• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENT ANG TATACARA PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENT ANG TATACARA PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Menimbang

Mengingat

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2012

TENT ANG

TATACARA PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MOJOKERTO

a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kata Mojokerto Nomor 12 tahun 2010 tentang Pajak Daerah, dan sebagai upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah perlu diadakan tindakan secara intensif dalam pemungutan Pajak Reklame ;

b. bahwa sehubungan dengan maksud huruf a, dan guna kelancaran pelaksanaan pemungutan Pajak Reklame maka dipandang perlu mengatur Tata Cara Pemungutan Pajak Reklame dengan menuangkannya dalam suatu Peraturan Walikota.

1. Undang-undang nomor 17 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kata Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 13 tahun 1954 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);

2. Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 3209) ;

3. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 421, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 tahun 2000 tentang Perubahan kedua Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 421, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686);

(2)

2

4. Undang-undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189) ;

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3242);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang- undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578)

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593 ) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak; 13. Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 tentang Badan Urusan Piutang dan

Lelang Negara ;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah ;

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1986 tentang Ketentuan Umum Mengenai Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah;

17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Lain-lain;

(3)

Menetapkan :

18. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2005 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Pemerintah Kota Mojokerto ;

19.

Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas-dinas Kota Mojokerto sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 6 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas- dinas Kota Mojokerto ;

20. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah ;

21.

Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 39 Tahun 2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Perubahan kedua atas Peraturan walikota Mojokerto Nomor 20 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota.

MEMUTUSKAN:

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Mojokerto

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Mojokerto ; 3. Walikota adalah Walikota Mojokerto ;

4. Dinas adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Mojokerto ;

5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Mojokerto ;

6. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang perpajakan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan;

7. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(4)

4

8. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

9. Juru Sita adalah Pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan surat paksa, penyitaan dan penyanderaan ;

10. lzin adalah izin penyelenggaraan reklame yang terdiri dari izin Reklame terbatas dan izin Reklame lnsidentil ;

11. Pajak Reklame yang selajutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang atas penyelenggaraan Reklame ;

12. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan/atau dinikmati oleh umum.

13. Reklame Tetap adalah reklame yang masa izinnya berlaku 1 (satu) tahun; 14. Reklame lnsidentil adalah yang masa berlakunya kurang dari 1 (satu) tahun;

15. Reklame MegatronNideotron/LED adalah reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program reklame atau iklan bersinar maupun tidak dengan gambar dan/atau tulisan berwarna yang dapat berubah-ubah, terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik ;

16. Reklame Papan atau Billboard adalah reklame yang bersifat tetap (tidak dapat dipindahkan) terbuat dari papan, kayu, seng, tinplate, collibrite, vynil, aluminium, fiberglas, kaca, batu, tembok atau beton, logam atau bahan lain yang sejenis, dipasang pada tempat yang disediakan (berdiri sendiri) atau digantung atau ditempel atau dibuat pada bangunan tembok, dinding, pagar, tiang dan sebagainya baik bersinar, disinari maupun yang tidak bersinar.

17. Reklame Berjalan adalah reklame yang ditempatkan pada kendaraan atau benda yang dapat bergerak, yang diselenggarakan dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa/ didorong I ditarik oleh orang. Termasuk didalamnya reklame pada gerobak I rombong, kendaraan baik bermotor ataupun tidak.

18. Reklame Baliho adalah reklame yang terbuat dari papan kayu atau bahan lain dan dipasang pada konstruksi yang tidak permanen dan tujuan materinya mempromosikan suatu even atau kegiatan yang bersifat insidentil.

19. Reklame Kain adalah reklame yang tujuan materinya jangka pendek atau mempromosikan suatu even atau kegiatan yang bersifat insidentil dengan menggunakan bahan kain, termasuk plastik atau bahan lain yang sejenis. Termasuk di dalamnya adalah spanduk, umbul-umbul, bendera, flag chain (rangkaian bendera), tenda, krey, banner, giant banner dan standing banner.

(5)

20. Reklame Selebaran adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantung pada suatu benda lain, termasuk di dalamnya adalah brosur, leafleat, dan reklame dalam undangan.

21. Reklame Melekat atau Stiker adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas diselenggarakan dengan cara ditempelkan, dilekatkan, dipasang atau digantung pada suatu benda.

22. Reklame Udara adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan balon, gas, laser, pesawat atau alat lain yang sejenis.

