• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. PROSES PENCIPTAAN KARYA

A. Tahap Pembuatan Karya

3. Proses Pembuatan Karya

12. Cekris dan pendedel adalah alat untuk mendedel jahitan yang salah dan penggunting benang-benang setelah finishing.

Gambar 45. Pembuatan Desain Foto: Retno Fitri Lestari, 04 Desember 2021

b. Proses Pembatikan

Proses pembuatan karya busana setelan kebaya moderen batik tulis membutuhkan proses yang panjang, detail, dan ketelitian tinggi.

Berikut merupakan penjabaran tahap-tahap dalam proses pembuatan batik karya kebaya moderen dan setelannya:

Bagan 02: Bagan Proses Pembuatan Batik

1) Proses Ngloyor

Ngloyor dalam istilah bahasa jawa adalah proses pencucian yang merupakan proses perawatan pada kain mori yang akan dipotong. Proses ini menjadi langkah awal dalam pembuatan batik tulis. Fungsinya untuk menghilangkan kanji atau kotoran yang menempel pada kain yang dapat mengganggu proses pembatikan dan pewarnaan. Proses ngloyor dilakukan dengan mencuci bersih kain mori dengan menggunakan larutan TRO dan air, kain kemudian dibilas dan diangin-anginkan hingga kering.

2) Proses Nyorek

Nyorek merupakan proses pemindahan pola yang telah dibuat di kertas dalam ukuran sebenarnya ke dalam permukaan kain mori.

Tahap awal nyorek diawali dengan menandai kain sesuai dengan ukuran pola yang akan dipindahkan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembagian kain sehingga menghasilkan pola yang rapi. Proses nyorek memerlukan peralatan seperti: pensil, penghapus, kertas pola, meja kaca, lampu, jarum pentul, dan kain mori.

Gambar 46. Proses Nyorek

Foto: Retno Fitri Lestari, 04 Desember 2021

3) Proses Nglowongi

Nglowongi adalah tahap pertama dalam membatik, pada proses nglowongi terjadi pelekatan lilin batik pada motif utama dan pendukung di atas kain mori dengan menggunakan canting.

Pengerjaan nglowongi pada batik tulis ini membutuhkan ketelitian, kesabaran, keahlian, dan keterampilan11. Dalam proses nglowongi pembatik harus bisa menstabilkan keluwesan tangan dalam menorehkan malam pada permukaan kain dengan temperatur malam yang tepat. Pada tahap ini perancang menggunakan jasa nglowongi guna mempersingkat waktu. Adapun bahan dan alat yang dibutuhkan dalam proses ini adalah: kain mori, dingklik, dan clemek.

Gambar 47. Hasil Proses Nglowongi Foto: Retno Lestari, 04 Desember 2021

4) Proses Ngiseni

Proses ngiseni adalah tahap memberi isian atau mengisi motif klowongan yang sudah selesai. Proses ngiseni ini menggunakan canting cucuk kecil yang disebut dengan canting cecek. Isen-isen yang digunakan antara lain cecek, sawut, dan sulur. Tahap ini juga membutuhkan konsentrasi dan keahlian tinggi supaya setiap bidang dapat diisi dengan rapi dan sesuai keinginan. Pada tahap ini penulis juga menggunakan jasa artisan guna mempercepat waktu pengerjaan.

Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam proses ini sama dengan tahap nglowongi.

5) Proses Pewarnaan (Colet)

Proses pewarnaan adalah tahap memberi warna atau mewarnai kain yang telah di klowongi dan iseni. Pada proses pewarnaan penulis menggunakan jasa artisan guna mempersingkat waktu. Proses pewarnaan ini melalui beberapa tahap dari nglowongi, ngiseni, dan nyolet. Nyolet adalah proses memberi warna pada kain dengan cara dioleskan pada bidang pola menggunakan kuas. Teknik nyolet dinilai cukup efektif untuk mendapatkan banyak warna sekaligus dalam sekali proses. Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam proses colet adalah gelas takar, sendok, kuas,

wadah plastik, pewarna indigosol, nitrit, HCL, Rapid Red, Brown IRRD, Green IB, dan Yellow IGK.

