• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN - LAMPIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LAMPIRAN - LAMPIRAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

63

LAMPIRAN - LAMPIRAN Transkrip Wawancara

Daftar Pertanyaan:

1. Anda berasal dari Toraja bagian mana?

2. Apakah ini pertama kalinya Anda ke Salatiga?

3. Apakah sebelumnya ada sudah mengetahui tentang UKSW? Jika ya, darimanakah Anda mengetahuinya?

4. Saat pertama kali tiba di Salatiga, bagaimana perasaan atau kesan Anda?

5. Saat awal di Salatiga dan berkuliah di UKSW, apakah anda langsung bergaul dengan teman non etnis Toraja atau mencara teman yang juga berasal dari Toraja?

6. Anda pasti sudah biasa mendengar istilah UKSW sebagai Indonesia Mini dimana terdapat banyak etnis didalamnya. Bagaimana perasaan anda bertemu dengan teman-teman yang berasal dari etnis lain di UKSW?

7. Culture shock adalah perasaan dimana seseorang merasa terkejut Ketika berhadapan dengan lingkungan dengan budaya yang baru karena berbeda dengan budaya asalnya. Culture shock apa yang pernah anda alami selama berkuliah di UKSW?

8. Apakah anda pernah mengalami homesick?

9. Bagaimana cara anda beradaptasi dengan lingkungan baru dengan budaya yang baru juga?

10. Selama kurang lebih …. Tahun di berkuliah di UKSW, bagaimana perkembangan anda? Misalnya dalam hal berinteraksi atau kebiasaan.

11. Apakah anda sudah nyaman berkuliah dan tinggal di Salatiga?

Keterangan:

P : Penanya N : Narasumber

(2)

64 Narasumber 1

Profil Narasumber :

Nama : Madeline Sallata

Program Studi : Psikologi

Angkatan : 2017

Asal Daerah : Makale, Tana Toraja Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kemiri 1 Tempat wawancara : Kostan Madeline

Waktu Wawancara : 25 Oktober 2022 pukul 17.10

P: Pertama kali ko ke Salatiga ini atau pernah mi sebelumnya?

N: Iya, pertama kali nak ke Salatiga ini pas kuliah.

P: Darimana ko tau tentang UKSW?

N: Ya, jadi ku tau UKSW dari kakakku yang juga pernah kuliah disini P: Sebelum ko berangkat ke Salatiga, apa apa yang mu siapkan?

N: Yang pertama kali ku persiapkan saat ke Salatiga yaitu berkas-berkas, karena

penting sekali ketika mengurus administrasi di kampus, juga keperluan sehari-hari

seperti pakaian, buku, dan perlengkapan lainnya. Mental juga harus dipersiapkan,

apalagi hidup jauh dari orang tua.

P: Waktu pertama kali ko tiba di Salatiga, bagaimana perasaanmu?

Misalnya kayak senang kokah atau bagaimana?

N : Jujur, waktu sampai nak di sini toh biasa bang ji ku rasa karena hampir sama ji dengan Toraja.

P: Apa yang menurutmu hampir sama dengan Toraja?

N: Ya iklimnya. Sama sama dingin

P: UKSW kan dikenal sebagai kampus Indonesia mini, pasti banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia. Nah, bagaimana perasaanmu ketemu mereka?

N: Ya pasti senanglah karena kenal orang baru.

P: Waktu kuliah moko di UKSW, langsung ko berteman dengan teman dari etnis lain yang bukan Toraja atau sama ko dulu anak anak Toraja?

N: Waktu awal kuliah mulai mok bergaul dengan teman-teman dari non etnis Toraja karena teman-teman kelasku kebanyakan bukan dari Toraja

(3)

65

P: Kan banyak orang dari berbagai daerah toh, jadi pasti beda beda budaya juga. Culture shock apa yang pernah murasakan selama berkuliah di UKSW dan di Salatiga?

N: Yang pasti pertama itu, Bahasa. Karena kita di Toraja sehari hari pakai logat Toraja, nah pas sampai disini banyak sekali Bahasa ku dengar jadi agak kaget nak dan kadang tidak mengerti apa yang dibahas.

Trus yang kedua makanannya, di Toraja keseringan mikik makan makanan yang pedis pedis, kalau disini makanannya rata-rata manis.

Sering nak merasa gelisah atau kesepian karena merasa sendiri nak, kayak tidak ada temanku. Karena kadang mereka sama dengan teman yang lain, tidak selalu sama saya. Kan waktu di Toraja banyak teman-temanku, trus kalau dirumah juga ada orang tua yang selalau temani, jadi pas sampai di Salatiga harus ngekost yang hidup sendiri-sendiri..

P: Pernah kokah homesick?

N: Ya pasti sering sekali.

P: Bagaimana caramu untuk beradaptasi di sini?

N: Sebisa mungkin belajar Bahasa yang sering digunakan disini, terus bergaul juga dengan teman teman dari etnis lain supaya ta tau bagaimana budaya mereka.

P: Pertanyaan terakhir, nyaman moko kah tinggal di Salatiga?

N: Sebenarnya awal-awal merasa nyaman, tapi semakin kesini semakin merasa tertekan karena sudah banyak temanku yang lulus, jadi ku rasa tidak ada mi temanku yang seangkatan. Selain itu, saya yang orangnya introvert, yang mau tidak mau harus bertemu dengan banyak orang kalau di kampus, sering merasakan pusing. Tapi ya mau bagaimana lagi, harus dihadapi.

P: Oke, terima kasih atas jawabanya yang sangat membantu.

N: Sama sama Nola.

(4)

66 Narasumber 2

Profil Narasumber :

Nama : Anggrainy Citra Baso”

Program Studi : Teologi

Angkatan : 2018

Asal Daerah : Sangalla’, Tana Toraja Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kauman

Tempat wawancara : Kostan Anggrainy Waktu Wawancara : 22 Oktober 2022

P: Pertama kali ko ke Salatiga ini atau?

N: Iya baru pertama kali

P: Sebelumnya sudah mu tau tentang Salatiga dan UKSW?

N: Belum tau. Sama sekali tidak ku tau kalau ada kota Namanya Salatiga.

P: Lalu darimana ko akhirnya tau?

N: Ku tau dari kakak PPGT yang juga kuliah disni.

P: Apa yang mu siapkan waktu mau ko merantau ke sini?

N: Kalau saya toh, otomatis barang-barang ku siapkan memang mi sama berkas berkasku yang masih perlu ku masukkan di kampus. Trus harus siap mental sih, soalnya harus kuat mental jauh dari orang tua karena pertama kali ku merantau beda pulau lagi dan kuatkan mental untuk di dunia kampus apalagi masuk di semester awal perlu kik penyesuaian karna peralihan dari SMA ke kuliah, dan juga harus kuat mental dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi yang tidak sesuai dengan harapan ta, entah itu dari matakuliah yang di anggap susah,kata-katanya dosen atau teman-teman ta, bahkan berbagai karakter yang akan di temui. Tapi kembali lagi datang na kuliah di Salatiga pilihanku sendiri jadi hrus siap terima itu semua.

P: Waktu sampai ko di Salatiga, bagaimana perasaanmu atau kesan awalmu?

N: Awalnya ekspektasiku ndak terjawab pas nak datang di Salatiga karena pikirku Salatiga itu di Jawa, dan tempat transit sebelum ke Salatiga kan di Jogja. Pas sampai di Jogja, ku liat bagaimana kotanya Jogja dan jarak kota jogja ke salatiga lumayan dekat ji, jadi pikirku itu Jogja dan Salatiga 11 12 ji kotanya. Tapi pas sampai nak disini, ternyata Salatiga begini, ternyata kota sederhana ji. Tapi meskipun sederhana toh, orang-orang yang ada disini memiliki rasa toleransi yang tinggi. Menurutku orang orang disini welcome dengan kita

(5)

67

pendatang, meskipun mereka tau kalau bukan kik orang Jawa atau nda na kenal kik, tetap kik na sapa, dari situ toh belajar nak juga untuk menyapa orang lain walaupun nda ku kenal, karena di Toraja orang ku kenal pi baru ku sapa

P: Oke, waktu mulai ko kuliah di UKSW, langsung ko berteman sama orang non Toraja atau sama ko dulu anak-anak Toraja?

N: Langsung sama anak anak Toraja karena belum pi ku tau siapa yang mau ku tempati selain orang orang Toraja yang ada disni. Selain itu ada juga sepupuku di sini yang kuliah toh trus satu fakultas nak makanya tempat tinggalnya ya sama orang-orang toraja. Baru setelah masuk kampus baru ketemu dengan orang orang selain etnis Toraja seperti orang Jawa, Batak, Ambon dll.

P: Kan UKSW dikenal sebagai kampus Indonesia Mini. Jadi pasti banyak mahasiswa dari berbagai daerah. Bagaimana perasaanmu ketemu sama mereka?

N: Yang pastinya senang, karena ketemu kik dengan orang-orang baru.

Tapia gak aneh juga karena ketemu kik dengan orang yang pake Bahasa yang tidak dimengerti.

P: Nah, berhubungan dengan Bahasa yang berbeda, culture shock apa saja yang mu alami selama berkuliah di UKSW?

N: Untuk culture shocknya seperti yang ku bilang tadi pertama itu Bahasa.

Kalau bahasa beda sekali karena orang orang disini terutama orang orang Jawa lebih halus bicara dibanding dengan kita orang Toraja yang menurutku blak-blakan dan nada bicaranya yang bisa dikatakan tinggi. Kalau orang Ambon toh kan ada temanku orang Ambon, awalnya ku bilang ih kenapa ini orang bicara kayak nge rap karena cepat sekali. Trus pernah nak bicara sama temanku trus kayak berpikir nak ini nanti yang ku bilang tidak salah jikah, tidak na buat jikah tersinggung. Trus yang kedua makanan karena di Toraja hidup mikik dengan makanan yang pedis, asin sampai di sini temukan kik makanan yang manis. Trus kehidupan mahasiswanya kan salatiga bukan Cuma orang Jawa toh kayak datang nak disini terutama kehidupan di kost kayak oh ternyata kalau jauh kik dari orang tua atau keluarga kayak bebas kik bahkan ada mi yang tinggal beda jenis dalam satu kamar, jadi ku pikir sebebas itukah jauh dari orang tua atau keluarga. Itu ji sih.

P: Oke, jadi agak kaget ko lek ? N: Iyo, apalagi Bahasa-bahasanya.

P: Trus pernah kokah homesick?

N: Pernah homesick pas awal awal kuliah karena ini pertama kali ku jauh dari orang tua dari kecil sampai SMA tinggal sama orang tua.

Meskipun ada teman teman dekat tapi pasti selalu dirindukan itu orang tua. Memang bisa kik berkomunikasi lewat telfon tapi beda rasanya

(6)

68

kalau ketemu langsung, sampai disini betul betul nak rasakan hidup sendiri dengan orang orang lain bahkan yang latar belakang budaya yang berbeda.

P: Oke, sehubungan dengan culture shock yang mu alami, bagaimana caramu beradaptasi dengan lingkungan barumu?

N: Untuk beradaptasi tentunya harus kik mengamati dulu, lalu mempelajari pelan-pelan, kayak bahasa harus dipelajari jangan sampai toh ada salah paham, misalnya kita orang Toraja yang cenderung nada bahasanya tinggi, takutnya nanti tersinggung mereka.

P: Jadi, selama ko tinggal di Salatiga bagaimana mi perkembanganmu?

Misalnya bisa moko Bahasa daerah lain dan sebagainya.

N: Selama 4 tahun di Salatiga sudah bisa mok sedikit-sedikit bahasa Jawa dan sudah bisa sedikit ku mengerti, kan saya di fakultas nda terlalu banyak teman dekatku orang Jawa yang banyak itu orang orang Timur dan Manado, dan akhirnya bisa mok berkomunikasi dengan mereka pake bahasanya. Kalau soal makanan terbiasa mok karena semua makanan disIni begitu ji rasanya karena hidup kik di lingkungannya mereka jadi harus kik menerima.

P: Pertanyaan terakhir ini, sudah nyaman tinggal di Salatiga?

N: Sudah nyaman sekali.

.,

(7)

69 Narasumber 3

Profil Narasumber :

Nama : Viora Cita Sari

Program Studi : Akuntansi

Angkatan : 2018

Asal Daerah : Rantepao

Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kemiri 1 No. 32 Tempat wawancara : Kampus 1 UKSW Waktu Wawancara : 30 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah datang ke Salatiga ini?

N: Iya, ini pertama kali.

P: Sebelumnya mu tau mikah tentang Salatiga dan UKSW?

N: Belum tau sama sekali. Taunya waktu ada sosialisasi UKSW di SMA ku.

P: Waktu mu putuskan mi untuk kuliah di UKSW, apa yang mu siapkan ? N: Kayak persiapan awal lek?

P: Iyo, begitu

N: Jadi toh pastinya perlengkapan yang disiapkan, kayak pakaian, berkas-berkas, contohnya ijazah, trus perlengkapan sehari-hari. Yang kedua mental karena harus jauh dari orang tua.

P: Oke, waktu sampai moko di Salatiga bagaimana kesan awalmu?

N: Waktu sampai disini kesanku Salatiga kota yang indah dan tenang. Trus ku anggap orang-orang Salatiga ini ramah-ramah.

P: Ramahnya bagaimana?

N: Misalnya disapa walaupun tidak saling kenal.

P: Nah, waktu mulai kuliah di UKSW langsung ko berteman dengan yang dari daerah lain atau sama orang Toraja dulu?

N: Sama anak-anak Toraja dulu karena ada juga teman-temanku yang kuliah disini trus banyak juga anak-anak Toraja yang satu jurusan dan satu kelas dengan saya. Nanti lama-lama baru akrab dengan teman etnis lain.

(8)

70

P: Oo begitu, Jadi, kan banyak daerah di UKSW toh. Bagaimana perasaanmu ketemu dengan orang-orang baru?

N: Senang pastinya karena di Toraja tidak ketemu dengan banyak etnis seperti disini.

P: Dengan banyaknya etnis itu, pasti banyak juga budaya baru yang mu temui.

Nah, culture shock apa yang mu rasakan selama kuliah di UKSW?

N: Pertama itu Bahasa yang banyak. Di fakultasku kan bukan cuman satu dua etnis, tapi banyak. Jadi sehari hari denganr banyak Bahasa yang berbeda. Nah, disitu merasa bingung nak karena tidak mengerti apa yang mereka bilang, jadi kadang diam-diam nak saja kalau tidak ku mengerti. Kedua itu makanan. Rasa makanan disini manis, kalau di Toraja kan rata-rata pedis, ada juga yang pedis disini tapi sama ji kayak nda pedis. Jadi awal-awal kayak aneh di lidah karena sudah terbiasa makanan yang pedis.

P: Selain itu pernah kokah homesick?

N: Sering sekali.

P: Berhubungan dengan culture shock yang mu alami, mau nda mau harus beradaptasi toh, nah bagaimana caramu untuk beradaptasi?

N: Tentunya harus kik belajar Bahasa yang digunakan sehari-hari disini, supaya tidak kebingungan lagi. Terus belajar sedikit demi sedikit kebiasaan-kebiasaan di lingkungan ta.

P:Kan lama moko di Salatiga ini, bagaimana perkembanganmu selama disini?

N: Misalnya ap aitu?

P: Ya misalnya soal Bahasa atau kebiasaanmu?

N: Selama kurang lebih 4 tahun mok di Salatiga, sudah terbiasa dengan makanan- makanan yang ada walaupun baru Sebagian. Kemudian, tata krama orang Salatiga yang sudah ku mengerti. Untuk Bahasa, sudah bisa mok sedikit-sedikit pake Bahasa Jawa.

P: Terakhir, sudah nyaman di Salatiga?

N: Sudah nyaman sekali.

(9)

71 Narasumber 4

Profil Narasumber :

Nama : Prihart Julian Pali’pangan Program Studi : Teknik Informatika

Angkatan : 2018

Asal Daerah : Tondon Makale Tempat tinggal di Salatiga : Kauman

Tempat wawancara : Kampus 1 UKSW Waktu Wawancara : 30 Oktober 2022

P: Ini pertama mu ke Salatiga atau mungkin sudah pernah sebelumnya?

N: Tidak, sebelumnya kuliah sudah pernah ke Salatiga P: Jadi sebelumnya sudah mu tau ya tentang Salatiga?

N: Iya, tau karena pernah waktu masih SMA ada kegiatan disini dan pernah ada promosi UKSW datang ke sekolah waktu masih SMA.

P: Sebelum berangkat kuliah di Salatiga apa yang mu siapkan pertama kali?

