• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktek.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kerja Praktek.pdf"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP)

(HAKK601) (HAKK601)

JUDUL JUDUL

PENGAWASAN PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING PADA PENGAWASAN PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING PADA PROYEK PEMBANGUNAN REVITALISASI GEDUNG ASRAMA PROYEK PEMBANGUNAN REVITALISASI GEDUNG ASRAMA

HAJI EMBARKASI BANJARMASIN HAJI EMBARKASI BANJARMASIN

DISUSUN OLEH : DISUSUN OLEH : MUHAMMAD

MUHAMMAD ROBBY ROBBY DARSIM DARSIM (H1B113010)(H1B113010) MUHAMMAD

MUHAMMAD SULTAN SULTAN ARIANDY ARIANDY (H1B113216)(H1B113216)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU BANJARBARU

2016/2017 2016/2017

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kegiatan Kerja telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kegiatan Kerja Praktek kami yang dilaksanakan dalam kurun waktu dua b

Praktek kami yang dilaksanakan dalam kurun waktu dua bulan pada “Proyekulan pada “Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Ban

Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Ban jarmasin”  jarmasin” dapatdapat  berjalan lancar

 berjalan lancar dan juga dan juga selalu diberikan selalu diberikan kemudahan oleh-Nya dalam kemudahan oleh-Nya dalam penyusunanpenyusunan Laporan Kerja Praktek ini hingga terselesaikan dengan baik.

Laporan Kerja Praktek ini hingga terselesaikan dengan baik.

Tidak lupa pula kami mengucapkan Shalawat dan salam kepada junjungan Tidak lupa pula kami mengucapkan Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta segenap keluarga, para sahabat, dan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta segenap keluarga, para sahabat, dan  para

 para pengikut pengikut beliau beliau yang yang mengabdikan mengabdikan hidup hidup untuk untuk menegakkan menegakkan kebenarankebenaran Allah SWT hingga akhir zaman. Penulisan Laporan Kerja Praktek

Allah SWT hingga akhir zaman. Penulisan Laporan Kerja Praktek disusun sebagaidisusun sebagai  persyaratan

 persyaratan untuk untuk memenuhi memenuhi kurikulum kurikulum yang yang dijalani dijalani oleh oleh kami kami selaku selaku timtim  penyusun

 penyusun di di Program Program Studi Studi Arsitektur, Arsitektur, Fakultas Fakultas Teknik, Teknik, Universitas Universitas LambungLambung Mangkurat, Banjarbaru, Tahun Ajaran

Mangkurat, Banjarbaru, Tahun Ajaran 2016/2017.2016/2017.

Laporan Kerja Praktek ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan Laporan Kerja Praktek ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan oleh banyak pihak yang telah memberikan masukan dan saran kepada kami. Pada oleh banyak pihak yang telah memberikan masukan dan saran kepada kami. Pada kesempatan kali ini, kami selaku penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kesempatan kali ini, kami selaku penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan banyak membantu dalam kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan banyak membantu dalam  berlangsungnya kegiatan Kerja Prakte

 berlangsungnya kegiatan Kerja Praktek ini maupun k ini maupun pada proses penulisan lpada proses penulisan laporanaporan ini khususnya kepada :

ini khususnya kepada : 1.

1. Bapak Dr. Bani Noor Muchammad, MT selaku Ketua Prodi ArsitekturBapak Dr. Bani Noor Muchammad, MT selaku Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat;

Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat; 2.

2. Ibu Dr. Ira Mentayani dan Ibu Dila Nadya Andini, Msc selaku DosenIbu Dr. Ira Mentayani dan Ibu Dila Nadya Andini, Msc selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Kerja Praktek;

Koordinator Mata Kuliah Kerja Praktek; 3.

3. Bapak M. Tharziansyah, MT selaku Dosen Pembimbing kami yang telahBapak M. Tharziansyah, MT selaku Dosen Pembimbing kami yang telah  banyak memberikan masukan dalam penu

 banyak memberikan masukan dalam penulisan Laporan Kerja Praktek;lisan Laporan Kerja Praktek; 4.

4. Bapak Ir. Iwan Sumiarwan selakuBapak Ir. Iwan Sumiarwan selaku Site Engineer Site Engineer   PT. Sangkuriang yang  PT. Sangkuriang yang telah mengizinkan untuk melakukan kegiatan Kerja Praktek pada Proyek telah mengizinkan untuk melakukan kegiatan Kerja Praktek pada Proyek

(3)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kegiatan Kerja telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kegiatan Kerja Praktek kami yang dilaksanakan dalam kurun waktu dua b

Praktek kami yang dilaksanakan dalam kurun waktu dua bulan pada “Proyekulan pada “Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Ban

Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Ban jarmasin”  jarmasin” dapatdapat  berjalan lancar

 berjalan lancar dan juga dan juga selalu diberikan selalu diberikan kemudahan oleh-Nya dalam kemudahan oleh-Nya dalam penyusunanpenyusunan Laporan Kerja Praktek ini hingga terselesaikan dengan baik.

Laporan Kerja Praktek ini hingga terselesaikan dengan baik.

Tidak lupa pula kami mengucapkan Shalawat dan salam kepada junjungan Tidak lupa pula kami mengucapkan Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta segenap keluarga, para sahabat, dan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta segenap keluarga, para sahabat, dan  para

 para pengikut pengikut beliau beliau yang yang mengabdikan mengabdikan hidup hidup untuk untuk menegakkan menegakkan kebenarankebenaran Allah SWT hingga akhir zaman. Penulisan Laporan Kerja Praktek

Allah SWT hingga akhir zaman. Penulisan Laporan Kerja Praktek disusun sebagaidisusun sebagai  persyaratan

 persyaratan untuk untuk memenuhi memenuhi kurikulum kurikulum yang yang dijalani dijalani oleh oleh kami kami selaku selaku timtim  penyusun

 penyusun di di Program Program Studi Studi Arsitektur, Arsitektur, Fakultas Fakultas Teknik, Teknik, Universitas Universitas LambungLambung Mangkurat, Banjarbaru, Tahun Ajaran

Mangkurat, Banjarbaru, Tahun Ajaran 2016/2017.2016/2017.

Laporan Kerja Praktek ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan Laporan Kerja Praktek ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan oleh banyak pihak yang telah memberikan masukan dan saran kepada kami. Pada oleh banyak pihak yang telah memberikan masukan dan saran kepada kami. Pada kesempatan kali ini, kami selaku penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kesempatan kali ini, kami selaku penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan banyak membantu dalam kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan banyak membantu dalam  berlangsungnya kegiatan Kerja Prakte

 berlangsungnya kegiatan Kerja Praktek ini maupun k ini maupun pada proses penulisan lpada proses penulisan laporanaporan ini khususnya kepada :

ini khususnya kepada : 1.

1. Bapak Dr. Bani Noor Muchammad, MT selaku Ketua Prodi ArsitekturBapak Dr. Bani Noor Muchammad, MT selaku Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat;

Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat; 2.

2. Ibu Dr. Ira Mentayani dan Ibu Dila Nadya Andini, Msc selaku DosenIbu Dr. Ira Mentayani dan Ibu Dila Nadya Andini, Msc selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Kerja Praktek;

Koordinator Mata Kuliah Kerja Praktek; 3.

3. Bapak M. Tharziansyah, MT selaku Dosen Pembimbing kami yang telahBapak M. Tharziansyah, MT selaku Dosen Pembimbing kami yang telah  banyak memberikan masukan dalam penu

 banyak memberikan masukan dalam penulisan Laporan Kerja Praktek;lisan Laporan Kerja Praktek; 4.

4. Bapak Ir. Iwan Sumiarwan selakuBapak Ir. Iwan Sumiarwan selaku Site Engineer Site Engineer   PT. Sangkuriang yang  PT. Sangkuriang yang telah mengizinkan untuk melakukan kegiatan Kerja Praktek pada Proyek telah mengizinkan untuk melakukan kegiatan Kerja Praktek pada Proyek

(4)

Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin; Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin; 5.

5. Ibu Nurul Hudaya, ST selaku pembimbing selama di kantor konsultan;Ibu Nurul Hudaya, ST selaku pembimbing selama di kantor konsultan; 6.

6. Kakak M. Arief Tirtana, ST selaku pembimbing Mekanikal, Elektrikal danKakak M. Arief Tirtana, ST selaku pembimbing Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (MEP) pada Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Plumbing (MEP) pada Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin;

Haji Embarkasi Banjarmasin; 7.

7. Kakak Eka Nurul Hudaya, S. Ars selaku pembimbing bidang ArsitekturKakak Eka Nurul Hudaya, S. Ars selaku pembimbing bidang Arsitektur  pada

 pada Proyek Proyek Pembangunan Pembangunan Revitalisasi Revitalisasi Gedung Gedung Asrama Asrama Haji Haji EmbarkasiEmbarkasi Banjarmasin;

Banjarmasin; 8.

