaya moderen dengan sasaran pemakaian wanita dewasa.

Melalui pemikiran kreatif dan inovatif, perancang mencoba menciptakan motif batik dan bentuk busana kebaya moderen sesuai dengan ekspresi jiwa perancang.

Alasan perancang ingin menciptakan motif batik dengan sumber ide Kelapa Sawit

3Dharsono, Sony Kartika dan Sunarmi. Estetika Seni Rupa Nusantara. Surakarta: ISI Press Solo,

(23)

karena Kelapa Sawit merupakan tanaman yang memiliki bentuk visual yang unik.

Penciptaan motif Kelapa Sawit merupakan bentuk apresiasi penulis terhadap tanah kelahiran, serta menghargai budaya-budaya nusantara dalam persembahan suatu karya. Penulis akan menciptakan 5 karya setelan busana kebaya moderen untuk Tugas Akhir. Sehingga setelan kebaya moderen yang penulis ciptakan sebagai media untuk menyampaikan kepada masyarakat umum bahwa Kelapa Sawit dapat dijadikan motif batik dan diaplikasikan pada setelan kebaya moderen dengan gaya Sumatera Selatan. Dengan adanya motif Kelapa Sawit pada setelan kebaya moderen diharapkan dapat mengangkat kualitas batik itu sendiri dan dapat diterima masyarakat umum khususnya wanita dewasa usia 18-40 tahun.

B. Rumusan Ide/Gagasan Penciptaan Karya

Visualisasi Kelapa Sawit sebagai sumber ide penciptaan setelan kebaya moderen memunculkan pertanyaan yang perlu dibahas dalam penciptaan karya.

Adapun rumusan masalah penciptaan karya sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat desain motif batik dengan sumber ide Kelapa Sawit ? 2. Bagaimana mendesain kebaya moderen dengan motif batik Kelapa Sawit ? 3. Bagaimana mewujudkan karya batik sebagai bawahan kebaya moderen

dengan aplikasi motif batik Kelapa Sawit ?

(24)

C. Tujuan Penciptaan Karya

Tujuan penciptaan busana setelan kebaya moderen dengan sumber ide Kelapa Sawit, antara lain:

1. Mampu menciptakan desain Kelapa Sawit ke dalam motif batik.

2. Mampu menerapkan motif batik Kelapa Sawit dengan aplikasi motif batik Kelapa Sawit.

3. Mampu mewujudkan motif batik dalam setelan kebaya moderen dengan sumber ide Kelapa Sawit.

D. Manfaat Penciptaan Karya

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil cipta karya setelan busana kebaya moderen dengan sumber ide Kelapa Sawit, antara lain:

1. Manfaat penciptaan karya bagi mahasiswa adalah:

a. Dapat meningkatkan pengalaman dalam mendesain setelan kebaya moderen serta pengalaman mendesain batik.

b. Dapat mengembangkan kreativitas melalui penciptaan karya setelan kebaya moderen, sehingga mendapatkan ilmu dan pengalaman tambahan baru tentang mode.

2. Manfaat penciptaan karya bagi Lembaga Institusi adalah:

a. Dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ragam setelan kebaya moderen, sehingga menambah data acuan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk menciptakan karya baru selanjutnya.

b. Sebagai referensi untuk mahasiswa, dosen, pengamat batik, dan fashion tentang batik dan pengembangannya.

(25)

3. Manfaat penciptaan karya bagi masyarakat adalah:

a. Dapat menambahkan pengetahuan masyarakat tentang Kelapa Sawit.

b. Dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk lebih bersemangat dalam berkarya.

E. Batasan Ide/Gagasan Penciptaan Karya

Ruang lingkup penciptaan sebagai penegas atau memperjelas apa saja yang menjadi pokok masalah dari karya, sehingga pengerjaan lebih fokus untuk dilakukan. Beberapa batasan yang diberikan perancang dalam pembuatan karya busana kebaya dan setelannya, antara lain:

1. Batasan Objek

Penciptaan karya ini mengangkat Kelapa Sawit dimana bentuk Kelapa Sawit dan buah digunakan sebagai motif batik. Penciptaan motif batik menggunakan metode eksplorasi, repetisi (pengulangan) dan stilasi dari bentuk Kelapa Sawit, sehingga motif batik yang diciptakan tidak sama dengan bentuk asli dari objek. Busana ini ditujukan untuk wanita dewasa usia 18-40 tahun dan busana kebaya moderen yang diciptakan dapat digunakan untuk acara pesta pernikahan maupun acara yang bersifat formal semi formal.

2. Batasan Material

Material merupakan komponen utama dalam mewujudkan sebuah karya, dimana pemilihan bahan dapat menunjang keberhasilan pembuatan sebuah karya. Bahan utama dalam pembuatan karya setelan kebaya moderen ini adalah kain yang memiliki permukaan yang mengkilap dan halus sehingga nyaman saat digunakan. Bahan utama untuk batik menggunakan kain yang memiliki permukaan kain yang halus, memiliki pori-pori yang tidak terlalu

(26)

besar sehingga dapat dengan mudah digunakan pada proses membatik. Pada pewarnaan batik digunakan zat pewarna sintetis dan malam digunakan sebagai bahan penunjang pembuatan batik. Zat warna sintetis dipilih karena memiliki karakter warna yang terang dan cara penggunaanya cukup mudah sehingga dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Payet dan mutiara digunakan untuk bahan setelan yang berfungsi untuk memperindah busana tersebut.

3. Batasan Teknik

Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya setelan kebaya moderen ini bertujuan untuk menunjang keindahan karya. Pada proses pembuatan motif batik digunakan stilasi guna mendapatkan motif batik Kelapa Sawit yang diinginkan. Teknik pembuatan batik sendiri menggunakan teknik batik tulis dengan menggunakan canting untuk menorehkan malam pada kain. Teknik pewarnaan tutup celup pada batik dengan zat pewarna sintetis bertujuan untuk mendapatkan hasil warna yang sesuai dengan yang diinginkan. Setelan kebaya moderen dijahit dengan beberapa teknik khusus untuk mendapatkan hasil sesuai dengan desain.