N: Karena Namanya merantau pastinya perlengkapan-perlengkapan yang

diperlukan, kayak pakaian, berkas-berkas yang dipakai mendaftar kuliah. Itu ji sih P: Nah, pas sampai moko di Salatiga bagaimana perasaan atau kesan awalmu?

N: Singkat saja, kagum dan senang.

P: Kagum karena ap aitu?

N: Menurutku kotanya bagus sekali, banyak bangunan tua. Trus senang karena akhirnya bisa merantau.

P: Pas masuk moko kuliah, langsung ko berteman dengan yang beda etnis atau sama dulu etnis Toraja?

N: Langsung berteman dengan yang beda etnis karena teman-teman sekelasku kebanyakan orang non Toraja. Kalau sama yang orang Toraja kalau waktu-waktu tertentu saja,

P: Pastinya mu tau kalau UKSW disebut sebagai Indonesia Mini. Jadi banyak orang dari etnis lain toh. Pernah kah ada culture shock yang mu alami selama berkuliah di UKSW?

(10)

72 N: Pastinya ada.

P: Seperti apa itu?

N: Paling kerasa itu perbedaan Bahasa. Di UKSW ketemu kik dengan banyak orang dengan banyak Bahasa juga. Awal kuliah sering nak bingung karena tidak mengerti apa yang mereka bilang, khususnya Bahasa Jawa. Trus perbedaan tekanan suara, pernah nak kaget waktu dengan orang-orang Batak bicara, kayak na bentak bentak kik, hahaha. Trus makanan juga yang kurasa terlalu manis.

P: Dari culture shock mu itu, bagaimana caramu beradaptasi?

N: Saling sharing dengan teman-teman dari etnis yang berbeda dan meminta teman dari etnis tersebut untuk diajarkan budayanya. Menurutku hal ini penting dilakukan karena ta tahu kalau ini UKSW terdiri dari banyak etnis, jadi memang harus kik tahu dan belajar budaya lain supaya di tahu bagaimana karakter dan kebiasaan mereka selain itu untuk menambah relasi juga.

P: Oke, trus pernah kokah homesick ?

N: Jujur, tidak pernah, kalau dibilang kangen ya pasti pernah, Tapi untuk dibilang homesick tidak kayaknya karena mungkin banyak kegiatanku juga sih.

P: Iya sih, kadang laki-laki jarang homesick¸hahaha N: Iya toh, karena laki-laki harus kuat hahaha

P: Kan lama moko disini toh, bagaimana perkembanganmu?

N: Selama 4 tahun di Salatiga, sudah sangat nyaman tinggal di Salatiga. Dan sudah bisa beradaptasi dan mengikuti budaya di sini. Contohnya toh, sudah bisa bicara pake bahasa dari etnis lain sama terbiasa mok mengikuti kebiasaan orang disini kayak nunduk kalau ketemu sama orang lain, sapa orang lain walaupun nda dikenal. Itu ji sih

P: Pertanyaan terakhir, sudah nyaman di Salatiga?

N: Sudah nyaman.

(11)

73 Narasumber 5

Profil Narasumber :

Nama : Gloria Adinda Masorok

Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris

Angkatan : 2019

Asal Daerah : Randanbatu Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Monginsidi Tempat wawancara : Foodcourt Kemiri Waktu Wawancara : 22 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah ke Salatiga ini?

N: Iya ini baru pertama kali ke Salatiga pas maba P: Tau Salatiga dan UKSW darimana?

N: Sebelumnya tau dari kakakknya temanku trus UKSW promosi ke SMAku sama dari media social.

P: Sebelum berangkat ke Salatiga apa yang mu siapkan dulu?

N: Persiapan sebelum berangkat to pastinya barang-barang, contohnya kebutuhan sehari hari dan pakaian Juga persiapan sebelum berangkat to pastinya finansial, kayak biaya perjalanan sama biaya selama disana, apalagi pas awal disana kan belum ada barang-barang, jadi dipersiapkan memang mi trus nanti dibeli disana P: Waktu tiba moko di Salatiga bagaimana kesan awalmu?

N: Kesan baik atau buruk ini kak?

P: Kesan baik bisa kesan buruk bisa

N: Pas awal datang nda terlalu bagaimana ji karena Salatiga dengan Toraja hampir mirip lingkungannya, kayak contohnya suasananya. Tapi karena itu senang nak karena sama suasananya dengan Toraja.

P: Waktu mulai moko masuk kuliah langsung ko bergaul sama bykan orang Toraja atau sama orang Toraja dulu?

N: Pas awal kesini sama orang Toraja dulu karena kan dijemput sama temanku, trus nanti pas masuk kegiatan kampus seperti OMB baru kenal sama teman-teman dari etnis lain.

(12)

74

P: UKSW kan dikenal sebagai kampus Indonesia Mini yang didalamnya banyak orang dari etnis lain. Kira-kira pernah kokah alami culture shock?

N: Pernah. Misalnya makanannya yang murah dibanding dengan Toraja, makanannya beda karena di toraja banyak pedis dan asin kalau disni manis. , kalau bahasa awalnya bingung karena nda di tau artinya, dan takut jadi bahan bicara apalagi saya di fakultas kebanyakan temanku orang timur dan Cuma saya sendiri orang toraja jadi ndada temanku ngobrol pake bahasa toraja. Kalau

pergaulan lebih bebas di salatiga. Dan dulu pas masih di kosan lama, saya merasa tidak nyaman dan aman karena memang lingkungannya kurang aman, seperti bebas jadi saya di stalking. Awalnya saya kira semua orang orang di Salatiga itu ramah tapi pas ketemu sama kejadian yang orang menguntit saya, sampai tau nama instagramku padahal sama sekali tidak kenal, disitu saya tidak merasa aman, mungkin begitu karena setiap saya lewat depan rumah orang itu selalu ku sapa, nah mungkin dia salah artikan sapaaku itu dan pas saat itu sangat pengen pulang

P: Oke, trus pernah kokah homesick?

N: Pernah homesick, tapi bukan di awal karena masih menikmati lingkungan baru, nanti homesicknya baru baru ini pas lagi sibuk sibuknya di kampus.

P: Kan tadi mu bilang kalau pernah ko alami culture shock, nah bagaimana caramu beradaptasi dengan lingkungan barumu ?

N: Cara beradaptasi kadang kalau sama teman-teman dari etnis lain ku coba belajar bahasanya mereka, caranya mereka bergaul/berinteraksi ya walaupun dalam proses adaptasi itu kadang ada miskom karena tidak mengerti Bahasa mereka. Trus kayak yang ku cerita mi tadi kalau dulu waktu masih di kostan lama, nda nyaman sekali ku rasa. Mau sekali nak pulang ke Toraja karena itu mi tadi

yang ku cerita kalau sempat nak distalking sama orang di dekat kost ku. Akhirnya pindah kost nak, ku usahakn cari yang agak jauh dari situ supaya lebih aman ku rasa.

P: Jadi bagaimana mi perkembangan mu dengan proses adaptasi itu?

(13)

75

N: Kurang lebih 2 tahun di Salatiga sekarang ikut medok medoknya orang jawa dan sekarang kalau ketemu orang walaupun tidak dikenal tetap di sapa dan makanan juga sudah tersiapa.

P: Pertanyaan terakhir, sudah nyaman tinggal di Salatiga?

N: Sekarang sudah nyaman karena sudah pindah kost juga sih. Trus yang bikin nyaman juga dengan Salatiga itu orang-orangnya ramah sekali. Walaupun tidak saling kenal tapi tetap di sapa. Itu ji sih kak.

P: Oke, Gloria. Terima kasih jawabannya. Sukses terus ya. Semangat kuliahnya!

N: Sama sama kak. Semangat juga.

(14)

76 Narasumber 6

Profil Narasumber :

Nama : Violin Viwitrinita Datu Linggi Program Studi : Ilmu Komunikasi

Angkatan : 2019

Asal Daerah : Rantepao

Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Margosari III No. 129 Tempat wawancara : Kanfak FISKOM

Waktu Wawancara : 28 Oktober 2022

P: Jadi pertama kali ko ke Salatiga ini?

N: Iya kak, ini pertama kalinya dan pertama kalinya juga merantau P: Tapi sebelumnya sudah tau Salatiga toh?

N: Iya kak, tau Salatiga dan UKSW dari orang-orang sekitarku yang pernah kuliah di sini

P: Sebelum pergi merantau ke Salatiga apa yang mu siapkan?