8. Seluruh temanSeluruh teman –  – teman di Prodi Arsitektur angkatan 2013, Fakultas Teknik,teman di Prodi Arsitektur angkatan 2013, Fakultas Teknik, yang telah memberikan motivasi;

yang telah memberikan motivasi; 9.

9. Persembahkan khusus kepada orang tua/keluarga kami yang senantiasaPersembahkan khusus kepada orang tua/keluarga kami yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada kami.

mencurahkan kasih sayangnya kepada kami.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, kami selaku penulis sangat Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, kami selaku penulis sangat menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang dibuat baik menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja. Untuk itu kami minta maaf atas segala kekurangan sengaja maupun tidak sengaja. Untuk itu kami minta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan tersebut, tidak menutup diri terhadap segala kritik dan saran serta dan kesalahan tersebut, tidak menutup diri terhadap segala kritik dan saran serta masukan bagi penulis. Akhir kata, semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, masukan bagi penulis. Akhir kata, semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi pendidikan, dan masyarakat luas.

institusi pendidikan, dan masyarakat luas.

Banjarbaru,

Banjarbaru, 31 31 Desember Desember 20162016

Muhammad

Muhammad Robby Robby Darsim Darsim H1B113010H1B113010

Muhammad

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 0

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Lingkup Kerja Praktek ... 2

C. Batasan Kerja Praktek ... 3

D. Tujuan dan Manfaat ... 3

1. Tujuan ... 3

2. Manfaat ... 4

E. Metode Pengumpulan Data ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PROYEK ... 7

A. Pengertian Proyek ... 7 B. Data Umum ... 7 1. Pemilik Proyek ... 8 2. Konsultan Pengawas ... 8 3. Nilai Proyek ... 8 4. Luas Bangunan ... 9

5. Jangka Waktu Pelaksanaan ... 9

C. Proses Penetapan Konsultan Pengawas ... 9

D. Organisasi Proyek ... 12

E. Spesifikasi Teknis (Kerangka Acuan Kerja/TOR) ... 15

1. Lingkup Pekerjaan Konsultan ... 16

2. Data dan Fasilitas yang diberikan oleh Pemilik Proyek ... 16

BAB III TINJAUAN TEORI ... 17

A. Supervisi Lapangan (Pengawasan) ... 17

(6)

2. Pengendalian Biaya ... 21

3. Pengendalian Mutu ... 22

4. Administrasi Lapangan ... 23

B. Sistem Plumbing ... 25

1. Peralatan Saniter (Sanitary Fixtures) ... 26

2. Jenis-jenis Pipa ... 28

3. Sistem Penyediaan Air Bersih ... 29

4. Sistem Penyediaan Air Buangan ... 37

5. Sistem Ven ... 41

6. Sistem Air Hujan ... 44

7. Sistem Penyediaan Air Panas ... 49

8. Sistem Fire Hydrant ... 50

C. Pedoman Dasar Teknis Plumbing ... 52

1. Pekerjaan Teknis Instalasi Air Bersih ... 53

2. Pekerjaan Teknis Instalasi Sanitasi dan Lain-lain ... 54

3. Pekerjaan Teknis Pengujian Instalasi Plumbing ... 55

BAB IV PEMBAHASAN ... 57

A. Metode dan Teknik Pengawasan ... 57

1. Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ... 57

2. Berdasarkan Aspek Pengendalian ... 58

B. Proses Pengawasan ... 60

1. Pengawasan Secara Administrasi ... 60

2. Pengawasan Secara Teknis ... 61

C. Hasil Pengawasan ... 61

1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih ... 63

2. Pekerjaan Instalasi Air Kotor dan Bekas ... 71

3. Pekerjaan Instalasi Air Hujan ... 79

D. Perbandingan Pekerjaan Instalasi Plumbing ... 82

1. Instalasi Air Bersih ... 82

2. Instalasi Air Kotor dan Bekas ... 82

3. Instalasi Air Hujan ... 83

(7)

BAB V PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

1. Instalasi Air Bersih ... 85

2. Instalasi Air Kotor dan Bekas ... 86

3. Instalasi Air Hujan ... 86

B. Kritik dan Saran ... 86

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Panah Pelaksanaan Pekerjaan... 19

Gambar 2 Diagram Balok Pelaksanaan Pekerjaan ... 19

Gambar 3 Sistem Sambungan Langsung ... 29

Gambar 4 Sistem Tangki Atap ... 30

Gambar 5 Sistem Tangki Tekan ... 32

Gambar 6 Contoh Sumur Resapan ... 48

Gambar 7 Kotak Hidran ... 51

Gambar 8 Site Plan Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin ... 62

Gambar 9 Rencana Instalasi Air Bersih Lantai 1 ... 63

Gambar 10 Detail Instalasi Air Bersih Lantai 1 ... 64

Gambar 11 Rencana Instalasi Air Bersih Lantai 2, 3, dan 4 ... 64

Gambar 12 Detail Instalasi Air Bersih Lantai 2, 3, dan 4 ... 65

Gambar 13 Rencana Instalasi Air Bersih Lantai Atap ... 65

Gambar 14 Reservoir Air pada Lantai Atap ( Roof Tank ) ... 66

Gambar 15 Pemasangan Pompa Boster di Lantai Atap ... 66

Gambar 16 Pemberian Tanda Jalur Pipa pada Dinding/Teknik Marking  ... 67

Gambar 17 Pembuatan Lubang pada Dinding/Teknik Coring  ... 67

Gambar 18 Pipa PVC Air Bersih ... 69

Gambar 19 Pekerjaan Instalasi Air Bersih di Kamar Mandi... 69

Gambar 20 Sambungan Pipa Air Bersih ( Elbow) ... 70

Gambar 21 Klem Penggantung Pipa Air Bersih di Shaft Unit ... 70

Gambar 22 Rencana Instalasi Air Kotor dan Bekas Lantai 1 ... 71

Gambar 23 Detail Instalasi Air Kotor dan Bekas Lantai 1 ... 72

Gambar 24 Rencana Instalasi Air Kotor dan Bekas Lantai 2, 3, dan 4 ... 72

Gambar 25 Detail Instalasi Air Kotor dan Bekas Lantai 2, 3, dan 4... 73

Gambar 26 Detail Bio Septic Tank dan Bak Kontrol ... 73

Gambar 27 Lubang Lantai Jalur Pipa Air Kotor dan Bekas ... 74

Gambar 28 Pipa Air Kotor dan Bekas Terpasang pada Lubang Lantai ... 74

Gambar 29 Pipa PVC Air Kotor dan Bekas ... 75

(9)

Gambar 31 Sambungan Pipa Air Kotor dan Bekas ( Elbow) ... 76

Gambar 32 Klem Penggantung Pipa Air Kotor dan Bekas di Shaft Unit ... 76

Gambar 33 Bak Kontrol ( Pre-Treatment ) ... 77

Gambar 34 Bio Septic Tank ... 78

Gambar 35 Penimbunan Bak Kontrol dan Bio Septic Tank ... 78

Gambar 36 Rencana Instalasi Air Hujan Lantai 1 ... 79

Gambar 37 Detail Instalasi Air Hujan Lantai 1 ... 80

Gambar 38 Rencana Instalasi Air Hujan Lantai 2, 3, dan 4 ... 80

Gambar 39 Pemasangan Pipa Air Hujan ... 81

Gambar 40 Penyambungan Pipa Air Hujan ke Drainase ... 81

Gambar 41 Pekerjaan Lapangan Instalasi Air Bersih ... 82

Gambar 42 Pekerjaan Lapangan Instalasi Air Kotor dan Bekas ... 83

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tekanan yang diperlukan Plumbing ... 34

Tabel 2 Unit Beban Alat Plumbing ... 35

Tabel 3 Panjang Ekivalen untuk Katup dan Perlengkapan Lainnya ... 36

Tabel 4 Kemiringan Pipa Pembuangan Horizontal ... 39

Tabel 5 Beban Maksimum yang diijinkan untuk Perpipaan Ai r Buangan... 39

Tabel 6 Unit Beban Alat Plumbing untuk Air Buangan ... 40

Tabel 7 Ukuran Pipa Tegak Ven dan Ven Cabang ... 43

Tabel 8 Beban Maksimum yang diijinkan untuk Talang Atap ... 44

(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Struktur Proyek Pembangunan ... 12 Bagan 2 Struktur Proyek Pembangunan Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin ... 14 Bagan 3 Struktur Organisasi PT. Nindya Karya ... 14 Bagan 4 Struktur Organisasi PT. Sangkuriang ... 15

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang  bangunan, maksudnya adalah orang yang terlibat dalam suatu perencanaan,  perancangan, dan pengawasan konstruksi bangunan yang perannya untuk mengambil keputusan dari berbagai aspek yang nanti akan mempengaruhi  bangunan dari segi estetika, budaya, dan masalah sosial. Definisi tersebut sangat

kurang tepat dikarenakan lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, bangunan, kompleks bangunan, sampai lingkup kota dan regional. Oleh karena itu, lebih tepatnya mendefinisikan arsitek sebagai seorang yang memiliki keahlian di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangunan atau lingkungan binaan melalui pendidikan formal maupun non formal.

