JURNAL
PENGEMBANGAN
PENYULU
HAN PERTANIAN
Bidang
llmu-ilmu
Peternakan
ISSN:
1858-1625Terbit dua kali dalam satu tahun pada bulan Juli dan Desember, berisi artikel ilmiah penelitian dan pemikiran dalam bidang Penyuluhan Pertanian, Sosial Ekonomi
Peternakan, dan Teknis Peternakan Terapan
Ketua Penyunting
Drs. Gunawan Yulianto, MM., M.Si
Penyunting Pelaksana Ir. Nuryanto, MS
Nirboyo Soeharso, S.Pd, MM Teguh Susilo, S.Pt., M.Si
Dr. Ir. Hadi Haryanto, MP
Mitra
BestariProf. Dr. Ir. Tri Yuwanta, DEA., Fak.Peternakan UGM
Prof. Dr. Ir. Ristianto Utomo, SU., Fak.Petemakan UGM
Dr. Ir. Warsono Sarengat, MS., Fak.Peternakan UNDIP
Prof. Dr. Suharti, Fak.Bahasa dan Seni
tNY
Redaktur Pelaksana Drh. Budi Purwo Widiarso, MP
Redaksi menerima tulisan hasil penelitian yang belum pernah dipublikasikan. Naskah diketik diatas kertas HVSukuran A4 (kuarto) dengan spasi 1,5 denganjumlah halaman 10-15 halaman dengan huruf Times New Roman ukuran font 12. Naskah
dikirim berupa print-out, CD atau disket. Naskah yang masuk akan disunting untuk keseragaman format penulisan tatpamerubah isi tulisan
Alamat Redaksi
Sekolah Tinggi Penyuluhan pertanian (STPP) Magelang Jurusan Penyuluhan Peternakan
Jl.Magelang-Kopeng Km.7 PO.BOX l52Magelang Jawa Tengah 56101 Telp/fax. (0293) 364 1 88
JURNAL
PENGEMBAI\GAN PENYULUHAN PERTANIAN Bidang Ilmu-ilmu Peternakan
Volume8(16),Jnli20l2
DAFTAR
ISI
Tingkat Penambahan Kecambah Kacang
Hijau
padaItik
Pembibitan terhadap Produksi dan Kualitas TelurTetas
N. Prabewi, Supriyanto, dan G. Adiwinarto
Model Beternak Ayam Broiler
di
Kelurahan ManulaiKecamatan Alak Kota Kupang
Nuryonto, Damfrid
Pengaruh Perlakuan Hidrolisis terhadap Kandungan Protein Kasar,
Serat
Kasar dan Lemak Kasar pada Tepung Belalang Kembara (Locusta Sp.)J. Daryatmo
Studi
Kasus Penyakit
Kulit
pada
Kuda
danKeperawatannya di Tombo
Ati
Stable Salatiga D. Partiwi, Yuriadi, B. P. WidiarsoMotivasi Petani dalam Menggunakan pupuk Organik
di
Desa Kenalan
Kecamatan
Pakis
KabupatenMagelang J. Sulardi
Pengaruh
Karakteristik
Petanidan
Adopsi
InovasiPenggunaan
Pupuk Organik
Kelompok
TaniTranggulasi
Desa
Batur
Kecamatan
Getasan SemarangSunarsih, S- Rahayu
Prevalensi Toxoplasmosis pada Kambing yang Dijual di Kota Makassar Purwanta ISSN: 1858- 1625
l
-14 15 -21 22-28
29-36
37-48
49-56
57 -64 I l_ IPengantar Redaksi
Puji syukur kita panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas terbitnya jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian, Bidang Ilmu-ilmu Peternakan, Volume 8(16), Desember 2012, yang
diterbitkan
oleh
ProgramStudi
Penyuluhan Peternakan, SekolahTinggi
Penyuluhanpeternakan. Jurnal
ini
merupakan publikasiilmiah
dibidangIlmu
Penyuluhan Pertanian, khususnya Penyuluhan dibidang Peternakan, ymg terbit 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juli dan Desember.Pada
edisi
kali
ini
menampilkanhasil
penelitian tentang Tingkat Penambahan Kecambah KacangHijau
padaItik
Pembibitan terhadap Produksi dan Kualitas Telur Tetas, Model Beternak Ayam Broiler di Kelurahan Manulai Kecamatan Alak Kota Kupang, Pengaruh Perlakuan Hidrolisis terhadap Kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Lemak Kasar padaTepung Belalang Kembara (Locusto Sp.), Studi Kasus Penyakit
Kulit
padaKuda
dan Keperawatannyadi
TomboAti
Stable Salatiga, Motivasi Petani dalam Menggunakan PupukOrganik
di
Desa Kenalan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, Pengaruh Karakteristik Petani dan Adopsi Inovasi Penggunaan Pupuk Organik Kelompok Tani Tranggulasi Desa Batur Kecamatan Getasan Semarang, Prevalensi Toxoplasmosis pada Kambing yang Dijual di Kota Makassar.Kami mengucapkan terima kasih kepada penulis dan semua pihak yang telah membantu penerbitan jurnal
ini
dan semoga dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada semuasivitas akademika STPP Magelang pada khususnya dan semua pihak pada umumnya untuk mempublikasikan hasil penelitian dibidang penyuluhan peternakan, hasil telaah pustaka, atau pengalaman lain yang dapat bermanfaat bagi kemajuan dibidang ilmu penyuluhan peternakan pada khususnya dan pembangunan pertanian pada umumnya.
PENGARUH PERLAKUAN HIDROLISIS TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN
KASAR, SERAT KASAR DAN
LEMAK
KASAR PADA TEPUNG BELALANGKEMBARA (LOCaSTA SP.)
(the Effect Of Hydrolysis On Crude Protein, Crude Fiber and Ether Extract
Of
Locust (Locusta sp.) Meal)
I. Daryatmo*
ABSTRACT
A
2X3foctorial
experiment was conductedto
evaluate the chemical compositionof
dried locust meal affected by hydrolysis time and NIOH concentration. The treatment factor applied were hydrolysis time, that were 24 hours and 48 hours, as first factor, the secondfoctor
was NaOH concentration, 0o/o, 3% and 6%o, therefore 6 treatments combination were made with
3 replication of each combination. The variance onolysis showed that 0%o NaOH compared to
3% and 6% NaOH significontly affect to crude protein, and crude
fiber
content. Between 0o%,3% and 60/o, NaOH were significantly affict to ether extract. Hydrolysis time also significantly
affict
to
crude protein, crudefiber,
ether extroct. Interoction between twofactors
wassignificantly
affect
all
variables measured.The
conclusionwas,
3% and 6%
NaOHconcentration and 48 hours time of hydrolysis were decrease crude protein, crude
fiber
and ether extract. Interaction between factors was found.It
was significantly affect to oll variables measured therefore choosing the best combinationof
two factorsfor
optimum result wos important.Keywords: Hydrolysis, Crude protein, Crudefiber, Ether extroct, Locust meal .
Staf Pengajar Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang
PENDAHULUAN
Belalang perusak tanaman (Locust) telah banyak berkembang di Indonesia yang pindah dari satu pulau ke pulau yang lain,
sehingga
disebut
migratory
locusts.Menurut Pusat Studi Bencana Alam UGM,
diketahui
bahwa
belalang
ini
l97l
menyerang
Halmahera,
1990
diKalimantan,
Mei
1998di
Lampung danterakhir pada awai 1999
di
Kupang dan di pertengahan 1999 di Sumba.Menurut
Nasroedin
(1998), kandungan protein kasar belalang mencapai 76oh tetapi penggunaannya terbatas untukayam.
