4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Obyek penelitian untuk kuesioner adalah kontraktpr yang bekerja di
pengembang Real Estate di Sidoarjo. Jumlah kuesioner yang kami edarkan kepada
pera kontraktor adalah sebanyak 20 buah dan dari jumlah ini yang dikembalikan
sebanyak 17 buah (tingkat pengembalian 85%). Semua kuesioner yag kembali di data
nama kontraktornya.
TabeU.l
Daftar Kontraktor Real Estate yang berhasil disurvey
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. Perusahaan Kontraktor Nama CV. Karya Indah Gemilang
CV. Panca Graha Mandiri
CV. Jaya Karya Bangun Persada
CV. Duta Karya Optima
CV. Sidakarya Hutama Satwika CV Majapahit CV. Agung Putra CV. Mushollin CV Maju Makmur
CV. Quarta Wira Jaya
CV. Naman
CV. Achmad Putra Perkasa
CV. Yudha B Putra
CV Majapahit
Alamat
Wonorejo Permai Timur VI/3 Sby
Bronggalan II/H30 Sby
Bung Tomo VIII Ka v. 31 Sby
Ngagel Tama Sby
Embong Wungu 10 Sby
DeltaPuspa 131 Sda
Mojokerto
Raden Rachmat RT4 RWl Sby
Manyar Sabrangan VIIIB/ 52 Sby
Sekarputih RT2 RWl No 52 Mjkt
WatesnegoroRTl RWlOMjkt
Ds. Jeruk Gamping RT5 RW2 Krian
Taman Pondok Jati Zl Krian
DeltaPuspa 131 Sda Perusahaan Pengembang Nama PT. Jayaland / Puri Surya Jaya PT. Jayaland / Puri Surya Jaya PT. Jayaland / Puri Surya Jaya PT. Jayaland / Puri Surya Jaya PT. Jayaland / Puri Surya Jaya PT. Jayaland / Puri Surya Jaya PT. Graha Damai Putra / Graha Tirta PT. Graha Damai Putra / Graha Tirta PT. Graha Damai Putra / Graha Tirta PT. Graha Damai Putra / Graha Tirta PT. Graha Damai Putra / Delta Wedoro PT. Graha Damai Putra/DeltaWedoro PT. Graha Darnai Putra/Delta Wedpro PT. Graha Damai Alamat Gedangan, Sidoarjo Gedangan, Sidoarjo Gedangan, Sidoarjo Gedangan, Sidoarjo Gedangan, Sidoarjo Gedangan, Sidoarjo
Delta San Indah Blok AP 10B Sda
Delta Sari Indah Blok APIOBSda
Delta Sari Indah Blok AP 10B Sda
Delta Sari Indah Blok AP 10B Sda
Delta Sari Indah Blok AP 10B Sda
Delta Sari Indah Blok AP 10B Sda
Delta Sari Indah Blok APIOBSda
Delta Sari Indah Blok
15. 16. 17 CV. Sidakarya Hutama Satwika CV Majapahit CV. Sidakarya Hutama Satwika
Embong Wungu 10 Sby
DeltaPuspa 131 Sda
Embong Wungu 10 Sby
Putra / Deita Wedoro PT. Graha Damai Putra / Delta Sari PT. Graha Damai Putra / Delta Sari PT. Panca Teja Sentana / Pondok Jati
AP 10B Sda
Delta Sari Indah Blok AP lOBSda
Delta San Indah Blok AP 10B Sda
PondokJatiCGl Sda
Tabel 4.2
Daftar Kontraktor Real Estate yang tidak berhasil disurvey
N 0 1 2 3 Perusahaan Kontraktor Nama CV. Beruang Perkasa CV. Fadazh CV. Sinar Jaya Alamat Darmo Baru Barat VI/36AYani 186-187 Sby
Juanda Harapan Permai 609 WaruSda
Perusahaan Pengembang Nama
PT. Panca Teja Sentana / Pondok Jati PT. Graha Damai Putra/Delta Wedoro PT. Graha Damai Putra / Graha Tirta
Alamat PondokJatiCGl Sda
Delta Sari Indah Blok APlOBSda
Delta Sari Indah Blok AP 10B Sda
T
Sedangkan obyek penelitian untuk studi kasus adalah kontraktor yang
mengerjakan proyek perumahan Pondok Jati dan Puri Surya Jaya. Adapun
karakteristik perusahaan kontraktor tersebut adalah :
1. Nama Perusahaan : CV. Sidakarya Hutama Satwika
Alamat: Jl. Embong Wungu 10 Surabaya
Berdiri : Th. 1986
Proyek yang dikerjakan : Jembatan, Ruko, Rumah Pribadi, Real Estate
(Perumahan Pondok Jati, Puri Surya Jaya, Delta Sari).
2. Nama Perusahaan: CV. Majapahit
Alamat: Delta Puspa 131
Berdiri: Th 1986
Proyek yang dikerjakan : Real Estate (Puri Surya Jaya, Delta Sari, Delta Wedoro).
4.2 Diskripsi Hasil Penelitian
Dalam penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
pembengkakan biaya dan waktu yang mungkin terjadi pada proyek konstruksi Real
41
Estate, maka dibuat kuesioner. Hasil pengisian kuesioner tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Setiap faktor akan diberi kode sesuai yang terdapat pada kuesioner, untuk
memudahkan penulisan, Kode-kode tersebut dapat dilihat pada tabel 4,3, Diskripsi
frekuensi dari faktor-faktor yang menyebabkan pembengkakan biaya dan waktu
tersebut disajikan pada tabel 4.4, dimana ditunjukkan frekuensi tanggapan responden
untuk setiap skala pengaruh.
Tabel 4.3
Pengkodean Faktor-faktor yang menyebabkan Pembengakan Biaya Dan waktu
Pada Proyek Konstruksi Real Estate
NO I. 1. 2. 3. 4. 5.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA DAN WAKTU
INPUT
Material
• Perencanaan dan spesifikasi material yang tidak jelas
• Penanganan keberadaan dan kuantitas dari material yang tidak direncanakan dengan baik.
• Material vang akan digunakan sulit untuk didapatkan/diperoleh. • Ketidak tepatan estimasi harga material
• Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk material.
Informasi
• Informasi proyek yang tidak lengkap (lokasi, access, dll)
• Gambar rencana proyek yang kurang lengkap dan tidak jelas. • Tidak adanya target kapan proyek akan selesai oleb kontraktor. • Perencanaan akses sistem informasi proyek yang kurang sempuma.
• Organisasi kerja yang tidak efisien, dimana jalur perintah yang ada bersifat tidak langsung dan sangat panjang.
• Permintaan pasar yang sangat besai yang membuat pcngembang memperketat masa kerja kontraktor.
• Syarat - syarat dalam dokumen kontrak yang tidak jelas ( syarat bahan, mutu, dan produk yang akan dihasilkan )
Manusia
• Pengenalan dan pemahaman akan tujuan proyek yang diberikan pad,a personil provek sangat rendah.
• Perencanaan penyediaan sumber daya manusia untuk tiap kegiatan prpyek yang tidak sesuai.
• Keterbatasan waktu untuk mengestimasi biaya dan waktu proyek • Ketidaktepatan perencanaan upah tenaga kerja.
• Kurangnya motivasi dan komitmen untuk melaksanakan tujuan akhir proyek.
Peralatan
• Penanganan keberadaan dan kualitas dari peralatan yang tidak direncanakan
dengan baik.
• Ketidak tepatan estimasi harga sewa/pembelian peralatan
• Jenis peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik proyek • Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk peralatan.
Uang
• Keadaan keuangan kontraktor yang kurang sehat
KODE A A l A 2 A 3 A 4 A 5 B B 1 B 2 B 3 B 4 B 5 B 6 B 7 C C l C 2 C3 C 4 C5 D D l D 2 D 3 D 4 E E l
Lanjutan Tabel 43
• II. 6. 7. 8. 9. 10.• Dana dari pengembang yang tidak cukup
• Pcrencanaan pcngaturan fceuangan yang tidak direncanakan dari awal. • Terhambatnya pinjaman kredit dari bank ke kontraktor.
PROSES
Pengetahuan dan Pengalaman
• Manajcr proyek yang kurang cakap dalam mengatur dan menjalankan aktivitas
yang mengakibatkan turunnya produktivitas pekerjaan
• Kualitas tenaga kerja yang rendah dalam mengerjakan aktivitas proyek. • Jumlah personil proyek vang terlatih dan berpengalaman yang sangat minim • Pengembang yang tidak berpengalaman (lambat dalam memgambil keputusan
terhadap masalah yang ada).
• Tidak memperhitungkan faktor resiko pada lokasi proyek dan konstruksi. • Pengulangan pekerjaan karcna mutu yang jelek
• Sasaran dan pengarahan provek vang tidak jelas dari pimpinan provek.
Metode Konstruksi
• Metode konstruksi / teknik pelaksanaan yang salah.
• Pengaturan mobilisasi tenaga kerja di lapangan yang tidak baik. • Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal yang telah dibuat. • Tidak adanya project statistic report.
• Tidak adanya pembagian tagas yang jelas dalam team proyek. • Biaya transportasi peralatan yang tinggi.
• Kontraktor lambat dalam persiapan administrasi penagihan.
