• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Serang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Serang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Daya tarik kehidupan perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi menyebabkan semakin banyak penduduk Indonesia yang beralih untuk tinggal dan beraktivitas di kawasan perkotaan. Terkait dengan hal ini, sejumlah kajian memprediksikan jumlah penduduk Indonesia yang mendiami kawasan perkotaan akan terus meningkat dari tahun ke tahun dimana pada akhir 2025 jumlahnya akan mencapai sekitar 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Adanya konsentrasi penduduk perkotaan ini perlu disikapi dan diantisipasi lebih awal mengingat akan adanya beberapa persoalan wilayah perkotaan yang akan muncul.

Kecenderungan perkembangan perkotaan ditambah dengan indikasi munculnya beberapa persoalan di wilayah perkotaan tersebut mensyaratkan adanya penanganan yang lebih terpadu dalam konteks kota dan membutuhkan kejelasan payung dalam strategi pembangunan. Adapun selama ini penanganan yang terpadu tersebut mencoba diwadahi dalam dua bentuk produk perencanaan pembangunan, yaitu: (1) perencanaan pengembangan (development plan) yang memuat arahan dan strategi pembangunan kota dan (2) penataan ruang (spatial plan) yang memuat arahan dan strategi penataan ruang. Kedua produk ini pada dasarnya harus berjalan secara sinergi satu dengan yang lain. Penataan ruang (spatial plan) yang salah satu keluarannya adalah program pemanfaatan ruang pada dasarnya harus sejalan dengan arahan kebijakan, strategi, dan program dalam perencanaan pengembangan (development plan). Namun dalam kenyataannya antara penataan ruang (spatial

(2)

yang kemudian berdampak tidak adanya kejelasan arah pengembangan dan pembangunan kota.

Mengacu pada kedua kondisi tersebut, maka Strategi Pengembangan Kota (SPK) yang merupakan strategi pembangunan yang berskala kota, berorientasi pada kebutuhan kota dan tidak sektoral, komprehensif dan terpadu, serta dapat menjadi acuan bagi strategi dibawahnya (sektoral) maupun para pemangku kepentingan, sangat dibutuhkan keberadaanya sebagai acuan pengembangan sector di bawahnya dalam skala kota. Strategi ini dalam kaitannya dengan pelaksanaannya pembangunan merupakan suatu alat yang akan dipakai oleh pemerintah daerah dalam menetapkan prioritas pembangunan daerah perkotaan, yang diharapkan dapat membantu mengoptimalkan alokasi dana pembangunan secara akurat dan rasional. Sebagai acuan bersama seluruh pemangku kepentingan kota untuk membangun wilayah perkotaannya, pada dasarnya SPK ini tidak berdiri sendiri, namun terdiri atas aspek-aspek yang berkenaan dengan sektor unggulan, sektor penunjang, dan sektor strategis lainnya sebagai satu kesatuan. Salah satu aspek utama untuk terselenggaranya pembangunan wilayah perkotaan ini adalah aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan, dimana aspek ini menjadi awal dari adanya kehidupan perkotaan.

Dalam perkembangannya, aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam pembangunan perkotaan seringkali justru menyumbang persoalan serius bagi kehidupan perkotaan itu sendiri. Banyak persoalan perkotaan yang bermula dari aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan, seperti tidak meratanya penyediaan infratruktur perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan permukiman yang layak, dan sebagainya. Persoalan-persoalan ini seringkali menjadi Persoalan-persoalan yang laten yang tidak tertangani secara optimal. Hal ini terjadi pada dasarnya karena ada beberapa faktor sebagai berikut:

 Tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali tidak atau belum didukung dengan suatu kebijakan dan strategi pembangunan yang memadai, matang, dan berskala kota.

 Kebijakan dan strategi pembangunan aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali bersifat instant, responsif terhadap persoalan yang ada,

(3)

serta berorientasi pada ketersediaan program atau proyek pendukung, sehingga kebijakan dan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali bersifat parsial dan tidak komprehensif, serta tidak terpadu dengan kebutuhan strategi pembangunan perkotaan.