Gambar 48. Proses Pewarnaan Colet Foto: Retno Lestari, 05 Januari 2022

6) Proses Ngeblok/Mbironi

Proses ngeblok adalah tahap menutup bagian yang telah selesai diwarna tahap pertama dengan malam. Tahap ngeblok berfungsi untuk melindungi hasil warna pertama agar tidak tercampur dengan warna berikutnya.

Gambar 49. Proses Menutup Bidang Dengan Malam Foto: Retno Lestari, 05 Januari 2022

7) Proses Pewarnaan (Celup)

Proses pewarnaan celup adalah tahap memberi warna atau mewarnai kain yang telah di klowongi, isen-isen, pewarnaan colet dan pengeblokan. Proses pewarnaan celup ini menggunakan zat warna napthol, garam, dan kostik. Pada tahap pewarnaan dilakukan proses pencelupan antara lain:

a) Tahap pewarnaan celup pertama (1) yaitu:

1. Karya 1 pencelupan dengan menggunakan zat warna napthol Soga 91 15gr dan garam Violet B 50gr.

2. Karya 2 pencelupan dengan menggunakan zat warna napthol Soga 91 15gr dan garam Violet B 50gr.

3. Karya 3 pencelupan dengan menggunakan zat warna napthol Soga 91 15gr dan garam Violet B 50gr.

Gambar 50. Hasil Pewarnaan Celup Pertama Pada Karya 1, 2, dan 3 Foto: Ainun Siti Sholihah, 10 Januari 2022

4. Karya 4 pencelupan dengan menggunakan zat warna napthol Soga 91 15gr dan garam Violet B 50gr.

Gambar 51. Hasil Pewarnaan Celup Pertama Pada Karya 4 Foto: Ainun Siti Sholihah, 10 Januari 2022

5. Karya 5 pencelupan dengan menggunakan zat warna napthol Soga 91 15gr dan garam ORGC 15gr.

Gambar 52. Hasil Pewarnaan Celup Pertama Pada Karya 5 Foto: Ainun Siti Sholihah, 10 Januari 2022

b) Tahap pewarnaan celup kedua (2) dilakukan setelah motif dengan pencelupan pertama telah ditutup atau diblok yaitu:

1. Karya 4 pencelupan dengan menggunakan zat warna napthol ASD 10gr, ASBO 15gr dan garam Biru B 20gr, Biru BB 20gr, dan Hitam B 15gr.

Gambar 53. Hasil Pewarnaan Celup Kedua Pada Karya 4 Foto: Ainun Siti Sholihah, 10 Januari 2022

2. Karya 5 pencelupan dengan menggunakan zat warna napthol Soga 91 15gr dan garam Biru B 15gr.

Gambar 54. Hasil Pewarnaan Celup Kedua Pada Karya 5 Foto: Ainun Siti Sholihah, 10 Januari 2022

c) Tahap pewarnaan celup ketiga (3) dilakukan setelah motif pewarnaan pertama dan kedua diblok untuk menghasilkan warna background yaitu:

1. Karya 5 pencelupan dengan menggunakan zat warna napthol ASD 20gr, ASBO 15gr dan garam Hitam B 50gr.

Gambar 55. Hasil Pewarnaan Celup Ketiga Pada Karya 5

8) Proses Ngelorod

Nglorod adalah proses menghilangkan malam yang melekat pada kain batik. Bahan dan alat yang digunakan adalah air, soda abu, tong besar, dan tongkat. Soda abu merupakan bahan tambahan yang dicampurkan pada rebusan air untuk mempermudah proses meluruhkan malam. Nglorod dilakukan dengan cara merebus kain batik di dalam air mendidih.

Gambar 56. Proses Menghilangkan Malam (Nglorod) Foto: Retno Fitri Lestari, 09 Januari 2022

9) Proses Nggirahi

Proses nggirahi merupakan tahap membilas kain batik yang telah dilorod dengan air sampai kain bersih dari sisa malam yang menempel. Setelah selesai dibilas kemudian kain diangin-anginkan agar cepat kering.