• Koordinasi dan komunikasi yang kurang antara kontraktor dan sub kontraktor terkait dengan pemakaian bahan vang tidak sesuai dengan spesifikasi.
• Antara kontraktor dan suplier tidak ada koordinasi dan komunikasi sehingga menyebabkan keterlambatan material.
Etika
• Tidak adarrya kerjasama yang cukup baik antara pengembang , kontraktor, dan sub kontraktor karena satu pihak atau lebih hanya mernikirkan keuntungan pribadi.
• Adanya persaingan yang tidak sehat yang terjadi antar kontraktor (pembajakan tenaga kerja, niat buruk terhadap produk yang dihasilkan kontraktor lain, dll). • Kesengajaan suplier dalam pengiriman material yang tidak sesuai dengan
kuantitas dan kualitas.
• Adanya perselisihan di dalam proyek yang dapat membuat proyek terhenti.
Lingkungan
• Perbedaan kondisi lapangan yang berbeda dari yang tertulis dari dokumen
kontrak yang dapat menyebabkan pembengkakan biaya dan keterlambatan waktu
• Kerusakan yang terjadi pada lingkungan proyek (jalan ; karena sering dilalui alat berat, bangunan sekitar; akibat pemancangan)
• Lingkungan makro ekonomis (pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga bank, nilai tukar mata uang) vang tidak stabil.
• Lingkungan sosial politik yang tidak stabil (huru hara, peraturan pemerintah) • Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada pekerja, pengunjung, atau anggota
masyarakat).
•• Penyediaan utifity di lapangan yang kurang ( tenaga listrik , air , bahan bakar) yang dapat merr^'ebabkan keterlambatan penyelesaian proyek.
• Respon dari masyarakat sekitar yang kurang mendukung dengan adanya proyek. • Prasarana transportasi yang kurang memadai
Legal
• Lamanya ijin yang dikeluarkan pemerintah mengenai pembukaan
Iahan-• Tidak lengkapnya ij in pelaksanaan mendirikan bangunan sesuai dengan undang-undang. E 2 E 3 E 4 F F 1 F 2 F 3 F 4 F 5 F 6 F 7 G G l G 2 G 3 G 4 G5 G 6 G 7 G 8 G 9 H H l H 2 H 3 H 4 I 11 12 13 14 15 16 17 18 J J l J 2
43
Lanjutan Tabel 4.3
• Sistem arbitasi (penyelcsaian pertikaian) yang tidak diatur menurut hukum J 3 sehingga membutuhkan waktu yang lama
III 11
12.
13.
• Adanya pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat oleh pihak -pihak yang terkait dengan provck (kontraktor , pcngembang, dan sub kontraktor )
• Undang - undang tenaga kerja yang tidak diperhatikan ( upah, keselamatan tenaga kerja) yane dapat menyebabkan pemoeokan.
OUTPUT
Klaim yang berdampak pada output
• Adanya klaim dari pengembang karena produk yang dihasilkan tidak sesuai
dengan mutu yang diharapkan.
• Klaim karena adanya perubahan peraturan yang langsung mempengaruhi atau menaikkan biava provek
• Adanya keluhan dari pemakai karena adanya cacat produk pada \yaktu masa pemeliharaan.
Pembayaran sampai pada akhir proyek • Sistem pembayaran termyn yang tidak jelas
• Terjadi penahanan pembayaran oleh pengembang karena tidak puas, terhadap produk yans dihasilkan kontraktor.
• Adanya unsur kesengajaan dari pengembang untuk melambatkan pembayaran kepada kontraktor.
• Keterlambatan pembayaran dari pihak pengembang ke kontraktor sampai pada akhir proyek.
• Pembayaran dari pemakai kepada pengembang yang terhamba( sehirtgga mempengaruhi pembayaran termyn dari pengembang ke kontraktor
Penyerahan Produk
• Kekeliruan pemakaian bahan yang digunakan untuk finnishing
• Penyerahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke pengembang yang terlambat karena proses pengerjaan yang sulit
• Kesalahan pekerjaan yang tidak dibetulkan oleh kontraktor yang mengakibatkan gagalnva penj'erahan produk
• Penverahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke pengembang yang terlambat. • Terjadi kendala pada waktu start up (uji coba) inslalasi pada waktu penyerahan.
J 4 J 5 K K l K 2 K 3 L L l L 2 L 3 L 4 L 5 M M l M 2 M 3 M 4 M 5
Tabel 4.4
Frekuensi Jawaban Kuesioner Mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Pembengkakan Biaya dan Waktu Pada Proyek Konstruksi Real Estate
Kode A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 Skala Pengaruh. 1 Frek. 0 0 0 0 6 1 1 2 0 % 0 0 0 0 35,294 5,882 5,882 11,765 0 2 Frek. 2 6 4 3 4 2 1 3 4 % 11,765 35,294 23,529 17,647 23,529 11,765 5,882 17,647 23,529 3 Frek. 6 9 10 9 5 11 3 7 10 % 35,294 52,941 58,824 52,941 29,412 64,706 17,647 41,176 58,824 4 Frek. 9 2 3 5 2 3 12 5 3 ' % 52,941 ' 11,765 17,647 ' 29,412 11,765 ' 17,647 N 70,588 N 29,412 * 17,647 Jumlah Frek. 17 17 17 17 17 17 17 17 17 % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1—r
B6 B7 C1 C2 C3 C4 cs D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 H1 H2 H3 H4 11 12 13 14 15 16 17 18 J1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 10 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 6 0 10 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 2 0 0 5,882 0 0 0 0 0 5,882 5,882 5,882 58,824 0 0 0 17,647 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11,765 0 35,29<; 0 58,824 6 6 0 0 0 0 0 0 0 0 23,529 0 12 0 9 10 10 0 7 3 3 11 10 3 0 2 2 1 7 1 0 2 3 5 0 2 2 1 12 11 4 6 5 3 0 2 10 2 6 0 3 3 5 11 5 1 11 3 52,941 58,824 58,824 0 41,176 17,647 17,647 64,706 58,824 17,647 0 11,765 11,765 5,882 41,176 5,882 0 11,765 17,647 29,412 0 11,765 11,765 5,882 70,588 64,706 23,529 35,294 29,412 17,647 0 11,765 58,824 11,765 35,294 0 17,647 17,647 29,412 64,706 29,412 5,882 64,706 17,647 3 4 6 7 4 10 8 3 3 11 3 1 1 10 4 6 6 10 10 9 10 10 10 12 3 3 9 4 8 1 13 3 4 14 10 10 14 6 6 6 6 16 4 7 17,647 23,529 35,294 41,176 23,529 58,824 47,059 17,647 17,647 64,706 17,647 5,882 5,882 58,824 23,529 35,294 35,294 58,824 58,824 52,941 58,824 58,824 58,824 70,588 17,647 17,647 52,941 23,529 47,059 5,882 76,471 17,647 23,529 82,353 58,824 58,824 82,353 35,294 35,294 35,294 35,294 94,118 23,529 41,176 5 2 1 10 6 4 6 2 3 2 4 14 14 6 3 10 11 5 4 3 7 5 5 4 2 1 5 1 4 3 3 11 3 1 1 7 0 8 6 0 2 0 0 7 29,412 11,765 * 5,882 ) 58,824 1 35,294 23,529 35,294 * 11,765 17,647 11,765 23,529 82,353 82,353 ' 35,294 17,647 58,824 ' 64,706 5 29,412 ' 23,529 v 17,647 1 41,176 N 29,412 29,412 ' 23,529 11,765 5,882 29,412 ' 5,882 23,529 ' 17,647 17,647 64,706 17,647 1 5,882 ' 5,882 ' 41,176 0 ' 47,059 1 35,294 0 1 11,765 0 0 ' 41,176 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 106 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Lanjutan Tabel 4.4
45 J2 J3 J4 J5 K1 K2 K3 L1 L2 L3 L4 L5 M1 M2 M3 M4 M5 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5,882 0 0 0 35,294 0 0 0 0 0 3 11 1 5 0 9 2 0 1 2 1 7 2 3 9 6 1 17,647 64,706 5,882 29,412 0 52,941 11,765 0 5,882 11,765 5,882 41,176 11,765 17,647 52,941 35,294 5,882 9 3 8 12 10 6 12 3 9 9 8 4 12 14 6 11 16 52,941 17,647 47,059 70,588 58,824 35,294 70,588 17,647 52,941 52,941 47,059 23,529 70,588 82,353 35,294 64,706 94,118 5 3 8 0 7 2 3 13 7 6 8 0 3 0 2 0 0 29,412 1 17,647 ' 47,059 0 ' 41,176 1 11,765 17,647 x 76,471 1 41,176 35,294 47,059 0 17,647 0 11,765 0 0 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1004.3 Analisa Data
4.3.1 AnalisaMean
Hasil yang diperoleh dari kuesioner (Faktor-faktor yang Menyebabkan
Terjadinya Pembengkakan Biaya dan Waktu Pada Prpyek Konstruksi Real
Estate) dianalisa untuk memperoleh mean masing-masing faktor. Hasil analisa
dapat dilihat pada tabel 4.5
Faktor-faktor yang memiliki mean yang sama ditentukan peringkatnya
berdasarkan standart deviasi dari faktor tersebut. Nila\ dari standart deviasi
menyatakan homogenitas jawaban responden. Semakin kecil nilai standart
deviasi, semakin homogen jawaban dari responden, Faktor yang memiliki
standart deviasi lebih kecil, mempunyai peringkat lebih tinggi,
4.3.2 Rangking
Nilai mean terbesar untuk masing-masing kelompqk faktor, yang didapat
dari analisa mean dipakai sebagai ukuran peringkat rangking. Faktor yang
memiliki nilai mean terbesar adalah faktor yang berada pada rangking pertama
dan kemudian diikuti oleh nilai-nilai mean yang lebih kecil pada urutan kedua
dan seterusnya.
