SKRIPSI
Oleh :
FAKHRIZAL TADHARUSMAN AFIF NPM :0932010050
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
Tim Penguji: 1.
Dr.Ir.Minto Waluyo.MM NIP: 19611130 199003 1 001 2.
Enny Ar yani, ST. MT NPY: 3700 9950 0411 3.
Ir. Endang Pudji.W.,MMT NIP: 19591228 198803 2 001
(Studi Kasus PT. PETRONIKA – Gresik) Disusun Oleh:
FAKHRIZAL TADHARUSMAN AFIF NPM: 0932010050
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh tim Penguji Skripsi J ur usan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada Tanggal 15 J anuari 2014
Mengetahui
Ketua J ur usan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Surabaya
Dr.Ir .Minto Waluyo.MM NIP: 19611130 199003 1 001
Pembimbing 1.
Ir . Endang Pudji.W.,MMT NIP: 19591228 198803 2 001 2.
Tim Penguji: 1.
Dr.Ir.Minto Waluyo.MM NIP: 19611130 199003 1 001 2.
Enny Ar yani, ST. MT NPY: 3700 9950 0411 3.
Ir. Endang Pudji.W.,MMT NIP: 19591228 198803 2 001
(Studi Kasus PT. PETRONIKA – Gresik) Disusun Oleh:
FAKHRIZAL TADHARUSMAN AFIF NPM: 0932010050
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh tim Penguji Skripsi J ur usan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada Tanggal 15 J anuari 2014
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Surabaya
Ir. Sutiyono. MT NIP: 19600713 198703 1001
Pembimbing 1.
Ir . Endang Pudji.W.,MMT NIP: 19591228 198803 2 001 2.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir ini dengan judul: ANALISIS
PENENTUAN INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN DAN
PEMERIKSAAN MESIN CENTRIFUGAL PUMP DENGAN METODE AGE
REPLACEMENT DAN MINIMASI DOWNTIME DI PT PETRONIKA.
Skripsi ini disusun guna mengikuti syarat kurikulum tingkat sarjana ( S1 )
bagi setiap mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur. Kami menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih
kurang sempurna, penulis menerima adanya saran dan kritik untuk
membenahinya.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak sekali
bimbingan dan juga bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM selaku Ketua Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Pailan selaku Sekertaris Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
5. Ibu Ir. Endang Pudji.W.,MMT selaku dosen pembimbing I dan bapak
Dwi Sukma D,ST.,MT selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing saya hingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Bapak dan Ibu penguji yang membantu dalam pembenahan laporan
Tugas Akhir ini serta bantuan-bantuan lainnya.
7. Semua dosen yang pernah mengajar dan membimbing saya dan juga staff
UPN yang membantu saya dalam proses pencapaian Tugas Akhir ini.
8. Ibu dan Ayah tersayang terima kasih sebesar-besarnya atas doa dan
dukungannya, tanpa kalian saya tidak akan bisa menyelesaian Tugas
Akhir ini.
9. Teman – teman Angkatan 2009 yang sudah membantu saya baik melalui
waktu maupun pendapat saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.
10.Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Tugas Akhir ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang
dapat membantu penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat sekaligus dapat menambah wawasan serta berguna bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Surabaya, Januari 2014
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
ABSTAKSI ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xix
DAFTAR LAMPIRAN xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 01
1.2 Perumusan Masalah 02
1.3 Batasan Masalah 03
1.4 Asumsi-asumsi 04
1.5 Tujuan Penelitian 04
1.6 Manfaat Penelitian 04
1.7 Sistematika Penulisan 04
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 06
2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) 06
2.1.2 Tujuan Pemeliharaan 07
2.1.3 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance) 09 2.1.3.1 Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) 09 2.1.3.1 Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance) 11
2.2 Konsep-konsep Pemeliharaan (Maintenance) 14
2.2.1 Konsep Brakdown dan Downtime 14
2.2.2 Konsep Reliability (Keandalan) 18
2.2.3 Konsep Availability (Ketersediaan) 20
2.3 Distribusi Kerusakan 21
2.3.1 Distribusi Weibull 21
2.3.2 Distribusi Eksponensial 21
2.3.3 Distribusi Normal 22
2.3.4 Distribusi Lognormal 22
2.4 Identifikasi Distribusi Kerusakan 23
2.4.1 Index of Fit (r) 23
2.4.2 Uji Kesesuaian (Goodness of Fit Test) 27
2.5 Penentuan Parameter 24
2.6 Perhitungan Mean Time to Failure (MTTF) dan Mean Time to
Repair (MTTR) 24
2.7 Model Penentuan Interval Waktu Penggantian Pencegahan
Optimal 27
2.7.1 Block Replacement 25
2.7.2 Age Replacement 25
2.8 Model Penentuan Interval Waktu Penggantian Pemeriksaan
Optimal 27
2.9 Tingkat Ketersediaan (Availability) Total 27
2.10 Tingkat Reliability Dengan Preventive Maintenance 28
2.11 Penelitian Terdahulu 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 32
3.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah 32
3.2.1 Penentuan Topik dan Orientasi Perusahaan (Mulai) 35
3.2.2 Rumusan Masalah 35
3.2.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 35
3.2.4 Studi literatur dan Survei Perusahaan 36
3.2.5 Indentifikasi Variabel 37
3.2.6 Metode Pengumpulan Data 38
3.2.7.1Penentuan Mesin Kritis dan Komponen 39
3.2.7.2Perhitungan Time to Failure (TTF) dan
Time to Repair (TTR) 39
3.2.7.3Identifikasi Distribusi Pada TTF dan TTR 39
3.2.7.4Uji Kesesuaian Distribusi 41
3.2.7.5Perhitungan Parameter Masing-masing Distribusi 44
3.2.7.6Perhitungan Mean Time to Failure (MTTF) dan
Mean Time to Repair (MTTR) 46
3.2.7.7Perhitungan Interval Penggantian dan Interval
Pemeriksaan 48
3.2.7.8Perhitungan Tingkat Availability 50 3.2.7.9Perhitungan dan Perbandingan Tingkat Reliability
Sebelum dan Sesudah Preventive Maintenance
(Skenario waktu optimal) 51
3.2.8 Perbandingan Downtime sebelum dan Sesudah
Preventinve Maintenance 54
3.2.9 Analisa Hasil 54
3.2.10 Kesimpulan dan Saran 54
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data 56
4.1.1 Data Kerusakan Mesin 56
4.2 Pengolahan Data 58
4.2.1 Perhitungan dan Analisis Data Kerusakan 58
4.2.1.1 Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR)
Komponen Mesin Centrifugal Pump 58
4.2.1.2 Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR) komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 59 4.2.1.3 Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR)
komponen Mechanical Seal mesin Centrifugal
4.2.1.4 Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR) komponen Oil Seal mesin Centrifugal Pump 60 4.2.1.5 Data Time to Failure (TTF) dan Time to Repair
(TTR) komponen Bearing mesin Centrifugal
Pump 61
4.2.2 Perhitungan Index of Fit (r), Goodness of Fit, Pendugaan Parameter, dan Nilai Mean Time to Failure (MTTF) dan
Mean Time to Repair (MTTR) 61
4.2.3 Perhitungan Index of Fit (r), Goodness of Fit, Pendugaan Parameter, dan Nilai Mean Time to Failure (MTTF) dan
Mean Time to Repair (MTTR) Komponen Coupling
Mesin Centrifugal Pump 63
4.2.3.1Perhitungan Index of Fit (r) untuk Time to Failure (TTF) Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 63 4.2.3.2Uji Goodness of Fit untuk Time to Failure (TTF)
Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 70 4.2.3.3Perhitungan Parameter untuk Time to Failure
(TTF) Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 70 4.2.3.4Perhitungan Mean Time to Failure (MTTF)
Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 74 4.2.3.5Perhitungan Index of Fit (r) untuk Time to Repair
(TTR) Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 74 4.2.3.6Uji Goodness of Fit untuk Time to Repair (TTR)
Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 75 4.2.3.7Perhitungan Parameter untuk Time to Repair
(TTR) Komponen Coupling Mesin Centrifugal
Pump 77
4.2.3.8Perhitungan Mean Time to Repair (MTTR)
4.2.4 Perhitungan Index of Fit (r), Goodness of Fit, Pendugaan Parameter, dan Nilai Mean Time to Failure (MTTF) dan
Mean Time to Repair (MTTR) Komponen Mechanical Seal
Mesin Centrifugal Pump 79
4.2.4.1Perhitungan Index of Fit (r) untuk Time to Failure (TTF) Komponen Mechanical Seal Mesin Centrifugal
Pump 79
4.2.4.2Uji Goodness of Fit untuk Time to Failure (TTF) Komponen Mechanical Seal Mesin Centrifugal
Pump 80
4.2.4.3Perhitungan Parameter untuk Time to Failure
(TTF) Komponen Mechanical Seal mesin Centrifugal
Pump 83
4.2.4.4Perhitungan Mean Time to Failure (MTTF) Komponen Mechanical Seal mesin Centrifugal
Pump 84
4.2.4.5Perhitungan Index of Fit (r) untuk Time to Repair (TTR) Komponen Mechanical Seal Mesin Centrifugal
Pump 85
4.2.4.6Uji Goodness of Fit untuk Time to Repair (TTR) Komponen Mechanical Seal mesin Centrifugal
Pump 86
4.2.4.7Perhitungan Parameter untuk Time to Repair
(TTR) Komponen Mechanical Seal Mesin Centrifugal
Pump 88
4.2.4.8 Perhitungan Mean Time to Repair (MTTR) Komponen Mechanical Seal mesin Centrifugal
4.2.5 Perhitungan Index of Fit (r), Goodness of Fit, Pendugaan Parameter, dan Nilai Mean Time to Failure (MTTF) dan
Mean Time to Repair (MTTR) Komponen Oil Seal
Mesin Centrifugal Pump 90
4.2.5.1Perhitungan Index of Fit (r) untuk Time to Failure (TTF) Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 90 4.2.5.2Uji Goodness of Fit untuk Time to Failure (TTF)
Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 91 4.2.5.3Perhitungan Parameter untuk Time to Failure
(TTF) Komponen Oil Seal mesin Centrifugal Pump 93 4.2.5.4Perhitungan MeanTimeto Failure (MTTF)
Komponen Oil Seal mesin Centrifugal Pump 94 4.2.5.5Perhitungan Index of Fit (r) untuk Time to Repair
(TTR) Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 95 4.2.5.6Uji Goodness of Fit untuk Time to Repair (TTR)
Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 96 4.2.5.7Perhitungan Parameter Untuk Time to Reapair
(TTR) Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 98 4.2.5.8Perhitungan Mean Time to Repair (MTTR) Komponen
Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 99 4.2.6 Perhitungan Index of Fit (r), Goodness of Fit, Pendugaan
Parameter, dan Nilai Mean Time to Failure (MTTF) dan
Mean Time to Repair (MTTR) Komponen Bearing
Mesin Centrifugal Pump 100
4.2.6.1Perhitungan Index of Fit (r) untuk Time to Failure
(TTF) Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 100 4.2.6.2Uji Goodness of Fit Untuk Time to Failure (TTF)
Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 101 4.2.6.3Perhitungan Parameter Untuk Time to Failure
4.2.6.4Perhitungan Mean Time to Failure (MTTF)
Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 104 4.2.6.5Perhitungan Index of Fit untuk Time to Repair
(TTR) Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 104 4.2.6.6Uji Goodness of Fit Untuk Time to Repair (TTR)
Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 106 4.2.6.7Perhitungan Parameter Untuk Time to Repair
(TTR) Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 108 4.2.6.8Perhitungan Mean Time to Repair (MTTR)
Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 110 4.2.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Mean Time to Failure
(MTTF) dan Mean Time to Repair (MTTR) dari Komponen
Mesin CentrifugalPump 110
4.3 Perhitungan Interval Waktu Penggantian Pencegahan dan
Pemeriksaan Komponen 112
4.3.1 Perhitungan Interval Waktu Penggantian Pencegahan
Komponen 112
4.3.1.1Perhitungan Interval Waktu Penggantian
Pencegahan Komponen Coupling Mesin Centrifugal
Pump 112
4.3.1.2Perhitungan Interval Waktu Penggantian
Pencegahan Komponen Mechanical Seal Mesin
CentrifugalPump 114
4.3.1.3Perhitungan Interval Waktu Penggantian
Pencegahan Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal
Pump 116
4.3.1.4Perhitungan Interval Waktu Penggantian
Pencegahan Komponen Bearing Mesin Centrifugal
Pump 116
4.3.2.1Perhitungan Interval Waktu Pemeriksaan
Komponen Coupling Mesin Centrifugal Pump 120 4.3.2.2Perhitungan Interval Waktu Pemeriksaan
Komponen Mechanical Seal Mesin Centrifugal
Pump 121
4.3.2.3Perhitungan Interval Waktu Pemeriksaan Komponen
Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 122 4.3.2.4Perhtiugnan Interval Waktu Pemeriksaan Komponen
Bearing Mesin Centrifugal Pump 123
4.3.3 Perhitungan Tinggat Availability 125
4.3.3.1Perhitungan Tingkat Availability Jika Dilakukan
Pemeriksaan 125
4.3.3.2Perhitungan Tingkat Availability Total 126 4.4 Perhitungan dan Perbandingan Reability Sebelum dan Setelah
Preventive Maintenance 127
4.4.1 Perhitungan Tingkat Reability Berdasarkan Skenario
Waktu Optimal 128
4.4.1.1Perhitungan Tingkat Reability Komponen Coupling
Mesin Centrifugal Pump 128
4.4.1.2Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Mechanical
Seal Mesin Centrifugal Pump 129
4.4.1.3Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Oil Seal
Mesin Centrifugal Pump 130
4.4.1.4Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Bearing
Mesin Centrifugal Pump 131
4.4.2 Perhitungan Tingkat Reliability Berdasarkan Skenario
Interval Waktu Penggantian Setiap 60 Jam 133
4.4.2.1Perhtiungan Tingkat Reliability Komponen Coupling
Mesin Centrifugal Pump 133
4.4.2.2Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Mechanical
4.4.2.3Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Oil Seal
Mesin Centrifugal Pump 134
4.4.2.4Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Bearing
Mesin CentrifugalPump 135
4.4.3 Perhitungan Tingkat Reliability Berdasarkan Skenario
Interval Waktu Penggantian Setiap 120 Jam 136
4.4.3.1Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Coupling
Mesin Centrifugal Pump 136
4.4.3.2Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Mechanical
Seal Mesin Centrifugal Pump 136
4.4.3.3Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Oil Seal
Mesin Centrifugal Pump 137
4.4.3.4Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Bearing
Mesin Centrifugal Pump 138
4.5 Perhitungan dan Perbandingan Downtime Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance 139
4.5.1 Downtime Rata-rata 1 Bulan Sebelum Preventive
Maintenance 139
4.5.2 Downtime Rata-rata 1 Bulan Sesudah Preventive
Maintenance Skenario Waktu Optimal 139 4.5.3 Downtime Rata-rata 1 Bulan Sesudah Preventive
Maintenance Skenario Interval Waktu Penggantian Setiap
60 Jam 141
4.5.4 Downtime Rata-rata 1 Bulan Sesudah Preventive
Mintenance 142
4.6 Analisa dan Pembahasan 143
4.6.1 Nilai Mean Time to Failure (MTTF) dan Mean Time
to Repair (MTTR) Komponen Mesin Centrifugal Pump 143 4.6.2 Interval Waktu Penggantian dan Pemeriksaan Komponen 144
4.6.4 Reliability Komponen 146
4.6.5 Downtime 147
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 148
5.2 Saran 149
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR)
Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 56
Tabel 4.2 Data Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR)