Tepung
belalang
mempunyai komposisi protein kasar yang mengandungnitrogen
dalam bentuk
senyawa khitin.Khitin
tersebut terdapat
pada
bagian exoskeleton dansulit
dicerna oleh ayam.Hal ini
disebabkan
karena
khitinmengandung
N-acetylated-glucosaminepolysacharide
yang
mengandung 7%nitrogen
atau
ekivalen dengan
43,7yoprotein
kasar(+55%
dari total
protein kasar). Hal inilah yang menyebabkan nilaicema protein kasar
oleh
ayam
hanya mencapai 62% (Nasroedin, 1998).Lebih lanjut dinyatakan pula bahwa
burung pemakan insekta dapat mencerna
khitin dengan baik karena memiliki enzim
khitinase.
Profil
asam amino dari tepungbelalang
sedikit
di
bawah tepung ikan; kandungan arginin, sistin, isoleusin, leusin,lisin,
metionin,
fenilalanin,
treonin,tryptofan, tirosin dan valin masing-masing adalah 4,8; 0,4; 3,6; 5,7; 5,9;2,6; 4,6; 3,5;
5,6 dan
3,9 gll00
g
protein Q.{asroedin,lee8).
Menurut Hemsted (1947) dalam Bo
Gohl (1975), locusts disukai oleh banyak
suku di Afrika dan juga digunakan sebagai pakan untuk ternak. Locust yang telah mati sesekali waktu tersedia dalam jumlah besar. Locusta yang dibunuh dengan
di-nitroortho-cresol dapat
digunakan sebagai pakan22
Pengaruh Perlakuan Hidrolisis terhadap Kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Lemak Kasarternak, sedangkan yang dibasmi dengan arsenikum tidak dapat digunakan sebagai pakan karena belalang terkontaminasi oleh arsenikum.
Di
Wonosari, Kabupaten GunungKidul, DIY,
belalang digunakan sebagai pangan manusia dan merupakan salah satubahan pangan yang disukai. Dissosteira
carolina atau yang umum
dinamakan dengan belalang serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.Hewan
ini jika
dalam pertanian dapatmenjadi
hama
tanaman.
Dia
dapat memakan tanaman yang diharapkan untuktumbuh, bahkan dapat mengancam petani
karena dapat menyebabkan gagal panen.
Hama
ini
temyata
dapat
ditekan pertumbuhannya, dengan bahan pembasmihama
yang
bersifat kimiawi,
namun perlakuan tersebut tidak begitu perpengaruhbaik pada tanamannya sendiri, atau dapat
juga
dibasmi dengan langsung ditangkapoleh
masyarakatuntuk
dimanfaatkan sebagai bahan pangan (Praditya, 2012).Masyarakat sekitar sering berburu belalang ini dengan cara mem-pulut.
Mem-pulut berarti menggunakan piranti tangkai panjang yang di ujungnya ada bagian yang sangat lengket, merupakan getah alamiah
yang
sifatnya lengket.
Beberapa ahli menyatakan bahwa belalang mempunyai kadar protein antara40-60%. Ahli yang lainmenyatakan kandungan protein belalang mencapai 62,2Yo tiap 100 gramnya. Angka
ini
cukup
tinggi
dibandingkan denganangka protein pada udang segar zloh,
daging sapi l8,8yo, daging ayam 18,20 ,
telur
ayam l2,8yo,dan
susu sapi segar3,2yo, sehingga sebagai sumber protein
tidak kalah dengan sumber protein yang
lain (Praditya,2012)
Belalang kayu di Wonosari, Gunung
Kidul, DI Yogyakarta, ditangkap lalu dijual
untuk makanan. Harga belalang goreng,
sekitar Rp 500,00-Rp 800,00 per belalang saat Lebaran. Pada hari-hari biasa, harganya hanya
Rp
10.000,00 hingga Rp 20.000,00per
rentengyang
terdiri
atas56
ekorbelalang. Dalam sehari penjual belalang
bisa
menjual sekitar10 ikat
(Kompas,2012). Belalang hidup
dibeli
seharga Rp25.000,001
kg.
Setelahdiolah
menjadibelalang goreng harga per porsinya berkisar antara Rp 6.000,00 hingga
Rp
10.000,00(Meir,2012).
