I-1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.
Dunia bisnis saat ini semakin kompetitif karena perkembangan teknologi saat ini yang dampaknya dapat dirasakan di berbagai sektor usaha seperti industri, perdagangan dan jasa. Pada dasarnya, tujuan organisasi bisnis adalah untuk menghasilkan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, perusahaan berusaha untuk menciptakan kepuasan untuk pelanggan. Pada 16 Desember 2010, dalam konferensi Markplus 2011, pakar pemasaran (Philip Kotler) mengungkapkan bahwa perusahaan harus fokus mentransformasi pasar indonesia yang semakin kreatif. Tentunya jika sebuah perusahaan ingin bertahan atau bahkan memenangkan pasar di tahun 2011, harus mampu beradaptasi dengan kondisi pasar Indonesia.
Perusahaan harus mampu melihat perubahan tren di pasar Indonesia dan beradaptasi dengan situasi. Sekarang, lebih banyak orang tinggal di perkotaan daripada di pedesaan. Adanya urban movement, pergerakan menuju kawasan perkotaan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perilaku konsumen. Salah satunya adalah meningkatnya biaya konsumsi hidup. Kedua, likuiditas semakin tinggi. Ketiga, gaya hidup akan mengikuti tren yang ada. Produk yang memenangkan persaingan adalah produk berkualitas yang terjangkau dan mudah didapat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan serangkaian strategi untuk menghasilkan produk berkualitas yang dapat diterima oleh konsumen melalui saluran distribusi yang tepat.
Distribusi merupakan suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dimana kegiatan tersebut berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen dapat menerima barang yang tepat, dalam jumlah dan kondisi yang sesuai, serta pada waktu yang tepat. Oleh karena itu dalam kegiatan distribusi barang harus mempertimbangkan beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut
I-2
meliputi waktu dan jarang tempu,biaya bahan bakar dan berapa banyak armada yang dibutuhkan (Hignasari dan Mahira, 2018). Menurut Achamd Rozy, strategi distribusi yang efektif dan optimal memiliki tiga faktor antara lain faktor pertama adalah faktor area, yang berarti perlu pengetahuan tentang area distribusi sehinggah distributor dapat bekerja di area distibusi secara optimal. Faktor kedua adalah faktor persediaan, dimana perusahaan harus dapat melakukan menejemen persediaan dengan tujuan agar menghindari terjadinya stock out (kekurangan persediaan) atau over stock (kelebihan persediaan) yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan (wicaksono et al, 2019). Faktor ketiga adalah faktor transportasi dimana perusahaan perlu melakukan perencanaan penjadwalan (febriantono). Efektifitas dan efesiensi pendistribusian produk sangat diperlukan dalam suatu perusahaan untuk menjamin distribusi ke konsumen berjalan dengan lancer (suradi et al. 2019). Oleh karena itu dari adanya komplen pelanggan, tentunya perusahaan dituntut untuk melakukan strategi dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut penentuan jadwal distribusi serta rute pengiriman dari satu satu titik ke beberapa titik tujuan merupakan salah satu keputusan terpenting dalam menejemen distribusi. Keputusan seperti ini sangat penting bagi perusahaan yang mengirimkan barangnya dari satu titik ke beberapa titik yang tersebar di sebuah kota (Aliyudin et al 2017).
Tujuan dari system transportasi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengiriman produk ke pelanggan dengan pertimbangan faktor kecepatan akurasi, waktu, keandalan, fleksibilitas, ketersediaan, keamanan, kepastian, dan penghemat biaya. Distribusi barang dari perusahaan ke pelanggan adalah masalah dalam kehidupan sehari-hari industri, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tujuan berikutnya dari kendaraan pembawa. Jumlah tempat dan kepasitas kendaraan yang terbatas harus diperhitungkan dalam hal ini. Rute terbentuk memiliki tingkat efesiensi masing masing seperti efesiansi jarak, biaya, jumlah kendaraan, dan waktu. Masalah penjadwalan dan perutean transportasi dapat memiliki bebarapa tujuan yang ingin dicapai, seperti meminimalkan biaya, waktu, dan meminimalkan jarak tempu dalam kegiatan pendistribusian.
I-3
Saving Matrix merupakan metode sederhana yang dapat di implementasikan dan digunakan untuk pengiriman ke pelanggan. Pekerjaan pertam yang harus di lakukan adalah menentukan alokasi truk artinya perlu mengetahui truk mana yang mengunjungi toko yang mana. Tahapan kedua nantinya adalah menentukan rute perjalanan masing-masing truk lalu di masukan ke dalam salah satu metode Saving Matrix.
Saving matrix pada hakikatnya adalah metode untuk meminimukan jarak atau waktu atau ongkos dengan mempertimbangkan kendala kendala yang ada.
Nearest Insert merupakan metode untuk menentukan jarak yang optimum dari sebuah jalur distribusi yang tujuan nya mempersingkat jarak pendistribusian dengan cara menyisipkan rute dalam subtour jalur distribusi.
PT. Sumatra Utama Indah adalah gudang distributor yang berada di kota medan yang menyimpan produk yang berlebel susu ultra milk. PT. Sumatra Utama Indah hanya mendistributorkan produk susu ultra milk ke supermarket-supermarket yang berada di kota medan. Jumlah keryawan di PT. Sumatra Utama Indah sebanyak 75 orang.
Penelitian ini membahas tentang distribusi produk melalui jalan darat itu distribusi dengan kendaraan truk. Distribusi produk ke pelanggan membutuhkan perencanaan yang tepat dan perlu mempertimbangkan rute mana digunakan untuk mendapatkan biaya transportasi yang efesian waktu. Pada proses pendistribusian produk, perusahaan ini melayani konsumen yang tersebar di kota medan saja, jumlah kapasitas produk yang diangkut terbatas.perusahaan menghadapi masalah dalam proses pengiriman, terutama dalam masalah rute pendistribusian dan masalah biaya pendistribusian. Konsumen yang dilayanin sebanyak 20 konsumen di area kota medan. Pengiriman produk dilakukan secara acak menggunakan rute dari pengalaman super dan pendampingnya. Hal ini menyebakan waktu dalam pendistribusian produk kurang maksimal dan menyebabkan jara yang telalu jauh dan dapat menimbulkan biaya bahan bakar lebih banyak.
Dari pemaparan latar belakang diatas peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Minimalisasi Biaya Transportasi Distribusi Pada Produk
I-4
Susu Ultra Milk Dengan menggunakan Metode Saving Matrix Dan Nearest Insert Di PT. Sumatra Utama Indah’’
1.2 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk menentukan rute terbaik dalam distribusi produk susu ultra milk dengan metode saving matrix dan nearest insert.
2. Untuk meminimalisasi biaya transportasi dengan menggunakan metode saving matrix dan nearest insert.
1.2.2 Manfaat Penelitian
1. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan bagi PT. Sumatra Utama Indah dalam mengambil keputusan terkait penentuan rute terpendek dalam melakukan penjadwalan distribusi produk susu ultra milk sehinggah dapat meminimalisi waktu dan biaya distribusi yang tentunya akan berdampak ke pada kepuasan pelanggan dan juga ke perusahaan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam peneliatian ini adalah:
1. Bagaimanakah cara meminimalisasi biaya trasportasi dengan menggunakan metode saving matrix dan nearest insert?
1.4 Batasan Masalah Dan Asumsi 1.4.1 Batasan masalah
1. Penelitian dilakukan hanya pada jalur / rute transportasi pengiriman produk di PT. Sumatra Utama Indah.
2 Penelitian ini dilakukan di PT. Sumatra Utama Indah
I-5
3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode saving matrix dan metode nearest insert
4. Alat transportasi yang digunakan adalah truk milik perusahaan.
1.4.2 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam studi tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Pekerja dalam keadaan sehat dan normal 2. Jenis transportasi jalur darat.
3. Kondisi kendaraan dianggap normal dengan kondisi mesin baik dan ban kendaraan baik.
4. Alokasi oder dianggap sesuai.
5. Kondisi kerja dalam keadaan normal, yaitu tidak ada kecelakaan, lalu lintas normal, jalan dalam kondisi baik, tidak ada kerusakan yang mengganggu proses transportasi.
6. Biaya yang dihitung hanya biaya bahan bakar dan biaya supir
1.5 Sistematis Penulisan
Secara garis besar batas dan luas nya penelitian, maka penelitian akan merancang hasil penelitian ini dengan deskripsi singkat sistematika penulisan penelitian sebagia berikut:
BAB 1 PANDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,rumusan masalah,tujuan penelitian dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang digunakan serta sistematika penulisan skripsi.
I-6
BAB II METODE PENELITIAN
Mengurangi teori-teori yang mendukung pemecahan masalah penelitian. Teori yang digunakan berkaitan dengan meminimalisi biaya didalam penentuan rute distribusi.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III metodelogi penelitian berisikan tentang tempat dan waktu penelitian,jenis penelitian, objek penelitian, variable penelitian, kerangka konseptual penelitian, metode pengumpulan data, dan metode pengolahan data.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dalam bab ini berisikan tentang pengumpulan data baik data primer dan sekunder dan langka-langka pengolahan data yaitu pengolahan data dengan metode seving matrix dan Nearest Insert
BAB V ANALISA DAN EVALUASI
Bab ini menguraikan tentang analisa dan evaluasi tentang meminimalisasi biaya transportasi distribusi pada produk susu ilta milk dengan menggunakan metode seving matrix dan metode nearest insert BAB VI PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan yang merupakan pertanyaan singkat, jelas, dan tepat yang telah dipaparkan dari hasil penelitian dan berisi tentang saran untuk perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian Distribusi
Distribusi merupakan perantara untuk memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Dalam hal ini, distribusi fisik merupakan kegiatan yang penting. Intinya berbicara mengenai seluruh distribusi membiacarakan dua kutup produsen adalah bagaimana produk tersebut dapat tersebar secara luas. Adapun dari dari sisi kutup produsen adalah bagaimana konsumen bisa memperoleh produk dengan mudah, namun dengan kedua titik ini ada titik temunya, yakni faktor kedekatan dan kemudahan.(Sukardi 2009)
Istilah distribusi sama dengan tempat (penempatan) yaitu aktivitas penyaluran atau penempatan barang (produk) dari produse ke konsumen. Perpindahan material terjadi pada semua siklus proses pembuatan produk, baik sebelum proses selanjutnya produksi.
Distribusi mengacuh pada langka-langka yang diambil untuk memindahkan dan menyimpan produk dari tahap supplier ke tahap pelanggan. Dalam rantai pasokan. Distribusi antara setiap pasangan tahapan dalam rantai pasokan. Distribusi terjadi antara setiap pasangan tahapan dalam rantai pasokan. Bahan baku dan komponen yang pindah dari dari pemasok ke produsen. Sedangkan produk jadi dipindahkan dari produsen ke pelanggan. Distribusi akhirnya adlah pendorong utama dari profitabilitas keseluruhan suatu perusahaan karena mempengaruhi baik biaya rantai pasokan dan pengalaman pelanggan secara tidak langsung.
Logistik merupakan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energy informasi, dan sumberdaya lainnya. Seperti produk jasa dan manusia. Dari sumber produksi ke pasar dari tujuan mengoptimalkan penggunaan modal manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik.(Gunawan 2014)
II-2
1.2 Sistem Transportasi
Gitosudarmo (1998) menyatakan Sistem logistik memandang aktivitas transportasi menggunakan 4 faktor yg memegang peranan krusial, yaitu:
1. Biaya
Biaya transportasi artinya pembayaran sesunguhnya yang harus dikeluarkan guna mengubah balas jasa pengangkutan barang yg telah dilkeluarkan, jadi bukan berarti metode transportasi yg termurah itu artinya yg absolut dikehendaki.
2. Kecepatan
Faktor kecepatan adalah untuk menuntaskan suatu tugas pengangkutan antara kawasan dari barang ke daerah tujuan yg dikehendaki. Faktor kecepatan wajib selalu dikaitkan dengan kondisi barang yang dipindahkan agar terhindar dari terjadinya kerusakan walau penggunaan transportasi lainnya bisa lebih cepat. Kecepatan dalam pengiriman barang belum menjamin tercapainya kegiatan logistik yang baik.
3. Pelayanan
Faktor pelayanan merupakan suatu aktivitas servis yg diberikan terhadap barang perusahaan selama pada kegiatan pemindahan barang. Pelayanan atau servis datangnya berasal dari berbagai pihak, baik pengangkutan barang itu dikelola sang perusahaan sendiri atau dengan cara menyewa dari perusahaan pengangkutan yg resmi. Pelayanan
4. Konsistensi
Konsistensi pelayanan artinya hal yg relatif penting di bidang transportasi dengan menunjukkan prestasi saat yg teratur. Transportasi memberikan manfaat geografis pada sistem logistik menggunakan dan menghubungkan fasilitas-fasilitas dengan pasar. Biaya transport industri yg menghasilkan produk bernilai tinggi akan rendah persentasenya terhadap penjualan.
Sebaliknya, biaya transport batu bara, bijih besi, bahan-bahan kimia dasar dan pupuk nilai penjualannya relatif tinggi. Kebutuhan pelayanan industri sangat berbeda-beda dari industri ke industri. Banyak pilihan transportasi
II-3
tersedia bagi pengangkutan produk atau bahan mentah pada sistem logistik.
Disamping itu, perusahaan dapat menetapkan agar mengusahakan transportasi sendiri, atau mengadakan perjanjian menggunakan seorang ahli transport. Sistem yang dipergunakan buat mengangkut barang-barang menggunakan alat angkut tertentu dinamakan moda transportasi (mode of transportation). Terdapat 5 cara utama transportasi yang biasa diklaim dengan moda transportasi. 5 cara utama tersebut adalah, jalan raya, jalan air, saluran pipa, serta penerbangan. Masing-masing transportasi ini memiliki kelebihan dan kelemahan terhadap kegiatan logistik pada perusahaan.
1.3 Manajemen Transportasi dan Distribusi
Pujawan (2005) menyatakan bahwa sebagian besar produk digunakan, peran jaringan distribusi dan transportasi sangat penting. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk dipindahkan dari tempat mereka berada ke tempat mereka diproduksi ke lokasi konsumen, yang sering kali dibatasi jarak jauh.
Perkembangan teknologi dan inovasi manajemen industri memungkinkan perusahaan untuk membuat lead time yang cepat serta jaringan distribusi sangat efisien. Hal yang sangat penting oleh pelanggan saat ini.
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Memilih Saluran Distribusi
Dalam memilih dan menentukan saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan harus mempertimbangkan situasi dan kondisi perusahaan, sebab pemilihan saluran distribusi bagi perusahaan yang satu belum tentu cocok di tetapkan diperusahaan lain. Oleh karena itu pentingnya saluran distribusi ini sebab seperti mata rantai yang cocok untuk suatu perusahaan tentunya belum tentu cocok untuk perusahaan lain.
Untuk itu disini akan dikemukakan beberapa pedoman yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan didalam menetapkan saluran distribusi yang tepat.
Produsen harus memperhatikan beberapa macam faktor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusi faktor-faktor tersebut antara lain menyangkut:
II-4
1. Pertimbangan pasar 2. Pertimbangan barang 3. Pertimbangan perusahaan
4. Pertimbangan perantara (Basu Swastha. 2008)
2.5 Penentuan Rute Dan Jadwal Pengiriman
Pujawan (2005) menyatakan bahwa salah satu keputusan operasional adalah sangat penting dalam manajemen distribusi untuk menentukan jadwal dan rute kirim dari satu lokasi ke beberapa tujuan. Keputusan seperti ini sangat penting bagi mereka yang harus mengangkut barang dari satu lokasi, seperti gudang regional, ke toko terbesar di kota. Perusahaan penerbitan surat kabar atau majalah adalah contoh yang bagus di mana masalah ini terjadi. Setiap pagi koran harus dimulai dari tempat percetakannya ke titik penjualan berikutnya dan juga didistribusikan ke pelanggan individu. Jadwal pengiriman dan keputusan perutean yang akan diambil akan sangat memengaruhi biaya pengiriman. Namun, biaya bukanlah satu-satunya faktor perlu dipertimbangkan selama pengiriman.
2.6 Supply Chain Manegement
Pujawan (2005) menunjukkan bahwa rantai pasok adalah sebuah jaringan perusahaan yang diciptakan bersama untuk mengirimkan produk ke pengguna akhir.
perusahaan Ini biasanya mencakup pemasok, produsen, distributor, toko atau pengecer, dan perusahaan jasa logistik dan perusahaan penunjang lainnya. Dalam rantai pasokan, biasanya ada 3 aliran yang harus dikelola. Yang pertama adalah arus barang dari hulu ke hilir (hilir). Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari pemasok ke pabrik. Setelah produk diproduksi, dikirim ke dealer, dan kemudian pengecer, dan kemudian pengguna akhir. Kedua, aliran dana analog yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah arus informasi ini bisa terjadi dari hulu ke hilir dan sebaliknya. Informasi terkait ketersediaan kapasitas produksi milik pemasok juga sering dibutuhkan oleh pabrik.
