SKRIPSI
Oleh :
Nuki Harista Hijriahyanti 1013010029/FEB/EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dan Bisnis
Progdi Akuntansi
Diajukan oleh : Nuki Harista Hijriahyanti
1013010029/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”
Disusun Oleh :
Nuki Harista Hijriahyanti 1013010029/FEB/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 28 Maret 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Erry Andhaniwati, M.Aks, Ak Dr. Gideon S.B, M.Si Sekretaris
Dra. Ec. Erry Andhaniwati, M.Aks, Ak Anggota
Drs. Ec. Eko Riadi, M.Aks
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
memberikan berkat Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik dan sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,
hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Judul yang
penulis ajukan adalah “Faktor – Faktor yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil
Usaha (SHU) Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya”.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis
menyampaikan banyak terima kasih yang tiada terkira kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, baik doa
dan dukungan yang diberikan atas terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
banyak membantu memberikan bimbingan, saran, kritik, doa, semangat
kepada penulis serta waktu, tenaga dan pikiran yang telah diluangkan untuk
membimbing dan mengarahkan penulis demi terselesainya penyusunan skripsi
ini dengan baik.
5. Dra.Sri Trisnaningsih,M.Si, Dra.Ec.Hj.Sri Hastuti,M.Si, Drs.Ec.Munari,MM,
Dr.Gideon SB,M.Si dan Drs.Ec.Eko Riadi,M.Aks yang telah memberikan
masukan agar penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik, mengajar dan
mengayomi. Jasa-jasa yang kalian berikan sangat bermanfaat dan akan selalu
penulis ingat.
7. Seluruh staf dan karyawan Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK
Surabaya yang telah membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan
bantuan dan informasi dalam penyusunan skripsi ini khususnya ibu
Muawanah.
8. Kedua orang tuaku tersayang Yani Kiswinarsih dan Hari Budiyanto, terima
kasih atas doa, semangat, dukungan dan kasih sayang yang engkau berikan
tiada hentinya setiap hari demi kesuksesan penulis. Kalian penyemangat
hidupku, orang tua terhebatku.
selama ini. Semuanya adalah hal indah yang tidak akan penulis lupakan.
11.Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih
atas bantuan dan dukungan kalian semua selama dilaksanakannya penelitian
sampai selesainya penulisan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari
masih banyak kekurangannya, baik dari segi penyusunan, tata bahasa maupun
data-data yang dilaporkan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.
Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya
khasanah ilmu pendidikan dan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan. Atas semua perhatihan dari segala pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skrispi ini, penulis ucapkan terima kasih.
Surabaya, 7 Maret 2014
Nuki Harista Hijriahyanti
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian . ... 6
1.4 Manfaat Penelitian . ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 8
2.2 Landasan Teori ... 10
2.2.1 Koperasi . ... 10
2.2.1.1 Pengertian Koperasi ... 10
2.2.1.2 Tujuan Koperasi ... 12
2.2.1.3 Landasan Koperasi ... 12
2.2.1.4 Jenis Koperasi ... 13
2.2.1.5 Prinsip Koperasi ... 16
2.2.3 Laporan Keuangan Koperasi ... 20
2.2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Koperasi ... 20
2.2.3.2 Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi ... 21
2.2.3.3 Tujuan Laporan Keuangan Koperasi ... 23
2.2.3.4 Unsur-Unsur Laporan Keuangan Koperasi ... 24
2.2.3.5 Pemakai Laporan Keuangan Koperasi ... 25
2.2.3.6 Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi ... 26
2.2.4 Sisa Hasil Usaha ... 27
2.2.4.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha ... 27
2.2.4.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 28
2.2.4.3 Perhitungan Sisa Hasil Usaha ... 29
2.2.5 Jumlah Anggota Koperasi ... 30
2.2.6 Jumlah Pinjaman Anggota ... 31
2.2.7 Jumlah Modal Kerja ... 32
2.2.7.1 Pengertian Modal Kerja ... 32
2.2.7.2 Karakteristik Modal Koperasi ... 33
2.2.8 Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha ... 34
2.2.9 Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha ... 35
2.2.10Pengaruh Jumlah Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha .... 36
3.2 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel ... 39
4.2.1 Operasionalisasi ... 39
4.2.2 Pengukuran Variabel ... 41
3.3 Teknik Penentuan Sampel ... 42
3.3.1 Populasi ... 42
3.3.2 Sampel ... 43
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data ... 44
3.4.2 Pengumpulan Data ... 45
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 45
3.5.1 Teknik Analisis ... 45
3.5.2 Uji Normalitas ... 46
3.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 47
3.5.4 Uji Hipotesis ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 51
4.1.1 Deskripsi Variabel Jumlah Anggota (X1) ... 51
4.1.2 Deskripsi Variabel Jumlah Pinjaman (X2) ... 52
4.1.3 Deskripsi Variabel Jumlah Modal Kerja (X3) ... 54
4.2.2.1 Analisis Dengan Tiga Variabel Independen dan Satu
Variabel Dependen ... 57
4.2.2.2 Analisis Dengan Menghilangkan Variabel Jumlah Anggota (X1) ... 59
4.2.3 Uji Hipotesis ... 62
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 66
4.3 Pembahasan ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Saran ... 73
5.3 Keterbatasan dan Implikasi ... 74
5.3.1 Keterbatasan Penelitian ... 74
5.3.2 Implikasi Penelitian ... 75
Nuki Harista Hijriahyanti
Abstrak
Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Laba dalam koperasi dikenal dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan adanya pengaruh jumlah anggota, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.
Variabel yang digunakan adalah Jumlah Anggota (X1), Jumlah Pinjaman (X2), Jumlah Modal Kerja (X3) dan Sisa Hasil Usaha (SHU). Sampel dalam penelitian ini adalah merupakan data keuangan dari laporan keuangan RAT Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya selama 6 tahun yaitu untuk periode tahun 2007-2012. Teknik analisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang dihasilkan cocok untuk menerangkan pengaruh variabel jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Berdasarkan hasil uji-T, terbukti secara parsial variabel jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Namun variabel jumlah modal kerja lebih dominan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar 81,9% yang berarti variabel jumlah modal kerja mampu mempengaruhi variabel Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar 81,9% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel independen lain.
1.1 Latar Belakang
Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong
tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 pasal 1 tentang perkoperasian, “koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Sebagai badan usaha,
koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri
menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Laba dalam koperasi
dikenal dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU).
Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Pasal 45 Ayat 1 : “Sisa Hasil
Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya,
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”.
Pada dasarnya koperasi dikelola bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan para anggota secara khususnya dan masyarakat secara
umumnya. Sekalipun koperasi tidak mengutamakan keuntungan, usaha-usaha
koperasi dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan meningkatkan
kemampuan usaha.
Peningkatan sisa hasil usaha dari suatu koperasi sangat tergantung
pada kegiatan yang dijalankannya, dari segi aspek keuangan pendapatan
(SHU) akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal sendiri
yang mencukupi dimana yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,
cadangan dan hibah. Disamping itu juga tambahan modal yang diperoleh dari
luar (hutang), serta volume usaha yang berasal dari penjualan barang atau jasa
pada koperasi tersebut. Sedangkan dari segi aspek non keuangannya
peningkatan sisa hasil usaha bisa diperoleh dari peran aktif anggota koperasi
baik itu dalam bentuk moril maupun materi. Semakin banyak anggota
koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan
meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan sisa
hasil usaha. Selain itu juga pelayanan usahanya yang dilakukan oleh tenaga
kerjanya, pelayanan usaha yang semakin baik akan menarik minat orang
untuk menjadi anggota koperasi, sehingga bisa menambahkan pendapatan
(SHU) pada koperasi tersebut.
Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya
merupakan salah satu contoh koperasi karyawan yang ada di Indonesia.
Koperasi yang berdiri sejak tanggal 26 Januari 1980 ini telah melakukan
berbagai macam usaha komersil dalam rangka mendapatkan laba atau SHU
menjalankan usaha perkoperasian dengan baik diantaranya adalah unit simpan
pinjam, pertokoan, cuci bus, cleaning service, fotocopy, cuci sepeda motor,
counter HP dan lain sebagainya.
Berikut ini perkembangan Sisa Hasil Usaha yang diperoleh Koperasi
Karyawan Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya selama tahun
2007 - 2012, yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1 : Perkembangan SHU Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 – 2012
No Tahun
Jumlah Anggota (Orang) Jumlah Pinjaman (Rp) Jumlah Modal Kerja (Rp) Sisa Hasil Usaha (Rp) 1 2007 827 63.816.045 1.087.195.088 76.522.462 2 2008 784 1.380.199.460 2.507.211.574 83.636.608 3 2009 751 3.393.639.977 4.907.640.906 95.540.935 4 2010 751 3.742.915.531 5.337.142.412 109.084.429 5 2011 682 8.923.543.046 11.023.196.086 110.953.650 6 2012 648 10.656.930.933 13.121.287.383 117.145.081 Sumber : Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa selama tahun 2007
sampai tahun 2012 Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri
Perum Damri UABK Surabaya terus mengalami peningkatan disetiap
tahunnya, dibarengi dengan jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja yang
juga mengalami peningkatan.
Pada tahun 2007 jumlah perolehan SHU sebesar Rp 76.522.462.
Ditahun 2008 meningkat menjadi Rp 83.636.608. Tahun 2009 dimana jumlah
Kemudian pada tahun 2011 terus mengalami kenaikan sebesar Rp 1.869.221
sehingga jumlah perolehan SHU menjadi Rp 110.953.650 dan jumlah SHU
sebesar Rp 117.145.081 ditahun 2012. Hal ini sangat berlawanan dengan
jumlah anggotanya. Dimana jumlah anggota Koperasi Karyawan Mandiri
Perum Damri UABK Surabaya mengalami penurunan disetiap tahunnya
walaupun pada tahun 2009 dan 2010 tidak mengalami perubahan (konstan).
Awal tahun 2007 adalah tahun dimana koperasi memiliki jumlah
anggota yang paling banyak yaitu sebesar 827. Tahun 2008 jumlah
anggotanya turun menjadi 784 orang. Tahun 2009 dan 2010, koperasi
memiliki jumlah anggota yang sama yaitu 751 orang. Kemudian ditahun 2011
mengalami penurunan sebanyak 69 orang sehingga jumlah anggotanya
menjadi 682 orang dan pada tahun 2012 turun kembali sebesar 4% dari tahun
lalu menjadi 648 orang. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa anggota
yang pensiun dan meninggal dunia dan tidak dibarengi dengan jumlah
anggota yang masuk.
Demi kelancaran dan keberhasilan segala macam usaha yang
dijalankan oleh koperasi tentu tidak lepas dari adanya kesadaran, kemauan
berpartisipasi serta peran aktif anggota dan masyarakat sekitarnya, sehingga
semakin sering anggota tersebut meminjam maka semakin banyak sisa hasil
usaha yang diterima koperasi. Tentu dengan catatan dukungan modal yang
memadai untuk mengembangkan usaha tersebut serta peran dan kemampuan
kebijakan demi menarik minat konsumen untuk atau menggunakan jasa yang
ditawarkan dan masuk menjadi anggota koperasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah anggota,
jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya, sehingga
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai bahan
pertimbangan untuk meningkatkan usahanya.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Faktor – Faktor yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.
2. Apakah jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.
3. Apakah jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan membuktikan adanya pengaruh jumlah anggota
terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum
Damri UABK Surabaya.
2. Untuk mengetahui dan membuktikan adanya pengaruh jumlah pinjaman
terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum
Damri UABK Surabaya.