Komponen Mechanical Seal mesin Centrifugal Pump 57 Tabel 4.3 Data Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR)
Komponen Mechanical Seal Mesin Centrifugal Pump 57 Tabel 4.4 Data Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR)
Komponen Bearing mesin Centrifugal Pump 58
Tabel 4.5 Frekuensi Breakdown Mesin Centrifugal Pump 58
Tabel 4.6 Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR)
Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 59
Tabel 4.7 Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR)
Komponen Mechanical Seal mesin Centrifugal Pump 60 Tabel 4.8 Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR) Komponen
Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 60
Tabel 4.9 Data Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR)
Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 61
Tabel 4.10 Index of Fit Distribusi Weibull Time to Failure (TTF)
Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 63
Tabel 4.11 Index of Fit Distribusi Eksponensial Time to Failure
(TTF) Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 65 Tabel 4.12 Index of Fit Distribusi Normal Time to Failure (TTF)
Komponen Coupling Mesin Centrifugal Pump 66
Tabel 4.13 Index of Fit Distribusi Lognormal Time to Failure
(TTF) Komponen Coupling Mesin Centrifugal Pump 68 Tabel 4.14 Ringkasan Nilai Index of Fit (r) Time to Failure (TTF)
Komponen Bearing mesin Centrifugal Pump 70
Tabel 4.15 Uji Kolgomorov-Smirnov TTF Komponen Coupling
Tabel 4.16 Ringkasan Nilai Index of Fit (r) Time to Repair (TTR)
Komponen Coupling mesin Centrifugal Pump 74
Tabel 4.17 Uji Mann’s Test TTR Komponen Coupling mesin
Centrifugal Pump 75
Tabel 4.18 Ringkasan Nilai Index of Fit (r) Time to Failure (TTF)
Komponen Mechanical Seal mesin Centrifugal Pump 79 Tabel 4.19 Tabel Uji Barlett’s Test Komponen Mechanical Seal 80 Tabel 4.20 Uji Kolgomorv-Smirnov TTF Komponen Mechanical Seal
Mesin Centrifugal Pump 82
Tabel 4.21 Ringkasan Nilai Index of Fit (r) Time to Repair (TTR)
Komponen Mechanical Seal mesin Centrifugal Pump 85 Tabel 4.22 Uji Mann’s Test TTR Komponen Mechanical Seal
Mesin Centrifugal Pump 87
Tabel 4.23 Ringkasan Nilai Index of Fit (r) Time to Failure (TTF)
Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 91
Tabel 4.24 Uji Mann’s Test TTF Komponen Oil Seal Mesin
Centrifugal Pump 92
Tabel 4.25 Ringkasan Nilai Index of Fit (r) Time to Repair (TTR)
Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 95
Tabel 4.26 Uji Mann’s Test TTR Komponen Oil Seal mesin Centrifugal
Pump 96
Tabel 4.27 Ringkasan Nilai Index of Fit (r) Time to Failure (TTF)
Komponen Bearing mesin Centrifugal Pump 100
Tabel 4.28 Uji Mann’s Test TTF Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal
Pump 101
Tabel 4.29 Ringkasan Nilai Index of Fit (r) Time to Repair (TTR)
Komponen Oil Seal mesin Centrifugal Pump 105
Tabel 4.30 Uji Bartlett’s Test TTR Komponen Bearing Mesin
Centrifugal Pump 106
Tabel 4.31 Uji Kolgomorv-Smirnov TTF Komponen Bearing
Tabel 4.32 Rekapitulasi Hasil Uji Distribusi Data TTF pada Komponen
Mesin Centrifugal Pump 110
Tabel 4.33 Rekapitulasi Nilai MTTF Komponen Mesin Centrifugal
Pump 111
Tabel 4.34 Rekapitulasi Hasil Uji Distribusi Data TTR Komponen
Mesin Centrifugal Pump 111
Tabel 4.35 Rekapitulasi Nilai MTTR Komponen Mesin Centrifugal
Pump 111
Tabel 4.36 Perhitungan Interval Waktu Penggantian Komponen
Coupling Mesin Centrifugal Pump 113
Tabel 4.37 Perhitungan Interval Waktu Penggantian Komponen
Mechanical Seal Mesin Centrifugal Pump 115 Tabel 4.38 Perhitungan Interval Waktu Penggantian Komponen Oil Seal
pada Mesin Centrifugal Pump 116
Tabel 4.39 Perhitungan Interval Waktu Penggantian Komponen Bearing
pada Mesin Centrifugal Pump 118
Tabel 4.40 Perhitungan Tingkat Availability Total Mesin Centrifugal
Pump 127
Tabel 4.41 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Coupling
Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance Berdasarkan Distribusi Lognormal 128 Tabel 4.42 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Mechanical Seal
Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah 130
Preventive Maintenance Berdasarkan Distribusi Lognormal Tabel 4,43 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Mechanical Seal
Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah 131
Preventive Maintenance Berdasarkan Distribusi Weibull
Tabel 4.44 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah
Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance Interval Waktu Penggantian Setiap
60 Jam Berdasarkan Distribusi Lognormal 134
Tabel 4.46 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Mechanical Seal Seal Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance Interval Waktu Penggantian Setiap
60 Jam Berdasarkan Distribusi Lognormal 135
Tabel 4.47 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance Interval Waktu Penggantian Setiap
60 Jam Berdasarkan Distribusi Weibull 136
Tabel 4.48 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance Interval Waktu Penggantian Setiap
60 Jam Berdasarkan Distribusi Weibull 136
Tabel 4.49 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Coupling Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance Interval Waktu Penggantian Setiap
120 Jam Berdasarkan Distribusi Lognormal 137
Tabel 4.50 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Mechanical Seal Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance Interval Waktu Penggantian Setiap
120 Jam Berdasarkan Distribusi Lognormal 138
Tabel 4.51 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance Interval Waktu Penggantian Setiap
120 Jam Berdasarkan Distribusi Weibull 139
Tabel 4.52 Perhitungan Tingkat Reliability Komponen Bearing
Mesin Centrifugal Pump Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance Interval Waktu Penggantian Setiap
Tabel 4.53 Ringkasan Nilai MTTF Komponen Mesin Centrifugal Pump 145 Tabel 4.54 Ringkasan Nilai MTTR Komponen Mesin Centrifugal Pum 145 Tabel 4.55 Ringkasann Interval Waktu Penggantian Komponen 146
Tabel 4.56 Ringkasan Interval Waktu Pemeriksaan Komponen 146
Tabel 4.57 Ringkasan Perhitungan Tingkat Availability Total
Mesin Centrifugal Pump 147
Tabel 4.58 Ringkasan Perhtiungan Tingkat Reliability Mesin
Centrifugal Pump 147
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Laju Kerusakan (Bathtub Hazard Rate Curve) 16
Gambar 2.2 Model Age Replacement 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Histori Kerusakan Mesin 150
Lampiran 2: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Weibull Time to
Repair (TTR) Komponen Coupling Mesin Centrifugal Pump 154 Lampiran 3 : Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Eksponensial
Time to Repair (TTR) Komponen Coupling Mesin
Centrifugal Pump 155
Lampiran 4: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Normal Time to
Repair (TTR) Komponen Coupling Mesin Centrifugal Pump 156 Lampiran 5: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Lognormal Time to
Repair (TTR) Komponen Coupling Mesin Centrifugal Pump 157
Lampiran 6: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Weibull Time to Failure (TTF) Komponen Mecahnical Seal Mesin
Centrifugal Pump 158
Lampiran 7: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Eksponensial Time to
Failure (TTF) Komponen Mechanical Seal Mesin
Centrifugal Pump `158