Dalam sebuah proyek pembangunan gedung, profesi arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas dan pemilik bangunan. Menyadari hal tersebut, arsitek memerlukan kerjasama atau team work   dengan  berbagai disiplin ilmu agar suatu ide dapat terwujud ke dalam rencana sampai  pelaksanaannya. Untuk itu, sebuah konsultan mempunyai ahli-ahli yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dalam menangani sebuah proyek. Arsitek harus mengawasi semua pekerjaan agar pelaksanaan di lapangan atau proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah disepakati.

Pembelajaran sebagai calon arsitek dalam suatu proyek yang sedang  berlangsung dapat dilakukan dengan cara mempelajari seluk beluk yang terjadi didalam suatu proses pembangunan dan manajemen proyek ataupun dengan menerima suatu pekerjaan perancangan pada instansi terkait didalamnya. Hal ini merupakan suatu pengalaman sekaligus pembelajaran yang tidak akan didapatkan  pada bangku perkuliahan kampus dan dapat dijadikan bekal sebagai pijakan sebelum memasuki dunia kerja yang menuntut kedisiplinan. Oleh karena itu,  pengenalan akan berbagai praktek kegiatan pembangunan fisik maupun nonfisik di lapangan menjadi sangat perlu dikaji oleh setiap mahasiswa di Program Studi

(13)

Arsitektur melalui beberapa langkah untuk mengikuti mata kuliah kerja praktek dengan melaksanakan kegiatan magang pada proyek pembangunan gedung.

Kerja Praktek adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan perkuliahan di Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat guna mencapai gelar sarjana. Kerja Praktek ini merupakan tugas lapangan dalam waktu dua bulan dengan cara mengamati dan mengikuti semua proses atau kegiatan pekerjaan yang mencakup perencanaan,  pengawasan dan pelaksanaan konstruksi secara langsung pada sebuah proyek tertentu. Hasil pengamatan tersebut dituliskan dalam suatu laporan dibawah arahan dosen pembimbing, diperiksa dan dibahas oleh dosen pembahas serta disahkan oleh bidang atau jurusan terkait.

Tempat yang dipilih sebagai objek kegiatan kerja praktek adalah Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin yang terletak di jalan Jend. Ahmad Yani Km. 28 Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dalam proyek tersebut, objek yang dijadikan sebagai  pengamatan yaitu pada bidang pelaksanaan pekerjaan Instalasi Plumbing. Alasan  pengambilan objek ini dikarenakan pekerjaan tersebut merupakan salah satu  bagian yang penting pada suatu bangunan, sehingga pekerjaannya harus memiliki tingkat kualitas dan kuantitas. Arsitek sebagai seorang perencana dan perancang  bangunan, bukan hanya ahli dalam pengolahan ruang, namun harus mengetahui sistem pekerjaan instalasi plumbing pada suatu bangunan agar saat perancangan atau pengolahan denah dapat menyediakan suatu ruang khusus untuk instalasi  plumbing yang tidak mengganggu kegiatan dalam bangunan.

B. Lingkup Kerja Praktek

Pada proyek pembangunan Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin ini, ruang lingkup atau objek yang dijadikan sebagai pengamatan adalah tentang  pengawasan pekerjaan instalasi plumbing. Selain itu, dalam proses pelaksanaan  proyek pembangunan gedung tersebut bekerjasama dengan PT. Pandu Persada

sebagai konsultan perencana, PT. Sangkuriang sebagai konsultan pengawas dan PT. Nindya Karya (Persero) sebagai kontraktor pelaksana.

(14)

Ruang lingkup kerja praktek pada pelaksanaan proyek pembangunan gedung tersebut yaitu mengawasi tugas-tugas yang mencakup pekerjaan instalasi  plumbing adalah sebagai berikut :

- Administrasi pekerjaan yang meliputi laporan berkala (laporan harian maupun laporan mingguan), laporan kemajuan pekerjaan, dokumentasi  pekerjaan berupa foto-foto, laporan alat dan bahan yang digunakan pada  pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing, jumlah pekerja atau tenaga ahli yang turut membantu pekerjaan, serta biaya-biaya yang dikeluarkan atas  pelaksanaan pekerjaannya.

- Teknis pekerjaan instalasi plumbing pada bangunan gedung tersebut.

- Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai pada tanggal 10 Oktober 2016 sampai dengan 30 Desember 2016 dihitung sesuai daftar hadir selama melakukan kegiatan kerja praktek di lapangan.

C. Batasan Kerja Praktek

Batasan kerja praktek merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh 2 orang mahasiswa dengan satu pokok bahasan atau judul, dan telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam pedoman pelaksanaan kerja praktek. Kerja praktek dilaksanakan dalam jangka waktu minimal 60 hari kalender kerja, dinyatakan dalam daftar hadir yang disahkan oleh Site Engineer dan diketahui oleh pimpinan perusahaan yang bersangkutan.

D. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan kerja praktek dalam proyek pembangunan Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin tentang proses pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing adalah sebagai berikut :

1. Tujuan

Tujuan kerja praktek ini adalah untuk mengamati secara langsung kegiatan  pekerjaan konstruksi instalasi plumbing di lapangan agar mahasiswa dapat

(15)

dengan teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan untuk menambah wawasan seluas-luasnya tentang sebuah proyek pembangunan gedung yang terdiri dari  beberapa disiplin ilmu terutama struktur, arsitektur, dan mekanikal elektrikal  plumbing. Selain itu, tujuan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

- Mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing  pada gedung tersebut.

- Mengetahui dan mendokumentasikan rangkaian urutan pekerjaan instalasi  plumbing pada gedung tersebut.

- Mengetahui syarat-syarat pemasangan instalasi plumbing, apakah sesuai antara RKS dengan pekerjaan di lapangan.

- Membandingkan keadaan di lapangan tentang proses pelaksanaan  pekerjaan instalasi plumbing dengan teori atau metode yang didapat

selama perkuliahan. 2. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan kerja praktek di lapangan adalah sebagai berikut :

- Memberikan pengalaman kepada mahasiswa mengenai teknis-teknis  pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung secara nyata, terutama pada  proses pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing yang berguna untuk menambah pengetahuan dan mungkin tidak didapatkan selama proses  perkuliahan, sehingga mahasiswa mampu menambah wawasannya pada

disiplin ilmu pengetahuan.

- Mahasiswa mengetahui bagaimana pelaksanaan proyek pembangunan gedung secara nyata dan apa saja kendala atau masalah yang bisa terjadi atau menghambat selama pelaksanaan pekerjaan.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan kerja praktek  pada proyek pembangunan Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin ini

(16)

- Studi Literatur

Mempelajari dan mengkaji teori-teori yang terdapat di lapangan. Literatur yang digunakan berupa Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang berkaitan dengan pekerjaan instalasi plumbing.

- Observasi

Suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan dalam hal pekerjaan instalasi plumbing untuk dijadikan sebagai bahan  penelitian dan pembelajaran.

- Wawancara

Melakukan dialog atau interview dengan pihak-pihak yang terkait dengan  proyek, khususnya pengawasan yang keterkaitannya dengan konsultan  pengawas proyek.

- Dokumentasi

Penyimpanan gambar-gambar kerja dan pengambilan foto-foto di lapangan untuk melengkapi data-data yang nantinya dapat digunakan dalam proses  penyusunan laporan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan kegiatan kerja praktek ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan secara umum hal-hal yang mengenai latar belakang, lingkup dan batasan kerja praktek, tujuan dan manfaat, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PROYEK

Bab ini berisi tentang pengertian proyek, data umum proyek (pemilik  proyek, konsultan pengawas, nilai proyek, luas bangunan, dan jangka waktu pelaksanaan), proses penetapan konsultan pengawas, organisasi  proyek dan spesifikasi teknis pelaksanaan proyek.

(17)

Bab ini berisi tinjauan pustaka berupa teori dan metode dari literatur-literatur tentang pelaksanaan pengawasan proyek, terutama yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang metode dan teknik pengawasan (berdasarkan Kerangka Acuan Kerja/KAK dan aspek pengendalian), proses pengawasan (secara administrasi dan teknis), serta hasil pengawasan proyek.