3. Untuk mengetahui dan membuktikan adanya pengaruh jumlah modal kerja
terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri
Perum Damri UABK Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
a. Bagi Akademis
Diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan pada
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur, mengenai faktor-faktor
yang menentukan besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dapat dijadikan
b. Bagi Koperasi
Sebagai sumber informasi bagi pengurus Koperasi Karyawan Mandiri
Perum Damri UABK Surabaya mengenai faktor yang menentukan
besarnya Sisa Hasil Usaha sehingga dapat meningkatkan peran koperasi
dalam peningkatan pendapatan untuk pembagian keuntungan dari Sisa
Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK
Surabaya.
c. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan peneliti,
memberikan gambaran secara aplikatif tentang faktor-faktor yang
menentukan besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) serta menjadi bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Atmadji (2007)
Penelitian ini dibuat dengan judul “Faktor-Faktor yang Menentukan
Besarnya Sisa Hasil Usaha Koperasi dari Aspek Keuangan dan
Non-Keuangan”. Perumusan masalah yang dipakai adalah apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara sisa hasil usaha dengan variabel
keuangan dan non-keuangan koperasi di Indonesia, baik secara individu
maupun bersama-sama. Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik dari
penelitian ini adalah bahwa modal sendiri, modal asing, jumlah unit
koperasi dan jumlah tenaga kerja memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap sisa hasil usaha. Dimana secara bersama – sama ke empat
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan, namun secara uji parsial
hanya variabel modal asing yang berpengaruh signifikan terhadap
2. Liana (2009)
Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha dengan objek penelitian
Koperasi Waru Buana Putra di Sidoarjo. Rumusan masalah yang
diangkat adalah apakah jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman
anggota, jumlah simpanan anggota, dan tambahan modal mempunyai
pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Kesimpulan dari penelitian
ini menunjukkan terbukti bahwa jumlah anggota koperasi, jumlah
pinjaman anggota, jumlah simpanan anggota, dan tambahan modal
mempunyai pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Diantara
faktor-faktor diatas, jumlah anggota mempunyai pengaruh paling
dominan terhadap Sisa Hasil Usaha.
3. Wahyuning (2013)
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuning (2013) memilih judul
“Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (Shu) Di KPRI
“Bina Karya” Balongpanggang-Gresik”. Perumusan masalah yang
dipakai adalah bagaimana pengaruh antara modal sendiri, modal
pinjaman dan volume usaha terhadap sisa hasil usaha di KPRI “Bina
Karya” Balongpanggang-Gresik. Kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan hasil analisis data menyimpulkan bahwa hanya modal
sendiri yang berpengaruh terhadap SHU di KPRI “Bina Karya
dan variabel volume usaha tidak berpengaruh terhadap SHU di KPRI
“Bina Karya “Balongpanggang-Gresik.
4. Thamrin (2013)
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Pengaruh Simpanan Dan
Pinjaman Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Credit Union
Pancuran Hidup Pekanbaru. Rumusan Masalah yang diambil adalah
Bagaimana pengaruh simpanan dan pinjaman anggota terhadap SHU
(Laba) pada koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara simpanan dan pinjaman anggota terhadap SHU pada
koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru, namun secara uji
parsial hanya variabel pinjaman anggota yang berpengaruh terhadap
perolehan SHU.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Koperasi
2.2.1.1 Pengertian Koperasi
Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan
usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan
mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotaya
[Kartasapoetra, dkk., 2003 : 1].
Berikut terdapat beberapa definisi koperasi menurut para ahli :
1. Menurut Chaniago (1984) dalam Sitio dan Tamba [2001 : 16-18]
Chaniago (1984) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan
kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja
sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
2. Menurut Hatta dalam Sitio dan Tamba [2001 : 16-18]
Hatta mengatakan “koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki
nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat
tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada
kawan berdasarkan ‘sesorang buat semua dan semua buat seseorang’.”
3. Menurut Munkner dalam Sitio dan Tamba [2001 : 16-18]
Munkner mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong-menolong
yang menjalankan “urusniaga” secara kumpulan, yang berazaskan
konsep tolong-menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata
bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong-royong.
Definisi koperasi menurut UU No.25 tahun 1992 tentang
perkoperasian mengatakan bahwa “Koperasi adalah badan usaha yang
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
2.2.1.2 Tujuan Koperasi
Dalam pasal 3 UU No.25/1992 disebutkan bahwa tujuan Koperasi
Indonesia adalah sebagai berikut :
“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur, berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945”.
2.2.1.3 Landasan Koperasi
Pengertian landasan koperasi dimaksudkan sebagai suatu dasar atau
pedoman bagi koperasi, baik dasar bagi setiap pemikiran yang akan
menentukan arah tujuan koperasi maupun dasar dari kedudukan koperasi
dalam struktur perekonomian bangsa dan Negara.
Tindakan dan gerak koperasi berdasar pada karakter atau sifat yang
terdapat pada koperasi. Dalam Undang-Undang koperasi No.12/1967
1. Landasan Idiil
Telah ditetapkan oleh Undang-Undang No.12 Tahun 1967, landasan
idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila.
2. Landasan Strukturil dan Gerak
Dalam Undang-undang koperasi No.12/1967 disebutkan bahwa
landasan stukturil koperasi Indonesia adalah Undang-Undang dasar
1945 dan landasan geraknya adalah pasal 33 (1) Undang-undang Dasar
beserta penjelasannya.
3. Landasan Mental
Dalam Undang-undang koperasi No.12/1967 disebutkan pula bahwa
landasan mental koperasi Indonesia adalah koperasi Indonesia ini
adalah setia kawan dan kesadaran pribadi [Chaniago, 1987 : 18].
2.2.1.4 Jenis Koperasi
Menurut Baswir [1997 : 97], berdasarkan ragam latar belakang dan
tujuan koperasi, maka koperasi kemudian dapat digolongkan kedalam
beberapa kelompok berdasarkan berbagai pendekatan sebagai berikut:
1. Berdasarkan bidang usaha
a. Koperasi konsumsi
Merupakan koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan
b. Koperasi produksi
Merupakan koperasi yang kegiatan utamanya melakukan
pemrosesan bahan baku menjadi bahan jadi.
c. Koperasi pemasaran
Merupakan koperasi yang dibentuk terutama untuk para aggotanya
dalam memasarkan barang-barang yang dihasilkan.
d. Koperasi kredit
Merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan
simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan
kembali kepada anggota-anggotanya yang memerlukan bantuan
modal.