II-5
2.7 Biaya Distribusi
Setiap perusahaan yang telah membuat barang dan kemudian akan menyalurkan kepada pemakai dan kosumen dalam pelaksanaan nya akan mengeluarkan sejumlah biaya yang disebut biaya distribusi. Perusahaan menyalurkan biaya-biaya distribusi yang dimaksud agar konsumen yang membutuhkan produk itu dapat memperoleh nya dalam waktu yang tepat dan dalam tempat yang tepat pula.
Biaya distribusi Menurut Basu Swastha yaitu seluruh biaya yang digunakan oleh produsen sampai ke konsumen untuk menyalurkan barang dari produsen sampai ke konsumen atau pemakian industri.
Biaya distribusi adalah jumlah total seluruh distribusi yang meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menyampaikan barang-barang produksi ke suatu perusahaan dari produksi kepada para pembeli atau calon pembeli.
Uraian di atas dapat di Tarik keseimpulan bahwa biaya distribusi merupakan jalur yang harus dilalui suatu hasil produk dari suatu perusahaan dari produsen sehinggah ke tangan konsumen. Biaya distribusi dapat meliputi sebagai berikut:
1. Biaya langsung penjualan: semua biaya yang lazim berhubungan dengan mencari orderan.
2. Biaya periklanan dan promosi penjualan: Biaya yang berhubungan dengan promosi penjualan, pengembangan pada publitas.
3. Biaya transportasi : biaya untuk mengelolah dan memelihara transportasi keluar.
4. Biaya pergudangan: biaya untuk penyimpanan penanganan persediaan,pemenuhan order dan penyiapan pengiriman.
II-6
2.8 Transportasi
Menurut Adistamita (2011) transportasi berasa dari kata latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi transportasi berarti mengangkut dan membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainya. Ini berarti transpotasi merupakan suatu jasa yang diberikan, guna menolak orang dan barang untuk di bawah ke suatu tempat ke tempat lainya. Dengan demikian, transportasi dapat diberi defenisi sebagai usaha dan kegiatan mengangkut dan membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainya. Dapat ditegaskan lagi bahwa transportasi adalah jasa yang dipergunakan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan-keuntungan ekonomis dalam berbagai kegiatan usaha dan hubungan ke masyarakat.
Dalam ilmu transportasi alat pendukung transportasi diistilahkan dengan system transportasi yang didalamnya mencakup berbagai unsur (subsistem) ruang untuk gerak jalan, tempat awal dan akhir pergerakan (terminal) yang bergerak (alat angkut kendaraan dalam bntuk apapun).
2.9 Saving Matrix
Saving Matrix adalah metode untuk mminimumkan jarak, waktu, atau biaya dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang yang ada. Dalam metode seving matrix ini terdapat langka-langka yang harus di tempuh langka tersebut adalah mengindentifikasi matrix jarak, mengindentifikasi matrix penghemat (Saving Matrix), mengelokasikan retailer ke kendaraan atau rute, mengurutkan retailer(tujuan) dalam rute yang sudah terdefenisi.(pujawan 2005)
Metode saving matrix pada hakikatnya adalah metode untuk meminimumkan jarak atau waktu atau ongkos dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada.
Karena disini kita berbicara koordinat tujuan pengiriman maka masuk akal untuk menggunakan jarak sebagai fungsi tujuan artinya kita akan meminimumkan jarak yang di tempuh oleh semua kendaraan langka-langka yang dilakukan yaitu:
II-7
1. Mengidentifikasi matrix jarak. Langka awal metode ini adalah mencatat jarak antar gudang ke masing-masing lokasi pelanggan dan jarak antar lokasi.
Dengan mengetahui koordinat dari masing-masing lokasi, maka jarak antar dua lokasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus standart. Misalkan dua lokasi di ketahuan koordinat (x1, y1) dan (x2, y2), maka dapat dihitung jarak antara dua lokasi tersebut dengan rumus:
J (1,2) = J (G,1) + J (G,2) – J (1,2)
2. Selanjutnya dalam mengidentifikasi matrix pemghematan. Pada awal langka ini di asumsikan bahwa setiap toko akan dikunjungi oleh satu truk secara eksklusif. Maka aka nada penghematan yang akan di peroleh jika dua atau lebih rute bila digabungkan menajdi satu rute. Saving matrix memprsentasikan penghematan yang bisa direalisasikan dengan menggabungkan dua toko maupun pelanggan ke dalam satu rute. Apabila masing-masing toko 1 dan toko2 dikunjungi secara terpisah maka jarak yang dilalui adalah jarak dari gudang ke toko 1 dan dari toko 1 balik ke gudang.