Tabel 4.5
Hasil Analisa Mean dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tejrjadinya Pembengkakan Biaya Dan Waktu Pada Proyek Konstruksi Real Estate Kode A A1 A2 A3 A4 A5 B B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 C C1 C2 C3 C4 C5 D D1 D2 D3 D4 E E1 E2 E3 E4 F F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 G G1 Total Mean 3,412 2,765 2,941 3,118 2,176 2,941 3,529 2,882 2,941 2,824 2,765 2,412 2,471 3,588 2,941 3,059 3,176 2,353 2,471 2,824 2,059 3r706 3,706 3,294 2,412 3,529 3,647 3,176 3,059 2,824 3,412 3,176 3,176 St. Deviasi v ^^^^^ 0,712 0,664 q,659 0,697 f,074 Q,748 6,874 q,993 0,659 q,636 0,903 q,795 i 0,624 q,507 0,899 q,659 0',728 ! 0,786 0,874 0,728 1,345 ) • 0,686 0,686 q,588 0,147 0,624 0,493 q,636 0,659 0,809 q,507 0,636 ty,636 Mean Tertinggi 3412 3,529 3,588 2,824 3r706 3,647 3,176
Lanjutan Tabel 4.5
47 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 H H1 H2 H3 H4 I 11 12 13 14 15 16 17 18 J J1 J2 J3 J4 J5 K K1 K2 K3 L L1 L2 L3 L4 L5 M M1 M2 M3 M4 M5 3,176 2,412 2,176 3,118 2,000 2,941 1,824 3,059 3,412 2,588 2,941 2,706 3,412 2,824 3,294 3,059 2,353 2,353 2,941 2,118 3,235 3,118 2,529 3,412 2,706 3,412 2,647 3,118 3,647 3,353 3,235 3,412 1,882 3,059 2,824 2,588 2,647 2,941 0,529 0,712 0,728 0,697 0,935 P.748 1,185 Q,659 T 0,939 0,795 0,429 0,588 I 0,507 0,393 q,772 q,827 0,493 0,996 0,243 0,600 0,752 0,697 q,800 0,618 q,470 i Q,507 q,702 0,485 i 9,786 0,606 q,664 0,618 q,781 0,556 0,393 q,712 3,493 q',243 ! 3,412 3,412 3,412 3,412 3,647 3,0594.4 Diskusi Hasil Penelitian
Dalam bagian diskusi ini, akan dibahas hasil-hasil analis^a data melalui analisa
mean dan rangking setra implementasinya di lapangan. Analisa data ini meliputi
seluruh faktor-faktor penyebab pembengkakan biaya dan waktu pada proyek
konstruksi Real Estate dari tiap kelompok Sampling.
Pembahasan hasil analisa mean dan rangking dilakukan menurut kelompok
samplingnya.
Faktor Material dalam kelompok penyebab pembengkakan biaya dan waktu
pada saat input dengan nilai mean 3.412, paling dipengaruhi o}eh faktor Perencanaan
dan Spesifikasi material yang tidak jelas.
Salah satu tujuan dari pelaksanaan suatu proyek adalah menghasilkan suatu
produk dengan mutu yang baik yang sudah ditetapkan pada. awal proyek. Untuk
mencapai salah satu tujuan proyek ini, tentunya tidak akan lepas, dari material yang
akan dipakai. Agar tidak menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan proyek maka
perencanaan material dan spesifikasi material harus disiapkan dengan baik pada awal
proyek sehingga nantinya tidak menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan yang
pada akhirnya dapat menimbulkan pembengkakan biaya dan jadwal proyek
(Soeharta, 1995).
Faktor Informasi dalam kelompok faktor penyebab pembengkakan biaya dan
waktu pada saat input dengan nilai mean 3.529, paling dipengaruhi oleh faktor
Gambar rencana proyek yang kurang lengkap dan tidak jelas.
Gambar rencana proyek memiliki pengaruh yang sangat penting dalam
pekerjaan proyek secara langsung dilapangan. Ketidak lengkapan dan ketidak jelasan
gambar rencana akan dapat menimbulkan bermacam-macam interpretasi dari team
proyek. Hal ini tentunya sangat menghambat pengerjaan prpyek karena pelaksana
proyek harus meminta penjelasan gambar rencana kembali dan ini membutuhkan
waktu (Soeharto, 1995).
Faktor Manusia dalam kelompok faktor penyebab pembengkakan biaya dan
waktu pada saat input dengan nilai mean 3.588, paling dipengaruhi oleh faktor
49
Perencanaan penyediaan sumber daya manusia untuk tiap kegiatan proyek yang tidak
sesuai.
Penyediaan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan berpengaruh
terhadap biaya dan jadwal proyek, karena tiap tahap dalam pelaksanaan proyek
membutuhkan jumlah tenaga kerja yang berbeda. Perencanaan yang tidak sempurna
dapat menimbulkan persoalan karena tenaga kerja adalah sumber daya yang
seringkali tidak mudah di dapat dan mahal harganya (Soeharto^ 1995).
Faktor Peralatan dalam kelompok faktor penyebab pembengkakan biaya dan
waktu pada saat input dengan nilai mean 2.824, paling dipengaruhi oleh faktor Jenis
peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik proyek.
Perencanaan jenis peralatan yang kurang baik akan menyebabkan
pembengkakan biaya dan jadwal di dalam proyek, karena perajiatan adalah salah satu
sumber daya yang digunakan secara langsung di dalam pen^erjaan proyek. Dalam
proyek tentunya dipakai peralatan yang cukup memadai yang disesuaikan dengan
besarnya proyek yang dikerjakan sehingga tujuan dari perigerjaan proyek dapat
tercapai (Ahuja, 1984).
Faktor uang pada kelompok faktor penyebab pembengkakan biaya dan waktu
pada saat input dengan nilai mean 3.706, paling dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
faktor Keadaan keuangan kontraktor yang tidak sehat dan faktor Dana dari
pengembang yang tidak cukup. Diambil 2 faktor tersebut karena kedua faktor tersebut
memiliki nilai mean dan standart deviasi yang sama yang menjadi rangking tertinggi
dalam kelompok faktornya.
Seringkali kontraktor mengerjakan suatu proyek dengan dana yang tidak
diperkirakan dan direncanakan dari awal. Kontraktor disini beranggapan bahwa biaya
yang dikeluarkan akan dapat digantikan dengan keuntungan yang nantinya akan
diperoleh. Keadaan keuangan kontraktor yang tidak sehat inr- sangat memungkinkan
dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya proyek yang akhirnya dapat juga
mengakibatkan pembengkakan jadwal (Clough & Sears, 1994)^
Proyek dapat berhenti atau mengalami pembengkakan jadwal karena dana dari
pemilik proyek yang tidak cukup. Pemilik proyek dalarr^ hal ini pengembang
beranggapan bahwa dana untuk pembayaran kepada kontraktor dapat diperoleh dari
pembayaran pemakai/pembeli rumah kepada pengembang. Tidak adanya
pertimbangan dari pengembang bahwa pembayaran dari pejmakai/pembeli rumah
sendiri juga dapat mengalami hambatan akan dapat menyebabkan proyek berhenti
{Clough & Sears, 1994).
Faktor Pengetahuan dan Pengalaman yang terdapat dalam kelompok faktor
penyebab pembangkakan biaya dan waktu pada saat proses konstruksi dengan nilai
mean 3.647, paling dipengaruhi oleh faktor Kualitas tenaga kerja yang rendah dalam
mengerjakan aktivitas proyek.
Jenis dan intensitas kegiatan proyek berubah cepat sepanjang siklusnya,
sehingga penyediaan jumlah tenaga, jenis ketrampilan, dan keahlian harus mengikuti
tuntutan perubahan kegiatan yang berlangsung {Soeharto, 1995). Kurangnya
ketrampilan dan keahlian pekerja a'kan mempengaruhi produktivitas kerja yang
dihasilkan. Akibat dari menurunnya produktivitas pekerja, akan diperlukan waktu
yang lebih lama dan biaya yang lebih besar untuk menyelesaikan pekerjaan {Ahuja,
1984).
Faktor Metode konstruksi yang terdapat pada kelompok faktor penyebab
pembengkakan biaya dan waktu pada waktu proses konstruksi dengan nilai mean
3.176, paling dipengaruhi oleh faktor Pengaturan mobilisasi tenaga kerja di lapangan
yang tidak baik.
