• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ukuran KAP Sebagai Pemoderasi Pengaruh Auditor Switching Pada Kualitas Audit.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ukuran KAP Sebagai Pemoderasi Pengaruh Auditor Switching Pada Kualitas Audit."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

i

UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH AUDITOR SWITCHING PADA KUALITAS AUDIT

SKRIPSI

Oleh :

IDA AYU RADHA ARESTANTYA

NIM: 1215351034

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

Denpasar

(2)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing serta diuji pada

tanggal : 28 Januari 2016

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. I.G.A.N Budiasih, SE., M.Si ……….

2. Sekretaris : Dr. I Gde Ari Wirajaya, SE., M.Si.,Ak ……….

3. Anggota : Drs. I Wayan Putra, M.Si ………

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.si., Ak Dr. I Gde Ari Wirajaya, SE., M.si.,Ak

(3)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di

dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memeroleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Denpasar,28 Januari 2016

Mahasiswa,

Ida Ayu Radha Arestantya

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Ukuran KAP sebagai Pemoderasi Pengaruh Auditor Switching pada Kualitas Audit” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Dr. I Nyoman Mahahendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa., SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. A.A.G.P Widanaputra., SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan dan Bapak Dr. I

Dewa Nyoman Badera., SE., M.Si., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Drs. I Ketut Suardika Natha. M.Si., selaku ketua program ekstensi dan Drs I Made

Jember, M.Si , selaku sekretaris program ekstensi fakultas ekonomi dan bisnis

universitas udayana.

5. Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si., selaku koordinator jurusan akuntansi program

ekstensi fakultas ekonomi dan bisnis universitas udayana.

6. Dr. Ni Made Dwi Ratnadi., SE., M.Si., Ak, selaku pembimbing akademik yang

(5)

v

7. I Gede Supartha Wisadha., SE., M.Si., Ak dan Dr. I Gde Ari Wirajaya., SE., M.Si.,

Ak selaku dosen pembimbing atas waktu bimbingan masukan serta motivasinya

selama penyelesaian skripsi ini.

8. Dr. IGAN Budiasih., SE., M.Si selaku dosen ketua penguji atas waktu masukan

serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

9. Drs. I Wayan Putra., M.Si., selaku Dosen Penguji atas waktu bimbingan masukan

serta masukan selama penyelesaian skripsi ini.

10. Keluarga tercinta ajik, mama, kakak, adik serta seluruh keluarga besar atas

dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

11. Teman-teman serta Ni Made Winda Pratiwi, Ida Ayu Eka Purnama Yuni, L.K

Inten Pratiwi Sucandra, Floriani Ria Dmarcia, Karina Pravita, serta teman-teman

lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, atas dukungannya selama

perkualiahan dan penulisan skripsi.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung

jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pihak yang berkepentingan.

Denpasar , januari 2016

(6)

vi

Judul : Ukuran kantor akuntan publik sebagai pemoderasi pengaruh auditor switching pada kualitas audit

Nama : Ida Ayu Radha Arestantya Nim : 1215351034

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran Kantor Akuntan

Publik dalam memoderasi pengaruh auditor switching pada kualitas audit. Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2012-2014 sebanyak 121 perusahaan. Penentuan sampel menggunakan

tehnik purposive sampling dengan sampel sebanyak 81 pengamatan . Teknik analisis

yang digunakan adalah regresi moderasi/Moderated Regression Analysis (MRA).

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa auditor switching berpengaruh

positif pada kualitas audit dan ukuran KAP bersifat memperkuat pengaruh auditor

switching pada kualitas audit. Pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen adalah sebesar 74,7 persen dan sisanya 25,3 persen dipengaruhi oleh

variabel lain di luar model.

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Teori keagenan ... 10

2.1.2 Teori Kontijensi ... 12

2.1.3 Auditor Switching ... 13

2.1.4 Ukuran KAP ... 15

2.1.5 Kualitas Audit ... 16

2.2 Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 21

3.2 Lokasi Penelitian ... 22

3.3 Objek Penelitian ... 22

3.4 Identifikasi Variabel ... 22

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 23

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.6.1 Jenis data... 25

(8)

viii

Sampel ... 27

3.8 Metode pengumpulan data ... 27

3.9 Teknik analisis data ... 28

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian ... 33

4.2 Statistik Deskriptif... 34

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 36

4.3.1 Uji Normalitas ... 36

4.3.2 Uji Autokorelasi ... 37

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 38

4.4 Uji Regresi ... 39

4.4.1 Koefisien Determinasi (R2)………... 39

4.4.2 Uji Kesesuaian Model (Uji F)……….. 39

4.4.3 Uji Signifikansi Individual (Uji t)……… 40

4.4.4 Uji Moderated Regression Analysis—MRA…... 42

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian………. 44

4.5.1 Pengaruh auditor switching pada kualitas audit. 44

4.5.2 Ukuran KAP sebagai pemoderasi pengaruh auditor switching pada kualitas audit…………. 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR RUJUKAN ... 49

(9)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian ... 33

4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 35

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 36

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 37

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 38

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Daftar Perusahaan Sampel ... 53

2 Tabulasi Data Perusahan ... 55

3 Hasil uji statistik deskriptif ... 58

4 Hasil Output SPSS Uji Normalitas ... 59

5 Hasil Output SPSS Uji Heteroskedastisitas ... 60

6 Hasil Output SPSS Uji Autokorelasi... 61

7 Hasil Output Koefisien Determinasi ... 62

8 Hasil Output SPSS Uji F ... 63

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat

menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan,

diantaranya pemilik perusahaan itu sendiri, kreditur, lembaga keuangan, investor,

pemerintah, masyarakat umum dan pihak-pihak lainnya (Novianty, 2001). Banyaknya

pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut menuntut laporan

keuangan tersebut terhindar dari salah saji material.

Pentingnya peran akuntan publik membuat kebutuhan akan jasa dari akuntan

publik semakin banyak dibutuhkan. Terlebih lagi dengan perkembangan perusahaan

publik yang semakin pesat. Independensi merupakan kriteria utama seorang auditor

dalam memberikan jasa audit. Independensi diartikan sebagai sikap tidak mudah

dipengaruhi dan bergantung pada pihak lain, serta sikap mental yang bebas dari

pengaruh. Mulyadi (2002) berpendapat bahwa independensi merupakan kejujuran

yang dimiliki auditor dalam mempertimbangkan fakta dan dapat merumuskan serta

menyatakan pendapatnya dengan pertimbangan yang objektif.

Maharani dan Purnomosidhi (2012) mengungkapkan bahwa laporan keuangan

(13)

2

dilakukannya audit, informasi yang tersedia dalam laporan keuangan menjadi relevan

dan reliable bagi pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.

Terdapat empat kategori laporan audit menurut Arens et al. (2009) yaitu wajar tanpa

pengecualian, wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi

kalimat, wajar dengan pengecualian dan tidak wajar atau menolak memberikan

pendapat. Masing-masing dari laporan audit tersebut dikeluarkan dengan kondisi

yang berbeda beda.

Audit akan laporan kuangan merupakan kebutuhan perusahaan dan pihak

manajemen perusahaan. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena informasi

yang terkandung di dalamnya. Informasi tersebut harus memiliki kualitas yang dapat

diandalkan karena dapat berguna untuk proses pengambilan keputusan. Informasi

dalam laporan keuangan yang lebih berkualitas dapat ditingkatkan dengan

memperbaiki kualitas audit. Kualitas audit merupakan adanya kecenderungan auditor

akan mendeteksi dan mengungkapkan adanya fraud yang terdapat dalam laporan

keuangan klien. Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat

berguna dalam melakukan pengambilan keputusan (De Angelo, 1981).

Kualitas audit yang baik didapat dari auditor yang memiliki tingkat

independensi dan kompetensi yang memadai. Auditor dituntut untuk menggunakan

kompetensi dan independensinya semaksimal mungkin dalam melakukan proses

audit. Hal tersebut untuk menghasilkan opini yang sesuai karena reputasi auditor juga

ikut dipertaruhkan ketika opini yang dihasilkan ternyata tidak sesuai dengan kondisi

(14)

3

Skandal manipulasi akuntansi yang melibatkan sejumlah perusahaan besar di

Amerika seperti Enron, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom maupun beberapa

perusahaan besar di Indonesia seperti Kimia Farma dan Bank Lippo yang dahulunya

mempunyai kualitas audit yang tinggi kini berbalik telah dikaitkan dengan kualitas

audit yang buruk. Masalah Enron di Amerika Serikat melibatkan Kantor Akuntan

Publik (KAP) internasional Arthur Andersen(AA). Banyak pihak yang menempatkan

auditor sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi

auditor merupakan salah satu faktor yang diduga memicu terjadinya masalah ini

(Efraim, 2010). Masa perikatan selama 20 tahun yang dilakukan KAP AA dengan

perusahaan Enron memicu timbulnya keraguan terhadap independensi akuntan publik

tersebut. Terlalu lamanya perikatan yang terjalin mengakibatkan adanya kedekatan

hubungan antara auditor dan klien yang diyakini berdampak negatif pada

independensi auditor, serta dapat mengurangi keandalan dan kualitas audit sehingga

berkontribusi bagi terjadinya skandal-skandal keuangan (Gates et al.,2007).

Kasus manipulasi keuangan yang terjadi di Indonesia seperti kasus Kimia

Farma dan Lippo yang berawal dari dideteksinya manipulasi dalam laporan keuangan

auditan merupakan contoh serupa. Salah satu penyebab timbulnya kasus ini adalah

adanya pengakuan laba bersih yang berlebih pada laporan keuangan untuk auditan

tahun 2001 (Agrianti, 2009). Munculnya kasus-kasus tersebut menjadikan kualitas

audit menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, kualitas audit dijadikan

sebagai probabilitas auditor menemukan serta melaporkan salah saji material yang

(15)

4

Kasus-kasus tersebut membuktikan lamanya masa perikatan audit memiliki

kekuatan untuk menciptakan kedekatan antara auditor dan kliennya. Hal tersebut

berdampak pada berkurangnya sikap independensi yang seharusnya dimiliki auditor

dan berdampak pada berkurangnya kualitas audit. Auditor switching merupakan

salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan independensi auditor, sehingga

nantinya akan meningkatkan kualitas audit.

Auditor switching merupakan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

dilakukan oleh perusahaan klien. Perusahaan klien harus memperhatikan kualitas

auditor pengganti yang dipilih karena kualitas auditor yang menentukan kualitas

audit. Auditor switching dapat dibedakan menjadi dua yaitu, pergantian KAP secara

wajib dan pergantian KAP sukarela. Pergantian KAP secara wajib atau sukarela bisa

dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut. Jika

pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi

klien. Sebaliknya, jika pergantian auditor terjadi secara wajib, maka perhatian utama

beralih kepada pihak auditor (Febrianto, 2009).

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan

No.17/PMK.01/2008 pasal 3 yang mengatur tentang pembatasan masa perikatan

audit. Pembatasan masa perikatan audit bertujuan untuk mencegah adanya audit

tenure yang panjang nantinya berdampak negatif pada kualitas audit. Nasser et al.

(2006) menyatakan bahwa independensi akan hilang jika auditor terlibat hubungan

(16)

5

opininya. Mai et al. (2008) membuktikan bahwa semakin lama masa perikatan,

semakin menurun kualitas auditornya.

Auditor switching dilakukan perusahaan karena beberapa faktor. Chadegani et

al. (2011) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan melakukan auditor switching

karena adanya pergantian manajemen, kondisi kesulitan keuangan, audit fee, dan

upaya untuk meningkatkan kualitas audit. Sedangkan menurut Halim (2008:95)

menjelaskan bahwa auditor switching dapat terjadi karena adanya ketidakpuasan

terhadap KAP lama, ketidaksesuaian biaya, untuk meningkatkan kualitas audit,

ketidaksepakatan akuntansi, reputasi auditor, dan kesulitan keuangan yang dialami

perusahaan. Selain faktor-faktor tersebut faktor lain yang mempengaruhi perusahaan

melakukan auditor switching adalah Ukuran KAP. Pengujian terhadap pengaruh

variabel ukuran KAP terhadap auditor switching telah dilakukan oleh Susan dan

Trisnawati (2009) yang membuktikan bahwa ukuran KAP merupakan variabel yang

berpengaruh signifikan pada auditor switching.

Ukuran KAP merupakan ukuran yang digunakan untuk menentukan besar

kecilnya suatu KAP. Ukuran KAP dapat dikatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi

dengan big four, mempunyai cabang dan kliennya perusahaan - perusahaan besar

serta mempunyai tenaga profesional di atas 25 orang. Sedangkan ukuran KAP

dikatakan kecil jika tidak berafiliasi dengan big four, tidak mempunyai kantor cabang

dan kliennya perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25 orang

(17)

6

memicu perusahaan melakukan pergantian auditor. Ukuran KAP juga mempengaruhi

kualitas audit yang berdampak pada terjadinya pergantian auditor.

Perusahaan klien cenderung melakukan auditor switching dengan berpindah

KAP ke KAP yang berafiliasi big four untuk mencari kualitas audit yang lebih baik.

De Angelo (1981) menyatakan bahwa kualitas audit dari akuntan publik dapat dilihat

dari ukuran KAP yang melakukan audit. KAP besar diyakini melakukan audit lebih

berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil. Ukuran KAP yang besar menjelaskan

kemampuan auditor untuk bersikap independen dan professional terhadap klien

karena tidak bergantung dengan klien. Selain itu, perusahaan audit yang lebih besar

umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan memiliki reputasi

yang tinggi pula di lingkungan bisnis sehingga perusahaan audit akan cenderung

untuk mempertahankan indenpendensi dan menjaga imagenya

Penelitian ini menguji kembali pengaruh variabel auditor Switching pada

kualitas audit karena adanya hasil yang tidak konsisten dalam penelitian sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan Hartadi (2009) menemukan bahwa auditor switching tidak

berpengaruh pada kualitas audit, sedangkan (Dopuch et al.,2001) menemukan bahwa

auditor switching berpengaruh positif pada kualitas audit. Hal ini menunjukkan

adanya faktor situsional lain yang diduga merekonsiliasi temuan tersebut adalah

Ukuran KAP yang mempengaruhi auditor switching pada kualitas audit. Ukuran

KAP menjadi pertimbangan perusahaan sebelum melakukan auditor switching. KAP

yang berafiliasi big four tentunya memiliki reputasi lebih baik dibandingkan dengan

(18)

7

tinggi serta mempunyai pengalaman lebih banyak karena mempunyai jumlah dan

ragam klien yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan kualitas audit yang lebih

baik. Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi perusahaan klien dalam melakukan

auditor switching dengan lebih memilih KAP yang berafiliasi big four.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Apakah auditor switching berpengaruh pada kualitas audit ?

2) Apakah ukuran KAP mampu memoderasi pengaruh auditor switching pada

kualitas audit?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh auditor switching pada kualitas audit.

2) Untuk mendapatkan bukti empiris kemampuan ukuran KAP dalam memoderasi

pengaruh auditor switching pada kualitas audit.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis

(19)

8 1) Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman

mengenai pengaruh auditor switching pada kualitas audit serta mengenai ukuran

KAP yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh auditor switching

pada kualitas audit. Hasil penelitian ini juga menjadi referensi bagi penelitian

berikutnya.

2) Kegunaan praktis

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi para investor dan pihak-pihak berkepentingan

lainnya dalam memprediksi kualitas audit suatu perusahaan dengan

mempertimbangkan ukuran KAP dan auditor switching yang dilakukan

perusahaan. Pihak-pihak berkepentingan ini tentunya mengharapkan kualitas audit

yang baik atas suatu entitas agar nantinya laporan keuangan suatu perusahaan

dapat dijadikan sebagai informasi yang relevan dan reliable dalam membuat suatu

keputusan bisnis.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu

dengan bab yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan

gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini dapat dilihat dalam

(20)

9 Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan

penelitian

Bab II Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian

Bab ini mengkaji mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan

dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar

acuan penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang

relevan dengan skripsi ini, hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian, objek penelitian,

indentifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber

data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode

pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan, deskripsi

variabel penelitian, hasil pengujian asumsi klasik, hasil analisis regresi

linier berganda dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Simpulan Dan Saran

Bab ini menyampaikan simpulan dari hasil penelitian yang diperoleh

dari hasil analisis serta menyampaikan saran-saran sesuai dengan

(21)

1 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori Dan Konsep 2.1.1 Teori keagenan (agency theory)

Teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang menjelaskan hubungan

antara prinsipal (pemilik) dengan agen (pihak manajemen) suatu perusahaan.

Principal merupakan pihak yang memberikan manfaat kepada agen untuk melakukan

jasa atas nama principal, sementara agen adalah pihak yang diberi mandat. Agen

bertindak sebagai pihak yang berkewenangan mengambil keputusan, sedangkan

principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi (Lestari, 2010).

Teori keagenan berpendapat bahwa entitas merupakan urat nadi dari

hubungan-hubungan keagenan dan mencoba utnuk memahami prilaku organisasi dengan

menguji bagaimana pihak-pihak yang terkait dengan hubungan keagenan tersebut

memaksimalkan utilitas melalui sebuah kerjasama (Astika, 2010:64). Menurut Jensen

and Meckling (1976) asymmetric information dapat menyebabkan dua permasalahan

untuk perusahaan ( Dewi, 2014). Masalah tersebut antara lain :

1) Moral hazard merupakan permasalahan yang ditimbulkan karena agen tidak

melaksanakan hal-hal yang telah menjadi kesepakatan sebelumnya dalam kontrak

(22)

2

2) Adverse selection merupakan suatu keadaan di mana prinsipal tidak dapat

megetahui apakah keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas

informasi yang diperoleh, atau terjadi sebuah kelalaian dalam melaksanakan tugas.

Teori keagenan juga dipergunakan untuk menjelaskan kebutuhan akan audit. Teori

agensi menjelaskan bahwa auditor berfungsi sebagai pelaksana verifikasi independen

atas laporan keuangan yang disajikan manajer kepada pemilik (Astika, 2010:65).

Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak

sebagai prinsipal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agen mereka.

Pemegang saham memperkerjakan CEO untuk bertindak sesuai dengan kepentingan

principal (Indriani, 2010).

Teori keagenan menjelaskan bahwa apabila kinerja perusahaan buruk, manajer

dapat bertindak oportunistik dengan menaikkan laba akuntansi untuk

menyembunyikan kinerja buruk, sebaliknya apabila kinerjanya baik manajer dapat

bertindak oportunistik dengan menurunkan laba akuntansi untuk menunda kinerja

baiknya. Hubungan teori keagenan dengan penelitian ini adalah agen sebagai

pengelola perusahaan bertugas untuk tetap menyediakan laporan keuangan secara

wajar dengan kualitas audit yang baik kepada prinsipal sebagai pemilik perusahaan

tanpa adanya rekayasa atau kecurangan dalam menyajikan laporan keuangan tersebut,

(23)

3 2.1.2 Teori Kontijensi

Teori kontijensi sering juga disebut teori situasional. Teori ini menjelaskan

adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

variabel lainnya. Teori kontijensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan

sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan

perusahaan untuk berbagai macam tujuan (Otley, 1978). Teori kontijensi, disebut juga

teori kepentingan, teori lingkungan atau teori situasi. Kekuatan pendekatan kontijensi

adalah bahwa ia mendorong analisis situasi sebelum diambil tindakan dan pada saat

yang sama berusaha menghilangkan praktik kebiasaan yang didasarkan atas asumsi

universal tentang orang. Pendekatan kontijensi juga lebih bersifat antar disiplin, lebih

berorientasi penelitian dibandingkan pendekatan tradisional. Dengan demikian,

pendekatan ini membantu untuk menggunakan semua pengetahuan mutakhir tentang

organisasi dengan cara yang paling tepat. Teori kontijensi ini menjelaskan bahwa

ukuran KAP merupakan variabel situsional yang dapat mempengaruhi dilakukannya

auditor switching untuk mendapatkan kualitas audit yang lebih baik.

Teori kontijensi berkembang tahun 1962 dalam (Outley,2000), menyatakan

bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum,sistem tergantung pada

tingkat perubahan lingkungannya,pada sistem ini mempunyai beberapa ciri :

1). Substansinya adalah manusia bukan tugas.

2). Kurang menekankan hirarki

3). Struktur saling berhubungan,fleksibel,dalam bentuk kelompok

(24)

4 2.1.3 Auditor Switching

Auditor switching merupakan pergantian auditor atau KAP yang dilakukan oleh

klien (perusahaan). Bukti teoritis didasarkan pada teori agensi dan informasi

ekonomi. Dalam teori agensi, audit independensi berfungsi untuk mengurangi biaya

agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen (manajer).

Tingkat biaya tersebut bervariasi pada organisasi, tergantung pada variabel seperti

ukuran perusahaan, gearing, dan kepemilikan saham manajemen. Dalam informasi

ekonomi, pemilihan auditor yang dapat dipercaya digunakan sebagai sinyal kejujuran

manajemen (Dopuch dan Simunic, 1980).

Kadir (1994) mengemukakan dua pendekatan yang dapat digunakan untuk

menjelaskan mengapa perusahaan berpindah KAP, yaitu perspektif auditor dan

perspektif perusahaan. Serupa dengan Kadir (1994), Mardiyah (2002) juga

menyatakan dua faktor yang mempengaruhi perusahaan berpindah KAP adalah faktor

klien (Client-related Factors), yaitu: kesulitan keuangan, manajemen yang gagal,

perubahan ownership, Initial Public Offering (IPO) dan faktor auditor

(Auditor-related Factors), yaitu: fee audit dan kualitas audit.

Pergantian auditor atau KAP ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pergantian

auditor secara mandatori (wajib) dan pergantian auditor secara voluntari (sukarela).

Pergantian auditor secara mandatori (wajib) dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan

keputusan atau peraturan pemerintah yang berlaku umum sedangkan pergantian

auditor secara voluntari dilakukan oleh perusahaan ketika tidak ada peraturan yang

(25)

5

Pergantian auditor secara wajib atau sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak

mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut. Jika pergantian auditor terjadi

secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya, jika

pergantian auditor terjadi secara wajib, perhatian utama beralih kepada pihak auditor

(Febrianto, 2009)

Pembatasan masa pemberian jasa di Indonesia diatur melalui Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia No: 17/PMK.01/2008. Ketentuan tersebut menyatakan

bahwa pelaksanaan jasa audit umum atas laporan keuangan untuk klien yang sama

oleh KAP paling lama penugasan untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan

seorang akuntan publik paling lama penugasan untuk 3 (tiga) tahun buku

berturut-turut. Lebih lanjut dalam ketentuan tersebut, dinyatakan bahwa jasa audit umum atas

laporan keuangan dapat diberikan kembali kepada klien yang sama melalui KAP

setelah 1(satu) tahun buku tidak diberikan melalui KAP tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa auditor switching merupakan

pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien dengan menggunakan dua

pendekatan yaitu perspektif auditor dan perspektif perusahaan. Perpindahan auditor

dilakukan oleh perusahaan klien karena dua faktor yaitu: faktor klien (Client-related

Factors), yaitu: kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership,

Initial Public Offering (IPO) dan faktor auditor (Auditor-related Factors), yaitu: fee

(26)

6 2.1.4 Ukuran KAP

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri

Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya

(Haryono, 2010:19). Ukuran KAP merupakan ukuran yang digunakan untuk

menentukan besar kecilnya suatu KAP.

Ukuran KAP dapat dikatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan big

four, mempunyai cabang dan kliennya perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai

tenaga profesional di atas 25 orang. Sedangkan ukuran KAP dikatakan kecil jika tidak

berafiliasi dengan big four, tidak mempunyai kantor cabang dan kliennya perusahaan

kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25 orang (Arens et al., 2008:33).

Perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk

meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan keuangan itu

(Damayanti dan Sudarma, 2007). KAP big four dianggap memiliki kualitas yang

lebih tinggi apabila dibandingkan dengan KAP nonbig four. KAP big four umumnya

dianggap sebagai penyedia laporan keuangan dengan kualitas audit yang lebih tinggi

dan memiliki reputasi yang tinggi dalam lingkungan bisnis, sehingga akan berusaha

untuk mempertahankan independensinya untuk menjaga image. Investor lebih

cenderung pada data akuntansi yang dilaporkan oleh auditor bereputasi. Perusahaan

lebih memilih KAP big four yang dianggap lebih berkualitas dibandingkan KAP non

big four.

Indonesia memiliki KAP yang berafiliasi dengan big four, sehingga dapat

(27)

7

diaudit oleh KAP yang telah memiliki reputasi (Ariyani, 2014). KAP di Indonesia

yang berafiliasi dengan big four antara lain:

1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst &Young.

2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu.

3) KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG.

4) KAP Tanudireja Wibisana & Rekan berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers.

2.1.5 Kualitas Audit

Kualitas audit (audit quality ) didefinisikan sebagai probabilitas gabungan dari

kemampuan seorang auditor untuk menemukan pelanggaran dalam pelaporan

keuangan klien, dan melaporkan pelanggaran tersebut (De Angelo, 1981). Sementara

itu Khrishnan dan Schauer (2001) menjelaskan kualitas audit adalah ketepatan

informasi yang dilaporkan oleh auditor dan tingkat ketaatan audit terhadap standar

audit. Jadi dapat disimpulkan kualitas audit merupakan kemampuan seorang auditor

untuk menemukan salah saji dalam laporan keuangan dan kemampuan auditor dalam

menentukan ketepatan informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan.

AAA Financial Accounting Standard Committee (2000) menyatakan bahwa

kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi dan independensi, di mana

kedua hal tersebut berpengaruh langsung pada kualitas dan secara potensial saling

mempengaruhi. Widiastuty dan Febrianto (2010) dalam Nuratama (2011)

mendefinisikan auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan

(28)

8

dan menggunakan metode penyampelan yang benar. Sebaliknya auditor yang

independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara

independen melaporkan pelanggaran tersebut.

Probabilitas auditor akan melaporkan adanya pelanggaran atau independensi

auditor tergantung pada tingkat kompetensinya Tidak mudah untuk menggambarkan

dan mengukur kualitas audit secara objektif dengan beberapa indikator. Hal ini

dikarenakan kualitas audit merupakan sebuah konsep yang kompleks dan sulit

dipahami sehingga seringkali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat dan

kualitasnya. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang menggunakan dimensi

kualitas audit yang berbeda-beda (Efendy, 2010).

Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit adalah jika

auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

kecurangan dalam laporan keuangan auditan. Sedangkan auditor sendiri memandang

kualitas audit terjadi apabila mereka bekerja sesuai standar profesional yang ada,

dapat menilai risiko bisnis klien dengan tujuan untuk meminimalisasi risiko litigasi,

dapat meminimalisasi ketidakpuasan klien dan menjaga reputasi auditor.

Menurut Johnson et al. (2002) meningkatkan kualitas dari pelaporan

keuangan menambah nilai bagi laporan-laporan yang dijadikan alat bagi investor

untuk memperkirakan nilai dari perdagangan saham. Peningkatan kualitas adalah

sebuah fungsi tidak hanya deteksi auditor atas salah saji material, tetapi juga perilaku

auditor terhadap deteksi ini. Maka dari itu, jika auditor memperbaiki salah saji

(29)

9

itu kegagalan untuk memperbaiki salah saji material dan belum mampu

mengeluarkan laporan audit yang bersih akan menghalangi peningkatan kualitas

audit.

Kualitas audit berhubungan erat dengan independensi dan kompetensi auditor.

Penelitian ini menggunakan total akrual sebagai alat ukur kualitas audit. Hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan Dehkordi dan Makarem (2011) yang

menyebutkan bahwa manajemen laba sering digunakan sebagai indikator tindakan

oportunistik manajer, karena itu kualitas audit dapat diukur sebagai sejauh mana

manajemen laba dibatasi auditor. Menurut Lawrence et al. (2011) diskresioner akrual

dapat mencerminkan batasan auditor terhadap manajemen laba. Diskresioner akrual

yang tinggi mencerminkan kualitas audit yang rendah, sebaliknya diskresioner akrual

yang rendah mencerminkan kualitas audit yang tinggi (Novianti dan Irianto, 2014).

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh auditor switching pada kualitas audit

Pergantian auditor dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan

independensi dan berpengaruh pada kualitas audit yang lebih baik. Hasil penelitian

Knechel et al (2007) menemukan adanya indikasi bahwa lamanya perikatan dapat

menyebabkan berkurangnya independensi auditor dalam pelaksanaan audit, dan juga

menunjukkan lemahnya pengaruh pergantian auditor pada kenaikan ataupun

(30)

10

Jackson et al (2008) menemukan bahwa kualitas audit meningkat melalui adanya

pergantian KAP, walaupun pergantian KAP menimbulkan tambahan biaya namun

memberikan manfaat yang lebih besar bagi kantor akuntan publik. Pernyataan

terssebut menunjukan bahwa masa perikatan yang panjang dapat mengurangi

independensi auditor. Hal tersebut dikarenakan masa perikatan yang panjang dapat

meningkatkan hubungan dekat antara auditor dengan klien, yang dapat

mempengaruhi opini yang akan dikeluarkan oleh auditor terhadap laporan keuangan

perusahaan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Berdasakan hal di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Auditor switching berpengaruh positif pada kualitas audit.

2.2.2 Ukuran KAP dalam memoderasi pengaruh auditor switching pada kualitas audit.

Ukuran KAP merupakan salah satu faktor yang menjadi memicu perusahaan

melakukan pergantian auditor. Ukuran dari KAP digolongkan dalam big four dan non

big four. KAP big four dianggap lebih mampu meningkatkan independensi

dibandingkan KAP yang lebih kecil (Nasser et al.,2006 dalam pratini, 2013), dan

KAP non big four dianggap memiliki tingkat independensi lebih rendah daripada

KAP big four. Klien cenderung berpindah KAP ke big four untuk mencari kualitas

audit yang lebih baik. Perusahaan akan mencari KAP yang kredibiltasnya tinggi

untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di pihak eksternal sebagai

(31)

11

KAP besar biasanya dianggap lebih mampu mempertahankan independensi

auditor daripada KAP kecil karena biasanya menyediakan berbagai layanan untuk

klien dalam jumlah besar sehingga mengurangi ketergantungannya pada klien tertentu

(Dopuch, 1984; Wilson dan Grimlund, 1990). Selain itu, perusahaan audit yang lebih

besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan memiliki

reputasi yang tinggi pula di lingkungan bisnis sehingga perusahaan audit akan

cenderung untuk mempertahankan indenpendensi dan menjaga imagenya.

Pengaruh auditor switching pada kualitas audit akan semakin diperkuat

dengan memilih ukuran KAP yang berafiliasi big four sehingga akan dapat

menghasilkan audit yang berkualitas, dengan demikian hipotesis yang didapatkan

adalah sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ilmiah ini menjelaskan cara membuat website P.D.Jayaremaja dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver MX untuk merancang tampilan website bahasa pemrograman PHP

Diharapkan kehadiran saudara dengan membawa stempel perusahaan, dan bila saudara berhalangan hadir kemudian diwakilkan agar membuat surat kuasa yang ditandatangani

[r]

Sedangkan multimedia adalah suatu bentuk baku untuk menggambarkan program � program komputer yang menggunakan dan menggabungkan lebih dari satu media, didalamnya terdapat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) aspek diksi yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata; (2) nilai pendidikan karakter

Hasil penelitian menunjukkan penambahan maltodekstrin memberikan pengaruh nyata terhadap seluruh parameter sifat fisikokimia dan sifat organoleptik kesukaan warna

Hasil penelitian ini sepaham dengan penelitian yang dilakukan oleh Destia ddk., (2014) membuktikan ada perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan

Dengan diketahuinya jenis pengotor yang terdapat pada bahan vial (pembungkus sampel) tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pendukung dalam pencapaian hasil