• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINGKATAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT DALAM MEMILIH KOPI DENGAN METODE THURSTONE GABBY SANDRIANTI FIRDAUSY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINGKATAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT DALAM MEMILIH KOPI DENGAN METODE THURSTONE GABBY SANDRIANTI FIRDAUSY"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINGKATAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MASYARAKAT DALAM MEMILIH KOPI DENGAN METODE

THURSTONE

GABBY SANDRIANTI FIRDAUSY

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

   

(2)

   

ABSTRAK

GABBY SANDRIANTI FIRDAUSY. Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat

dalam Memilih Kopi dengan Metode Thurstone. Dibawah bimbingan Bambang Sumantri dan

Hari Wijayanto

Penelitian ini ditujukan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan masyarakat dalam memilih kopi dengan menggunakan metode Thurstone. Secara umum, faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih kopi adalah faktor kekuatan aroma. Namun demikian, setelah dilakukan klasifikasi masyarakat berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelas sosial ekonomi terjadi perbedaan peringkat faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih kopi. Berdasarkan peringkat faktor pada masing-masing masyarakat dapat disimpulkan bahwa pria menyukai kopi dengan aromanya yang harum dan kuat, warnanya yang pekat serta sedikit kandungan susunya sedangkan wanita menyukai kopi dengan aromanya yang harum dan kuat, kandungan susunya yang banyak dan tidak mempunyai ampas. Usia 20-24 tahun memilih kopi yang aromanya harum dan kuat, kandungan susunya banyak dan tekstur ampasnya sedikit. Usia 25-30 tahun, kelas B dan kelas C1 menyukai kopi yang aroma harum dan kuat, warnanya yang pekat serta kandungan susunya sedikit sama halnya dengan pria. Berbeda dengan yang lainnya, kelas C2 lebih memilih kopi yang aromanya kuat dan harum serta kandungan susunya yang banyak.

(3)

   

PEMERINGKATAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MASYARAKAT DALAM MEMILIH KOPI DENGAN METODE

THURSTONE

GABBY SANDRIANTI FIRDAUSY

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika

Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

   

Judul : Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Memilih

Kopi dengan Metode Thurstone

Nama : Gabby Sandrianti Firdausy

NRP : G14070029

Menyetujui :

Pembimbing I,

Ir. Bambang Sumantri

NIP : 195102281979031003

Pembimbing II,

Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S

NIP : 196504211990021001

Mengetahui :

Ketua Departemen Statistika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S

NIP : 196504211990021001

(5)

   

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia, anugerah, rahmat, rizki, dan ilmu-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan karya ilmiah ini. Penulis mendapatkan banyak ilmu, inspirasi, dan pelajaran yang begitu berharga. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Bambang Sumantri dan Bapak Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S sebagai pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan waktu, saran serta nasihatnya kepada penulis. 2. Bapak Agus M. Soleh, S.Si, MT sebagai dosen penguji dan seluruh dosen Departemen

Statistika IPB atas nasihat, saran dan ilmu yang bermanfaat.

3. Ibu, Ayah, dan adik yang selalu sabar mengingatkan penulis agar tetap semangat untuk mengerjakan karya ilmiah, memberikan kasih sayang serta doa yang tulus untuk penulis. 4. Fajar atas semangat, dukungan, kasih sayang, kesabaran serta sarannya kepada penulis.

5. Teman-teman Chtralaya Kost Fika dan Mba Inda atas dukungan serta canda tawa untuk menghibur penulis.

6. Teman-teman Putri 26 Lifta, Tia, Cempaka, dan Triani atas kebersamaannya selama ini. 7. Teman-teman STK 44 yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan karya ilmiah, Rizky A.

atas saran, masukan serta diskusinya yang bermanfaat.

8. Terima kasih kepada Ibu Markonah dan Ibu Tri atas kesabarannya dalam memberikan arahan mengenai tata cara serta prosedur yang harus dipenuhi.

9. Bu Aat, Mang Dur serta Mang Iqbal atas bantuannya selama ini.

Bogor, November 2011

Gabby Sandrianti Firdausy

(6)

   

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Jakarta pada tanggal 02 Desember 1989 dari pasangan Heru Samodra dan Rusmiati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih mayor Statistika Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sebelum masuk perguruan tinggi, penulis telah berhasil menyelesaikan pendidikan di SMAN 90 Jakarta Selatan, SMPN 161 Jakarta Sealatan, dan SDS Hang Tuah VI Jakarta Selatan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) periode 2009 sebagai staf Divisi Sosial dan Lingkungan serta kepengurusan Himpunan Keprofesian Gamma Sigma Beta (GSB) periode 2010 sebagai staf Divisi Survey and Research. Penulis pernah melakukan kegiatan praktik lapang di perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang periklanan, yaitu pada perusahaan Media Planning Group.

(7)

   

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... vii DAFTAR LAMPIRAN ... vii PENDAHULUAN

Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 1 TINJAUAN PUSTAKA

Produksi dan Konsumsi Kopi di Indonesia ... 1 Penskalaan ... 1 Metode Thurstone (The Law of Comparative Judgment) ... 2 METODOLOGI

Sumber Data ... 3 Metode Analisis ... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelompok Masyarakat Berdasarkan Karakteristik Masyarakat ... 4 Peringkat Faktor yang Mempengaruhi Performa Kopi Secara Umum ... 4 Peringkat Faktor yang Mempengaruhi Performa Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 5 Peringkat Faktor yang Mempengaruhi Performa Kopi Berdasarkan Usia ... 7 Peringkat Faktor yang Mempengaruhi Performa Kopi Berdasarkan Kelas Sosial ... 8 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 11 Saran ... 11 DAFTAR PUSTAKA ... 11

(8)

   

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Nilai Skala Faktor Pemilihan Produk Kopi Secara Umum ... 5

2. Nilai Skala Faktor Pemilihan Produk Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 6

3. Nilai Skala Faktor Pemilihan Produk Kopi Berdasarkan Usia ... 7

4. Nilai Skala Faktor Pemilihan Produk Kopi Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi ... 9

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Secara Umum ... 13

2. Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Pria ... 13

3. Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Wanita ... 14

4. Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Usia 20-24 Tahun .... 14

5. Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Usia 25-30 Tahun ... 15

6. Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Kelas B ... 15

7. Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi PadaKelas C1 ... 16

(9)

1   

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perusahaan yang bergerak dalam bidang riset pemasaran banyak melakukan survei untuk mengetahui kepuasan pelanggan, menganalisis potensi suatu produk baru dan mengetahui persaingan suatu produk dengan kompetitor yang ada. Responden yang dijadikan obyek untuk memberikan penilaian mengenai produk adalah pengguna tetap dari suatu produk atau dapat pula bukan pengguna tetap. Salah satu contoh survei yang dilakukan perusahaan riset pemasaran adalah survei mengenai produk kopi.

Survei dilakukan untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap sebuah merek kopi. Responden yang dipilih untuk memberikan penilaian adalah pengkonsumsi kopi secara tetap. Survei bertujuan untuk meluncurkan produk baru serta membandingkan dengan kompetitor kopi yang ada. Data yang diperoleh dari survei di atas berupa data dalam skala pengukuran ordinal. Analisis terhadap data ordinal dapat menggunakan metode rataan, regresi log linear ataupun analisis korespodensi. Ternyata terdapat metode lain yang dapat digunakan dalam menganalisis data ordinal selain dari metode di atas. Metode tersebut adalah Thurstone.