Pengaturan tenaga kerja yang tidak direncanakan akan rnengakibatkan adanya
hambatan pada saat pengerjaan proyek. Banyaknya tenaga keria yang ada juga dapat
mengakibatkan pekerjaan tidak efektif disamping dari penempatan tenaga kerja untuk
pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian dari tenaga kerja, itu sendiri {Burton E
Lipman, 1978).
Sedangkan faktor Etika dalam kelompok faktor penyebab pembengkakan biaya
dan waktu pada waktu proses konstruksi dengan nilai mean 3.4J2, paling dipengaruhi
oleh faktor Tidak adanya kerjasama yang cukup baik antara pengembang, kontraktor,
dan sub kontraktor karena satu pihak atau lebih hanya memikirkan keuntungan
pribadi.
51
Karena karakteristik proyek salah satunya yang multikornpleks,dimana ditandai
dengan banyaknya jenis dan jumlah kegiatan serta banyaknya jjumlah hubungan antar
pihak yang terlibat dalam suatu proyek, maka dalam mengelola suatu proyek
diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan proyek yang
merupakan tujuan bersama. Adanya salah satu pihak saja yang hanya mengejar
keuntungan pribadi dapat menyebabkan terhambatnya usaha ajalam mencapai tujuan
proyek (Soeharto, 1995).
Faktor Lingkungan yang terdapat pada kelompok penyebab pembengkakan
biaya dan waktu pad waktu proses konstruksi dengan nilaj mean 3.412, paling
dipengaruhi oleh faktor Perbedaan kondisi lapangan yang berbeda dari yang tertulis
dalam dokumen kontrak, yang dapat menyebabkan pembengkakan biaya dan
keterlambatan waktu.
Tidak dilaksanakannya survey awal terhadap kondisi^ lapangan yang akan
dikerjakan akan menimbulkan banyak hambatan dalam pelaksanaan proyek nantinya,
karena lingkup proyek disini merupakan total jumlah kegiatan atau pekerjaan yang
harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang dihasilkan. Salah satu sifat proyek
adalah bersifat kompleks dimana didalamnya juga terdapat risjko, dan hal ini harus
diperhatikan dari mulai tahap awal proyek (Soeharto, 1995).
Faktor terakhir dalam kelompok faktor penyebab pembengkakan biaya dan
waktu pada waktu proses konstruksi yaitu faktor Legal defigan nilai mean 3.412,
paling dipengaruhi oleh faktor Adanya pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang
telah dibuat oleh pihak-pihak yang terkait dengan proyek (kontraktor, pengembang,
dan sub kontraktor).
Perjanjian kontrak adalah perjanjian yang bersifat mengikat bagi pihak-pihak
yang terlibat didalamnya, dimana didalam dokumen kontrak berisi tugas dan
tanggung jawab pihak-pihak yang terkait dengan proyek, spe.sifikasi teknis, sistem
pembayaran, lingkup kerja. Tentunya jika ada salah satu pihak yang melanggar
perjanjian kontrak yang telah disepakati, maka akan menimbulkan perselisihan dalam
proyek (Nugraha. et. al, 1985).
Faktor klaim yang berdampak pada output pada kelompok faktor
pembengkakan biaya dan waktu pada saat output dengan nilai mean 3.412, paling
dipengaruhi oleh faktor adanya klaim dari pengembang^ karena produk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan.
Akibat dari produk yang dihasilkan yang tidak sesuai dengan mutu yang
diharapkan maka dapat mengakibatkan timbulnya klaim dari pengembang ke
kontraktor. Dengan adanya klaim ini maka kontraktor akan> melakukan pekerjaan
tambahan yang diakibatkan karena kesalahan dari kontraktor yang pada akhirnya
proyek mengalami pembengkakan biaya dan waktu (Soeharto
h1995).
Sedangkan faktor pembayaran sampai pada akhir proyek yang terdapat pada
kelompok faktor penyebab pembengkakan biaya dan waktu pada saat output dengan
nilai mean 3.647, paling dipengaruhi oleh Sistem pembayaran termyn.
Pembayaran termyn yang tidak diatur dengan jelas dapat merugikan pihak
kontraktor sendiri, dimana biaya proyek untuk tahap kegiatan proyek selanjutnya
dapat menjadi tanggungan dari pihak kontraktor karena kontraktor tidak menerima
termyn dari pengembang. yang tidak jelas. Masalah pembayaran termyn masih sering
dikeluhkan oleh kontraktor karena kontraktor merasa di pihajk yang lemah dimana
pengembang selalu membuat kontrak dalam jangka waktu yang aman untuk dirinya
sendiri (Majalah Konstruksi, 1996).
Faktor Penyerahan produk pada faktor penyebab penjbengkakan biaya dan
waktu pada saat output dengan nilai mean 3.059, paling dipengaruhi oleh faktor
Kekeliruan pemakaian bahan yang digunakan untuk finnishing,
Kekeliruan pemakaian bahan yang digunakan untuk finnishing dapat membuat
kontraktor melakukan kerja ulang. Dan tentu saja kerja ulang tersebut mengakibatkan
bertambahnya biaya maupun waktu pengerjaan, yang pada ujung-ujungnya membuat
terjadinya pembengkakan (Ahuja, 1984).
4.5 Rekapitulasi Hasil Analisa Data Statistik
Tabel 4.6 Rekapitulasi Peringkat Tertinggi Faktor Penyebab Pembengkakan
Biaya dan Waktu Pada Proyek Konstruksi Rea^ Estate
53
FAKTOR VARIABEL MEAN
INPUT A. Material B. Informasi C. Manusia D. Peralatan E. Uang
Perencanaan dan spesifikasi material yang tidak jelas. Gambar rencana proyek yang kurang lengkap dan tidak jelas. Perencanaan penyediaan sumber daya manusia untuk tiap kegiatan proyek yang tidak sesuai.
Jenis peratatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik proyek.
Keadaan keuangan kontraktor yang kurang sehat. Dana dari pengembang yang tidak cukup.
3,412 3,529 3,588 2,824 3,706 3,706 PROSES F. Pengetahuan dan Pengalaman G. Metode Konstruksi H. Etika 1. Lingkungan J. Legal
Kualitas tenaga kerja yang rendah dalam mengerjakan aktivitas proyek.
Pengaturan mobiHsasi tenaga kerja di lapangan yang tida,k baik. Tidak adanya kerjasama yang cukup baik antara pengembang, korrtraktor dan sub kontraktor karena satu pihak atau lebih, hanya memikirkan keuntungan pribadi.
Perbedaan kondisi tapangan yang berbeda dari yang tertulis dari dokumen kontrak, yang dapat menyebabkan pembengkak/an biaya dan keterlambatan waktu
Adanya petanggaran terhadap perjanjian kontrak yang tetah dibuat oleh pihak-pihak yang terkait dengan proyek (kontraktor, pengembang, dan sub kontraktor).
3,647 3,176 3,412 3,412 3,412 OUTPUT
K. Klaim yang berdam pak pada output L. Pembayaran sampai pada akhir proyek M. Penyerahan produk
Adanya klaim dari penembang karena produk yang dihasjlkap tidak sesuai dengan yang diharapkan
Sistem pembayaran termyn yang tidak jelas
Kekeliruan pemakaian bahan yang digunakan untuk finnf^hing
3,412
3,647
3,059
Dari tabel rekapitulasi diatas dicari faktor yang mempunyai nilai mean tertinggi
untuk setiap kelompok faktor. Hasilnya adalah :
1. Faktor penyebab pembengakakan biaya dan waktn pada saat input adalah
keadaan keuangan kontraktor yang kurang §ehat dan dana dari
pengembang yang tidak cukup.
2. Faktor penyebab pembengkakan biaya dan waktu pada saat proses
konstruksi adalah kualitas tenaga kerja yang rendah dalam mengerjakan
aktivitas proyek.
3. Faktor penyebab pembengkakan biaya dan waktu pada saat output adalah
sistem pembayaran termyn yang tidak jelas.
4.6 Alat Ukur Pembengkakan Biaya Dan Waktu
Untuk mengetahui pembengkakan biaya dan waktu pada, proyek konstuksi Real
Estate, dapat kita lihat melalui alat ukur Konsep Nilai Hasil (Earned Value). Konsep
Nilai Hasil adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan
efektivitas dalam memantau dan mengendalikan kegiatan proyek, yang juga mampu
menunjukkan kinerja kegiatan (Soeharto, 1995).
Indikator yang digunakan untuk menganalisa kinerja proyek yaitu :
• ACWP (Actual Cost Of Work Performed)
Adalah jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
• BCWP (Budgeted Cost OfWork Performed)
Adalah nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah
diselesaikan terhadap anggaran yang direncanakan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut.
• BCWS (Budgeted Cost Of Work Scheduled)
Adalah suatu anggaran untuk suatu pekerjaan yang dikaitkan dengan
jadwal pelaksanaan. Jadi pada setiap elemen pekerjaan telah diberi
alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolak ukur dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Dengan menggunakan kombinasi dari ketiga indikator^ rrilai hasil ini maka
sangat memungkinkan untuk mengukur kinerja keuangan dar^ jadwal dalam proyek
pada setiap waktu (Nicholas, 1990).