Lampiran 8: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Normal Time to Failure (TTF) Komponen Mechanical Seal Mesin
Centrifugal Pump 159
Lampiran 9: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Lognormal Time to Failure (TTF) Komponen Mechanical Seal Mesin
Centrifugal Pump 160
Lampiran 10: Tabel Perhitungan Indef of Fit Distribusi Weibull Time to Repair (TTR) Komponen Mechanical Seal Mesin
Centrifugal Pump 161
Lampiran 11: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Eksponensial
Time to Repair (TTR) Komponen Mecahnical Seal Mesin
Lampiran 12: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Normal Time to Repair (TTR) Komponen Mechanical Seal Mesin
Centrifugal Pump 163
Lampiran 13: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Lognormal Time to Repair (TTR) Komponen Mechanical Seal Mesin
Centrifugal Pump 164
Lampiran 14: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Weibull Time to
Failure (TTF) Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 165 Lampiran 15: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Eksponensial Time to
Failure (TTF) Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 165 Lampiran 16: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Normal Time to
Failure (TTF) Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 166 Lampiran 17: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Lognormal Time to
Failure (TTF) Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 166 Lampiran 18: Tabel Perhtiungan Index of Fit Distribusi Weibull Time to
Repair (TTR) Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 167 Lampiran 19: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Eksponensial
Time to Repair (TTR) Komponen Oil Seal Mesin
Centrifugal Pump 167
Lampiran 20: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Normal Time to
Repair (TTR) Komponen Oil Seal Mesin Centrifugal Pump 168 Lampiran 21: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Lognormal Time to
Repair (TTR) Komponen Oil seal Mesin Centrifugal Pump 168 Lampiran 22: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Weibull Time to
Failure (TTF) Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 169 Lampiran 23: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Eksponensial
Time to Failure (TTF) Komponen Bearing Mesin
Centrifugal Pump 169
Lampiran 24: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Normal Time to
Lampiran 25: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Lognormal Time to Failure (TTF) Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 170 Lampiran 26: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Weibull Time to
Repair (TTR) Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 171 Lampiran 27: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Eksponensial
Time to Repair (TTR) Komponen Bearing Mesin
Centrifugal Pump 171
Lampiran 28: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Normal Time to
Repair (TTR) Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 172 Lampiran 29: Tabel Perhitungan Index of Fit Distribusi Lognormal Time to
Repair (TTR) Komponen Bearing Mesin Centrifugal Pump 172
Lampiran 30: Tabel Kolgomorov-Smirnov 173
Lampiran 31: Tabel Gamma 174
Lampiran 31: Tabel F Distribution 175
Oleh:
FAKHRIZAL TADHARUSMAN AFIF
NPM: 0932010050
ABSTRAK
Aktifitas maintenance pada industri manufaktur adalah bertujuan untuk meningkatkan efektifitas mesin dan peralatan yang ada seoptimal mungkin dengan menjaga kondisi mesin dan peralatan yang ada dari kerusakan sehingga mesin dan peralatan selalu dalam kondisi terbaiknya. PT. PETRONIKA adalah perusahaan yang dipilih sebagai objek penelitian merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi bahan kimia jenis Diocthyl Phthalate (DOP). Dimana terjadi permasalahan pada aktifitas maintenance-Nya yang selama ini diterapkan pada mesin Centrifugal Pump.
Age Replacement dan Minimasi Downtime merupakan pengembangan dari
Preventive maintenance, adalah metode yang dapat diterapkan untuk menentukan interval penggantian pencegahan dan pemeriksaan terhadap mesin dan komponen-komponen kritisnya. Dengan menggunakan metode-metode tersebut, suatu perusahaan dapat menjadwalkan perawatan rutin terhadap mesin dengan memperhitungkan dan mengolah data kerusakan historis yang ada.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan di dapatkan skenario perawatan setiap 60 jam dengan nilai reliability yang meningkat 47,2% untuk komponen coupling, peningkatan sebesar 59,17% untuk komponen mechanical seal, peningkatan sebesar 51,13% untuk komponen oil seal
dan peningkatan sebesar 50,92% untuk komponen bearing dengan total downtime
12 jam.
By:
FAKHRIZAL TADHARUSMAN AFIF NPM: 0932010050
ABSTRACT
Maintenance activities in manufacturing industry is aiming to improve the effectiveness of existing machinery and equipment as optimally as possible by taking care of existing machinery and equipment from damage to machinery and equipment is always in the best condition.PT.PETRONIKA is a company chosen as the object of study is a manufacturing company that produces chemicals Diocthyl types Phthalate (DOP).Where the problem occurred on his maintenance activities that have been applied to the machine Centrifugal Pump.
Age Replacementand Minimize Downtime is the development of preventive maintenance, is a method that can be applied to determine the preventive replacement intervals and inspection of the machine and its critical components.By using these methods, a company can schedule routine maintenance to the machine by calculating and processing the data available historical damage.
Based on the results of data processing and analysis has been done on the scenario get treatment every 60 hours with increased reliability value of 47.2% for coupling components, an increase of 59.17% formechanical seal components, an increase of 51.13% for oil seal components and an increase of 50.92% for bearing components with a total downtime of 12 hours.
PENDAHALUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era industri seperti saat ini, setiap perusahaan harus mampu menjaga
dan meningkatkan keefektifan dan keefisienan pada proses produksinya dengan
tujuan agar perusahaan mampu terus bersaing dan berkompeten dibidangnya
masing-masing. Dalam usaha meningkatkan keefektifan dan keefisienan ini,
perusahaan juga harus mampu memanfaatkan setiap sumber daya yang ada. Untuk
mampu memanfaatkan setiap sumber daya yang ada dengan baik, salah satu usaha
yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga setiap asset dan fasilitas yang
dimiliki, agar proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efiesien.
PT. PETRONIKA yang merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang
memproduksi bahan kimia jenis Diocthyl Phthalate (DOP). Diocthyl Phthalate
(DOP) yakni bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku dari plastik, kulit
sintetis, PVC, sandal, sepatu, dll. Dimana muncul permasalahan pada aktifitas
maintenance-Nya yang selama ini diterapkan, ini bisa dilihat pada kerusakan yang dialami pada mesin Centrifugal Pump yang tinggi. Sedangkan mesin jenis ini saat ini hanya berjumlah 1 unit di perusahaan sehingga apabila mengalami kerusakan
secara mendadak maka akan berpengaruh pada proses produksi Diocthyl
Phthalate (DOP).