Gambar 57. Proses Membersihkan Sisa Malam Foto: Retno Fitri Lestari, 09 Januari 2022

c. Proses Pembuatan Busana

Proses pembuatan busana kebaya moderen dan setelannya melalui tahap yang panjang, tahap tersebut adalah:

Bagan 03: Bagan Prosess Pembuatan Busana

1) Pemilihan Bahan

Pada pembuatan sebuah karya tahap paling awal adalah pemilihan bahan sebagai bahan untuk menciptakan busana. Setiap pembuatan busana menggunakan bahan utama yang berbeda-beda.

Busana kebaya moderen dan setelan yang dibuat ini menggunakan bahan utama kain mori jenis sunforis dengan kombinasi kain satin, brokat, dan organza. Pemilihan kain sunforis sebagai kain batik karena memiliki daya serap yang tinggi dan memiliki tekstur permukaan kain yang halus.

2) Sketsa Busana

Proses pembuatan sketsa busana dilakukan setelah proses pemilihan bahan dilakukan, hal tersebut dilakukan agar mempermudah pembuatan sketsa sesuai dengan lebar kain yang akan digunakan. Pembuatan sketsa busana bertujuan sebagai acuan dalam pembuatan suatu busana. Sketsa busana dibuat sesuai dengan ide dan konsep tumbuhan Kelapa Sawit.

3) Mengambil Ukuran

Proses pembuatan busana setelah pemilihan bahan dan pembuatan sketsa adalah mengambil ukuran. Pembuatan busana kebaya moderen dan setelannya dengan motif batik tulis menggunakan ukuran standart large (L). pengambilan ukuran dilakukan pada manekin, sesuai dengan pola dasar busana wanita ukuran large. Ukuran large dipilih karena merupakan ukuran ratarata perempuan dewasa, yang mana merupakan target pasar dari karya yang dibuat. Adapun ukuran busana terdapat pada tabel berikut:

Tabel 05. Ukuran Standart Large (L)

No. Keterangan Ukuran

1. Lingkar badan 84 cm

2. Lingkar pinggang 75 cm

3. Lingkar panggul 92 cm

4. Panjang bahu 12 cm

5. Lebar muka 32 cm

6. Lebar punggung 34 cm

7. Lingkar leher 34 cm

8. Panjang muka 33 cm

9. Panjang punggung 38 cm

10. Tinggi dada 34 cm

11. Lingkar kerung lengan 51 cm

12. Panjang lengan 55 cm

13. Panjang sisi 17 cm

4) Membuat Pola

Ukuran yang telah diperoleh kemudian digunakan untuk membuat pola dasar busana wanita. Pola dasar busana wanita. Pola dasar busana wanita dibuat terlebih dahulu sebelum membuat pola busana kebaya moderen dan setelannya. Pola dasar busana wanita berfungsi sebagai patokan untuk nantinya dikembangkan sesuai dengan sketsa bentuk busana yang telah dirancang. Berikut adalah pola busana wanita sebagai dasar pembuatan pola busana kebaya dan setelannya:

Gambar 70. Pola Dasar Busana Wanita

(Sumber: Konstruksi Pola Busana Wanita.2011.Muliawan, Porrie. Diakses pada 02 Januari 2022)

Tabel 06. Keterangan Pola Dasar Busana Wanita

Pola Bagian Depan Pola Bagian Belakang A - B = Panjang muka A – B = Panjang punggung B - C = Dalam leher = 1/6 lingkar

leher + 2 ½ cm B – C = Dalam leher = 1 cm 1 ½ cm

C - D = Lebar leher = 1/6 lingkar

leher + ½ cm C – D = Lebar leher = 1/6 lingkar leher

A – E = ¼ Lingkar badan + 2 cm B – C – B – D = ½

E – F = Panjang sisi A – E = ¼ Lingkar badan – 2 cm (1 cm untuk orang kurus)

