• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Metode penelitian kuantitatif merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa angka dan program statistik. Digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengumpulan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan pendekatan korelasional bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain.

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi dengan kemampuan public speaking pada mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi HMI di Kabupaten Subang.

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2015:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(2)

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus HMI cabang Kabupaten Subang yang berjumlah 20 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono 2019:62). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada di populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling dengan teknik Sampling Jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya pengurus HMI saja, karena pengurus dituntut untuk lebih aktif dalam organisasi yang diikutinya serta lebih banyak teribat dalam kegiatan organisasi. Sehingga, sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi dengan kemampuan public speaking.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Metode Angket (Kuesioner)

Kuesioner dalam penelitian ini termasuk kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup karena jawaban telah disediakan, sehingga responden hanya

(3)

memilih jawaban yang tersedia. Dengan menggunakan kuesioner, data dapat dikumpulkan dari banyak responden pada saat yang bersamaan.

Bahan angket diukur dengan menggunakan skala Likert, karena skala Likert cocok untuk mengukur sikap, pendapat dan konsep seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial. Instrumen untuk mengetahui hubungan antara keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi dengan kemampuan public speaking menggunakan skala Likert yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian, yaitu dengan menghilangkan jawaban ragu-ragu. Hal ini dilakukan agar tidak ada jawaban yang tidak pasti dari kuesioner.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden.

Wawancara dapat dilakukan dengan berhadapan secara langsung tetapi juga dapat diberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu untuk dijawab pada kesempatan berikutnya. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan pengurus HMI Cabang Kabupaten Subang periode 2021-2022.

Wawancara ini dilakukan peneliti untuk menggali informasi secara mendalam dan memperkuat sebuah data.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Sugiyono, 2017). Data sekunder digunakan untuk mendukung informasi

(4)

data primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, litelatur, penelitian terdahulu buku, dan jurnal.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dapat dipelajari sehingga diperoleh informasi dari hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dinamakan variabel, karena memiliki variasi.

Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi (X).

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan public speaking yang dinyatakan dalam symbol (Y).

3.5 Penskalaan

Dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditemukan secara khusus oleh peneliti, selanjutnya disebut variabel penelitian. Gunakan skala likert untuk

(5)

mengubah variabel yang akan diukur menjadi indeks variabel (Sugiyono,2013:93).

Kategori respons pada penelitian ini disesuaikan dengan pertanyaan pada setiap indikator dengan penskalaan likert dan pada setiap pertanyaan diberi skor/angka bersifat monquantitative karena hanya menunjukan posisi atau tingkat dari kategori respons. Berikut adalah kategori respons dan skor/angka pada penelitian ini:

Tabel 3.1

Kategori Respon Responden

No Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 4

2. Setuju (S) 3

3. Tidak Setuju (TS) 2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(Skala Likert, Dr. Sudaryono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatuf, dan Mix Method : 201)

3.6 Operasional Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi yang merupakan variabel bebas (independent) yang dilambangkan dengan (X) dan kemampuan public speaking yang merupakan variabel terikat (dependent) yang dilambangkan dengan (Y), maka dapat dirumuskan operasioanlnya sebagai berikut :

1. Keaktifan Mahasiswa dalam Berorganisasi

(6)

Menurut Priambodo dan Sarwono dalam Leny & Tommy Y. Suyasa (2006:75) terdapat beberapa ciri yang melekat dalam diri mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Salah satu cirinya adalah senang menghabiskan waktu dengan mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan baik itu sebagai kepengurusan harian maupun sebagai panitia, mereka juga bersedia mendorong serta terlibat aktif di berbagai kegiatan yang diadakan oleh organisasinya.

2. Sedangkan organisasi itu sendiri merupakan sebuah wadah atau sarana untuk mengembangkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki mahasiswa, sebagai tempat pengembangan diri, perluasan wawasan, peningkatan kepemimpinan, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, serta menambah relasi, dimana di dalamnya terdapat sebuah mekanisme, fungsi, prosedur, program kerja, serta elemen lainnya yang dilakukan agar tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut dapat berjalan optimal.