2. Berdasarkan jenis usaha
a. Koperasi ekstraktif
Merupakan koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau
memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa atau
dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber-sumber alam
tersebut.
b. Koperasi pertanian dan peternakan
Merupakan koperasi yang melakukan usaha sehubungan dengan
komoditi pertanian tertentu. Yang termasuk koperasi pertanian
adalah koperasi karet, koperasi tembakau, koperasi cengkeh.
berhubungan dengan komoditi peternakan tertentu. Yang termasuk
dalam koperasi ini koperasi susu, koperasi unggas, dan lain
sebagainya.
c. Koperasi industri dan kerajinan
Merupakan jenis yang melakukan usahanya dalam bidang usaha
industri atau kerajinan tertentu. Yang termasuk dalam koperasi ini
adalah koperasi batik, koperasi tenun, dan koperasi kulit.
d. Koperasi jasa-jasa
Merupakan koperasi yang mengkhususkan usahanya dalam
memproduksi dan memasarkan kegiatan jasa tertentu. Yang
termasuk dalam koperasi ini adalah koperasi jasa audit, koperasi jasa
angkutan dan koperasi jasa pemasaran.
3. Berdasarkan profesi anggotanya
a. Koperasi Karyawan (Kopkar)
b. Koperasi Pegawai (KP)
c. Koperasi Angkatan Darat (Kopad)
d. Koperasi Mahasiwa (Kopma)
e. Koperasi Pedagang Pasar (Koppas)
f. Koperasi Nelayan
g. Koperasi Veteran Republik Indonesia (Koveri)
4. Berdasarkan daerah kerjanya
a. Koperasi primer
Merupakan koperasi yang beranggotakan orang-orang, dan biasanya
didirikan pada lingkup kesatuan wilayah kecil tertentu.
b. Koperasi pusat
Merupakan koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi primer,
yang biasanya didirikan sebagai pemusatan dari beberapa koperasi
primer dalam lingkup suatu wilayah tertentu.
c. Koperasi gabungan
Merupakan koperasi yang tidak beranggotakan orang-orang
melainkan beranggotakan koperasi-koperasi pusat yang berasal dari
suatu wilayah tertentu.
d. Koperasi induk
Merupakan koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi pusat
atau gabungan, yang berkedudukan di ibu kota Negara.
2.2.1.5 Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No.25 tahun 1992 dan yang
berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
c. Pengembangan SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
f. Pendidikan perkoperasian.
g. Kerja sama antar koperasi.
2.2.1.6 Fungsi dan Peran Koperasi
Sebagaimana dikemukakan di dalam pasal 4 UU No.25/1992, fungsi
dan peran Koperasi Indonesia dalam garis besarnya adalah sebagai berikut :
1) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
soko-gurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas
2.2.2 Akuntansi untuk Koperasi 2.2.2.1 Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi dapat dikemukakan melalui 2 pendekatan, yaitu
dari segi fungsi dan segi proses. Dilihat dari segi fungsinya, akuntansi
adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi
kuantitatif-terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan, yang
diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil
keputusan-keputusan ekonomi dan keputusan-keputusan kredit oleh pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap jalan usahanya.
Sedangkan ditinjau dari prosesnya, akuntansi adalah suatu teknik
untuk mencatat, menggolong-golongkan dan meringkas transaksi-transaksi
keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan, serta
menyajikan hasil usahanya melalui laporan keuangan serta
menginterpretasikan data-data finansial yang disajikan dalam laporan
keuangan.
Berdasarkan kedua pengertian akuntansi diatas, maka dapat disaksikan
bahwa peranan akuntansi di dalam pengelolaan suatu organisasi atau
perusahaan pada dasarnya adalah membantu organisasi atau perusahaan. Di
dalam menyajikan informasi keuangan yang akan digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan-keputusan ekonomi oleh pihak yang terkait dengan
organisasi atau perusahaan tersebut [Baswir, 2000 : 181].
2.2.2.2 Akuntansi untuk Koperasi
Meskipun koperasi adalah organisasi yang berwatak sosial, tapi
memerlukan jasa akuntan baik untuk mengolah data-data keuangan guna
menghasilkan informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan ekonomi maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan
terhadap praktik pengelolaan usahanya.
Proses akuntansi di dalam koperasi pada dasarnya mempunyai tahapan
yang sama dengan akuntansi perusahaan pada umumnya. Tahap-tahap
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pencatatan
Mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi di koperasi yang
bersangkutan dengan aktiva, utang, modal, pendapatan maupun biaya.
Untuk mempermudah koperasi dalam melakukan pencatatan, biasanya
digunakan buku jurnal. Sedangkan yang dimaksud buku jurnal adalah
merupakan catatan berupa pendebitan dan pengkeditan dari
transaksi-transaksi secara kronologis beserta penjelasan-penjelasan yang
diperlukan dari transaksi-transaksi tersebut.
2. Penggolongan
Penggolongan dilakukan dengan cara mengeposkan, yaitu proses
pemindahan catatan yang telah dilakukan didalam jurnal kedalam buku
kumpulan dan kesatuan rekening yang klasifikasinya didasarkan pada
kepentingan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
3. Peringkasan
Setiap akhir periode, koperasi menyusun neraca saldo sebagai alat bantu
dalam penyusunan laporan keuangan. Neraca saldo tersebut merupakan
daftar saldo rekening yang terdapat dalam buku besar.