C – G = A –E E – F = Panjang sisi

G – H = 1/3 Panjang bahu + 1 cm C – G = A –E D – I = Panjang bahu dan titik I

harus jatuh pada garis dari H =

Garis D – I G – H = ¼ F – G kurang 1 cm

C – C1 = ¼ Lingkar Pinggang –1 cm + 3 cm

D – I = Panjang bahu, titik I jatuh pada garis datar H = Garis D – I ditarik garis kemudian tambah 1 cm atau 1 ½ cm untuk lipit kup bahu belakang

C – C2 =1/10 Lingkar Pinggang + 1cm

D – K = ½ Panjang bahu – 1 cm Dihubungkan hingga garis sisi E – G dan didapat titik J.

C2 – C3 = 3 cm J-L = ½ panjang bahu + 1 cm

C1 – C4 = naik 1,5 cm A-M = 1/10 lingkar pinggang, kemudian Tarik garisM-K, hubungkan dengan K-K 1 = ½ cm C4 – K = Panjang sisi M-N = Tinggi dada

C – M = Tinggi dada Hubungan dengan garis N-L sehingga NL1 = N-K 1 E-P = 3 cm

M – O = ½ Jarak dada P-O = ¼ lingkar pinggang + 2 cm (1 cm untuk orangkurus) dikurang jarak A-M

B-Q = 4 cm, tarik garis lurus Q-R.

Ukur N-R, lalu ukur N-S = N-R S-T = ½ lebar muka diukur Q-R (garis S-T digambar sejajar garis lanjut D-I) sambungan J-T. Tarik garis bahu D-K dan J-L, garis lipit kup pinggang N-O dan garis lubang lengan seperti contoh.

J-L = ½ Panjang bahu + 1 cm A-M = 1/10 lingkar pinggang – 1 cm tarik garis M-K titik N letaknya 4 cm di bawah garis datar dari F M-O = 2 cm untuk lipit krup pinggang

O-P = ¼ Lingkar pinggang – 2 cm (orang kurus 1 cm) dikurung jarak A-M.

F-Q = Garis datar

Q-R = ½ Lebar punggung Tarik garis R-S tegak lurus dan bentuk lubang lenganseperti contoh. Tarik garis lipit kup NO.

garis L-T

B-C-B-D = ½ lingkar lubang lengan

B-E = Panjang lengan panjang = 51 cm

F-G = C-D = Garis bawah lengan garis C-F dan D-Gtengak lurus

Gambar 71. Pola Dasar Lengan Busana Wanita

(Sumber: Konstruksi Pola Busana Wanita.2011.Muliawan, Porrie. Diakses pada 02 Januari 2022)

Tabel 07. Keterangan Pola Dasar Lengan Busana Wanita

No. Keterangan

1. Tarikgarisdatartidakdiukur.

Ambilsatutitikditengah-tengah,titikA.UkurA-B =Tinggi KepalaLengan

2. DariFdanG diukurmasuk1cm

3. Bagi garis miring B-C dalam 3 bagian dan garis miring B-D dalam 4 bagian

4. Pada 1/3 bagian dari B diukur ke atas 1½cmdanpada ¼ bagian dari B diukur 1 ½ atau 2 cm danpada pertengahan

5. B-D diukur ke atas 1 cm. pada tengah 1/3 B-C dariCdiukur ke bawah½cmatau¼cm,

6.

Bentuk kerung lengan sesuai dengan gambarmenurutcontoh melaluititik-titikyangtelahdiukur

7.

Bagianbawahlengandarilenganpanjangdibentukseperti gambar

yaitu bagian muka dilengkungkan1cmbagianbelakang dibulatkan1 cmkebawah.