4. Batasan Bentuk

Motif batik Kelapa Sawit diwujudkan dalam lima rancangan busana setelan kebaya moderen dengan desain simple dan elegan. Bentuk motif batik dibuat dari stilasi bagian Kelapa Sawit seperti, batang, buah, biji, daun, pelepah, dan bonggol. Pada penciptaan karya ini fungsi setelan kebaya moderen dibatasi sebagai busana bawahan kebaya.

5. Batasan Karya

Karya tugas akhir dengan sumber ide Kelapa Sawit sebagai motif batik yang diaplikasikan dalam 5 (lima) setelan kebaya moderen. Bagian

(27)

Kelapa Sawit yang digunakan pada motif batik ini adalah batang, buah, biji, daun, pelepah, dan bonggol.

F. Originalitas Penciptaan Karya

Penciptaan karya tugas akhir ini, penulis membuat karya kriya dalam bentuk kain batik yang diwujudkan dalam setelan kebaya moderen. Dalam pembuatan motif batik perancang mengangkat Kelapa Sawit sebagai sumber ide penciptaan tugas akhir. Inovasi penciptaan motif batik dilakukan dengan mengolah bentuk visual dari Kelapa Sawit. Penciptaan motif diwujudkan ke dalam motif batik yang mana didalamnya membahas nilai, makna, dan pesan yang ingin penulis sampaikan lewat karya sehingga menjadi karya yang kreatif dan original.

Pengambilan sumber ide Kelapa Sawit bukan pertama kalinya diangkat sebagai motif batik. Perancang masing-masing memiliki karakteristik tema yang berbeda. Konsep Kelapa Sawit sebelumnya sudah pernah diangkat menjadi motif batik.

Silfa Ayu Nirmala mahasiswa alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan judul skripsi “Kelapa Sawit Dalam Motif Batik Busana Muslim”, pada tahun 2018 sudah menciptakan 8 karya batik yang mengangkat tentang Kelapa Sawit pada busana muslim. Karya-karya tersebut dilakukan dengan menjadikan Kelapa Sawit sebagai motif batik pada busana muslim dengan gaya turki utsmani.

Keseluruhan 8 karya miliknya dibuat menjadi batik tulis dengan 4 warna: hijau, ungu magenta, merah, dan biru menggunkan zat warna remasol serta napthol.

Konsep tersebut berbeda dengan konsep penulis angkat. Silfa Ayu Nirmala mengembangkan motif Kelapa Sawit dengan bagian-bagian yang diwujudkan

(28)

terpisah dalam setiap busana pada 8 karya. Sementara pada penciptaan karya ini penulis menggambarkan bagian Kelapa Sawit menjadi satu disetiap karya busana pada 5 karya.

Penulis menciptakan motif batik baru yang mampu mempresentasikan Kelapa Sawit yang dibuat berbeda sesuai ciri khas dari penulis, yang diambil dari bagian-bagian Kelapa Sawit. Mulai dari mencari data, eksplorasi melalui sketsa, sehingga dapat mewujudkan karya merupakan asli yang diciptakan oleh penulis.

Pembandingan dengan motif yang sudah ada dilakukan dalam penciptaan motif batik pada karya busana ini, untuk menghindari kesamaan dan kesan plagiarisme.

Berdasarkan sumber-sumber yang didapat di atas rancangan busana setelan kebaya moderen yang diciptakan berbeda dari karya perancang yang lain, sehingga menjadi karya yang dipandang asli dan original.

G. Sistematika Penyusunan Naskah

Penulisan laporan karya dengan judul “Kelapa Sawit Sebagai Sumber Ide Motif Batik Diterapkan Pada Setelan Busana Kebaya Moderen” terdiri dari beberapa bagian penyusunan. Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan deskripsi karya tugas akhir adalah sebagai berikut:

BAB I Berupa pendahuluan yang terdiri dari:

Latar belakang, rumusan ide/gagasan penciptaan karya, tujuan penciptaan karya, manfaat penciptaan karya, batasan ide/gagasan penciptaan karya yang meliputi: batasan objek, batasan material, batasan teknik, batasan bentuk, dan batasan karya, originalitas penciptaan karya, dan sistematika penulisan.

(29)

BAB II Berupa konsep penciptaan karya yang terdiri dari:

Tinjauan pustaka, tinjauan visual, landasan teori, dan metode penciptaan karya.

BAB III Berupa proses penciptaan karya yang terdiri dari:

Perancangan alternatif desain yang meliputi sketsa alternatif dan sketsa terpilih, tahapan desain dan keterangannya yang meliputi: gambar kerja karya 1, gambar kerja karya 2, gambar kerja karya 3, gambar kerja karya 4, dan gambar kerja karya 5, tahap pembuatan karya yang meliputi: persiapan alat dan bahan, pecah pola desain, proses pembuatan karya, dan proses kerja aksesoris pendukung karya.

BAB IV Berupa deskripsi karya yang terdiri dari:

Deskripsi karya, kalkulasi biaya karya dan biaya tambahan dari masing-masing karya, serta rekapitulasi biaya secara keseluruhan karya 1, karya 2, karya 3, karya 4, dan karya 5.

BAB V Berupa penutup yang terdiri dari:

Kesimpulan dan saran serta memaparkan baik hambatan maupun temuan-temuan dari hasil penciptaan karya seni sesuai permasalahan yang dikemukakan.

DAFTAR ACUAN Berisi daftar pustaka, webtografi, dan data narasumber.

(30)

BAB II

KONSEP PENCIPTAAN KARYA A. Tinjauan Pustaka

Proses penciptaan karya ini yang dilakukan pertama kali, melakukan studi ke pustakaan untuk mendapatkan referensi dan pengetahuan terkait tema yang diambil. Tinjauan sumber pustaka sendiri berfungsi untuk mencari referensi data serta membangun kerangka teori sebagai konsep dasar dalam landasan penciptaan.

Proses ini dilakukan dengan melakukan penelusuran sumber informasi dalam bentuk buku, laporan penulisan dan buku sumber pendukung lainnya. Berikut ini merupakan tinjauan pustaka yang dilakukan penulis:

Yan Fauzi, Yustina E, Widyastuti, Imam Satyawibawa, Rudi H. Paeru, Kelapa Sawit, Penebar Swadaya Grup, Jakarta, 2006, menjelaskan tentang budi daya, pemanfaatan hasil dan limbah, jenis Kelapa Sawit, penyebaran Kelapa Sawit.