 Tidak adanya atau belum adanya strategi khusus pembangunan aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan penataan ruang dan perencanaan pembangunan secara keseluruhan.

 Adanya tumpang tindih kebijakan dan strategi penanganan persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada tingkat operasional (kabupaten/kota)

Berkenaan dengan kondisi ini, maka perlu adanya penekanan penyusunan SPK pada strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang nantinya diharapkan akan menjamin integrasi dan sinkronisasi penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan dengan program terkait lain. Penyusunan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan itu sendiri tetap didasarkan dan mengacu pada SPK. Sebagai suatu proses yang sangat strategis dan signifikan yang akan diterapkan di kota/kabupaten dengan karakter yang berbeda, maka sangat disadari bahwa dalam proses penyusunannya akan sangat membutuhkan dukungan penguatan bersama, baik yang bersifat pemahaman, kapasitas maupun pengetahuan terhadap SPPIP ini. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pihak DJCK memberikan dukungan dalam bentuk bantuan dan bimbingan teknis yang bersifat pendampingan dan peningkatan serta penguatan kapasitas (capacity building) bagi propinsi, kota/kabupaten yang akan melaksanakan penyusunan Strategi Pengambangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP).

(4)

Maksud

Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Serang ini diselenggarakan dengan maksud untuk memberikan pendampingan bagi pemerintah daerah guna menghasilkan Strategi dalam Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang sesuai dengan kebijakan dan strategi serta kebutuhan Pengembangan Kota.

Tujuan

Berdasarkan pada maksud kegiatan, maka tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Serang ini adalah :

1. Menyediakan strategi yang komprehensif untuk mengembangkan kota dengan menekankan kepada strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang memenuhi kaidah perencanaan dan berorientasi pada tata kepemerintahan yang baik, yang menjamin keberlanjutan kegiatan pembangunan kawasan perkotaan (bagi kota-kota yang telah memilikinya).

2. Memberikan pembelajaran bagi perangkat perencana dan pelaksana pembangunan di daerah, dalam menyusun strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, yang terintegrasi dengan sektor pembangunan lain, sesuai dengan peran, fungsi dan kontribusi yang diharapkan dalam mencapai tujuan pengembangan kawasan perkotaan, khusus bagi kota-kota baru atau kota yang belum memiliki produk rencana yang dapat diacu, kegiatan ini dapat menjadi stimulan dalam meningkatkan kompetensi dan kapasitas perangkat perencana dan pelaksana pembangunan.

Sasaran

Berdasarkan maksud dan tujuan tersebut, pada dasarnya sasaran dari kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Serang dapat dibedakan atas dua hal, yaitu sasaran fungsional dan sasaran operasional sebagai berikut:

(5)

A. Sasaran Fungsional

Terselenggaranya kegiatan pengembangan kota melalui pembangunan permukiman dan infrastruktur yang dapat mendukung percepatan pembangunan kawasan perkotaan secara berdaya dan berhasil guna berdasarkan prinsip tata kepemerintahan yang baik.

B. Sasaran Operasional

Sasaran yang ingin dicapai dengan tersediannya Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini adalah :

1. Tersedianya instrumen pengembangan kota yang menitikberatkan pada pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang dapat dipacu oleh seluruh pemangku kepentingan di daerah yang memenuhi kaidah perencanaan dan kaidah tata pemerintahan yang baik.

2. Terwujudnya proses pembinaan pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang terintegrasi dengan kawasan fungsional perkotaan lainnya dalam konstelasi pembangunan kota.

3. Terwujudnya keselarasan strategi pengembangan kawasan permukiman perkotaan antara sasaran pembangunan permukiman perkotaan nasional dengan rencana pembangunan perkotaan di daerah.

4. Tersedianya acuan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam mengoptimalkan investasi pembangunan permukiman perkotaan yang dapat mendukung dan mempercepat pembangunan kota sesuai dengan karakter atau kekhasan kota dan tujuan pembanguannya.