Gambar 72. Pola Dasar Rok

(Sumber: Konstruksi Pola Busana Wanita.2011.Muliawan, Porrie. Diakses pada 02 Januari 2022)

Tabel 08. Keterangan Pola Dasar Rok

Pola Rok Bagian Depan Pola Rok Bagian Belakang A-B = Panjang Rok A-B = Panjang Rok

A-C = 2 cm A-C = 2 cm

A-E = Tinggi Panggul A-E = Tinggi Pinggul

C-D = ½ Lingkar Pinggang +3+1 C-D = ½ Lingkar Pinggang +3-2 E-F = ¼ Lingkar Panggul +1 E-F = ¼ Lingkar Panggul -1

B-G = E-F B-G = E-F

G-H = B-G = +3-5 cm G-H = B-G = +3-5 cm

5) Memotong Bahan

Proses pemotongan bahan dilakukan setelah pola selesai dibuat. Pemotongan kain dilakukan dengan memperhatikan arah serat kain agar mempermudah proses menjahit.

Gambar 58. Proses Pemotongan Kain Foto: Retno Lestari, 04 Desember 2021

6) Me-Rader

Proses merader adalah memberi tanda pada kain yang telah dipotong menggunakan kertas karbon dan rader. Proses ini dilakukan agar kain yang dipotong sesuai dengan pola yang telah dibuat dan memudahkan proses menjahit.

7) Menjahit

Proses menjahit dilakukan setelah semua bagian kain telah ditandai dan disambung menggunakan jarum pentul agar hasil jahitan rapi dan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Menjahit adalah proses menyatukan bagian-bagian kain pola agar menjadi sebuah busana.

Gambar 59. Proses Menjahit Kain Sesuai Pola Foto: Retno Lestari, 04 Desember 2021

d. Proses Finishing

Proses finishing merupakan tahap penyelesaian akhir dalam pembuatan busana, yaitu membersihkan sisa-sisa benang, menghias

busana menggunakan beberapa jenis payet dan menyetrika busana secara menyeluruh agar lebih rapi. Beberapa payet yang menghiasi setiap karya tersebut yaitu:

Gambar 60. Proses Pengepasan Busana Foto: Retno Lestari, 04 Desember 2021

Gambar 61. Proses Fiting Manekin Foto: Retno Lestari, 04 Desember 2021

Karya 1 menggunakan payet pasir dan batangan pada bagian dada, bahu sampai bagian bahu belakang dan pergelangan lengan tangan disertai taburan-taburan mutiara. Dengan payet mutiara, pasir bermotif zig-zag dan rumbay dari payet di bagian slempang.

Gambar 62. Detai Payet Karya 1 Foto: Remon, 14 Januari 2022

Karya 2 menggunakan payet pasir dan batangan pada bagian dada, bahu sampai bagian bahu belakang, pergelangan lengan tangan dan blus bagian bawah disertai taburan-taburan mutiara. Dengan payet mutiara, pasir bermotif zig-zag dan rumbay dari payet di bagian slempang.

Gambar 63. Detai Payet Karya 2 Foto: Remon, 14 Januari 2022

Karya 3 menggunakan payet pasir dan batangan pada bagian dada, bahu sampai bagian bahu, pergelangan lengan tangan dan disertai taburan-taburan mutiara.

Gambar 64. Detai Payet Karya 3 Foto: Remon, 14 Januari 2022

Karya 4 menggunakan payet pasir, piringan bunga, parel, dan batangan pada bagian dada kiri bahu, dan pada belahan kebaya bagian depan kanan dengan rumbay dari payet pasir.

Gambar 65. Detai Payet Karya 4 Foto: Remon, 14 Januari 2022

Karya 5 menggunakan payet pasir, piringan bunga, parel, dan batangan pada bagian dada kiri bahu, dan pada bagian lengan dengan paduan leyer bagian lengan ditambah dengan rumbay dari payet pasir dan bunga.

Gambar 66. Detai Payet Karya 5 Foto: Remon, 14 Januari 2022

e. Aksesoris

Aksesoris adalah pelengkap atau hiasan yang digunakan untuk melengkapi, memperindah penampilan busana. Pada karya ini penulis menggunakan aksesoris berupa bunga yang dipilok warna gold atau emas, sehigga menciptakan hasil aksesoris tusuk kepala atau sanggul yang indah dan elegan.

