• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi HMI pada mesin pemilah benda otomatis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi HMI pada mesin pemilah benda otomatis"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

APLIKASI HMI PADA MESIN PEMILAH BENDA

OTOMATIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

Disusun oleh :

YOHANES BABTISTA SAVIO SURYA AMANDA

NIM : 145114055

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

FINAL PROJECT

HMI APPLICATION FOR SORTING MATERIAL

AUTOMATIC

In a partial fulfilment of the requirements

For the degree of Sarjana Teknik

Department of Electrical Engineering

Faculty of Science and Technology, Sanata Dharma University

YOHANES BABTISTA SAVIO SURYA AMANDA

NIM :145114055

DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

MOTTO :

BERJALANLAH KEDEPAN, MENATAPLAH KEDEPAN, MASA

DEPANMU MENANTI....

Skripsi ini kupersembahkan untuk…..

(6)

vi

(7)
(8)

viii

INTISARI

Penelitian ini akan menggunakan HMI (Human Machine Interface) untuk

mempermudah pengoperasian sebuah alat. HMI akan membantu monitoring sistem

pemilah benda, memudahkan pengoperasian, pengambilan data, dan security system.

Adanya monitoring kerusakan sistem akan membantu operator untuk menemukan letak

kerusakan sistem dengan lebih cepat. Pada monitoring terdapat indikator – indikator berupa lampu diantaranya indikator jenis benda, indikator jumlah benda yang terilah,

indikator posisi benda. Selain indikator, HMI juga mempunyai fasilitas security system.

Login adalah security system yang digunakan. Login akan mengamankan alat dari hal yang

tidak diinginkan. HMI juga membantu pengambilan data base dari PLC ke PC. Data yang

diambil adalah jumlah benda yang sudah dipilah. Data yang diambil disimpan pada DM

PLC dan dipindah ke Microsoft Excel. Komunikasi HMI dengan PC menggunakan kabel

RS 232. Hasil akhir dari monitoring adalah setiap informasi yang didapat pada mesin akan

ditampilkan oleh HMI. Hasil data base jumlah benda pada Microsoft Excel sesuai dengan

jumlah benda pada HMI.

(9)

ix

ABSTRACT

This research will use HMI to ease the operation of a device. HMI will help

monitoring material, sorter system, easier to operate, data taking, and security system. The

malfunction system monitoring will help operator to locate malfunction system faster. In

the monitoring, there are some indicators lamps such as indicator of materials type,

indicator number of sorter materials, and indicator of materials position. HMI also have

security system, namely login. Login will secure the device from adverse event. HMI also

help take data base from PLC to PC. The data taken is the number of objects that are

already sorted. The data is taken is stored on DM PLC and moved into Microsoft Excel.

Communication HMI with a PC using the RS 232 cable. The final results of the monitoring

are any information obtained on the machine will be shown by the HMI. The results of the

data base the number of objects in Microsoft Excel according to the number of objects in

the HMI.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

rahmat-Nya. Berkat Kasih dan KaruniaNya selama menjalani proses pembuatan tugas akhir ini,

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Aplikasi HMI pada Mesin Pemilah Benda Otomatis”.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Teknik (S.T) bagi mahasiswa program S-1 Jurusan Teknik Elektro Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Selama proses penyusunan proposal ini, penulis banyak

mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ir.Tjendro,M.Kom. selaku Dosen Pembimbing tugas akhir yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.

3. Ibu Ir. Prima Ari Setyani,M.T., Ibu Bernadeta Wuri Harini, M.T., Bapak Martanto,

M.T., Bapak Djoko Untoro, S.Si., M.T., yang telah memberikan saran dan kritik dalam

menyelesaikan penulisan tugas akhir.

4. Seluruh dosen Teknik Elektro yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama kuliah.

5. Bapak, ibu, mbakku, dan masku yang telah memberikan perhatian dan dukungan.

6. Keluargaku tercinta Mbah Ti dan Mbah Kung yang selalu mendoakan dan terus

memberikan semangat dalam mengerjakan.