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan-kesimpulan dengan uraian yang ringkas dan  jelas dari hasil melakukan kegiatan kerja praktek lapangan yang dilengkapi dengan saran serta pertimbangan penulisan hasil laporan kerja praktek ini.

(18)

BAB II

TINJAUAN PROYEK

A. Pengertian Proyek

Proyek adalah suatu pekerjaan untuk membangun konstruksi atau diluar konstrkusi dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang, kualitas, waktu, dan biaya. Metode pelaksanaan suatu proyek merupakan bagian yang terpenting dalam Manajemen Konstruksi, karena hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu proyek. Untuk menentukan keberhasilan proyek harus didasari dengan ide yang berasal dari metode serta latar belakang yang telah disusun. Ide dasar yang dimaksud mencakup 4 aspek penting, antara lain :

- Hubungan antara pemilik proyek dengan pelaksana (koordinator). - Jenis-jenis dan dokumen kontrak.

- Kriteria pemilihan kontraktor yang sebelumnya dilakukan dengan proses  pelelangan (tender).

- Pelaksana pembangunan. B. Data Umum

Dalam proses penyelenggaraan Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, data umum yang akan dibahas meliputi  pemilik proyek, konsultan perencana. konsultan pengawas, kontraktor pelaksana,

nilai proyek, luas bangunan, serta jangka waktu pelaksanaan proyek. - Lokasi : Banjarbaru, Kalimantan Selatan

-  Nama Proyek : Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin

- Pemilik/Owner : Kementerian Agama RI Kantor Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan

-  Nomor Kontrak : B-74/AH.06/KS.01.1/05/2016 - Tanggal Kontrak : 17 Mei 2016

-  Nilai Kontrak : Rp

(19)

- Kontraktor Pelaksana : PT. Nindya Karya (Persero) - Konsultan MK : PT. Sangkuriang

- Konsultan Perencana : PT. Pandu Persada 1. Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah suatu badan hukum atau perorangan, baik swasta maupun instansi pemerintahan yang memprakarsai proyek pembangunan ini untuk kepentingan instansinya dalam memajukan mutu dan kualitas bangunan gedung Asrama Haji Embakasi Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Dalam proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin yang terletak di jalan Jend. Ahmad Yani Km. 28 Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini yang bertindak sebagai pemilik proyek adalah Kementerian Agama RI Kantor Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. 2. Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik bangunan untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan pembangunan maupun  pemeliharaan gedung tersebut dengan maksud agar pelaksanaan pembangunan

tersebut sesuai dengan perencanaan.

Pada Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin yang terletak di jalan Jend. Ahmad Yani Km. 28 Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini yang bertindak sebagai pengawas teknis adalah PT. Sangkuriang, surat kontrak bernomor B-74/AH.06/KS.01.1/05/2016  pada tanggal 17 Mei 2016 dan sebagai Team Leader   adalah Ir. R. M. Taufik

Hidayat As, MT yang beralamatkan di Jl. Karang Tinggal No. 23 Telp. (022) 2031789 Fax. (022) 2031789, Sukajadi, Bandung, Jawa Barat.

3. Nilai Proyek

 Nilai Proyek merupakan besarnya jumlah dana yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu bangunan proyek dari awal hingga selesai, termasuk segala  pengeluaran kontraktor beserta pajak-pajak dan biaya lainnya. Nilai Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin yang

(20)

terletak di jalan Jend. Ahmad Yani Km. 28 Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, berdasarkan data yang ada pada nilai kontraknya adalah sebesar Rp

53.749.252.000,-4. Luas Bangunan

Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin yang terletak di jalan Jend. Ahmad Yani Km. 28 Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, berdasarkan data yang diperoleh memiliki luas keseluruhan bangunan mulai dari lantai 1 sampai lantai 5 atau lantai atap adalah ± 8500 m² dan luas tiap-tiap lantainya adalah ± 1700 m².

Adapun pembagian fungsi-fungsi ruang atau penzoningan pada tiap-tiap lantai di gedung tersebut adalah sebagai berikut :

- Lantai 1 : Area pengelola dan area makan.

- Lantai 2 : Kamar tidur untuk calon jema’ah haji. - Lantai 3 : Kamar tidur untuk calon jema’ah haji. - Lantai 4 : Kamar tidur untuk calon jema’ah haji.

- Lantai 5 : Lantai atap atau ruang mesin lift dan reservoir. 5. Jangka Waktu Pelaksanaan

Untuk jangka waktu pelaksanaan Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin yang terletak di jalan Jend. Ahmad Yani Km. 28 Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, berdasarkan kontrak kerjanya adalah selama 220 (Dua Ratus Dua Puluh) hari kalender kerja. C. Proses Penetapan Konsultan Pengawas

Dalam proyek atau pemborongan suatu pekerjaan terdapat kegiatan yang harus dilakukan sebelum terjadinya perjanjian pemborongan. Rangkaian kegiatan ini merupakan tahapan-tahapan sebelum kontrak yang disebut tender atau lelang.

Menurut Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah, pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

(21)

1) Pelelangan Umum

Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat.

2) Pelelangan Terbatas

Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan pekerjaan konstruksi dengan  jumlah penyedia yang mampu melaksanakan dan diyakini terbatas untuk  pekerjaan yang kompleks. Pekerjaan yang kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan bantuan teknologi tinggi, mempunyai resiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang  bernilai Rp. 100.000.000.000,00 (Seratus Miliar Rupiah).

3) Pelelangan Sederhana

Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa lainnya untuk pengadaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 –  Rp. 5.000.000.000,00.

4) Pemilihan Langsung

Dalam hal metode pelelangan umum dan pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun  biaya yang diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk  penerangan umum, bila memungkinkan melalui internet bernilai paling

tinggi Rp. 200.000.000,00 –  Rp. 5.000.000.000,00. 5) Penunjukan Langsung

Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa melalui

(22)

negosiasi baik teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

6) Pengadaan Langsung

Pengadaan Langsung adalah pengadaan barang/jasa langsung kepada  penyedia barang/jasa, tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan

langsung dan dapat dilakukan terhadap pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lain yang bernilai paling tinggi Rp. 100.000.000,00 –   Rp. 200.000.000,00.

Pada Proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, perusahaan atau badan usaha yang dipercayakan untuk mengawasi  pelaksanaan pekerjaan atau proyek tersebut adalah PT. Sangkuriang sebagai

Manjemen Konsultan (MK). Penetapan PT.Sangkuriang sebagai konsultan  pengawas melalui sistem Pelelangan Umum yaitu metode pemilihan penyedia  barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi persyaratan.

Pemilik (Owner) dalam proyek ini adalah Kementerian Agama Republik Indonesia Kantor Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan yang sumber dananya  berasal dari DIPA UPT. Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin tahun anggaran

2016 yang menetapkan PT. Sangkuriang sebagai konsultan pengawas setelah memenangkan tender atau lelang, oleh sebab itu, pejabat yang berwenang segera menerbitkan Surat Penunjukan kepada konsultan tersebut atau yang terpilih.

- Pemilik Bangunan/Pemberi Tugas

Kementerian Agama RI Kantor Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan - Sumber Dana

DIPA UPT. Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin Tahun Anggaran 2016 - Konsultan Perencana

PT. Pandu Persada - Konsultan Pengawas

(23)

- Kontraktor Pelaksana

PT. Nindya Karya (Persero)

D. Organisasi Proyek

Dalam suatu proyek pembangunan diperlukan suatu organisasi proyek guna tercapainya pelaksanaan pekerjaan proyek secara efektif dan efisien. Organisasi proyek bekerjasama dalam suatu wadah pengaturan tertentu untuk mencapai tujuan atau sasaran suatu proyek. Alasan mengapa organisasi proyek diperlukan ialah untuk mengatur hubungan kerja antara unsur yang terlibat dalam  proyek serta mengatur pelaksanaan pekerjaan proyek, sehingga semua rencana

dapat terealisasikan dengan baik sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Secara umum pada pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan terdapat unsur-unsur pelaksanaan pembangunan proyek yang terdiri dari 3 kelompok yang saling menunjang, biasanya disebut dengan “Segitiga Proyek”.

Bagan 1 Struktur Proyek Pembangunan (Sumber : Soeharto, 1997 : 56) 1) Pemilik Proyek (Owner/Bouwher )

Pemilik proyek adalah suatu badan hukum atau perseorangan baik swasta maupun instansi pemerintah yang memprakarsai proyek  pembangunan untuk kepentingan instansinya. Dalam proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin ini yang bertindak sebagai  pemilik proyek adalah Kementerian Agama Republik Indonesia Kantor

(24)

2) Pimpinan Proyek/Pimpinan Bagian Proyek (Pimbagro)

Pada proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin ini yang bertindak sebagai pimpinan proyek/Pimbagro adalah Hj. Ir. Nurhayati, M. AP.

3) Pengelola Teknis

Pengelola teknis bertugas membantu pimpinan proyek dalam mengelola teknis proyek di lapangan melalui sejumlah tahapan.

4) Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah badan usaha baik perseorangan maupun tim yang dengan keahliannya memberikan jasa kepada pemberi tugas (owner) untuk melaksanakan tugas konsultasi bidang jasa perencanaan teknis  bangunan dan jasa lain yang berkaitan dengan perencanaan. Pada proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin yang ditunjuk sebagai konsultan perencana adalah PT. Pandu Persada. 5) Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau perseorangan yang ditunjuk oleh pemilik untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan, serta memutuskan hal-hal yang bersifat kontraktual antara pemilik dan kontraktor dalam kapasitas sebagai representatif pemilik. Pada proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah PT. Sangkuriang.

6) Kontraktor

Kontraktor adalah perusahaan atau badan usaha yang bergerak di bidang  jasa pemborongan yang penawarannya untuk melaksanakan pekerjaan setelah disetujui oleh pemilik proyek. Pada proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana adalah PT. Nindya Karya (Persero) yang dipilih berdasarkan proses lelang.

(25)

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK PEMBANGUNAN REVITALISASI GEDUNG ASRAMA HAJI EMBARKASI BANJARMASIN

Bagan 2 Struktur Proyek Pembangunan Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin (Sumber : Konstruksi Penulis Berdasarkan Data Proyek)

STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PT. NINDYA KARYA

Bagan 3 Struktur Organisasi PT. Nindya Karya (Sumber : PT. Nindya Karya)

(26)

STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PT. SANGKURIANG

Bagan 4 Struktur Organisasi PT. Sangkuriang

(Sumber : PT. Sangkuriang)

E. Spesifikasi Teknis (Kerangka Acuan Kerja/TOR)

Spesifikasi Teknis adalah suatu uraian atau ketentuan-ketentuan yang disusun secara lengkap dan jelas mengenai suatu barang, metode atau hasil akhir  pekerjaan yang dapat dibeli, dibangun, dan dikembangkan oleh pihak lain,

sehingga dapat memenuhi keinginan semua pihak yang terkait.

Dalam pekerjaan konstruksi, spesifikasi teknis merupakan suatu tatanan teknik yang dapat membantu semua pihak terkait dengan pekerjaan konstruksi agar satu pendapat dalam pemahaman suatu hal teknis tertentu yang terjadi dalam suatu pekerjaan sebuah proyek. Fungsi spesifikasi teknis dalam sebuah proyek adalah sebagai berikut :

- Mengurangi perbedaan pendapat atau pertentangan yang tidak perlu. - Mendorong efisiensi dan kerja sama dalam penyelenggaraan proyek. - Mengurangi kerancuan teknis pelaksanaan pekerjaan.

(27)

1. Lingkup Pekerjaan Konsultan

Peran pihak konsultan pengawas di proyek ialah melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan sebagai berikut :

- Mengawasi semua pekerjaan, ketepatan waktu serta biaya pelaksanaan  pekerjaan konstruksi.

- Menyelenggarakan rapat-rapat di lapangan secara berkala dan membuat laporan mingguan sampai bulanan dengan masukan hasil laporan harian yang dilaksanakan oleh pemborong.

- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dari aspek kualitas dan kuantitas serta kemajuan volume.

- Menyusun daftar kekurangan dan kecacatan pekerjaan selama waktu  pelaksanaan pekerjaan.

- Mengumpulkan perubahan-perubahan pekerjaan di lapangan untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi selama pekerjaan berlangsung. - Membantu membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan

 pekerjaan (as built drawing ).

2. Data dan Fasilitas yang diberikan oleh Pemilik Proyek

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, konsultan pengawas tidak hanya berpedoman pada Kerangka Acuan Kerja/TOR, tetapi juga terikat pada :

- Gambar-gambar kerja, termasuk gambar detail.

- Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan seluruh perubahannya sesuai dengan berita acara penjelasan pekerjaan.

- Semua ketentuan dan peraturan administrasi teknis yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pengawasan.

(28)

BAB III

TINJAUAN TEORI

A. Supervisi Lapangan (Pengawasan)

Pengawasan atau Supervising   merupakan salah satu bagian dari kegiatan  pengendalian dalam suatu proyek. Menurut Ervianto (2002), pengawasan adalah interaksi langsung antara individu-individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dan tujuan organisasi. Kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Pekerjaan pengawasan merupakan peran utama keberhasilan dalam suatu  proyek pembangunan. Dalam menjalankan tugas pengawasannya, supervisi dipilih oleh pihak konsultan selaku pengawas lapangan yang bertugas mengontrol apabila ada penyimpangan atau keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pengawas lapangan melaporkan semua hasil pengawasannya kepada konsultan, kemudian konsultan melaporkan dan berkonsultasi dengan pimpinan proyek untuk menanggulangi masalah yang terjadi di lapangan.

Dalam proses penyelesaian suatu proyek konstruksi terdapat berbagai kendala yaitu apakah sesuai dengan jadwal kegiatan, biaya yang direncanakan, dan spesifikasi yang telah ditentukan (Ervianto, 2002). Menanggapi hal ini, berarti  perlu adanya bentuk pengendalian waktu, pengendalian biaya, pengendalian mutu, serta administrasi lapangan dalam suatu pekerjaan proyek konstruksi, sehingga  proyek dalam pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang disusun dan

direncanakan (Soeharto, 1997). 1. Pengendalian Waktu

Ketepatan waktu pekerjaan merupakan salah satu sasaran utama dalam  pelaksanaan suatu proyek. Alasannya jika terjadi keterlambatan proyek akan mengakibatkan kerugian seperti penambahan biaya, kehilangan kesempatan  pemasaran, dan lain-lain. Oleh sebab itu, diperlukan pengendalian waktu agar  pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan yang terdapat pada jadwal semula

(29)

Menurut Soeharto (1997), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam  pengendalian waktu pekerjaan yaitu jadwal kegiatan, pengelolaan tenaga kerja,  pengadaan dan pengelolaan material, serta metode pelaksanaan pekerjaan.

a. Jadwal Kegiatan (Time Schedule)

Jadwal kegiatan atau time schedule adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai sasaran. Berdasarkan uraian yang terdapat dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) umumnya meliputi :

- Uraian pekerjaan, menunjukkan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

- Waktu pelaksanaan, menunjukkan kapan jenis pekerjaan tersebut dimulai dan diakhiri.

- Bobot pekerjaan, menunjukkan besarnya persenan sebuah pekerjaan yang dilaksanakan dibanding dengan pekerjaan seluruhnya.

- Grafik hasil pekerjaan dan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan.

Adapun fungsi jadwal kegiatan atau time schedule  menurut Ibrahim (1993), adalah sebagai berikut :

- Untuk mengontrol dan menilai secara langsung presentasi kemajuan  proyek dari kontraktor serta untuk penentuan pembayaran angsuran atau

termin sesuai data kontrak.

- Sebagai alat mengevaluasi kemajuan atau keterlambatan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.

Dalam bukunya Soeharto (1997), mengatakan bahwa jadwal kegiatan atau time schedule terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

1) Diagram Panah ( Network Diagram)

Time schedule  seperti ini dapat digambarkan oleh tanda panah yang menghubungkan paket-paket pekerjaan. Dari diagram ini dapat diketahui  jenis pekerjaan yang harus didahulukan, pekerjaan yang dapat dilakukan secara bersamaan dan pekerjaan yang haru menunggu pekerjaan lain, ataupun pekerjaan yang harus diselesaikan tepat pada waktunya.

(30)

Gambar 1 Diagram Panah Pelaksanaan Pekerjaan (Sumber : tugasmapro.blogspot.com)

2) Diagram Balok ( Bar Chart )

Dengan diagram ini dapat diperoleh gambaran pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan, sedang dilaksanakan ataupun sudah dilaksanakan. Hubungan antara bobot pekerjaan dengan waktu penyelesaian pekerjaan ditunjukan oleh kurva “S”, dimana terdapat dua kur va yaitu kurva rencana dan kurva pelaksanaan. Dari kedua kurva tersebut dapat diketahui kemajuan proyek tersebut.

- Kurva “S” pelaksanaan yang berhimpitan dengan kurva “S” rencana, menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai dengan jadwal.

- Kurva “S” pelaksanaan diatas kurva “S” rencana, menunjukkan  pekerjaan terlaksana lebih cepat daripada jadwal yang ditentukan. - Kurva “S” pelaksanaan dibawah kurva “S” rencana, menunjukan

 pekerjaan selesai terlambat.

Gambar 2 Diagram Balok Pelaksanaan Pekerjaan (Sumber : harispradipta.blogspot.com)

(31)

b. Pengelolaan Tenaga Kerja

Faktor penentu keberhasilan penyelenggaraan suatu proyek adalah tenaga kerja, oleh sebab itu diperlukan sebuah metode perencanaan yang matang dalam  pengorganisasian tenaga kerja dan menganalisis produktivitasnya.

Menurut Soeharto (1997), mengatakan bahwa hal yang perlu diperhatikan  pengawas dalam pengelolaan tenaga kerja yang dilakukan kontraktor antara lain :

1) Organisasi Pelaksana

Organisasi pelaksana akan memudahkan pengawasan kegiatan pekerjaan dikarenakan hal ini akan menjamin setiap paket pekerjaan ditangani oleh organisasi tertentu, sehingga tidak ada yang terlewatkan.

2) Kuantitas Tenaga Kerja

Pengamatan kuantitas tenaga kerja yang berkaitan dengan jumlah pada masing-masing disiplin dan keahlian, serta faktor-faktor lainnya.

3) Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja dapat dipantau dalam bentuk jumlah unit  pekerjaan yang diselesaikan dibagi sumber daya atau dari kemajuan  pelaksanaan pekerjaan. Untuk pengadaan tenaga kerja yang produktif oleh kontraktor, ada hal-hal yang harus diperhatikan seperti lokasi geografis, keterampilan, pengalaman, ataupun peraturan yang berlaku. Namun faktor-faktor ini sulit dilihat dan dijabarkan. Selain faktor diatas juga ada faktor lain seperti fisik lapangan, organisasi pelaksana, komposisi kelompok tenaga kerja, besar kecilnya proyek, dan lain-lain, dimana faktor tersebut dapat dilihat perkembangannya.

c. Pengadaan dan Pengelolaan Material

Dalam pelaksanaan suatu proyek, bidang pengadaan dan pengelolaan material atau peralatan ini diatur oleh bidang logistik yang melibatkan banyak  pihak dan kegiatan dalam proyek tersebut. Sumber utama informasi yang

digunakan untuk pengendalian pengadaan material adalah permintaan pembelian  barang, penawaran koutasi, pesanan pembelian dan subkontraksi, dokumen  pengiriman dan dokumen penerimaan serta faktur (Barrie, Dkk, 1990).

(32)

Kegiatan-kegiatan pada bidang logistik dalam suatu proyek meliputi :

- Perencanaan atau pembelian material. - Transportasi.

- Pembungkusan (pemeliharaan peralatan). - Gudang atau penyimpanan barang.

d. Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan merupakan penjelasan terhadap langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan yang meliputi  jadwal pelaksanaan, teknologi atau peralatan yang digunakan, daftar tenaga kerja

yang membantu penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sehingga mempengaruhi keefektifan dan keefisienan kerja.

2. Pengendalian Biaya

Anggaran biaya merupakan suatu perencanaan terinci tentang perkiraan  biaya dari bagian atau keseluruhan kegiatan proyek yang dikaitkan dengan waktu. Anggaran disusun dalam suatu Rencana Anggaran Biaya (RAB), yaitu perkiraan  biaya yang dikaitkan dengan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan, volume  pekerjaan, gambar bestek, dan persyaratan spesifikasi teknis bangunan yang merupakan tolak ukur atau patokan dasar kegiatan pengendalian. Pengendalian  biaya merupakan salah satu bagian yang penting dalam memanajemen kegiatan  proyek serta suatu bentuk perencanaan yang tidak dapat dipisahkan dalam

kegiatan proyek tersebut.

Menurut Ibrahim (1993), pengertian dan fungsi Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta sistem pengendalian biaya adalah sebagai berikut :

1) Pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan atau proyek adalah  perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta  biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.

2) Fungsi Rencana Anggaran Biaya (RAB)

(33)

- Untuk mengontrol dan menilai secara langsung kemajuan proyek dari kontraktor, baik dari volume maupun persentase kemajuan pekerjaan. 3) Sistem Pengendalian Biaya

Sistem pengendalian yang dilakukan konsultan pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja, pekerjaan pengawas adalah sebagai berikut :

- Melakukan pengawasan terhadap nilai kuantitas, berupa volume dan  persentase setiap tahapan pekerjaannya.

- Mencatat dan menghitung kualitas pekerjaan tambahan atau kurang,  baik dari segi volume, biaya, serta bobot pekerjaan.

3. Pengendalian Mutu

Definisi pengendalian mutu adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan mutu material, struktur, dan komponen agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.

1) Penjaminan Mutu

Menurut Barrie, dkk (1990), tentang rekayasa kualitas dan pengendalian kualitas meliputi :

- Penerapan standar dan prosedur untuk menjamin bahwa suatu produk atau fasilitas memenuhi kreteria yang diharapkan.

- Pendokumenan untuk memeriksa hal yang diperoleh. 2) Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu menurut Barrie, dkk (1990), proses pengendalian mutu meliputi :

- Penetapan standar khusus untuk prestasi konstruksi, lazimnya melalui rencana dan spesifikasi.

- Pengukuran variasi (penyimpangan) dari standar.

- Pengambilan tindakan untuk memperbaiki atau meminimumkan  penyimpangan yang merugikan.

- Perencanaan untuk menyempurnakan standar agar segala sesuatunya selalu sesuai standar.

3) Area Pengendalian Mutu

(34)

dikelompokan menjadi tiga, yaitu : - Pengendalian Mutu Engineering 

Mengadakan verifikasi mengenai kesesuaian prosedur yang telah dilakukan antar disiplin.

- Pengendalian Mutu Pengadaan

Pada tahap pengadaan ini pengawas akan mengikuti, memantau, dan memeriksa pada berbagai tahapan.

- Pengendalian Mutu Konstruksi

Mengingat kualitas, identitas, dan kemungkinan kerusakan selama  pekerjaan.

4. Administrasi Lapangan

Pelaksanaan pekerjaan di lapangan memerlukan suatu administrasi agar  pelaksanaan kegiatan pekerjaan di lapangan dapat diketahui selama pekerjaannya.

Administrasi yang dimaksud seperti laporan berkala dan berita acara pekerj aan.

a. Laporan Berkala

Laporan berkala merupakan laporan secara terus-menerus mengenai  pelaksanaan suatu kegiatan pekerjaan dilapangan. Laporan ini bisa berupa laporan

harian, laporan dan rapat mingguan, bulanan, serta tengah tahunan.

1) Laporan Harian

Laporan ini berisi tentang kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan, keluar masuknya bahan, peralatan yang digunakan dan jumlah tenaga kerja, serta keadaan cuaca (cerah/hujan) pada hari yang bersangkutan.

2) Laporan dan Rapat Mingguan

Laporan dari rapat mingguan berisikan tentang kegiatan operasional  jangka pendek di lapangan yang berkaitan dengan pencapaian kemajuan  proyek dalam satu minggu. Laporan ini bersifat lebih spesifik karena pada umumnya laporan ini menjabarkan tentang perencanaan pekerjaan yang akan datang, mengkaji hasil pelaksanaan minggu lalu, dan pencapaian volume, serta presentase nilai sebagian atau keseluruhan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan membandingkannya dengan dokumen kontrak.

(35)

3) Laporan dan Rapat Bulanan

Pelaksanaan pekerjaan dilaporkan dan diadakan rapat bulanan yang tujuannya untuk mendapatkan hasil kemajuan pelaksanaan pekerjaan selama waktu satu bulan.

Menurut Soeharto (1997), laporan bulanan memuat : - Kemajuan pelaksanaan proyek.

- Persoalan yang dihadapi berdasarkan laporan terakhir.

- Dampak persoalan tersebut terhadap tercapainya sasaran proyek dan usaha-usaha untuk mengatasinya.

4) Laporan dan Rapat Tengah Tahunan

Laporan ini biasanya digunakan pada suatu proyek besar yang berlangsung dalam jangka waktu cukup lama dan membahas tentang kemajuan dalam  pelaksanaan pekerjaan proyek, menjelaskan masalah yang terjadi di satu  pihak yang mungkin bisa mengakibatkan pihak lain mengalami kesulitan.

b. Berita Acara Pekerjaan

Dalam pembuatan berita acara pekerjaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Berita Acara Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan yang telah dilaksanakan, kemudian dilaporkan pada berita acara  pelaksanaan pekerjaan mengenai kegiatan pekerjaan secara keseluruhan.

Berita acara pekerjaan ini menjelaskan tentang pelaksanaan pekerjaan,  penggunaan material, peralatan yang digunakan, serta kualitas tentang

kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan. 2) Berita Acara Perubahan Pekerjaan

Menurut Soeharto (1997), terdapat prosedur dan langkah-langkah dalam  proses perubahan pekerjaan, yaitu :

- Evaluasi mendalam tentang perlunya perubahan lingkup pekerjaan. - Mempelajari dampak yang akan diakibatkan oleh adanya perubahan

 pekerjaan, baik dari aspek biaya maupun jadwal.