23. Reklame Suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantaraan alat.

24. Reklame Peragaan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.

25. Reklame outdoor adalah reklame yang ditempatkan pada lokasi diluar bangunan, atau reklame yang terletak di dalam bangunan akan tetapi sasaran penyelenggaraannya (eye catcher) berada di luar bangunan ;

26. Reklame indoor adalah reklame yang ditempatkan dalam bangunan dengan sasaran (eye catcher) berada di dalam bangunan itu sendiri dan merupakan fasilitas yang digunakan untuk umum;

27. Zona adalah batasan wilayah tertentu (kawasan) yang sesuai dengan pemanfaatan wilayah yang dapat dipergunakan untuk lokasi pemasangan reklame.

28. Panggung reklame adalah sarana, tempat dan/atau fasilitas untuk memasang reklame;

29. Penyelenggara reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain;

30. Nilai sewa Reklame adalah nilai yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan penetapan besarnya pajak reklame ;

31. Nilai Jual Obyek Pajak Reklame adalah keseluruhan pembayaran atau pengeluaran biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pemilik dan/atau penyelenggara reklame termasuk dalam hal ini adalah biaya atau harga beli bahan reklame, konstruksi, instalasi listrik, pembayaran atau ongkos perakitan, pemancaran, peragaan, penayangan, pengecatan, pemasangan, pengangkutan dan lain sebagainya sampai dengan bangunan reklame rampung, dipancarkan, diperagakan, ditayangkan atau terpasang di tempat yang telah di ijinkan termasuk biaya pemeliharaan ;

32. Nilai Strategis Lokasi Reklame adalah ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut berdasarkan kriteria kepadatan pemanfaatan tata ruang kota untuk berbagai aspek kegiatan di bidang usaha ;

(6)

6

33. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah ;

34. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas Daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Walikota ; 35. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat

keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak terutang ;

36. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnya disingkat

SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar ;

37. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya

disingkat SKPDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan ;

38. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDL adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang ;

39. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang trutang sama besarnya dengan kredit pajak, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak;

40. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan penagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

BAB II

PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME Pasal 2

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Mojokerto bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemungutan Pajak reklame ;

Pasal 3 Jenis-jenis reklame yang dikenakan pajak adalah :

a. Reklame papan/ billboard/videotron/megatron dan sejenisnya

b. Reklame kain ;

c. Reklame melekat, sticker ;

d. Reklame selebaran;

e. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan;

f. Reklame udara ;

g. Reklame suara;

h. Reklame Film/ slide; dan

(7)

Pasal 4 Dikecualikan dari objek Pajak Reklame adalah :

a. Penyelenggaraan Reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya ;

b. Label/merk produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan dari produk sejenisnya ;

c. Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan dengan ketentuan luasnya tidak melebihi 1,00 M2 (satu koma nol nol ) meter persegi ;

d. Penyelenggaraan reklame yang semata-mata memuat nama tempat ibadah dan/atau panti asuhan ;

e. Reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah atau Pemerintah Daerah. Pasal 5

(1) Dasar Pengenaan Pajak reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR)

(2) Nilai Sewa Reklame (NSR) dihitung berdasarkan biaya pemasangan reklame, biaya pemeliharaan reklame, lama pemasangan reklame, nilai strategis lokasi dan jenis reklame;

(3) Biaya pemasangan (termasuk biaya pembuatan dan biaya pemeliharaan) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada standar biaya yang ditetapkan secara periodik oleh walikota sebagaimana tercantum dalam lampiran II dan Ill yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keputusan ini.

(4) Nilai Sewa Reklame (NSR) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

NSR = Bi Pemasangan + Bi Pemeliharaan + Nilai Strategis Umur Ekonomis/Lama Pemasangan

Pasal 6

(1) NSR sebagaimana dimaksud pasal (5) ayat 2 ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Guna Lahan (potensi dari tempat dan/atau kawasan dalam mencapai sasaran pemasangan reklame);

b. Ukuran Reklame;

c. Sudut pandang reklame ; d. Kelas Jalan.

(2) Faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,bc,dan d diberi bobot secara berfariatif ;

(3) Jumlah bobot maksimal masing-masing faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut :

(8)

i

b. c. d.

8

Ukuran reklame adalah 15 % (lima belas prosen); Sudut pandang reklame adalah 30 % (tiga puluh prosen) ; Kelas Jalan adalah 15 % (lima belas prosen).