4. Penyusunan Laporan Keuangan
Tahap akhir dari proses akuntansi adalah penyusunan laporan keuangan,
dimulai dengan pembuatan jurnal penyesuaian, menyusun neraca lajur
dan memisahkan rekening-rekening ke dalam neraca dan laporan rugi
laba. Setelah itu memindahkan laba atau rugi kedalam laporan
penambahan modal [Baswir, 2000 : 184].
2.2.3 Laporan Keuangan Koperasi
2.2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan
informasi laporan keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi. Definisi laporan keuangan adalah ringkasan
dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
Menurut Standar Akuntansi Keuangan [2002 : 2], laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Laporan keuangan koperasi yang umum disajikan adalah Laporan Sisa
Hasil Usaha dan Neraca. Laporan Sisa Hasil Usaha menggambarkan
hasil-hasil usaha yang dicapai koperasi dalam satu periode operasi. Sedangkan
necara adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan
yaitu aktiva, utang dan modal koperasi pada saat tertentu.
2.2.3.2 Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan koperasi memiliki karakter tersendiri sebagai
berikut :
1. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban
pengurus kepada anggotanya di dalam rapat anggota tahunan (RAT).
2. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan,
laporan sisa hasil usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya
dilakukan secara komparatif.
3. Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani
oleh semua anggota pengurus koperasi (UU No.25/1992, Pasal 36 (1)).
4. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha
5. SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun non anggota
didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU
yang telah diatur dala AD atau ART koperasi.
6. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan
konsolidasi dari koperasi-koperasi.
7. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil
usaha tercermin pada perhitungan sisa hasil usaha.
8. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak
dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota,
disamping yang berasal dari yang bukan anggota.
9. Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada
anggota dan bukan anggota, berpedoman pada perbandingan manfaat
yang diterima oleh anggota dan bukan anggota.
10.Modal koperasi yang dibukukan terdiri dari :
a. Simpanan – simpanan
b. Pinjaman – pinjaman
c. Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta
sumber-sumber lain.
11.Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan penyusutan – penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang
bersangkutan disebut sisa hasil usaha.
2.2.3.3 Tujuan Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Sitio dan Tamba [2001 : 108], tujuan laporan keuangan koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai
utama dan pemakai lainnya. Beberapa hal yang dapat diinformasikan oleh
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi.
b. Prestasi keuangan koperasi selama satu periode.
c. Transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya
ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam suatu periode.
d. Informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan
solvabilitas koperasi.
Adapun informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan seperti
dimaksud diatas, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi.
b. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh koperasi.
c. Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri.
d. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang
mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih
koperasi.
e. Sumber dan penggunaan dana serta informasi-informasi lain yang
2.2.3.4 Unsur-unsur Laporan Keuangan Koperasi
Berdasarkan pernyataan yang tercantum di dalam Standar Akuntansi
Keuangan No. 27 [2002 : 27.12], koperasi mempunyai unsur-unsur laporan
keuangan yang meliputi :
1. Neraca
Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas
koperasi pada waktu tertentu.
2. Perhitungan hasil usaha
Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan
beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu.
Perhitungan hasil usaha juga menyajikan hasil akhir yang disebut sisa
hasil usaha.
3. Laporan arus kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang
meliputi saldo awal kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada
periode tertentu.
4. Laporan promosi ekonomi anggota
Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan
manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun
5. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat
tentang perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi lainnya.
2.2.3.5 Pemakai Laporan Keuangan Koperasi
Pengguna utama (main user) dari laporan keuangan koperasi adalah :
1. Para anggota koperasi,
2. Pejabat koperasi,
3. Calon anggota koperasi,
4. Bank,
5. Kreditur dan,
6. Kantor pajak
Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan
koperasi, adalah :
a. Menilai pertanggungjawaban pengurus,
b. Menilai prestasi pengurus,
c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya,
d. Menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan
solvabilitas),
e. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya
dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi [Sitio dan Tamba, 2001 :
2.2.3.6 Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi
Setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan, pegurus menyusun laporan
tahunan yang memuat sekurang-kurangnya :
1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru
lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta
penjelasan atas dokumen tersebut.
2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
Melalui proses penyusunan laporan keuangan koperasi dan dimulai dari
proses akuntansi yang berupa :
a. Pencatatan
Mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi di koperasi yang
bersangkutan dengan aktiva, utang, modal, pendapatan maupun
biaya. Untuk mempermudah koperasi dalam melakukan pencatatan,
biasanya digunakan buku jurnal.
b. Penggolongan
Penggolongan dilakukan dengan cara mengeposkan, yaitu proses
pemindahan catatan yang telah dilakukan didalam jurnal kedalam
c. Peringkasan
Setiap akhir periode, koperasi menyusun neraca saldo sebagai alat
bantu dalam penyusunan laporan keuangan. Neraca saldo tersebut
merupakan daftar saldo rekening yang terdapat dalam buku besar.
d. Penyusunan Laporan Keuangan
Tahap akhir dari proses akuntansi adalah penyusunan laporan
keuangan, dimulai dengan pembuatan jurnal penyesuaian, menyusun
neraca lajur dan memisahkan rekening-rekening ke dalam neraca dan
laporan rugi laba. Setelah itu memindahkan laba atau rugi kedalam
laporan penambahan modal [Baswir, 2000 : 184].
2.2.4 Sisa Hasil Usaha
2.2.4.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha
Menurut UU Koperasi No.25/1992, Sisa Hasil Usaha mempunyai arti
sebagai berikut :
1) SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain
termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan.
2) SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota
perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota.
3) Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat
Anggota.
2.2.4.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 45 ayat (2), bahwa sisa hasil
usaha setelah dikuragi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding
dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi,
serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan
lain dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota [Baswir, 1997].