5. Terwujudnya peningkatan kapasitas pemangku kepentingan kota (stakeholder) dalam penyediaan strategi pengembangan permukiman perkotaan dan dalam mengoptimalkan penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

(6)

Ruang lingkup pada studi ini terdiri dari ruang lingkup kegiatan dan ruang lingkup wilayah, dimana kedua-duanya berfungsi untuk membatasi kegiatan dan wilayah yang akan dikaji.

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah

Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan di wilayah administrasi Kota Serang Provinsi Banten, Kota Serang sebagai daerah otonom terbentuk sejalan dengan ditetapkannya Undang-undang No. 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang pada tanggal 10 Agustus 2007. Kota Serang merupakah hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Serang dan menjadi salah satu daerah di Provinsi Banten. Secara geografis wilayah Kota Serang terletak diantaran 5°50` - 6°21` Lintang Selatan dan 105°7` - 106°22` Bujur Timur.

Batas-batas wilayah administrasi Kota Serang, adalah sebagai berikut:  Sebelah Utara : Teluk Banten

 Sebelah Timur : Kab. Serang, meliputi Kec. Pontang, Ciruas, dan Keragilan  Sebelah Selatan : Kab. Serang, Meliputi Kec. Cikeusal, Petir, dan Baros  Sebelah Barat : Kab. Serang, Meliputi Kec. Pabuaran, Waringin,

dan Kramatwatu

Secara administrasi Kota Serang terdiri dari 6 (enam) kecamatan yaitu Kec. Serang, Cipocokjaya, Taktakan, Kasemen, Curug dan Walantaka yang didalamnya terdiri dari 20 Kelurahan dan 49 Desa. Luas wilayah Kota Serang Sebesar 266,74 Km². Mengenai peta wilayah administrasi Kota Serang dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut.

1.3.2 Ruang Lingkup Materi

Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Serang pada dasarnya merupakan bagian dari rangkaian kegiatan besar pembangunan kota yang akan diselenggarakan dalam waktu dua tahun. Keluaran dari kegiatan yang diselenggarakan pada tahun pertama ini akan menjadi dasar dalam proses institusionalisasi strategi yang disusun dan upaya uji terap/implementasi salah satu strategi pada suatu kawasan yang diprioritaskan.

(7)

Dalam kerangka waktu satu tahun anggaran ini, lingkup kegiatan ini ditekankan kepada penyusunan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan, dimana infrastruktur perkotaan yang dibatasi pada infrastruktur keciptakaryaan dalam lingkup wilayah kota. Pelaksanaan Kegiatan ini dilakukan dengan rangkaian lingkup kegiatan sebagai berikut :

a. Melakukan sosialisasi program penyusunan SPPIP kepada pemangku kepentingan daerah terkait kedudukan dan fungsi SPPIP dalam strategi pengembangan kota.

b. Menyelenggarakan pelatihan yang ditujukan untuk peningkatan kapasitas dan pemahaman tentang proses penyusunann SPPIP yang dilakukan di Kota Serang. Pelatihan ini ditujukan bagi pemangku kepentingan (stakeholder) dari pemerintah daerah atau yang telah ditetapkan sebagai Pojaknis Daerah untuk Penyusunan SPPIP dan bagi tim pendamping penyusunan. Pelatihan dilakukan untuk 20 (dua puluh) orang selama 2 hari.

(8)

c. Melakukan survey primer dan sekunder untuk mendapatkan data dan informasi terkait permasalahan, kebijakan, strategi dan program pengembangan kota serta data informasi pendukung analisa dan penyusunan SPPIP.

d. Menyiapkan peta dasar dengan kedalaman informasi skala 1 : 25.000 yang akan digunakan sebagai peta dasar untuk melakukan indentifikasi kebijakan dan strategi pembangunan kota, melalukan analisa serta untuk menuangkan Strategi Pengembangan Kota Dan Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ke dalam bentuk spasial.

e. Melakukan Identifikasi dan pemetaan potensi, permasalahan dan isu terkait serta kebutuhan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan, serta menetapkan permasalahan dan isu strategi permukiman perkotaan. Dalam proses identifikasi ini dilakukan berdasarka pemetaan dasar spasial, data sekuder, pengamatan lapangan, dan wawancara kepada stakeholder inti, serta disajikan di atas peta.