Namun,
pemanfaatan
tepung belalang kembara sebagai pangan manusiamenemui kendala, karena menimbulkan
reaksi allergis
bagi yang tidak
tahan,umrmrnya
berupa
gatal-gataldi
kulit(Sosromarsono, 1999). Cara pemberantasan
yang umum
dilakukan adalah dengan pengendalian massal oleh manusia secara bersama-sama dengan melibatkan banyakorang terjun langsung
ke
lahan pertanianyang diserang kemudian secara mekanis
belalang ditangkap atau dibunuh secara
manual denganmenggunakan
jaring
atau dengan insektisida. Namun penyemprotan dalam areal yang luas secara ekonomi tidak menguntungkan. Sebetulnya tanaman sudahrusak
dan
secara ekologistidak
dapatdipertanggungjawabkan
karena
dapatmenimbulkan pencemaran lingkungan dan terbunuhnya musuh alami serta organisme
bukan
sasaranlainnya
(Sosromarsono,reee).
Tepung
belalang
diketahuimengandturg komponen-komponen yang
tidak
menunjang ketercernaannya antaralain
khitin
yang
terdapatpada
bagianeksoskeleton
yang
sulit
dicerna
dankandungan
serat
kasarnya (Nasroedin,1998).
Hal
inilah
yang
menyebabkan kecernaannyaperlu
ditingkatkan dengan perlakuan tertentu, atau pradigesti secarakimia.
Dalamhal
ini
tepung belalangdihidrolisis
menggunakanbahan
kimiaNaOH
dengan
konsentrasi
tertentu.Perlakuan
alkali
(NaOH)ini
diharapkanmampu meningkatkan kecernaan bahan
pakan dan tepung belalang.
Winarti
(1992)
menyatakan,perlakuan
alkali
yakni NaOH
mampumenghidrolisis gugus asetil pada khitin.
Khitin
akan
mengalami
deasetilasi, sehingga khitin berubah menjadi khitosan yang menyebabkan kadar khitin berkurang.Potensi belalang kembara
yang
cukuptinggi,
terutama
pada
daerah
yangmengalami ledakan
populasi
belalang,menyebabkan belalang dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Pengaruh Perlakuan Hidrolisis terhadap Kandungan Protein Kasqr, Seral Kqsar dan Lemqk Kasar pada Tepung Belalang Kembarq (Locusta Sp.),
'('dg olsttcol onquax Suoplag Sundal opod JDSrX IDLuaT uDp nDSDX PnS'nDSDX uta9td uo&unpuoy dopoqtal slsllotplH uorupqad qntoBua1 rrB)plnlunuelu
IuI
IeH
'ulslord ueSunpuel depeq.rel(t0'0>d
ele.(u
l€8ues
3ue,( r.lnJe8ued ue)pln[unueur HO€N Isurluesuo{ rIBp SISIIoJpIq nDIe/Y\ etelue I$leJelul 'JesB{ ureloJd eseluesoJd lre{urunuelu IEellupll
HO€N 'oh9 Iserluesuo{ Bp?d ue{quqesp Iul IeH 'o/oE $erluesuo{ eped eleJF,r ueEuep eleiu 1epr1 8ue,( Iruupeqred ueryn[unuetu {l}s!}e}s er€ces undnels1( utalord ue8unpuel€p€d
qepuerel
slereJ
uellreqluelu%9
Isu[uesuo{ uu8uep
ueuepuered'ry,(ueq
qlqel
EuernryeqruseI
utelord JepDI uSSurqas etuelqlqel
Iseslulelordep sesorduef
8,
sISIIorpIq nDIeA\.'(tg'g;d)
ele(u ]e8ues sIsIIoJpIq nDlen enpe{ uJulue ueupeqreduep
'oh9 HOBN
Iserluesuol epeduet
8,
slsllorplq npp^r uped ludeptpJBse{
utelord
qepuere}