N: Tentunya kesiapan mental dulu kak, karena pertama kali ku merantau ini. Trus kedua keuangan, ya harus ada pegangan selama disini. Dan ketiga perlengkapan.

P: Perlengkapan seperti ap aitu?

N: Seperti pakaian, berkas-berkas kayak ijazah SMA dan.

P: Waktu tiba ko di Salatiga bagaimana perasaan atau kesan awalmu?

N: Jujur kak, saat pertama kali tiba di Salatiga perasaanku cukup sedih dan kecewa karena ku kira Salatiga itu kota besar kayak Jogja, karena awal kesini, ke Jogja nak dulum jadi ku kira kayak Jogja ini Salatiga. Tapi ternyata hampir sama ji dengan Toraja, sepi juga

P: Wahh jadi tidak sesuai ekspektasi ya?

N: Iya kak, jadi agak sedih hehe

P: Waktu mulai moko kuliah langsung bergaul sama orang non Toraja atau sama anak-anak Toraja dulu?

(15)

77

N: Awalnya toh kak cukup sulit nak bergaul karena beda daerah. Awal datang di Salatiga langsung cari teman yang satu jurusan jadi tidak memandang dia orang Toraja atau bukan yang penting punya teman kak hehe

P: UKSW kan dikenal sebagai kampus Indonesia Mini, pasti banyak orang dari berbagai daerah. Kira-kira adakah culture shock yang pernah mu rasakan?

N: Pernah kak. Kan di jurusanku banyak orang yang bukan orang Toraja, jadi awalnya agak kaget dengan Bahasa mereka yang kadang tidak mengerti dan kadang juga ada kata yang artinya beda dengan di Toraja. Trus gaya pergaulan juga yang menurutku agak bebas. Dan satu lagi kak rasa makanannya yang beda dengan Toraja, disini terlalu manis.

P: Pernah homesick?

N: Pernah kak, waktu awal-awal merantau sering nak homesick.

P: Sekarang bagaimana?

N: Sekarang jarang-jarang mi kak hehe

P: Oke, lalu bagaimana caramu beradaptasi disini?

N: Cara ku beradaptasi ya berusaha mempelajari budaya yang lain, tapi tidak semuanya. Yang ku ikuti cuman yang ku anggap nyaman bagi saya

P: Selama di Salatiga dan berkuliah di UKSW ada mi kah perkembanganmu dari adaptasimu itu?

N: Paling sebatas cara berinteraksi dengan orang lain, sudah mulai bisa mengerti sedikit-sedikit Bahasa lain dan sekarang sudah bisa terima budaya orang lain.

P: Sudah nyaman tinggal di sini?

N: Sejauh ini aman-aman saja karena menurutku orang-orangnua baik baik dan toleransinya juga tinggi,

P: Oke Violin. Sudah cukup wawancaranya. Terima kasih ya N: Sama sama kak. Semangat skripsinya

(16)

78 Narasumber 7

Profil Narasumber

Nama : Asarya Reno Kombong

Program Studi : PJOK

Angkatan : 2019

Asal Daerah : Randanbatu

Tempat tinggal di Salatiga : Asrama Kartni UKSW Tempat wawancara : Mixue Kartini

Waktu Wawancara : 28 Oktober 2022

P: Pertama kali ko ke Salatiga ini?

N: Iya kak, ini pertama kali

P: Sebelumnya sudah tau Salatiga dan UKSW?

N: Iya kak, kebetulan kakakku kuliah disini juga

P: Nah, sebelum ke Salatiga tentunya ada persiapan yang mu lakuka, kira-kira persiapan apa saja itu?

N: Persiapan ya kak? Kalau saya ku siapkan berkas-berkas yang mau dipake mendaftar kuliah kak.

P: Oke. Lalu pas ko sampai di Salatiga, bagaimana kesan mu atau perasaanmu?

Sedih kah? Senang kah? Atau bagaimana?

N: Senang kak.

P: Bisa mu jelaskan senang bagaimana itu?

N: Karena merasa excited nak ketemu dengan orang – orang baru dan siap nak untuk berteman dengan mereka

P: Nah waktu masuk moko kuliah, kan banyak orang baru nih mu temui, langsung kokah berteman sama mereka atau sama ko dulu anak-anak Toraja?

N: Langsung nak bergaul dan berteman dengan teman-teman non etnis Toraja kak karena kebetulan langsung nak tinggal di asrama UKSW dan disana jarang sekali orang Toraja.

P: Pasti pernah mi mu dengan UKSW sebagai Indonesia Mini?

N: Iya kak

(17)

79

P: Kalau dibilang Indonesia Mini tentunya banyak mahasiswa dari berbagai daerah toh, dan pastinya banyak budaya juga. Pernah kokah alami yang Namanya culture shock?

N: Pernah kak, contohnya Bahasa yang banyak sekali jadi kadang tidak mengerti nak apa na bilang. Trus makanannya juga. Di Toraljal malkalnalnnyal pedils, talpi kallalu disini toh malkalnalnnyal balnyalk yalng malnis. Jaldi sempalt nalk salkit walktu alwall-alwall kalrenal belum cocok salmal malkalnaln disini, kalrenal di Toraljal terbialsal mok malkaln malkalnaln yalng pedis, yalh wallalupun di sini aldal malkalnaln yalng pedis talpi tidalk salmal pedisnyal kalrenal disini palke gulal kallalu malsalk.

P: Pernah kokah homesick?

N: Waktu awal-awal disini ji kak, tapi sekarang tidak mi

P: Dari culture shock yang tadi musebutkan dari pernah mu alami, bagaimana caramu hadapi itu atau caramu beradaptasi?

N: Tentunya harus belajar Bahasa yang sering digunakan dalam berkomunikasi dengan teman-teman supaya tidak salah paham sama supaya mengerti apa yang mereka bilang, dan yang kedua ikut bergaul dengan mereka dan bersahabat dengan mereka, dan tentunya menerima watak dan kebiasaan mereka.

P: Oke, pertanyaan terakhir, sudah nyaman tinggal di Salatiga?

N: Waduhh, nyaman sekali mi kak. Selama kuliah disini dari tahun 2019 belum pernah nak pulang kampung, kecuali pas pandemi, tapi habis itu tidak pernah mi kak.

P: Kalau boleh tau kenapa?

N: Karena menurutku lebih modern dan terbuka orang – orang disini dibandingkan di Toraja, itu yang buat nak nyaman kak.

P: Oke deh. Terima kasih atau waktunya ya dek. Semoga sukses dalam perkuliahannya.

N: Iya kak, sama sama. Sukses juga kak.

(18)

80 Narasumber 8

Profil Narasumber

Nama : Emastya Lisu Padang

Program Studi : Psikologi

Angkatan : 2020

Asal Daerah : Eranbatu Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kauman Tempat wawancara : Kostan Emastya Waktu Wawancara : 23 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah ke Salatiga?

N: Iya kak, ini pertama kalinya

P: Tapi sebelumnya sudah tau tentang Salatiga dan UKSW atau?

N: Sebelumnya belum ku tau pi tentang Salatiga dan UKSW karena belum pernah kesini. Tapi sudah ku dengar-dengar kalau Salatiga itu dingin. Trus tau UKSW itu dari tetanggaku yang kuliah disini.

P: Nah sebelum berangkat ko ke Salatiga kira-kira apa yang mu persiapkan?

N: Mentall ku sih. Apallalgi balru pertalmal kalli nal jaluh dri oralngtual to, jaldi halrus nal persialpkaln jugal mentall ku untuk istilalhnyal "alpal-alpal"sendiri. Jaldi malu ndalk malu halrus ku persialpkaln semual itu. Trus juga berkas-berkas sih kak.

P: Oke, lalu saat tiba moko di Salatiga nih, waktu sampai mko to bagaimana perasaanmu atau kesan awalmu?

N: Awalnya ku kira Salatiga itu besar, karena yang ku tau Salatiga itu jalannya banyak tapi setelah kurang lebih satu bulan disini ternyata jalannya tembus tembus ji, kecil ji ini Salatiga.

P: Jadi gampang ji dihapal lek?

N: Iyo kak

(19)

81

P: Waktu masuk moko kuliah, kan banyak teman – teman baru yang berasal dari daerah lain, nah langsung kokah berteman dengan mereka atau sama ko dulu anak – anak Toraja?