(4) Jumlah bobot seluruh faktor sebagaimana dimaksud ayat (3) adalah 100 % (seratus prosen)

(5) Penetapan lokasi, luas, sudut pandang, kelas jalan reklame terpasang dan bobot prosentase masing-masing faktor sebagaimana tercantum dalam lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

Pasal 7

Untuk menghitung luas reklame sebagai dasar pengenaan pajak dilakukan sebagai berikut:

a. Reklame yang mempunyai bingkai atau batas, dihitung dari bingkai atau bingkai paling luar dimana seluruh gambar, kalimat atau huruf -huruf tersebut didalamnya ;

b. Reklame yang tidak berbentuk persegi dan tidak berbingkai, dihitung dari gambar, kalimat atu huruf-huruf yang paling luar dengan jalan menarik garis lurus vertikal dan horizontal, hingga merupakan empat persegi ;

c. Reklame berbentuk pola, dihitung dengan rumus berdasarkan bentuk benda masing- masing.

Pasal 8

(1) Guna lahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf a dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Kawasan khusus b. Melintang jalan c. Perkantoran d. Campuran e. Pendidikan f. Perumahan g. Kawasan Terbuka h. lndustri

i. Distrik (Pusat perdagangan)

j. Bisnis Distrik (Daerah perdagangan)

(2) Ukuran reklame sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf b ditetapkan berdasarkan luas reklame yang umum dipasang di daerah dan dikelompokkan dalam kelas interval.

(3) Sudut pandang reklame sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf c dibedakan berdasarkan mudah tidaknya titik reklame dilihat, hal ini ditentukan dari:

a. Simpang lima; b. Simpang empat; c. Simpang tiga;

(9)

d. Jalan menikung; e. Jalan dua arah dan f. Jalan satu arah.

(4) Kelas jalan sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1) huruf d dapat dibedakan berdasarkan lebar jalan dan/atau kepadatan jalan, dan dikelompokkan dalam kelas interval sebagaimana tercantum dalam lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

Pasal 8

(1) Nilai Strategis dihitung sebagai perkalian antara nilai titik dengan biaya pemasangan ditambah biaya pemeliharaan ;

(2) Nilai titik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dengan menjumlahkan bobot prosentase dari seluruh faktor.

Pasal 9

(1) Nilai titik pemasangan reklame untuk jenis reklame selain reklame papan/billboard/megatron, besarnya dihitung dan ditetapkan 70 % (tujuh puluh prosen);

(2) Batas maksimal lama pemasangan atau jangka waktu penyelenggaraan reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 1 (satu) bulan.

Pasal 10

Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan jangka waktu penyelenggaraan reklame, ditentukan harian, mingguan, bulanan atau tahunan.

Pasal 11

Tarif Pajak Reklame ditetapkan sebesar 25 % (dua puluh lima persen) Pasal 12

Besarnya Pajak Reklame dihitung dengan cara mengalikan Tarif sebagaimana pasal 11 dengan dasar pengenaan Pajak Reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

Pasal 13

(1) Besarnya Ketetapan Pajak Reklame lnsidentil dihitung berdasarkan Nilai Pajak Persatuan dan Jumlah Satuan.

(2) Besarnya Ketetapan Pajak Reklame lnsidentil Selebaran, Brosur, Stiker dan melekat dihitung minimal 100 lembar

(3) Besarnya Ketetapan Pajak Reklame lnsidentil spanduk/ Umbul-umbul dan Baliho yang dilaksanakan kurang dari 11 (sebelas) hari dapat diberikan keringanan sebesar 50 % ;

(4) Besarnya Ketetapan Pajak reklame lnsidentil kegiatan sosial, sosial keagamaan dan pendidikan dapat diberikan keringanan sebesar 50 % (lima puluh persen). (5) Pajak reklame harus dibayarkan setiap ada pergantian materi reklame.

(6) Pendirian media reklame baru untuk tahun pertama tetap dikenakan pajak reklame sesuai aturan yang berlaku, walaupun tidak ada materi reklame.

(10)

10 BAB Ill

PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBAYARAN ANGSURAN DAN PENUNDAAN

Pasal 13

(1) Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas;

(2) Pembayaran pajak secara angsuran atau penundaan dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Walikota.

(3) Permohonan angsuran dan/atau penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), dilampiri fotocopy Surat Ketetapan Pajak Daerah serta alasan angsuran dan/atau penundaan pembayaran.