Ditambah dengan jarak dari gudang ke toko 2 dan kemudian balik ke gudang.
Gambar 2.1 Perubahan Yang Terjadi Dengan Mengkonsolidasikan Toko 1 Dan Toko 2 Ke Dalam Satu Rute
II-8
Melalui gambar 2.1 dapat dilihat bahwa perubahan jarak penghemat adalah sebesar total jarak kiri dikurangi total jarak kanan yang besarnya adalah: 2J (G,1) + 2J (G2) + J (1,2) + J (2,G) = J (G,1) + J (G,2) – J (J(1,2). Hasil ini peroleh dengan asumsi bahwa jarak (x,y) sama dengan jarak (y,x) hasil diatas bisa digeneralisasikan dengan cara: S (x,y) = J (G,X) + J (G,y) – J (x,y).
Dimana S(x,y) adalah penghemat jarak (Seving) yang diperoleh dengan menggabungkan rute x dan y menjadi satu. Dengan menggunakan formula tersebut maka matrik penghemat jarak bisa dihitung untuk semua toko dan hasilnya dapat dibuat dalam suatu tabel matrik penghemat jarak.
3. Kemudian selanjutnya mengalokasikan toko ke kendaraan atau rute. Dengan berbekal tabel penghemat, dapat dilakukan alokasi toko ke kendaraan atau rute. Toko-toko yang digabungkan ke dalam satu rute pengiriman akan layak digabungkan sampai pada batas kapasitas truk yang ada. Penggabungan akan mulai dari nilai penghemat terbesar karena diupayakan untuk memaksimumkan penghematan ada mengurutkan toko (tujuan).
2.10 Metode Nearest Insert
Metode ini merupakan metode untuk menentukan jarak optimum dari sebuah jalur distribusi dengan tujuan mempersingkat jarak pendistribusian dengan cara menyisipakan rute dalam subtor distribusi jalur langka-langka metode Nearest insert adalah:
1. Penelususran dimulai dari sebuah kota pertama yang dihubungkan dengan kota terakhir.
2. Dibuat sebuah subtour antara 2 kota tersebut, maksudnya adalah perjalanan dari kota pertama dan berakhir di kota pertama missal (1,3) menuju (3,2) menuju (2,1).
3. Ganti salah satu arah hubungan (arc) dari dua kota dengan kombinasi dua arc yaitu arc (I,j) dengan arc (I,k) dan arc (k,j) dengan k diambil dari jarak yang
II-9
belum masuk subtour dan dengan tambahan nilai terkecil sehinggah jarak di perloleh melalui persamaan 3.
2.11 Manajemen Logistik
Bowersox (1996) menyatakan manajemen logistik ialah proses pengelolaan yg strategis terhadap perpindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para supplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan, serta kepada para langganan.
Tujuan asal logistik artinya memberikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yg sempurna pada saat yg diperlukan, pada keadaan yang bisa digunakan, ke lokasi dimana lokasi tersebut diharapkan, dan dengan total porto terendah.
Logistik dapat pula diartikan menjadi proses perencanaan, implementasi, pengendalian secara efisien, aliran biaya yang efektif, penyimpanan barang mentah, inventori barang dalam proses, barang jadi dan berita terkait dari titik dari ke titik konsumsi buat tujuan memenuhi kebutuhan konsumen. Terdapat 5 komponen yg membentuk sistem logistik, yaitu: struktur lokasi fasilitas, transportasi, persediaan (inventory), komunikasi, penanganan (handling) serta penyimpanan (storage). Pada
suatu jaringan, transportasi artinya suatu rantai penghubung. Manajemen distribusi dan lalu lintas sudah menerima banyak perhatian dalam tahun-tahun ini. Umumnya, suatu perusahaan mempunyai 3 alternatif buat menetapkan kemampuan transportasinya. Pertama armada peralatan partikelir yg bisa dibeli atau disewa atau disebut dengan private. Yang kedua kontrak khusus yang bisa diatur menggunakan seorang ahli transportasi untuk mendapatkan kontrak jasa-jasa pengangkutan. Dan yang ketiga adalah suatu perusahaan bisa memperoleh jasa-jasa asal perusahaan transportasi berijin yg menunjukkan pengangkutan dari suatu daerah ke kawasan tertentu dengan biaya tertentu atau disebut dengan angkutan awam. Asal sudut pandang logistik, ada 3 faktor yang memegang peranan krusial pada memilih kemampuan pelayanan transportasi.