Metode Thrustone mengalami perkembangan dari Paired Comparisons,

Successive Interval, Equal Appearing Intervals hingga Thurstone’s Law of Comparative Judgment. Dalam

penggunaannya Metode Thurstone Law of

Comparative Judgment lebih fleksibel dan

mudah digunakan untuk mengatasi permasalahan data karena memiliki lima kasus berbeda sehingga metode Thurstone inilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Metode Thurstone digunakan untuk menentukan peringkat ketujuh faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih kopi.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah memeringkatkan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan responden terhadap kopi dengan metode Thurstone The Law of

Comparative Judgment.

TINJAUAN PUSTAKA

Produksi dan Konsumsi Kopi di Indonesia

Indonesia berada di urutan tiga karena memiliki lima jenis kopi unggulan. Kelima jenis kopi unggulan yang berada di Indonesia yaitu kopi Jawa, kopi Sumatra (Gayo, Mandheling, Lintong), kopi Toraja, kopi Flores, dan kopi Bali (Kintamani). Selain di urutan ketiga karena memiliki lima jenis kopi unggulan, Indonesia mampu menjadi produsen kopi nomor lima di dunia. Menurut data, total produksi kopi Indonesia mencapai 700.000 ton selama setahun sehingga dapat mengekspor sekitar 50% - 80%. Ekspor kopi Indonesia hampir seluruhnya dalam bentuk biji kering dan kurang dari 0,5% dalam bentuk hasil olahan. Negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia adalah Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Italia. Hal-hal tersebut membuat komoditi kopi merupakan suatu bisnis besar dan salah satu komoditi unggulan dalam perdagangan Internasional (Deptan 2009).

Terdapat fakta lain mengenai kopi di Indonesia, yaitu pada tahun 1997 Indonesia termasuk salah satu konsumen utama kopi dengan konsumsi sebesar 1,93% atau 1,85 juta karung dari jumlah total konsumsi kopi di dunia. Konsumsi kopi Indonesia mengalami peningkatan dengan laju sebesar 7,7% per tahun dalam periode tahun 1986-1997. Pada tahun 1986, konsumsi kopi Indonesia mencapai 0,95 juta karung. Jumlah konsumsi kopi terus meningkat sehingga pada tahun 1991 naik sebesar 0,4 juta karung menjadi 1,25 juta karung serta pada tahun 1995 sudah mencapai 1,85 juta karung (UNCTAD 1997 dan AEKI 1999 dalam Mawardi 1999).

Penskalaan

Penskalaan adalah ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menentukan instrumen atau alat ukur penilaian oleh manusia (Iver 1981 dalam Li Zheng 2001). Metode penskalaan yang tepat dalam penggunaannya dapat

(10)

2   

0

√2 membantu meningkatkan keakurasian dari

keputusan atau pemilihan seseorang (Turoff dan Hiltz 1997 dalam Li et al, 2001). Peneliti terus berusaha untuk menemukan metode-metode penskalaan baru yang lebih efektif untuk dapat diaplikasikan pada ilmu sosial yang belum berkembang tetapi lebih kompleks. Metode dasar yang berkembang di antara metode yang dikembangkan, yaitu penskalaan Likert, penskalaan Thurstone, dan penskalaan Guttman.

Model penskalaan dapat dibedakan kegunaannya. Penggunaannya dapat dibedakan untuk stimuli dan subyek yang diberi skala (Iver dalam Li et al, 2001). Contohnya, penskalaan Likert berfokus pada subyek yang diberi penilaian dalam bentuk skala. Penskalaan Thurstone merupakan metode yang digunakan untuk stimuli dengan ciri tertentu (Togerson 1958 dalam Li et al, 2001). Penskalaan Guttman lebih digunakan untuk mengevaluasi stimuli dan subyek yang diberi skala (Iver 1981 dalam Li et al, 2001).

Metode Thurstone

(The Law of Comparative Judgment)

Metode penskalaan Thurstone mengalami kemajuan dalam hal stimuli. Berdasarkan The

Law of Comparative Judgment, Thurstone

juga mengembangkan tiga metode penskalaan, yaitu paired comparisons, successive intervals, dan equal appearing intervals.

Sebagian dari metode penskalaan yang berkembang saat ini berasal dari metode Thurstone (White et al, 1999 dalam Li et al, 2001). Metode Thurstone dapat dijadikan solusi untuk data dalam skala ordinal dengan cara mentransformasi data dari data dalam skala ordinal menjadi data dengan skala interval (Thurstone 1927 dan Togerson 1958 dalam Li et al, 2001).

The law of comparative judgment

digunakan untuk perbandingan stimulus yang banyak. Suatu atribut yang bentuknya kualitatif atau kuantitatif ketika atribut tersebut dapat dikategorikan maka atribut tersebut dikatakan rangkaian psikologi yang merupakan obyek dari law of comparative

judgment. Beberapa istilah yang terdapat

dalam metode Thurstone, yaitu proses

diskriminal (discriminal process), simpangan diskriminal (discriminal deviation), dispersi diskriminal (discriminal dispersion), dan beda diskriminal (discriminal difference).

Proses diskriminal merupakan proses diberikannya suatu reaksi berbeda untuk beberapa obyek atau contoh dengan tujuan untuk mengidentifikasikan obyek tersebut. Rangkaian psikologi didefinisikan sebagai frekuensi dari masing-masing proses diskriminal untuk stimulus yang diberikan berasal dari distribusi normal. Sebaran frekuensi proses diskriminal pada suatu stimulus membentuk sebuah sebaran normal dengan nilai tengah sama dengan nilai modus dari stimulus tersebut.

Simpangan diskriminal adalah selisih antara diskriminal proses untuk stimulus yang ada pada suatu kesempatan dengan proses diskriminal modus. Dispersi diskriminal merupakan simpangan baku dari sebaran proses diskriminal. Selisih antara proses diskriminal dari dua obyek yang memiliki penilaian yang sama disebut perbedaan diskriminal. Beberapa stimulus yang relatif fluktuasi memiliki proses diskriminal dan dispersi diskriminal yang kecil.

Kasus yang paling sederhana (kasus lima) dalam metode Thurstone diasumsikan bahwa semua dispersi diskriminal dari stimuli yang ada dianggap sama atau homogen ( ) serta tidak ada korelasi simpangan diskriminal ( ).

Persamaan yang digunakan adalah

√2

Prinsip metode Thurstone (The Law of

Comparative Judgment) adalah metode

perbandingan berpasangan (Pair Comparison) pada seluruh kemungkinan pasangan stimulus. Terdapat persamaan the law of comparative

judgment yang digunakan untuk menduga

nilai skala dan keragaman stimuli sehingga dapat menguji model. Persamaan the law of

(11)

3   

2

ersamaan di atas digunakan untuk

(

berpasangan

1, 0, 0.5,

2. kan dan menempatkan semua

s proporsi ( ) de

ng selisih rataan antar kolom

METODOLOGI

Sumber Data

Data yang dig penelitian ini ada

ang digunakan dalam me ng diukur yaitu, mpas a kopi susu. dimana :

dan : nilai skala dari dua stimuli yang akan dibandingkan. : nilai dari tabel normal baku

yang berkaitan dengan penilaian proporsi > , ketika > lebih baik dari 0.5 maka bernilai positif, sedangkan jika > kurang dari 0.5 maka bernilai negatif. dispersi : diskriminal dari stimulus i. dispersi di : skriminal dari stimulus j. korelasi an : tara simpangan

diskriminal dari stimulus i dan stimulus j pada penilaian yang sama.