(4) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mengadakan penelitian dan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pemberian persetujuan, penolakan angsuran atau penundaan pembayaran ;

(5) Penolakan atau persetujuan dilakukan secara tertulis dan diserahkan kepada Wajib Pajak yang bersangkutan ;

(6) Jangka waktu angsuran paling banyak 4 (empat) kali angsuran yang dibayarkan secara teratur setiap bulan dalam 1 (satu) tahun takwim dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua prosen) per bulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar;

(7) Jangka waktu penundaan pembayaran pajak diberikan paling lama 2 (dua) bulan dari berakhirnya masa pajak dalam 1 (satu) tahun takwim, dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua prosen) per bulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.

BAB IV

TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN PAJAK

Pasal 14

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengurangan, keringanan atau pembebasan pajak secara tertulis kepada Walikota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, dengan melampirkan foto copy Kartu tanda Penduduk, Surat Ketetapan Pajak Daerah disertai bukti dan alasan yang jelas ;

(2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mengadakan penelitian dan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pemberian pengurangan, keringanan atau pembebasan pajak;

(3) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak tidak menunda kewajiban membayar pajak.

(11)

BAB V

TATA CARA PERMOHONAN KEBERATAN DAN BANDING Pasal 15

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan keberatan selambat lambatnya 3 bulan setelah diterimanya surat ketetapan kepada Walikota melalui Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, disertai alasan yang jelas;

(2) Keputusan Walikota mengenai keberatan yang diajukan Wajib Pajak dapat berupa penolakan, menerima keberatan atau menerima sebagaian dari keberatan, yang dituangkan dalam Surat Keputusan Walikota yang dikeluarkan selambat- lambatnya dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal diterimanya permohonan;

(3) Apabila lewat batas waktu tersebut, permohonan keberatan dianggap dikabulkan. (4) Apabila permohonan keberatan diterima ternyata jumlah yang telah dibayarkan

lebih besar dari jumlah yang ditetapkan dalam surat Keputusan atas keberatan, maka kelebihan pembayaran pajak tersebut dapat diperoleh kembali melalui prosedur pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

Pasal 16

(1) Apabila Wajib Pajak masih merasa tidak puas atas Surat Keputusan Walikota mengenai keberatan yang diajukan, maka Wajib Pajak masih mempunyai hak untuk mengejukan permohonan Banding kepada Badan Penyelesaian sengketa Pajak.

(2) Surat Permohonan Banding harus dilengkapi dengan : a. Penjelasan mengenai alasan banding ;

b. Keputusan Walikota mengenai keberatan yang telah diajukan ;

c. Dokumen perpajakan yang bersangkutan dengan permohonan Banding (SKPD,SKPDT,SKPDKB,SKBTKBT,SKPDLB,SKPDN,STPD)

d. Bukti pembayaran yang telah diajukan oleh Wajib Pajak.

(3) Kesempatan untuk mengajukan permohonan banding hanya diberikan dalam jangka waktu 3 (tiga) belan sejak diterimanya Surat Keputusan Walikota

mengenai keberatan.

(4) Setelah jangka waktu dilewati, maka hak Wajib Pajak untuk mengajukan permohonan Banding sudah tidak ada lagi.

BAB VI

TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK Pasal 17

(1) Pemeriksa Pajak adalah Pegawai Negeri Sipil atau tenaga ahli yang ditunjuk Walikota atau Pejabat yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan dibidang perpajakan daerah.

(2) Bentuk pemeriksaan meliputi pemeriksaan sederhana kantor dan pemeriksaan sederhana lapangan.

(12)

12

(3) Pemeriksaan sederhana kantor sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi : jenis pajak tertentu untuk tahun berjalan yang dilakukan dengan menerapkan tektik pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana dilaksanakan di kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.

(4) Pemeriksaan sederhana Lapangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi seluruh jenis pajak untuk tahun pajak berjalan dan atau tahun sebelumnya yang dilakukan dengan menerapkan teknik pemerksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana dilaksanakan di tempat Wajib Pajak ;

(5) Hasil Pemeriksaan yang seluruhnya disetujui oleh Wajib Pajak, dibuat surat pernyataan tentang persetujuan yang ditanda tangani oleh Wajib Pajak ;

(6) Hasil temuan dalam pemeriksaan yang seluruhnya atau sebagian tidak disetujui oleh Wajib Pajak dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan ;

(7) Laporan pemeriksaan yang dibuat oleh pemeriksa digunakan sebagai dasar penerbitan SKPDKB, SKPDKBT, STPD, SKPDLB, SKPDLBT, SKPDN atau tujuan lain untuk pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah;

(8) Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan atas hasil pemeriksaan atau tidak menghadiri pembahasan akhir hasil pemeriksaan , maka surat ketetapan atau tagihan diterbitkan secara jabatan berdasarkan hasil pemeriksaan yang disampaikan kepada Wajib Pajak.

BAB VII

KETENTUANPENUTUP Pasal 18

Pada saat Peraturan Walikota ini berlaku, maka Peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pajak Reklame dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 19

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Mojokerto.

Ditetapkan di Mojokerto

pada tanggal 31 Januari 2012 VVAUIKOTA il'v10JOKEHTO

ttd

Diundangkan di Mojokerto

padatanggal 31 Januari 2012 SEl<RIET ARIS DA ERA l<OTA MOJOl<EIRTO

ttd

ABDUL GANI SOEIHARTONO

ilr .. SUYilTNO. M.Si Pernb ina Utama Mad ya NIP 19580101 19850 1 031

(13)

ttd

PUDJI HARDJONO SH NIP. 19600729198503 1 007

(14)

13

LAMPI RAN I PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO

NOMOR 5 TAHUN 2012

TANGGAL : 31 JANUARI 2012

PENETAPAN LOKASI, LUAS, SUDUT PANDANG, KELAS JALAN REKLAME TERPASANG DAN BOBOT PROSENTASE

MASING-MASING FAKTOR

A. GUNA LAHAN TEMPAT PEMASANGAN REKLAME

Norn or Uraian Nilai Bobot

1 Kawasan Khusus (Pasar I Terminal) 40 %

2 Pusat Perdagangan 37 % 3 Daerah Perdagangan 36 % 4 Melintang Jalan 33 %

5

Pertokoan 30 % 6 Campuran 27 % 7 Pendidikan 24 % 8 Perumahan 21 % 9 Kawasan Terbuka 19 % 10 lndustri 16 %

B. LUAS REKLAME TERPASANG

Norn or Uraian Nilai Bobot

1 36,5-40 m 15 % 2 32,5-36 m 14 % 3 28,5-32 m 13 % 4 24,5-28m 12 % 5 20,5-24 m 11 % 6 26,5-20 m 10 % 7 12,5-16m 9% 8 8,5 - 12 m 8% 9 4,5- 8 m 7% 10 0,5-4 m 6%

(15)

C. SUDUT PANDANG REKLAME TERPASANG

Norn or Uraian Nilai Bobot

1 Simpang Lima 30 % 2 Simpang Empat 27% 3 Simpang Tiga 24% 4 Belokan 21 % 5 Dua Arah 19 % 6 Satu Arah 16 %

D. KELAS JALAN REKLAME TERPASANG

Norn or Uraian Nilai Bobot

1 14-15m 15 % 2 12-13m 14 % 3 10 - 11 m 13 % 4 8-9m 12 % 5 6-?m 11 % 6 4-5m 10 % 7 2-3m 9% 8 0-1m 8% VVALIKOTA. MOJOKERTO

ttd

(16)

15

LAMPIRAN II PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR TANGGAL: 5 31 TAHUN 2012 JANUARI 2012

STANDAR BIAYA PEMBUATAN DAN PEMELIHARAAN REKLAME TERPASANG

No Jenis Reklame Standar Biaya Satuan

(Rp)

1. Balon Udara 6.000.000,00 Per M 2

2. Konstruksi Dasar Tiang Reklame diatas 8 Meter 100.000,00 Per M 2

3. Neon Sign dan sejenisnya 500.000,00 Per M 2

4. Billboard, Aluminium dan sejenisnya 400.000,00 Per M 2

5. Colibret 150.000,00 Per M 2

6. Kaea I Tembok I Pintu I Rolling door 200.000,00 PerM 2

7. Baliho 125.000,00 Per M 2

8. Berjalan 300.000,00 Per M 2

9. Kain 50.000,00 Per M 2

10. Poster 2.000,00 Per Lembar

11. Selebaran (ukuran folio) 250.000,00 Per Rim

12. Peragaan I Suara 300,00 Per Menit

Vl.f.ALIKOTA MOJOKERTO

ttd

(17)

LAMPIRAN Ill PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR

TANGGAL:

5 TAHUN 2012 31 JANUARI 2012

STANDAR PERHITUNGAN REKLAME BERDASARKAN NILAI JUAL OBYEK PAJAK (NJOP)

No Jenis Reklame Ukuran Standar NJOP

(Rp)

1. Megatron I Vediotron /LED 1X1M2 50.000.000,00 s/d 75.000.000,00

2. Ban do Jalan Neon Sign/ 5 x 10 bb 90.000.000,00 s/d 100.000.000,00 sejenisnya

3. Neon Sign I sejenisnya a. 5 x 10 m bb 80.000.000,00 s/d 90.000.000,00 b. 4 x 8 m bb 70.000.000,00 s/d 80.000.000,00 c. 4 x 6 m bb 60.000.000,00 s/d 70.000.000,00 d. 3 x 6 m bb 50.000.000,00 s/d 60.000.000,00 e. 5 x 10 m bb 60.000.000,00 s/d 65.000.000,00 f. 4 x8 m 50.000.000,00 s/d 55.000.000,00 g. 4x6 m 40.000.000,00 s/d 45.000.000,00 h. 3 x6 m 30.000.000,00 s/d 35.000.000,00 4. Sando Jalan Billboard 5 x 10 bb 70.000.000,00 s/d 80.000.000,00 5. Billboard a. 5 x 10 m bb 60.000.000,00 s/d 70.000.000,00 b. 4 x 8 m bb 50.000.000,00 s/d 60.000.000,00 c. 4 x 6 m bb 40.000.000,00 s/d 50.000.000,00 d. 3 x 6 m bb 30.000.000,00 s/d 40.000.000,00 e. 5 x 10 m bb 40.000.000,00 s/d 45.000.000,00 f. 4x8m 30.000.000,00 s/d 35.000.000,00

g.

4x6 m 20.000.000,00 s/d 25.000.000,00 h. 3x6 m 10.000.000,00 s/d 15.000.000,00 VVALIKOTA MOJOKERTO

ttd

(18)

17

LAMPIRAN IV PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR

TANGGAL:

5 TAHUN 2012

31 JANUARI 2012

LEBAR JALAN DI WILAYAH KOTA MOJOKERTO

No. Lebar Jalan Nama Jalan

1 2 3

1 3 Meter a. Jalan Pekayon 11 h. Jalan Pekuncen 11

b. Jalan Penarip 11 i. Jalan Mawar

c. Jalan Balongsari 111 j. Jalan Kamboja

d. Jalan Balongsari V k. Jalan Gedangan Barat By Pass

e. Jalan Balongsari VIII I. Jalan Flamboyan

f. Jalan Dahlia m. Jalan Penderman VIII

g. Jalan Pekuncen I

2 4 Meter a. Jalan Prapanca ff. Jalan Pulowetan

b. Jalan Pierre Tendean gg. Jalan Gunung gedangan

c. Jalan Blooto Baraba

d. Jalan Riyanto hh. Jalan Gunung gedangan

e. Jalan Ronggolawe Timur

f. Jalan Biliton ii. Jalan Tirta Suam I

g. Jalan Riau jj. Jalan Tirta Suam II

h. Jalan Kalimantan kk. Jalan Balongrawe baru

i. Jalan Bangka 11. Jalan Prajurit Kulon II

j. Jalan Batam mm. Jalan Ketidur

k. Jalan Natuna nn. Jalan Blooto Wringin rejo

I. Jalan Tarakan 00. Jalan Empu Gandring

m. Jalan Pulau Laut pp. Jalan Kemasan

n. Jalan Bawean qq. Jalan Pabrik

0. Jalan Madura rr. Jalan Argopuro

p . Jalan Flores SS. Jalan Pepaya

q. Jalan Halmahera tt. Jalan Rajek wesi I

r. Jalan Sulawesi uu. Jalan Rajek wesi VI

s. Jalan Meri Keboan vv. Jalan Rajek wesi VII

t. Jalan Prajurit Kulon sabuk alu WW. Jalan Rajek wesi VI 11

u. Jalan Balongkrai xx. Jalan Rajek wesi IX

v. Jalan Gedongan I yy. Jalan Purwotengan VIII

w. Jalan Pendidikan I zz. Jalan Pulorejo Ill

x. Jalan Ngaglik I aaa. Jalan Pulorejo VI

y. Jalan Kranggan V bbb. Jalan Kranggan 111

z. Jalan Cempaka I CCC. Jalan tirta suam V

aa. Jalan Cempaka II ddd. Jalan Tirta Suam VI

bb. Jalan Cempaka Ill eee. Jalan tembus Gunung Anyar

cc. Jalan Balongrawe Baru fff. Jalan Pekuncen Ill

dd. Jalan Keboan ggg. Jalan Pekuncen IV

(19)