Gambar 67. Detai Aksesoris Kepala Foto: Remon, 14 Januari 2022

Gambar 68. Detai Aksesoris Kepala Foto: Remon, 14 Januari 2022

BAB IV

DESKRIPSI KARYA

Bab ini menjabarkan tentang visual, nilai filosofi karya dan aplikasi pada busana kebaya moderen. Deskripsi visual karya Tugas Akhir ini meliputi detail visual karya, rekapitulasi biaya, tabel anggaran biaya dan harga jual beserta laba.

Judul karya dipilih menggunakan nama buah kelapa sawit dan bahasa ogan.

Pemiliihan bahasa pada pada karya tersebut didasari oleh sumber ide yang penulis angkat menjadi suatu karya.

Tugas Akhir ini dimaknai dengan pencampuran budaya melalui karya seni yang memadukan unsur adat dan tanaman menjadi karya batik dan diselaraskan dengan busana kebaya moderen.

Karya 1; De Dura Gades Sumehko A. Foto Karya

Gambar 69. Karya Busana Kebaya 1; De Dura Gades Sumehko Foto: Remon, 14 Januari 2022

B. Deskripsi Karya

Judul Karya : De Dura Gades Sumehko Judul Barik : Dura

Perancang : Ainun Siti Sholihah Tahun : 2021

Ukuran : L (Large)

Material : Kain Sunforis, Satin, dan Brocade

De Dura Gades sumehko merupakan karya pertama dengan sumber ide buah Kelapa Sawit jenis Dura sebagai motif utama. De Dura Gades Sumehko merupakan gambaran Kelapa Sawit yang berjatuhan secara terpisah, yang biasa ditemukan pada sela-sela pelepah muda. Struktur motif batik Dura terdiri dari buah, biji mati, pelepah muda, dan bonggol bunga sebagai motif pendukung dengan isen-isen cecek, sulur, dan sawut. Motif batik disusun secara vertikal sehingga menampilkan kesan gadis ogan ceria dan sopan santun terhadap sesama manusia. De Dura Gades Sumehko berartikan dia wanita dura yang gembira setiap saat dan membawa kebahagiaan.

Proses pewarnaan menggunakan teknik colet dan tutup celup dengan zat warna napthol dan indigosol. Zat warna naptol yang digunakan yaitu, Soga 91, zat garam Violet B, dan indigosol Green IB, Rapid Red, dan zat setelan HCL serta nitrit. Komposisi warna yang didapatkan pada setelan kebaya pertama terdiri dari warna; Hijau, , dan Merah, Coklat.

Karya busana kebaya moderen pertama menggunakan kain utama katun sunforis, tulle prancis mutiara, dan satin larissa. Tulle prancis mutiara warna kuning digunakan pada lapisan luar kebaya moderen untuk menampilkan kesan mewah dan elegan dengan tambahan payet dan slempang.

C. Rekapitulasi Biaya

Kalkulasi biaya adalah data yang memuat perincian semua dana yang dikeluarkan dalam proses penciptaan karya Tugas Akhir. Biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan karya Tugas Akhir ini antara lain:

Tabel 09. Rekapitulasi Biaya Karya 1

Rangkaian Anggaran Biaya

Pembuatan Karya Busana 1; DE DURA GADES SUMEHKO

NO KETERANGAN VOLUME HARGA

SATUAN

JUMLAH BIAYA 1. BAHAN UTAMA:

Kain sunforis.

Broklat tulle pranc mut Kain satin larisa

2,5 2 2,5

meter meter meter

Rp. 17.000 Rp. 35.000 Rp. 22.000

R p . 4 2 . 5 0 0 R p . 7 0 . 0 0 0 R p . 5 7 . 0 0 0 2. BAHAN BANTU

Morigula

Ritsliting jepang 60 cm Ritsliting jepang 50 cm Benang

Hak rok Payet Kain keras

2 1 1 2 1 3 1

meter buah buah biji Pasang bungkus

potong

Rp. 18.000 Rp. 12.000 Rp. 10.000 R p . 3 . 5 0 0 R p . 5 0 0 Rp. 10.000 R p . 1 . 0 0 0