P

menghubungkan proporsi dari stimulus i yang lebih baik daripada stimulus j.

Prosedur penilaian dari Metode Thurstone

The Law of comparative judgment) dijelaskan

oleh tahapan-tahapan berikut : 1. Melakukan perbandingan

terhadap seluruh pasangan stimulus (V) dan seluruh pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut :

Menjumlah

skor hasil pengamatan pada baris dan kolom yang mewakili setiap peubah. Penilaian berdasarkan peubah pada baris dinilai lebih tinggi daripada peubah pada kolom. Tahapan ini menghasilkan matriks frekuensi ( ).

3. Menghitung matrik ngan 3. Tekstur a membagi unsur-unsur pada matriks

frekuensi dengan jumlah responden. 4. Mentransformasi unsur-unsur pada matriks

proporsi menjadi nilai normal baku ( ). 5. Menghitung rataan tiap kolom tanpa

menyertakan unsur dari diagonal matriks lalu kolom tersebut diurutkan mulai dari

kolom dengan rataan terkecil hingga terbesar.

6. Menghitu

terdekat. Peubah dengan rataan tertinggi dikurangi peubah dengan rataan yang lebih rendah. Hasil yang diperoleh dari pengurangan tersebut merupakan jarak antara dua peubah yang saling berdekatan. 7. Menghitung nilai skala tiap peubah dengan

menetapkan nilai skala peubah pertama bernilai nol. Nilai skala untuk peubah selanjutnya diperoleh dengan mencari nilai kumulatif dari nilai skala peubah sebelumnya.

unakan dalam

lah data hasil survei yang dilakukan oleh suatu perusahaan riset pemasaran yang ditunjuk perusahaan kopi untuk meluncurkan produk baru. Selain peluncuran produk baru, perusahaan kopi yang bersangkutan juga ingin mengetahui pendapat responden mengenai produk kopi yang telah diproduksi dan pendapat mengenai produk kopi kompetitornya.

Metode y

nentukan responden adalah metode quota

sampling. Responden yang disurvei sebanyak

357 orang. Kriteria respondennya terdiri atas pria dan wanita, berumur 20-24 tahun dan 25-30 tahun, dan kelas sosial ekonomi terdiri dari kelas B, C1, dan C2. Pengeluaran per bulan kelas B sebesar Rp.2.000.001-Rp.3.000.000, kelas C1 sebesar Rp.1.500.001-Rp.2.000.000, dan kelas C2 sebesar Rp.1000.001-Rp.1.500.000. Data yang dihasilkan berupa data ordinal skala satu sampai dengan sembilan yang terdiri dari tujuh faktor yang diukur. Faktor ya 1. Kekuatan aroma 2. Warna 4. Kekentalan 5. Kekuatan ras 6. Aroma susu 7. Kekuatan rasa

(12)

4    Metode nalisis Tahapan an dilakukan dal kan masyarakat

secara umum serta masyarakat

itransformasi menjadi

selisih rataan

ung nilai skala dari

langkah 3 hingga 9 untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelompok Masyarakat

Berdas kan kat

Data yang dig akan data dari seb

ang ada akan dih

Tabel 1. Hasil Pengelompokan Masyarakat sia,

Kelompok Data

A

alisis data yang am penelitian ini adalah : 1. Melakukan pengelompok

berdasarkan kriteria jenis kelamin, usia, dan kelas sosial ekonomi yang terdapat pada data.

2. Masyarakat

yang dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, kelas sosial ekonomi akan dilakukan perbandingan berpasangan terhadap seluruh pasangan stimulus dan seluruh pengamatan serta menempatkan semua skor hasil pengamatan pada baris dan kolom yang mewakili setiap peubah sehingga terbentuklah matriks kumulatif. 3. Setelah terbentuk matriks kumulatif maka

akan dihitung matriks proporsi. Matriks proporsi dihitung dengan membagi unsur-unsur pada matriks kumulatif dengan jumlah responden.

4. Matriks proporsi d

matriks Z (berdasarkan nilai normal baku). 5. Menghitung rataan tiap kolom tanpa

menyertakan unsur dari diagonal matriks lalu mengurutkan rataannya dari rataan terkecil hingga terbesar.

6. Selanjutnya menghitung

(peubah dengan rataan tertinggi dikurangi peubah dengan rataan terdekat dari peubah yang berdekatan).

7. Terakhir menghit

peubah-peubah yang ada (melihat beda peringkat dari ketujuh variabel bebas yang diukur).

8. Ulangi

kelompok masyarakat yang ada.

ar Karakteristik Masyara (Jenis Kelamin, Usia, dan Kelas Sosial

Ekonomi)

unakan merup

uah perusahaan riset pemasaran yang memiliki beberapa karakteristik masyarakat. Karakteristik masyarakat akan dijadikan acuan untuk pengelompokan masyarakat. Karakteristik tersebut adalah jenis kelamin, usia dan kelas sosial ekonomi.

Berdasarkan karakteristik y

asilkan kelompok masyarakat berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelas sosial ekonomi yang akan diolah dengan menggunakan

metode Thurstone. Kelompok masyarakat pria, wanita, usia 20-24 tahun, usia 25-30 tahun, kelas B, kelas C1 dan kelas C2 akan menghasilkan nilai skala sehingga didapatkan peringkat faktor penentu yang mempengaruhi performa produk kopi pada masing-masing kelompok masyarakat.

Berdasarkan Karakteristik Masyarakat (Jenis Kelamin, U dan Kelas Sosial Ekonomi)

Jenis K Usia E Jumlah R elamin Kelas Sosial konomi esponden Pria 20-24 B C1 C2 36 19 38 25-30 Wanita 20-24 25-30 Total B C1 C2 21 30 33 B C1 C2 41 24 34 B C1 C2 16 38 27 357

Peringkat Faktor yang mempengaruhi

h kek

Performa Produk Kopi Secara Umum

Masyarakat secara umum memili uatan aroma menjadi faktor yang sangat penting dalam memilih produk kopi. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Kekuatan aroma memiliki nilai dua kali lipat dari nilai kekuatan rasa kopi. Nilai skala kekuatan aroma sebesar 0,1674 sedangkan kekuatan rasa kopi memiliki nilai skala sebesar 0,0891. Kekuatan aroma paling dominan di antara faktor lainnya. Ada lima faktor yang jaraknya berdekatan sehingga seperti membentuk satu kelompok. Kelima faktor yang dimaksud adalah kekuatan rasa kopi, warna, kekuatan rasa susu, kekentalan dan aroma susu. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kelima faktor di atas dianggap sebagai faktor yang tidak dominan mempengaruhi masyarakat karena hanya kekuatan aroma yang memiliki nilai skala paling tinggi.