Pada industri manufaktur menjaga asset dan fasilitas dalam hal ini adalah
mesin dan peralatan produksi, salah satunya adalah dengan melakukan perawatan
ada dan selalu dalam kondisi terbaiknya.
Untuk menjaga kondisi mesin-mesin tersebut dari kerusakan ataupun
paling tidak untuk mengurangi jenis waktu kerusakannya, agar proses prokduksi
tidak terlalu lama berhenti, maka dibutuhkan sistem perawatan dan pemeliharaan
mesin dan peralatan yang baik dan tepat sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan efektifitas mesin dan peralatan dan kerugian yang diakibatkan oleh
kerusakan mesin dapat dihindari.
Metode Age Replacement dan Minimasi Downtime merupakan pengembangan dari Preventive maintenance merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan menggunakan
metode-metode tersebut perusahaan dapat menjadwalkan perawatan rutin terhadap mesin
dengan memperhitungkan dan mengolah data kerusakan historis yang ada, dimana
diharapkan dapat mengurangi kemungkinan rusaknya mesin dan menghindari
maintenance yang tidak perlu dimasa yang akan datang. Dengan adanya jadwal
maintenance yang teradwal diharapkan dapat meningkatkan tingkat keandalan (realiability) mesin sehingga jadwal proses produksi dapat berjalalan lancar tanpa adanya gangguan.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Untuk memudahkan dalam pemecahan masalah, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan adalah metode Age Replacement dan minimasi
downtime.
2. Perencanaan pemeliharaan dilakukan terhadap mesin yang memiliki
komponen yang bersifat kritis dalam proses produksi berjalan
3. Penelitian yang dilakukan tidak sampai keperhitungan biaya.
4. Perencanaan pemeliharaan ini tidak membahas cara pembongkaran,
perbaikan, penggantian, dan pemasangan.
5. Data historis yang digunakan pada rentang waktu dari Agustus 2012 sampai
Maret 2013.
1.4 Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam pemecahan masalah ini
adalah:
1. Metode kerja dan teknologi yang digunakan tidak berubah.
2. Tidak terjadi perubahan sistem produksi selama penelitian ini dilakukan.
3. Setiap keryawan mengetahui bidang pekerjaan sesuai dengan metode kerja
yang sudah diberikan.
4. Faktor kesalahan manusia (human error) pada saat mesin beroperasi tidak dianggap sebagai penyebab terjadinya kerusakan mesin.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Menentukan interval penggantian dan pemeriksaan optimal untuk komponen
kritis mesin Centrifugal Pump.
2. Mengetahui tingkat reliability mesin setelah dilakukan preventive
maintenance berdasarkan waktu optimal dan waktu skenario.
3. Mengetahui downtime yang timbul setelah dilakukan preventive maintenance.
1.6 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini manfaat umum yang ingin dicapai adalah:
1. Mengetahui jadwal maintenance mesin dan komponen yang paling optimal serta meningkatkan reliabilitas dari mesin-mesin yang ada sehingga proses
produksi dapat tetap berjalan.
2. Membantu perusakaan dalam menentukan jadwal perawatan dan penggantian
komponen mesin.
3. Mengerti tentang pentingnya preventive maintenance dan menerapkan teori yang ada untuk menyelesaikan masalah yang ada dilapangan dalam dunia
kerja nyata.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah:
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
Menyajikan dan menampilkan tinjauan pustaka yang berisi teori dan
pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta
pemecahan masalah.
BAB III METODE PENELITIAN
Mengemukakan lngkah-langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap
tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya (flow chart). BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Melakukan identifikasi data dan pengolahan data yang digunakan
sebagai dasar penjadwalan perawatan mesin. Kemudian menganalisis
hasil pengolahan data untuk mengetahui sebarapa besar perubahan
tingkat reliability dari mesin serta komponen sebelum dan sesudah diterapkan preventive maintenance.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis pemecahan masalah, maka dapat diambil
kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pemeliharaan (Maintenance)
2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)
Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli:
§ Menurut Patrick (2002), maintenance adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta memperbaiki, mealakukan
penyesuaian dan penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan suatu
kondisi operasi produksi agar sesuai dengan perencanaan yang ada.
§ Menurut Corder (2002), maintenance adalah suatu kombinasi dari berbagai tidakan yang dilakukan untuk menjaga sutu barang atau memperbaikinya,
sampai pada suatu kondisi yang bisa diterima.
§ Menurut Assauri (2008), maintenance merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dengan mengadakan perbaikan
atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan supaya tercipta suatu
keadaan operasional produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.
Secara umum maintenance dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mempertahankan dan menjaga suatu produk atau
sistem tetap berada dalam kondisi yang aman, ekonomis, efisien, dan optimal.
mengenai perawatan fasilitas produksi. Dalam usaha menjaga agar setiap
peralatan dan mesin dapat digunakan secara kontinyu untuk berproduksi, maka
kegiatan pemeliharaan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Secara kontinu melakukan pengecekan (inspection). b. Secara kontinu melakukan pelumasan (lubricating). c. Secara kontinu melakukan perbaikan (repairing). d. Melakukan penggantian spare-part.
2.1.2 Tujuan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan peralatan dan fasilitas mesin tentu memiliki
beberapa tujuan. Tujuan utama dari fungsi perawatan antara lain: (Assauri,2008)
a. Memperpanjang usia kegunaan asset.
b. Menjamin ketersediaan peralatan dan kesiapan operasional perlengkapan
serta peralatan yang dipasang untuk kegiatan produksi.
c. Membantu mengurangi pemakaian atau penyimpanan diluar batas serta
menjaga modal yang ditanamkan selama waktu yang ditentukan.
d. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
e. Menekan tingkat biaya perawatan serendah mungkin dengan melaksakan
kegiatan perawatan secara efektif dan efisien.
f. Memenuhi kebutuhan produk dan rencana produksi tepat waktu.
g. Meningkatkan keterampilan para supervisor dan operator melalui kegiatan
h. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan
para pekerja.
Sedangkan tujuan utama dilakukannya pemeliharaan menurut Patrick
(2002), antara lain:
a. Mempertahankan kemampuan alat atau fasilitas pruduksi guna memnuhi
kebutuhan yang sesuai dengan target serta rencana produksi.
b. Mengurangi pemakaian dan penyimpanan diluar batas dan menjaga modal
yang diinvenstasikan dalam perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
c. Menjaga agar kualitas produk berada pada tingkat yang diharapkan guna
memenuhi apa yang dibutuhkan produk itu sendiri dan menjaga agar kegiatan
produksi tidak mengalami gangguan.
d. Memperhatikan dan menghindari kegiatan-kegiatan operasi mesin serta
peralatan yang dapat membahayakan kegiatan kerja.
e. Mencapai tingkat biaya serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan
maintenance secara efektif dan efisien untuk keseluruhan.
f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan, dalam rangka untuk mencapai tujuan utama
perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik
2.1.3 J enis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)
2.1.3.1 Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Menurut Ebeling (2005), Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal, umumnya secara periodik dimana sejumlah
kegiatan seperti inspeksi dan perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan,
penyesuaian, dan penyamaan dilakukan.