R p . 3 6 . 0 0 0 R p . 1 2 . 0 0 0 R p . 1 0 . 0 0 0 R p . 7 . 0 0 0 R p . 5 0 0 R p . 3 0 . 0 0 0 R p . 1 . 0 0 0 3. AKSESORIS

Bunga plastik Slempang

3 1

tangkai buah

R p . 4 . 0 0 0 Rp. 40.000

R p . 1 2 . 0 0 0 R p . 4 0 . 0 0 0

4. Upah membatik 2,5 meter Rp. 100.000 Rp. 100.000 6. PEWARNA BATIK

Naptol soga 91 Garam violet B Green IB Repid red

2,5 meter R p . 6 . 0 0 0 Rp. 10.000 R p . 7 . 0 0 0 R p . 4 . 0 0 0

R p . 1 5 . 0 0 0 R p . 3 0 . 0 0 0 R p . 1 7 . 5 0 0 R p . 1 0 . 0 0 0

8. Upah jahit 1 pasang Rp. 180.000 Rp. 180.000

9. Upah desain grafis 1 desain Rp. 100.000 Rp. 100.000 10. Jasa foto video studio

Lain-lain

1 karya Rp. 60.000 R p . 6 0 . 0 0 0 Rp. 100.000

JUMLAH Rp. 931.500

Sembilan Ratus Tiga Puluh Satu Ribu Lima Ratus Rupiah

Karya 2; De Nera Gades Manesko A. Foto Karya

Gambar 70. Karya Busana Kebaya 2; De Nera Gades Manesko Foto: Remon, 14 Januari 2022

B. Deskripsi Karya

Judul Karya : De Nera Gades Manesko Judul Batik : Nera

Perancang : Ainun Siti Sholihah Tahun : 2021

Ukuran : L (Large)

Material : Kain Sunforis, Satin, dan Brocade

De Nera Gades Manesko merupakan karya kedua dengan sumber ide Kelapa Sawit jenis Nera sebagai motif utama. De Nera Gades Manesko menggambarkan proses perkembangan Kelapa Sawit. Struktur motif batik Nera terdiri dari kuncup sari, tunas buah, tunas mekar, bonggol mati dan biji sebagai

motif pendukung, dengan isen-isen menggunakan cecek dan sawut. motif batik ini disusun secara repetisi dengan pola batik lereng. Menampilkan kesan gadis manis yang tersipu malu. De nera Gades manesko memiliki arti dia gadis nera yang amat manis dipandang dan pemalu.

Proses pewarnaan teknik colet dan tutup celup dengan zat warna napthol dan indigosol. Zat warna napthol yang digunakan Zat warna naptol yang digunakan yaitu, Soga 91, zat garam Violet B, dan indigosol Green IB, Rapid Red, dan zat setelan HCL serta nitrit. Komposisi warna yang didapatkan pada setelan kebaya pertama terdiri dari warna; Hijau, Merah, Kuning, dan Coklat.

Karya busana kebaya moderen pertama menggunakan kain utama katun sunforis, tulle prancis mutiara, dan satin larissa. Tulle prancis mutiara warna kuning digunakan pada lapisan luar kebaya moderen untuk menampilkan kesan mewah dan elegan dengan tambahan payet dan slempang.

C. Rekapitulasi Biaya

Kalkulasi biaya adalah data yang memuat perincian semua dana yang dikeluarkan dalam proses penciptaan karya Tugas Akhir. Biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan karya Tugas Akhir ini antara lain:

Tabel 10. Rekapitulasi Biaya Karya 2

Rangkaian Anggaran Biaya

Pembuatan Karya Busana 2; DE NERA GADES MANISKO

NO KETERANGAN VOLUME HARGA

SATUAN

JUMLAH BIAYA

Kain sunforis.