N: Awal pastinya sama anak- anak Toraja. Karena tahun pertama kuliah kan saya online dan makrab etnis juga waktu itu di Toraja jadi pas kesini langsung sama anak anak Toraja. Ketemu dan berinteraksi dengan etnis lain itu pas sudah kuliah offline.

P: Oke, mungkin pas makrab etnis kalian sudah dikasih bayang-bayang

bagaimana itu UKSW toh? Salah satunya dikasih tahu komi kalau UKSW adalah kampus Indonesia Mini berarti banyak mahasiswa dari daerah lain dengan kebudayaan yang berbeda beda juga. Menurutmu pernah kah kau alami yang namanya culture shock dan kalau pernah contohnya seperti apa?

N: Pertama itu bahasa, kayak pernah ada bebearapa teman kelompokku yang orang Batak trus mereka ngomong dengan mengeluarkan kata kata kasar, jadi berpikir nak kenapa kasar sekali, trus kedua makanan karena di Toraja saya sudah kebiasaan makan dengan kecap banyak tapi datang kesini agak kaget karena kecapnya kayak gula merah jadi merasa aneh, dan kalau di Toraja dulu sering nak bertetangga tapi selama di Salatiga jarang mi, dan menurutku anak anak rantau disni individualismenya tinggi, paling sama anak anak Toraja ji.

P: Wahhh lumayan banyak ya hehe

N: Iyo kak, mungkin karena baru ku juga ketemu sama orang-orang dari daerah lain hehe

P: Biasanya kan anak rantau itu homesick, nah pernah kokah alami itu?

N: Sering homesick dalri alwall salmpali sekalralng. Kaldalng nalngis, mintal pulalng malkalnyal setialp aldal libur pulalng nalk. Alpallalgi ini pertalmal kalliku pergi meralntalu, jaluh dalri oralng tua.

P: Lalu dari semua culture shock yang pernah mu alami, bagaimana caramu untuk bertahan atau beradaptasi dengan lingkungan barumu?

(20)

82

N: Ikut nalk orgalnisalsi di kalmpus salmal di etnis. Alwallnyal sering sekalli nalk nalngis, malu pulalng, talpi alkhirnyal calri nalk kesibukaln supalyal tidalk homesick lalgi.

Alpallalgi walktu malsih di Toraljal, jalralng nalk dirumalh, malksudnyal sering nalk pergi kerumalhnyal temaln-temalnku altalu sekedalr pergi ji keliling-keliling. Nalh, pals salmpali di sini, algalk bosaln nalk kalrenal cumal di kost terus, jaldinyal calri mok kesibukaln lalin.

P: Menurutmu ada mikah sudah bisa kokah beradaptasi dengan lingkungan barumu? Misalnya bisa mko Bahasa lain dan sebagainya.

N: Selalmal kuralng lebih 1,5 talhun di Sallaltigal, belum bisal nalk palke balhalsal Jalwal talpi kaldalng aldal yalng ku mengerti. Kallalu untuk malkalnalnnyal, mulali mok terbialsal wallalupun kaldalng tidalk nalfsu malkaln talpi malu ndal malu halrus dibialsalkaln, mulali mok bersikalp malsal bodo

P: Pertanyaan terakhir, sudah nyaman kokah tinggal di Salatiga?

N: Sudah nyalmaln mok. Talpi jujur lebih nyalmaln di Toraljal

P: Oke, Tya Terima kasih jawabannya. Sukses terus ya. Semangat kuliahnya!

N: Sama sama kak. Semangat juga.

(21)

83 Narasumber 9

Profil Narasumber

Nama : Fiorella

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Angkatan : 2020

Asal Daerah : Tana Toraja, Makale Selatan Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kemiri 1 No. 32 Tempat wawancara : Kost Fiorella

Waktu Wawancara : 29 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah ke Salatiga?

N: Tidak kak, sebelumnya sudah pernah waktu SMA kelas 2.

P: Jadi ini kedua kalinya ? N: Iya kak.

P: Berarti sebelumnya sudah tau tentang Salatiga dan UKSW lek?

N: Iya kak, dari teman-temanku yang juga kuliah dpisini.

P: Sebelum berangkat ke Salatiga apa apa yang mu persiapkan?

N: Kalau saya pertama itu persiapan mental karena ini pertama kalinya mau jauh dari orang tua, trus persiapan finansial juga kak seperti uang tiket pesawat dan pegangan disini, sama berkas-berkas juga kak.

P: Waktu tiba mko di Salatiga, bagaimana kesan awalmu?

N: Yang pertama kali kesini atau kedua kalinya kak?

P: Yang pertama kali sama waktu mau masuk kuliah juga bisa

(22)

84

N: Peralsalaln salalt tibal pertalmal kalli ke Sallaltigal, salyal meralsal senalng bisal salmpali tibal di sallalh saltu daleralh yalng terkenall dengaln toleralnsi daln jugal balnyalk bertemu dengaln temaln-temaln dalri berbalgali daleralh.

P: Waktu sudah masuk kuliah langsung ko berteman sama teman-teman dari etnis lain atau sama anak-anak Toraja dulu?

N: Kan awalnya kuliah online kan kak, jadi kenalan mi sama teman-teman kelas via online jadi pas ketemu langsung ya tidak terlalu susah. Dan sekarang

kebanyakan temanku orang Jawa. Tapi bergaul juga sama teman-teman dari Toraja karena ada beberapa teman kelasku orang Toraja juga.

P: UKSW kan dikenal sebagai kampus Indonesia Mini, jadi banyak mahasiswa dari daerah lain dengan budaya yang berbeda – beda juga, pernah kokah alami culture shock?

N: Yang ku rasakan itu lebih ke bahasa sih kak karena yang ku bilang tadi kebanyakn teman-temanku orang Jawa jadi mereka menggunakan bahasa Jawa toh jadi kadang nda mengerti nak kak. Trus makanan juga yang menurutku terlalu manis

P: Pernah kokah homesick?

N: Sering kak, apalagi kalau lagi sakit. Duhhh pengen sekali pulang itu kak.

P: Kan tadi ada beberapa culture shock yang mu alami. Nah bagaimana caramu beradaptasi?

N: Kaln aldal beberalpal temalnku yalng bukaln oralng Toraljal, kaldalng salling bertukalr balhalsal kaln, jaldi belaljalr nalk balhalsal Jalwal, balhalsal daleralh lalin jugal daln temaln- temaln kualjalri balhalsal Toralja.

Trus kuusahakan juga bergaul dengan teman-teman dari etnis lain. Tapi saya kan orangnya pemalu jadi kadang malu-malu pa untuk berinteraksi sama biasanya lama nak baru bisa menyesuaikan. Itu sih kak.

P: Jadi sekarang sudah nyaman tinggal di Salatiga?

(23)

85 N: Sejauh ini sih nyaman mi kak.

P: Oke, Fio. Terima kasih jawabannya. Sukses terus ya. Semangat kuliahnya!

N: Sama sama kak. Semangat juga.

(24)

86 Narasumber 10

Profil Narasumber

Nama : Gioni Tandiseru

Program Studi : Teknik Infomatika

Angkatan : 2020

Asal Daerah : Tagari

Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Domas No.53 (Kost Alpatras) Tempat wawancara : Tekio

Waktu Wawancara : 29 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah ke Salatiga ini?

N: Kedua kali mi kak, sebelumnya sudah pernah P: Tahu Salatiga dan UKSW darimana?

N: Kan sebelumnya sudah pernah ke Salatiga jadi sudah tau bagaimana itu Salatiga. Cuman kalau UKSW ku cari tau melalui media social kayak youtube sama Instagram dan dari kakak-kakak yang kuliah di UKSW juga.

P: Pas tiba moko di Salatiga bagaimana kelas awalmu?

N: Perasaanku pas sampai di Salatiga ya pasti sangat senang karena cuaca di Salatiga sama ji dengan di Toraja, dingin juga, jadi gampang untuk

menyesuaikan diri dengan cuaca. Trus kagum nak dengan orang-orang disini karena ramah sama murah senyum.

P: Waktu awal kuliah langsung bisa kokah akrab dengan teman-teman dari etnis lain?

N: Awalnya itu susah sekali bergaul dengan teman-teman etnis lain. Karena kan waktu awal kuliah masih online jadi pas ketemu agak malu – malu. Lama kelamaan baru mulai bisa.

P: Jadi awal- awal seringnya bergaul sama anak-anak Toraja lek?

N: Iyo kak

P: UKSW dikenal sebagai kampus Indonesia Mini, adakah culture shock yang pernah mu alami?

