Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
225
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
KISAH NABI
Nur Kartika
IAIN PALANGKA RAYA Email nurkartika270986@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini terkait dengan penerapan model pembelajaran problem based learning yang bertujuan agar peserta didik bukan hanya memahami tentang sejarah Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s saja tetapi juga dapat lebih terampil dalam memecahkan permasalahan dengan meneladani kisah Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s yang terukur pada peningkatan hasil belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (clasroom action research) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil belajar peserta didik pada siklus I diperoleh nilai rata-rata peserta didik sebesar 67,4 dengan ketuntasan klasikal sebesar 60% kemudian pada siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat 13,6 menjadi 81 dengan ketuntasan klasikal meningkat 28% menjadi 88%.
Berdasarkan data tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kisah keteladanan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s di Kelas III SDN. 5 Mendawai Semester Genap Tahun Pelajaran 2021-2022.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Problem Based Learning, Pendidikan Agama Islam
PENDAHULUAN
Pendidikan agama Islam dan budi pekerti berperan penting dalam mewujudkan fungsi dari pendidikan nasional yang dimanifestasikan dalam materi-materi yang dikembangkan di sekolah, di mana peserta didik bukan hanya memahami konsep tetapi lebih daripada itu peserta didik diharapkan mampu mengaplikasikannya di masyarakat. Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah dasar adalah Al-Qur’an dan al-Hadits,
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
226
keimanan, akhlak, fiqih, dan sejarah (Jaelani, 2022: 29). Pendekatan konvensional seperti ceramah yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi tentang sejarah/tarikh menyebabkan peserta didik mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar dan kemampuan bernalar kritis peserta didik.
Model pembelajaran adalah cara sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Suatu model pembelajaran dinilai efektif apabila dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menurut Glazer problem based learning merupakan model pengajaran dimana siswa secara aktif menghadapi permasalahan kompleks secara nyata (Hotimah, 2020: 2). Sedangkan menurut Trianto, pembelajaran problem based learning merupakan suatu model pembelajaran berdasarkan pada permasalahan nyata yang membutuhkan penyelidikan dan penyelesaian secara nyata. Melalui problem based learning peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan dirinya (Mahendradhani, 2021: 12). Model pembelajaran ini sangat tepat untuk diterapkan pada materi sejarah karena peserta didik tidak hanya menghafal rangkaian peristiwa tetapi dapat mengambil nilai-nilai keteladanan dari sejarah tersebut untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari.
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow (Shoimin, 2014: 130), dijelaskan bahwa karakteristik dari problem based learning terdiri dari:
1. Learning is student-centered, yaitu proses pembelajaran yang memusatkan pada peserta didik, dimana siswa di dorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2. Authentic problems form the organizing focus for learning, yaitu pembelajaran dengan menyajikan masalah yang otentik sehingga siswa mudah memahami masalah dan dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
3. New information is acquired throughself-directed learning, yaitu proses memecahkan masalah dengan cara peserta didik mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
4. Learning occurs in small groups, yaitu proses belajar mengajar dilaksanakan dalam kelompok kecil agar terjadi interaksi ilmiah dan kolaboratif.
5. Teacher act as facilitators, yaitu guru berperan sebagai fasilitator.
Menurut Trianto (Mahendradhani, 2021: 15), sintaks atau langkah- langkah model pembelajaran problem based learning adalah sebagai berikut:
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
227
1. Orientasi peserta didik pada masalah, kegiatannya yaitu: guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memunculkan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah.
2. Mengorganisasi peserta didik, kegiatannya yaitu: guru membagi peserta didik dalam kelompok, kemudian mengorganisasikan tugas belajar yang berkaitan dengan permasalahan.
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, kegiatannya yaitu guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, kemudian melaksanakan penyelidikan untuk memcahkan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil, kegiatannya yaitu: guru mendorong peserta didik untuk merencanakan pembagian tugas dalam menyiapkan dan mempresentasikan laporan hasil diskusi kelompok.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah, kegiatannya yaitu: guru membantu peserta didik untuk melakukakan refleksi dan evaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Menurut Lestari, (2020: 71), kelebihan model Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
1. Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan karena ia yang menemukan konsep tersebut.