Broklat tulle pranc mut Kain satin larisa

2,5 2 2,5

meter ,meter meter

Rp. 17.000 Rp. 35.000 Rp. 22.000

R p . 4 2 . 5 0 0 R p . 7 0 . 0 0 0 R p . 5 7 . 0 0 0 2. BAHAN BANTU

Morigula

Ritsliting jepang 60 cm Ritsliting jepang 50 cm Benang

Hak rok Payet Kain keras

2 1 1 2 1 2 1

meter buah buah biji Pasang Bungkus

potong

Rp. 18.000 Rp. 12.000 Rp. 10.000 R p . 3 . 5 0 0 R p . 5 0 0 Rp. 10.000 R p . 1 . 0 0 0

R p . 3 6 . 0 0 0 R p . 1 2 . 0 0 0 R p . 1 0 . 0 0 0 R p . 7 . 0 0 0 R p . 5 0 0 R p . 2 0 . 0 0 0 R p . 1 . 0 0 0 3. AKSESORIS

Bunga plastik Slempang

3 1

tangkai buah

R p . 4 . 0 0 0 Rp. 40.000

R p . 1 2 . 0 0 0 R p . 4 0 . 0 0 0

4. Upah membatik 2,5 meter Rp. 100.000 Rp. 100.000

6. PEWARNA BATIK Naptol soga 91 Garam violet B Green IB Repid red

2,5 meter R p . 6 . 0 0 0 Rp. 10.000 R p . 7 . 0 0 0 R p . 4 . 0 0 0

R p . 1 5 . 0 0 0 R p . 3 0 . 0 0 0 R p . 1 7 . 5 0 0 R p . 1 0 . 0 0 0

8. Upah jahit 1 pasang Rp. 180.000 Rp. 180.000

9. Upah desain grafis 1 desain Rp. 100.000 Rp. 100.000 10. Jasa foto video studio

Lain-lain

1 karya Rp. 60.000 R p . 6 0 . 0 0 0 Rp. 100.000

JUMLAH Rp. 921.500

Sembilan Ratus Dua Puluh Satu Ribu Lima Ratus Rupiah

Karya 3; Si Fera De Layla A. Foto Karya

Gambar 71. Karya Busana Kebaya 3; Si Fera De Layla Foto: Remon, 14 Januari 2022

B. Deskripsi Karya

Judul Karya : Si Fera De Layla Judul Batik : Fera

Perancang : Ainun Siti Sholihah Tahun : 2021

Ukuran : L (Large)

Material : Kain Sunforis, Satin, dan Brocade

Si Fera De Layla merupakan karya ketiga dengan sumber ide Kelapa Sawit jenis Pisifera. Si Fera De Layla menggambarkan bongkahan Kelapa

besar buah Kelapa Sawit, kuncup putri buah, buah fera, dan duri sawit sebagai motif pendukung, dengan isen-isen cecek dan sawut. motif batik ini disusun secara zig-zag. Sehingga menimbulkan kesan centil, tegas dan ramah pada busana kebaya moderen ke tiga. Si Fera De Layla berartikan si fera dia gadis yang centil, cantik dan ramah.

Proses pewarnaan teknik colet dan tutup celup dengan zat warna napthol dan indigosol. Zat warna napthol yang digunakan Zat warna naptol yang digunakan yaitu, Soga 91, zat garam Violet B, dan indigosol Green IB, Rapid Red, Yellow IGK dan zat setelan HCL serta nitrit. Komposisi warna yang didapatkan pada setelan kebaya pertama terdiri dari warna; Hijau, Merah, Kuning, dan Coklat.

Karya busana kebaya moderen pertama menggunakan kain utama katun sunforis, tulle prancis mutiara, dan satin larissa. Tulle prancis mutiara warna kuning digunakan pada lapisan luar kebaya moderen untuk menampilkan kesan mewah dan elegan dengan tambahan payet dan slempang.

C. Rekapitulasi Biaya

Kalkulasi biaya adalah data yang memuat perincian semua dana yang dikeluarkan dalam proses penciptaan karya Tugas Akhir. Biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan karya Tugas Akhir iniantara lain:

Tabel 11. Rekapitulasi Biaya Karya 3

Rangkaian Anggaran Biaya

Pembuatan Karya Busana 3; SI FERA DE LAILA

NO KETERANGAN VOLUME HARGA

SATUAN

JUMLAH BIAYA 1. BAHAN UTAMA:

Dokumen terkait