(13)

5   

ambar 1. Nilai skala faktor pemilihan

Peringkat faktor penentu dalam memilih seb

Peringkat Faktor yang Mempengaruhi P

Pada Gambar at bahwa tidak ada

n rasa kopi ada

ita) terdapat hal yang san

susu memiliki nilai dua kali lebi

dingkan peringkat faktor pada pri

Tekstur ampas termasuk ke dalam faktor yang tidak mempengaruhi masyarakat dalam memilih kopi.

G

terhadap produk kopi secara umum

uah produk kopi diperoleh dengan menggunakan metode Thurstone. Metode Thurstone juga digunakan untuk memperoleh peringkat faktor penentu dalam memilih produk kopi pada pengklasifikasian masyarakat berdasarkan jenis kelamin, usia, dan kelas sosial ekonomi.

erforma Produk Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin

2 dapat dilih

faktor yang sangat penting atau dominan pada pria. Seluruh faktor yang ingin diketahui peringkatnya memiliki nilai skala yang berdekatan. Hal tersebut berarti jarak antara ketujuh faktor berdekatan. Hanya dapat diketahui peringkat dari ketujuh faktor sedangkan faktor yang dominan pada pria tidak ada. Tidak adanya faktor yang dominan pada pria dapat pula diartikan bahwa pria

tidak memiliki alasan tertentu yang sangat diperhatikan untuk memilih kopi.

Nilai skala warna dan kekuata

lah 0,1206 dan 0,0887. Faktor kekuatan rasa susu dan kekentalan memiliki jarak yang berdekatan bila dibandingkan dengan faktor lainnya sehingga nilai skala antara kedua faktor tersebut tidak berbeda jauh yaitu sebesar 0,0698 dan 0,0658. Kekuatan aroma memiliki nilai dua kali lebih besar daripada faktor kekentalan. Nilai skala dari kekuatan aroma sebesar 0,1395.

Pada Gambar 2 (wan

tekstur ampas keken talan kekuatan rasa susu kekuatan rasa kopi warna kekuatan aroma aroma susu 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22 0.24 0.26 Nila i Ska la

gat menarik, yaitu kekuatan aroma berada pada peringkat pertama dengan nilai skala yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan keenam faktor yang lainnya. Hal tersebut dapat diartikan bahwa wanita lebih memilih kekuatan aroma sebagai faktor yang dominan dalam mempengaruhi pemilihan kopi. Kekuatan aroma memiliki nilai skala sebesar 0,2144.

Kekuatan rasa

h besar dari faktor kekentalan. Nilai skala kekuatan rasa susu sebesar 0,0303 sedangkan nilai skala kekentalan sebesar 0,0608. Selain itu, warna memiliki jarak yang berdekatan dengan kekentalan sehingga nilai skala kedua faktor tersebut tidak berbeda jauh. Nilai skala faktor warna sebesar 0,0355. Faktor kekuatan rasa kopi dan aroma susu juga memiliki jarak yang berdekatan sehingga nilai skala antara kedua faktor tidak berbeda jauh. Aroma susu memiliki nilai skala yang 0,005 lebih tinggi dibandingkan dengan kekuatan rasa kopi. Nilai skala aroma susu sebesar 0,0983 sedangkan nilai skala kekuatan rasa kopi sebesar 0,0933.

Bila kita ban

a dan wanita terjadi persamaan yaitu kekuatan aroma berada pada peringkat pertama. Selain itu, masih terdapat persamaan antara pria dan wanita yaitu faktor yang berada pada peringkat ketiga dan keempat. Faktor kekuatan rasa kopi berada pada peringkat ketiga dan kekuatan rasa susu berada pada peringkat keempat. Ada hal yang patut diperhatikan selain persamaan yaitu peringkat faktor warna dan aroma susu pada pria dan wanita. Terjadi perbedaan peringkat

(14)

6   

emilih kopi dari kekuatan aro

Wanita memilih kopi dari kekuatan aroma di m

yang cukup jauh dari kedua faktor tersebut pada pria dan wanita. Pada pria faktor warna berada pada peringkat kedua sedangkan pada wanita berada pada peringkat kelima. Faktor aroma susu berada pada peringkat ketujuh pada pria sedangkan pada wanita berada pada peringkat kedua.

Pria lebih m

ana aromanya yang harum, aroma susu di mana kopi yang kandungan susunya banyak dan tekstur ampas di mana kopi yang memiliki ampas sedikit. Sikap pria yang garang, kuat dan dominan juga nampak saat pria memilih kopi. Pria memilih kopi dari kekuatan aroma di mana aromanya yang kuat, warna di mana warna kopi yang pekatlah yang disukai. Warna kopi yang pekat berarti kopi tersebut memiliki kandungan susunya sedikit sehingga pria kurang suka dengan kopi yang aroma susunya harum.

ma di mana aroma yang disukai pria adalah aroma kopi yang harum dan kuat sedangkan pria kurang menyukai kopi yang kandungan susunya banyak. Wanita berbeda dengan pria. Selain dari kekuatan aroma, wanita juga menyukai kopi yang banyak kandungan susunya. Tidak hanya itu, wanita juga menyukai kopi yang ampasnya sedikit. Berdasarkan penjelasan di atas nampak bahwa sikap wanita yang lemah lembut terlihat pula saat wanita memilih kopi.

   

Gambar 2. Nilai skala faktor pemilihan te hadap produk kopi berdasarkan jenis kelamin r tekstur ampas keken talan kekuatan rasa susu kekuatan rasa kopi warna kekuatan aroma aroma susu 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22 0.24 0.26 tekstur ampas keken talan kekuatan rasa susu kekuatan rasa kopi warna kekuatan aroma aroma susu 0 0.26 0.24 0.22 Nil a i S ka la Pria 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 2 Nila i Ska la Wanita 0. 0.18 0.16 0.14 0.12

(15)

7   

Peringkat Faktor yang Mempengaruhi P

aro

Aro a susu memiliki nilai skala sebesar

sia 25-30 tahun, tidak terdapat fak

Gambar 3, dapat dilihat bahwa terj

Tekstur ampas juga memiliki beda peri

erforma Produk Kopi Berdasarkan Usia

Pada usia 20-24 tahun, faktor kekuatan ma merupakan faktor dominan atau faktor yang dianggap penting dalam memilih kopi dengan nilai sebesar 0,2464. Kekuatan aroma dikatakan sebagai faktor yang dominan karena memiliki nilai skala paling tinggi. Tidak hanya itu, kekuatan aroma merupakan faktor yang paling dominan dibandingkan dengan keenam faktor lainnya. Keenam faktor selain kekuatan aroma memiliki nilai skala yang tidak jauh berbeda maka dari itu dapat dilihat pada Gambar 3, keenam faktor tersebut seperti berada dalam satu kelompok.

m

0,132. Faktor kekuatan rasa susu dan kekuatan rasa kopi memiliki jarak yang sama sehingga nilai skala dari kedua faktor sama yaitu sebesar 0,118. Nilai skala dari faktor kekentalan dan warna adalah 0,0899 dan 0,0759.

Pada u

tor yang dominan. Ketujuh faktor yang ingin diketahui peringkatnya memiliki jarak yang berdekatan sehingga nilai skalanya tidak jauh berbeda. Kekuatan aroma memiliki nilai

skala sebesar 0,1435. Kekuatan rasa kopi memiliki nilai dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan kekuatan rasa susu. Nilai skala kekuatan rasa susu sebesar 0,0522 dan nilai skala dari kekuatan rasa kopi sebesar 0,1076.