elere5 bZ 'z'Luep 9'L '.6'7 lntnl-lrunueq {a1nqdon
a1oqm eped Suepes 'o Z'g uep ohg';io
6'9lnrnl-lrunueq [,ttOX
ueyup) wo do"tc apqw uped 'rese{ urelord Jepel ueurunued turulu8ueur yoSvep o/ob 'oh1 ISEJluesuoI ue8uep HO€N ue8uepuelnlepedrp
3ue.(
{a1nq
do.tc
aPqMuup
too
do,tcapq$
e/Y\qeq ueryodeletu'(tgOt)
'lD P
uostoqql Jp{eJe eruces eese1snDl}llnl
welep utelord Jepe{ t8uernEuetu ludep wel.Z-t
I$l€er nl)Ie,,\lu?p %E-z
HOEN uBlruEI luntun ereces €.rv\quq ueryodeleru e8nt (6661) IznIN ruelep (tSOt)uou)
uep(286I)
uolstue4 uep uosuqof'(9/6I)
qEnog 'rese{ utelordrepel
ue{utunueu ludeplEIs
DIIIItuotu HO€N eaqeq uelelefueur Eue,('(teO)
oluerdng rrrBIBp(ZOO)
'lD
P
IpEqnS ludupued ue8ueP I€nses1uI
IeH Eue.( ueepeqred ue>ppfrmueru eures Eue{ slrel u€P lxolo] epud epeqreq Eue,( drrlsredns tL'09 sleJeu qI I'99 EO, L9 19,ZS 69'09 89'rS NS 96'29 ZL,9S 89'I9 61,65 uel8t
tlur-l. VZ (t0'0>a) ele,(u le8ues eleJeu %9 %E %0 NDIEA\ rsuJluesuo) (o7o) upeqrag HO"N IssIuesuo) uep srsllorplH nDIeA\, ueEuep ereqtue) Euelelag Sundel ruse) uretord ue8tmpue;1 elereg'Ilequl
'qBpuer 8uy1ed ;14 ue8tmpue1'o/o9 lse4uesuo{ eped 'ele.(u epeqreq >Vp\t%9
vep o/ot Brelue ruse{ ute}ord JepDI €leJer 1de1e1 oh9 uep ohE eped ruse>1 utelord JEpE{ sl€rer Sutpueqtp (f0'0>D
e1e,(u sPeqreq
u?P
t88ult qlqel %0 HOuN Is€rluesuol eped emqrua>1 Euepleq Etmdet eped rese>1 utelord repe{ eleJF,r leqrup ledepI
IeqBJ eped (y6).tusu4 ulolord NYSYHYgWgd NYO TISYH'QOO)'P
P
tqewH urupp (ZIAD'P
p
suJeH ltunuetu tserEer treeuresred ueEuep ue>luuallp tdes >lutuol 1nlunNCI
rellu IrEp(Ste)
CVOV lrunuetu uu>ln>IBIIpleunslord
sIsIIeuV
'Jerue>Inqns
epeduBInryIp
treru[Plred'uerupped ue{eue{Ip q€letreselnd
ueDIItueC
'3.0S
uelo ueEuep Eueleleq uel8urre8uelu BrBc ueEuepledepp
Euelelaq Sundetlodureg
'lP{
g >p,(ueqes uurylaued rseryldeg 'uen>1epedrseulqtuo{
g
{nluaqueu
e.(uenures e8Eurqas'ohg u?P
%t
'oA0
:HO€N rs€rluesuo{ n1le,( enpe4 roH€.tl'tue[ 8t
uepuef rZ
:sISIIorpIq nDIElyl nlre,( etueuad roDIeC'tXZ
IeIroDIeCelod
delEuel{ecv
ue8uecueg treeqocrad ue8uecuer ueleun88uetu Iur uutlrleued epolentr epoletr l eJel€ums'qeEuel
8mdue1
'uoqelru14
nPBhtrEmmg
nQel ueunqe>podIrep
Eueplsq ledureg: edrueq ueqrleued Irelehtr IrelBtrAlg(OIf,I^I
NY(I TUSIYhIpada waktu
hidrolisis
dan
konsentrasi NaOH yang tinggi kandungan protein kasar menjadi semakin turun.Serat kasar (SK)
Tabel
2
memperlihatkan bahwarerata serat kasar pada konsentrasi 0% sangat nyata lebih tinggi dibanding pada
konsentrasi
3%
dan
6Yo,
meskipundemikian, serat kasar pada3oh dan 6Yotidak
berbeda nyata antara keduanya Tampak bahwa penggunaan NaOH yang tinggi lebih mampu menurunkan serat kasar. Demikian
juga
pada waktu hidrolisis 48jam
seratkasar
yang
didapat nyatalebih
rendah(P<0,01).