(25)

87

N: Hmm… Lebih ke bahasa kak. Karena mereka berbahasa Jawa jadi tidak mengerti nak apa yang mereka bilang.

P: Trus bagaimana caramu beradaptasi dengan perbedaan Bahasa atau budaya itu?

N: Tentunya harus kik belajar juga budaya mereka, terutama bahasa mereka supaya tidak ada salah paham nantinya dan supaya gampang berkomunikasi dengan mereka. Dan yang terpenting itu menghargai dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

P: Selama ko kuliah disini, adakah perubahan dalam hal kebiasaan yang mu alami?

N: Lumayan berkembang baik lah kak, misalnya sudah terlatih mandiri dibandingkan waktu masih di Toraja karena sudah ngekost dan hal itu yang buat nak bisa lebih survive lagi untuk bertahan hidup di rantau.

P: Nyaman mko kah tinggal di Salatiga?

N: Sudah nyaman, tapi lebih nyaman di Toraja hehe

P: Oke, Gioni. Terima kasih jawabannya. Sukses terus ya. Semangat kuliahnya!

N: Sama sama kak. Semangat juga.

(26)

88 Narasumber 11

Profil Narasumber

Nama : Churnia Datu

Program Studi : Akuntansi

Angkatan : 2021

Asal Daerah : Ulusalu Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kauman Tempat wawancara : Kostan Churnia Waktu Wawancara : 30 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah ke Salatiga ini?

N: Iya kak, ini pertama kali

P: Sebelumnya tahu Salatiga dan UKSW dari mana?

N: Kebetulan ada sepupuku yang kuliah disini dan disarankan untuk kuliah di sini juga kak.

P: Waktu pertama kali ko sampai di Salatiga bagaimana kesan awalmu?

N: Senang sih kak karena bisa ke daerah lain, tapi untuk kotanya menurutku sepi apalagi kalau sudah malam, jam 9 sudah tutup semua toko-toko kak.

P: Pernah kokah berekspektasi tinggi tentang kota ini?

N: Iya kak, awalnya ku kira ini Salatiga kota besar karena banyak perantau kesini, tapi ternyata kota kecil, hampir sama dengan Toraja.

N: Trus waktu sebelum ko kesini apa-apa yang mu siapkan?

P: Yang pastinya barang-barang kayak pakaian, berkas-berkas. Itu ji kak.

N: Kan banyak toh mahasiswa dari daerah lain di UKSW, nah langsung bisa kokah bergaul sama mereka atau sama ko dulu anak-anak Toraja?

P: Awalnya cari nak dulu teman yang sama sama Toraja baru beberapa lama baru cari teman yang bukan orang Toraja.

N: Selama berkuliah di UKSW pernah kokah alami culture shock?

(27)

89

P: Sebagai perantau pastinya pernah kak. Contohnya makanan. Makanan disini terasa lebih manis dibandingkan di Toraja, trus kan banyak teman-temanku yang bukan orang Toraja, jadi kadang ada bahasa mereka yang nda ku mengerti.

N: Tapi selama beberapa lama moko disini sudah bisa bahasa lain?

P: Kalau mengucapkannya apalagi bahasa Jawa belum bisa kak, tapi kadang sudah ada kata-kata yang ku mengerti mi.

P: Pasti pernah ko homesick?

P: Bagaimana caramu beradaptasi dengan lingkungan barumu?

N: Yang pastinya harus kik menempatkan diri sebagaimana mestinya dengan lingkungan terutama banyak belajar bahasa.

N: Pastinya pernah kak. Apalagi awal-awal

P: Pertanyaan terakhir, nyaman moko kah tinggal di Salatiga?

N: Ada nyamannya dan ada tidaknya

P: Nyamannya bagaimana dan tidaknya bagaimana?

N: Yang bikin nyaman itu orang-orangnya kak, ramah sekali, dan kotanya hampir sama dengan Toraja. Dan yang bikin nda nyamannya kadang ada beberapa budaya yang sebenarnya nda cocok dengan saya.

P: Oke, Datu. Terima kasih jawabannya. Sukses terus ya. Semangat kuliahnya!

N: Sama sama kak. Semangat juga.

(28)

90 Narasumber 12

Profil Narasumber

Nama : Geraldi Irghi Mangende

Program Studi : Teknik Infomatika

Angkatan : 2021

Asal Daerah : Mamullu Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kemiri 3 Tempat wawancara : Kostan Geraldi Waktu Wawancara : 22 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah ke Salatiga ini?

N: Iya ini baru pertama kali dan pertama kali keluar Sulawesi kak P: Sebelumnya tau Salatiga dan UKSW dari mana?

N: Awalnya nda ku tau bilang ada kota namanya Salatiga. Sampai akhirnya waktu mau kuliah ku cari-cari dulu tentang kampus swasta yang bagus dan muncullah UKSW. Dari situ ku cari tau mi bagaimana itu Salatiga dan UKSW.

P: Sebelum berangkat ke Salatiga tentunya ada persiapan. Dari kau persiapan apa yang mu lakukan?

N: Yang saya persiapkan awal itu paling penting mental ya, karena ini pertama kalinya saya merantau dan bertemu dengan orang orang baru, setelah itu finansial dan saya mencari tau tentang bagaimana itu Salatiga dan UKSW.

P: Kesan awalmu tentang Salatiga dan UKSW bagaimana pas ko sampai?

N: Kan saya OMB online dan dari OMB itu sudah banyak menjelaskan

bagaimana Salatiga dan UKSW jadi pas tiba langsung di UKSW ekspektasi saya dengan keadaan yang ada sama.

P: Tapi senang tidak ?

(29)

91

N: Wahhh senang sekali kak karena ini mi yang ku tunggu tunggu hehe.

P: Bagaimana itu?

N: Memang mau sekali mok pergi merantau biar bisa bebas kak, dalam artian tidak ada yang larang-larang hehe

P: Jadi senang sekali yaa hehe. Trus pas masuk moko kuliah kan banyak ko ketemu dengan teman-teman dari daerah lain, langsung bisa ko akrab dengan mereka atau sama ko dulu anak-anak Toraja?

N: Kan waktu tiba disini langsung nak tinggal di lingkungan yang kebanyakan orang Toraja, yang di Turen itu kak. Jadi kebanyakan interaksinya ya dengan sesama orang Toraja. Nah, kalau berinteraksi dengan teman dari etnis lain kalau misalnya di kampus.

P: Oke. Lalu kan UKSW dikenal sebagai kampus Indonesia Mini, pernah kokah alami culture shock?

N: Pernah kak. Kallalu balhalsal disini kaln aldal balnyalk etnis jaldi kebalnyalkaln memalkali balhalsal Indonesial (formall) dallalm berkomunikalsi, nalh salyal yalng di Toraljal jalralng memalkali balhalsal formall jaldi algalk susalh untuk menyesualikaln. Selalin itu, temaln-temaln salyal yalng dalri Jalwal menggunalkaln balhalsal merekal yalng salyal tidalk mengerti, jaldi kaldalng salyal bingung sendiri. Daln jugal di kelals cumaln salyal yalng oralng Toraljal jaldi algalk susalh kallalu malu berinteralksi kalrenal talkut

keceplosaln. Daln kaldalng aldal kosalkaltal yalng ternyaltal alrtinyal di toraljal salmal disini bedal. Contohnyal kaltal “sek” di sini alrtinyal “tunggu”, kallalu di Toraljal “sek” itu dibilang kallalu jijik kik. Trus makanan juga yang menurutku lebih manis, kan kalau di Toraja lebih ke pedis sama asin. Oo dan satu pi kak, disini harganya murah sekali.

P: Kalau nongkrong ko sama teman-teman yang bukan orang Toraja bagaimana?

(30)

92

N: Kaldalng meralsal alsing sekalli, kallalu lalgi nongkrong salmal temaln-temaln trus merekal palke balhalsal Jalwal yalng tidalk ku mengerti, jaldi cumal dialm-dialm nalk salja

P: Tapi sekarang bagaimana mi? Masih sama atau?

N: Selama kurang lebih setahun disini, saya sudah mulai mengerti dan bisa berbahasa Jawa karena menurut saya itu sangat diperlukan terutama saat berbelanja di pasar misalnya karena kalau pakai bahasa jawa kita dikasih harga yang lebih murah.

P: Bagaimana caramu beradaptasi itu?