1 2

3

5 Meter a. Jalan Trunojoyo Jalan Cinde VIII

b. Jalan RA Kartini Jalan Cinde IX

c. Jalan Sekar Putih Jalan KH Mansur

d. Jalan Benteng Pancasila Jalan Meri - Gatoel

e. Jalan tropodo I Jalan Pulosari

f. Jalan Tropodo Jalan Panggreman VI

g. Jalan Al azhar Jalan Gunung gedangan

h. Jalan Pulorejo Bawah barat

i. Jalan Hasyim Ashari Jalan Tirta Suam Ill

j. Jalan Kapral Usman Jalan Balongrawe

k. Jalan Sumatra Jalan Pekayon

I. Jalan Bali Jalan Muria I

m. Jalan Lombok Jalan Muria II

n. Jalan Mentawai Jalan Muria Ill

0. Jalan Dieng I Jalan Muria IV

p. Jalan Dieng II Jalan Muria V

q. Jalan Dieng Ill Jalan Muria VI

r. Jalan Merbabu I iii. Jalan Galunggung I

s. Jalan Merbabu 11 jj. Jalan Galunggung II

t. Jalan Merbabu 111 kkk. Jalan Galunggung Ill

u. Jalan Merbabu IV 111. Jalan Galunggung IV

v. Jalan Merbabu V mmm. Jalan Galunggung V

W. Jalan Merbabu VI nnn. Jalan Galunggung VI

x. Jalan Malabar I Jalan Galunggung VII

y. Jalan Malabar II Jalan Galunggung VIII

z. Jalan Malabar Ill Jalan Tangkuban Prahu I

aa. Jalan Malabar IV Jalan Tangkuban Prahu II

bb. Jalan Malabar V Jalan Tangkuban Prahu Ill

cc. Jalan Malabar VI Jalan Tangkuban Prahu IV

dd. Jalan Malabar VI I Jalan Tangkuban Prahu V

ee. Jalan Malabar VI 11 Jalan Tangkuban Prahu VI

ff. Jalan Malabar IX Jalan Tangkuban Prahu VII

gg. Jalan Malabar X Jalan Tangkuban Prahu

hh. Jalan Malabar XI VIII

ii. Jalan Meri - Kuti Jalan Tangkuban Prahu IX

jj. Jalan Radu Gede Jalan Tangkuban Prahu X

kk. Jalan Ba long Rawe Jalan Tangkuban Prahu XI

Kedungsari Jalan Panggrango I

11. Jalan Kedungsari - By Pass Jalan Panggrango II

mm. Jalan Sumolepen Jalan Panggrango Ill

nn. Jalan Sekar a bang- Jalan Panggrango IV

sekarputih Jalan Panggrango V

00. Jalan Sekar Putih Jalan Panggrango VI

pp. Jalan Pasar Hewan Jalan Panggrango VII

qq. Jalan Markisa iiii. Jalan Panggrango VI 11

(20)

19

1 2

3

kkkk. Jalan Blooto Utara 1111.

xxxx. Jalan Panggrango X yyyy. Jalan Panggrango XI

ggggg. Jalan Pendidikan II hhhhh. Jalan Miji baru satu iiiii. Jalan Surodinawan I

ddddd. Jalan Blooto - Karang Kedawang

eeeee. Jalan Kuti - By Pas

fffff. Jalan Tembus jalan Jawa

nnnn.

Jalan Bancang

Jalan tembus benteng zzzz. Jalan Panderman I Pancasila aaaaa. Jalan Panderman VI 11

0000. Jalan Raya Cinde bbbbb. Jalan Raya Rajekwesi

pppp. Jalan Cinde I

ccccc.

Jalan Kuti - Keboan qqqq. Jalan Cinde II

rrrr. Jalan Cinde Ill ssss. Jalan Cinde IV tttt. Jalan Cinde V uuuu. Jalan Cinde VI vvvv. Jalan Cinde VII wwww. Jalan Meri Kuti Jalan Randu Gede

mmmm.

Ualan Surodinawan II 6 Meter a. Jalan Mayjen Sungkono

b. Jalan Anggur

IC. Jalan Meri - Kuwung

k:l.

Jalan KH Usman �- Jalan Tirta Suam

'r Jalan Pandan g. Jalan Anjasmoro

l;l·.