2. Siswa terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir tingkat tinggi.
3. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
4. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, karena masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata. Hal ini bisa meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajarinya.
5. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, serta menanamkan sikap sosial yang positif dengan siswa lainnya.
6. Mengkondisikan siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajaran dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan.
7. Problem based learning dapat menumbuhkembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun kelompok, karena hampir di setiap langkah menuntut adanya keaktifan siswa.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
228
Menurut Sugiarto (2021: 10) dikemukakan bahwa kelemahan model pembelajaran problem based learning adalah sebagai berikut:
1. Membutuhkan durasi pembelajaran yang lebih tinggi.
2. Peserta yang sudah terbiasa belajar dengan pola hafalan atau mengingat fakta mengalami kesulitan untuk berganti peran menjadi siswa yang aktif memberikan tanggapan entah dalam bentuk bertanya, menjelaskan, membuat solusi suatu persoalan, berargumentasi dan sebagainya.
3. Guru atau pengajar yang belum terbiasa akan mengalami kesulitan ketika berperan sebagai fasilitator dan motivator.
4. Aktivitas guru untuk memberikan atau memunculkan masalah yang harus berupa masalah kontekstual merupakan aktivitas yang tidak mudah.
5. Perancangan penilaian juga tidak mudah karena harus mencakup setiap aspek pembelajaran dalam PBL tersebut.
Penerapan model pembelajaran problem based learning di sini lebih menitikberatkan pada proses pemecahan masalah dengan metode diskusi kelompok agar peserta didik dapat lebih mengeksplorasi pengetahuan dengan cara berbagi pendapat. Oleh karena itu peneliti juga akan membahas mengenai metode diskusi yang akan digunakan dalam penelitian ini. Menurut Sumiati, metode diskusi kelompok adalah salah satu metode pembelajaran agar siswa dapat berbagi pengetahuan, pandangan, serta keterampilan (Solichah, 2021:
105).
Menurut Ausubel belajar akan lebih bermakna apabila informasi yang baru diterima oleh peserta didik berkaitan dengan konsep yang sudah ada atau diterima sebelumnya dan tersimpan dalam struktur kognitifnya. Dalam aplikasinya langkah penerapan konsep belajar bermakna (meaningful learning) yang dikemukakan oleh Ausubel adalah sebagai berikut:
1) Pendidik menentukan tujuan-tujuan instruksional.
2) Pendidik mengukur kesiapan peserta didik untuk belajar.
3) Pendidik menentukan materi pelajaran.
4) Pendidik mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai oleh peserta didik.
5) Pendidik menyajikan pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dikuasai oleh peserta didik.
6) Pendidik menginstruksikan peserta didik untuk membuat advance organize salah satunya dengan cara merangkum atau meresume materi yang diberikan.
7) Pendidik membimbing peserta didik untuk memahami konsep yang ditentukan dengan menghubungkan pada konsep yang sudah ada.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
229
8) Pendidik mengevaluasi proses dan hasil belajar (Rachmawati & Daryanto, 2015: 69).
Langkah-langkah penerapan teori belajar bermakna yang dikemukakan oleh Ausubel di atas sesuai dengan sintaks model pembelajaran problem based learning yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.