7. Seluruh teman-teman prodi Teknik Elektro dan eksMekatronika Sanata Dharama 2014

atas kerjasama dan kebersamaannya selama menjalani studi.

8. Kawan-kawan penggembira dan penyemangat kos 21 yang memberikan dukungan.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu atas bantuan, bimbingan,

(11)
(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul(Bahasa Indonesia) ... i

Halaman Sampul(Bahasa Inggris) ... ii

Lembar Persetujuan ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Halaman Persembahan ... v

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ... vi

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ... vii

Intisari ... viii

Abstract ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Gambar ... xv

Daftar Tabel ... xviii

Daftar Lampiran ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metodologi Penelitian ... 3

BAB II DASAR TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) ... 5

2.1.1 Perangkat Keras PLC... 8

2.1.2 Arsitektur Internal ... 9

2.1.3 Central Processing Unit (CPU) ... 10

2.1.4 Instruksi Dasar PLC... 10

2.2 Human Machine Interface (HMI) ... 17

2.2.1 Progammable Terminal PLC NT-30 ... 17

2.2.1a Karakter (text) ... 19

(13)

xiii

2.2.1c Angka (numeral memory table) ... 19

2.2.1d Lampu ... 19

2.2.1e Touch Switches ... 19

2.2.1f Graphs ... 19

2.3 RS 232 ... 19

2.4 USB (UNIVERSAL SERIAL BUS) ... 20

2.4.1 Tipe Konektor USB ... 21

2.5 Konverter USB ... 23

BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1 Prototipe Mesin Pemilah Benda Berdasarkan Jenis Bahan ... 24

3.1 Diagram Blok ... 25

3.1.1 Diagram Alir ... 26

3.2 Perancangan HMI ... 28

3.3 Perancangan Wiring pada PLC ... 36

3.4 Melakukan Pemrograman PLC OMRON CP1E ... 37

3.5 Status Proses ... 39

3.6 Perancangan Bentuk Material ... 40

3.7 Desain Tempat HMI ... 41

3.8 Perancangan DM PLC ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Bentuk Fisik Mesin Pemilah Benda ... 43

4.2 Wiring ... 46

4.3 HMI ... 47

4.4 Pengujian Sistem ... 54

4.4 Pengujian Sub Sistem ... 57

4.4.1 Pengujian Scanner ... 57

4.4.2 Pengujian Benda Kerja ... 60

4.6 Data Base ... 61

(14)

xiv

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... ... 73

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 PLC compact OMRON CP1E ... 6

Gambar 2.2 PLC modular OMRON... 6

Gambar 2.3 Komunikasi PC dengan PLC untuk pemrograman ... 7

Gambar 2.4 Kabel komunikasi PC dengan PLC ... 7

Gambar 2.5 Sistem PLC ... 8

Gambar 2.6 Sinyal : (a) diskrit, (b) digital, (c) analog ... 9

Gambar 2.7 Arsitektur Internal PLC ... 9

Gambar 2.8 Simbol ladder diagram untuk LOAD (LD) ... 10

Gambar 2.9 Simbol ladder diagram untuk LOAD NOT ... 11

Gambar 2.10 Simbol ladder diagram untuk AND ... 11

Gambar 2.11 Simbol ladder diagram untuk AND NOT ... 11

Gambar 2.12 Simbol ladder diagram untuk OR ... 12

Gambar 2.13 Simbol ladder diagram untuk OR NOT... 12

Gambar 2.14 Simbol ladder diagram untuk OUT ... 12

Gambar 2.15 Simbol ladder diagram untuk OUT NOT ... 13

Gambar 2.16 Simbol ladder diagram untuk AND LOAD ... 13

Gambar 2.17 Simbol ladder diagram untuk OR LOAD ... 13

Gambar 2.18 Simbol ladder diagram untuk DIFU(013) dan DIFD(014) ... 14

Gambar 2.19 Simbol ladder diagram untuk Timer ... 15

Gambar 2.20 Simbol ladder diagram untuk Counter... 15

Gambar 2.21 Simbol ladder diagram untuk Move (021) ... 15

Gambar 2.22 Spesifikasi DM area ... 16

Gambar 2.23 Contoh tampilan pada PT NT30 ... 17

Gambar 2.24 Dots LCD HMI ... 18

Gambar 2.25 Kabel Rs-232 ... 20

Gambar 2.26Konektor USB Tipe A Plug ... 21

Gambar 2.27 Konektor USB Tipe A Receptable ... 22

Gambar 2.28 Konektor USB tipe B plug ... 22

Gambar 2.29 Konektor USB tipe B receptable ... 22

Gambar 2.30 Koneksi USB ... 22

(16)

xvi

Gambar 3.1 Mesin pemilah benda ... 24

Gambar 3.2 Diagram blok besar sistem... 25

Gambar 3.3 Diagram alir ... 27

Gambar 3.4 Halaman awal software NT-Series Support Tool ... 29

Gambar 3.5 PT Configuration ... 29

Gambar 3.6 Standart Screen ... 30

Gambar 3.7 Tombol 3D dan Bit Lamp. ... 30

Gambar 3.8 Setting touch Switch ... 31

Gambar 3.9 Setting standard lamp ... 31

Gambar 3.10 COM setting... 32

Gambar 3.11 Tampilan user / operator ... 33

Gambar 3.12 Home HMI ... 33

Gambar 3.13 Monitoring ... 34

Gambar 3.14 Jumlah benda ... 34

Gambar 3.15 Error Sistem ... 35

Gambar 3.16 Pengambilan data ... 35

Gambar 3.17 Wiring PLC CP1E... 37

Gambar 3.18 Tampilan new PLC ... 38

Gambar 3.19 Device type setting ... 38

Gambar 3.20 Tampilan program setelah setting ... 39

Gambar 3.21 Compile program ... 39

Gambar 3.22 Flowchart sistem error ... 40

Gambar 3.23 3D silinder ... 41

Gambar 3.24 2D silinder ... 41

Gambar 3.25 Penempatan HMI 3D ... 42

Gambar 3.26 Penempatan HMI 2D ... 42

Gambar 4.1 Bentuk fisik mesin ... 45

Gambar 4.2 Wiring lama ... 46

Gambar 4.3 Perbaikan wiring ... 47

Gambar 4.4 Home HMI ... 49

Gambar 4.5 Login Supervisor / Operator ... 50

Gambar 4.6 Tampilan tombol pengoperasian supervisor ... 50

(17)