Pada

adi perbedaan peringkat yang cukup jauh untuk faktor warna, tekstur ampas dan aroma susu antara usia 20-24 tahun dan 25-30 tahun. Warna berada pada peringkat keenam pada usia 20-24 tahun sedangkan pada usia 25-30 tahun berada pada peringkat kedua.

  tekstur ampas keken talan kekuata n rasa susu kekuata n rasa kopi warna kekua tan aroma aroma susu 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22 0.24 0.26 Nila i Ska la Usia 20-24 tahun tekstur ampas keken talan kekua tan rasa susu kekua tan rasa kopi warna kekua tan aroma aroma susu 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22 0.24 0.26 Nila i Ska la Usia 25-30 tahun

Gambar 3. Nilai skala faktor pemilihan terhadap produk kopi berdasarkan usia

ngkat yang cukup jauh. Tekstur ampas berada pada peringkat ketujuh untuk usia 20-24 tahun. Peringkat keempat pada usia 25-30 tahun ditempati oleh tekstur ampas. Terakhir faktor aroma susu. Aroma susu menjadi faktor yang cukup diperhatikan pada usia 20-24 tahun karena berada pada peringkat kedua sedangkan pada usia 25-30 tahun aroma susu menjadi faktor yang tidak diperhatikan dalam memilih produk kopi. Berdasarkan peringkat ketujuh faktor di atas dapat dikatan pada usia

(16)

8    rupakan usia per usia dew

gkat Faktor yang Mempengaruhi

P s

Kelas B ti a faktor yang dom

uatan aroma ber

seb

ekuatan aroma dan warna jug

las B dan C1, ternyata kel

20-24 tahun dan 25-30 tahun terjadi perbedaan penilaian kopi dalam segi warna, testur ampas, dan aroma susu.

Usia 20-24 tahun me

alihan antara remaja dan dewasa. Usia 20-24 tahun sudah bukan remaja tetapi belum dapat dikatakan dewasa. Pada usia 20-24 tahun memilih kopi dari kekuatan aromanya di mana aroma yang harum dan kuat yang disukai. Aroma susu yang harum juga disukai usia 20-24 tahun. Aroma susu yang harum dapat dikatakan bahwa kandungan susu dalam kopi banyak. Sikap usia 20-24 tahun yang ingin segalanya instan atau tidak ribet nampak saat memilih kopi. Usia 20-24 tahun menyukai kopi yang ampasnya sedikit sehingga tesktur ampas menjadi faktor yang tidak diperhatikan dalam memilih kopi.

Usia 25-30 tahun dapat dikatakan asa. Saat usia inilah seseorang menjadi dewasa tetapi hal tersebut tidak menjadi acuan yang mutlak bahwa seseorang menjadi dewasa pada usia 25-30. Dewasanya seseorang pada usia 25-30 terlihat saat memilih kopi. Kopi dipilih berdasarkan kekuatan aromanya yang harum dan kuat. Warna pun juga menjadi faktor yang dirasa mempengaruhi pemilihan. Warna yang pekat di mana dapat dikatakan bahwa kandungan susunya sedikit sehingga usia 25-30 tahun kurang menyukai kandungan susunya yang banyak. Usia 25-30 menyukai kandungan susunya yang sedikit sehingga faktor aroma susu menjadi faktor yang tidak mempengaruhi pemilihan terhadap kopi.

Perin

erforma Produk Kopi Berdasarkan Kela Sosial Ekonomi

dak terlihat adany

inan. Hal tersebut juga terjadi pada kelas C1. Berbeda dengan kelas B dan C1, kelas C2 terdapat faktor yang dominan dalam mempengaruhi pemilihan kopi.

Pada kelas B, faktor kek

ada pada peringkat pertama dalam memilih kopi. Nilai skala kekuatan aroma sebesar 0,1465. Tekstur ampas menjadi faktor yang tidak diperhatikan kelas B untuk memilih kopi. Berdasarkan Gambar 4 kelas B, bila dilihat dari nilai skalanya terlihat seperti ada

tiga kelompok faktor. Kelompok pertama faktor kekuatan aroma, warna dan kekuatan rasa kopi. Kelompok kedua terdiri dari faktor kekentalan dan tekstur ampas di mana masing-masing nilai skalanya adalah 0,0362 dan 0,0331. Kelompok terakhir kekuatan rasa susu dan aroma susu. Kekuatan rasa susu dan aroma susu memiliki nilai skala yang rendah.

Kelas C1 memilih faktor kekuatan aroma agai faktor yang diperhatikan dalam memilih produk kopi walaupun tidak dominan. Kekuatan aroma dikatakan tidak dominan karena nilai skala dari kekuatan aroma tidak berbeda jauh dari faktor lainnya. Nilai skala dari kekuatan aroma sebesar 0,1633. Faktor kekuatan aroma memiliki jarak yang berdekatan dengan faktor warna dengan nilai skala 0,1520.

Ternyata faktor k

a memiliki jarak yang berdekatan dengan faktor kekuatan rasa kopi. Ketiga faktor tersebut memiliki jarak yang berdekatan seperti membentuk satu kelompok. Selain ketiga faktor di atas terdapat dua faktor yang memiliki jarak yang berdekatan yaitu faktor kekentalan dan aroma susu. Nilai skala dari faktor kekentalan sebesar 0,1019 dan faktor aroma susu sebesar 0,0793. Nilai skala faktor kekuatan rasa kopi hampir dua kali lebih besar daripada faktor aroma susu. Adapun faktor tekstur ampas dan kekuatan rasa susu dapat dikatakan bahwa kedua faktor tersebut merupakan faktor yang tidak diperhatikan dalam memilih kopi.

Berbeda dengan ke

as C2 terdapat faktor yang dominan yaitu kekuatan aroma karena nilai skala kekuatan aroma bernilai paling tinggi dan memiliki jarak yang jauh dari keenam faktor lainnya. Nilai skala faktor kekuatan aroma sebesar 0,2483. Faktor yang nilai skalanya berada di bawah kekuatan aroma adalah faktor kekuatan rasa susu dengan nilai 0,1770. Faktor aroma susu dan kekuatan rasa susu memiliki nilai skala yang berdekatan. Nilai skala aroma susu dan kekuatan rasa susu sebesar 0,0994 dan 0,00748. Faktor kekentalan, tekstur ampas dan warna merupakan tiga faktor yang tidak diperhatikan kelas C2 dalam memilih kopi. Hal tersebut terbukti karena ketiga faktor di

(17)

9   

ikan bila melihat Gambar 4 ant

atas memiliki nilai skala yang rendah bila dibandingkan dengan faktor lainnya. Nilai skala aroma susu memiliki nilai dua kali lipat dari kekentalan. Nilai skala kekentalan sebesar 0,0475.