Menurut Slameto dalam jurnal Afifah dkk, ada dua faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang berada dalam diri individu yang terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang ada diluar individu yang terdiri dari faktor keluarga, sekolah dan masyarakat (Afifah, et.al, 2019: 219)
Berdasarkan hasil pengamatan observasi yang dilakukan di kelas III SDN. 5 Mendawai, proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sebelumnya, khususnya untuk pembelajaran pada materi sejarah/tarikh seperti kisah para Nabi dan lain-lain masih menggunakan pendekatan konvensional seperti ceramah sehingga hasil belajar siswa masih kurang, apalagi selama ini materi tentang sejarah ini seolah hanya menuntut peserta didik untuk menghafal berbagai peristiwa penting saja tanpa mengetahui relevansinya terhadap kehidupan bermasyarakat, padahal tujuan mempelajari sejarah adalah agar peserta didik dapat mengambil sikap yang dapat diteladani dari para tokoh sejarah untuk dapat memecahkan berbagai permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga dapat memperbaiki akhlak peserta didik dalam kehidupan bermasyakat, berbangsa dan bernegara. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kisah keteladanan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s di kelas III SDN 5 Mendawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s di kelas III SDN. 5 Mendawai Semester Genap Tahun Pelajaran 2021-2022. Terdapat beberapa penelitian terkait salah satu diantaranya yaitu jurnal yang ditulis oleh Nurul Istifadah (2021) dengan judul
“Penerapan Model Problem Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI” perbedaannya adalah materi dan kelas yang diangkat, dalam jurnal tersebut mengangkat materi tentang Bersih itu Sehat di Kelas IV sedangkan penulis mengangkat materi Kisah Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s di kelas III. Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memberikan masukan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan yang luas, meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik terutama dalam memecahkan permasalahan, sebagai inovasi pembelajaran khususnya pada penerapan model pembelajaran
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
230
problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kisah keteladanan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s di kelas III SDN. 5 Mendawai Semester Genap Tahun Pelajaran 2022.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). PTK merupakan riset instan yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan metode tindakan-tindakan(Jasiah, dkk, 2022: 7).
Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2017: 42), tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian akan dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini dilakukan di SDN. 5 Mendawai yang beralamat di Jl. Hasanudin No.08, Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimatan Tengah. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III SDN. 5 Mendawai Semester Genap Tahun Pelajaran 2021-2022 yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 18 laki-laki dan 7 perempuan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar pengamatan atau observasi, tes dan dokumentasi. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Data yang telah diperoleh kemudian di analisis dengan analisis deskriptif persentase. Data kualitatif menerangkan aktivitas peserta didik yang diperoleh dari lembar observasi. Tingkat perubahan yang terjadi di ukur dengan persen. Jumlah peserta didik yang mampu mencapai KKM dibagi jumlah seluruh peserta didik yang diteliti kemudian dikalikan seratus persen, maka diketahui persentase dari tingkat keberhasilan tindakan. Hal tersebut dapat diketahui dengan rumus:
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
231 P = N x 100%
A
Keterangan:
P : Persentase tingkat perubahan N : Nilai yang diperoleh
A : Jumlah anak
% : Tingkat keberhasilan yang dicapai
Hasil penghitungan kemudian dijelaskan dalam kriteria ketuntasan belajar peserta didik yang dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut:
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥ 70 Tuntas
≤ 69 Belum Tuntas
Tabel 1. Kriteria Ketuntasan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan menggunakan 2 siklus, dimana pada setiap siklus terdiri dari: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan evaluasi, 4) refleksi. Berikut rincian kegiatannya:
Tahapan Kegiatan
Siklus I Siklus II
Perencanaan 1. Menyusun RPP dan menyiapkan materi pembelajaran.
2. Membuat instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi pengelolaan kelas dan tes akhir siklus I dalam bentuk LKPD.
3. Membuat media pembelajaran.
4. Menyiapkan laptop, LCD, proyektor, dan lain-lain.
5. Meminta validasi dari guru pamong
1. Mengevaluasi hasil siklus I.
2. Menyiapkan inovasi
baru dalam
pembelajaran.
3. Membuat RPP dan menyiapkan materi pembelajaran.
4. Menyiapkan
instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi pengelolaan kelas dan tes akhir siklus II dalam bentuk LKPD.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
232
5. Membuat media pembelajaran.
6. Menyiapkan laptop, LCD, proyektor, dan lain-lain.
7. Meminta validasi dari guru pamong.
Pelaksanaan Tindakan 1. Orientasi peserta didik pada masalah.
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
3. Membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
1. Orientasi peserta didik pada masalah.
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
3. Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Observasi dan Evaluasi Observasi dan evaluasi dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yang dilakukan oleh teman
sejawat dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Observasi dan evaluasi dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yang dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Refleksi Mengkaji secara
menyeluruh apakah model pembelajaran yang dilakukan berhasil untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, jika tidak maka perlu dilakukan upaya
Mengkaji secara menyeluruh apakah model pembelajaran yang dilakukan berhasil untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, jika tidak maka perlu
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
233
pemecahan masalah dan tindakan pada siklus II.
dilakukan upaya pemecahan masalah dan tindakan pada siklus berikutnya.