Nilai-nilai ACWP, BCWP, BCWS serta varian biaya (CV), varian jadwal (SV),
index kinerja biaya (CPI), index kinerja jadwal (577), Estima(e To Complete (ETC),
Estimate At Compete (EAC) dari 3 Real Estate dapat kita lihatpada Tabel 4.7, Tabel
4.8.
Tabel 4.7 menunjukkan studi kasus pada Perumahan Pondok Jati Sidoarjo,
dengan mengambil type rumah T85. Pengembangnya adalah PT. Panca Teja Sentana
Tabel 4.8 menunjukkan studi kasus pada Perumahan Puri Surya Jaya, dengan
mengambil type rumah T50. Pengembangnya adalah PT. Jayalan^.
a.
o
X" a> TJ _c % o O 1,4 1,35r.3
1,25 1,2 1,15 1,1 1,05 r 4 -7 0,8 0,9 0,95 0,9 - 3f85 -1 r 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3 3,1 3,2Schedule lndex, SPI
Gambar 4.1
st !ndex , C V o O 13 0 0 0 0 0 0 1 i . 0 0 0 . 0 0 0 11.000.000 Tf.OO0.000 6.000.000 -j 6.000.000 -j t . 0 0 0 . 0 0 0 $.000.000 5.000.000 4.000.000 -1 3.000.000 2.000.000 1.000.000 -i
(5
-°?fm.ooof-(_. OOO-OOOV yS * • • -5.000.000 10.000.000
Integrating CVand SV
^ 4 *^ 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000 40.000.000 45.00 Schedule lndex, SV 0.000Gambar 4.2
?-1
1 , 9 -1,8 fl,7 11,6 -[ 1 O | \1,5-$
I L
— S \8 1.3
-° * l
! w
-1 V ! 1,1 > ! -1 <j> 0,2 0,4 0,6 0,8 ' 0,9 -i l - -0- 8Integrating CPI and SPI
.—, __^
1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,2 2,4 2,6 2,8 3 3,2 3,4 3,6 3,8 4 4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4 5,6 5,8 6 6
Schedule lndex, SPI
2
Gambar4.3
Hubungan antara CPI dan SPI pada proyek perumahan Puri Surya Jaya
0_
o
Cos
t lndex
,
if
) 0,3 _, .nf'
7'
• 1,6 \1,5-r
4'
i3
m
-1,1 « -i 0,6 0,9 0,9 -_. n.o I 1,2 ^^^^^*-"^ I I 1,5 1,8Integrating CPI and SPI
- • — PONDOKJATI - * — PURISURYAJAYA
4
JT2,1 2,4 2,7 3 3,3 3,6 3,9 4,2 4,5
Schedule lndex, SPI
4,8 5,1 5,4 5,7
__.
1
6 6 3
Gambar 4.5
2 'o.
>
o
x" <D _C o O (7.500 000 (2.500.000 (1.0130.000) (2,000,000) -2.500.000 7.500.000 1-2.500.000 17.500.000 2-2.500.000 27.500.000 3-2.500.000 37.500.000 4-2.500.000;Schedule lndex, SV (Ruplah)
Gambar4.6
P e r b a n d i n g a n C o s t T r e n d - P O N D O K J A T I — • — PURI S U R Y A JAYA 60000000 55000000 50000000 45000000 40000000 -35000000 .e 'S. 30000000 -ce 25000000 20000000 15000000 -10000000 5000000 0 22
Gambar4.7
Perbandingan Cost Trend pada proyek Pondok Jati dan Puri Surya Jaya
0>
Tabel 4.7 menunjukkan Perhitungan Konsep Nilai, Hasil pada proyek
perumahan Pondok Jati. Pada analisa tersebut diketahui bahwa proyek tersebut
diselesaikan sebelum waktunya juga dengan biaya lebih kecil dari anggaran awal
(Ahead of Schedule and Under Budget). Adapun rencana proye,k tersebut diselesaikan
dalam waktu 38 minggu dengan biaya Rp 67.235.000,10. Dan kenyataan yang terjadi
adalah bahwa proyek diselesaikan dalam waktu 18 mi,nggu dan biaya Rp
55.136.825,00.
Gambar 4.1 menunjukkan hubungan antara Index Kinerja Biaya (CPI) dan
Index Kinerja Jadwal (SPI) pada proyek Pondok Jati. Pada gambar tersebut terlihat
bahwa hubungan antara CPI dan SPI selama proyek tersebut berlangsung terletak
pada kuadran 1, yang artinya bahwa proyek selesai sebelum waktunya dan biaya yang
dikeluarkan lebih kecil dari rencana (Ahead Schedule and Under Budget). Proyek
akan terletak pada kuadran 1 jika baik SPI maupun CPI keduanya bernilai lebih dari
1. Sedang kuadran 2 menunjukkan bahwa proyek terlambat secara jadwal tetapi biaya
yang dikeluarkan masih dibawah anggaran awal (Behind Schedule Under Budget).
Indikatornya adalah CPI nya akan bemilai lebih dari 1, sedangsSPI nya kurang dari 1.
Untuk kudran 3 menunjukkan proyek mengalami pembengkakan biaya maupun
jadwal (Behind Schedule and Over Budget). Hal tersebut terjadi jika baik CPI
maupun SPI bernilai kurang dari 1. Kuadran 4 menunjukkan proyek mengalami
pembengkakan biaya tetapi selesai sebelum waktu yang ditentukan (Ahead of
Schedule Over budget). Cirinya nilai CPI nya kurang dari 1, tetapi nilai SPI nya lebih
dari 1.
Gambar 4.2 menunjukkan hubungan CV dan SV pada proyek perumahan
Pondok Jati. Dimana pada gambar tersebut menunjukkan baik^ nilai CV maupun SV
bernilai positif (kuadran l),itu berarti proyek tidak terlambat secara waktu dan biaya
lebih kecil dari rencana.
Tabel 4.8 menunjukkan hasil perhitungan Konsep Nilai Hasil untuk perumahan
Puri Surya Jaya. Dimana ditunjukkan bahwa proyek diselesaikan dalam waktu 21
minggu dengan biaya Rp 36.694.200,00. Itu lebih kecil dan lebih cepat dari rencana
65
(Ahead of Schedule and Under Budgel), yaitu 23 minggu dengan biaya Rp
38.060.018,50.
Gambar 4.3 menunjukkan Hubungan antar CPI dan SPI pada perumahan Puri
Surya Jaya. Tampak pada gambar bahwa pada minggu ke 1-5 dan minggu ke 18-21,
baik CPI maupun SPI bemilai lebih dari 1 (kuadran 1). Itu berarti proyek diselesaikan
dibawah jadwal waktu yang ditentukan, dan biaya lebih kecil dari rencana.
Sedangkan pada minggu ke 6-17, nilai CPI menunjukkan lebih dari 1, tetapi SPI
bemilai kurang dari 1 (kuadran 2). Artinya proyek mengalami keterlambatan secara
waktu tetapi tidak mengalami pembengkakan biaya.
Gambar 4.4 menunjukkan Hubungan antara CV dan SV pada proyek
perumahan Puri Surya Jaya. Sekalipun diawal minggu proyek tidak mengalami
keterlambatan baik waktu maupun biaya, tetapi tampak pada gambar bahwa proyek
tersebut pemah mengalami keterlambatan waktu pengerjaan proyek yaitu terlihat
pada minggu ke 6-17, hal itu terlihat pada kuadran 2 (CV bernilai positif tetapi SV
bemilai negatif). Meskipun demikian proyek tersebut dapat dipercepat
pengerjaannya, sehingga pada minngu ke 18 sampai akhir proyek (minggu ke 23).
Terlihat gamabar terletak pada kuadran 1 kemabali (nilai CV rpaupun SV bemilai
positif)
Gambar 4.5 menunjukkan Hubungan antara CPI dan SPI yang membandingkan
antara proyek perumahan Pondok Jati dengan perumahan Puri Surya Jaya.
Gambar 4.6 menunjukkan Hubungan antara CV dan SV yang membandingkan
antara proyek perumahan Pondok Jati dengan pemmahan Puri S,urya Jaya.
Gambar 4.7 menunjukkan Perbandingan Cost Trend antara perumahan Pondok
Jati dengan Puri Surya Jaya. Tampak pada gambar bahwa pengerjaan proyek Pondok
Jati lebih cepat selesai dan produktivitas kerja lebih tinggi dibanding proyek Puri
Surya Jaya.
4.7 Hubungan Antara Hasil Kuesioner dengan Studi Kasus
Dari kuesioner yang telah kami sebar dan studi kasus yang kami lakukan pada
kontraktor Real Estate kami dapatkan hasil seperti yang tercantum pada tabel 4.9 dan
Tabel 4.10. Pada Tabel 4.9 adalah hubungan antara kuesioner dan studi kasus yang
dilakukan pada salah satu kontraktor yang mengerjakan Perumahan Pondok Jati
Sidoarjo, dimana kespesifikasian dari hubungan kontraktor dan pengembangnya
adalah bahwa semua material kecuali material alam seperti batu bata, pasir, semen,
dll disediakan oleh pengembang. Dan sistem yang dipakai adalah kontraktor
diwajibkan mengambil material kecuali material alam dari pihak pengembang.