Dijelaskan pula bentuk visual kepala sawit sesuai dengan jenis-jenisnya. Buku ini memberi manfaat dalam penciptaan karya sesuai dengan definisi Kelapa Sawit untuk batik dan diterapkan pada setelan busana kebaya moderen.

SP. Gustami, Butir-Butir Mutiara Estetika Timur, Prasista, Yogyakarta, 2007, menjelaskan tentang ide dasar penciptaan seni kriya dari masa ke masa.

Buku ini juga menjelaskan tentang Teori Estetik Trilogi Keseimbangan.

Dijelaskan pula tentang metode penciptaan seni kriya dengan pola tiga tahap enam langkah yakni tahap eksplorasi, tahap perancangan dan tahap perwujudan yang dapat membantu perancang untuk mendalami metode perancangan dalam berkarya.

Buku karangan J.E Jasper & Mas Pirngadi tahun 1916 dengan judul Kerajinan Pribumi di Hindia Belanda III Seni Batik, buku ini berisi tentang

(31)

sejarah batik dan proses pembuatan batik pada jaman dahulu. Buku ini digunakan sebagai referensi pengertian batik serta asal usul ditemukan kata batik. Selain itu buku ini sangat penting sekali dalam mengetahui proses pembuatan batik mulai dari kain sampai dengan pembuatan batiknya.

Dimas Singgih Utomo, Kebaya Moderen, Kawan Pustaka, Jakarta, 2014, menjelaskan tentang pengertian kebaya moderen dan beragam jenis desain kebaya moderen. Buku ini digunakan sebagai referensi pengertian kebaya moderen serta jenis desain kebaya moderen. Selain itu buku ini sangat penting sekali dalam mengetahui proses pembuatan kebaya moderen.

Ernawati, dkk, Tata Busana Jilid 1, Jakarta, 2008, menjelaskan tentang sejarah busana mulai dari pengertian busana, jenis busana, fungsi busana, pengelompokan busana dan lain-lain. Buku ini digunakan penulis sebagai bahan referensi mengenai pengertian busana dan jenis busana.

B. Tinjauan Visual

Tinjauan visual penciptaan merupakan salah satu cara mencari data berupa referensi dalam mewujudkan sebuah karya. Penciptaan karya tugas akhir ini dibutuhkan tinjauan visual melalui berbagai sumber terkait antara lain: internet, buku, majalah, observasi langsung dan lain sebagainya. Sumber visual yang berhasil didapatkan penulis sebagai berikut:

(32)

Gambar 01. Buah Kelapa Sawit dan Bijinya

(sumber: https://bit.ly/3sEM3N4, Diunduh pada tanggal 28 Desember 2021 pukul 13:11 WIB)

Bentuk buah Kelapa Sawit dan bijinya setelah terlepas dari bonggol buah, bentuk buah Kelapa Sawit ini akan divisualisasikan kedalam motif batik dengan pengembangan bentuk sesuai dengan karakteristik penulis.

Gambar 02. Buah Kelapa Sawit Bonggol Besar

(sumber: https://bit.ly/3sEM3N4, Diunduh pada tanggal 28 Desember 2021 pukul 13:20 WIB)

Buah Kelapa Sawit dan bonggolnya setelah dipetik dari pohon, bentuk buah Kelapa Sawit dan bonggolnya ini akan dikembangkan menjadi desain motif batik.

(33)

Gambar 03. Buah Kelapa Sawit Bonggol Besar

(sumber: https://bit.ly/3sENk6O, Diunduh pada tanggal 28 Desember 2021 pukul 13:23 WIB)

Bentuk struktur pohon Kelapa Sawit, terdapat buah, batang, daun, bunga, bonggol, pelepah, daun, dan biji akan divisualisasikan kedalam desain motif batik Kelapa Sawit yang akan diterapkan pada setelan kebaya moderen.

Gambar 04. Motif Batik Kelapa Sawit Desain By Sila Butik Batik

(sumber: https://bit.ly/32IlAD2, Diunduh pada tanggal 28 Desember 2021 pukul 13:30 WIB)

Motif batik Kelapa Sawit karya sila butik batik dan sila butik batik kresno galery memiliki susunan motif yang berupa pohon, biji, batang, daun, bonggol,

(34)

serta pelepah Kelapa Sawit dengan pewarnaan gelap dan cerah memberi referensi penulis untuk mewujudkan desain Kelapa Sawit beserta komponen pendukungnya.

Gambar 05. Motif Bati Kelapa Sawit Desain By Sila Butik Batik Kresno Galery (sumber: https://bit.ly/3Fz6bDZ, Diunduh pada tanggal 28 Desember 2021 pukul 13:33 WIB)

Gambar 06. Kebaya Moderen Karya Linda Susanti

(sumber: https://bit.ly/3euX5vY, Diunduh pada tanggal 28 Desember 2021 pukul 13:42 WIB)

(35)

Gambar 07. Kebaya Moderen Karya Linda Susanti

(sumber: https://bit.ly/3pyoUtD, Diunduh pada tanggal 28 Desember 2021 pukul 13:47 WIB)

Kebaya moderen karya linda susanti memiliki desain kebaya moderen dengan detail busana yang unik dengan perpaduan setelan kebaya berupa rok selendang memberi sumber inspirasi penulis dalam penciptaan karya setelan kebaya moderen.

Gambar 08. Baju Kurung

(sumber: https://bit.ly/3z1x5BT, Diunduh pada tanggal 28 Desember 2021 pukul 14:08 WIB)

(36)

Baju kurung merupakan pakaian khas daerah sumatera yang dipakai saat berlangsungnya acara adat maupun pernikahan, baju kurung memiliki dua jenis yaitu asean gede dan asena paksangko. Bentuk baju kurung sumatera menjadi inspirasi bagi penulis untuk mewujudkan kebaya moderen dengan bentuk baju kurung.

C. Landasan Teori

Landasan teori merupakan bagian dasar dalam menciptakan karya yang berupa gagasan, ide, imajinasi pada karya seni. Landasan teori digunakan sebagai dasar dalam menciptakan suatu karya. Penulis menciptakan karya busana setelan kebaya moderen dengan sumber ide motif Kelapa Sawit yang dalam proses perancanganya dibuat dengan serasi dan memberikan kenyamanan pada saat dikenakan.