Terdapat keun

Kelas B dan C2 sama-sama memilih kekuatan aroma sebagai faktor yang berada pada peringkat atas dalam memilih kopi tetapi nilai skala dari kekuatan aroma pada kelas B dan C2 jauh berbeda. Nilai skala kekuatan aroma pada kelas B sebesar 0,1465 sedangkan pada kelas C2 sebesar 0,2483. Nilai skala pada C2 yang jauh lebih tinggi dibandingkan kelas B menjadikan faktor kekuatan aroma pada kelas C2 sebagai faktor yang dominan dalam memilih kopi sedangkan pada kelas B tidak menjadi faktor yang dominan.

ara kelas B dan C1. Peringkat pertama sampai keempat ditempati oleh faktor yang sama. Selain peringkat pertama sampai keempat, peringkat keenam juga ditempati faktor yang sama pada kelas B dan C1. Adapun peringkat pertama sampai keempat secara berurutan ditempati oleh faktor kekuatan aroma, warna, kekuatan rasa kopi, dan kekentalan sedangkan peringkat keenam ditempati oleh kekuatan rasa susu. Tekstur ampas berada diperingkat kelima pada kelas B hal yang sama tidak terjadi pada kelas C1. Tekstur ampas menjadi faktor yang tidak diperhatikan dalam memilih kopi pada kelas C1. Aroma susu juga mengalami hal yang sama dengan tekstur ampas. Aroma susu menjadi faktor yang tidak diperhatikan dalam memilih kopi pada kelas B tapi pada kelas C1 aroma susu berada diperingkat kelima.

Selain terdapat persamaan peringkat faktor pada kelas B dan C2 ternyata terdapat pula perbedaan peringkat faktor pada kelas B dan C2. Faktor yang memiliki perbedaan peringkat cukup jauh pada kelas B dan C2 adalah faktor warna dan kekuatan rasa susu. Warna berada pada peringkat kedua pada kelas B sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan kopi tapi hal yang berlainan terjadi pada kelas C2. Warna menjadi faktor yang tidak mempengaruhi pemilihan kopi pada kelas C2.       teks tur am pas keken talan kekua tan rasa susu kekua ta teks tur am pas keken talan kekua tan rasa susu kekua tan rasa kopi warna kekua tan aroma aroma susu 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22 0.24 0.26 Nila i Ska la Kelas C1 tekstur ampas keken talan kekua tan rasa susu kekua tan rasa kopi warna kekua tan aroma aroma susu n rasa kopi warna kekua tan aro a a susu 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22 0.24 0.26 Nila i Ska la Kelas B m arom 0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Nila i Ska la Kelas C2 26 24 22 2 18 16 14 12 1 08 06 04 02

(18)

10   

Kekuatan rasa susu mejadi faktor yang kurang diperhatikan dalam memilih kopi pada kelas B karena berada pada peringkat keenam tetapi hal yang sama tidak terjadi pada kelas C2. Kekuatan rasa susu berada pada peringkat kedua sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan kopi pada kelas C2.

Kelas C1 dan C2 memilih faktor kekuatan aroma berada pada peringkat teratas sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan kopi. Hanya saja pada kelas C1, faktor kekuatan aroma bukan merupakan faktor yang dominan sedangkan pada kelas C2 kekuatan aroma merupakan faktor yang dominan. Dominan karena nilai skala kekuatan aroma pada kelas C2 jauh lebih tinggi daripada kelas C1. Nilai skala kekuatan aroma pada kelas C2 sebesar 0,2483 dan kelas C1 sebesar 0,1633. Faktor warna memiliki peringkat yang berbeda pada kelas C1 dan C2. Pada kelas C1 warna menjadi faktor yang diperhatikan dalam memilih kopi setelah kekuatan aroma. Warna berada pada peringkat kedua sedangkan pada kelas C2 warna menjadi faktor yang tidak diperhatikan dalam memilih kopi.

Semakin rendah kelas sosial ekonomi dapat dikatakan bahwa faktor warna kurang diperhatikan dalam memilih kopi sedangkan semakin tinggi kelas sosial ekonomi kekuatan rasa susu menjadi faktor yang kurang diperhatikan. Kelas sosial ekonomi yang rendah menyukai kopi dengan warna tidak pekat. Warna kopi tidak pekat dapat diartikan bahwa kandungan susu pada kopi banyak. Hal tersebut makin menyakinkan bahwa kelas C2 lebih memilih kopi dari kekuatan rasa susunya selain dari kekuatan aroma. Kelas sosial ekonomi yang semakin tinggi menyukai kopi dengan warna pekat. Warna pekat berarti kandungan susu yang dikandung kopi sedikit.

Berdasarkan Gambar 2 sampai Gambar 4 dapat dilihat bahwa pria, wanita, usia 20-24 tahun, usia 25-30 tahun, kelas sosial ekonomi B, C1 dan C2 memilih faktor kekuatan aroma berada pada peringkat teratas dalam menentukan kopi yang ingin dikonsumsi. Pada wanita, usia 20-24 tahun dan kelas C2 kekuatan aroma menjadi faktor dominan karena memiliki nilai skala yang tinggi bila dibandingkan dengan pria, usia 25-30 tahun

dan kelas sosial ekonomi B serta C1. Nilai skala kekuatan aroma pada wanita, usia 20-24 tahun dan kelas C2 memiliki nilai lebih tinggi dari 0,2. Nilai skala kekuatan aroma pada kelas C2 paling tinggi bila dibandingkan dengan wanita dan usia 20-24 tahun. Nilai skala kekuatan aroma pada kelas C2 sebesar 0,2483. Kekuatan aroma pada pria, usia 25-30 tahun, kelas B serta C1 memiliki nilai skala di bawah 0,2 dan nilai skala tertinggi berada pada kelas C1 sebesar 0,1633.

Wanita dan usia 20-24 tahun memiliki peringkat faktor yang sama. Peringkat pertama sampai kempat ditempati oleh faktor kekuatan aroma, aroma susu, kekuatan rasa kopi dan kekuatan rasa susu. Tidak hanya itu, wanita dan usia 20-24 tahun juga memiliki persamaan bahwa tekstur ampas dinilai sebagai faktor yang tidak mempengaruhi pemilihan kopi. Peringkat kelima dan keenam mengalami keterbalikan faktor antara wanita dan usia 20-24 tahun. Faktor warna dan kekentalan masing-masing berada pada peringkat kelima dan keenam pada wanita tetapi pada usia 20-24 tahun warna berada pada peringkat keenam dan kekentalan berada pada peringkat kelima. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Pria, kelas B dan kelas C1 memiliki persamaan tiga peringkat faktor teratas. Faktor kekuatan aroma, warna dan kekuatan rasa kopi masing-masing berada pada peringkat pertama, kedua dan ketiga pada pria, kelas B dan kelas C1. Pernyataan di atas dapat dilihat pada Gambar 2 sampai Gambar 4.

Masyarakat secara keseluruhan dengan masyarakat yang telah diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelas sosial ekonomi memilih faktor kekuatan aroma berada pada peringkat teratas. Kekuatan aroma pada masyarakat secara umum merupakan faktor yang dominan walaupun nilai skalanya kurang dari 0,2 tidak seperti kekuatan aroma pada wanita, usia 20-24 tahun dan kelas C2 yang nilai skalanya lebih dari 0,2. Nilai skala kekuatan aroma pada masyarakat secara umum sebesar 0,1674.