f. Melakukan kajian/kaji ulang (review) terhadap kebijakan, strategi dan program pembangunan daerah. Apabila telah tersedia Strategi Pengembangan Kota (SPK) atau dokumen sejenis lainnya, maka kajian dilakukan terhadap dokumen SPK tersebut, sedangkan apabila belum tersedia SPK ataupun dokumen sejenis lainnya, maka kajian dilakukan terhadap semua dokumen kebijakan, strategi dan program yang telah dimiliki dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah.

g. Melakukan identifikasi permasalahan dan kajian keselarasan terhadap kebijakan, strategi dan program pengembangan yang terdapat di dalam rencana pembangunan (development plan) dan rencana penataan ruang (spatial plan). h. Identifikasi dan perumusan strategi pengambangan kota dengan penekanan

pada potensi dan persoalan bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan. i. Melakukan pendataan dan identifikasi sebaran permukiman dan analisa

permasalahan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur pendukungnya.

j. Melakukan identifikasi, analisa dan perumusan kebutuhan strategis pengambangan permukiman dan infrastruktur perkotaan dalam konstelasi pengambangan kota.

k. Penyusunan dan perumusan visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktyr perkotaaan.

(9)

l. Penyelenggaraan konsultasi publik untuk perumusan visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam penyelenggraan konsultasi publik ini, Pojaknis Daerah akan didampingi oleh konsultan pendamping dalam proses persiapan dan pelaksanaannya.

m. Perumusan kriteria dan indikator kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

n. Identifikasi indikasi kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang nantinya akan diturunkan dalam suatu Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).

o. Perumusan strategi pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

p. Identifikasi implikasi dampak strategi pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

q. Identifikasi dan analisa korelasi strategi pengembangan pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur pendukung dalam skema manajemen pembangunan perkotaan dan rencana pembiayaan.

r. Perumusan kebutuhan program strategis pembangunan permukiman dan delapan sektor permukiman berdasarkan strategi pengembangan pembangunan permukiman dan delapan sektor permukiman yang telah disusun.

s. Penyelenggaraan konsultasi publik untuk perumusan strategi pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam penyelenggaraan konsultasi publik ini Pokjanis Daerah akan didampingi oleh konsultan pendamping dalam proses persiapan pelaksanaan dan pelaksanaannya itu sendiri.

t. Melakukan sosialisasi hasil kesepakatan perumusan SPPIP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait di daerah.

u. Menyusun materi visualisasi hasil studi yang akan digunakan untuk kebutuhan sosialisasi dalam nbentuk poster dan leflet.

v. Melakukan kegiatan diskusi dan pembahasan sebagai berikut :

o Focus Group Discusion (FGD), dilakukan untuk setiap kegiatan bersama anatar Tim Ahli Konsultan dengan Tim Pokjanis Daerah dan instansi/pihak terkait dalam menyusun dan merumuskan setiap kegiatan yang

(10)

membutuhkan penyekatan bersama. FGD ini dilakukan sebanyak 4 (empat) kali untuk kegiatan berikut :

 Persiapan dan pemantapan rencana kerja penyusunan SPPIP dan sekaligus sebagai kegiatan sosialisasi tentang penyusunan SPPIP kepada tim Pokjanis.

 Identifikasi dan pemetaan potensi permasalahan dan ikebutuhan pengembangan kota, serta perumusan strategi pengembangan kota.  Perumusan visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur

perkotaan.

 Perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan serta perumusan program strategis.

Setiap kegiatan FGD diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta, dilakukan di Kota Serang tempat penyusunan SPPIP.

o Konsultasi Publik, dilakukan untuk setiap kegiatan yang membutuhkan proses sosialisasi, masukan dan penyepakatan dengan pemangku kepentingan daerah. Kegiatan konsultasi publi dilakukan di kota Serang tempat dilakukan penyusunan SPPIP, sebanyak 2 (dua) kali untuk kegiatan berikut :

 Perumusan Visi dan Misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

 Perumusan strategi pengembangan permukiamn dan infrastruktur perkotaan (SPPIP) dan perumusan kebutuhan program strategis.

Setiap kegiatan Konsultasi Publik diikuti oleh 50 (lima puluh) orang peserta yang mewakili pemangku kepentingan kota, baik lembaga eksekutif, legislatif, akademisi maupun perwakilan masyarakat.

o Kolokium, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang ditujukan untuk melakukan penyamaan pencapaian dari kegiatan penyusunan SPPIP yang dilakukan di setiap Kota Serang. Pihak Konsultan akan mengikuti kegiatan kolokium dan melaporkan kemajuan pencapaian kegiatan maupun hasil kesepakatan di daerah

(11)

dalam penyusunan SPPIP. Kegiatan kolokium ini dilakukan sebanyak 2 (dua) kali masing – masing selama 1 (satu) hari untuk kegiatan berikut:

 Dilakukan pada awal bulan ke-2 (dua) setelah SPMK, setelah dilakukan kegiatan persiapan dan pemantapan rencana kerja penyusunan SPPIP.

 Dilakukan pada akhir bulan ke 6 (enam) setelah SPMK, pada saat dilakukan kegiatan perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPIP) dan perumusan kebutuhan program strategis.

o Diseminasi, dilakukan pada akhir kegiatan dan ditujukan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan khususnya SPPIP dan program Strategis yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait pemangku kepentingan daerah lainnya. Diseminasi dilakukan di Kota Serang.

Kegiatan Diseminasi diikuti oleh 50 (lima puluh) orang peserta yang mewakili pemangku kepentingan kota, baik lembaga eksekutif, legislatif, akademisi maupun perwakilan masyarakat, dan pihak pemerintah propinsi.

o Diskusi Pembahasan, dilakukan untuk setiap pembahasan laporan pelaksanaan kegiatan pada setiap tahapnya. Diskusi Pembahasan dilakukan di Kota Serang tempat dilakukannya penyusunan SPPIP. Diskusi pembahasan dilakukan untuk pembahasan laporan pendahuluan, laporan akhir sementara dan laporan akhir.

1.4 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) diselenggarakan dalam jangka waktu 7 (tujuh) bulan dalam satu tahun anggaran. Jangka waktu 7 (tujuh) bulan tersebut terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan. Mengenai jadwal pelaksanaan pekerjaan selengkapnya dapat dilihat pada tabel lampiran.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

(12)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup kegiatan, wilayah perencanaan, jadwal kegiatan dan sistematika penyajian laporan.

BAB II REVIEW KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Pada bab ini akan menguraikan mengenai review kebijakan pembangunan di Kota Serang yang terkait dengan permukiman dan infrastruktur.

BAB III RONA WILAYAH PERENCANAN

Bab ini berisikan mengenai gambaran umum wilayah Kota Serang ditinjau dari faktor eksternal maupun internal wilayah.

BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR KOTA SERANG

Bab ini berisikan mengenai analisa pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan dilihat dari aspek eksternal maupun internal

BAB V VISI, MISI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Bab ini berisikan mengenai visi, misi dan strategi pengembangan dalam bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan

Referensi

Dokumen terkait

Solusi yang peneliti usulkan berdasarkan permasalahan di atas adalah dengan mengembangkan sebuah aplikasi media pembelajaran untuk anak usia dini yang dikembangkan

Proses penciptaan sebuah karya melalui beberapa tahap antara lain identifikasi masalah yaitu bagaimana penerapan kulit perkamen yang dipadukan dengan kulit tersamak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi sudut kelengkungan sudu pada setiap kecepatan angin terhadap perubahan kecepatan putar kincir, untuk

Dalam rangka finalisasi tahapan dan proses Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2012, Satuan

infrastruktur perkotaan. Merumuskan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan dalam lingkup wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Menyepakati Rumusan

Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen – komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg,

Parameter yang berpengaruh signifikan terhadap performa produksi dari hasil analisa sensitivitas dengan menggunakan metode modifikasi Boberg-Lantz adalah massa uap

22 23 Kelima sifat diatas wajib dimiliki oleh setiap orang karena dengan sifat-sifat tersebut kita dapat menjalani kehidupan ini dengan baik karena kelima sifat tersebut