Tabel 4.9
Hubungan antara kuesioner dengan studi kasus pada kontraktor A
No A Al A2 A3 A4 A5
Faktor Penyebab Pembengkakan Biaya dan Waktu
Hasil Studi Kasus Material
Perencanaan dan spesifikasi material yang tidak jelas
Penanganan keberadaan dan kuantitas dari material yang tidak direncanakan dengan baik
Material yang akan digunakan sulit untuk didapat/diperoleh
Ketidak tepatan estimasi harga material
Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk material
Berpengaruh sekali dalam perencanaan pelaksanaan pekerjaan konstruksi selanjutnya, karena seringkali terjadi ketidak jelasan spesifikasi material yang akan digunakan terutama material urrtuk tahap finishing.Yang diserahkan ke kontraktor pada awalnya adalah gambar rencana yang di dalamnya berupa gambar struktur.
Berpengaruh dalam hal pembengkakan biaya karena di lapangan keberadaan material tidak hanya berada di satu tempat tetapi pada banyak tempat sehingga pasti ada kebocoran. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasinya adalah bahwa bahan yang sudah dipesan dilapangan harus digunakan, jangan sampai sudah dipesan tetapi tidak digunakan dan harus ditumpuk di gudang.
Juga berpengaruh dalam, hal waktu pelaksanaan, karena seringkali kontraktor harus menunggu bahan yang agak lama dari pengembang, walaupun sudah ada koordinasi antara pengembang dan kontraktor. Berpengaruh sebelum pelaksanaan pengerjaan konstruksi di lapangan, ketidak tepatan dalam estimasi harga material pada varian biaya sampai akhir proyek adalah sebesar Rp 5.985.949,40. Sedangkan pada variar^ jadwal, ketidak tepatan materialnya adalah sebesar Rp 24.630.843,00.
Sangat penting keberada^nnya di dalam estimasi, tetapi karena persaingan yang cukup keras maka sebagai akibatnya unsur ini tidak dimasukkan dalam estimasi. Agar tidak mengalami kerugian maka kontraktor menekankan agar kesalahan konstruksi di
67
Lanjutan Tabel 4.9
B Bl B2 B3 B4 B5 B6 B7 C Cl C2penanganan pengaturan fenaga kerja di lapangan harus baik sehingga tidak niendatangkan kerugian. Informasi
Informasi proyek yang tidak lengkap
Gambar rencana proyek yang kurang lengkap dan tidak jelas
Tidak adanya target kapan proyek akan selesai oleh kontraktor
Perencanaan akses sistem informasi proyek yang kurang sempurna.
Organisasi kerja yang tidak efisien, dimana jalur perintah yang ada bersifat tidak langsung dan sangat panjang.
Permintaan pasar yang sangat besar yang membuat pengembang memperketat masa kerja kontraktor.
Syarat-syarat dalam dokumen kontrak yang tidak jelas (syarat bahan, mutu, dan produk yang akan dihasilkan).
Pengaruh yang ditimbulkan kecil karena selama ini sebelum pengerjaan proyek selalu diadakan survey awal (keadaan lingkungan,utility,dll).
Sering terjadi kesalahan dalam faktor ini terutama pada gambar struktur sering kali ada perubahan. Juga pada potongan-potongan yang ada terkadang banyak ukuran dan gambar yang tidak ada.
Dari pihak kontraktor sudah ada target kapan proyek akan diselesaikan tetapi berdasarkan investasi yang sudah ditanam kapan akan kembali, kalau berdasarkan jadwal penyelesaian proyek selama 6 bulan tentu dapat diselesaiHan oleh kontraktor. Akses informasi yang ada, antara pengembang dan kontraktor sudah cukup baik tetapi masalah pengambilan keputusan oleh pengembang jika ada masalah konstruksi dilapangan yang membutuhkan waktu yang lama yaitu dapat mencapai 2 minggu. Organisasi kerja yang sudah' dimiliki oleh kontraktor sudah cukup baik karena selama ini dengan organisasi yang sudah a^a sudah ada pemisahan antara keuangan, mutu, maupun penanganan di lapangan. Hanya masalah kapan akan dimulainya suatu pekerjaan dan jika ada perubahan suatu harga yang dibicarakan kembali ke pimpinan.
Masalah ini tidak menjadi hambatan bagi kontraktor karena kontraktor dan pengembang dapat mengadakan koordinasi dimana kontraktor dapat mengajukan suatu komperjsasi kepada pengembang, cara yang ditempuh oleii kontraktor dalam hal ini adalah melaksanakan kerja lembur.
Dalam dokumen kontrak yang paling berpengaruh adalab. mengenai kewajiban maupun hak dari kontrktor maupun pengembang.mengenai syarat bahan dijelaskan diluar dokumen kontrak, dan mutu maupun syarat produk tidak dibicarakan tetapi dilapangan nantinya ada kontrol dari pihak pengembang.
Manusia
Pengenalan dan pemahaman akan tujuan proyek yang diberikan pada personil proyek yang sangat rendah.
Perencanaan penyediaan sumber daya manusia untuk tiap kegiatan proyek yang tidak sesuai.
Dalam hal ini tidak menjadi suatu masalah bagi kontraktor karena dari awaj sudah ditekankan bahwa kualitas dan biaya adalah pegangan utama bagi kontraktor, jadi dengan kualitas yang terjaga dari kontraktor maka nama kontraktor akan baik dimata pengembang.
Jumlah penyediaan sumber daya manusia yang tidak sesuai sering kali terjadi dalam pengerjaan tiap kegiatan proyek. Penyediaan sumber daya manusia ini bisa lebih maupun kurang dari jumlah normal yang seharusnya dibutuhkan. Hal ini terlihat dari laporan yang diberikan oleh pengawas lapangan. |
C3 C4 C5 D Dl D2 D3 D4 E El E2 E3 E4 F Fl
Keterbatasan waktu untuk mengestimasi biaya dan waktu proyek.
Ketidak tepatan perencanaan upah tenaga kerja
Kurangnya motivasi dan komitmen untuk melaksanakan tujuan akhir proyek.
Ketidak tepatan estimasi juga bergantung dari waktu yang ada karena seringkali kontraktor tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mengestimasi (kurang dari I minggu), seringkali kontraktor diminta menyelesaikan estimasioleh pengembang dalam waktu 1 hari.
Cukup berpengaruh dalani pembengkakan biaya dan waktu tetapi rata-rata tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja lokal jadi upah yang diberikan tidak begitu mahal jika dibandingkan dengan tenaga kerja luar daerah. Ketidak tepatan upah tenaga kerja pada varian biaya sampai akhir proyek sebesar Rp 6.112.225,70. Sedangkan untuk varian jadwal, ketidak tepatan upah tenaga kerja sampai akhir proyek yaitu sebesar Rp 16.503.530,06.
Hal ini tidak menjadi masalah bagi kontraktor karena motivasi yang ada adalah, berupa rasa aman dalam diri pekerja yakni bahwa pekerja dijamin akan kelangsungan pekerjaannya untuk proyek proyek yang ditangani selanjutnya.
Peralatan
Penanganan keberadaan dan kualitas dari peralatan yang tidak direncanakan dengan baik.
Ketidak tepatan estimasi harga sewa/pembelian peralatan
Jenis peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik proyek. Tidak diperhitungkannya biaya tak terduga untuk peralatan.
Sangat kecil pengaruhnya bagi kontraktor karena alat yang digunakan untuk Real Estate sangat kecil. Faktor ini tidak memberikan pengaruh yang cukup besar karena peralatan yang dibeli adalah peralatan kecil.
Kurang pengaruhrrya bagi kontraktor karena alat yang digunakan untuk proyek Real Estate cenderung alat kecil.
Selain karena alat yang digunakan sangat kecil untuk proyek Real Estate, biaya tidak terduga juga tidak diperhitungkan karena adanya persaingan yang cukup keras.
Uang
Keadaan keuangan kontraktor yang kurang sehat
Dana dari pengembang yang tidak cukup
Perencanaan pengaturan keuangan yang tidak direncanakan dari awal.
Terhambatnya pinjaman kredit dari bank ke kontraktor.
Mengenai keuangan dari pihak kontraktor tidak mengalami hambatan karena selama ini tidak ada kendala dalam keuangan untuk proyek.
Sampai saat ini kontraktor tidak mengalami keterlambatan pembayaran dari pengembang karena faktor pengembang yang tidak memiliki dana yang cukup.
Perencanaan pengaturan keuangan oleh kontraktor sudah dilakukan sejak awal karena adanya ketakutan dari pihak kontraktor akan mengalami kerugian yang disebabkan karena pengaturan keuangan yang tidak terkontrol.
Selama ini kontraktor tidak pemah meminjam kredit dari bank karena kalau keuangan dilakukan dengan pinjaman bank maka keuntungan yang diraih sangat tipis.
Pengatahuan dan Pengalaman
Manajer proyek yang kurang cakap dalam mengatur dan menjalankan
Pihak kontraktor tidak me.ngalami hambatan dalam hal ini karena manajer proyek yang ada di lapangan
69
LanjutanTabel 4.9
F2 F3 F4 F5 F6 F7 G Gl G2 G3aktivitas yang mengakibatkan turunnya produktivitas pekerjaan.
Kualitas tenaga kerja yang rendah dalam mengerjakan aktivitas proyek.
Jumlah personil proyek yang terlatih dan berpengalaman yang sangat minim.