- Mengajukan persetujuan kepada pimpinan atau pemilik proyek, bila lingkup prubahan pekerjaan cukup besar.

(36)

B. Sistem Plumbing

Dalam keseharian manusia tidak pernah lepas dari masalah kesehatan, baik itu menyangkut air bersih, air buangan, atau sampah, jika tidak dirancang atau dikelola dengan baik akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini, fasilitas sistem plumbing memberikan andil yang cukup penting bagi manusia untuk menjaga kesehatan lingkungan gedung tempat bekerja atau bermukim, dan  berperan besar dalam membantu kelancaran dari operasional gedung itu sendiri,

misalnya saja dalam memenuhi kebutuhan air bersih maupun air buangan dengan cepat (Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000).

Menurut SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plumbing, telah disebutkan  bahwa plumbing merupakan sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan  pemasangan pipa dan peralatannya didalam atau diluar gedungyang bersangkutan dengan air hujan, air buangan, dan air minum, dihubungkan dengan sistem kota atau sistem lain yang dibenarkan.

Fungsi dari peralatan plumbing adalah untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, dan membuang air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Dalam sistem plumbing memerlukan peralatan yang mendukung agar terbentuknya sistem plumbing yang baik. Jenis peralatan plumbing dalam artian khusus meliputi :

- Peralatan untuk penyediaan air bersih/air minum. - Peralatan untuk penyediaan air panas.

- Peralatan untuk pembuangan dan ventilasi.

- Peralatan Plumbing.

Dalam artian yang lebih luas selain peralatan-peralatan tersebut diatas,

istilah “Peralatan Plumbing” seringkali digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :

- Peralatan pemadam kebakaran.

- Peralatan pengolahan air kotor (tangki septik). - Peralatan penyediaan gas.

(37)

- Peralatan dapur.

- Peralatan untuk mencuci (laundry). - Peralatan pengolahan sampah. - dan berbagai instalasi pipa lainnya.

1. Peralatan Saniter (

 Sanitary F ixtures

)

Peralatan saniter seperti kloset, peturasan, dan bak cuci tangan umumnya dibuat dari bahan porselen atau keramik. Bahan ini sangat popular karena biaya dalam hal pembuatannya cukup murah dan ditinjau dari segi sanitasi sangat baik. Jenis peralatan saniter antara lain :

a. Kloset

Tipe kloset yang digunakan pada suatu bangunan atau gedung dapat dibagi dalam beberapa golongan menurut konstruksinya, antara lain :

1) Tipe Wash-Out 

Tipe ini adalah yang paling tua dari jenis kloset duduk dan sekarang tipe ini dilarang di Indonesia dikarenakan konstruksinya berdampak pada timbulnya bau yang tidak sedap akibat penggelontoran yang tidak sempurna.

2) Tipe Wash-Down

Tipe ini lebih baik daripada wash-out, bau yang timbul akibat sisa kotoran lebih sedikit jika dibandingkan dengan tipe wash-out.

3) Tipe Siphon

Tipe ini mempunyai konstruksi jalannya air buangan yang lebih rumit dibandingkan dengan tipe wash-down, untuk sedikit menunda aliran air  buangan tersebut sehingga timbul efek siphon. Bau yang dihasilkan lebih  berkurang lagi pada tipe ini.

4) Tipe Siphon-Jet 

Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek siphon yang lebih kuat dengan memancarkan air dalam sekat melalui suatu lobang kecil searah aliran air- buangan. Tipe siphon-jet ini menggunakan air penggelontoran lebih  banyak.

(38)

5) Tipe Blow-Out 

Tipe ini sebenarmya dirancang untuk menggelontorkan air kotor dengan cepat, tapi akibatnya membutuhkan air dengan tekanan sampai 1kg/cm², dan menimbulkan suara berisik.

b. Peturasan

Ditinjau dari kontruksinya, peturasan dapat dibagi seperti halnya kloset, dimana yang banyak digunakan adalah tipe wash-down. Untuk tempat-tempat umum, sering dipasang peturasan berbentuk mirip “talang” terbuat dari porselen,  plastik, atau baja tahan karat, dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Dalamnya talang 15 cm atau lebih.

2) Pipa pembuangan ukurannya 40 mm atau lebih dan dilengkapi dengan saringan.

3) Pipa penggelontor harus diberi lubang-lubang untuk menyiram bidang  belakang talang dengan lapisan air.

4) Laju aliran air penggelontor dapat ditentukan dengan menganggap setiap 45 cm panjang talang ekivalen dengan satu peturasan biasa.

c. Bak Cuci Piring (

 Sink 

)

Bak cuci pada dapur ( sink ) memiliki fungsi untuk mencuci peralatan yang mengandung lemak, dibuat dari bermacam-macam bahan seperti stainless, fiber, dan yang terbuat dari batu dengan plesteran bahan kedap air atau dilapisi porselen.

d. Fitting Saniter

Ada beberapa jenis fitting saniter antara lain : 1) Kran air, ada beberapa macam yaitu :

- Kran air yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

- Kran air yang dapat dibuka tetapi akan menutup sendiri, misalnya untuk cuci tangan.

- Kran air yang laju alirannya diatur oleh ketinggian muka air yaitu kran atau katup pelampung.

(39)

2) Katup gelontor dan tangki gelontor

- Katup gelontor berfungsi mengatur aliran air penggelontor untuk kloset dan peturasan.

- Tangki gelontor dibuat dari plastik, ada yang otomatis dan ada juga yang harus dijalankan oleh orang.

2. Jenis-jenis Pipa

Dalam perencanaan plumbing, perlengkapan utama yang dibutuhkan adalah pipa. Jenis-jenis pipa yang biasa digunakan dalam sistem plumbing, secara garis besar ada dua kelompok, yaitu :

1) Pipa Logam

Pipa logam sangat kuat, tebal, dan tahan terhadap panas. Namun jenis pipa ini mempunyai kelemahan yaitu dapat berkarat sehingga air menjadi kotor dan bau. Ada beberapa jenis pipa logam antara lain :

- Pipa Besi (Cast Iron)

Pipa besi biasa digunakan untuk menyalurkan air buangan. Pipa jenis ini tahan terhadap korosi.

- Pipa Galvanis

Pipa galvanis umumnya digunakan sebagai penyalur air dingin atau  bagian dari suatu tower air yang menjadi penghubung antara mesin air

ke tendon diatas tower.

- Pipa Tembaga

Pipa tembaga umumnya digunakan sebagai penyalur air panas pada suatu gedung. Pipa ini dipilih untuk menyalurkan air panas karena sifat konduktornya yang sangat baik dan tahan terhadap korosi.

2) Pipa Plastik

- Pipa Polyvinyl Chloride (PVC)

Biasanya digunakan untuk sarana utama instalasi air dalam gedung. Pipa PVC bersifat ringan, berkekuatan tinggi, dan reaktivitas rendah menjadikannya cocok untuk berbagai keperluan.

Pipa PVC dibagi dalam 4 kelas yaitu :

(40)

 Kelas AZ dengan tekanan kerja 8 kg/cm².  Kelas D (VU) dengan tekanan kerja 5 kg/cm².  Kelas C untuk saluran kabel listrik.

- Pipa Polyethylene (PE) - Pipa Polyprophylene (PP)

3. Sistem Penyediaan Air Bersih

Menurut Morimura dan Noerbambang (1985), sistem penyediaan air  bersih yang saat ini banyak digunakan dapat dikelompokan menjadi :

1) Sistem Sambungan Langsung

Dalam sistem ini pipa distribusi gedung disambungkan langsung dengan  pipa utama penyediaan air bersih, misalnya pipa utama dibawah jalan dari

Perusahaan Air Minum. Akibat terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil. Ukuran pipa cabang biasanya diatur atau ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum.

Gambar 3 Sistem Sambungan Langsung

(Sumber : Noerbambang M, Soufyan dkk, 2005)

2) Sistem Tangki Atap

Apabila sistem sambungan langsung kurang efisien karena berbagai alasan tidak dapat diterapkan, sebagai gantinya menggunakan sistem tangki atap.

(41)

Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu didalam tangki bawah (dipasang pada lantai tertinggi bangunan atau dibawah permukaan tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang diatas atap atau lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh bangunan. Sistem tangki atap ini diterapkan karena alasan-alasan  berikut :

- Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat  plumbing hampir tidak berarti karena perubahan tekanan ini hanyalah

akibat perubahan muka air dalam tangki atap.

- Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatis dengan cara yang sangat sederhana, sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka air dalam tangki atap.

- Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan sistem lain, misalnya tangki tekan.

Gambar 4 Sistem Tangki Atap

(42)

3) Sistem Tangki Tekan

Sistem tangki tekan diterapkan dalam keadaan dimana oleh karena suatu alasan tidak dapat digunakan sistem sambungan langsung. Prinsip kerja sistem ini adalah air yang telah ditampung dalam tangki bawah (seperti sistem tangki atap), kemudian dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara didalamnya terkompresi. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detector   tekanan yang menutup atau membuka saklar motor listrik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan telah mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan.

Adapun kelebihan dari sistem tangki tekan antara lain :

- Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan tangki atap.

- Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin  bersama pompa lainnya.

- Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara.

Tidak hanya memiliki kelebihan dalam penyediaan air bersih dengan sistem tangki tekan, namun terdapat juga beberapa kekurangan dari sistem tangki tekan ini antara lain :

- Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm² ialah nilai yang sangat  besar dibandingkan dengan sistem tangki atap yang hampir tidak memiliki tekanannya. Fluktuasi yang besar ini dapat menimbulkan aliran air yang cukup berarti pada alat plumbing dan pada alat  pemanas gas serta menghasilkan air dengan temperatur yang berubah. - Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa

hari sekali harus ditambahkan udara kempa dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air dalam tangki tersebut.

- Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan otomatis pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai penyimpanan air seperti tangki atap.

(43)

- Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit, maka pompa akan sering bekerja dan hal ini menyebabkan keausan pada saklar lebih cepat.

Gambar 5 Sistem Tangki Tekan (Sumber : Noerbambang M, Soufyan dkk, 2005)

4) Sistem Tanpa Tangki

Dalam sistem ini tidak menggunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan atau tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misalnya pipa utama Perusahaan Air Minum). Sistem ini sebenarnya dilarang di Indonesia, baik oleh Perusahaan Air Minum maupun pipa-pipa utama dalam permukiman khusus (untuk umum).

a. Persyaratan Penyediaan Air Bersih

Dalam penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, ada  beberapa syarat yang harus diperhatikan agar air bersih dapat disalurkan dengan  baik dan berkesinambungan. Syarat-syarat tersebut antara lain :

(44)

1) Persyaratan Kualitas

Air bersih yang masuk ke dalam bangunan atau masuk ke sistem plumbing air bersih harus memenuhi syarat kualitas air bersih, yaitu syarat fisik, kimiawi. dan bakteriologi yang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI  No.907/MENKES/SK/VII/2002.

2) Persyaratan Kuantitas

Air bersih yang masuk ke dalam bangunan atau masuk ke sistem plumbing air bersih harus memenuhi syarat kuantitas yaitu kapasitas air bersih harus mencukupi berbagai kebutuhan air bersih bangunan gedung tersebut. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air bersih dalam bangunan gedung didasarkan pada pendekatan sebagai berikut :

- Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak. - Unit beban alat plumbing

- Luas lantai bangunan. 3) Persyaratan Kontinuitas

Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih erat hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia, yaitu air baku. Arti kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air bersih yang digunakan dapat diambil terus-menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik saat musim kemarau maupun musim hujan.

b. Tekanan Air dan Kecepatan Aliran

Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam  pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena  pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plumbing dan menambah

kemungkinan timbulnya pukulan air.

Secara umum dapat dikatakan besarnya tekanan standar adalah 1,0 kg/cm², sedangkan tekanan statik sebaiknya diusahakan antara 4,0 - 5,0 kg/cm² untuk  perkantoran, antara 2,5 - 3,5 kg/cm² untuk hotel dan perkantoran. Disamping itu,  beberapa macam peralatan plumbing tidak dapat berfungsi dengan baik kalau tekanan airnya kurang dari suatu batas minimum. Besarnya tekanan minimum air ini dicantumkan pada tebel dibawah ini.

(45)

Tabel 1 Tekanan yang diperlukan Plumbing

No Nama Alat Plumbing Tekanan yang diperlukan (Kg/cm²)

1 Katup gelontor kloset 0.7

2 Katup gelontor peturasan 0.4

3 Kran yang menutup otomatik 0.7

4 Pancuran mandi, dengan pancaran air halus 0.7

5 Pancuran mandi biasa 0.35

6 Kran biasa 0.3

(Sumber : SNI 03-7065-2005)

Kecepatan aliran air yang terlampau tinggi akan dapat menambah kemungkinan terjadinya pukulan air, menimbulkan suara berisik dan kadang menyebabkan ausnya permukaan air dalam pipa. Biasanya digunakan standar kecepatan sebesar 0,9 - 1,2 m/detik sebaiknya diterapkan dalam penentuan  pendahuluan ukuran pipa. Dilain pihak, kecepatan yang terlampau rendah ternyata dapat menimbulkan efek kurang baik dari segi korosi, pengendapan kotoran ataupun kualitas air.

c. Penaksiran Laju Aliran Air (Water F low Rate)

Ada beberapa metode yang digunakan untuk menaksirkan besarnya laju aliran air, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Berdasarkan Jumlah Pemakai (Penghuni)

Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap  penghuni dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah  pemakaian air sehari-hari dapat diperkirakan, walaupun jenis atau alat  plumbing belum ditentukan. Angka pemakaian air diperoleh dengan

metode ini biasanya digunakan untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, dan pompa. Sedangkan ukuran pipa yang diperoleh dengan metode ini hanya pipa penyediaan air (pipa dinas) dan tidak untuk menentukan ukuran pipa dalam seluruh jaringan.

(46)

Metode ini digunakan apabila kondisi pemakaian alat plumbing dapat diketahui, misalnya untuk perumahan atau bangunan kecil juga harus diketahui jumlah dari setiap jenis alat plumbing dalam gedung tersebut. 3) Berdasarkan Unit Beban Alat Plumbing

Dalam metode ini untuk setiap alat plumbing ditetapkan suatu unit beban ( fixture unit ). Untuk perhitungannya maka digunakan gambar-gambar serta tabel sebagai berikut :

Tabel 2 Unit Beban Alat Plumbing

No Jenis Alat Plumbing UABP

Pribadi UABP Umum 1 Bak Mandi 2 4 2  Bedpan Washer - 10 3 Bidet 2 4

4 Gabungan bak cuci dan dulang cuci pakaian 3

-5 Unit Dental atau peludahan - 1

6 Bak cuci tangan untuk dokter gigi 1 1

7 Pancaran air minum 1 2

8 Bak cuci tangan 1 2

9 Bak cuci dapur 2 2

10 Bak cuci pakaian (1 atau 2 kompartemen) 2 4

11 Dus, setiap kepala 2 4

12 Service sink 2 4

13 Peturasan pedestal berkaki - 10

14 Peturasan, wall - 5

15 Peturasan, Palung - 5

16 Peturasan dengan tangki penggelontor - 3 17 Bak cuci, bulat atau jamak (setiap kran) - 2

18 Kloset dengan katup penggelontor 6 10

19 Kloset dengan tangki penggelontor 3 5

Gambar

Gambar 2 Diagram Balok Pelaksanaan Pekerjaan (Sumber : harispradipta.blogspot.com)
Gambar 3 Sistem Sambungan Langsung (Sumber : Noerbambang M, Soufyan dkk, 2005)
Gambar 5 Sistem Tangki Tekan (Sumber : Noerbambang M, Soufyan dkk, 2005)
Tabel 1 Tekanan yang diperlukan Plumbing
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

dan memberi dorongan kepada pelajar untuk menggunakan peta konsep bagi membantu ingatan bersama bahan pelajaran lain seperti nota yang diberikan oleh

Bursa Fabricius embrio ayam umur 17 hari (tiga hari pascavaksinasi) pada kelompok kontrol (A), Kelompok yang divaksin IBD intermediet plus lokal (B), kelompok yang divaksin

Siagian yang menyatakan pengawasan adalah suatu proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang

Hall ini terbukti sesuai dengan kondisi dilapangan bahwa pelaku usaha belum cukup optimal menerapkan Orientasi Kwirausahaan secara maksimal terutama dalam mendeteksi pesaing

Dengan kegiatan membaca, siswa dapat menjelaskan dampak pelaksanaan tanggung jawab sebagai warga negara dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat dipandu melalui Group

Berdasarkan penjabaran mengenai penelitian terdahulu diatas, yang membedakan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian terdahulu tersebut adalah peneliti

Hasil kesimpulan dalam penelitian ini menunjukan bahwa tacit knowledge dan explicit knowledge berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Restoran “X” Surabaya, serta

konsekwensi perjanjian tentang objek konsolidasi di lapangan di dapatkan data- data sebagai berikut, yakni dimana dari pelaksanaan perjanjian konsolidasi ini masyarakat