BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak tahun 1945, perkembangan ekonomi menjadi suatu masalah sosial
dan ekonomi yang sangat penting dalam percaturan dunia. Ini bukanlah
disebabkan oleh ditemukannya secara mendadak kemiskinan yang sangat luas di
dunia, tetapi lebih disebabkan karena terjadinya perubahan sikap sosial terhadap
adanya kemiskinan itu. Setelah perkembangan ekonomi terjadi maka
pertumbuhan ekonomi pun mulai terjadi di negara-negara berkembang
(Baldwin, 1986).
Pertumbuhan ekonomi dapat didefenisikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Untuk menilai prestasi pertumbuhan
ekonomi haruslah terlebih dahulu dihitung pendapatan nasional riil yaitu
PNB ( Produk Nasional Bruto) atau PDB ( Produk Domestik Bruto) menurut
harga harga yang berlaku dalam tahun dasar (Sukirno, 2006).
Pertumbuhan ekonomi mempunyai empat asumsi yang teguh yaitu barang
modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan proporsional dengan pendapatan
nasional, rasio antara modal dan produksi ( Capital Output Rasio atau COR) tetap, dan perekonomian dalam dua sektor (Mahyudi, 2004).
Pertumbuhan ekonomi yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan,
terutama terjadi perubahan menurunnya tingkat pertumbuhan penduduk dan
pendapatan nasional, maupun peranannya dalam penyediaan lapangan kerja
disebut dengan pembangunan ekonomi (Mahyudi, 2004).
Strategi pembangunan di negara sedang berkembang masih berorientasi
pada pertumbuhan ekonomi atau grow oriented strategi. Strategi tersebut berpusat pada investasi modal luar negri yang cukup besar di beberapa sektor seperti
industri dan pertambangan sedangkan pemerintah mengarahkan modalnya pada
sektor pedesaan (Evers dan Sumardi, 1982).
Dalam memacu pembangunan saat ini pemerintah memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada swasta untuk berperan serta di berbagai sektor
pembangunan. Peran swasta sangat diharapkan terutama untuk pembangunan di bi
dang yang menjadi pemicu untuk menghasilkan devisa, menyerap tenaga kerja,
mempercepat pembangunan wilayah dan meningkatkan pendapatan masyarakat
( Hafsah, 2000).
Pelaku ekonomi lainnya selain swasta yang diharapkan berperan serta
dalam pembangunan adalah Badan Usaha Milik Negara dan usaha kecil/koperasi.
Ketiga pelaku ekonomi memang diisyaratkan sebagai Tri Tunggal pelaku
pembangunan seperti yang diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945.
Khusus swasta, dari skala ekonominya dikenal skala ekonomi besar, menengah
dan kecil ( Hafsah, 2000).
Peranan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pembangunan sangat
diharapkan, misalnya di PT. Perkebunan Nusantara III dengan memberikan
bantuan untuk pangan atau hortikultura berupa bantuan pupuk, benih, dan
pestisida. Benih yang diberikan adalah benih padi karena mengingat sebagian
produktivitas padi yang meningkat agar tercapainya ketahanan pangan di
Indonesia. Oleh karena itu padi sangat banyak dibudidayakan di Indonesia.
Padi (Oryza sativa l.) tumbuh baik didaerah tropis maupun sub tropis. Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat
penanaman sangat penting. Oleh karena air menggenang terus menerus maka
tanah sawah harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi seperti tanah
lempung. Untuk kebutuhan air tersebut diperlukan sumber mata air yang besar
kemudian ditampung dalam bentuk waduk (danau). Dari waduk inilah sewaktu
waktu air dapat dialirkan selama periode pertumbuhan padi sawah
(Setyono dan Suparyono, 1997).
Tanah yang baik untuk areal persawahan adalah tanah yang mampu
memberikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan
tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu posisi topografi yang
berkaitan dengan kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah dan tingkat
keasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta kanopinas modifikasi sistem
alam oleh kegiatan manusia (Setyono dan Suparyono, 1997).
Bagi seorang yang bukan pemulia padi (nice breeder), mengenal satu jenis padi hanya dengan melihat gabah saja sangatlah sulit, apalagi memilihnya sebagai
benih. Untuk itu, sudah tersedia benih padi dalam bentuk kemasan yang baik dan
diberi label (dipasarkan). Kualitas benih meliputi kemurnian, daya kecambah, dan
tanggal kadaluwarsa) sangat berpengaruh terhadap hasil padi. Kualitas benih
yang baik dapat mempertahankan potensi hasil suatu varietas, sebaliknya kualitas
yang rendah dapat menyebabkan hasil yang diperoleh di bawah potensi hasil
benih dari hasil pertanaman biasa untuk pertanaman berikutnya
(Setyono dan Suparyono, 1997).
Untuk menghasilkan produktivitas padi yang meningkat, bukan hanya
memperhatikan dalam pemilihan benih padi yang berkualitas saja, tetapi juga
harus memperhatikan pemberian pupuk yang tepat untuk tanaman padi tersebut
agar mendapatkan produktivitas padi yang diinginkan.
Pupuk dasar dapat diberikan satu hari sebelum tanam atau saat tanam.