Pengembang yang tidak berpengalaman (lambat dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang ada).
Tidak memperhitungkan faktor resiko pada lokasi proyek dan konstruksi.
Pengulangan pekerjaan karena mutu yang jelek.
Sasaran dan pengarahan proyek yang tidak jelas dari pimpinan proyek
sudah dapat mengatur masalah masalah yang ada di lapangan.
Hal ini diusahakan tidak terjadi dalam pemilihan tenaga kerja sejak awal karena berpengaruh langsung terhadap produk yang dihasilkan. Datam hal ini kontraktor yang bersangkutan walaupun hanya melakukan pengawasan berkala di lapangan tetapi dapat sampai tahu komposjsi tukang yang ada dalam suatu pekerjaan tertentu (namanya siapa, berapa tukang dan pembantunya).
Pihak kontraktor juga tid.ak mengalami hambatan mengenai personil proyek yang terlatih dan berpengalaman yang kurang, karena oleh kontraktor diusahakan personil yang ada cukup cakap dalam usahanya mencapai kualitas yang baik, kecuali hanya untuk pekerjaan kasar.Yang penting bagi kontraktor adalah personil proyek, yang mampu mengatur mobilisasi tenaga kerja (komposisinya) dan juga pengaturan tenaga kerja dilapangan.
Hal inilah yang menurut kontraktor membutuhkan waktu yang sangat lama, karena pengembang baru dapat memberikan keputusan setelah 1-2 minggu, padahal informasi dan tanggapan yang diberikan sudah waktu yang lalu.
Hal ini tidak pemah dilakukan oleh pihak kontraktor karena sebelum pengerjaan dilakukan oleh kontraktor, maka kontraktor mengadakan survey awal terhadap lokasi tempat proyek akan dikerjakan. Menurut kontraktor sangat berpengaruh sekali dalam hal pembengkakan biaya dan waktu proyek, hal ini disebabkan karena komposisi tukang yang tidak tepat yang mengerjakan pekerjaan yang bersangkutan dan mungkin juga karena pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Pimpinan proyek dalam hal ini sudah memberikan pengarahan dan sasaran apa yang ingin dicapai oleh team proyek, sehingga dalam hal ini tidak menjadi masalah bagi kontraktor.
Metode Konstruksi
Metode konstruksi/teknik pelaksanaan yang salah
Pengaturan mobilisasi tenaga kerja di lapangan yang tidak baik.
Tidak adanya perbaikan terhadap perencanaan jadwal yang telah dibuat.
Dalam hal ini kesalahan dalam pelaksanaan berasal dari pengembang yang terkadang mengalami perubahan desain yang akhirnya pekerjaan yang sedang dikerjakan atau yang telah selesai mengalami pembongkaran kembali.
Hal ini memegang peranan penting dalam hal biaya dan waktu proyek karena pengaturan mobilisasi pekerja yang tidak baik dapat mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu yang meliputi jumlah maupun komposisi dari pekerja.
Pada umumnya waktu yang telah direncanakan pada awal proyek untuk menyelesaikan proyek sudah cukup, dimana sudah disediakan kelonggaran-kelonggaran sehingga dalam hal ini pengaruhnya sangat kecil dalam pembengkakan biaya dan waktu.
G4 G5 G6 G7 G8 G9 H Hl H2
Tidak adanya project statistic report
Tidak adanya pembagian tugas yang jelas dalam team proyek.
Biaya transportasi peralatan yang tinggi.
Kontraktor lambat dalam persiapan administrasi penagihan.
Koordinasi dan komunikasi yang kurang antara kontraktor dan sub kontraktor terkait dengaa pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi.
Antara kontraktor dan suplier tidak ada koordinasi dan komunikasi sehingga menyebabkan keterlambatan material.
Pada umumnya yang dibuat sebagai laporan adalah pekerjaan apa yang rencananya akan dikerjakan, lalu bagaimana kemajuan pejaksanaannya, jumlah dan komposisi pekerjanya sjapa saja, pengeluaran materialnya sejumlah berapa, dan kendaia yang terjadi diiapangan apa.
Hal ini bagi kontraktor tidak menjadi masalah yang berarti karena sejak awa^ pekerjaan dan tanggung jawab dari masing masing pihak sudah dijelaskan pada awal proyek sesuai d,engan struktur organisasi perusahaan, dimana secara garis besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu bagian keuangan, penanganan mutu dan masalah penanganan di lapangan.
Dalam proyek konstruksji Real Estate seiama ini menurut kontraktor tidak ada biaya transportasi peralatan yang tinggi karena peralatan yang dipakai adalah peralatan kecil, bukan peralatan untuk mengerjakan proyek yang besar.
Kelambatan dalam hal penyiapan administrasi hampir tidak pernah terjadi, masalahnya keterlambatan dalam hal penerimaai\ termyn disini karena disebabkan kontraktor sibu,k menangani proyek yang lain, sehingga penerjmaan termyn dapat ditangguhkan. Tetapi kerjasama antara pengembang dan kontraktor sudah cukup baik karena pengembang sudah mau mengingatkan, kepada kontraktor jika termyn oleh kontraktor belum diambil.
Hal ini tidak pernah terjadi dalam diri kontraktor karena selama menangani proyek konstruksi Real Estate tidak pernah bekerjasama dengan sub kontraktor.
Keterlambatan material disini disebabkan karena koordinasi antara pengembang dan suplier yang kurang karena penyediaan bahan merupakan tanggung jawab dari pengembang. Keterlambatan material dilapangan menyebabkan produktivitas kerja menjadi turun disamping pengerjaan dalam bidang yang lain oleh tukang yang ahli menyebabkan pemborosan keuangan.
Etika
Tidak adanya kerjasama yang cukup baik antara pengembang, kontraktor dan sub kontraktor karena satu pihak atau lebih hanya memikirkan keuntungan pribadi.
Adanya persaingan yang tidak sehat yang terjadi antar kontraktor (pembajakan tenaga kerja, niat buruk terhadap produk yang dihasilkan kontraktor lain, dll.)
Selama ini ftntara pengembang dan kontraktor sudah terjalin kerjasama yang cukup baik sehingga kontraktor dapat bekerja dengan tenang, dalam hal tni pengembang juga selalu tepat waktu dalam pembayaran termyn, mau menanggapi dengan baik jika ada masalah di lapangan.
Persaingan yang terjadi antar kontraktor adalah persaingan secara sehat, dalam hal tenaga kerja pun kontraktor yang satu juga memakai pekerja yang sama yang juga dipakai oleji kontraktor yang lain, hal ini untuk mencegah hal negatif seperti adu domba oleh pengembang, mengepai niat buruk terhadap produk vang dihasilkan tidak pernah dialami oleh
71
LanjutanTabel 4.9
H3 H4 I 11 12 13 14 15 16 17Kesengajaan suplier dalam pengiriman material yang tidak sesuai dengan kuantitas dan kualitas.
Adanya perselisihan didalam proyek yang membuat proyek terhenti.
kontraktor.
Dalam hal ini pengiriman material yang tidak sesuai dengan kuantitas dan kualitas memang pernah terjadi, tetapi mengenai kesengajaan tentunya kontraktor juga menyangsikan karena bisa^ juga karena faktor lain, yang penting adalah penerima dilapangan jangan sampai lengah dalam hal penerimaan material.
Perselisihan yang pernah terjadi antar anggota dalam team proyek umumnya tidak sampai membuat proyek yang ditangani menjadi terhenti karena semuanya bisa diselesaikan dengat\ musyawarah. Mengenai kuantitas perselisihan pun dalam proyek boleh dibilang relatif kecil terjadinya.
Lingkungan
Perbedaan kondisi lapangan yang berbeda dari yang tertulis dari dokumen kontrak yang dapat menyebabkan pembengkakan biaya dan keterlambatan waktu.
Kerusakan yang terjadi pada lingkungan proyek (jalan; karena sering dilalui alat berat, bangunan sekitar;akibat pemancangan)
Lingkungan makro ekonomis (pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga bank , nilai tukar mata uang) yang tidak stabil.
Lingkungan sosial politik yang tidak stabil (huru hara, peraturan pemerintah).
Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada pekerja, pengunjung atau anggota masyarakat.
Penyediaan utility di lapangan yang kurang (tenaga Iistrik, air, bahan bakar) yang dapat menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek.
Respon dari masyarakat sekitar yang kurang mendukung dengan adanya proyek.
Selama menangani proyek Real Estate kondisi lapangan yang sudah dipertihatkan atau diutarakan oleh pengembang kepad^ kontraktor sesuai dengan kondisi proyek yang akan d,ihadapi oleh kontraktor. Kerusakan yang terjadi adalah mungkin karena kerusakan jalan akibat dilalui oleh kendaraan pengangkut material, tetapi dampak yang diakibatkannya sangat kecil dalam hal pembengkakan biaya dan waktu proyek.
Menurut kontraktor hal ini sangat berpengaruh dalam hal pembengkakan biaya dan waktu proyek, sehingga apabila terjadi gejala akan kondisi ekonomi yang tidak stabil maka kontraktor akan melihat situasi lebih dalam dan tidak^ terburu-buru melakukan aktivitas proyek.disini kontraktor juga berhak mengadakan estimasi ula,ng jika kondisi ekonomi tidak stabil sebesar 5% darii kondisi normal.