(19)

11   

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Masyarakat secara umum maupun masyarakat yang telah diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelas sosial ekonomi sama-sama memilih faktor kekuatan aroma berada diperingkat teratas sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan kopi. Kekuatan aroma menjadi faktor yang dominan atau penting pada masyarakat secara umum, wanita, usia 20-24 tahun dan kelas sosial ekonomi C2.

Pria menyukai kopi dengan aromanya harum dan kuat, warnanya yang pekat serta sedikit kandungan susunya sedangkan wanita menyukai kopi dengan aromanya yang harum dan kuat, kandungan susunya yang banyak dan tidak mempunyai ampas. Usia 20-24 tahun memiliki selera kopi yang hampir sama dengan wanita. Usia 20-24 tahun memilih kopi yang aromanya harum dan kuat, kandungan susunya banyak dan tekstur ampasnya sedikit. Hal unik juga terjadi pada usia 25-30 tahun, kelas B dan kelas C1. Usia 25-30 tahun, kelas B dan kelas C1 menyukai kopi yang aroma harum dan kuat, warnanya yang pekat serta kandungan susunya sedikit sama halnya dengan pria. Berbeda dengan yang lainnya, kelas C2 lebih memilih kopi yang aromanya kuat dan harum serta kandungan susunya yang banyak.

Saran

Penambahan faktor seperti kekhasan rasa kopi perlu dilakukan agar lebih terperinci lagi penilaian masyarakat terhadap produk dan lebih mengetahui keinginan masyarakat terhadap produk. Penilaian terhadap faktor keunikan dari produk lebih terperinci lagi.

DAFTAR PUSTAKA

[Deptan]. Admin Pasar Internasional. 2009. Perkembangan Produksi Kopi dunia. http://agribisnis.deptan.go.id/disp_inf ormasi/1/5/52/980/perkembangan_pr oduk si_kopi_dunia.html [27 Mei 2011].

Budiarto. 2006. Perkembangan Ekspor Dan Konsumsi Kopi Domestik Indonesia. Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi

[Jurnal on-line].

http://agriculture.upnyk.ac.id/index. php [30 Mei 2011].

Green, B. 1954. Paired Comparison Scaling

Procedures dalam Maranell, GM.

1974. Scaling : A Sourcebook For

behavioral Scientist. Chicago :

Aldine Publishing Company. Li Z, K ECheng, Y Wang, SR Hiltz. 2001.

Thurstone’s Law of Comparative Judgment for Group Support. Proceeding. Americas Conference on

information System : 48.

http://aisel.aisnet.org/amcis2001/48 [29 Januari 2011].

Oktaviyanto, D. 2004. Kajian Beberapa Metode Analisa Statistika Terhadap Data Ordinal [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Thurstone, L.L. 1974. A Law Of Comparative

Judgment dalam Maranell, GM. Scaling : A Sourcebook For Behavioral Scientist. Chicago :

(20)

                     

LAM PIRAN

(21)

13   

Lampiran 1 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Secara Umum Matriks Selisih

S1 S2 S3 S4 S5 S6 Tekstur Ampas 0,0668 -0,0316 0,0211 0,0000 0,0317 0,0637 Kekentalan 0,0668 -0,0035 0,0211 0,0211 0,0141 0,0882 Aroma Susu 0,0386 -0,0035 0,0211 0,0035 0,0000 0,1128 Kekuatan Rasa Susu 0,0386 -0,0035 0,0211 0,0386 -0,0316 0,1020

Warna 0,0176 0,0140 -0,0140 0,0386 0,0351 0,0563 Kekuatan Rasa Kopi 0,0352 0,0281 0,0176 -0,0281 0,0351 0,0879

Kekuatan Aroma 0,0106 0,0035 0,0283 0,0176 0,0035 0,0879 Sum 0,2742 0,0035 0,1161 0,0914 0,0879 0,5987 k=7 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 Mean 0,0392 0,0005 0,0166 0,0131 0,0126 0,0855 Faktor Tekstur Ampas Kekentalan Aroma Susu Kekuatan

Rasa Susu Warna

Kekuatan Rasa Kopi

Kekuatan Aroma Nilai Skala 0,0000 0,0392 0,0397 0,0563 0,0693 0,0819 0,1674

Lampiran 2 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Pria Matriks Selisih

S1 S2 S3 S4 S5 S6

Tekstur Ampas 0,0638 -0,0354 0,0354 0,0284 -0,0071 0,1145

Kekentalan 0,0638 0,0142 -0,0142 0,0851 -0,0142 0,1432 Warna 0,0142 0,0142 0,0142 0,0780 -0,0284 0,0926 Kekuatan Rasa Susu 0,0638 -0,0142 0,0142 -0,0071 0,0425 0,1210

Kekuatan Rasa Kopi 0,0071 -0,0071 0,0993 -0,0071 0,0283 0,0852 Aroma Susu 0,0142 0,0071 0,0284 0,0071 0,0283 0,1278 Kekuatan Aroma -0,0145 0,0576 0,0000 0,0429 -0,0143 0,1278 Sum 0,2123 0,0363 0,1772 0,2273 0,0352 0,8122 k=7 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 Mean 0,0303 0,0052 0,0253 0,0325 0,0050 0,1160 Faktor Tekstur

Ampas Kekentalan Warna

Kekuatan Rasa Susu Kekuatan Rasa Kopi Aroma susu Kekuatan Aroma Nilai Skala 0,0000 0,0303 0,0355 0,0608 0,0933 0,0983 0,2144

(22)

14   

Lampiran 3 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Wanita Matriks Selisih

S1 S2 S3 S4 S5 S6 Aroma Susu 0,0139 0,0627 0,0000 0,0000 0,0350 0,0351 Tekstur Ampas 0,0139 0,0697 -0,0209 0,0349 0,0000 0,0210 Kekentalan 0,0070 0,0697 0,0348 -0,0139 0,0418 0,0070 Kekuatan Rasa Susu 0,0279 0,0139 0,0348 0,0209 0,0698 -0,0279 Kekuatan Rasa Kopi -0,0070 0,0628 0,0000 0,0209 0,0209 0,0418 Warna 0,0280 0,0209 -0,0279 0,0698 0,0209 0,0279 Kekuatan Aroma 0,0421 0,0349 0,0070 0,0000 0,0349 0,0279 Sum 0,1259 0,3347 0,0278 0,1325 0,2232 0,1327 k=7 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 Mean 0,0180 0,0478 0,0040 0,0189 0,0319 0,0190 Faktor Aroma Susu Tekstur Ampas Kekentalan Kekuatan Rasa Susu Kekuatan

Rasa Kopi Warna

Kekuatan Aroma Nilai Skala 0,0000 0,0180 0,0658 0,0698 0,0887 0,1206 0,1395

Lampiran 4 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Usia 20-24 Tahun Matriks Selisih

S1 S2 S3 S4 S5 S6

Tekstur Ampas 0,0653 0,0459 0,0066 0,0066 0,0066 0,0996

Warna 0,0653 0,0065 0,0457 -0,0261 0,0327 0,1118 Kekentalan 0,1047 0,0065 0,0261 0,0065 0,0131 0,1182 Kekuatan Rasa Kopi 0,0655 0,0261 0,0261 0,0000 0,0326 0,0851