Pembuatan batik memiliki 2 teknik yaitu, teknik batik tulis dan batik cap.

Batik tulis adalah batik yang dikerjakan dengan menggunakan bantuan canting.

Canting merupakan alat yang terbuat dari tembaga atau kuningan yang dibentuk menyerupai kantong untuk menampung malam (lilin batik). Membatik tulis bukan sekedar pekerjaan tukang, akan tetapi merupakan kegiatan kreatif yang menyatukan tangan, hati, dan pikiran untuk memahami malam, canting, bagaimana menorehkan malam panas diatas kain, melihatnya meresap, dan menciptakan efek yang berbeda-beda.4Pada pembuatan batik melalui beberapa proses dari Ngloyor, Nyemplong, memola, mbatik, nembok, medel, nggirahi, mbironi, nyoga, dan nglorod.5 Pengertian batik di Indonesia cukup banyak dari

4Asti Musman dan Ambar B.Arini, Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: G-Media, 2011, p. 17-18.

(37)

berbagai seniman ataupun para ahli. Kegiatan Mbatik sendiri dapat diartikan memberi tetesan pada sehelai kain dalam Bahasa Jawa natitik atau naritik yang dimaksud adalah menghiasi sehelai kain dengan lukisan yang garis-garisnya terdiri dari titik-titik.6

Kelapa Sawit memiliki bentuk visual yang indah dan unik dan memiliki makna tertentu. Kelapa Sawit menjadi sumber ide motif yang diaplikasikan dengan teknik batik dalam rancangan busana setelan kebaya moderen memunculkan nilai simbolik tertentu. Perancangan motif batik dengan sumber ide Kelapa Sawit ini menggunakan metode stilasi. Stilasi merupakan penggayaan atau distilisasi bentuk ini dimaksudkan untuk menghasilkan bentuk baru dengan tidak menghilangkan watak/ciri dari objek yang akan dijadikan motif. Penggayaan bentuk dilakukan dengan cara menyederhanakan bentuk, membuat lebih kaku, lebih rumit atau luwes meliuk-liuk.7 Pendekatan stilasi ini berupaya mengubah bentuk realis Kelapa Sawit kedalam bentuk motif batik. Perubahan bentuk dilakukan pada visualnya saja dengan tidak mengubah makna Kelapa Sawit.

Busana kebaya merupakan pakaian tradisional wanita Indonesia berupa blus atau atasan berlengan panjang dengan bukaan depan. Hakikat kebaya dalam bahasa indonesia adalah busana dengan kancing bukaan di bagian depan dan dipadakan dengan kain tradisional. Seiring berkembangnya zaman, kreasinya tidak hanya terpaku pada kancing bukaan dan kain tapi telah jauh berkembang menjadi busana yang memiliki artian yang luas dalam penggunaannya.8 Kebaya memiliki beragam ukuran, panjang, pendek, maupun sedang, begitu pula dengan material pembuatnya. Kebaya biasanya dikenakan bersama bawahan sarung atau

6J.E Jasper & Mas Pirngadi, “Seni kerajinan pribumi di hindia belanda III A Seni Batik”, De Boek & Kunstdrukkerij v/n Mouton & Co:1980, p.6

7Sofyan Salam, Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar. (Makasar: Badan Penerbit Universitas

(38)

kain panjang yang dililitkan membalut tubuh dari pinggang sampai mata kaki.9 Setiap setelan kebaya yang digunakan mengandung nilai-nilai filosofi luhur yaitu simbol agar bersabar. Bagi wanita jawa kebaya bukan hanya sebatas pakaian saja, akan tetapi kebaya menyimpan sebuah filosofi kehidupan. Kebaya memiliki bentuk sederhana yang bisa dikatakan sebagai kesederhanaan.

D. Metode Penciptaan Karya

Penciptaan karya batik motif Kelapa Sawit yang diwujudkan dalam bentuk setelan busana kebaya moderen diperlukan metode penciptaan, guna menggali sumber informasi dan data. Penciptaan karya ini menggunakan acuan pada pendapat SP Gustami yang teorinya disebut “tiga tahap-enam langkah proses penciptaan seni kriya”10. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Tahap Eksplorasi

Eksplorasi merupakan tahap penjelajahan dalam menggali sumber ide.

Langkah-langkah tersebut meliputi penggalian langsung di lapangan maupun melalui pengumpulan data dan referensi yang berhubungan dengan karya.

Tahap eksplorasi dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:

a. Pengembaraan jiwa, pengamatan lapangan yaitu melihat secara langsung Kelapa Sawit, dan penggalian sumber informasi berupa referensi data yang sudah diperoleh.

b. Penggalian landasan penciptaan berkarya busana kebaya moderen, acuan visual Kelapa Sawit, dan karya busana kebaya moderen, khususnya setelan busana kebaya moderen dengan motif batik yang sudah ada di

9Irma Hardisurya, Ninuk Mardiana Pambudy, Herman Jusuf, Kamus Mode Indonesia. Jakarta:

Gramedia, 2019, p.97

(39)

lapangan, maupun yang dapat ditemukan pada media cetak atau elektronik.

2. Tahap Perancangan

Tahap perancangan adalah memvisualisasikan hasil gagasan dan analisa data dalam desain sketsa alternatif, kemudian ditentukan rancangan sketsa terpilih, untuk dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan gambar kerja agar mempermudah dalam proses perwujudan karya busana setelan

a. Mewujudkan rancangan karya berdasarkan ide kreatif perancang berupa sketsa bentuk busana setelan kebaya moderen dan sketsa motif batik Kelapa Sawit yang ditetapkan.

b. Memvisualisasikan desain, dari beberapa sketsa alternatif atau gambar kerja busana kebaya moderen yang terpilih disempurnakan dalam gambar kerja.

3. Tahap Perwujudan

Tahap perwujudan merupakan mewujudkan rancangan deain terpilih, kemudian diteruskan dengan membuat pola dan motif sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar kerja. Selanjutnya mewujudkan bentuk karya busana setelan kebaya moderen dengan motif batik Kelapa Sawit yang sesungguhnya.

