• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Makalah Diabetes Melitus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Makalah Diabetes Melitus"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang mana atas berkat

Rahmat dan Karunia-Nya saya telah menyelesaikan tugas remedial mata

pelajaran Biologi dengan membahas “Penyakit Diabetes melitus ”. Yang

mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfa’at bagi kita semua.

Dalam penyusunan tugas remedial ini, tidak sedikit hambatan yang saya

hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini

tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga

kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

Ibu guru bidang studi Biologi yang telah memberikan tugas, petunjuk,

kepada saya sehingga saya dapat termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi

berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran

bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai.

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak

kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimilikioleh saya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak

sangat di harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam

makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada

(2)

Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal

pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua

bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap

disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, Orang lazim menyebutnya

sebagai penyakit gula atau kencing manis.Sebelum menjelaskan lebih lanjut soal

penyebab dan cara perawatan pasien diabetes melitus ada baiknya kita simak

dulu definisi mengenai diabetes melitus itu sendiri.

Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit

yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia)

akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.Oleh karena itu saya

ingin lebih mengetahui apa penyakit Diabetes mellitus ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penyakit Diabetes melitus?

2. Bagaimana gejala yang dirasakan penderita penyakit ini? 3. Ada berapa jenis penyakit ini?

4. Apa enyebab timbulnya penyakit ini?

(3)

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah Untuk mengetahui Apa penyakit

polyuria itu, Bagaimana gejala yang dirasakan penderita penyakit ini, Ada berapa

jenis penyakit ini, Apa enyebab timbulnya penyakit ini, Konplikasi apa saja yang

terjadi pada penyakit ini, dan Bagaimana cara menanganinya.

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan adalah Memberikan informasi kepada pembaca

tentang Apa penyakit polyuria itu, Bagaimana gejala yang dirasakan penderita

penyakit ini, Ada berapa jenis penyakit ini, Apa enyebab timbulnya penyakit ini,

Konplikasi apa saja yang terjadi pada penyakit ini, dan Bagaimana cara

menanganinya.

1.5. Metode Penulisan

Makalah ini disusun dengan menggunakan metode kepustakaan,untuk

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau

pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia

dengan istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan

oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Sebenarnya Diabetes merupakan penyakit keturunan atau bawaan Gen.

Bila orang tua kita menderita Diabetes kemungkinan besar kita akan menderita

Diabetes juga. Jadi dengan melihat garis keturunan kita harus waspada karena

tidak 100 persen muncul penyakit itu, kemungkinan kita sebagai pembawa

sifat/gen kemungkinan yang kena anak kita dst. Gejala atau symptom Diabetes

Mellitus, atau Kencing Manis antara lain; Obesitas/Kegemukan, sering

kencing/polyuria, banyak berkeringat, berat badan menurun drastis, selalu

merasa lapar dan haus/polydipsia, lesu, dan kalau luka sulit sembuh.

2.2 Gejala umum Diabetes Melitus

Simtoma hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala klasik lainnya:

(5)

polidipsia - selalu merasa haus

polifagia - selalu merasa lapar

penurunan berat badan, seringkali hanya pada diabetes mellitus tipe 1 dan

setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, dapat memicu berbagai

komplikasi kronis, seperti:

gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan,

gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal

gangguan kardiovaskular, disertai lesi membran basalis yang dapat diketahui

dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron,

gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot ulcer,

amputasi, charcot joint dan disfungsi seksual,dan gejala lain seperti dehidrasi,

ketoasidosis, ketonuria dan hiperosmolar non-ketotik yang dapat berakibat pada

stupor dan koma.

rentan terhadap infeksi.

Kata diabetes mellitus itu sendiri mengacu pada simtoma yang disebut

glikosuria, atau kencing manis, yang terjadi jika penderita tidak segera

mendapatkan perawatan.

2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes

mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:

Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di

(6)

idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau

defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.

Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali

disertai dengan sindrom resistansi insulin

Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT

dan gestational diabetes mellitus, GDM. dan menurut tahap klinis tanpa

pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:

Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.

Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus

tidak cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan

tambahan hormon dari luar tubuh.

Not insulin requiring diabetes.

Kelas empat pada tahap klinis serupa dengan klasifikasi IDDM (bahasa Inggris:

insulin-dependent diabetes mellitus), sedang tahap kelima dan keenam

merupakan anggota klasifikasi NIDDM (bahasa Inggris: non insulin-dependent

diabetes mellitus). IDDM dan NIDDM merupakan klasifikasi yang tercantum pada

International Nomenclature of Diseases pada tahun 1991 dan revisi ke-10

International Classification of Diseases pada tahun 1992.

Klasifikasi Malnutrion-related diabetes mellitus, MRDM, tidak lagi digunakan oleh

karena, walaupun malnutrisi dapat memengaruhi ekspresi beberapa tipe

diabetes, hingga saat ini belum ditemukan bukti bahwa malnutrisi atau defisiensi

protein dapat menyebabkan diabetes. Subtipe MRDM; Protein-deficient

pancreatic diabetes mellitus, PDPDM, PDPD, PDDM, masih dianggap sebagai

bentuk malnutrisi yang diinduksi oleh diabetes mellitus dan memerlukan

(7)

diabetes, FCPD, diklasifikasikan sebagai penyakit pankreas eksokrin pada

lintasan fibrocalculous pancreatopathy yang menginduksi diabetes mellitus.

Klasifikasi Impaired Glucose Tolerance, IGT, kini didefinisikan sebagai tahap dari

cacat regulasi glukosa, sebagaimana dapat diamati pada seluruh tipe kelainan

hiperglisemis. Namun tidak lagi dianggap sebagai diabetes.

Klasifikasi Impaired Fasting Glycaemia, IFG, diperkenalkan sebagai simtoma rasio

gula darah puasa yang lebih tinggi dari batas atas rentang normalnya, tetapi

masih di bawah rasio yang ditetapkan sebagai dasar diagnosa diabetes.

2.4 Penyebab Terjadinya Diabetes Melitus

Kemungkinan induksi diabetes tipe 2 dari berbagai macam kelainan

hormonal, seperti hormon sekresi kelenjar adrenal, hipofisis dan tiroid

merupakan studi pengamatan yang sedang laik daun saat ini. Sebagai contoh,

timbulnya IGT dan diabetes mellitus sering disebut terkait oleh akromegali dan

hiperkortisolisme atau sindrom Cushing.

Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering

berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan simtoma

hiperinsulinemia dan hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit

kardiovaskular dan berakibat kematian.

GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa dengan

menstimulasi glukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah

dan asam lemak. Sebaliknya, insulin-like growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan

kepekaan terhadap insulin, terutama pada otot lurik. Walaupun demikian, pada

akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi insulin,

(8)

Terapi dengan somatostatin dapat meredam kelebihan GH pada sebagian

banyak orang, tetapi karena juga menghambat sekresi insulin dari pankreas,

terapi ini akan memicu komplikasi pada toleransi glukosa.

Sedangkan hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang

menjadi penyebab obesitas viseral, resistansi insulin, dan dislipidemia,

mengarah pada hiperglisemia dan turunnya toleransi glukosa, terjadinya

resistansi insulin, stimulasi glukoneogenesis dan glikogenolisis. Saat bersinergis

dengan kofaktor hipertensi, hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko

kardiovaskular.

Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa tri-iodotironina

dengan hipertiroidisme yang menyebabkan abnormalnya toleransi glukosa.

Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi glukosa

yang disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah

pankreas, feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma.

Hipersekresi hormon ditengarai juga menginduksi diabetes tipe lain, yaitu

tipe 1. Sinergi hormon berbentuk sitokina, interferon-gamma dan TNF-α, dijumpai

membawa sinyal apoptosis bagi sel beta, baik in vitro maupun in vivo. Apoptosis

sel beta juga terjadi akibat mekanisme Fas-FasL dan/atau hipersekresi molekul

sitotoksik, seperti granzim dan perforin; selain hiperaktivitas sel T CD8- dan

CD4-.

2.5 Komplikasi

Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda),

kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat

(9)

impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius

lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

Ketoasidosis diabetikum

Pada penderita diabetes tipe I, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa

berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan

ketoasidosis diabetikum. Kadar gula di dalam darah adalah tinggi tetapi karena

sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini

mengambil energi dari sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan menghasilkan

keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah

menjadi asam (ketoasidosis). Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah

rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama

pada anak-anak). Pernapasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha

untuk memperbaiki keasaman darah. Bau napas penderita tercium seperti bau

aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi

koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam. Bahkan setelah mulai

menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe I bisa mengalami ketoasidosis

jika mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin atau mengalami stres

akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius. Penderita diabetes tipe II

bisa tidak menunjukkan gejala selama beberapa tahun. Jika kekurangan insulin

semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering kencing dan haus.

Jarang terjadi ketoasidosis. Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari

1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres-misalnya infeksi atau obat-obatan),

maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan

kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma

(10)

2.6 Cara Menangani Diabetes Melitus

Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak

mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali dengan obat

dosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan

pada saat berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral

(OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar

daripada dosis sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka

menengah yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus

menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak berpuasa

dalam bulan Ramadhan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau

pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia

dengan istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan

oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda),

kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat

menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan

impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius

(11)

Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak

mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali dengan obat

dosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan

pada saat berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral

(OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar

daripada dosis sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka

menengah yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus

menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak berpuasa

dalam bulan Ramadhan.

3.2 Saran

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes

mellitus, antara lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit

Huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom

Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram, leukoaraiosis, demensia,

hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan lain-lain. Maka daripada itu

dalam penyusunan makalah ini saya menyadari banyak kekurangan saya minta

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

Penyakit diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik kronis dengan karakteristik terjadinya peningkatan kadar gula darah akibat gangguan sekresi insulin

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau

Selain diabetes mellitus tipe 2, pasien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi yang ditandai dengan tingginya tekanan darah yaitu 130/78 mmHg serta

Penyakit diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan

Penyakit diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar