• Tidak ada hasil yang ditemukan

kn 508 slide azas kebebasan berkontrak dan perjanjian baku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "kn 508 slide azas kebebasan berkontrak dan perjanjian baku"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Azas Hukum Kontrak sebagaimana

ditetapkan oleh BPHN tahun 1989

menyatakan beberapa azas yaitu:

-

konsensualisme

-

Keseimbangan

-

Moral

-

Kepatutan

-

Kepatutan

-

Kebiasaan

-

Manfaat

-

Kepastian hukum

(3)

Klausula Eksonerasi & Perjanjian Baku

Standard Contract & Standard Voorwaarden Dikatakan take it or leave it contract karena kedudukannya yang tidak seimbang

Defenisi Klausula Eksonerasi adalah:

klausul yang dicantumkan di dalam suatu klausul yang dicantumkan di dalam suatu perjanjian dengan mana satu pihak

menghindarkan diri untuk memenuhi

(4)

Klausula eksonerasi ini dapat terjadi atas kehendak satu pihak yang dituangkan dalam perjanjian secara

individual atau secara masal.

Yang bersifat masal ini telah dipersiapkan lebih dahulu dalam bentuk formulir yang dinamakan dengan

Perjanjian Baku

Perjanjian Baku adalah konsep perjanjian tertulis yang Perjanjian Baku adalah konsep perjanjian tertulis yang disusun tanpa membicarakan isinya dan lazimnya

dituangkan dalam sejumlah perjanjinan tidak terbatas yang sifatnya tertentu

Drooglever Fortuijin: Perjanjian yang bagian pentingnya dituangkan dalam sususan perjanjian

(5)

Klausula Eksonerasi & Azas Kebebasan Berkontrak Dibedakan atas 3 jenis:

1. Perjanjian baku sepihak: isinya ditentukan oleh pihak yang kuat kedudukannya dalam perjanjian tsb, mis: kreditur kedudukan kuat seperti dalam Perjanjian buruh kolektif

2. Perjanjian baku yang ditetapkan pemerintah: mempunyai objek hak hak atas tanah, misalnya mempunyai objek hak hak atas tanah, misalnya

formulir dalam SK Mendagri ttg akta jual beli, akta hipotik dll

3. Perjanjian baku yang ditentukan dilingkungan notaris atau advokat: konsepnya sejak semula sudah

(6)

Ciri perjanjian baku meniadakan dan membatasi kewajiban salah satu pihak

(kreditur) membayar ganti rugi kepada debitur adalah:

Isinya ditetapkan secara sepihak oleh kreditur yang posisinya relatif lebih kuat dari debitur Debitur sama sekali tidak ikut menentukan isi perjanjian

perjanjian

Terdorong oleh kebutuhannya terpaksa menerima isi perjanjian tsb

Bentuknya tertulis

(7)

Kaitannya dengan azas kebebasan berkontrak: Dikaitkan dengan Pasal 1320 BW yang

menunjukkan bahwa azas ini dikenal secara universal

Ada 2 paham mengenai perjanjian baku: Sluijter: perjanjian baku bukan perjanjian,

sebab kedudukan pengusaha didalam perjanjian sebab kedudukan pengusaha didalam perjanjian itu adalah seperti pembentuk uu swasta karena syaratnya ditentukan oleh pengusaha swasta tsb Pitlo: perjanjian paksa (dwang) walaupun

secara teoritis yuridis, ttp tidak memenuhi ketentuan UU dan ditolak, tetapi kebutuhan masyarakat ternyata berlawanan dengan

(8)

Stein: perjanjian baku dapat diterima sebagai perjanjian, berdasarkan kemauan dan

kepercayaan pihak mengikatkan diri pada

perjanjian tsb, jika debitur menerima dokumen maka ia sukarela setuju pada isi perjanjian tsb

Asser Ruten: setiap orang yang

menandatangani perjanjian, bertanggung jawab menandatangani perjanjian, bertanggung jawab pada isi dan apa yang ditandatanganinya.

Hondius: perjanjian baku mempunyai kekuatan mengikat berdasarkan kebiasaan (gebruik)

(9)

Walaupun klausula eksonerasi bertentangan dengan asas kebebasan berkontrak dalam

system hukum, tetapi kebutuhan masyarakat didahulukan

Bagaimana jalan keluarnya?

(10)

Isinya KUHPerd baru:

- bidang usaha untuk memberlakukan aturan baku ditentukan dengan peraturan

- aturan baku dapat ditetapkan diubah dicabut jika disetujui Menteri Kehakiman melalui panitia yang ditentukan untuk itu, cara kerjanya diatur oleh UU

- penetepan, perubahan dan pencabutan aturan baku hanya mempunyai kekuatan setelah ada persetujuan raja mengenai hal itudiletakkan dalam Berita Negara

- Seorang yang menandatangani atau dengan cara lain mengetahui isi janji baku, atau menerima penghunjukan terhadap syarat umu, terikat kepada janji

- Janji baku dapat dibatalkan, jika pihak kreditur

(11)

Pengawasan melalui pemerintah (diumumkan melalui Berita Negara)

Pengadilan: menggunakan lembaga itikad

baik, kepatutan, kebiasaan, menyalahgunakan keadaan dan perubahan keadaan sebagai tolak ukur mengawasi perjanjian baku

ukur mengawasi perjanjian baku

Konsultan hukum dan Notaris: memberi

(12)

UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, Bab V, Ketentuan Pencatuman Klausula Baku, Pasal 18:

(1) Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang

ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:

a. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;

b. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen;

c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen;

d. menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;

e. mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen;

f. memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan *9396 konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa;

(13)

(2) Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti.

(3) Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi

ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal demi hukum.

(2) dinyatakan batal demi hukum.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian pembiayaan serta permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian pembiayaan serta permasalahan yang timbul dalam

Dalam Undang-undang Dasar 1945 dan KUHPerdata Indonesia dan perundang-undangan lain tidak ada ketentuan yang secara tegas menentukan tentang berlakunya asas kebebasan berkontrak bagi

Menyetujui pemberian wewenang dan kuasa penuh dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, untuk melakukan segala

Metode transaksi elektronik yang tidak mempertemukan pelaku usaha dengan konsumen secara langsung, serta tidak adanya kesempatan bagi konsumen melihat secara langsung

Untuk lebih menyempurnakan pengertian perjanjian yang ditentukan dalam Pasal 1313 KUHPerdata yang dianggap oleh sebagian sarjana mengandung kelemahan-kelemahan sebagaimana yang

Menurut ketentuan pasal 6 UU tentang perlindungan konsumen, hak pelaku usaha adalah hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik, hak untuk

Dalam hal kepentingan konsumen dirugikan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh pelaku usaha, maka undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyediakan