• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SD INPRES PANAIKANG II/I KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SD INPRES PANAIKANG II/I KOTA MAKASSAR"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

1 KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SD INPRES PANAIKANG II/I KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

KESIA PADAFANI 4512103118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2017

(2)

2

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SD INPRES

PANAIKANG II/I KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

KESIA PADAFANI 4512103118

PROGRAM STUDI PENDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2017

(3)

3

(4)

4

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SD Inpres Panaikang Ii/I Makassar ” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, bukan karya hasil plagiat. Saya siap menanggung risiko/sanksi apabila ternyata ditemukan adanya perbuatan tercela yang melanggar etika keilmuan dalam karya saya ini, termasuk adanya klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Makassar, Januari 2017 Yang Membuat Pernyataan,

Kesia Padafani

(5)

5 ABSTRAK

Kesia Padafani, 2017. Kemampuan Menulis Cerpen dengan menggunakan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SD Inpres Panaikang II/I Makassar.

Dibimbing oleh Muhammad Bakri dan Vivit Angreani

Penelitian inibertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa kelasIII SD Inpres Panaikang II/I Makassar dalam menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seriSubjek penelitian adalah siswa kelas III SD Panaikang II/I Makassar sebanyak 25 siswa, yang terdiri 10 siswa perempuan dan 15 siswa laki- laki. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik simpulan bahwa siswa kelas III SD Panaikang II/I Makassar sebagaian besar mampu menulis cerpen menggunakan media gambar seri. Dengan persentase siswa yang mampu berjumlah 23 orang atau 92%, dan siswa yang tidak mampu berjumlah 2 orang atau 8%. Kemampuan siswa menulis cerpen menggunakan media gambar seri dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal seperti minat, motivasi, emosi dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal seperti teman sebaya, media gambar seri, guru dan orang tua atau keluarga. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu diharapkan kepada guru agar menggunakan media gambar seri pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan materi pelajaran yang ada. Kemudian, diharapkan juga kepada siswa, agar lebih termotivasi untuk belajar Bahasa Indonesia khususnya materi menulis cerpen sehingga kemampuan siswa menulis cerpen akan menjadi lebih baik.

Kata Kunci:cerpen,media,menulis,gambar seri

(6)

6 ABSTRACT

Kesia Padafani, 2017. Students Writing Ability of Short Story Using Serial Pictures in Class III SD Inpres Panaikang II/I Makassar. Guided byMuhammad Bakri and Vivit Angreani

.

This research aimed to describeStudents Writing Ability of Short Story Using Serial Pictures in Class III SD Inpres Panaikang II/I Makassar.

Sample in this research was 25 student consists of 10 female and 15 male. The writer used descriptive method to know the students writing achievement of short story using serial pictures.In this research the writer collecteddata using writing test of short story using serial pictures. In technique of data analyze, the writer used descriptive quantitative.

The result of the research showed that students in class III SD Panaikang II/I Makassar several of them could write short story using serial pictures. There was 23 or 92% of students could writing short story using serial pictures and 2 or 8% couldn’t. The students writing ability was influenced by internal and external factors. There are internal factors such as motivation, interest, emotion and sanitary. Otherwise, external factors such as friend, serial, teacher, parents and family. Therefore, the writer suggest s teacher in order to used serial pictures in Indonesian lesson suitable with lesson plan. Then, for students to enhance their motivated in learning Indonesian lesson particular in writing short story until the students writing ability was better

Key Words: Short Story Writing Ability, Serial Pictures.

(7)

7 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah memberikan segala Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa merampungkan penulisan skripsi ini.Penyusunan dari skripsi ini dilakukan ditengah-tengah kesibukan aktifitas sehari-hari, keterbatasan waktu, biaya dan tenaga serta kemampuan penulis.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap tenaga dan usaha, namun tanpa pertolongan Tuhan dan bantuan dari berbagai pihak penyusun sripsi ini tidak dapat diselesaikan. Oleh karna itu, pada kesempatan kali ini, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Dr. Muhammad Bakri, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Vivit Angreani, S.Pd.,M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran, sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu, M.Eng.,selakuRektor Universitas Bosawa Makassar

2. Dr.Mas’ud Muhammadiah, M,Si.,selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa Makassar.

3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis serta staf fakultas FKIP membantu penulis dalam menyelesikan segalah sesuatu yang berkaitan dengan administrasi dan lain-lain

4. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Mesak, dan ibunda Demaris yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang yang tulus dan tiada hentinya mendoakan yang terbaik buat keselamatan, kesehatan dan kesuksesan penulis dalam menjalani kehidupan sehari-hari

(8)

8 5. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kakanda Jhon, Steven,

Penina, adinda Nevan, Magdalena, Yohanis, segenap keluarga besar dan kawan-kawan penulis yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu.

6. Semuapihakyang

telahmembantuterselesaikannyaskripsiinidantidakbisasayasebutkansatu- persatu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkna krik dan saran dari berbagi pihak demi menyempurnakan skripsi ini.

Makassar, Januari 2017

Kesia Padafani

(9)

9 DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ………... i

HALAMAN PENGESAHAN……….... ii

PERNYATAAN ……… iii

ABSTRAK………. iv

ABSTRACT……….. v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... 1x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Kemampuan Menulis ... 8

1. Tujuan Menulis ... 9

2. Manfaat Menulis ... 11

B. Cerita Pendek ... 12

1. Unsur-Unsur Cerita Pendek ... 13

2. Langkah- Langkah Menulis Cerpen ... 15

C. Media Pembelajaran ... 16

1. Pengertian Media Gambar Seri ... 18

2. Fungsi Media Gambar Seri ... 19

3. Kelebihan dan Kekurangan Gambar Seri ... 20

D. Pembelajaran Menulis Cerpen Menggunakan Media Gambar Seri .... 20

E. Kerangka Pikir ... 22

(10)

10

BAB III. METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 25

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39

LAMPIRAN ………. 41

RIWAYAT HIDUP……….. 47

(11)

11

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Instrumen Penelitian... 42

2. Kunci Jawaban ... 43

3. Foto-Foto Penelitian ... 44

4. Persuratan ... 46

5. Daftar Riwayat Hidup ... 47

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlibat dalam standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu kompetensi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Depdiknas, 2006).

Masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung.

Suparno dan Yunus, (2003: 1) menyatakan bahwa “Kegiatan unsur menulis adalah kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya”. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Unsur yang terlibat, yaitu penulis sebagai penerima informasi, isi tulisan, media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Olehnya itu kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks. Hal ini disebabkan karena ketika menulis khususnya mengarang sudah dituntut untuk mampu menggunakan ejaan yang benar, dengan kosa kata yang tepat, kalimat yang efektif serta dengan penggunaan paragraf yang baik. Itulah sebabnya kemampuan menulis dikatakan sangat kompleks. Selain itu Graves (Akadiah, 1998: 14-115) menyatakan bahwa dengan menguasai keterampilan menulis, siswa dapat: (1)

1

(13)

2 meningkatkan kecerdasannya, (2) mengembangkan daya inisiatif dan kreatif, (3) menumbuhkan keberanian, dan (4) dapat mendorong motivasi mencari dan menemukan informasi.

Kemampuan menulis di SD tidak diperoleh dari hasil begitu saja akan tetapi memerlukan tahap – tahap pembelajaran yang membutuhkan waktu yang tidak sedikit tetapi membutuhkan proses yang cukup lama.proses yang dilakukan oleh siswa dalam melatih menulis dipermulaan yang secara formal dilakukan melalui pembelajararan bahasa Indonesia yang dimulai sejak SD. Dalam kurikulum satuan pendidikan (KTSP) ada empat standar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang siswa sebagai kemampuan dasar yaitu kemampuan standar kompetensi mendengarkan, membaca, bercerita, dan menulis.

Oleh karena itu, keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis seorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.

Seperti yang dikatakan oleh H.G Tarigan (Suriamiharja. 1983) bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut.

Cerpen adalah karangan berbentuk prosa pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada suatu tokoh dalam suatu situasi. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan

(14)

3 terorganisasi kedalam tulisan tidak mudah. Banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato, tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan gagasannya kedalam bentuk bahasa tulisan. Maka untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih.

Maka dengan menggunakan gambar seri diharapkan dapat mempermudah siswa untuk meningkatkan menulis karangan karena dengan penggunaan media tersebut secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik.Dalam hal ini media pembelajaran tersebut berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, serta memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Disamping itu penggunaan media gambar sifatnya konkrit karena lebih realitas menunjukan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata, dan media gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu anak-anak dibawah ke objek/peristiwa tersebut, karena media gambar dapat mengatasi hal tersebut.

Penggunaan media dalam pembelajaran mempunyai dua fungsi utama guna tercapainya tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran, yakni (1) Media adalah sebagai alat bantu pembelajaran. Bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran.Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi

(15)

4 tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks. Sebagai alat bantu, media pembelajaran mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran.

Fungsi yang kedua yaitu (2) Media adalah salah satu sumber belajar.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.

Arif S. Sadiman, dkk, (1996: 7) menyatakan bahwa “media adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.

Prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru/pendidik dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran adalah media merupakan bagian integral dari proses belajar-mengajar. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar guru saja, tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses belajar-mengajar. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perancangan instruksional. Tanpa alat bantu mengajar

(16)

5 mungkin pengajaran tetap berlangsung, tetapi tanpa media pengajaran itu tidak akan terjadi.

Mengingat kompetensi dasarnya adalah menulis cerpen berdasarkan rangkaian gambar seri maka diperlukan media berupa gambar seri untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Dengan media diharapkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen lebih meningkat dan terarah berdasarkan media yang diberikan.

Melalui penelitian ini, peneliti mencoba suatu pembaharuan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen yaitu melalui penggunaan media gambar seri. Penggunaan media gambar seri ini sebagai alternatif pembelajaran menulis cerpenagar siswa terpancing menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan, penggunaan media gambar seri diharapkan dapat mengenalkan atau menunjukkan, memotivasi dan menarik minat siswa kelasIII SD Inpres Panaikang II/I Makassar dalam menulis cerpen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah, yaitu bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri Kelas III SD Inpres Panaikang II/I Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian inibertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa kelasIII SD Inpres Panaikang II/I Makassar dalam menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri.

(17)

6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini, peneliti mengemukakan dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkandapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar, khususnya dalam pembelajaran menulis cerpen.

2. Manfaat Praktis.

Secara praktis, manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:

a) Manfaat bagi Siswa: agar dapat mengetahui kemampuannya dalam menulis pada umumnya dan menulis cerpen pada khususnya sertameningkatkan kreativitasnyadalam menulis.

b) Manfaat bagi Guru: untuk dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan agar dapat menciptakan kegiatan belajar-mengajar yang menarik, dan tidak membosankan serta dapat mengembangkan keterampilan guru bahasa dan sastra Indonesia, khususnya dalam pembelajaran menulis cerpen.

c) Manfaat bagi Sekolah: dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru ataupun kesempatan lain bahwa pembelajaran

(18)

7 menulis khususnya menulis cerpen dapat sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal.

d) Manfaat bagi Peneliti: Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai dasar danacuan bagi peneliti di tempat yang berbeda dan pada pelajaran yang berbeda, sehingga dapat mengembangkan metode-metode dengan dasar penelitian ini. Pada akhirnya dapat ditemukannya media yang paling efektif dalam pengajaran menulis.

(19)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KemampuanMenulis

Menulis adalah penyampaian pesan (gagasan, perasaan dan informasi) secara tertulis kepada pihak lainnya sebagai salah satu bentuk keunikan verbal, menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan.

Tulisan adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata.

Pengertian menulis juga dikemukakan oleh Suparno dan Yunus,(2007: 4) bahwa, “Menulis adalah aktivitas menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya. Menghasilkan pesan tertulis yang komunikatif diperlukan persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya bermakna, jelas, lugas, atau kesatuan, singkat tetapi padat serta memenuhi kaidah kebahasaan”

(Akhadiah, 1991: 103).

Abdurrahman dan Waluyo (2000:23) berpendapat bahwa menulis adalah penggambaran visual tentang pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan bahasa tulis untuk keperluan komunikasi atau menyampaikan pesan tertentu.Pengertian menulis juga dikemukakan oleh Suparno dan Yunus (2007:4) menyatakan bahwamenulis adalah aktivitas menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya.

Yunus (2002:1) menyatakan bahwa menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan atau informasi (komunikasi) dengan

8

(20)

9 menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan yang dimaksud disini adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.

Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan dan pengetahuan. Dalam kegiatanmenulis ini,penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Disebut sebagai kegiatan produktif karena kegiatanmenulis menghasilkan tulisan, dan disebut sebagai kegiatan

yangekspresif karena kegiatanmenulis adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan penulis kepada pembaca (Tarigan, 1983:3-4).

Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu,kesepakatan,latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Oleh sebab itu, keterampilan menulis perlu mendapatkan perhatian yang lebih dan sungguh- sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa.

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa menulis merupakan sebuah keterampilan yang produktif, dengan menulis seseorang akan mampu menuangkan semua ide, perasaan, serta pemikiran. Dan melalui tulisan seseoarng akan mampu memberikan informasi kepada orang lain dalam bentuk tulisannya.

1. Tujuan Menulis

Semi (2003:14-15)mengemukakan bahwa tujuan menulis secara umum adalah sebagai berikut:Pertama, untuk menceritakan sesuatu agar orang lain tahu

(21)

10 apa yang dialami, diimpikan, dikhayalkan, dan dipikirkan. Kedua, untuk memberi petunjuk, maksudnya apabila seseorang mengajar orang lain bagaimana mengerjakan sesuatu dengan tahapan yang benar, maka dia telah memberi petunjuk atau pengarahan. Ketiga, untuk menjelaskan sesuatu pada pembaca sehingga pengetahuan dan pemahaman pembaca bertambah. Keempat, untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat atau pandangannya. Kelima, untuk merangkum sesuatu.

Elina, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009:6) menyatakan bahwa tujuan menulis adalah: a) menginformasikan, b) membujuk, c) mendidik, d) menghibur.

Sedangkan menurutPanuju dalam Kusumaningsih dkk. (2013:69), ada lima tujuan utama dalam menulis, yaitu:

1. Tujuan menghibur: penulis bermaksud menghibur kepada pembaca sehingga pembaca merasa senang dan mengurangi kesedihan dari pembacanya.

2. Tujuan meyakinkan dan berdaya bujuk: karangan atau tulisan bertujuan meyakinkan dan berdaya bujuk termuat dalam isi.

3. Tujuan penerangan: isi karangan memberikan keterangan (informasi tentang segala hal kepada pembaca dan bersifat inovatif).

4. Tujuan pernyataan diri: pernyataan diri ini bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri.

5. Tujuan Kreatif: tujuan kreatif ini berkaitan erat dengan tujuan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulakn bahwa tujuan menulis merupakan bagaimana seseorang mampu memberikan informasi kepada orang

(22)

11 lain melalui tulisan. Tujuan menulis memberikan informasi tentang apa yang dirasakan, dilihat dan yang terjadi.

2. Manfaat Menulis

Dewasa ini, kegiatan menulis dalam kehidupan manusia bukanlah hal yang istimewa khususnya pada kalangan mahasiswa, Namun aktivitas menulis atau kadang disebut mengarang, kurang diminati oleh banyak orang tetapi ketika disadari ternyata begitu banyak manfaat yang dapat dipetik dari kehidupan manusia itu sendiri (Asdam dan Rustan,2009:4). Manfaat menulis yakni: (1) Sarana untuk pengungkapan diri, (2) sarana untuk memahami sesuatu, (3) sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa percaya diri,(4) sarana untukmeningkatkan kesadaran dan penyerap terhadap lingkungan sekeliling, (5) saran melibatkan diri dengan penuh semangat, dan (6) sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa (Nursisto, 1999:6).

Akhadiah (2004:1-2) juga menyebutkan bahwa manfaat yang dapatdipetik dari pelaksanaan kegiatan menulis, yaitu:

1. mengenali kemampuan dan potensi diri, 2. mengembangkan beberapa gagasan, 3. memperluas wawasan,

4. dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar, 5. dapat meninjau serta menilai gagasan sendiri secara lebih objektif, 6. lebih mudah memecahkan permasalahan,

7. mendorong diri belajar secara aktif, dan

(23)

12 8. membiasakan diri berpikir serta berbahasa secara tertib.

Manfaat menulis yang telah diungkapkan oleh para ahli, pada hakikatnya memiliki kesamaan. Apabila ditarik secara garis besar, penulis menyimpulkan manfaat menulis bagi seorang penulis adalahdapat meningkatkan pemahaman dan wawasan tentang hal yang ditulisnya.

B. Cerita Pendek (Cerpen)

Hoerif (dalam Semi, 1988:34) mengemukakan, “Cerpen adalah karakter yang dijabarkan lewat rentetan kejadian demi kejadian dengan satu persatu.

Kejadian itu bisa pengalaman atau penjelajah dan juga merupakan reaksi mental terhadap lingkungan yang sering disebut orang dengan jiwa cerpen. Semi (1988:34) menyatakan bahwa panjang-pendeknya ukuran fisik cerpen tidak menjadi ukuran yang mutlak, tidak ditentukan bahwa cerpen harus sekian halaman atau sekian kata. Lebih lanjut, dikatakan cerpen merupakan bentuk sastra yang berdaulat penuh yang berdiri sendiri dan mutlak sebagai karya sastra.

Selain memiliki satu peristiwa pokok, cerpen juga tidak menjelaskan latar dan penokohan dalam ceritanya. Menurut Muhardi dan Hasanuddin, WS (1992:11) bahwa cerpen cenderung tidak menjelaskan latar cerita yang meliputi tempat, waktu, suasana, dan penanda kultur cerita, sehingga pembaca tidak mendapat gambaran sempurna. Penokohan cerpen cenderung tidak jelas juga, karena cerpen tidak mendeskripsikan keadaan fisik tokoh. Gambaran keadaan fisik tokoh cenderung diinformasikan langsung kepada pembaca oleh pengarang.

(24)

13 Cerpen sebagai salah satu bentuk karya imajinasi dapat dibaca dalam waktu yang singkat. Thahar (1999:9) menyatakan bahwa sesuai dengan namanya, cerpen tentulah pendek. Jika dibaca, biasanya jalan peristiwa di dalam cerpen lebih padat. Sementara latar maupun kilas baliknya disinggung sambil lalu saja.

Di dalam cerpen hanya ditemukan sebuah peristiwa yang didukung oleh peristiwa-peristiwa kecil lainnya. Hal itu yang membuat cerpen banyak digemari pembaca, karena tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membacanya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cerpen merupakan bentuk fiksi yang lazimnya memiliki cerita yang menarik, hanya terdapat satu peristiwa pokok, memiliki tokoh utama yang sedikit, dan keseluruhan cerita membentuk kesan tunggal dan kesatuan bentuk, sehingga tidak ada bagian yang tidak diperlukan. Cerpen merupakan karya sastra yang paling banyak digemari, mudah, dan cepat dibaca.

1. Unsur-Unsur Cerita Pendek

Menurut Semi (1988:35) unsur-unsur dalam cerpen terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang membentuk cerita dalam karya fiksi.

Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar suatu karya sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran karya sastra itu, misalnya faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Sedangkan unsur intrinsik adalah unsur membentuk cerpen sebagai salah satu karya sastra seperti penokohan, latar, alur, tema, sudut pandang, dan gaya bahasa. Rincian penjelasannya sebagai berikut.

a. Penokohan/perwatakan

(25)

14 Semi (1988:36-39) mengatakan bahwa tokoh dan perwatakan mestinya merupakan suatu struktur pula. Ia memiliki fisik dan mental yang secara bersama-sama membentuk suatu totalitas prilaku yang bersangkutan. Tokoh cerita biasanya mengemban suatu perwatakan tertentu yang diberi bentuk dan isi oleh pengarang.

b. Plot/alur

Semi (1988:43) mengemukakan bahwa alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interrelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Alur menyajikan deretan peristiwa-peristiwa kepada pembaca, tidak hanya temporal tetapi dalam hubungan secara kebetulan.

c. Latar

Latar merupakan penanda identitas permasalahan fiksi yang mulai secara samar diperlihatkan alur atau penokohan (Muhardi dan Hasanuddin, WS, 1992:30). Sedangkan Semi (1988:38) menyebutkan bahwa latar adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi termasuk di dalamnya tempat atau ruangan yang diamati. Biasanya muncul pada semua bagian atau penggalan cerita

d. Tema

Menurut Nurgiantoro (1994:70), “Tema adalah topik dalam pokok pembicaraan dalam tulisan atau karya fiksi. Jadi tema tidak lain merupakan suatu gagasan sentral dalam sebuah cerpen.

e. Sudut Pandang

(26)

15 Sudut pandang adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam ceritanya atau dari mana ia melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita itu (Nurgiantoro, 1994:72).

f. Gaya Bahasa

Atmazaki (2005:108) mengemukakan bahwa gaya bahasa dalam karya naratif merupakan bentuk-bentuk ungkapan yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan ceritanya.

g. Amanat

Menurut Wiyanto (dalam Marta, 2009:15), “Amanat adalah unsur pendidikan, terutama pendidikan moral, yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca lewat karya sastra yang ditulisnya. Unsur pendidikan ini tidak dituliskan secara langsung. Pembaca baru dapat mengetahui unsur pendidikannya setelah membaca seluruh karya sastra.

2. Langkah-langkah Menulis Cerpen.

Menurut Sumardjo (dalam Marta, 2009:16), “Menulis cerpen dapat dilakukan melalui empat tahap, yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap inkubasi, 3) tahap inspirasi, dan 4) tahap penulisan. Pada tahap persiapan, penulis telah menyadari apa yang akan dia tulis dan bagaimana menuliskannya. Timbulnya gagasan menulis itu membantu penulis untuk segera memulai menulis atau masih mengendapkannya. Tahap inkubasi berlangsung pada saat gagasan yang telah timbul disimpan, dipikirkan matang-matang, dan ditunggu sampai waktu yang tepat untuk menuliskannya. Tahap inspirasi adalah tahap dimana terjadi desakan pengungkapan gagasan yang telah ditemukan, sehingga gagasan tersebut

(27)

16 mendapat pemecahan masalah. Tahap penulisan adalah tahapan pengungkapan gagasan yang terdapat dalam pikiran penulis agar hal tersebut tidak hilang atau terlupakan dari ingatan penulis. Dapat disimpulkan bahwa menulis adalah salah satu kemampuan menulis kreatif mengharuskan penulis untuk berpikir kreatif dan mengembangkan imajinasinya. Dalam menulis cerpen harus memperhatikan struktur yang membangun cerita itu sendiri.

C. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media juga dapat diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arief S.Sadiman,1996:7).

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidak jelaskan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media. Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berpikir abstrak, masih berpikir konkrit. Keabstrakan bahan pelajaran dapat di konkritkan dengan kehadiran media, sehingga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media.

Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan,

(28)

17 apabila diabadikan media pengajaran bukannya membantu proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Dari pengertian media pembelajaran tersebut,peneliti dapat menyimpulkan bahwa: (a) media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalur ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, (b) materi yang ingin disampaikan dalam pesan pembelajaran, dan tujuan yang dicapai adalah terjadi proses belajar.

Proses belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antar penerima pesan dengan sumber pesan lewat media.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (Djamarah dan Zein, 1996: 150), mengemukakan beberapa kriteria dalam pemilihan media pelajaran, sebagai berikut:

1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran

2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa

3) Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana praktis penggunaannya

4) Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran 5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat

bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung 6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa

(29)

18 Manfaat dari penggunaan media pembelajaran adalah:

1) Memperjelas informasi atau pesan pengajaran 2) Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting 3) Memberi variasi pengajaran

4) Memberi struktur pengajaran, dan

5) Memotivasi proses belajar siswa (Soerkartawi Amir Abduh,1997: 2).

1. Pengertian Media Gambar Seri

Menurut Djamarah dan (2006:124) mengemukakan bahwa media gambar seri (media visual) adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan .media visual ini ada yang menampilkan gambar diam sepert film strip (film rangkai),slide (film bingkai) foto,gambar atau lukisan,dan cetakan.adapula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai dengan taraf berpikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis cerpen di SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan mengarang. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan.

Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997:

63) mengemukakan bahwa ”Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan”.

(30)

19 Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar Seri) kedalam bentuk tulisan.

2. Fungsi Media Gambar Seri (Media Visual)

Levie dan Lentz dalam Arsyad(2004:16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,khususnya media visual yaitu : (a) fungsi atensi media visual, merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran, (b) fumgsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (membaca) teks yang bergambar,(c) fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan peneliti yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, (d) fungsi kompensatoris media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dalam membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Selanjutnya Wibawa dan Mukti (1992 : 31) mengemukakan media visual dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi untuk:

a. Mengembangkan kemampuan visual;

b. Mengembangkan imajinasi anak;

(31)

20 c. Membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang

abstrak, atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan didalam kelas;

d. Mengembangkan kreativitas siswa.

3. Kelebihan dan Kekurangan Gambar Seri

Wibawa dan Mukti (1992: 29) mengemukakan kelebihan dan kekurangan media gambar (visual) yaitu media visual memiliki kelebihan sebagai berikut:

(a) Umumnya murah harganya, (b) mudah didapat, (c) mudah digunakannya, (d) dapat memperjelas suatu masalah, (e) lebih realitas, (f) dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan, (g) dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Namun media gambar (visual) juga memiliki keterbatasan, antara lain:(a)Semata-mata hanya medium visual, (b) ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar, (c) memerlukan ketersediaan sumber, keterampilan dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya.

D. Pembelajaran Menulis Cerpen Menggunakan Media Gambar Seri Tujuan pengajaran menulis di SD menurut kurikulum pendidikan dasar 1994 tercermin dalam tujuan penggunaan (dalam Nur Mustakim dan Syamsudin, 2007: 24), yakni (1) siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman, informasi, pesan, dan perasaan secara tertulis, (2) siswa memiliki kegemaran menulis (3) siswa mampu memanfaatkan unsur-unsur kebahasaan dalam menulis.

Untuk mencapai tujuan tersebut guru dituntut mengupayakan strategi dan model pembelajaran yang baik serta ketepatan dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran. Untuk itu pembelajaran hendaknya dikemas dalam aktivitas

(32)

21 yang menarik, bermakna, bervariasi, menantang, dan sesuai dengan dunia anak.

Untuk itu pembelajaran harus di bentuk sedemikian rupa sehingga tampak menyenangkan anak, misalnya dengan permainan, pengalaman praktis ataupun penggunaan media yang bisa menarik perhatian siswa yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dewasa ini keterampilan menulis siswa dikelas awal belum begitu menggembirakan. Kendala yang sering dihadapi dalam pembelajaran menulis salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang tepat didalam proses pembelajaran khususnya penggunaan media gambar seri didalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa kelas III.

Untuk lebih jelasnya dari penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita maka, dapat dilakukan dengan langkah- langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, (2) Menyajikan meteri sebagai pengantar, (3) Memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi, (4) Memanggil siswa secara bergantian mengurutkan menjadi urutan yang logis, (5) Menanyakan alasan pemikiran urutan gambar tersebut, (6) Dari alasan tersebut guru menanamkan konsep sesuai kompetensi yang akan dicapai, (7) Menulis karangan berdasarkan gambar tersebut, (8) Kesimpulan, (9) Evaluasi, (10) Penutup.

Menurut sosialisasi KTSP 2006 (dalam Halik, 2008: 46). Dengan menggunakan strategi diatas diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa

(33)

22 dalam pembelajaran sehingga keterampilan menulis cerita berdasarkan gambar seri dapat meningkat.

E. Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlibat dalam standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu kompetensi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Pembelajaran bahasa terdiri dari empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menulis memberikan makna yang penting untuk berkomunikasi secara tidak langsung dalam kehidupan. Memiliki kemampuan menulis tidaklah semudah yang dibayangkan oleh banyak orang.

Semakin banyakberlatih menulis, seseorang akan semakin menguasai keterampilan tersebut. Tidak ada orang yang dapat langsung terampil menulis tanpa melalui suatu proses latihan.

Sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis, khususnya menuliscerpen, guru harus menerapkan pengetahuannya mengenai media dalam mengajar. Peneliti dalam hal ini sebagai guru menggunakan media gambar seri guna mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.Penggunaan media gambar seridapat memancing siswa berpikir aktif menuangkan apa yang ia pikirkan dan ia lihat. Media gambar seri juga dapat membantu siswa untuk mengalirkan secara bebas apapun yang telah tersimpan di dalam pikiran dan perasaan siswa.

(34)

23 Untuk mencapai tujuan tersebut guru dituntut mengupayakan strategi dan model pembelajaran yang baik serta ketepatan dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran. Untuk itu pembelajaran hendaknya dikemas dalam aktivitas yang menarik, bermakna, bervariasi, menantang, dan sesuai dengan dunia anak.

Untuk itu pembelajaran harus dibentuk sedemikian rupa sehingga tampak menyenangkan anak, misalnya dengan permainan, pengalaman praktis ataupun penggunaan media yang bisa menarik perhatian siswa yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Secara skematis, kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan berikut ini:

(35)

24

Bagan 2.1. Kerangka Pikir.

Menyimak Berbicara Membaca Menulis

Analisis

Temuan Cerita Pendek

Media Gambar Seri Pembelajaran Bahasa Indonesia

(36)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitianini merupakanpenelitiandeskriptif kuantitatif.Metode penelitian ini disebut deskriptif kuantitatif karena data penelitian berupa-angka untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri.

2. Lokasi Penelitian

Penelitanini dilaksanakan pada siswaSD Panaikang II/I Makassar.Objek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD InpresPanaikang II/I Makassar.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian iniadalah variabel tunggal, yaitu kemampuan menulis cerpen menggunakan media gambar seri siswa kelas III SD InpresPanaikang II/I Makassar.

2. Definisi Operasional Variabel

Kemampuan menulis cerita pendek melalui media gambar seri adalahpenguasaan, keterampilan, dan kecerdasan siswa menyusun kata, frasa, klausa, dan kalimat sehingga menjadi sebuah tulisan yang berciri cerpen berdasarkan hasil pengamatan terhadap suatu objek, dengan memperhatikan

25

(37)

26 kesesuaian isi cerita, organisasi cerita, penggunaan bahasa, diksi (pilihan kata), dan penggunaan ejaan dan tanda baca.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas III SD InpresPanaikang II/I Makassar yang berjumlah 145 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 3.1. berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas III SD Inpres Panaikang II/I Makassar

` Kelas

Jenis Kelamin Jumlah

perempuan Laki-laki

I 12 13 25

II 10 11 21

III 10 15 25

IV 13 15 28

V 13 13 26

VI 10 10 20

Jumlah 145

Sumber: Pegawai tata usaha SDInpres Panaikang II/I tahun ajaran 2016/2017.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Inpres Panaikang II/I Makassar yang berjumlah 145 orang. Penentuan proporsi sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat yang dikemukakan olehArikunto (1997:120) bahwa apabila subjek

(38)

27 penelitian kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika subjek besar diambil antara 10%- 15% atau antara 20%-25%. Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menetapkan untuk mengambilsampel penelitian yaitu seluruh siswa kelas III yang berjumlah 47 orang. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan tabel 3.2.

berikut:

Tabel 3.2.

Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah

1. III 25

Jumlah 25

D.Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen sesuai dengan objek yang dilihat siswa.

Aspek yang dinilai dalam tes menulis paragraf deskriptif ini adalah (1) kesesuaian judul dengan isi, (2) diksi (pemilihan kata), (3) ejaan dan tanda baca, (4) kohesi dan koherensi,Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

(39)

28 Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Tes Keterampilan Menulis Cerpen

No Aspekyang dinilai Bobot

1. Kesesuaian judul dengan isi 25

2. Diksi (pemilihan kata) 25

3. Ejaan dan tanda baca 25

4. Kohesi dan koherensi 25

Jumlah 100

(Tolla dan Hartini, 1991:31)

E.Teknik Analisis Data

Skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0-100. Jadi, pemberian nilai minimal yang harus dicapai siswa dalam menulis cerpen adalah 75 ke atas dengan nilai klasikal 80% dari keseluruhan sampel. Untuk mengelola skor mentah menjadi skor digunakan rumus sebagai berikut:

Skor Skor yang diperoleh siswa

umlah sampel 100. (Kusmiati, 2007:27).

(40)

29 Tabel 3.1

Kategori Penilaian Tes Kemampuan Menulis Cerpen

No Kategori Interval Skor

1 2

Sangat Baik Baik

85- 100

75- 84 Mampu

3 4 5

Cukup Kurang

Sangat Kurang

65- 74 51- 64 0- 50

Tidak Mampu

(Kunandar, 2011:234)

(41)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Panaikang II/I Makassar sebanyak 25 siswa, yang terdiri 10 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.

Penelitian dilaksanakan pada bulan November – Desember semester I Tahun pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan memberikan siswa tes menulis untuk mengetahui sejauh mana kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri.

Pengamatan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 16 Desember 2016. Peneliti mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi menulis cerpen. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan media gambar seri. Terlihat jelas sebagian besar siswa, terlibat aktif dalam pembelajaran. Ketika guru bertanya kepada siswa tentang materi pelajaran sebagian besar siswa langsung menjawab dengan semangat. Namun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya minat, motivasi dan faktor kesehatan. Siswa yang kurang berminat terhadap suatu pelajaran maka tidak akan termotivasi untuk belajar. Apalagi jika siswa tersebut dalam keadaan kurang sehat, hal tersebut akan mengurangi semangatnya untuk belajar.

Pertemuan berikutnya yaitu pada hari Senin, tanggal 19 Desember 2016, peneliti melakukan wawancara dengan siswa dan guru kelas III SD Panaikang II/I

30

(42)

31 Makassar tentang menulis cerpen. Dari wawancara yang dilakukan dengan siswa ternyata sebagian besar siswa menyukai pelajaran bahasa Indonesia khususnya materi menulis cerpen. Mereka menyatakan bahwa menulis cerpen itu menyenangkan. Walaupun menyenangkan, tetapi mereka mendapatkan kesulitan ketika menulis cerpen seperti menuangkan ide atau gagasan dan memilih kata- kata yang baik. Dengan menggunakan media gambar seri, siswa lebih mudah menuangkan ide atau gagasan. Sehingga mereka berpendapat bahwa menulis cerpen menggunakan media gambar seri lebih mudah dibandingkan tidak menggunakan media gambar seri. Cerpen yang biasa mereka tulis atau yang paling mereka sukai yaitu cerpen tentang pengalaman (liburan), tanaman, dan bencana alam (banjir, tanah longsor).

Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas III yang bernama Ibu Salma Masionu. Beliau menyatakan kemampuan siswa menulis cerpen menggunakan media gambar seri bervariasi. Ada yang mampu, kurang mampu dan bahkan ada yang tidak mampu. Ketika menulis cerpen siswa juga mengalami hambatan atau kesulitan seperti siswa kurang mampu menuangkan ide dan menulis kalimat utama. Biasanya hal ini terjadi jika media gambar seri kurang jelas. Selanjutnya beliau menyatakan siswa lebih mudah menulis cerpen yang bertema pengalaman, artinya peristiwa atau kejadian yang biasa mereka lihat atau alami. Karena mereka dapat merasakan dan mengalaminya sendiri, sehingga mudah untuk menuangkan ide. Beliau juga menyatakan bahwa siswa akan termotivasi untuk menulis cerpen jika medianya menarik dan media tersebut memuat tentang kehidupan siswa.

(43)

32 1) Temuan Umum

Secara umum dapat digambarkan bahwa sebagian besar siswa kelas III SD Panaikang II/I Makassar mampu menulis cerpen menggunakan media gambar seri. Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek yang diamati. Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa menulis cerpen menggunakan media gambar seri yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

2) Temuan Khusus

Temuan khusus yang ditemukan oleh peneliti dari hasil penelitian dalam tabel berikut.

Tabel 4.1.

Rekapitulasi Nilai Tes Siswa Menulis Cerpen

No Nama Indikator Jumlah

Skor

1 2 3 4

1 Salwan 25 20 15 15 75

2 Alwi 25 20 20 20 85

3 Akbar 25 20 20 10 75

4 Rangga Zainal 25 20 15 15 75

5 Muh Ahmad 25 20 15 15 75

6 Nurul Rizqikah 25 20 15 15 75

7 Annisa Witapatri 25 20 20 20 85

8 Nur Irayah 25 20 15 10 70

9 Dwi Febrianti 25 20 20 20 85

10 Olivia Rezki 25 20 20 20 85

11 Hamkah Hamzah 25 20 20 20 85

12 Shafira Aulia 25 20 20 15 80

13 Indah Kirani 25 20 15 15 75

(44)

33

No

Nama Indikator Jumlah

Skor

1 2 3 4

14 Nadia Tri Cazia 25 20 15 15 75

15 Naila Putri A 25 20 20 20 85

16 Muh Dirham A 25 20 15 10 70

17 Muh Farham 25 20 20 20 85

18 Muh Rasya 25 20 15 15 75

19 Muh Guntur 25 20 20 20 85

20 Muh Aiman 25 20 20 20 85

21 Muh Nur Fikram 25 20 20 20 85

22 Ibrahim 25 20 15 15 75

23 Ardianto 25 20 20 20 85

24 Rahmatullah Rafi 25 20 15 15 75

25 Zalsabila Ratu 25 20 20 20 85

Total 625 500 445 420 1990

Rata-Rata 25 20 17.8 16.8 79.6

Keterangan Indikator

1 = Kesesuaian judul dengan isi 3 = Ejaan dan tanda baca 2 = Diksi (pemilihan kata) 4 = Kohesi dan koherensi

Berdasarkan dari 25 siswa yang ada di kelas III menunjukkan hasil tes menulis cerpen menggunakan media gambar seri. Dari hasil tes tersebut terdapat 12 siswa memperoleh nilai 85, 1 siswa memperoleh nilai 80, 10 siswa memperoleh nilai 75 dan 2 siswa memperoleh nilai 70. Total nilai keselurahan dari hasil tes adalah 1990 dengan nilai rata-rata 79,6. Dengan demikan dapat diketahui bahwa dari empat aspek yang dinilai menunjukkan rata siswa mampu menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri.

(45)

34 Selanjutnya untuk mengetahui data frekuensi persentase hasil belajar siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2.

Data Frekuensi Kategori Hasil Tes Siswa Menulis Cerpen

No Kategori Nilai Interval

Interval Skor Skor

Ketuntasan Frekuensi Persentase

1 Sangat Baik 85-100 12 48% 92% Tuntas

2 Baik 75-84 11 44%

3 Cukup 65-74 2 8% 8% Tidak

Tuntas

4 Kurang 51-64 - -

5 Sangat Kurang

0-50 - -

JUMLAH 25 100%

Pada table 4.2. di atas menunjukkan bahwa terdapat 12 siswa dikategorikan sangat baik (44%), 11 siswa dikategorikan baik (8%) Pada penelitian ini, tidak ada satu pun siswa dikategori kurang dan sangat kurang. Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata siswa dikategorikan baik dalam menjawab soal tes yang diberikan. Jadi dari pembahasan tersebut, peneliti mendapatkan data yaitu dari 25 siswa yang terdapat di kelas III, siswa yang mampu menulis cerpen menggunakan media gambar seri berjumlah 23 orang atau 92%, dan siswa yang tidak mampu berjumlah 2 orang atau 8%. Jadi, secara keselurhan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 23 siswa 92% dan 2 siswa 8% tidak tuntas belajar.

(46)

35

B. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian deskriptif kuantitatif ini didasarkan atas hasil penelitian dan catatan peneliti selama melakukan penelitian. Secara terperinci pembahasan dari hasil penelitian pada setiap siklus dijabarkan dalam pembahasan ini. Pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri mendapatkan nilai rata-rata 79.6 dengan kategori baik untuk penilaian hasil tes yang diberikan kepada siswa. Namun terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki pada pada penelitian antara lain dari aspek EYD, kohesi dan koherensi. Pada penelitian ini penulis menyampaikan tujuan teknik pembelajaran yang digunaka dan memeri kesan postitif bagi siswa terhadap teknik yang digunakan. Oleh karena itu pada penelitian ini penulis menyampaikan semua tujuan dari teknik pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri yang akan dilaksanakan, karena hal tersebut sangat penting bagi siswa karena dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam menerima dan memahami apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran.

Dari hasil pengamatan guru dan siswa umumnya siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa masih kesulitan untuk bertanya, mengungkapkan pendapat atau menjawab pertanyaan. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis cerpen, ada faktor-faktor yang mempengaruhi siswa, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam atau disebut juga faktor internal yang sering mempengaruhi kemampuan siswa kelas III menulis cerpen yaitu minat, motivasi, emosional dan kesehatan. Faktor dari luar individu yang mempengaruhi kemampuan siswa menulis cerpen menggunakan media

(47)

36 gambar seri adalah teman sebaya, media gambar seri, guru dan orang tua atau keluarga.

Oleh karena itu, pertemuan kedua dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri penulis memberi penghargaan agar siswa lebih termotivasi untuk aktif. Ini diharapkan banyaknya siswa yang aktif dalam pembelajaran lebih banyak. Selain itu optimalisasi penulis dalam menjelaskan tujuan dari media pembelajaran. Ini diharapkan siswa tidak mengalami kebingungan terhadap media yang digunakan sehingga siswa siap dalam menerima dan memahami apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa siswa telah memiliki sikap yang baik terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya melalui pembelajaran menulis cerpen menggunakan media gambar seri

Menurut penulis, semua indikator dalam penelitian, dua diantanranya tercapai dan dua aspek belum tercapai. Walaupun sudah tidak ada penelitian lagi, guru kelas III SD khusunya mata pelajaran Bahasa Indonesia tetap melaksanakan model pembelajaran media gamabr seri dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan dari hasil penelitian ini media pembelajaran tersebut menunjukkan bahawa rata- rata siswa mampu menulis cerpen dengan baik.

(48)

37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan uraian pada pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik simpulan bahwa siswa kelas III SD Panaikang II/I Makassar sebagaian besar mampu menulis cerpen menggunakan media gambar seri. Dengan persentase siswa yang mampu berjumlah 23 orang atau 92%, dan siswa yang tidak mampu berjumlah 2 orang atau 8%. Kemampuan siswa menulis cerpen menggunakan media gambar seri dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal seperti minat, motivasi, emosi dan kesehatan.

Sedangkan faktor eksternal seperti teman sebaya, media gambar seri, guru dan orang tua atau keluarga. Jadi, penelitian ini dinyatakan berhasil karena siswa memperoleh nilai 85 dari jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah 75 yaitu sebanyak 2 orang atau 8%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat disarankan hal-hal sebagai berikut.

1. Diharapkan kepada guru agar menggunakan media gambar seri pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan materi pelajaran yang ada.

37

(49)

38 2. Diharapkan kepada siswa, agar lebih termotivasi untuk belajar Bahasa

Indonesia khususnya materi menulis cerpen sehingga kemampuan siswa menulis cerpen akan menjadi lebih baik.

3. Kepada pihak-pihak yang terkait terutama kepada sekolah, kiranya dapat memberikan dukungan terhadap penelitian deskriptif kualitatif di sekolah dan 4. Diharapkan kepada peneliti lain dapat melaksanakan penelitian deskriptif

kualitatif yang serupa untuk pokok-pokok bahasan yang lain dalam pembelajaran IPA.

(50)

39 DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman dan Waluyo, dkk. 2000. Pendidikan Anak Bermasalah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Abduh, Amir 1997. Media Pembelajaran. Makassar: PGSD

Akhadiah, Sabarti, dkk. 2004. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Akhadiah. 1991. Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka

Arsyad, Azhar. 2004. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada Asdam, Muhammad dan Edhy Rustan. 2009. Dasar-Dasar Ketrampilan Menulis

Bahasa Indonesia. Makassar: CV Awal.

Arikunto, Surhasmini. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta.

Rineka Cipta.

Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Citra Budaya Indonesia.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pengajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Elina Syarif, Zulkarnain, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Halik, Abdul dan Muh. Faisal. 2008. Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Makassar PGSD

Kusumaningsih, dkk. 2013.Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi.

Kusmiati. 2007. Metode Penelitian. Bandung: Angkasa.

Kunandar. 2011. Metode Penelitian. Bandung: Angkasa.

Matra, Fajar. 2009. “Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Teknik Mind Map Siswa Kelas X SMA Pembangunan Kopri UNP.” Skripsi.

Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah FBSS UNP.

(51)

40 Muhardi dan Hasanuddin, WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP

Padang.

Nuristo. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adi Cita.

Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Purwanto, M. Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Said. 1996. Bunga Rampai Pengajaran Bahasa. Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang.

Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: FPBS IKIP Padang.

Semi. 2003. “Kumpulan Perkuliahan MK Pengajaran Keterampilan Menyimak”

Buku Ajar. Padang: FBSS UNP.

Sadiman. d.k.k. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suparno dan Yunus, M, 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Tebuka

Sudjana. d.k.k. 1996. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Thahar, Harris Effendi. 1999. Kiat Menulis Cerpen. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. 1983. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tolla, Achmad dan Marlan, Hartini. 1991. Retorika Menulis Siswa Kelas II SMAN di Kotamadya Ujung Pandang. Laporan Penelitian. Ujung Pandang : IKIP Ujung Pandang.

Tim Prima Pena. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gita Media Pres Wibawa, Basuki dan Mukti, Farida. 1992. Media Pengajaran. Jakarta: PT.

DEPDIKBUD.

Yunus. 2002. Menulis Merupakan Kegiatan Penyampain Pesan atau Informasi.

Jakarta: Universitas Terbuka.

(52)

41

LAMPIRAN

(53)

42

Lampiran 1 Instrumen Penelitian CERITA GAMBAR SERI TEMA: Kegiatan Sehari- Hari 1. 2. 3.

4. 5. 6.

(54)

43

INSTRUMEN SOAL

1. Tulislah sebuah cerita pendek berdasarkan susunan gambar seri ?

2. Susunlah gambar seri dibawah ini sesuai dengan urutannya gamabar seri ? Lampiran 2

KUNCI JAWABAN 1. Sebuah cerita pendek berdasarkan susunan gambar seri.

Setiap hari aku bangun pagi pada pukul 5:30, setelah bangun aku biasanya langsung kekamar mandi untuk mandi, setelah mandi biasanya langsung sarapan pagi yang telah disiapkan ibu, sebelum berangkat kesekolah aku biasa berpamitan pada kedua orang tuaku, setelah berpamitan dengan kedua orang tua saya langsung jalan menuju kesekolah dimana tempat saya bersekolah, dan setelah saya tiba di sekolah saya langsung masuk keruangan kelas sambil menunggu teman- teman yang lain.

2. Susunan gambar seri sesuai dengan urutan nya.

(1). (2). (3).

(4). (5). (6).

(55)

44 Lampiran 5

Foto-Foto Penelitian

Gambar 1. Siswa Berdoa sebelum pelajaran dimulai

Gambar 2. Peneliti Menjelaskan Materi Pelajaran

(56)

45

Gambar 3. Siswa menjawab soal tes yang diberikan

Gambar 4. Peneliti mendampingi siswa selama kegiatan belajar berlansung

(57)

46 Lampiran 4. Surat Keterangan

(58)

47 RIWAYAT HIDUP PENULIS

Kesia Padafani anak ketiga dari lima bersaudara buah hati dari perkawinan ayahanda Mesak Padafani dan Ibunda Demaris Karmating lahir pada tanggal 10 Mei 1992 di desa Lakwati Alor Tengah Utara Nusa Tenggara Timur selama pendidikan, dalam menjalankan proses akademik diprogram studi pendidikan guru sekolah dasar Universitas Bosowa Makassar.

Penulis berkecipung didunia kelembagaan kemahasiswaan baik Intra maupun Ekstra Kampus. Untuk menyelesaikan studi harus melalui proses penelitian dan skripsi sebagai salah satu persyarat dalam menyelesaikan studi.

Akhir dari semua proses dan syarat untuk menyelesaikan studi pada tanggal…

januari 2017. Dengan dilaksanakan Ujian Skripsi dengan judul Kemampuan Menulis Cerpen Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas III SD Inpres Panaikang II/I Makassar. Merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.pd)

Referensi

Dokumen terkait

(4) Apabila dalam satu masa sidang Kepala Desa dan BPD menyampaikan Rancangan Peraturan Desa mengenai materi yang sama, maka yang dibahas adalah Rancangan Peraturan

Yamashita dan Otogawa (2007) menemukan bahwa discretionary accrual negatif secara signifikan untuk tahun sebelum pengurangan tarif pajak. Hasil ini menunjukkan..

Berdasarkan hal tersebut penting bagi perusahaan untuk mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan misalnya, dengan cara memberikan bonus bagi karyawan yang tertib dan

Buktinya data responden menunjukkan bahwa pemahaman mereka tentang tokoh panakawan Sangut dan Delem pada seni pertunjukkan wayang kulit adalah baik, 83,6%; sekaligus

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pembangunan Jalan Jembatan Pa' Baw an ( DAK I PD) , dimana perusahaan saudara

Keterkaitan antara disiplin, lingkungan serta motivasi dan kinerja yaitu jika pegawai meimiliki kompentensi yang memadai, memiliki motivasi yang tinggi dalam

Hasil pengukuran bilangan peroksida yang dihubungkan dengan frekuensi penggorengan adalah bilangan peroksida pada minyak goreng fortifikasi vitamin A akan meningkat

Perbandingan pendapatan askes 2005 dan 2006 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan askes sebesar 34,07%, dimana kontribusi pendapatan askeskin menunjukkan peningkatan