Sesuai dengan hasil RAT tahun 2011/2012, Sisa Hasil Usaha Koperasi
Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya telah dialokasikan
dengan perincian sebagai berikut :
a. 25% untuk Cadangan Koperasi
b. 50% untuk Jasa Anggota
c. 7% untuk Dana Pengurus dan Pengawas
d. 3% untuk Dana Karyawan
e. 5% untuk Dana Pendidikan
2.2.4.3 Perhitungan Sisa Hasil Usaha
Perhitungan sisa hasil usaha (SHU) dapat dilakukan dengan cara :
a. Perhitungan sisa hasil usaha secara keseluruhan antara lain :
SHU : Pendapatan - biaya (termasuk penyusutan dan pajak). Untuk
perhitungan sisa hasil usaha tersebut biasanya telah terdapat dalam
laporan rugi laba. Umumnya pendapatan yang diterima oleh koperasi
berasal dari hasil kegiatan usaha koperasi selama kurun waktu satu
tahun, seperti : pendapatan dari penjualan barang, pendapatan jasa
(simpan pinjam), sedangkan untuk biaya umumnya terdiri dari biaya
operasional yang dikeluarkan oleh koperasi dalam rangka melakukan
kegiatan usahanya, seperti biaya gaji karyawan dan pengurus, biaya
penyusutan, biaya penyisihan piutang.
b. Perhitungan sisa hasil usaha (SHU) dengan melakukan pembagian,
antara lain:
Perhitungan sisa hasil usaha ini digunakan untuk mengetahui berapa
besar masing-masing bagian, sebagai perbandingan dalam UU No.12
tahun 1967 pasal 34 ayat (2) dan (3) menerangkan pembagian sisa hasil
usaha (SHU) lebih terperinci dengan memperhatikan sumber Sisa Hasil
Usaha yang diperoleh antara lain :
1. Pembagian Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang
a. Cadangan koperasi
b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan pada anggota
c. Dana pegawai atau karyawan
d. Dana pendidikan koperasi
e. Dana sosial
f. Dana pembangunan daerah kerja
2. Pembagian Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang
diselenggarakan untuk bukan anggota, dibagi untuk :
a. Cadangan koperasi
b. Dana pengurus
c. Dana pegawai atau karyawan
d. Dana pegawai koperasi
e. Dana sosial
f. Dana pembangunan daerah kerja
2.2.5 Jumlah Anggota Koperasi
Jumlah anggota koperasi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
No.25 Tahun 1992, salah satu syarat pendirian koperasi adalah tersedianya
20 (dua puluh) orang anggota. Artinya jumlah anggota pada saat pendirian
koperasi sekurang-kurangnya adalah 20 anggota saja.
Keanggotaan koperasi pada dasarnya bersifat sukarela dan terbuka.
berdasar atas kemauannya sendiri, dan dapat mengajukan pengunduran diri
jika misalnya ia merasa kurang memperoleh manfaat koperasi itu.
Sedangkan yang dimaksud dengan terbuka adalah bahwa setiap orang
mampu memenuhi syarat-syarat keanggotaan suatu koperasi dapat diterima
menjadi anggota koperasi itu [Baswir, 1997 :124].
Sedangkan menurut Undang-Undang Perkoperasian No.25 Tahun
1992 pasal 18 mengatur tentang keanggotaan koperasi yaitu :
1. Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga Negara
Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang
memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
2. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak dan
kewajiban keanggotaannya ditatapkan dalam Anggaran Dasar.
2.2.6 Jumlah Pinjaman Anggota
Jumlah pinjaman yang dapat diberikan oleh koperasi kepada anggota
berbeda-beda sesuai dengan keadaan keuangan koperasi saat itu. Dalam
memberikan pinjaman atau kredit, koperasi memerlukan modal. Modal
koperasi yang utama adalah simpanan dari anggota sendiri. Dari simpanan
itulah kemudian koperasi kemudian menyalurkan kredit kepada anggotanya.
Agar tidak memberatkan para anggotanya, pengurus koperasi harus
jangkau para anggota pada umunya. Selain itu pengurus koperasi harus
mengupayakan agar pinjaman itu benar-benar memberikan manfaat.
Untuk memperbesar modal koperasi, maka ada sebagian keuntungan
yang tidak dibagikan kepada para anggota dan dijadikan cadangan
pemupukan modal. Hal ini perlu dilakukan dengan tujuan agar kemampuan
memberikan kredit kepada anggotanya semakin besar.
2.2.7 Jumlah Modal Kerja 2.2.7.1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja adalah sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar
perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka
pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak biaya
listrik, dan lain-lain. Ditinjau dari sudut neraca, modal kerja adalah aktiva
lancar dikurangi kewajiban lancar.
Ditinjau dari perspektif manajemen, modal kerja selalu dibutuhkan
selama usaha berjalan. Oleh sebab itu, para pengelola usaha pada umumnya
menaruh perhatian khusus pada penanganan modal kerja ini. Dilihat dari
sifatnya, modal kerja akan berputar terus-menerus di dalam perusahaan.
Pengeluaran-pengeluaran yang dipergunakan untuk pembelian bahan baku,
pembayaran gaji, dan lain-lainnya akan kembali lagi menjadi uang kas
melalui hasil penjualan dan selanjutnya dipergunakan lagi untuk biaya
2.2.7.2 Karakteristik Modal Koperasi
Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia
adalah UU No.25/1992 pasal 41, bab VII tentang perkoperasian. Disebutkan
bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
1. Modal sendiri koperasi bersumber dari :
a. Simpanan pokok anggota, yaitu sejumlah uang yang sama
banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
b. Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus
sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada periode tertentu. Simpanan ini tidak dapat diambil
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
c. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan
sisa hasil usaha dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi
bila diperlukan.
d. Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai
tertentu yang disumbangkan oelh pihak ketiga, tanpa ada suatu
ikatan atau kewajiban koperasi bila diperlukan.
2. Modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari :
a. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota
b. Koperasi lainnya/anggotanya, pinjaman dari koperasi lainnya
dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama
antara koperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank dan
lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Penerbitan obligasi atau surat hutang lainnya, yaitu dana yang
diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
e. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota
yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum [Sitio dan
Tamba, 2001 : 84].