Menurut Assauri (2008), Preventive Maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan dan menemukan
kondisi yang dapat menyebabkan fasilitas atau mesin produksi mengalami
kerusakan pada waktu melakukan produksi.
Dengan adanya preventive maintenance, diharapkan semua mesin yang ada terjamin kelancaran proses kerjanya sehingga tidak ada yang terhambat dalam
proses produksinya dan selalu dalam keadaan optimal.
Preventive maintenance sangat penting karena kegunaannya sangat efektif dalam menghadapi atau mendukung fasilitas produksi yang termasuk dalam
golongan critical unit. Kategori komponen kritis menurut Tampubolon (2004),
yaitu:
1. Kerusakan fasilitas atau peralatan akan membahayakan keselamatan atau
kesehatan para pekerja.
2. Kerusakan fasilitas akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan.
3. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan atau terhentinya
4. Modal yang ditanamkan (investasi) dalam fasilitas tersebut cukup mahal
harganya.
Menurut Assauri (2008), dalam prakteknya, proses maintenance yang dilakukan dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan aktifitas atau
kegiatannya yaitu:
a. Routine Maintenance
Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan
routine maintenance adalah pembersihan fasilitas atau peralatan, pelumasan
(lubrication) atau pengecekan oli, serta pengecekan bahan bakar dan mungkin pemanasan (warming up) dari mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai untuk produksi.
b. Periodic Maintenance
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu
minggu sekali. Periodic maintenance dapat juga dilakukan denganmemakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi sebagai jadwal kegiatan,
misalnya setiap seratus jam pemakaian mesin sekali.
Beberapa manfaat yang diperoleh dengan melakukan preventinve maintenance
menurut Assauri (2008), antara lain:
• Memperkecil overhaul (turun mesin)
• Mengurangi kemungkinan reparasi berskala besar
• Memperkecil kemungkinan produk-produk rusak
• Meminimalkan persediaan suku cadang
• Memperkecil munculnya gaji tambahan yang diakibatkan adanya kerusakan
• Menurunkan biaya satuan dari produk pabrik.
Preventive maintenance merupakan tindakan perawatan dalam rangkaian aktivitas pemeliharaan dengan tujuan:
• Memperpanjang umur produktif asset dengan mendeteksi bahwa sebuah asset
memiliki titik kritis penggunaan (critical wear point) dan mungkin akan mengalami kerusakan.
• Melakukan inspeksi secara efektif dan menjaga supaya kondisi peralatan
selalu dalam keadaan baik.
• Mengeliminir kerusakan peralatan dan hasil produksi yang cacat serta
meningkatkan ketahanan mesin dan kemampuan proses.
• Mengurangi waktu yang terbuang pada kerusakan peralatan dengan membuat
aktivitas pemeliharaan peralatan.
• Menjaga biaya produksi seminim mungkin.
2.1.3.1 Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance)
Menurut Patric (2002) dan Assauri (2008), Corrective Maintenance
merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan setelah mesin atau fasilitas
produksi mengalami kerusakan atau gangguan sehingga tidak dapat berfungsi
direncanakan dahulu karena kegiatan ini mengunggu sampai kerusakan mesin
terjadi terlebih dahulu, kemudian baru diperbaiki agar dapat beroperasi kembali.
Corrective maintenance jauh lebih mahal biayanya, maka sebisa mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan kegiatan preventive maintenance. Selain itu diperlukan juga pertimbangan bahwa dalam jangka waktu yang panjang untuk
mesin-mesin yang mahal dan termasuk dalam critical unit dari proses produksi, maka preventive maintenance jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan
corrective maintenance.
Menurut Patrick (2002), corrective maintenance dapat dihitung dengan
Mean Time to Repair (MTTR) dimana time to repair ini meliputi beberapa aktivitas yang dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Preparation Time
Preparation time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menemukan orang yang mengerjakan perbaikan, waktu tempuh ke lokasi kerusakan, dan
membawa peralatan uji perlengkapan.
2. Active Maintenance Time
Active maintenance time merupakan waktu sebenarnya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Meliputi waktu untuk mempelajari peta
perbaikan sebelum aktivitas perbaikan yang sebenarnya dimulai serta waktu
yang dihabiskan untuk memastikan kerusakan yang ada telah selesai
diperbaiki, terkadang juga meliputi waktu untuk melakukan dokumentasi atas
proses perbaikan yang telah dilakukan ketika hal tersebut harus diselesaikan
3. Delay Time
Delay time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menunggu datangnya komponen dari mesin yang baru diperbaiki.
Corrective maintenance merupakan studi yang digunakan dalam menentukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan. Tindakan
perawatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang sama.
Prosedur ini ditetapkan pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat
terjadi kerusakan.
Pada umumnya usaha untuk mengatasi kerusakan dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
• Mencatat data kerusakan, kemudian meng-improve peralatan sehingga
kerusakan yang sama tidak terjadi lagi.
• Improve peralatan sehingga perawatan menjadi lebih mudah.
• Merubah proses.
• Merancang kembali komponen yang gagal.
• Mengganti dengan komponen yang baru.
• Meningkatkan prosedur perawatan preventive.
• Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian.
Tindakan corrective maintenance ini memerlukan biaya perawatan yang lebih murah daripada tindakan preventive maintenance. Hal ini dapat terjadi apabila kerusakan terjadi pada mesin atau fasilitas tidak melakukan proses
baiay perawatan akan mengalami peningkatan yang disebabkan karena
terhentinya proses produksi.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan corrective
maintenance memusatkan permasalahan setelah permasalahan itu terjadi. Bukan menganalisa masalah untuk mencegah agar tidak terjadi.
2.2 Konsep-konsep Pemeliharaan (Maintenance) 2.2.1 Konsep Brakdown dan Downtime
Breakdown dapat didefinisikan sebagai berhentinya mesin pada saat produksi yang melibatkan enginering dalam perbaikan. Atau dengan kata lain ketika suatu mesin atau peralatan tidak dapat melakukan fungsinya lagi dengan
baik, maka mesin atau peralatan tersebut dapat dikatakan mengalami kerusakan
atau breakdown.
Downtime didefinisikan sebagai waktu menganggur atau lama waktu dimana mesin tidak dapat lagi dijalankan untuk beropesi sesuai dengan yang
diharapkan. Atau dengan kata lain downtime didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan selama peralatan atau mesin tidak dapat digunakan atau mesin
mengalami kerusakan (gangguan), sehingga mesin atau peralatan tidak dapat
menjalankan fungsinya sesuai dengan yang diharapkan dengan baik.
Breakdown terjadi apabila suatu mesin atau peralatan mengalami kerusakan dimana kerusakan ini akan mempengaruhi kemampuan mesin secara
keseluruhan dan menyebabkan terjadinya penurunan hasil proses dan juga
menunjukkan waktu yang dibutuhkan mesin untuk mengembalikan kemampuan
mesin untuk dapat menjalankan fungsi-fungsinya seperti semula.
Beberapa unsur didalam konsep downtime: • Maintenance Delay
Maintenance delay merupakan waktu yang diperlukan untuk mengunggu ketersediaannya sumber daya maintenance yang akan melakukan proses perbaikan. Sumber daya maintenance dapat berupa teknisi, peralatan bantu, alat pengetesan, dan komponen pengganti
• Supply Delay
Supply delay merupakan waktu yang dibuthhkan oleh personel maintenance
untuk memperoleh komponen yang diperlukan dalam melakukan proses
perbaikan. Supply delay terdiri dari lead time administrasi, lead time
produksi, dan waktu transportasi komponen ke lokasi perbaikan.