Jalan Jeruk 1. Jalan Kecapi Jalan Rambutan k. Jalan Salak I. Jalan Mangga

m. Jalan Blooto - Ketidur

n. Jalan Kemasan - Karang kedawang o. Jalan Ketidur Suro Mulang

p. Jalan Korn Yos Sudarso �- Jalan Lawu r. Jalan Sawo

s.

Jalan Sirsat

t

Jalan Sukun u. Jalan Blimbing

rv.

Jalan Batok w. Jalan Bromo x. Jalan Raung y. Jalan Merapi z. Jalan T engger aa. Jalan Arjuna bb. Jalan Willis cc. Jalan Apel dd. Jalan Wuni ee. Jalan Duku ff. Jalan Garbis gg. Jalan Langsep hh. Jalan Manggis ii. Jalan Kranggan I jj. Jalan Arjuna kk. Jalan Bancang II II. Jalan Jambu mm. Jalan Melon nn. Jalan Murbey oo. Jalan Nangka pp. Jalan Pisang

qq. Jalan Raya

Suromulang rr. Jalan Cerme 7 Meter

a.

Jalan Bayangkara

b. Jalan Brawijaya

IC. Jalan Jawa

k:l.

Jalan KH Dahlan

�- Jalan Kelud

Jalan Kerto raharjo

q. Jalan Leci

h. Jalan Raya

Galunggung i. Jalan Raya Kawi j. Jalan Raya Malabar k. Jalan Raya Merbabu

I. Jalan Raya

(21)

1 2 3

tm. Jalan Sersan Harun p. Jalan Raya

n. Jalan Tanjung Tangkuban Prahu

b. Jalan Pulorejo Atas q. Jalan Sawungggaling

Jalan Raya Dieng

8 Meter la. Jalan Apukat g. Jalan Letkol Sumarjo

b. Jalan Cempedak h. Jalan Pemuda

c.

Jalan Delima i. Jalan Penanggungan

k:l.

Jalan Hayam Wuruk j. Jalan Semangka

e. Jalan Tri Buana Tungga dewi k. Jalan Srikaya

& Jalan Veteran

9 Meter la. Jalan Taman Siswa e. Jalan Semeru

b. Jalan JA. Suprapto f. Jalan Jaya Negara

Ir, Jalan Joko Tole g. Jalan Apukat I\,.

kJ.

Jalan Karvawan h. Jalan WR Supratman 10 Meter

a.

Jalan Raden Wijaya f. Jalan Durian

b. Jalan A. Yani g. Jalan Mojosari

Ir, Jalan ljen Mojokerto

Iv.

kL

Jalan Wmpunala h. Jalan PB Sudirman

e.

Jalan HOS Cokro Aminoto i. Jalan KH Nawawi

j. Jalan Muria 12 Meter a. Jalan Mojopahit

b. Jalan lrian Java 14 Meter a. Jalan Gajah Mada

b. Jalan Res Pamuji c. Jalan Bhayangkara d. Jalan Benteng Pancasila 15 Meter a. Jalan Pahlawan

b. Jalan Surodinawan

C. Jalan Bv Pass

\MAILJIIKOTA IIVlOJIOIKIEIRTO

d

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Tesis dengan judul

Grafik dan animasi sangat efektif untuk menambah daya tarik siswa terhadap materi yang disajikan dalam sistem pembelajaran berbasis komputer.... Warna

1 DEDI RATONO, umur 35 tahun, Jabatan Ketua Pemuda Jorong Muaro Putuih, pekerjaan Karyawan, alamat Muaro Puituh, Nagari Tiku V Jorong Kecamatan Tanjung

Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan suatu perancangan desain logo dari LBH Sandhi Wafa &amp; Partners Counselor &amp; Attorneys at Law, dimana

tegangan pada poros bertangga atau alur pasak dengan faktor ditaksir terdahulu, maka α atau β sering kali menghasilkan diameter poros yang lebih besar.. Periksalah

CATATAN : *INFORMASI INI HANYA BERSIFAT SEMENTARA, PERENGKINGAN CALON PESERTA DAPAT BERUBAH-UBAH TERGANTUNG NILAI RAPORT DAN INDEKS SEKOLAH ASAL. MOHON SELALU CEK WEBSITE INI

Aspek desain teknis mempunyai 8 butir yang dinilai. Aspek ini setelah dikonversikan dalam skala 5 maka item- item yang dinilai oleh ahli media termasuk dalam kategori “

indigenous yang diisolasi dari limbah uranium cair aktivitas rendah dapat berperan sebagai agen bioremediasi perairan yang terkontaminasi uranium sampai dengan konsentrasi 60