2.2.8 Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha
Jumlah anggota koperasi berpengaruh secara langsung terhadap
perolehan sisa hasil usaha. Artinya bahwa dengan banyaknya jumlah
anggota pada suatu koperasi, diharapkan tingkat partisipasi anggota pada
kegiatan usaha koperasi juga akan meningkat, yang pada akhirnya
meningkatkan pendapatan koperasi dan selanjutnya diharapkan dapat
meningkatkan SHU.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Liana (2009) dengan
bahwa faktor-faktor yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap
sisa hasil usaha adalah jumlah anggota koperasi.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah
anggota berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha. Sisa Hasil Usaha
yang dibagikan kepada anggota koperasi ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut berperan dalam membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2.2.9 Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha
Menurut Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1992 Bab IX, Sisa
Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh selama satu tahun
buku setelah dikurangi biaya-biaya untuk tahun bersangkutan. Pendapatan
koperasi berasal dari aktivitas koperasi yaitu simpanan dan pinjaman
anggota yang nantinya akan digunakan sebagai modal.
Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan oleh Thamrin (2013)
dengan obyek penelitian Koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara simpanan
dan pinjaman anggota terhadap SHU pada koperasi Credit Union Pancuran
Hidup Pekanbaru, namun secara uji parsial hanya variabel pinjaman anggota
Dengan bertambahnya jumlah pinjaman anggota, maka akan
mengakibatkan kenaikan sisa hasil usaha. Dan apabila jumlah pinjaman
anggota mengalami penurunan, maka akan menurunkan sisa hasil usaha
pula.
2.2.10 Pengaruh Jumlah Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha
Dengan bertambahnya anggota dapat meningkatkan modal. Menurut
UU No.25/1992 pasal 41, bab VII tentang perkoperasian, disebutkan bahwa
modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Dimana
modal sendiri koperasi bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan
wajib, dana cadangan dan donasi atau hibah. Sedangkan modal pinjaman
atau modal luar, bersumber dari anggota, koperasi lainnya/anggotanya, bank
dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi atau surat hutang
lainnya dan sumber lain yang sah [Sitio dan Tamba, 2001 : 84].
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuning (2013)
dengan obyek penelitian KPRI “Bina Karya” Balongpanggang-Gresik
menyimpulkan bahwa modal sendiri yang berpengaruh terhadap sisa hasil
usaha. Demikian juga dengan penelitian Atmadji (2007) yang
menyimpulkan bahwa modal asing berpengaruh signifikan terhadap
perolehan sisa hasil usaha.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin
diterima anggota. Partisipasi anggota adalah partisipasi modal yang berupa
modal sendiri dan transaksi yang dilakukan anggota. Apabila semakin besar
modal kerja yang disetor, untuk meningkatkan volume usahanya sehingga
hal ini tentunya akan meningkatkan SHU yang dapat diperoleh.
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Pemikiran
Uji Statistik Regresi Linier Berganda
2.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah
dikemukakan, maka dapat disusun suatu hipotesis yang merupakan jawaban
sementara terhadap permasalahan yang diteliti dan masih harus dibuktikan
secara empiris yaitu :
H1 : Diduga bahwa jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha
(SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK
Surabaya.
Jumlah Anggota
(X1)
Jumlah Pinjaman Anggota
(X2)
Jumlah Modal Kerja
(X3)
Sisa Hasil Usaha
H2 : Diduga bahwa jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK
Surabaya.
H3 : Diduga bahwa jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK
Surabaya.
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Karyawan
Mandiri Perum Damri UABK Surabaya yang terdiri dari jumlah anggota,
jumlah pinjaman, jumlah modal kerja dan Sisa Hasil Usaha (SHU) selama
periode 6 tahun mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Dimana
Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya berlokasi di Jalan
Jagir Wonokromo 306, Surabaya.
3.2 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel 3.2.1 Operasionalisasi
Berkaitan dengan permasalahan dan hipotesis yang ada maka variabel
yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha sebagai variabel dependen (Y),
sedangkan untuk variabel independennya (X) adalah :
b. Jumlah Pinjaman (X2)
c. Jumlah Modal Kerja (X3)
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sisa Hasil
Usaha (Y) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi total biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan [AD/ART
Kopkar Mandiri Perum Damri].
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga
variabel yaitu :
a. Jumlah Anggota (X1) adalah banyaknya jumlah orang yang menjadi
anggota koperasi yaitu Warga Negara Republik Indonesia yang
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hokum,
(dewasa dan tidak berada dalam perwalian dan sebagainya).
2. Mata pencaharian : karyawan-karyawati Perum Damri Surabaya.
3. Mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus.
4. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi Simpanan
Pokok sejumlah Rp 100.000.
5. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan
b. Jumlah Pinjaman (X2) adalah banyaknya jumlah uang yang dipinjam
oleh anggota koperasi berdasarkan beberapa persyaratan sebagai
berikut :
1. Untuk tiap peminjam dapat diberikan maksimum sebesar 10
(sepuluh) kali jumlah/besarnya gaji yang diterima oleh yang
bersangkutan.
2. Bila peminjam memerlukan pinjaman lebih dari jumlah 10
(sepuluh) kali jumlah/besarnya gaji yang diterima oleh yang
bersangkutan. Pengurus dapat memberikan maksimum sebesar 15
(lima belas) kali jumlah besarnya gaji yang diterima oleh yang
bersangkutan.
3. Besarnya bunga pinjaman untuk jangka panjang paling lama 24
(dua puluh empat) bulan. Dikarenakan bunga pinjaman sebesar
1,5% flat dari besarnya pinjaman setiap bulan [AD/ART Kopkar
Mandiri Perum Damri].
c. Jumlah Modal Kerja (X3) adalah banyaknya jumlah uang yang
tertanam dalam aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar yang terdapat
didalam Neraca Koperasi [Sitio dan Tamba, 2001 : 82].
3.2.2 Pengukuran Variabel
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel dependen
1. Variabel Dependen (Y)
Sisa Hasil Usaha (Y) diukur selama periode tahun dengan satuan
pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio.