Tabel 2. Prosedur PTK
HASIL PENELITIAN
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 09 Juni 2022, jumlah peserta didik 25 siswa yang terdiri dari 18 laki-laki dan 7 perempuan. Penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan, pada tahap ini peneliti melakukan observasi sekolah, menyusun RPP sesuai dengan kurikulum yang digunakan di SDN. 5 Mendawai yaitu kurikulum 2013, menyusun instrumen penelitian, kemudian meminta validasi kepada guru pamong.
2. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini peneliti melakukan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari: 1) Kegiatan pendahuluan terdiri dari orientasi apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran, 2) Kegiatan inti yang terdiri dari: 1. Mengorientasi peserta didik pada masalah yang berkaitan dengan: a. kasusI: bagaimana seharusnya sikap seorang muslim dalam menghadapi musibah wabah penyakit COVID-19 yang melanda negara Indonesia dimana wabah ini berdampak besar pada berbagai aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan lain-lain, kasus II: bagaimana seharusnya sikap seorang seorang anak kepada orang tuanya menurut Islam dalam kasus seorang anak yang mempidanakan orang tua kandungnya sendiri. 2.
Mengorganisasikan peserta didik dengan membagi peserta didik ke dalam lima kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa kemudian memberikan lembar kerja kelompok. 3. Membimbing penyelidikan kelompok dengan mengarahkan langkah-langkah pemecahan masalah pada saat peserta didik melakukan diskusi kelompok. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan cara memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing- masing. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pemecahan masalah kemudian guru memberikan penguatan dan motivasi, 3) Kegiatan penutup yang terdiri dari: peserta didik dan guru menyimpulkan pembelajaran, memotivasi peserta didik, menjelaskan rencana tindak lanjut dan berdoa.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
234
3. Tahap observasi dan evaluasi, pada tahap ini peneliti melakukan observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan hasil:
beberapa peserta didik belum percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya dan masih mengikuti pendapat teman yang lain sehingga alternatif solusi dalam proses pemecahan masalah kurang variatif. Berikut tabel hasil belajar siswa pada siklus I:
Siklus Total Skor
Nilai Rata- Rata Kelas
Jumlah Siswa Tuntas
Prosentase Ketuntasan Klasikal
I 1685 67,4 15 60%
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Adapun hasil tes tertulis secara individu pada siklus I yang tertuang pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu sebesar 80%, karena prosentase ketuntasan klasikal pada siklus I ini hanya sebesar 60% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 15 siswa dan nilai rata-rata kelas sebesar 67,4 dan belum mencapai nilai KKM yaitu 70.
4. Tahap refleksi, pada tahap ini penulis mengkaji permasalahan- permasalahan yang muncul pada siklus I diantaranya yaitu: beberapa peserta didik masih kurang percaya diri dalam mengeluarkan pendapatnya dan hanya mengikuti pendapat teman lainnya saja, beberapa peserta didik masih belum mampu berkonsentrasi belajar, dan beberapa peserta didik belum mampu menganalisis pemecahan masalah. Permasalahan- permasalahan tersebut mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang belum mencapai nilai KKM yaitu 70. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk melakukan tindakan pada siklus II.