• Acces Time
Acces time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh akses ke komponen yang mengalami kerusakan.
• Diagnosis Time
Diagnosis time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan yang terjadi serta mempersiapkan langkah-langkah yang
• Repair atau Replacement Time
Repair atau replacement time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin agar mampu menjalankan fungsinya kembali dengan baik
setelah mengetahui permasalahan dan mengakses ke komponen yang rusak.
• Verification and Alignment
Verification and alignment merupakan waktu yang digunakan untuk memastikan bahwa fungsi dari suatu mesin atau peralatan telah kembali
seperti kondisi semula.
Karakteristik dari kegagalan atau kerusakan pada produk, mesin atau fasilitas
sehubungan dengan waktu dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Laju Kerusakan (Bathtub Hazard Rate Curve)
Keterangan dari gambar di atas:
1. Fase I (Burn-in Region)
Yaitu suatu wilayah dimana mesin baru mulai digunakan. Pada wilayah ini
resiko kerusakan berada pada tingkat yang menurun. Kerusakan yang terjadi
Decreasing Hazard Rate
(Fase I)
Useful Life Region Wear-out Region
Constant Hazard Rate
(Fase II)
Increase Hazard Rate
(Fase III) Burn In Region
Tingk
at Ke
rusaka
pada umumnya disebabkan karena pengecekan yang tidak sesuai, kurangnya
pengendalian kualitas produksi, material dibawah standar, ketidakseimbangan
perancangan, kesalahan proses atau pemasangan awal.
2. Fase II (Useful-life)
Dalam hal ini fase kerusakan atau dapat disebut juga mengalami constant
hazard rate. Pada wilayah ini kerusakan sulit diprediksi dan cenderung terjadi
secara acak. Sebagai contoh, penyebab kerusakan pada wilayah ini adalah
kesalahan dalam operasional mesin.
3. Fase III (Ware-out)
Fase ini merupakan wilayah dimana umur pakai ekonomis dari mesin telah
habis melewati batas yang diijinkan. Pada fase ini resiko terjadinya kerusakan
akan meningkat (increasing hazard rate). Penyebab kerusakan pada wilayah ini pada umumnya adalah kurangnya perawatan karena mesin telah dipakai
terlalu lama sehingga terjadi karat atau perubahan fisik pada mesin tersebut.
Pada wilayah ini preventive maintenance sangat diperlukan untuk menurunkan tingkat kerusakan yang terjadi.
Breakdown pada mesin dan peralatan produksi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
• Gesekan, umur mesin, kelonggaran, kebocoran.
• Debu, kotoran, bahan baku.
• Karat, perubahan bentuk cacat, retak.
• Suhu, Getaran, dan faktor kimia
• Kurang perawatan pencegahan.
• Kesalahan operasional.
• Pengatasan sementara sebelum tidak sempurna.
• Kualitas sparepart (komponen) yang rendah.
• Dan faktor-faktor lainnya.
2.2.2 Konsep Reliability (Keandalan)
Menurut Ebeling, reliability adalah peluang sebuah komponen atau sistem akan beroperasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan untuk periode waktu
tertentu ketika digunakan dibawah kondisi operasi yang telah ditetapkan.
Menurut Dhillon dan Reiche, reliability adalah peluang dari sebuah unit yang dapat bekerja secara normal ketika digunakan untuk kondisi tertentu dan
setidaknya bekerja dalam suatu kondisi yang telah ditetapkan.
Reliabilitas didasarkan pada teori probabilitas dalam teori statistik, yang
tujuan utamanya yaitu mampu diandalkan untuk bekerja sesuai dengan fungsinya
dengan suatu kemungkinan sukses dalam periode tertentu yang ditentukan.
Ada empat element dasar dalam konsep reliability yang perlu diperhatikan,
diantaranya yaitu:
1. Probability (peluang)
Setiap item memiliki umur atau waktu yang berbeda antara satu dengan
lainnya sehingga terdapat sekelompok item yang memiliki rata-rata hidup
tertentu. Jadi untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi dari suatu item dapat
dilakukan dengan cara melakukan estimasi waktu hidup dari item tersebut
bahwa nilai reliabilitas dinyatakan dalam peluang, dimana nilai riliabilitas ini
akan berada diantara 0 sampai dengan 1.
2. Performance (kinerja)
Keandalan merupakan suatu karakteristik performansi sistem dimana suatu
sistem yang andal harus dapat menunjukkan performansi yang memuaskan
jika dioperasikan.
3. Time of Operation (waktu operasi)
Reliability atau keandalan suatu sistem dinyatakan dalam sutau periode waktu, karena waktu merupakan parameter yang penting untuk melakukan
penilaian kemungkinan suksesnya suatu sistem.peluang suatu sistem untuk
digunakan selama setahun akan berbeda dengan peluang item untuk digunaka
dalam sepuluh tahun. Biasanya faktor waktu berkaitan dengan kondisi
tertentu, seperti jangkan waktu mesin selesai diperbaiki sampai mesin rusak
kembali (Mean Time to Failure) dan jangka waktu mesin mulai rusak sampai mesin tersebut selesai diperbaiki (Mean Time to Repair)
4. Operating Condition (kondisi saat operasi)
Perlakuan yang diterima oleh suatu sistem dalam menjalankan fungsinya
dalam arti bahwa dua buah sistem dengan tingkat mutu yang sama dapat
memberikan tingkat keandalan yang berbeda dalam kondisi operasionalnya.
Misalnya kondisi temperatur, keadaaan atsmorfer, kecepatan gerak, dan
2.2.3 Konsep Availability (Ketersediaan)
Ketersediaan (availability) adalah probabilitas suatu komponen atau sistem menunjukkan kemampuan yang diharapkan pada suatu waktu tertentu ketika
dioperasikan dalam kondisi operasional tertentu. Ketersediaan juga dapat
dinyatakan sebagai presentase waktu operasional sebuah komponen atau sistem
dapat beroperasi dengan baik selama interval waktu tertentu. Besarnya probalilitas
availability dapat menunjukkan besarnya kemampuan komponen untuk melakukan fungsinya setelah meperoleh perawatan. Semakin tinggi nilai dari
availability berarti menunjukkan semakin baiknya kemampuan dari suatu komponen, apabila nilai availabity semakin mendekati satu maka semakin tinggi kemampuan dari mesin tersebut untuk menjalankan fungsi-fungsinya.
Ketersediaan adalah probabilitas komponen berada dalam kondisi tidak
mengalami kerusakan meskipun sebelumnya komponen tersebut telah mengalami
kerusakan dan diperbaiki kembali pada kondisi operasi normal.
2.2.4 Konsep Maintainability (Keterawatan)
Menurut Ebeling, Maintainability adalah probabilitas bahwa suatu komponen atau sistem yang rusak akan diperbaiki dalam jangka waktu tertentu
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan atau prosedur yang telah ditentukan.
Menurut Dhilon, Maintainability didefinisikan sebagai probabilitas suatu sistem atau komponen akan kembali pada keadaan yang memuaskan dan dalam
kondisi operasi mampu mencapai waktu downtime minimum.
Prosedur perawatan meliputi perbaikan, ketersediaan sumber daya
rencana perawatan pencegahan, keahlian tenaga kerja, dan jumlah orang yang
termasuk didalam bagian perawatan tersebut (Djunaidi. 2007).