2. Variabel Independen (X)
a. Jumlah Anggota (X1) diukur selama periode satu tahun dengan satuan
pengukuran jumlah anggota dan skala yang digunakan adalah skala
rasio.
b. Jumlah Pinjaman (X2) diakumulasikan setiap tahun dengan satuan
pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio.
c. Jumlah Modal Kerja (X3) diakumulasikan setiap tahun dengan satuan
pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio.
3.3 Teknik Penentuan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya [Sugiyono,
2006 : 90].
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri
modal kerja dan Sisa Hasil Usaha (SHU) mulai dari tahun berdirinya yakni
tahun 1980 sampai dengan tahun 2013.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan purposive sampling atau teknik penarikan sampel non
probabilitas yaitu populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah yang
memenuhi kriteria sampel tertentu dan dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu [Sugiyono, 2006 : 96].
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah merupakan data
keuangan dari laporan keuangan RAT Koperasi Karyawan Mandiri Perum
Damri UABK Surabaya selama 6 tahun yaitu untuk periode tahun 2007-2012,
hal ini dengan pertimbangan :
1. Pada periode tahun 2007-2012 laporan keuangan yang disajikan oleh
Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya telah disusun
sesuai dengan SAK yang berlaku secara umum.
2. Memiliki data lengkap tentang Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam laporan
keuangan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
3. Keterbatasan penyediaan data laporan keuangan yang bisa dipenuhi oleh
4. Peneliti menganggap bahwa data laporan keuangan periode tahun
2007-2012 telah dapat mewakili populasi yang hasilnya akan lebih representatif.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, biasanya dalam
bentuk publikasi. Data sekunder ini diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen
serta catatan koperasi yang dalam hal ini meliputi :
1. Data perkembangan Sisa Hasil Usaha
2. Data perkembangan jumlah anggota, jumlah pinjaman dan jumlah modal
kerja.
3. Sejarah serta aktivitas koperasi
Data-data jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah modal kerja dan
sisa hasil usaha merupakan data jenis time series dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2012 yang diperoleh dari Koperasi Karyawan Mandiri Perum
Damri UABK Surabaya.
Sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan Rapat
Anggota Tahunan (RAT) di Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
meliputi :
a. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari, mencatat dan
menganalisa dokumen laporan keuangan Koperasi Karyawan Mandiri
Perum Damri UABK Surabaya dari tahun pengamatan tahun 2007 sampai
dengan tahun 2012.
b. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan
secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti, hal ini sangat
membantu dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian,
dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya
dapat memberikan suatu kesimpulan yang berguna bagi semua pihak.
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode statistik
Regresi Linier Berganda bertujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh
antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Rumus yang digunakan pada
Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Sisa Hasil Usaha
X1 = Jumlah Anggota
X2 = Jumlah Pinjaman
X3 = Jumlah Modal Kerja
β0 = Konstanta
β1β2β3 = Koefisien regresi
ei = Faktor pengganggu
i = 1,2,3 ……….. n : pengamatan ke i sampai ke n
3.5.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode,
diantaranya adalah metode Kolmogorov-Smirnov. Pedoman dalam mengambil
keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah:
a. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka
distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiesed
Estimation), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh
bias. Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang BLUE maka harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara sesama
variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas :
a. Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak
yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
b. Jika diantara dua variabel independen memiliki korelasi yang spesifik
maka di dalam model regresi tersebut terdapat multikolonieritas.
c. Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dari lawannya
(2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai VIF > 10 maka
terjadi multikolinieritas [Ghozali, 2006 : 91].
2. Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara
variabel penganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi.
Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi
dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson). Menurut Singgih
Santoso [2001], kriteria autokorelasi ada 3 yaitu :
Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
Nilai D-W diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
3. Heterokedastisitas
Perhitungan ada tidaknya gejala ini dapat dilakukan dengan cara
menentukan formulasi regresi linier berganda dengan menggunakan
residual sebagai indikator terikat. Hal ini didefinisikan dengan cara
menghitung korelasi Rank Spearmen antara residual dengan seluruh
variabel bebas terhadap residual lebih besar dari level of signifikan (0,05),
3.5.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji F dan Uji t.
Langkah-langkah penyajian yang dilakukan untuk masing-masing uji hipotesis antara
lain seperti berikut :
1. Uji F
Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh simultan variabel X1, X2,
X3 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :
a. Menetukan hipotesis
H0: β1= β2 = β3 = 0 (X1, X2, X3 tidak berpengaruh tehadap Y).
Ha : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (X1, X2, X3 berpengaruh tehadap Y).
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05.
c. Dengan kriteria uji hipotesis
Jika signifikansi penelitian (probabilitas) < 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
Jika signifikansi penelitian (probabilitas) > 0,05 maka H0 diterima
dan Ha ditolak.
2. Uji t
Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial variabel Xterhadap
a. Menentukan hipotesis
H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (Tidak terdapat pengaruh X1 atau X2 atau X3
terhadap Y).
Ha : β1= β2 = β3 ≠ 0 (Terdapat pengaruh X1 atau X2 atau X3 terhadap
Y).
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05.
c. Dengan kriteria uji hipotesis
Jika signifikansi penelitian (probabilitas) < 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
Jika signifikansi penelitian (probabilitas) > 0,05 maka H0 diterima
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian 4.1.1 Variabel Jumlah Anggota (X1)
Jumlah Anggota Koperasi adalah banyaknya jumlah orang yang
menjadi anggota koperasi dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh
koperasi. Adapun jumlah anggota pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum
Damri UABK Surabaya pada tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah :
Tabel 4.1 : Jumlah Anggota Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 – 2012
No Tahun Jumlah Anggota
1 2007 827
2 2008 784
3 2009 751
4 2010 751
5 2011 682
6 2012 648
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa selama tahun
2007 sampai tahun 2012 telah terjadi penurunan jumlah anggota pada
Koperasi Kary