N: Yang pastinya harus kik menerima perbedaan dan bergaul dengan teman teman dari etnis lain. Misalnya belajar bahasanya, belajar budaya mereka. Selain itu perbanyak juga interaksi atau relasi dengan teman-teman yang bukan orang Toraja.

P: Terakhir nih, nyaman mko kah tinggal di Salatiga?

N: Wahhh sudah sangat nyaman kak. Karena disini bisa nak belajar mandiri dan bisa dapat banyak relasi.

P: Oke, Geral. Terima kasih jawabannya. Sukses terus ya. Semangat kuliahnya!

N: Sama sama kak. Semangat juga.

(31)

93 Narasumber 13

Profil Narasumber

Nama : Edwin Calvin Adi

Program Studi : Hukum

Angkatan : 2021

Asal Daerah : Rantepao Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kemiri 3 Tempat wawancara : Kostan Edwin Waktu Wawancara : 31 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah ke Salatiga ini?

N: Iyo kak, ini pertama kalinya.

P: Darimana ko tau tentang Salatiga dan UKSW?

N: Dari kakakku yang alumni UKSW

P: Sebelum berangkat ke Salatiga tentunya ada persiapan. Persiapan apa yang mu lakukan?

N: Sebelum salyal kulialh di Sallaltigal (UKSW), sempalt salyal mencalri informalsi - informalsi tentalng Sallaltigal daln UKSW lewalt beberalpal medial sosiall seperti Youtube daln Instalgralm daln beberalpal informalsi yalng jugal salyal dalpaltkaln dalri kalkalk tingkalt yalng meralntalu di Sallaltiga.

P: Ada lagi kira-kira?

N: Ooo iya kak, siapkan juga berkas-berkas yang mau dipake mendaftar.Itu ji mungkin kak.l

P

P: Waktu sampai ko di Salatiga bagaimana kesan awalmu?

N: Ternyata dingin sekali ini Salatiga kak, hehe. Sama ji dengan di Toraja. Trus kagum nak dengan masyarakat disini karena ramah sekali, na sapa terus kik kalau ketemu.

P: Waktu masuk mko kuliah, langsung berteman dengan teman dari daerah lain atau sama ko dulu orang Toraja?

N: Sama nak dulu teman-teman dari Toraja karena belum banyak temanku dari etnis lain.

(32)

94

P: Kan ketemu ko dengan teman-teman dari daerah lain, kira-kira ada kah culture shock yang pernah mu alami selama berkuliah di UKSW?

N: Ada kak P: Apa itu?

N: Perbedaan bahasa. Kan teman kelasku kebanyakan bukan orang Toraja to jadi kadang kalau mereka bicara tidak ku tau apa na maksud, jadi kadang planga- plongo ja. Bahkan sampai sampai biasa salah paham mok apa yang mereka maksud. Itu ji

P: Trus bagaimana caramu beradaptasi sampai saat ini?

N: Karena yang lebih kurasakan itu perbedaan bahasa, jadinya ku usahakan belajar bahasa mereka, tidak harus tahu mengucapkan tapi lebih ke harus tahu apa artinya. Karena takutnya nanti salah paham lagi atau takutnya dibodoh bodohi kik teman ta karena mentang-mentang nda di tau apa artinya. Sama belajar nak juga budaya dan kebiasaan mereka biar leboh mudah untuk bergaul.

P: Sebagai laki-laki pernah kokah rasakan homesick?

N: Pernah kak. Tapi nda sering ji.

P : Sudah nyaman di Salatiga?

N: Sejauh ini nyaman kak, karena sudah bisa beradaptasi disini dan sudah senang juga.

P: Oke, Edwin. Terima kasih jawabannya. Sukses terus ya. Semangat kuliahnya!

N: Sama sama kak. Semangat juga.

(33)

95 Narasumber 14

Profil Narasumber

Nama : Welni Lestari Reata’

Program Studi : Akuntansi

Angkatan : 2022

Asal Daerah : Ulusalu

Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kauman No. 17 Tempat wawancara : Kostan Welni

Waktu Wawancara : 31 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah ke Salatiga ini?

N: Iya ini pertama kalinya

P: Sebelumnya sudah mu tau tentang Salatiga dan UKSW?

N: Belum kak. Malah ku kira itu Salatiga di Jogja ternyata pas sampai disini Salatiga masih jauh dari Jogja. Nah kalau UKSW ku tau dari temanku yang kuliah disini.

P: Sebelum berangkat ko ke Salatiga apa yang mu siapkan?

N: Berkas-berkas sama pakaian kak. Sama uang juga buat beli tiket pesawat.

P: Pas ko sampai di Salatiga bagaimana kesan awal mu? Senang kah atau?

N: Senang kak apalagi orang-orangnya yang ramah sekali. Untuk kotanya biasa aja karena sama ji dengan Toraja.

P: Waktu mulai mko kuliah nih, lebih banyak ko bergaul dengan sesama orang Toraja atau dari etnis lain?

N: Lebih ke etnis lain kak. Soalnya dalam kelasku tidak ada orang Toraja.

P: Oke jadi banyak teman-temanmu yang bukan orang Toraja ya?

N: Iya kak.

P: Nah karena banyak temanmu bukan orang Toraja, kira-kira pernah kokah alami culture shock selama kuliah di UKSW?

N: Ohya ada kak. Pertama itu bahasa yang kadang tidak mengerti nak apa artinya kalau mereka bicara, sama takut kik bicara karena takut nanti salah-salah trus

(34)

96

tersinggung, trus makanan disini menurutku terlalu manis jadi awal-awal tidak terlalu cocok dengan saya.

P: Oke baik. Trus pernah kokah homesick?

N: Yalh palsti pernalh. Alpallalgi balru nalk beberalpal bulaln di Sallaltigal jaldi malsih teralsal sekalli, daln ini pertalmal kalliku pergi meralntalu. Walktu alwall daltalng kesini, aldal kalkalkku yalng alntalr nalk, talpi pals ballik kalkalkku ke Toraljal sering sekalli nalk menalngis kalrenal rindu salmal sualsalnal rumalh.

P: Bagaimana caramu beradaptasi selama beberapa bulan disini dengan adanya perbedaan budaya yang temui?

N: Salmpali sekalralng lebih balnyalk nalk bergalul dengaln sesalmal Toraljal, kalrenal malsih dallalm proses beraldalptalsi nalk, jaldi malsih salmal pal temaln-temaln dalri Toraljal, sekalligus balnyalk bertalnyal nalk jugal ke kalkalk-kalkalk yalng sudalh lalmal di Sallaltigal. Lebih nyalmaln jugal ku ralsal kallalu bergalul salmal yalng saltu etnis kalrenal salmal-salmal talhu mikik balgalimalnal.

P: Dan bagaimana sekarang? Sudah adakah perkembangan dari adaptasimu itu?

N: Kalau sekarang menurutku lebih berani nak kak, dulu masih takut-takut sekarang lebih mandiri dan masih sedikit-sedikit bisa bahasa lain.

P: Pertanyaan terakhir, sudah nyaman kokah di Salatiga?

N: Yah mesti dibuat senyaman mungkin,bersyukur,karena perbedaan itu pasti akan selalu ada.

P: Oke, Welni. Terima kasih jawabannya. Sukses terus ya. Semangat kuliahnya!

N: Sama sama kak. Semangat juga.

(35)

97 Narasumber 15

Nama : Grimballd Vallensio Paltricialn Ralndaln Program Studi : Teologi

Angkatan : 2022

Asal Daerah : Eran Batu

Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kauman No. 17 Tempat wawancara : Foodcourt Kemiri Waktu Wawancara : 23 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah ke Salatiga ini?

N: Iya kak baru pertama kali

P: Sebelumnya sudah tau tentang Salatiga dan UKSW?

N: Sama sekalki tidak ku tau kak. Tahunya dari teman yang kuliah disini.\

P: Nah sebelum ko berangkat ke Salatiga persiapan apa yang mu lakukan?

N: Persiapan dalam hal bagaimana ini akak?\

P: Ya misalnya pakaianmu, berkas-berkasmu, dan sebagainya.

N: Oh iya kak, yang pertama itu pastinya kesiapan mental untuk ke tanahnya orang, kemudian perlengkapan selama tinggal di sini kayak baju, alat mandi, pkoknya barang – barang kebutuhan terus berkas – berkas juga, sebenarnya tidak siap betul pa untuk ke sini karena kayak yang ku cerita kalau h-2 mija ku tahu kalau ada prakuliah kak.