Tahap perwujudan dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Mewujudkan bentuk motif batik Kelapa Sawit berdasarkan sketsa yang telah dibuat. Berikutnya yaitu mewujudkan bentuk busana setelan kebaya moderen berdasarkan pola yang telah dibuat. Adapun urutan langkah kerja yaitu, persiapan alat dan bahan, pemotongan pola, menyorek motif pada kain, mencanting motif batik pada kain, mewarna batik, melorod batik, menjahit, dan finishing.

(40)

b. Mengevaluasi atau menilai terhadap bentuk busana kebaya moderen yang sudah diselesaikan. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui hasil karya busana yang sudah jadi dengan desain yang dibuat. Adapun langkah- langkah dalam penciptaan karya seni antara lain, sebagai berikut:

Bagan 01: Bagan Kerangka Pikir

(41)

BAB III

PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Perancangan Alternatif Desain

1. Sketsa Alternatif

a. Sketsa Alternatif Motif Batik

Sketsa alternatif merupakan tahap awal dalam proses penciptaan karya. Sketsa alternatif dimaksudkan untuk mencari adanya kemungkinan perubahan atau pengembangan bentuk visual Kelapa Sawit yang akan dibuat menjadi motif batik. Berikut adalah sketsa alternatif yang telah dibuat:

Gambar 9. Sketsa Alternatif Motif 1dura

Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021 Gambar 10. Sketsa Alternatif Motif 2fera Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

(42)

Gambar 11. Sketsa Alternatif Motif 3fera

Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021 Gambar 12. Sketsa Alternatif Motif 4 parkaso

Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

Gambar 13. Sketsa Alternatif Motif 5 maggah

Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

Gambar 14. Sketsa Alternatif Motif 6die Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

(43)

Gambar 15. Sketsa Alternatif Motif 7 Gambar 16. Sketsa Alternatif Motif 8 Foto: Ainun Siti Solihah, 9 februari 2022 Foto: Ainun Siti Solihah, 9 februari 2022

b. Sketsa Alternatif Kebaya Moderen

Sketsa alternatif kebaya merupakan tahap awal dalam proses penciptaan karya kebaya moderen. Sketsa alternatif dimaksudkan untuk mencari adanya kemungkinan perubahan atau pengembangan bentuk kebaya moderen dan baju kurung yang akan dibuat menjadi paduan karya rok batik tulis. Berikut adalah sketsa alternatif yang telah dibuat:

(44)

Gambar 17. Sketsa Alternatif Kebaya 1

Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021 Gambar 18. Sketsa Alternatif Kebaya 2 Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

Gambar 19. Sketsa Alternatif Kebaya 3

Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021 Gambar 20. Sketsa Alternatif Kebaya 4 Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

(45)

Gambar 21. Sketsa Alternatif Kebaya 5

Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021 Gambar 22. Sketsa Alternatif Kebaya 6 Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

Gambar 23. Sketsa Alternatif Kebaya 7

(46)

2. Seketsa Terpilih

Sketsa terpilih merupakan desain yang telah melalui proses pertimbangan dari segi motif, pemilihan warna, dan teknik pengerjaan. Sketsa terpilih yang diwujudkan ke dalam karya tugas akhir adalah sebagai berikut:

a. Sketsa Terpilih Motif Batik

1) Sketsa terpilih 1 dipilih dari sketsa alternatif 1, sketsa tersebut dipilih sebagai setelan karya kebaya moderen pertama dengan mengunakan sumber ide Kelapa Sawit jenis dura. Motif yang dibuat terdiri dari motif utama Kelapa Sawit jenis dura, motif pendukung berupa biji mati, rontokan bonggol bunga, dan pelepah muda.

Gambar 25. Sketsa Terpilih 1 dura

Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021 Gambar 26. Sketsa Terpilih 2 nera Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

2) Sketsa terpilih 2 dipilih dari sketsa alternatif 2 sketsa tersebut dipilih sebagai setelan karya kebaya moderen kedua dengan mengunakan sumber ide Kelapa Sawit jenis tenera. Motif yang dibuat terdiri dari

(47)

motif utama Kelapa Sawit jenis tenera, motif pendukung berupa kuncup sari, biji, dan bonggol mati.

3) Sketsa terpilih 3 dipilih dari sketsa alternatif 3 sketsa tersebut dipilih sebagai setelan karya kebaya moderen ketiga dengan mengunakan sumber ide Kelapa Sawit jenis pisifera. Motif yang dibuat terdiri dari motif utama Kelapa Sawit jenis pisifera, motif pendukung berupa bonggol besar buah, kuncup, dan duri.

Gambar 27. Sketsa Terpilih 3 fera

Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021 Gambar 28. Sketsa Terpilih 4 parkaso Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

4) Sketsa terpilih 4 dipilih dari sketsa alternatif 4 sketsa tersebut dipilih sebagai setelan karya kebaya moderen keemapt dengan menggunakan sumber ide pohon Kelapa Sawit berbuah matang.

Motif yang dibuat terdiri dari motif utama pohon Kelapa Sawit matang, motif pendukung berupa biji dan bonggol muda.

(48)

5) Sketsa terpilih 5 dipilih dari sketsa alternatif 5 sketsa tersebut dipilih sebagai setelan karya kebaya moderen kelima dengan menggunakan sumber ide pohon Kelapa Sawit muda. Motif yang dibuat terdiri dari motif utama pohon Kelapa Sawit muda, motif pendukung berupa tanah, biji, dan batas lahan untuk menyusun pelepah.

Gambar 29. Sketsa Terpilih 5 Maggah Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

(49)

b. Sketsa Terpilih Kebaya Moderen

1) Sketsa terpilih 1 dipilih dari sketsa alternatif kebaya 1, sketsa tersebut dipilih untuk karya busana kebaya moderen dengan menggunakan model rok span dan dilengkapi belahan depan.

Gambar 30. Sketsa Terpilih Kebaya 1 Gambar 31. Sketsa Terpilih Kebaya 2 Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021 Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

2) Sketsa terpilih 2 dipilih dari sketsa alternatif kebaya 2, sketsa tersebut dipilih untuk karya busana kebaya moderen dengan menggunakan model rok span dan kebaya panjang.

(50)

3) Sketsa terpilih 3 dipilih dari sketsa alternatif kebaya 3, sketsa tersebut dipilih untuk karya busana kebaya moderen dengan menggunakan model rok span dilengkapi belahan depan dan lengan bishop.

Gambar 32. Sketsa Terpilih Kebaya 3 Gambar 33. Sketsa Terpilih Kebaya 4 Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021 Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

4) Sketsa terpilih 4 dipilih dari sketsa alternatif kebaya 4, sketsa tersebut dipilih untuk karya busana kebaya moderen dengan menggunakan model rok span, kebaya panjang dilengkapi belahan, dan leyer pundak.

(51)

5) Sketsa terpilih 5 dipilih dari sketsa alternatif kebaya 5, sketsa tersebut dipilih untuk karya busana kebaya moderen dengan menggunakan model rok span, kebaya panjang, dan leyer lengan.

Gambar 34. Sketsa Terpilih Kebaya 5 Foto: Ainun Siti Solihah, 28 Juli 2021

(52)

B. Tahap Desain Dan Keteranganya

Tahap desain adalah tahap awal dari suatu proses terjadinya ide karya, sampai hasil akhir dari karya itu dengan tahap proses disertai keteranganya:

1. Gambar Kerja Desain Batik Dura

Gambar Kerja Desain Busana Karya 1: De Dura Gades Sumehko

Gambar kerja desain batik dura dan desain busana De Dura Gades Sumehko meliputi motif utama yang diangkat menjadi batik tulis dan keterangan desan busana, pecah pola.

2. Gambar Kerja Desain Batik Nera

Gambar Kerja Desain Busana Karya 2: De Nera Gades Manesko

Gambar kerja desain batik Nera dan desain busana De Nera Gades Manesko meliputi motif utama yang diangkat menjadi batik tulis dan keterangan desan busana, pecah pola.

3. Gambar Kerja Desain Batik Fera

Gambar Kerja Desain Busana Karya 3: Si Fera De Layla

Gambar kerja desain batik Fera dan desain busana Si Fera De Layla meliputi motif utama yang diangkat menjadi batik tulis dan keterangan desan busana, pecah pola.

4. Gambar Kerja Desain Batik Parkaso

Gambar Kerja Desain Busana Karya 4: Muaro Gades Parkaso

(53)

Gambar kerja desain batik Parkaso dan desain busana Muaro Gades Parkaso meliputi motif utama yang diangkat menjadi batik tulis dan keterangan desan busana, pecah pola.

5. Gambar Kerja Desain Batik Maggah

Gambar Kerja Desain Busana Karya 5: Gades Maggah Mendayu

Gambar kerja desain batik Maggah dan desain busana Gades Maggah Mendayu meliputi motif utama yang diangkat menjadi batik tulis dan keterangan desan busana, pecah pola.

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)

C. Tahap Pembuatan Karya

Tahap perwujudan suatu karya sesuai dengan seketsa atau desain yang terpilih dan direalisasikan menjadi sebuah karya, meliputi:

1. Persiapan Alat Dan Bahan a. Persiapan Bahan

Bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan karya busana kebaya dan setelannya dikelompokan menjadi 2 macam, yaitu bahan batik dan busana. Berikut adalah bahan-bahan yang digunakan:

1) Bahan Batik

Tabel 01. Keterangan Bahan Batik

NO GAMBAR KETERANGAN

1. Kain merupakan bahan utama dalam proses

pembuatan karya dengan motif batik tulis, kain mori berfungsi sebagai media untuk menuangkan motif batik yang telah didesain.

Kain mori terbagi menjadi beberapa jenis kualitas berdasarkan pada tingkat kehalusan nomor benang, ketebalan benang, serta kerapatan anyaman benang. Dalam penciptaan busana setelan kebaya moderen dengan motif batik ini menggunakan kain mori sunforis.

(65)

2. Malam merupakan bahan perintang warna yang dituangkan pada kain agar zat pewarna tidak masuk pada serat kain. Malam berkarakter resis terhadap cairan, sehingga difungsikan sebagai perintang zat warna. Cara menggunakan malam yaitu dengan memanaskan malam hingga mencair, lalu dituangkan/ditulis pada permukaan kain sesuai dengan gambar motif yang telah dibuat.

Dalam proses pembuatan karya setelan kebaya moderen ini, penulis menggunakan malam carik. Malam carik dipilih karena memiliki kekuatan rekat yang tinggi dan elastis sehingga dapat meminimalisir zat warna masuk ke dalam serat kain.

3. Zat warna adalah bahan yang digunakan untuk

memberi warna sehingga dapat menunjang kualitas pada suatu karyabatik. Secara umum zat pewarna batik dibedakan menjadi 2 kelompol yaitu zat pewarna sintetis dan zat warna alami. Dalam pembuatan karya tugas akhir ini penulis menggunakan zat warna sintetis napthol dan indigosol. Zat pewarna napthol dan indigosol dipilih karena memiliki karakter warna pekat dan memiliki varian warna yang banyak.

(66)

4. Zat pendukung meliputi semua bahan yang digunakan untuk mendukung dalam proses membatik. Dalam penggunaan zat warna napthol dibutuhkan zat pendukung seperti:

TRO, soda abu, dan kostik. TRO berfungsi sebagai zat untuk membuka pori-pori pada kain sebelum kain melalui proses pewarnaan.

Soda abu berfungsi sebagai campuran dalam proses pelorodan untuk mempermudah menghilangkan malam. Kostik berfungsi sebagai campuran pada zat warna napthol.

2) Bahan Kebaya

Tabel 02. Keterangan Bahan Kebaya

NO GAMBAR KETERANGAN

1. Kain Satin Larissa adalah termasuk dalam

golongan kain satin, tapi tidak terlalu mengkilap dan lebih tebal. Satin Larissa memiliki tekstur kain yang halus dan mudah dijahit. Kain ini digunakan dalam pembuatan busana kebaya moderen.

(67)

2. Kain brocade merupakan kain dekorasi yang tersusun dari motif-motif yang memberi kesan mewah pada busana kebaya. Brocade digunakan untuk membuat kebaya sebagai busana paduan untuk rok. Brocade yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah brocade tulle prancis mutiara.

3 Kain Organza merupakan kain yang memiliki

karakteristik ringan, lembut dan permukaan kain yang mengkilap dan transparan. Kain organza digunakan sebagai kombinasi busana kebaya pada bagian lengan untuk memberi kesan mewah.