2.3 Distribusi Kerusakan
2.3.1 Distribusi Weibull
Distribusi weibull merupakan distribusi yang paling banyak digunakan untuk waktu kerusakan, karena distribusi ini baik digunakan untuk laju kerusakan
yang meningkat maupun laju kerusakan yang menurun.
Dua parameter yang digunakan dalam distribusi weibull ini yaitu
parameter θ yang disebut dengan parameter skala (scale parameter) dan parameter β yang disebut dengan parameter bentuk (shape parameter). Parameter β digunakan untuk menentukan laju kerusakan dari pola data yang terbentuk,
sedangkan parameter θ digunakan untuk menentukan nilai tengah dari pola data
yang ada. Fungsi reliability yang terdapat dalam distribusi weibull yaitu : (Ebeling, 2005)
Reliability fungtion : R(t) = e
Dimana θ > 0, β > 0, dan t > 0
2.3.2 Distribusi Eksponensial
Distribusi eksponensial digunakan untuk menghitung keandalan dari
distribusi kerusakan yang memiliki laju kerusakan konstan. Distribusi ini
mempunyai laju kerusakan yang tetap terhadap waktu, dengan kata lain
probabilitas terjadinya kerusakan tidak tergantung pada umur alat. Distribusi ini
atau mesin yang laju kerusakannya terjadi secara tetap maka dapat dipastikan data
kerusakan peralatan tersebut termasuk dalam distribusi eksponensial.
Parameter yang digunakan dalam distribusi eksponensial adalah λ, yang
menunjukkan rata-rata kedatangan kerusakan yang terjadi. Fungsi reliability yang
terdapat dalam distribusi eksponensial yaitu (Ebeling, 2005).
Reliability Function: R(t) = e
Dimana λ > 0 dan t > 0
2.3.3 Distribusi Nor mal
Distribusi normal cocok untuk digunakan dalam memodelkan fenomena
keausan. Parameter yang digunakan dalam distribusi normal ini adalah µ yang
menunjukkan nilai tengah dan σ yang menunjukkan standar deviasi dari data yang
ada. Karena hubungannya dengan distribusi lognormal, distribusi ini dapat juha
digunakan untuk menganalisa probabilitas lognormal, fungsi reliability yang
terdapat dalam distribusi normal yaitu (Ebeling, 2005).
Reliability function: R(t) = 1 - Φ
Dimana µ > 0, σ > 0, dan t > 0
2.3.4 Distribusi Lognor mar
Distribusi lognormal menggunakan dua parameter yaitu s yang
menunjukkan parameter bentuk (shape parameter) dan tmed sebagai parameter lokasi (location parameter) yang merupakan nilai tengah dari suatu distribusi kerusakan. Distribusi ini dapat memiliki berbagai macam bentuk, sehingga sering
distribusi lognormal. Fungsi reliability yang terdapat pada distribusi lognormal yaitu (Ebeling, 2005)
Reliability fungtion: R(t) = 1 - Φ ln
Dimana s > 0, tmed > 0, dan t > 0
2.4 Identifikasi Distribusi Kerusakan
Identifikasi distribusi kerusakan dilakukan melalui dua tahap yaitu index of
fit (r) dan uji kesesuaian (Goodness of fit Test). (Ebeling, 2005)
2.4.1 Index of Fit (r)
Dengan metode Least Square Curve Fitting, dicari nilai index of fit (r) atau koefisien korelasi. Distribusi yang digunakan dalam metode LSCF adalah
distribusi weibull, distribusi eksponensial, distribusi normal, dan distribusi lognormal. Dalam menentukan distribusi yang digunakan, dapat dilihat dari nilai
index of fit (r) terbesar. Distribusi dengan nilai r terbesar selanjutnya akan dipilih untuk diuji dengan menggunakan Goodness of Fit Test
.
2.4.2 Uji Kesesuaian (Goodness of Fit Test)
Setelah perhitungan index of fit dilakukan, tahap selanjutnya adalah perhitungan goodness of fit test untuk nilai index of fit yang terbesar. Uji ini dilakukan dengan membandingkan antara hipotesa nol (H0) yang menyatakan
bahwa data kerusakan mengikuti distribusi pilihan dan hipotesa alternatif (H1)
dilakukannya uji kesesuaian yaitu untuk mengetahui validitas dari suatu asumsi
distribusi yang diperoleh sebelumnya. (Ebeling, 2005)
Pengujian goodness of fit yang dilakukan ada tiga macam, tergantung dengan distribusi masing-masing antara lain Mann’s Test untuk distribusi Weibull,
Barlett’s Test untuk distribusi Eksponensial, dan Kolgomorov Smirnov Test untuk distribusi normal dan lognormal.
2.5 Penentuan Parameter
Setelah dilakukan dari masing-masing data waktu kerusakan dan perbaikan
diketahui, selanjutnya adalah mencari parameter dari masing-masing distribusi
untuk dijadikan variabel dalam perhitungan MTTF (Mean Time to Failure) dan MTTR (Mean Time to Reapair). Perhitungan dilakukan berdasarkan jenis distribusi masing-masing.
2.6 Perhitungan Mean Time to Failure (MTTF) dan Mean Time to Repair
(MTTR)
Mean Time to Failure (MTTF) merupakan rata-rata interval waktu kerusakan yang terjadi saat mesin atau komponen selesai diperbaiki sampai mesin
atau komponen tersebut mengalami kerusakan kembali. Sedangkan Mean Time to
Repair (MTTR) merupakan rata-rata waktu untuk melakukan perbaikan yang dibutuhkan oleh suatu komponen. Perhitungan MTTF dan MTTR yang dilakukan
2.7 Model Penentuan Interval Waktu Penggantian Pencegahan Optimal
Model penentuan interval waktu penggantian pencegahan berdasarkan
minimasi waktu downtime yang digantikan dengan menentukan waktu yang paling optimal dalam melakukan penggantian sehingga total downtime per unit waktu dapat diminimasi. Penggantian ini dilakukan untuk menghindari
terhentinya mesin akibat kerusakan pada komponen. Model ini digunakan untuk
mengetahui interval waktu penggantian pencegahan yang optimal sehingga dapat
meminimasi total downtime.
Selain itu, tujuan menentukan selang waktu penggantian komponen yang
optimal adalah untuk meminimasi total ekspektasi penggantian per satuan waktu.
(Anggono, 2005)
Ada dua model dalam menentukan interval waktu penggantian pencegahan
yaitu Block Replacement dan Age Replacement.
2.7.1 Block Replacement
Dalam metode block replacement, jika pada saatu selang waktu tp tidak terdapat kerusakan, maka tindakan penggantian dilakukan sesuai dengan interval
tp. Jika sistem rusak sebelum jangka waktu tp , maka dilakukan penggantian
perbaikan dan penggantian pencegahan selanjutnya akan tetap dilakukan pada
2.7.2 Age Replacement
Metode penentuan interval waktu penggantian pencegahan berdasarkan
kriteria minimasi downtime yang digunakan adalah age replacement (Jardine, 2006). Dalam penggunaan model ini perlu diketahui konstruksi modelnya yaitu :
Tf = Downtime yang dibutuhkan untuk melakukan penggantian kerusakan. Tp = Downtime yang dibutuhkan untuk melakukan penggantian pencegahan. f(t) = Fungsi kepadatan probabilitas waktu kerusakan.
Pada metode age replacement, tindakan penggantian dilakukan pada saat pengoperasian sudah mencapai umur yang