P: Jadi kayak dadakan persiapanmu lek?

N: Iya kak

P: Pas sampai mko di Salatiga bagaimana kesan awalmu?

N: Awal datang pastinya sangat senang karena bisa sampai di kota yang

menurutku sangat toleran. Trus ku suka sekali dengan orang-orang disini karena

(36)

98

ramah sekali mereka. Sama apa lagi lek… Oh iya kak, kallalu halrgal malkalnaln jaluh lebih muralh dalri Toraljal, malkalnyal sering nalk kallalp kallalu beli malkalnaln. Itu ji kak, P: UKSW kan dikenal sebagai kamopus Indonesia Mini berarti ada banyak mahasiswa yang berasal dari daerah lain. Kira-kira pernah kokah alami culture shock selama berkuliah di UKSW?

N: Yang palinhg ku rasakan itu soal makanan kak, Kallalu malkalnaln salyal alwallnyal kalget melihalt aldal usus alyalm yalng dimalkaln, kalrenal di Toraljal tidalk aldal, disini semual balgialn alyalm diolalh. Kallalu ralsalnyal alwall kuralng cocok salmpali salmpali tidalk nalfsu malkaln daln tidalk seleral malkaln kalrenal di Toraljal cenderung pedis alsin kallalu disini cenderung malnis.

P: Kalau bahasa?

N: Iy kak. Kadang kalau lagi ngobrol sama teman-teman yang etnis lain tidak mengerti nak mereka bilang apa jadinya kayak asing begitu dirasa karena diam- diam bang kik waktu mereka ngobrol. Dan kadang juga masih suka nak

keceplosan pake logat Toraja kak. Satu pi lagi kak, disini to kaget nak liat trotoar yang dijadikan tempat makan, di kasih tikar baru duduk itu orang-orang disitu makan. Di Toraja kan tidak ada begitu kak.

P: Pernah kokah rasakan homesick?

N: Selama kurang leboh 4 bulan disini belum pernah pa rasakan itu kak. Nda tau nanti, hehe.

P: Belum ji mu rasakan itu, hehe. Tunggu – tunggu mi, hehe. Trus bagaimana caramu beradaptrasi dengan perbedaan budaya tersebut?

N: Ku talnyalkaln dulu ke temaln-temaln lalin alpal yalng dilalralng disini, kalrenal pernalh walktu alwall nalk daltalng di Sallaltigal setialp di tikungaln altalu persimpalngaln begitu ku kalsih bunyi klalkson motor, talpi setelalh algalk lalmal mi, balru ku saldalri oralng disini jalralng kalsih bunyi klalkson. Soallnyal di Toraljal setialp tikungaln palsti kalsih bunyi klalkson. Jaldi ku talnyal talnyal mi ke temaln-temaln lalin altalu ke kalkalk-kalkalk

(37)

99

etnis Toraljal alpal yalng bukaln jaldi kebialsalaln ini. Trus yalng kedual, berusalhal membialsalkaln diri dengaln lingkungaln balru. Pernalh aldal pengallalmalnku yalng menurutku cukup memallukaln, walktu ketemu nalk salmal temalnku yalng salmal-salmal oralng Toraljal di kalmpus, trus spontaln ku salpal dengaln calral meoli kalrenal belum terbialsal nalk. Trus kalau makanan tadi kalrenal balru nalk beberalpal bulaln di Sallaltigal jaldi belum nalk terbialsal dengaln malkalnalnnyal yalng kebalnyalkaln malnis. Jaldi, lebih ku pilih untuk malsalk sendiri.

P: Oke terakhir nih. Sudah nyaman tinggal di Salatiga?

N: Sudah nyaman kak karena sama ji suasananya dengan di Toraja. Dan kurang lebih 4 ubulan mok disini sudah bisa sedikit bahasa Jawa dan sedikit mengerti, sudah bisa juga bahasa NTT. Tapi overall masih menyesuaikan lah kak.

P: Oke, Gian. Terima kasih jawabannya. Sukses terus ya. Semangat kuliahnya!

N: Sama sama kak. Semangat juga.

(38)

100 Narasumber 16

Nama : Christopher Radha

Program Studi : Sistem Informasi

Angkatan : 2022

Asal Daerah : Bittuang

Tempat tinggal di Salatiga : Jalan Kauman No. 15c Tempat wawancara : Kostan Christopher Waktu Wawancara : 31 Oktober 2022

P: Pertama kali kokah ke Salatiga ini?

N: Iyo kak

P: Mu tau Salatiga darimana?

N: Dari temanku ytang juga sama-sama mau kuliha disini kak. Jadi dia yang sarankan untuk kuliah disini.

P: Sebelum ko berangkat ke Salatiga toh, apa yang mu persiapkan?

N: Paling penting itu mental kak. Siap atau tidak untuk pergi merantau, siap atau tidak jauh dari keluarga, dan siap atau tidak hidup mandiri. Kedua berkas-berkas dan ketiga pakaian.

P: Nah waktu sampai mko di Salatiga bagaimana kesan awalmu?

N: Sebagai perantau pastinya merasa asing waktu sampai dengan lingkungan yang abru pertama kali ku datangi.

P: Tapi sedang tidak?

N: Senang kak karena bisa sampai di sini. Bisa kenal dengan orang-orang baru.

P: Pas masauk kuliah langsung ko bergaul dengan etnis lain atau sama ko dulu anak - anak Toraja?

N: Awal kuliah merasa susah nak bergaul karena mungkin masih baru dan juga termasuk pemalu nak jadinya sama nak dulu anak-anak Toraja nanti lama-lama baru bisa akrab dengan teman dari etnis lain.

P: Oke, nah pasti pernah mu dengar UKSW itu kampus Indonesia Mini, berarti banyak mahasiswa yang berasal dari daerah lain. Pernah kokah alami culture shock selama kuliah di UKSW?

(39)

101

N: Mungkin lebih ke segi bahasa kak. Di fakultasku atau jurusanku itu banyak sekali teman-teman dari daerah lain, contohnya Jawa, Papua, Ambon, dan

sebagainya. Dan saya lebih sering bergaul dengan teman-teman yang kebanyakan orang Jawa. Kadang kalau bicara tidak mengerti nak apa na bilang jadi itu yang buat nak takut, kurang nyaman dan terasa asing.

P: Jadi untuk mengatasinya bagaimana caramu?

N: Mulali mok memberalnikaln diri untuk memulali obrolaln, yalng sebelumnyal salyal meralsal talkut daln mallu untuk berbicalral dengaln oralng lalin, alpallalgi ini benyalk bertemu dengaln oralng-oralng dalri etnis lalin. Dan tentunya harus belajar bahasa lain supaya mengerti kik.

P: Pernah kokah homesick?

N: Sejauh ini tidak pernah pi kak.

P: Terakhir, sudah nyaman kokah tinggal di Salatiga?

N: Selama saya di Salatiga saya sudah mulai nyaman dengan lingkungannya, ditambah dengan daerah yang sejuk sesuai dengan daerah asal saya yang membuat saya menjadi nyaman berada di sini

P: Oke, Chris. Terima kasih jawabannya. Sukses terus ya. Semangat kuliahnya!

N: Sama sama kak. Semangat juga.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: artikel ini berupaya untuk mengeksplorasi strategi politik dua kerajaan Melayu yakni Sriwijaya dan Melaka jika dilihat dari teori strategi raya ( grand strategy ). Kajian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa persepsi petani terhadap pelestarian pertanian sawah sistem subak di perkotaan di Subak Buaji,

Perbedaan dalam penelitian ini maksudnya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemandirian belajar dan pemahaman konsep yang diperoleh siswa setelah

Sub-judul di atas menggarisbawahi bahwa seorang penatua & diaken wajib memiliki kepekaan batin ketika ia mau dan ikhlas berbagian dalam kepemimpinan gereja melalui

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode untuk perencanaan dan pengadaan obat yang digunakan oleh Dinas Kesehatan Kota Manado dan Puskesmas Sario berbeda, perencanaan

Adapun keuntungan dari penggunaan castellated beam adalah sebagai berikut. a) Meningkatkan kekakuan lentur secara vertikal. b) Lebih efisien untuk beban medium pada bentang

 Inflasi terjadi karena enam dari tujuh kelompok pengeluaran yang ada mengalami kenaikan indeks, yakni berturut turut kelompok bahan makanan naik 0,33 persen,

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa, sedangkan tes yang dimaksud yaitu tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh