• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minyak Atsiri Kulit Jeruk Keprok (Citrus reticulata L.) Sebagai Repelen Terhadap Nyamuk Aedes sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Minyak Atsiri Kulit Jeruk Keprok (Citrus reticulata L.) Sebagai Repelen Terhadap Nyamuk Aedes sp."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MINYAK ATSIRI KULIT JERUK KEPROK (Citrus reticulata L.), SEBAGAI REPELEN TERHADAP NYAMUK Aedes sp.

Raisa Yohanna Miharja, 2012, Pembimbing I : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes. Pembimbing II: Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr.,

M.Kes.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit arbovirus yang sering menyerang manusia, namun bisa dicegah dengan menggunakan repelen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan minyak atsiri kulit jeruk keprok (Citrus reticulata L.) sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes sp. Penelitian bersifat eksperimental laboratorik sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan metode yang diadopsi dari Joel Coats dan Chris Peterson dengan rancangan one side test. Nyamuk Aedes sp. dibagi menjadi 5 kelompok (n=50), yaitu kontrol negatif, minyak atsiri kulit jeruk keprok konsentrasi 25%, konsentrasi 50%, konsentrasi 75%, dan kontrol positif. Data yang diukur adalah jumlah nyamuk yang pindah dari sisi yang diberi perlakuan, yang dianalisis menggunakan uji ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α=0,05. Didapatkan hasil bahwa rerata nyamuk yang berpindah di kelompok II (67,2%), III (77,2%), dan IV (81,6%) memiliki perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01) dibanding kontrol negatif (48,8%), dengan potensi yang lebih rendah dari DEET 12,5% (92,4%) dengan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Simpulan penelitian ini adalah minyak atsiri kulit jeruk keprok berefek sebagai repelen nyamuk Aedes sp. dengan potensi lebih lemah dari DEET 12,5%.

(2)

ABSTRACT

TANGERINE (Citrus reticulata L.) ESSENTIAL OILS AS REPELLENT AGAINST Aedes sp. MOSQUITOS

Raisa Yohanna Miharja, 2012, Advisor I : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.

Advisor II: Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an arbovirus disease that often cause an epidemic especially in tropical country. It can be prevented by using repellent. The purpose of this study was to know the potency of tangerine oil as repellent against Aedes sp. This experiment was a real laboratory research with Complete Randomized Design and adopted from Joel Coats and Chris Peterson’s method. 1250 Aedes sp. were divided into five treatment groups, i.e. negative control, 25%, 50%, and 75% tangerine oil, and positive control. Data measured was the amount of Aedes sp. mosquitos moved to the opposite side of treatment, then analyzed by one-way ANOVA and followed by Tukey HSD with α=0,05. The result showed that there were highly significant differences (p<0.01) in the average percentage of moved mosquitos in group II (67.2%), III (77.2%), and IV (81.6%) compared to negative control (58.8%). Compared to DEET 12.5%, there were significant differences (p<0.05) but less potent. The conlusion of this research is tangerine oil has a repellent effect against Aedes sp. with less potency than DEET 12.5%.

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 3

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nyamuk ... 5

2.2 Nyamuk Aedes sp. ………. . 5

2.2.1 Taksonomi Aedes sp. ... 5

2.2.2 Morfologi Aedes sp. ... 6

2.2.3 Siklus hidup Aedes sp. ... 9

2.3 Demam Berdarah Dengue (DBD) ... 9

2.4 Stimuli yang Menarik Nyamuk ... 16

2.5 Usaha Pengendalian Nyamuk ... 17

(4)

2.6.1 DEET ... 18

2.6.2 Jeruk Keprok (Citrus reticulata L.) ... 19

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 22

3.2 Metode Penelitian ... 22

3.2.1 Desain Penelitian ... 22

3.2.2 Variabel Penelitian ... 23

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 23

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 23

3.2.3 Besar Replikasi Penelitian ... 24

3.2.4 Persiapan Penelitian ... 24

3.2.4.1 Persiapan Hewan Coba ... 24

3.2.4.2 Persiapan Bahan Uji ... 24

3.2.5 Prosedur Kerja ... 25

3.2.6 Metode Analisis ... 25

3.2.7 Hipotesis Statistik ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 27

4.2 Pembahasan ... 30

4.3 Uji Hipotesis ... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 32

5.2 Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

LAMPIRAN ... 37

(5)

DAFTAR TABEL

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Telur Aedes aegypti ... 6

Gambar 2.2 Larva Aedes aegypti ... 7

Gambar 2.3 Pupa Aedes aegypti ... 7

Gambar 2.4 Aedes aegypti ... 8

Gambar 2.5 Siklus hidup Aedes aegypti ... 9

Gambar 2.6 Negara-negara dengan risiko transmisi dengue, 2008 ... 10

Gambar 2.7 Struktur kimia DEET ... 19

Gambar 2.8 Citrus reticulata L. ... 20

Gambar 2.9 Struktur kimia Limonene ... 21

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto-foto Penelitian ... 36

Lampiran 2 Perhitungan Dosis Minyak Atsiri Kulit Jeruk Keprok ... 38

Lampiran 3 Hasil Uji ANAVA Satu Arah ... 39

Lampiran 4 Hasil Uji Beda Rata-rata Tukey HSD ... 40

(8)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto-foto Penelitian

Telur Aedes sp. Nyamuk Aedes sp.

(9)

38

DEET 12,5%, minyak atsiri kulit jeruk keprok, corn oil

(10)

39

Lampiran 2 Perhitungan Dosis Minyak Atsiri Kulit Jeruk Keprok

MJ 25% = 1mL MJ 100% + 3mL corn oil MJ 50% = 2mL MJ 100% + 2mL corn oil MJ 75% = 3mL MJ 100% + 1mL corn oil

Keterangan:

(11)

40

Lampiran 3 Hasil Uji ANAVA Satu Arah

Oneway

ANAVA

Hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1411.440 4 352.860 57.282 .000

Within Groups 123.200 20 6.160

(12)

41

Lampiran 4 Hasil Uji Beda Rata-rata Tukey HSD

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Jumlah nyamuk Aedes sp. yang berpindah dari sisi perlakuan

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tukey HSD Kontrol

negatif

MJ 25% -9.20000* 1.56971 .000 -13.8972 -4.5028

MJ 50% -16.20000* 1.56971 .000 -20.8972 -11.5028

MJ 75% -16.40000* 1.56971 .000 -21.0972 -11.7028

Kontrol positif -21.80000* 1.56971 .000 -26.4972 -17.1028

MJ 25% Kontrol negatif 9.20000* 1.56971 .000 4.5028 13.8972

MJ 50% -7.00000* 1.56971 .002 -11.6972 -2.3028

MJ 75% -7.20000* 1.56971 .001 -11.8972 -2.5028

Kontrol positif -12.60000* 1.56971 .000 -17.2972 -7.9028

MJ 50% Kontrol negatif 16.20000* 1.56971 .000 11.5028 20.8972

MJ 25% 7.00000* 1.56971 .002 2.3028 11.6972

MJ 75% -.20000 1.56971 1.000 -4.8972 4.4972

Kontrol positif -5.60000* 1.56971 .015 -10.2972 -.9028

MJ 75% Kontrol negatif 16.40000* 1.56971 .000 11.7028 21.0972

MJ 25% 7.20000* 1.56971 .001 2.5028 11.8972

MJ 50% .20000 1.56971 1.000 -4.4972 4.8972

Kontrol positif -5.40000* 1.56971 .019 -10.0972 -.7028

Kontrol positif Kontrol negatif 21.80000* 1.56971 .000 17.1028 26.4972

MJ 25% 12.60000* 1.56971 .000 7.9028 17.2972

MJ 50% 5.60000* 1.56971 .015 .9028 10.2972

MJ 75% 5.40000* 1.56971 .019 .7028 10.0972

(13)

42

Lampiran 5 Hasil Tes Homogenous Subset

Homogenous Subset

Hasil

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Tukey HSDa Kontrol negatif 5 24.4000

MJ 25% 5 33.6000

MJ 50% 5 40.6000

MJ 75% 5 40.8000

Kontrol positif 5 46.2000

Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyamuk adalah serangga yang dapat mengganggu manusia dan binatang melalui cucukannya serta berperan sebagai vektor penyakit pada manusia dan binatang (R. Hoedojo dan Saleha Sungkar, 2008). Berbagai penyakit yang dalam penyebarannya diperantarai oleh nyamuk antara lain malaria, filariasis, demam berdarah dengue, ensefalitis, dan lain-lain.

Aedes berperan dalam penyebaran salah satu penyakit di atas, yaitu demam

berdarah dengue (DBD). Aedes aegypti adalah vektor utama DBD, sedangkan vektor lainnya adalah Aedes albopictus (S. Djakaria dan Saleha Sungkar, 2008b).

Usaha dalam mengendalikan penularan penyakit-penyakit di atas diperlukan, salah satunya dengan pengendalian secara kimiawi menggunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh serangga (insektisida) atau hanya menghalau serangga (repelen) (R. Hoedojo dan Zulhasril, 2008).

Dewasa ini banyak jenis penolak nyamuk atau repelen yang beredar di pasaran. Repelen alami antara lain minyak kayu putih, minyak sereh, eucalyptus, sedangkan repelen sintetik umumnya berbahan dasar DEET

(N,N-diethyl-3-methylbenzamide).

Repelen sintetik perlu dikontrol pemakaiannya. Walaupun tetap menunjukkan tingkat keamanan yang baik sejak dipergunakan tahun 1957 (Utah Poison Control

Center, 2005), penggunaan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan banyak

efek samping. Contoh efek samping penggunaan repelen sintetik antara lain iritasi kulit, urtikaria, reaksi anafilaksis, hipotensi, letargi, hingga ensefalopati akut (Fradin, 1998).

(15)

2

jeruk keprok (Citrus reticulata L.). Kulit buah jeruk yang tidak dikonsumsi kadang-kadang dipergunakan oleh masyarakat untuk menolak cucukan nyamuk. Untuk mengetahui keefektifannya secara lebih lanjut, maka dilakukan uji minyak atsiri dari kulit buah jeruk sebagai penghalau nyamuk.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah minyak atsiri kulit jeruk keprok mempunyai efek sebagai repelen nyamuk Aedes sp.

2. Bagaimana potensi minyak atsiri kulit jeruk keprok dibandingkan dengan DEET 12,5% sebagai repelen nyamuk Aedes sp.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui efek minyak atsiri kulit jeruk keprok sebagai repelen nyamuk Aedes sp. sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit yang disebarkan oleh nyamuk tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah melihat efek minyak atsiri kulit jeruk keprok sebagai repelen nyamuk Aedes sp. serta membandingkan potensinya dengan DEET.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis penelitian ini adalah memperluas pengetahuan akan kegunaan lain dari kulit jeruk keprok dalam menghalau nyamuk Aedes sp.

(16)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Chutia et al. (2009), beberapa komponen utama dari senyawa yang terdapat di dalam minyak atsiri kulit buah genus Citrus antara lain limonene, geranial, neral, geranyl acetate, geraniol,

b-caryophyllene, nerol, citronellal, dan neryl acetate. Minyak atsiri kulit jeruk kaya

akan senyawa terpenoid yaitu limonene yang akan memberikan bau khas jeruk (United States Environmental Protection Agency, 1994).

Nyamuk dapat mengenali lokasi tuan rumah terutama melalui stimuli olfaktori berupa karbon dioksida dan asam laktat yang ada pada manusia (Fradin, 1998).

Limonene yang memberikan bau khas jeruk akan mengurangi stimuli olfaktori

sehingga berefek sebagai repelen nyamuk.

Oshaghi dkk. (2003) di Iran telah melakukan penelitian efek repelen minyak atsiri Citrus limon terhadap Anopheles stephensi. Didapatkan hasil bahwa minyak atsiri Citrus limon mempunyai potensi sebagai repelen dengan perbedaan yang tidak signifikan atau setara dengan DEET 15%.

1.5.2 Hipotesis

1. Minyak atsiri kulit jeruk keprok berefek sebagai repelen nyamuk Aedes sp. 2. Minyak atsiri kulit jeruk keprok mempunyai potensi yang setara dengan

DEET 12,5% sebagai repelen nyamuk Aedes sp.

1.6 Metodologi Penelitian

Desain penelitian bersifat eksperimental laboratorik sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Metode penelitian diadopsi dari penelitian Joel Coats dan Chris Peterson dengan rancangan one side test (Loney, 2006).

(17)

4

Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah, yang apabila ada perbedaan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α=0,05, tingkat kemaknaan berdasarkan nilai p<α, menggunakan program SPSS 17.0.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

(18)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Minyak atsiri kulit jeruk keprok berefek sebagai repelen terhadap nyamuk

Aedes sp.

2. Minyak atsiri kulit jeruk keprok dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75% mempunyai potensi yang lebih rendah dibanding DEET 12,5% sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes sp.

5.2 Saran

1. Dapat dilakukan penelitian serupa dengan kadar minyak atsiri yang ditingkatkan, atau dicampur dengan repelen minyak lain seperti soybean oil untuk meningkatkan efektifitasnya.

2. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan nyamuk dari genus lain seperti Culex dan Anopheles, untuk mengetahui efektifitas kulit jeruk keprok sebagai repelen nyamuk.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setiowulan, Eds. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama. Jakarta: Media Aesculapius. h.428-33

Bruneton J. 1999. Pharmacognosy: Phytochemistry Medicinal Plants 2nd Ed. Paris: Lavoisier. p.483-93,560-7

Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Dengue Fever & Dengue

Hemorrhagic Fever.

http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2012/chapter-2- the-pre-travel-consultation/protection-against-mosquitoes-ticks-and-other-insects-and-arthropods.htm. 18 Oktober 2012

_______. 2012. Mosquito Life-Cycle.

http://www.cdc.gov/Dengue/entomologyEcology/m_lifecycle.html. 18 Oktober 2012

Chutia M., Bhuyan P.D., Pathak M.G., Sarma T.C., Boruah P. 2009. Antifungal activity and chemical composition of Citrus reticulata Blanco essential oil against phytopathogens from North East India. LWT - Food Science and

Technology, 42:777–80

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Waspada Demam Berdarah. http://penanggulangankrisis.depkes.go.id/article/view/6/1700/WASPADA-DEMAM-BERDAR.htm. 21 November 2012

Dini Nuris Nuraini. 2011. Aneka Manfaat Kulit Buah & Sayuran – Manfaat & Cara Pemakaian. Yogyakarta: Penerbit ANDI. h.70-2

Fradin M.S. 1998. Mosquitoes and mosquito repellents: a clinician’s guide. Ann Intern Med, 128:931-40

Gleiser R.M., Bonino M.A., Zygadlo J.A. 2011. Repellence of essential oils of aromatic plants growing in Argentina against Aedes aegypti (Diptera: Culididae). Parasitol Res, 108:69-78

(20)

34

Hunter G., Frye W.W., Swartzwelder J.C., Eds. 1966. A Manual of Tropical

Medicine. United States of America: W.B. Saunders Company. p.752-7

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi

Volume 2.

Loney, Dennis. 2006. Mosquito Repellents.

http://www.chemistry.org/portal/a/c/s/1/feature_ent.html?id=4acf6768ce1b11d 5f2944fd8fe800100. 18 September 2012

Maia, M.F., Moore, S.J. 2011. Plant-based insect repellents: a review of their efficacy, development and testing. Malaria Journal, 10(Suppl 1):S11.

Nentwig, G. 2003. Use of repellents as prophylactic agents. Parasitol Res, 90:S40–S48

Oshagi M.A., Ghalandari R., Vatandoost H., Shayeghi M., Kamali-nejad M., Tourabi-Khaledi H., et al. 2003. Repellent effect of extracts and essential oils of Citrus limon (Rutaceae) and Melissa officinalis (Labiatae) against main malaria vector, Anopheles stephensi (Diptera: Culicidae). Iranian J Publ

Health, 32:47-52

Palacios S.M., Bertoni A., Rossi, Y., Santander R., Urzúa A. 2009. Efficacy of essential oils from edible plants as insecticides against the house fly, Musca

domestica L. Molecules, 14:1938-47

Primal Sudjana. 2010. Diagnosis Dini Penderita DBD Dewasa. Buletin Jendela

Epidemiologi Volume 2.

R. Hoedojo, Saleha Sungkar. 2008. Morfologi, daur hidup dan perilaku nyamuk. Dalam: Inge Sutanto, Is Suhariah Ismid, Pudji K. Sjarifuddin, Saleha Sungkar, Eds. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h.250-3

R. Hoedojo, Zulhasril. 2008. Pengendalian vektor. Dalam: Inge Sutanto, Is Suhariah Ismid, Pudji K. Sjarifuddin, Saleha Sungkar, Eds. Buku Ajar

Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

(21)

35

S. Djakaria, Saleha Sungkar. 2008a. Pendahuluan. Dalam: Inge Sutanto, Is Suhariah Ismid, Pudji K. Sjarifuddin, Saleha Sungkar, Eds. Buku Ajar

Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

h.245-249

_______. 2008b. Vektor penyakit virus, riketsia, spiroketa, dan bakteri. Dalam: Inge Sutanto, Is Suhariah Ismid, Pudji K. Sjarifuddin, Saleha Sungkar, Eds.

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FK

UI. h.265-73

Sánchez-Moreno C., Cano M.P., Ancos B., Plaza L., Olmedilla B., Granado F., et al. 2003. Effect of orange juice intake on vitamin C concentrations and biomarkers of antioxidant status in humans. Am J Clin Nutr, 78:454–60

Shepherd S.M. 2012. Dengue. http://emedicine.medscape.com/article/215840-overview#showall. November 3rd, 2012

Soedarto. 1992. Entomologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Sri Yuliani, Suyanti Satuhu. 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Jakarta: Penebar Swadaya. h.10-4,22,30-54,62-7,90

Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan. 2009. Demam berdarah dengue. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati, Eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Jilid III Edisi V. Jakarta: InternaPublishing. h.2773-9

United States Environmental Protection Agency. 1994. Limonene.

http://www.epa.gov/oppsrrd1/REDs/factsheets/3083fact.pdf. 12 Desember 2011

Utah Poison Control Center. 2005. DEET insect repellant toxicity. Utox Update. Volume 7, Issue 2, p.1-4

World Health Organization. 1997. Dengue Haemorrhagic Fever: Diagnosis,

Treatment, Prevention, and Control, 2nd Ed.

_______. 1999. Guidelines for Treatment of Dengue Fever / Dengue

(22)

36

_______. 2009. Dengue: Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and

Control.

Referensi

Dokumen terkait

Perintah return untuk mengembalikan nilai true atau false dengan syarat nilai variabel top sama dengan nilai variabel size dikurang 1..

Hasil pengujian hipotesis tahun 2003/2004 menunjukkan bahwa t hitung &lt; t tabel yang berarti bahwa perubahan laba per lembar saham tidak berpengaruh terhadap perubahan

wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD 1945. Pasca Amandemen UUD 1945 terdapat berbagai perubahan terkait dengan sistem ketatanegaraan. Perubahan tersebut

Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi pada lanjut usia menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku pada pagi hari,

CV Virge Pratama Komputer mengalami kendala dalam hal mendapatkan pelanggan baru dan juga untuk mempertahankan pelanggan lama yang loyal terhadap perusahaan, kendala-kendala

Misalnya pada kelompok burung kategori pemakan serangga dan nektar (IN), walaupun hanya terdiri dari 2 spesies, namun berdasarkan jumlah individu, spesies ini

Ketiga, Mengirimkan Surat Edaran ke daerah-derah Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo membuat edaran surat intruksi kedaerah-daerah yang dibuat

Asimilasi ini membentuk suatu komunitas yang tersebar di pesisir Pantai Utara Jawa Timur (sebagian Tuban, Lamongan, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, hingga Situbondo) dan