3. Kemampuan Public Speaking

Kemampuan berbicara di depan umum atau yang lebih sering dikenal dengan public speaking sebenarnya lebih kepada kemampuan individu, sehingga diperlukan latihan yang cukup banyak untuk bisa mempunyai kemampuan atau keahlian tersebut. Selain latihan, tentunya diperlukan juga praktik serta pengalaman indvidu itu sendiri. Di samping itu, mempelajari teori juga merupakan suatu hal yang sangat diperlukan untuk dijadikan dasar agar kita mengetahui bagaimana langkah awal dalam

(7)

berkomunikasi dengan baik. Kemampuan public speaking merupakan suatu kebutuhan yang harusnya dimiliki oleh orang-orang yang sering berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain, baik itu seorang kepala divisi, pelajar, motivator, mahasiswa, karyawan, pengusaha, anggota partai, pengurus organisasi, pimpinan negara atau profesi lainnya yang sering berhubungan dengan orang lain. Dengan kata lain, seseorang yang akan menjadi pemimpin sekecil apapun komunitasnya, sebaiknya menguasai ilmu public speaking dengan baik, karena ini erat kaitannya dengan penyampaian informasi, menjelaskan, menguraikan, serta mempengaruhi, terlebih pada saat berpidato untuk menyampaikan gagasannya.

Adapun kegunaan menguasai public speaking menurut Poppy Fitriyanti Soeparan (2020:37) adalah sebagai berikut :

1. Untuk menyampaikan ide secara sistematis dan runtut 2. Untuk mempengaruhi massa dan orang lain

3. Untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapat 4. Untuk mengikuti sebuah diskusi dan rapat dengan baik 5. Untuk melakukan pidato di depan umum

6. Untuk menambah kepercayaan diri 7. Untuk menyampaikan sebuah presentasi 8. Untuk memimpn rapat, sidang, dan diskusi 9. Untuk menambah kewibawaan dan citra diri

(8)

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Indikator Paramter Skala

Variabel

Independent (x) Keaktifan Mahasiswa dalam

Berorganisasi

Tingkat kehadiran dalam pertemuan

Menyempatan diri untuk datang dalam rapat atau diskusi yang diadakan oleh organisasi

Likert

Jabatan yang

dipegang

Menjadi pengurus organisasi

Likert

Pemberian saran, usulan, kritik dan pendapat bagi peningkatan

organisasi

 Berkomunikasi,

berdiskusi, dan berkoordnasi mengenai urusan organisasi.

 Mengemukakan

pendapat dalam suatu forum pertemuan maupun rapat organisasi.

 Memberikan ide-

ide untuk kemajuan organisasi.

Likert

Kesediaan anggota Memberikan kontribusi Likert

(9)

untuk berkorban atau bantuan yang bersifat materi maupun non material (waktu, tenaga dan pemikiran)

Motivasi anggota Mempunyai keinginan untuk mencapai suatu tujuan

Likert

Variabel Dependent (y) Kemampuan Public Speaking

Memiliki daya tarik Mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian audiens ketika berbicara di depan umum

Likert

Memiliki kepercayaan diri yang baik

Yakin pada kemampuan yang dimilikinya

Likert

Tidak pernah merasa takut dan ragu

Memanfaatkan jika ada kesempatan untuk berbicara di depan umum

Likert

Dinamis dan aktif -Mudah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru

-Berani mengemukakan saran,usulan,kritik dan pendapat bagi kemajuan

Likert

(10)

organisasi

Sumber: Olahan Peneliti 2022

3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal, sehingga garis akan menggambarkan data sesungguhnya dan akan mengikuti garis diagonalnya.

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov untuk masing-masing variabel. Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dikatakan tidak berdistribusi normal.

3.7.2 Uji Linearitas

Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) terdapat hubungan atau tidak. Data yang baik seharusnya terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Suatu uji yang dilakukan harus berpedoman pada dasar pengambilan keputusan. Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas yaitu :

(11)

1. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).

2. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka kesimpulannya tidak terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).

3.7.3 Uji Regresi Linear Sederhana

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana, dimana analisis ini didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah : Ŷ = a+bX

Keterangan :

Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a = Harga Y ketika harga X=0 (harga konstan).

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

3.7.4 Uji Korelasi Product Moment

Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel

(12)

berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono 2019:228).

Rumus uji korelasi Product Moment oleh Pearson adalah sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r = Koefisien korelasi tiap item X = Skor tiap item

Y = Jumlah dari setiap pertanyaan N = Jumlah sampel

Dari hasil korelasi tersebut, selanjutnya mengkonsultasikan dengan koefisien korelasi pada tabel kesalahan 5%, setelah konsultasi tersebut maka dapat diketahui valid atau tidaknya instrument penelitian. Apabila nilai hasil perhitungan lebih besar dari pada nilai tabel berarti butir soal dapat dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Sebaliknya, jika nilai hasil dari perhitungan koefisien korelasi lebih kecil dari nilai tabel, berarti butir tersebut tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan aplikasi Statistic Programme for Social Science (SPSS) versi 25.

(13)

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada table sebagai berikut.

Tabel 3.3

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,0399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

(Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian 2019 : 228)

3.7.5 Uji Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Semakin besar nilai determinasi maka semakin kuat pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat, begitupun sebalikmya.

Rumus untuk koefisien determinasi adalah : KD = r2 x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi

R2 = Koefisien korelasi variabel X dan Y 3.7.6 Uji Hipotesis

(14)

Digunakan untuk menguji apakah setiap variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen.

Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t menggunakan SPSS dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan adalah 5%.

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikat atau tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Sedangkan jka nilai signifikansi < 0,05 maka H0 dan Ha diterima atau variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, artinya terdapat pengaruh antara variabel yang diuji.

3.7.6.2 Uji Simultan (Uji-f)

Uji simultan (uji f) ini digunakan untuk melihat apakah variabel independen (X) yaitu keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Y) yaitu kemampuan public speaking. Kriteria pengambilan keputusan dala uji f dengan menggunakan SPSS adalah :

Jika signifikansi < 0,05 / Fhitung > Ftabel, maka terdapat pengaruh . Jika signifikansi > 0,05 / Fhitung < Ftabel, maka tidak terdapat pengaruh.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas

Ada dua syarat penting yang berlaku untuk sebuah kuesioner yaitu

(15)

perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013 : 119).

Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengukur validitas data atau uji instrumen yang ditujukan untuk mengetahui alat ukur yang digunakan untuk mengukur obyek yang relevan.

Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu di uji validitasnya kepada responden dengan menggunakan rumus teknik korelasi person, (Umar & Nisa, 2020) sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ [ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]

Keterangan :

r = Koefisien korelasi tiap item

X = skor tiap item pertanyaan

Y = jumlah dari setiap pertanyaan

N = jumlah sampel

Untuk menilai apakah nilai tiap item valid, maka peneliti akan membandingkan dengan r tabel dengan cara penghitungan df = n – 2 dan

(16)

mempermudah perhitungan peneliti akan menggunakan aplikai Statistik Programme for social science (SPSS) versi 25.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Perhitungan koefisien keandalan alat ukur digunakan untuk mengetahui Reliabilitas dan atau konsistensi alat ukur. Alat ukur yang andal tetap mempunyai perilaku yang sama dan atau menghasilkan nilai yang sama sekalipun kondisi pengukurannya berubah.

Reliabilitas adalah indeks yang menujukkan sejauh mana suatu alat pengukur yang dipercaya dapat diandalkan ( Menurut Sugiyono 2007:190).

Koefisien alat ukur yang umum digunakan adalah α Cronbach ( Sugiyono 2007:365). Koefisien ini didasarkan pada konsistensi internal dari alat ukur yaitu rata-rata korelasi item yang membentuk sebuah alat ukur. Bila item-item tersebut distandarisasikan sehingga terstandar deviasi satu. Teknik alat ukur yang digunakan untuk menguji realibilitas (keandalan) alat ukur adalah dengan menggunakan rumus:

[

] )

Dimana :

K = jumlah butir

Vi = varian dan butir ke- i

(17)

Vi = varian total butir

3.9 Jadwal dan Lokasi Penelitian 3.9.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Tahun

Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okto - Des

Jan Feb Mar 2022

1 Usulan Penelitian Revisi Usulan Penelitian

2. Bimbingan dan

pengecekan penelitian Penyebaran angket dan pengumpulan data 3. Sidang Skripsi

3.9.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dijadikan adalah sekretariat HMI Cabang Subang di jalan. Otto Iskandar Dinata No.99 Subang.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini mencerminkan bahwa siswa Madrasah Aliyah Darussalam Agung Buring Malang yang memiliki adversity quotient tinggi cenderung memiliki regulasi diri yang

Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi melalui lembar pengamatan aktivitas belajar matematika siswa dalam proses pembelajaran yang sudah baik (skor rata-rata

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan variabel sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri aerob pada sputum penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Poliklinik Paru RSUP Prof.. Jenis penelitian

Dengan menggunakan nilai signifikan sebesar 0,05 jika nilai signifikan thitung&gt;ttabel maka H0 diterima, jika nilai signfiikan t hitung &lt; t tabel maka H0 ditolak. H 1 i= Ada

Saya juga mohon kepada Para Yang Mulia agar Tumenggung Marta Pura dapat diban- tu dalam waktu sesingkat mungkin, oleh karena perasaan saya mengatakan bahwa tan- pa bantuan dan

Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Dauscus carota L) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio).. Dibimbing oleh SYAMMAUN USMAN dan INDRA

Keunggulan dari bahan belajar tematik adalah (1) bahan belajar ini didasarkan pada penggunaan topik-topik yang bermakna bagi kehidupan masyarakat; (2) warga