Tujuan pemupukan dasar ini adalah menyediakan unsur hara pada saat perakaran
tanaman padi siap menyerap unsur hara. Pupuk yang diberikan berupa pupuk
nitrogen sebanyak 1/3 dosis per hektar, sedangkan pupuk fosfor dan kalium
biasanya diberikan seluruh dosis. Jadi, bila dalam satu hektar sawah akan
dipupuk dengan dosis 300 kg urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCL maka pupuk
dasar yang diberikan 100 kg urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCL. Unsur nitrogen
yang diberikan sebagai pupuk dasar sebaiknya dalam bentuk ammonium (NH4+),
sedangkan nitrogen yang diberikan pada pemupukan berikutnya dapat dalam
bentuk ammonium atau nitrat (NO3+). Unsur nitrogen dalam bentuk nitrat
sebaliknya tidak diberikan sebagai pupuk dasar. Hal ini disebabkan nitrat mudah
mengalami denitrifikasi sehingga saat nitrat siap diserap tanaman, tanaman belum
siap menyerap unsur hara. Bila nitrat diberikan sebagai pupuk lanjutan, tanaman
padi sudah siap menyerap pupuk sehingga kehilangan melalui denitrifikasi dapat
dihindari ( Setyono dan Suparyono, 1997).
Setelah padi diberi pupuk, hal selanjutnya yang diperhatikan adalah
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi tersebut. Pengendalian hama
pemberian pestisida pun harus diperhatikan dalam pengaplikasiannya dibudidaya
padi tersebut.
Pemakai pestisida harus sadar bahwa pestisida merupakan racun. Oleh
karena itu, pemakaian pestisida harus benar benar berdasarkan pertimbangan
seperti: keperluan, jenisnya benar, jumlahnya tepat (sesuai dosis) dan waktunya
tepat. Apabila hal tersebut tidak diperhatikan, hasil yang akan kita peroleh bukan
hasil yang menguntungkan ( penekanan hama sasaran dan menaikkan hasil), tetapi
sebaliknya. Efek negatif seperti matinya serangga berguna, kerusakan
lingkungan, gangguan kesehatan manusia dan hewan piaraan, dapat terjadi.
Secara keseluruhan, keadaan demikian jelas akan mengganggu ekosistem
(Setyono dan Suparyono, 1997).
Pengendalian kimia dilakukan apabila cara cara lain tidak mungkin lagi
dan populasi wereng sudah berada di atas ambang ekonomi. Ambang ekonomi
yang telah ditetapkan adalah rata rata 5 ekor per rumpun untuk tanaman padi
berumur kurang dari 40 hari, atau rata rata 20 ekor per rumpun untuk tanaman
padi berumur lebih dari 40 hari setelah tanam. Penggunaan insektisida diusahakan
sedemikian rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan. Pada
varietas tahan tidak perlu digunakan insektisida kecuali kalau ketahanannya patah.
Sedang aplikasi insektisida pada varietas rentan harus didasarkan pada hasil
pengamatan (Tjahjono dan Harahap,2003).
Dengan melihat hal-hal yang dapat meningkatkan produktivitas padi yaitu
dalam pemilihan benih padi dari varietas unggul, pemberian pupuk untuk
menyuburkan tanaman, dan pengendalian hama penyakit dengan menggunakan
tersebut untuk membantu petani padi meningkatkan produktivitas padinya
sehingga dengan meningkatnya produktivitas padi diharapkan pendapatan petani
juga meningkat. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pengaruh bantuan
benih, pupuk, dan pestisida PT.Perkebunan Nusantara III maka perlu
dilaksanakan penelitian secara ilmiah agar dapat diketahui seberapa besar
pengaruh bantuan yang diberi yaitu benih, pupuk, dan pestisida terhadap
pendapatan petani padi di daerah penelitian. Selain itu alasan dilaksanakan
penelitian ini adalah untuk menyalurkan dana CSR yang wajib dikeluarkan oleh
PT. Perkebunan Nusantara III, karena apabila tidak dikeluarkan maka
PT. Perkebunan Nusantara III dapat dikenakan sanksi.
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana cara pemberian bantuan sarana produksi di PT. Perkebunan
Nusantara III?
2 Bagaimana pendapatan petani padi di daerah penelitian sebelum
mendapatkan bantuan dengan sesudah mendapat bantuan?
3 Apakah ada pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap
produktivitas usahatani padi?
4. Apakah ada perbedaan tingkat pendapatan petani setelah mendapat
bantuan dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara pemberian bantuan sarana produksi di
PT. Perkebunan Nusantara III.
2. Untuk mengetahui pendapatan petani padi di daerah penelitian sebelum
mendapatkan bantuan dengan sesudah medapat bantuan.
3. Untuk mengetahui pengaruh bantuan PT. Perkebunan Nusantara III
terhadap produktivitas usahatani padi.
4. Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat pendapatan petani setelah
mendapat bantuan dengan sebelum mendapat bantuan dari PT. Perkebunan
Nusantara III.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak akademik yang ingin mengadakan
penelitian mengenai pengaruh bantuan pupuk,benih, dan pestisida
PT. Perkebunan Nusantara III terhadap tingkat pendapatan petani padi di
masa yang akan datang.
2. Sebagai masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam
mengambil kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan bantuan
pupuk,benih, dan pestisida PT. Perkebunan Nusantara III terhadap tingkat