4. Benang digunakan untuk menggabungkan

pola busana satu ke pola busana lainnya dengan menggunakan mesin jahit, warna benang disesuaikan dengan warna kain yang dijahit.

5. Payet dan mutiara merupakan komponen

untuk menghias busana agar busana yang diciptakan terlihat lebih menarik, indah, dan mewah

(68)

6. Ritsliting adalah bahan untuk menyambung dua sisi kain, ritsliting sering digunakan pada pakaian, tas, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan karya busana ini ritsliting digunakan pada bagian badan belakang dan rok bagian belakang.

7. Mori gula dan kain keras merupakan bahan

yang digunakan untuk melapisi kain agar kain tidak kusut dan terlihat halus. Pemasangan mori gula dilakukan dengan cara diletakkan pada bagian dalam kain dengan cara disetrika.

8. Hak rok merupakan bahan yang digunakan

untuk pengait untuk menyatukan pada bagian ban pinggang, seperti rok dan celana.

b. Persiapan Alat

Pada proses pembuatan karya busana setelan kebaya moderen dengan motif Kelapa Sawit dibutuhkan alat yang harus dipersiapkan untuk mewujudkan karya. Berikut adalah alat-alat yang digunakan

(69)

1) Alat Batik

Tabel 03. Keterangan Bahan Alat Batik

NO GAMBAR KETERANGAN

1. Canting merupakan alat yang terbuat dari

lembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik). Canting terdiri dari bagian cucuk berupa gulungan tembaga menyerupai pipa kecil berlubang, fungsinya seperti untuk menuangkan malam panas pada permukaan kain. Nyamplungan berfungsi sebagai tempat untuk menampung malam panas yang terbuat dari tembaga. Gagang canting terbuat dari bambu atau kayu, yang berfungsi sebagai pegangan. Berdasarkan fungsinya canting dibedakan menjadi 3, yaitu klowongan digunakan untuk membatik motif sesuai pola, cecek digunakan untuk membuat isen-isen, serta tembokan digunakan untuk membuat blok pada bidang motif.

2. Kompor merupakan alat pemanas yang

digunakan untuk melelehkan malam dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah.

Sedangkan wajan merupakan alat yang berfungsi sebagai penampung malam yang akan dilelehkan.

(70)

3. Dingklik atau bangku adalah tempat duduk rendah yang digunakan untuk tempat duduk saat proses membatik, dingklik biasanya terbuat dari kayu dan plastik.

4. Panci besar adalah tempat yang digunakan

dalam proses mendidihkan air pada proses pelorodan.

5. Timbangan dan gelas takar adalah alat yang

digunakan untuk mengukur atau menentukan jumlah komposisi yang tepat untuk meracik zat pewarna dan zat tambahan lainnya.

6. Ember plastik digunakan untuk melarutkan zat

pewarna dan untuk proses perendaman kain dengan TRO sebelum kain diwarna.

7. Meja warna adalah meja yang didesain secara

khusus untuk membantu proses pewarnaan.

Pewarnaan menggunakan meja warna ini lebih

(71)

mudah dilakukan karena kain yang akan diwarna bisa dibentangkan di atas meja.

8. Spanram adalah sebuah alat yang biasanya

terbuat dari kayu dan berfungsi untuk membentangkan kain batik yang akan diwarna dengan teknik colet.

9. Meja gambar merupakan meja kaca yang

memiliki lampu dibagian bawahnya, meja ini berfungsi untuk memindahkan gambar motif dari kertas ke permukaan kain yang akan dibatik atau dalam istilah batik disebut nyorek.

10 Kuas merupakan alat yang digunakan untuk

menorehkan malam cair pada kain dalam proses membatik. Kuas digunakan pada bagian kain yang ingin ditutup malam.

11. Alat tulis seperti pensil, penghapus,

dan drawingpen digunakan untuk membuat pola dan motif

(72)

2) Alat Kebaya

Tabel 04. Keterangan Bahan Alat Kebaya

NO GAMBAR KETERANGAN

1. Mesin jahit merupakan alat utama yang

harus dipersiapkan dalam pembuatan busana kebaya. Mesin jahit berfungsi untuk menyambung komponen-komponen kain yang telah dipotong sesuai dengan pola untuk menghasilkan busana.

2. Penggaris pola berfungsi sebagai alat

bantu untuk membuat pola, penggaris pola yang digunakan adalah penggaris panggul dan siku.

3. Metline atau meteran adalah alat yang

digunakan untuk mengukur tubuh saat proses pengambilan ukuran.

4. Gunting kain merupakan alat yang

berfungsi sebagai pemotong kain dan kertas.

(73)

5. Jarum pentul digunakan untuk menyematkan kain yang akan dipotong dengan pola adar pola tidak bergeser.

6. Dressfoam adalah patung yang berbentuk

badan manusia (perempuan), digunakan untuk membantu proses fitting busana.

7. Kapur jahit digunakan untuk memberi

tanda tertentu pada kain. Kapur jahit terdiri dari 2 jenis yaitu kapur jahit dengan bentuk segitiga dan kapur jahit dengan bentuk seperti pensil.

(74)

8. Setrika digunakan untuk menyetrika kain atau baju yang baru selesai dijahit agar mematikan bekas jahitan dan merapikan jahitan..

9. Mesin obras berfungsi untuk merapikan

tepi kain agar tidak berserabut dan terlihat rapi.

10. Jarum jahit adalah jarum dengan ujung

tajam dan pipih memiliki lubang pada sisi yang pipih untuk memasukan benang jahit dan dipasang pada mesin jahit.

11. Spul dan skoci adalah alat untuk pengikal,

pengunci benang bagian bawah mesin jahit.

(75)

12. Cekris dan pendedel adalah alat untuk mendedel jahitan yang salah dan penggunting benang-benang setelah finishing.

2. Pecah Pola Desain

Pecah pola adalah proses mengubah pola dasar menjadi pola yang sesuai dengan desain atau model busana yang akan digunakan. Pecah pola kemudian akan menjadi patokan untuk pemotongan pola.