Jika terjadi keadaan lingkungan sosial politik yang tidak stabil maka dari pihak pengembang sendiri merasa ketakutan dan riskan akan dampak yang akan terjadi jika keadaan ini berjmbas kepada produk Real Estate.
Kecelakaan yang mungkin, terjadi adalah pada tenaga kerja yang mungkin jatuh djari ketinggian, tetapi tidak membuat proyek menjadi berhenti sedang intensitas kecelakaan pada pengunjung dan anggota masyarakat sangat kecil.
Selama ini proyek Real Estate yang ditangani oleh kontraktor adalah pada kawasan Sidoarjo, yang menurutnya tidak mengalami kendala utility. Kesulitan utility dapat terjadi jika proyek terletak pada kawasan Surabaya bagian barat karena pengaruh kondisi tanahnya.
Juga memberikan pengaruh dalam hal pembengkakan biaya dan waktu proyek, tetapi intensitas terjadinya sangat kecil.respon yang kurang mendukung dari masyarakat sekitar yang pernah dialami oleh kontraktor adalah diblokadenya jalan akibat menimbulkan kerusakan pada jalan sekitar, sehingga
18 J Jl J2 J3 J4 J5 K Kl K2 K3
Prasarana transportasi yang kurang memadai.
arus keluar masuk kendaraan harus melewati jalan yang lain.
Prasarana transportasi pada lingkungan proyek Real Estate yang selama ini ditangani sudah cukup memadai didalam menunjang terselenggaranya proyek (jumlah jalur yang ada tidak hanya satu sehingga bila ada suatu hambatan dapat melewati jalur yang lain).
Legal
Lamanya iztn yang dikeluarkan pemerintah mengenai pembukaan lahan.
Tidak lengkapnya izin pelaksanaan mendirikan bangunan sesuai dengan undang-undang.
Sistem arbitasi (penyelesaian pertikaian) yang tidak diatur menurut hukum sehingga membutuhkan waktu yang lama.
Adanya pelanggaran terhadap perjanjian kontrak yang telah dibuat oleh pihak-pihak yang terkait dengan proyek (kontraktor, pengembang, dan sub kontraktor).
Undang-undang tenaga kerja yang tidak diperhatikan (upah, keselamatan tenaga kerja) yang dapat menyebabkan pemogokan.
Kontraktor dapat mengetahui apakah ijin yang ada sudah keluar apa belum umumnya berdasarkan berita dari mulut ke mulut (bisa antar kontraktor) karena meskipun ijin pembukaan lahan sudah dikeluarkan tetapi belum tentu tanah yang ada adalah merupakan milik dari pengembang. Hal ini tidak terlalu berpengaruh dalam hal pembengkakan biaya dan waktu proyek.
Sama halnya dengan ijin pembukaan lahan, kontraktor tidak akan melakukan pengerjaan proyek jika ijin pelaksanaan mendirikan bangunan belum lengkap. Dan menurutnya hal ini sangat kecil pengaruhnya dalam hubungannya dengan pembengkakan biaya dan waktu.
Memang menurut kontraktor system penyelesaian yang ada belum diatur menurut hiukum, tetapi selama ini masing masing pihak sudah dapat mengerti bahwa dengan jalan musyawarah adalah jalan yang terbaik dalam menyelesaikan pertikaian yang terjadi.
Selama ini pihak-pihak yang terkait dalam proyek konstruksi Real Estate selalu memegang komitmen dengan menjalankan tuga,s dan tanggung jawabnya masing-masing. Jadi bagi kontraktor hal ini tidak meniadi masalah bagi kontraktor.
Undang-undang tenaga kerja sudah diperhatikan oleh kontraktor tetapi dalam hal ini merupakan tanggung jawab dari pengembang karena sudah termasuk ijin
pajak yang dikeluarkan oleh kontraktor. Klaim yang berdampak pada output
Adanya klaim dari pengembang karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan.
Klaim karena adanya perubahan peraturan yang langsung mempengaruhi atau menaikkan biaya proyek.
Adanya keluhan dari pemakai karena adanya cacat produk pada waktu masa pemeliharaan.
Hal ini dijaga agar tidak sampai terjadi pada diri kontraktor, yang dilakukan demi nama baik dari kontraktor. Karena itu pada pelaksanaan pihak pengembang juga diikutkan untuk mengontrol dan jika ada ketidak sesuaian oleh pengembang maka
kontraktor langsung memperbaiki.
Berpengaruh dalam hal pembengkakan biaya dan waktu proyek, tetapi dalam hal ini kontraktor dapat melakukan negosiasi terhad^ap pengembang sehingga akan ada perhitungan biaya 'ulang oleh kontraktor. Masa pemeliharaan yang telah disepakati oleh kontraktor maupun pengembang selama 3 bulan, adakalanya dimanfaatkan dengan baik oleh pemakaiyang juga dapat menyebabkan pembengkakan biaya. Untuk cacat produk dalam masa pemeliharaan ini umumnya terkait dengan
73
LanjutanTabel 4.9
L LI L2 L3 L4 L5 M Ml M2 M3 M4finishing yang tidak sempiirna (cat mengelupas, pintu yang terpasang tidak sempurna sehingga sulit dibuka).
Pembayaran sampai pada akhir proyek Sistem pembayaran termyn yang tidak jelas.
Terjadinya penahanan pembayaran oleh pengembang karena tidak puas karena produk yang dihasilkan kontraktor.
Adanya unsur kesengajaan dari pengembang untuk melambatkan pembayaran kepada kontraktor.
Keterlambatan pembayaran dari pihak pengembang ke kontraktor sampai pada akhir proyek.
Pembayaran dari pemakai kepada pengembang yang terhambat sehingga mempengaruhi pembayaran termyn dari pengembang ke kontraktor.
Sistem pembayaran termyn sudah dijelaskan pada dokumen kontrak dan ternyata kontraktor tidak mengalami hambatan dari pengembang waktu pengambilan termyn. Pengambilan termyn ini ada yang sudah ditetapkan diawal harus dilakukan sebanyak berapa kali dan ada yang bebas berdasarkan kemajuan pekerjaan yang telah diselesaikan.
Tidak sampai terjadi dalam diri kontraktor karena kontraktor tidak ingi namanya buruk dimata pengembang dan kontraktor lain, karenanya maka dalam pelaksanaan proyek di lapangan dikerjakan secara hati-hati.
Menurut kontraktor pengernbang yang ditangani oleh kontraktor adalah pengembang yang sudah terjaga nama baiknya dan tidak rnau bermain curang karena sudah lama berdiri, disamping kontraktor juga mengetahui karakter pimpinan dari pengembang. Kontraktor dalam hal ini sudah mengetahui keberadaan dari pengembang, yang menurutnya pengembang yang ditanganinya ini bonafit disamping kontraktor juga mengetahui karakteristik dari pimpinan pengembang dengan baik.
Menurut kontraktor seharusnya pembayaran dari pemakai kepada pengembang merapakan urusan dari pengembang. Kontraktor pernah mengalami hal ini tetapi kontraktor akhirnya membuat peraturan baru yang tidak terikat akan hal ini.
Penyerahan Produk
Kekeliruan pemakaian bahan yang digunakan untuk finnishing.
Penyerahan hasil fisik proyek dari korrtraktoT ke pengembang yang terlambat karena proses pengerjaan yang sulit.
Kesalahan pekerjaan yang tidak dibetulkan oleh kontraktor yang mengakibatkan gagalnya penyerahan produk.
Penyerahan hasil fisik proyek dari kontraktor ke pengembang yang terlambat.
Pemakaian bahan untuk finishing berpengaruh sekali dalam hal pembengkakan biaya dan waktu karena terkadang pengembang tidak menjelaskan bahan apa yang akan digunakan pada saat awal, terlebih jika produk tersebut adalah produk dengan type baru. Sangat berpengaruh sekali, terhadap pembengkakan biaya dan waktu proye^k, karena akibat dari pengerjaan yang sulit, bab.an yang terbuang juga terkadang sangat banyak dan upah kerja yang dikeluarkan juga tidak sedikit untuk pengerjaannya (naiksekitar 15-20%).
Untuk hal ini kesalahan pekerjaan yang terjadi di lapangan harus dibetulkan oleh kontraktor karena dalam pelaksanaan di lapangan juga terdapat pengawas dari pihak pengempang, dan jika sampai terjadi kesalahan pekerjaan maka kontraktor akan mengalami kerugian matenal, uang dan waktu yang cukup besar pada umumnya.
Untuk penyerahan hasil pengerjaan proyek umumnya dari kontraktor tidak mengalami keterlambatan karena waktu yang disepakati oleh kontraktor dan pengembang yang umumnya 6 bulan sudah cukup
M5 Tetjadi kendala pada waktu start up (uji coba) instalasi pada waktu penyerahan.
untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek. Cukup berpengaruh dalam, hal pembengkakan biaya dan waktu, karena jika, hal ini terjadi maka penyerahan produk tidal^ dapat dilakukan dan penerimaan sisa termyn tidak dapat diambil sebelum hasil dari produk sudah dapat diterima dengan baik oleh pengembang.