Hal
ini
menunjukkan bahwa perlakuan NaOH dengan waktu hidrolisisyang lebih tinggi
waktu
mampu menurunkan kandungan serat kasar lebih banyak.Tabel2.
Rerata Kandungan Serat Kasar Tepung Belalang Kembara dengan Waktu Hidrolisisdan Konsentrasi Naoh Berbeda (%
Konsentrasi Waktu 6% Rerata 3% 0% 24 jam 48 jam I 5,13 15,34 11,66 10,56 13,52 13,76 11,56 12,4gb Rerata 15,24u 12,66 l
l,l
ISuperskripyangberbedapadakolomdanbarisyangSama-e,,ry
sangat nyata (P<0,01)Ada
interaksiyang
sangat nyata (P<0,01) arrtarakedua faktor sehingga dapatdisimpulkan bahwa
makin
tinggi
waktuhidrolisis
dan
konsentrasiNaOH
yangdipakai, kandungan serat kasar cenderung turun.
Hal
ini
sesuai dengan pendapatMudgal
et
al.
(1979) bahwa perlakuanNaOH akan
menurunkan komponen-komponen penyusun serat kasar antara lainkadar NDF, ADF, hemiselulosa, selulosa,
lignin dan silika. Komar (1984) melaporkan
perlakuan
dengan
NaOH
sedikit pengaruhnya terhadap komposisi kimia dari bahan pakan, antara lain jerami padi, namunreaksi
penyabunannya
membuathemiselulosa,
lignin
dan
silika
larut.Pengaruhnya tampak protein kasar dat', 3,9Yo Lemak Kasar (LK)
pada
menurunnya menjadi 3,8Yo.Pada
Tabel
3
memperlihatkanbahwa rerata
kandunganlemak
kasar dipengaruhi secara sangat nyata (P<0,01)oleh konsentrasi NaOH yang digunakan,
sehingga bisa dinyatakan bahwa kandungan lemak kasar terendah pada konsentrasi 60lo.
Waktu hidrolisis juga berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan lemak kasar, sehingga lemak kasar lebih rendah pada waktu hidrolisis 48
jam
dibanding 24jam
Tabel3.
Rerata Kandungan Lemak Kasar Tepung Belalang Kembara dengan Waktu Hidrolisisdan
Konsentrasi Naoh yang Berbeda (o/o)Waktu Konsentrasi 0% 3% 6% Rerata 24 jam 4,82 4,23 3,13 3,11 1,88 1,67u 1,64b 48i Rerata 4.53u 3.12 l "81 1,85' Superskrip yang berbeda pada kolom
sangat nyata (P<0,01)
dan baris yang sama rnenunj ukkan perbedaan yang
Pengaruh Perlqkuan Hidrolisis terhadap Kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Lemak Kasar
poda Tepung Belalang Kembqrq (Locusta Sp.),
Pengaruh kedua faktor sangat nyata,
juga terdapat interaksi antara kedua faktor,
sehingga dapat disimpulkan bahwa makin lama waktu hidrolisis dan tinggi konsentrasi
NaOH yang dipakai, maka kadar lemak
kasar akan
semakinrendah.
Hal
inidisebabkan
karena
terjadinya
reaksi penyabunan pada perlakuan alkali, sesuaipendapat Respati
(1980) bahwa
lemak tersusun atas asam lemak jenuh dan mudahmengalami hidrolisis (pemindahan gugus
fungsional
ke air)
dengan larutan NaOHmenjadi gliserin dan garam Na dari asam lemak.
Kesimpulan
Peningkatan waktu hidrolisis NaOH
sampai
48 jam
akan
menurunkankandungan protein kasar, serat kasar dan
lemak
kasar.