3. Proses Pembuatan Karya

a. Proses Pembuatan Desain Dan Pola

Proses pembuatan desain atau designing merupakan tahap pemilihan desain alternatif yang telah dibuat sebelumnya, dengan pendekatan estetik. Pemilihan desain alternatif guna mendapatkan desain terpilih melalui diskusi dan arahan dari dosen pembimbing Tugas Akhir, yang bisa saja mendapat penambahan maupun pengurangan dalam segi visualnya.

(76)

Gambar 45. Pembuatan Desain Foto: Retno Fitri Lestari, 04 Desember 2021

b. Proses Pembatikan

Proses pembuatan karya busana setelan kebaya moderen batik tulis membutuhkan proses yang panjang, detail, dan ketelitian tinggi.

Berikut merupakan penjabaran tahap-tahap dalam proses pembuatan batik karya kebaya moderen dan setelannya:

Bagan 02: Bagan Proses Pembuatan Batik

(77)

1) Proses Ngloyor

Ngloyor dalam istilah bahasa jawa adalah proses pencucian yang merupakan proses perawatan pada kain mori yang akan dipotong. Proses ini menjadi langkah awal dalam pembuatan batik tulis. Fungsinya untuk menghilangkan kanji atau kotoran yang menempel pada kain yang dapat mengganggu proses pembatikan dan pewarnaan. Proses ngloyor dilakukan dengan mencuci bersih kain mori dengan menggunakan larutan TRO dan air, kain kemudian dibilas dan diangin-anginkan hingga kering.

2) Proses Nyorek

Nyorek merupakan proses pemindahan pola yang telah dibuat di kertas dalam ukuran sebenarnya ke dalam permukaan kain mori.

Tahap awal nyorek diawali dengan menandai kain sesuai dengan ukuran pola yang akan dipindahkan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembagian kain sehingga menghasilkan pola yang rapi. Proses nyorek memerlukan peralatan seperti: pensil, penghapus, kertas pola, meja kaca, lampu, jarum pentul, dan kain mori.

(78)

Gambar 46. Proses Nyorek

Foto: Retno Fitri Lestari, 04 Desember 2021

3) Proses Nglowongi

Nglowongi adalah tahap pertama dalam membatik, pada proses nglowongi terjadi pelekatan lilin batik pada motif utama dan pendukung di atas kain mori dengan menggunakan canting.

Pengerjaan nglowongi pada batik tulis ini membutuhkan ketelitian, kesabaran, keahlian, dan keterampilan11. Dalam proses nglowongi pembatik harus bisa menstabilkan keluwesan tangan dalam menorehkan malam pada permukaan kain dengan temperatur malam yang tepat. Pada tahap ini perancang menggunakan jasa nglowongi guna mempersingkat waktu. Adapun bahan dan alat yang dibutuhkan dalam proses ini adalah: kain mori, dingklik, dan clemek.

(79)

Gambar 47. Hasil Proses Nglowongi Foto: Retno Lestari, 04 Desember 2021

4) Proses Ngiseni

Proses ngiseni adalah tahap memberi isian atau mengisi motif klowongan yang sudah selesai. Proses ngiseni ini menggunakan canting cucuk kecil yang disebut dengan canting cecek. Isen-isen yang digunakan antara lain cecek, sawut, dan sulur. Tahap ini juga membutuhkan konsentrasi dan keahlian tinggi supaya setiap bidang dapat diisi dengan rapi dan sesuai keinginan. Pada tahap ini penulis juga menggunakan jasa artisan guna mempercepat waktu pengerjaan.

Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam proses ini sama dengan tahap nglowongi.

5) Proses Pewarnaan (Colet)

Proses pewarnaan adalah tahap memberi warna atau mewarnai kain yang telah di klowongi dan iseni. Pada proses pewarnaan penulis menggunakan jasa artisan guna mempersingkat waktu. Proses pewarnaan ini melalui beberapa tahap dari nglowongi, ngiseni, dan nyolet. Nyolet adalah proses memberi warna pada kain dengan cara dioleskan pada bidang pola menggunakan kuas. Teknik nyolet dinilai cukup efektif untuk mendapatkan banyak warna sekaligus dalam sekali proses. Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam proses colet adalah gelas takar, sendok, kuas,

(80)

wadah plastik, pewarna indigosol, nitrit, HCL, Rapid Red, Brown IRRD, Green IB, dan Yellow IGK.

Gambar 48. Proses Pewarnaan Colet Foto: Retno Lestari, 05 Januari 2022

6) Proses Ngeblok/Mbironi

Proses ngeblok adalah tahap menutup bagian yang telah selesai diwarna tahap pertama dengan malam. Tahap ngeblok berfungsi untuk melindungi hasil warna pertama agar tidak tercampur dengan warna berikutnya.

Gambar 49. Proses Menutup Bidang Dengan Malam Foto: Retno Lestari, 05 Januari 2022

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diamati lebih rinci, diketahui bahwa puru yang ditemukan pada tanaman wortel sakit pada umumnya terdapat pada akar rambut, akar, dan umbi (Gambar 3).. Identifikasi

Karya tugas akhir yang berjudul “Relief Cerita Sudamala Sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik untuk Busana Pesta Wanita” ini menjelaskan tahapan proses dalam mewujudkan karya

Penjelasan di atas semakin memperkuat teori Tedeschi dan Calhourn (1996) yang mengatakan bahwa persepsi pertumbuhan pasca trauma hampir selalu berkaitan dengan aspek

(19) Hidayatullah (2016) dari Universitas Islam Negeri Walisongo dengan judul “Implementasi Program Adiwiyata di SD Islam Al-Azhar 29 BSB.. Hasil penelitian

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyediakan tempat dan mekanisme bagi penggugat yang merasa dirugikan atas

Produk yang menjadi branding sekolah dalam program 1S-1P dapat memanfaatkan technopark sebagai tempat untuk melakukan produksi dan inovasi guna menghasilkan produk

Tahapan pembuatan karya pada penciptaan busana kasual anak dengan buaya Learissa Kayeli sebagai sumber ide motif batik antara lain penciptaan desain,

Penciptaan Karya Tugas Akhir berjudul “Retakan Tanah sebagai Sumber Ide Penciptaan pada Motif Batik dalam Busana Artwear” ini adalah wujud bentuk kritik sosial tentang