Kekuatan Rasa Susu 0,0982 -0,0065 0,0326 0,0000 0,0065 0,1244 Aroma Susu 0,0721 0,0131 0,0131 0,0261 0,0065 0,1309 Kekuatan Aroma 0,0600 0,0066 0,0462 -0,0132 0,0000 0,1309 Sum 0,5312 0,0982 0,1964 -0,0001 0,0980 0,8009 k=7 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 Mean 0,0759 0,0140 0,0281 0,0000 0,0140 0,1144 Faktor Tekstur

Ampas Warna Kekentalan

Kekuatan Rasa Kopi Kekuatan Rasa Susu Aroma Susu Kekuatan Aroma Nilai skala 0,0000 0,0759 0,0899 0,1180 0,1180 0,1320 0,2464

(23)

15   

Lampiran 5 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Usia 25-30 Tahun Matriks Selisih

S1 S2 S3 S4 S5 S6 Aroma Susu 0,0608 -0,0076 0,0228 0,0152 0,0306 0,0230 Kekentalan 0,0608 0,0000 -0,0152 0,0988 0,0076 0,0229 Kekuatan Rasa Susu 0,0532 0,0000 0,0228 -0,0076 0,0990 -0,0305 Tekstur Ampas 0,0912 -0,0380 0,0228 0,0532 -0,0076 0,0152 Kekuatan Rasa Kopi 0,0076 0,0685 -0,0380 0,0532 -0,0152 0,0684 Warna 0,0306 -0,0229 0,0686 0,0608 -0,0152 0,0000 Kekuatan Aroma 0,0306 0,0305 0,0228 0,0076 0,0532 0,0000 Sum 0,3349 0,0305 0,1067 0,2813 0,1524 0,0990 k=7 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 Mean 0,0478 0,0044 0,0152 0,0402 0,0218 0,0141 Faktor Aroma Susu Kekentalan Kekuatan Rasa Susu Tekstur Ampas Kekuatan

Rasa Kopi Warna

Kekuatan Aroma Nilai skala 0,0000 0,0478 0,0522 0,0674 0,1076 0,1294 0,1435

Lampiran 6 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Kelas Sosial Ekonomi B

Matriks Selisih

S1 S2 S3 S4 S5 S6 Aroma Susu 0,0000 0,0330 0,0110 0,0220 0,0885 0,0000 Kekuatan Rasa Susu 0,0000 0,0330 0,0110 0,0330 0,0775 -0,0222 Tekstur Ampas 0,0000 0,0330 0,0000 0,0550 0,0552 0,0111 Kekentalan 0,0000 0,0440 0,0000 0,0440 0,0994 -0,0443 Kekuatan Rasa Kopi -0,0110 0,0220 0,0110 0,0440 -0,0110 0,0330 Warna 0,0000 0,0444 -0,0332 0,1544 -0,0110 0,0440 Kekuatan Aroma 0,0222 0,0111 0,0221 0,0771 -0,0220 0,0440 Sum 0,0112 0,2204 0,0219 0,4296 0,2766 0,0655 k=7 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 Mean 0,0016 0,0315 0,0031 0,0614 0,0395 0,0094 Faktor Aroma Susu Kekuatan Rasa Susu Tekstur Ampas Kekentalan Kekuatan

Rasa Kopi Warna

Kekuatan Aroma Nilai Skala 0,0000 0,0016 0,0331 0,0362 0,0976 0,1371 0,1465

(24)

16   

Lampiran 7 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Kelas Sosial Ekonomi C1

Matriks Selisih

S1 S2 S3 S4 S5 S6 Tekstur Ampas 0,0339 0,0679 0,0341 0,0000 -0,0114 0,0228 Kekuatan Rasa Susu 0,0339 0,0339 0,0452 -0,0226 0,0908 -0,0228 Aroma Susu 0,0679 0,0339 0,0000 0,0678 0,0113 0,0340 Kekentalan 0,0568 0,0791 0,0000 0,0791 -0,0565 0,0565 Kekuatan Rasa Kopi 0,0794 -0,0113 -0,0113 0,0791 0,0000 0,0113

Warna -0,0228 0,0682 0,0565 0,0226 0,0000 -0,0113 Kekuatan Aroma 0,0228 0,0114 0,0340 0,0678 0,0226 -0,0113 Sum 0,2719 0,2830 0,1586 0,2938 0,0568 0,0793 K=7 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 Mean 0,0388 0,0404 0,0227 0,0420 0,0081 0,0113 Faktor Tekstur Ampas Kekuatan Rasa Susu Aroma Susu Kekentalan Kekuatan

Rasa Kopi Warna

Kekuatan Aroma Nilai Skala 0,0000 0,0388 0,0793 0,1019 0,1439 0,1520 0,1633

Lampiran 8 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Kelas Sosial Ekonomi C2 Matriks Selisih S1 S2 S3 S4 S5 S6 Warna 0,0475 -0,0095 0,0476 0,0478 0,0192 0,0676 Tekstur Ampas 0,0475 0,0665 0,0095 -0,0380 0,1145 0,0289 Kekentalan -0,0285 0,0665 0,0380 -0,0095 0,1240 0,0774 Kekuatan Rasa Kopi 0,0095 0,0380 0,0380 0,0475 0,0476 0,1153 Aroma Susu 0,0953 0,0095 -0,0190 0,0475 0,0856 0,0573 Kekuatan Rasa Susu 0,0000 0,0000 0,0574 0,0095 0,0856 0,0760 Kekuatan Aroma 0,0388 -0,0485 0,0195 0,0675 0,0669 0,0760 Sum 0,2101 0,1226 0,1909 0,1723 0,5433 0,4987 K=7 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 Mean 0,0300 0,0175 0,0273 0,0246 0,0776 0,0712 Faktor Warna Tekstur Ampas Kekentalan Kekuatan Rasa Kopi Aroma Susu Kekuatan Rasa Susu Kekuatan Aroma Nilai Skala 0,0000 0,0300 0,0475 0,0748 0,0994 0,1770 0,2483

Gambar

Gambar 4. Nilai skala faktor  pem ilihan terhadap produk kopi  be rdasark n kelas sosial ekonomi  a

Referensi

Dokumen terkait

harus memperhatikan pemberian pupuk yang tepat untuk tanaman padi tersebut. agar mendapatkan produktivitas padi

Dalam penetian ini metode kendali yang digunakan adalah Adaptif STR-PID, dimana STR salah satu pengendali yang dapat beradaptasi mengikuti perubahan yang terjadi

ABSENSI KELENGKAPAN ISIAN VARIABEL DATA KELENGKAPAN FASKES PRIMER JKN 2014 PROVINSI JAWA BARAT!.

Pengertian Jaringan adalah komunikasi data yang dapat diartikan sebagai perpindahan dari data satu tempat ke tempat yang lainnya melalui media tertentu, sedangkan

Penampang melintang morfologi dasat laut dibuat menggunakan software Global Mapper 13. Penampang melintang morfologi dasar laut dibuat untuk mengetahui bentuk morfologi dasar laut

Adapun dataset yang dipakai pada penelitian ini merupakan data penjualan yang terjadi pada Auto 2000 Tanjung Api–Api Regional Part Depo Auto 2000 Palembang yang

Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Karakteristik Perusahaan Publik di Indonesia.. Simposium Nasional

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan level suplementasi terbaik tepung biji asam terfermentasi Saccharomyces cerivisiae dalam ransum basal induk bunting yang