Peningkatan konsentrasiNaOH sampai 6Yo menyebabkan penurunan kandungan protein kasar, serat kasar dan
lemak kasar.
Ada
interaksi antara waktuhidrolisis dan konsentrasi NaOH terhadap
data yang
dicatat.
Kombinasi
antarakonsentrasi
NaOH dan waktu
hidrolisis yang tinggi akan menurunkan protein kasar dan lemak kasar.DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1975. Official Method of Analysis.
l2th
edn. Associationof
OfficialAnalyical
Chemists.
Benjamin Franklin Publ. Washington DC.Bo
Gohl.
1975. Tropical Feeds. FeedsInformation
Summaries
andNutritive
Values.
Food
andAgriculture
Organizationof
the United Nations, Rome.Gomez,
K.
A.
andA. A.
Gomez. 1994.Statistical
Procedures
for
Agricultural Researcft. Second Ed.
An
InternationalRice
ResearchInstitute
Book. A
Wiley-Interscience Publication. John Wiley
and
Sons.New York,
Chicester, Brisbane, Toronto, Singapore.Hanafiah,
K. A.
1994.
RancanganPercobaan: Teori danAplikasr. Ed.
2.Cet.
Ke 3.
PT
Raja
GrafindoPersada, Jakarta.
Hartadi,
H.,
S. Reksohadiprodjo, Tillman,A.D.
1997. Tobel Komposisi Pakonuntuk
Indonesia.
Gadjah
MadaUniversity Press. Yogyakarta
Ibbotson,
C.F.,
G.
Hutchisondan
M.Delaney. 1981. The alkali treatment
of
whole
crop
cereols,Part
I-Preliminary
trials.
Expl.
Husb.37:ll0-116.
Komar,
A.
1984. Telcnologi PengolohanJerami sebagai Makanan Temak.
Yayasan Dian Grahita. Bandung. Kompas. 2012. Penjualan belolang goreng
mulai meningkat.
http ://regional.kompa s.com/ read/2O
12/ 08 I l2l I 5 10047 5 lPenjualan.Belal
ang. Goreng.Mulai.Meningkat.
Diakses 12 Agustus 2012.
Kustantinah, Z. Bachrtddin dan H. Hartadi. 1993. Evaluasi Pakan Berserat pada
Ruminansia.
Forum
KomunikasiHasil Pendidikan Bidang Peternakan
Direktorat
Pembinaan, Penelitiandan Pengabdian pada Masyarakat.
Departemen
Pendidikan
danKebudayaan, Yogyakarta.
Lebdosukojo,
S.
dan
H.
Hartadi.
1982.Struktur
mikroskopik
jaringanjerami
padi
yang
diperlakukan dengan alkali dan diikuti pencernaanin
vitro.
Proceedings SeminorPenelitian
Peternakan.
PusatPenelitian
dan
PengembanganPeternakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian, Bogor.
Meir,
Arisca. 2012. Belalang goreng Sri Sutarti.http ://www.kotaj ogj a.com/kuliner/in dex/Belalang-Goreng- Sri - Sutarti.
Diakses tanggal
0l
Oktober 2012.Pengaruh Perlakuan Hidrolisis terhadap Kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Lentak Kasqr
pada Tepung Belalang Kembara (Locusta Sp.),
Mudgal, V.D.,
K.K.
Dhanalaksmi, NawabSingh
and
K.K.
Singhal.
1980.Effect
of
silica
on in
vitrodigestibility
of
forages. Indian J.Dairy Sei. 33: 168. Dlm: Suharto, B.
1984.
Pengaruh perlakuan l,5ohNaOH dan
pengukusan terhadapnilai gizi bahan pakan berserat kasar
tinggi. Karya llmiah.
Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.Muzi,
A.
1990.
Isolasi kimiawi
dankarakterisasi
khitin
kulit
udang windu (Penaeus monodori). Slcripsi.Jurusan
PHP
Fakultas Teknologi Pertanian UGM Yogyakarta.Nasroedin. 1998. Sumber Protein Alternatif
untuk Ayam.
Kuliah
PerdanaProgram
Studi
Ilmu
peternakanJurusan
Ilmu-ilmu
PertanianProgram Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Praditya. 2012. Walang goreng dan bacem. http ://www.newSwond ers.info 12012
I 07 I w alang- goreng-dan-bacem. html. Diakses tanggal 26 Ju,1i2012.
Respati, 1980. Pengantar Kimio Organik II.
Cet. II. Aksara Baru. Jakarta.
Soejono, M., R.Utomo dan S. P. S. Budhi.
1985. Pengaruh perlakuan alkali
terhadap kecernaan in vitro bagasse. Proceedings Seminar Pemanfaatan
Limbah Tebu untuk Pakan Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian, Bogor. Hal. 144-t47.
Soejono,
M.,
R.
Utomo dan Widyantoro.1988.
Peningkatannilai
nutrisijerami
padi
dengan
berbagaiperlakuan. Dlm.:Limbah pertanian sebagai pakan dan manfaat lainnya.
Editor:
M.
Soejono, A. Musofie, R. Utomo, N.K. Wardhani, J.B. Shiere.Proceeding Bioconvertion Project Second Workshop on Crop Residues
for
Feed
and
Other
Purposes.Grati.Hal.36-58
Sosromarsono, S. 1999. Belalang kembora,
saat
berkelompokjadi
ganas.Kompas,0lMei 1999:4
Sudibyakto
dan
B.A.
Suripto.
1999.Dampak perubahan tataguna lahan
dan
kebakaranhutan
terhadapledakan belalang kembara (Locusta
migratoria) dengan menggunakan
data inderaja
dan SIG:
kasus dipropinsi lampung dan pulau sumba,
nusa
tenggara
timur.Makalah.Kongres
IVPERHIMPI
dan SimposiumlnternasionalI.
Bogor.Hal. l-15.
Suharto, B. 1984. Pengaruh perlakuan 1,502
NaOH dan
pengukusan terhadapnilai gizi bahan pakan berserat kasar
tinggi. Karya
llmiah.
FakultasPeternakan
Universitas
GadjahMada,Yogyakarta.
Supranto, 1997. Design of the flow process diagram of the crawfish shell waste conversion
to
chitin. Manusia dan Lingkungan l2 (IV): 3-l 3.Tillman,
A. D., H.
Hartadi,
S.Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo
dan
S.
Lebdosoekojo. 1991. IlmuMakanan Temak
Dasor.
GadjahMada
University Press. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta. Utomo, R., M. Soejono dan B. Soehartanto.1985. Pengaruh sodium hidroksida,
kalsium hidroksida dan karbamida
terhadap
nilai
hayati
bagasse. Proceedings Seminar PemanfaatanLimbah Tebu untuk Pakan Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan
Penelitian
danPengembangan Pertanian
Departemen Pertanian. Bogor. Hal. 97-101.
Widyobroto,
B.P.
,
S.
Padmowijoto, R. Utomo, danK.
Adiwimarta. 1997. Pendugaan kualitas protein bahanpakan
untuk ternak
ruminansia.Pengaruh Perlakuan Hidrolisis terhadap Kandungan Protein Kqsar, Serat Kasar dqn Lemak Kasar
pada Tepung Belalang Kembara (Locusta Sp.),
Laporan Penelitian
FakultasPeternakan
Universitas
GadjahMada, Yogyakarta.
Winarti,
R.
1992. Pengaruh KonsentrasiNaOH dan Waktu Deasetilasi Khitin
terhadap Pembentukan Khitosan.
Slvipsi
S/.
Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakana.Winugroho, M., B.Bakrie, T. Panggabean,
dan
N.G.
Yates. 1983. Pengaruhpanjang potongan
dan
Perlakuankimia
terhadapjumlah
konsumsidan
daya
cerna
jerami
Padi.Proceedings Pertemuan
IlmiahRuminansia Besar. Pusat Penelitian
dan
Pengembangan PeternakanBadan Penelitian
danPengembangan pertanian
Departemen Pertanian, Bogor.