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2022, jumlah peserta didik 25 siswa yang terdiri dari 18 laki-laki dan 7 perempuan. Pada siklus II ini peneliti berusaha untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada pembelajaran siklus I ini dengan cara memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat mencari dan membaca referensi agar menambah ide, gagasan dan pendapat sehingga lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan solusi yang disampaikan juga lebih bervariatif. Tahapan penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan, pada tahap ini peneliti melakukan observasi sekolah, menyusun RPP sesuai dengan kurikulum yang digunakan di SDN 5 Mendawai yaitu kurikulum 2013, menyusun instrumen penelitian kemudian meminta validasi kepada guru pamong.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
235
2. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini peneliti melakukan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari: 1) Kegiatan pendahuluan terdiri dari orientasi apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran, 2) Kegiatan inti, yang terdiri dari: 1. Mengorientasi peserta didik pada masalah yang berkaitan dengan: a. Kasus I: bagaimana seharusnya sikap seorang muslim dalam menghadapi musibah wabah penyakit COVID-19 yang melanda negara Indonesia dimana wabah ini berdampak besar pada berbagai aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan lain-lain, b. Kasus II: bagaimana seharusnya sikap seorang seorang anak kepada orang tuanya menurut Islam dalam kasus seorang anak yang mempidanakan orang tua kandungnya sendiri. Pada kegiatan ini guru menanyangkan video pembelajaran sebagai literasi digital kemudian peserta didik meresume materi pembelajaran dari hasil menyimak video pembelajaran dan membaca buku sebagai tugas individual 2. Mengorganisasikan peserta didik dengan membagi peserta didik ke dalam lima kelompok masing- masing kelompok terdiri dari 5 siswa kemudian memberikan lembar kerja kelompok. 3. Membimbing penyelidikan kelompok dengan mengarahkan langkah-langkah pemecahan masalah pada saat peserta didik melakukan diskusi kelompok. Sebelum melakukan kegiatan berikutnya peserta didik dan guru melakukan ice breaking untuk merefresh dan mengembalikan konsentrasi peserta didik 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan cara memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing. 5.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pemecahan masalah kemudian guru memberikan penguatan dan motivasi, 3) Kegiatan penutup yang terdiri dari: peserta didik dan guru menyimpulkan pembelajaran, memotivasi peserta didik, menjelaskan materi pada pertemuan berikutnya dan berdoa.
3. Tahap observasi dan evaluasi, pada tahap ini peneliti melakukan observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus II dengan hasil:
peserta didik sudah mengalami peningkatan dalam memahami permasalahan yang diangkat dan peserta didik mengalami peningkatan kepercayaan diri dalam mengeluarkan pendapatnya. Hal ini mempengaruhi peningkatan hasil belajar peserta didik yang terdapat dalam tabel berikut:
Siklus Total Nilai Rata- Jumlah Prosentase
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
236
Skor Rata Kelas Siswa Tuntas Ketuntasan Klasikal
II 2025 81 22 88%
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Adapun hasil evaluasi pembelajaran tes tertulis secara individu pada siklus II yang ditunjukkan pada tabel 4 di atas menunjukkan bahwa sudah memenuhi kriteria ketuntasan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 80%
karena pada siklus II ini ketuntasan klasikal sebesar 88% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 22 siswa dan nilai rata-rata kelas sebesar 81.
4. Tahap refleksi, pada tahap ini peneliti mengkaji keberhasilan model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan cara merekapitulasi hasil belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II yang terdapat pada tabel dan grafik di bawah ini:
No Nilai Siklus I Siklus II
(P) A N % A N %
Jumlah 25 1685 100 25 2025 100
Rata-Rata Nilai 67,4 81
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa dengan Menerapkan Model Problem Based Learning pada Siklus I dan Siklus II
Dari tabel 5 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 67,4 dengan ketuntasan klasikal sebesar 60%
kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat 13,6 menjadi 81.
Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
237
Grafik 1. Hasil perbandingan nilai rata-rata siklus I dan siklus II
Dari grafik 1 di atas dapat dilihat hasil perbandingan nilai rata-rata siklus I dan siklus II yang mengalami pengingkatan. Pada siklus I nilai rata- rata siswa sebesar 67, 4 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat 13,6 menjadi 81. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kisah keteladanan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s di kelas III SDN 5 Mendawai.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kisah keteladanan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s di kelas III SDN 5 Mendawai pada semester genap tahun pelajaran 2021-2022. Hal ini sesuai dengan penelitian Ahmad Said (2021) bahwa guru memang harus kreatif dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk dalam menggunakan model pembelajaran, karena berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Sebagaimana diketahui bahwa dalam pembelajaran selalu ada problem yang dihadapi, karenanya dituntut kemampuan guru untuk mencari jalan keluar yang tepat (Syafrin: 2021). Model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena guru juga mampu memberdayakan kompetensi pribadi siswa dalam memecahkan masalahnya (Arief Dwi Saputra: 2021). Supaya siswa merasa nyaman berhadapan dengan guru yang membantunya dalam pembelajaran dan terhindar dari tekanan/ stress, karena gurunya bersifat lembut dan humas (Muslimah: 2019), dalam membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran.
67.4
81
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Siklus I Siklus II
Hasil Belajar Siswa
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
238 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terutama materi tentang kisah keteladanan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s di kelas III SDN. 5 Mendawai Semester Genap Tahun Pelajaran 2021-2022. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I dengan nilai rata-rata kelas sebesar 67,4 dan ketuntasan klasikal sebesar 60% ke siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas meningkat 13,6 menjadi 81 dengan ketuntasan klasikal meningkat 28% menjadi 88%.
REKOMENDASI
Peneliti memberikan rekomendasi kepada guru untuk lebih menyiapkan segala fasilitas dan keperluan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran model problem based learning, guru harus mengontrol hasil belajar siswa secara berkesinambungan agar peserta didik dapat lebih meningkatkan kemampuannya, memberikan motivasi kepada peserta didik untuk terlibat aktif dan percaya diri dalam proses pembelajaran, serta membantu dalam menyimpulkan permasalahan terkait dengan materi pembelajaran sehingga peserta didik dapat lebih memunculkan karakternya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Said, Muslimah. Evaluation of Learning Outcomes of Moral Faith Subjects during Covid-19 Pandemic at MIN East Kotawaringin (Penilaian Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak pada Masa Pandemi Covid-19 di MIN 1 Kotawaringin Timur). Bulletin of Science Education.Vol. 1, No. 1,
January 2021. Hal. 7-15.
https://www.attractivejournal.com/index.php/bse/index
Afifah, M.D, Riyadi, A.R & Mulyasari, E. 2019. Hubungan Perhatian Orang Tua Dalam Kegiatan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 4(III).
Arief Dwi Saputra1, dkk. How Personal Factors Grow Students' Interest in Entrepreneurship. Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 14 No.1 Maret 2021: 61-76. Doi: http://dx.doi.org/10.25105/jmpj.v14i1.8336
Arikunto, S, dkk. 2017. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
239
Hotimah, H. 2020. Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Edukasi. Vol. VII (3).
Istifadah, N. 2021. Penerapan Model Problem Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI. Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam. Vol. 1(1).
Jaelani, A. 2022. Pembelajaran PAI Pada Jenjang Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 01(01).
Jasiah, dkk. 2022. Mahir Menguasai PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dalam 20 Hari.
Indramayu: Adanu Abimata.
Lestari, E.T. 2020. Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Budi Utama.
Mahendradhani, G.A.A.R. 2021. Problem Based Learning di Masa Pandemi.
Bandung: Nila Cakra.
Muslimah, dkk. Stress and Resilience in Learning and Life in Islamic Boarding School: Solutions for Soft Approaches to Learning in Modern Times.
Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 2 No 3 2019. Hal. 421- 433ISSN: 2614-8013DOI: https://doi.org/10.31538/nzh.v2i3.1175
Nafiah, Y.N & Suyanto, W. 2014. Penerapan Model Problem-Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar. Pendidikan Vokasi. Vol. 4(1).
Rachmawati, T & Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.
Syafrin, Muslimah. Problematika Pembelajaran E-learning dimasa Pandemi Covid-19 bagi Santri Pondok Pesantren Al-Hasyimiyyah Kotawaringin Barat. Jurnal Al –QiyamVol. 2, No. 1, June 2021. Hal. 10-16. E –ISSN : 2745-9977 P – ISSN: 2622-092X
Shoimin, A. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Arruz Media.
Solichah, S.M. 2021. Meningkatkan Minat serta Hasil Belajar PAI dan BP Melalui Metode Diskusi Kelompok Pelajar Kelas V SDN. Sidamulya 01 Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Jurnal Nuansa Akademik. Vol. 6(2).
Sugiarto. 2021. Mendongkrak Hasil Belajar Matematika Menggunakan PBL Berbantuan GCA. Solo: Yayasan Lembaga Gumun Indonesia.