xvii

Gambar 4.8 Jumlah benda ... 51

Gambar 4.9 Pengambilan data ... 52

Gambar 4.10 Error system ... 52

Gambar 4.11 Setting bit start HMI ... 53

Gambar 4.12 Program PLC tombol start ... 53

Gambar 4.13 Tampilan monitor saat mesin bekerja ... 54

Gambar 4.14 Hasil jumlah benda ... 57

Gambar 4.15 Benda kerja berbentuk silinder ... 61

Gambar 4.16 DDX-manager ... 62

Gambar 4.17 Menyimpan project ... 62

Gambar 4.18 Tampilan awal program ... 62

Gambar 4.19 Pemilihan PLC ... 63

Gambar 4.20 Masukan add points ... 63

Gambar 4.21 Setting points ... 64

Gambar 4.22 Pengambilan DDX-link ... 64

Gambar 4.23 Tampilan Ms.Excel ... 65

Gambar 4.24 Program tombol ... 66

Gambar 4.25 Logika proses pemilah ... 67

Gambar 4.26 Ladder output ... 68

Gambar 4.27 Counter kayu dan jumlah ... 68

Gambar 4.28a Counter logam,plastik,kaca,dan total ... 69

Gambar 4.28b Counter jumlahlogam,plastik,kaca,dan total ... 69

Gambar 4.29a Ladder mengenolkan DM ... 70

Gambar 4.29b Ladder mengenolkan DM ... 70

Gambar 4.30 Ladder penyimpanan data DM ... 71

Gambar 4.31 Monitoring sensorbenda kayu ... 71

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel intruksi PLC ... 16

Tabel 2.2 Pembagian karakter ... 16

Tabel 2.3 Konversi PIN ... 23

Tabel 3.1 Bagian HMI ... 32

Tabel 3.2 Input dan output PLC ... 36

Tabel 3.3 Bagian alat ... 43

Tabel 3.4 Alamat penyimpanan pada DM ... 43

Tabel 4.1 Bagian mesin ... 44

Tabel 4.2 ID dan Password ... 48

Tabel 4.3 User name class ... 49

Tabel 4.4 Pengujian sistem ... 55

Tabel 4.5 Percobaan sensor ... 58

Tabel 4.6 Pengujian sensor ... 60

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

L1. Kegagalan download HMI ... L1

L2. Koneksi HMI dengan PC ... L3

L3. Data sheet HMI WEINTEK MT-8102Ie ... L4

L4 Pengoperasian awal HMI ... L5

L5. Membuat tombol HMI ... L6

L6. Membuat indikator lampu HMI ... L7

L7. Membuat display counter ... L8

L8. Memindah screen HMI ... L9

L9. Membuat login HMI ... L10

L10. Program PLC ... L15

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Semakin berkembangnya zaman di saat ini, maka semakin banyak juga kebutuhan

alat di perusahaan. Banyaknya kebutuhan alat di perusahaan terutama untuk memilah

benda hasil dari suatu pengerjaan perusahaan.

Banyaknya kebutuhan, kualitas produksi, keselamatan kerja, dan efisiensi kerja

inilah yang menyebabkan pekerjaan manusia akan digantikan dengan mesin. Misalnya,

proses produksi yang pada awalnya masih dilakukan secara manual seperti pada proses

packing. Pada proses industri manual dikerjakan oleh tenaga manusia dan membutuhkan

jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit dan membuat waktu proses produksi menjadi lebih

lama. Selain itu sering terjadi human error pada industri manual ini karena operator

melakukan pekerjaan secara berulang-ulang. Untuk mengatasi masalah itu, perusahaan

yang menginginkan proses produksi yang lebih efektif dan efisien melakukan perubahan

pola produksi dengan mengaplikasikan sistem otomasi dalam produksi. [1]

Dewasa ini banyak hal yang dilakukan dengan perkembangan teknologi. Seperti

halnya alat pemilah benda akan membutuhkan alat yang bisa memilah produk – produk secara otomatis. Pemilahan benda juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu

mesin yang bida dikontrol menggunakan sebuah alat. Banyak alat yang bisa digunakan

untuk mengontrol sebuah alat.

Sistem pemilahan bendah yang manual dengan menggunakan tangan akan diubah

menjadi otomatis dengan penambahan kontroler berupa Programmable Logic Controller

(PLC), sensor dan aktuator. Untuk mempermudah pengoperasian serta memberikan data

pemilahan sampah sistem dilengkapi dengan Human Machine Interface (HMI).

Dengan berkembangnya teknologi yang ada maka telah dibuat alat dengan nama

“PrototipeMesin Pemilah Benda Berdasarkan Jenis Bahan” oleh Antonio Prashad Priyanto mahasiswa Teknik Elektro Sanata Dharma (125114039)[12]. Alat ini sudah berjalan

dengan semestinya, tetapi masih ada beberapa kekurangan terlebih untuk sistem

pemilahnya yaitu dengan adanya penghalang. Sistem pemilah sendiri masih ditemui

beberapa kekurangan yaitu lambatnya benda untuk turun ke tempat pembuangan,

(21)

kadang masih belum bisa tepat sasaran dengan semestinya. Hal ini disebabkan benda yang

digunakan berbentuk kubus. Kekurangan inilah yang akan diperbaiki dengan mengubah

bentuk benda sebagai prototipe sampah. Alat ini juga dilengkapi dengan HMI sebagai

interface antara alat dan orang yang akan menjalankan alat ini. HMI ini akan berfungsi

sebagai pengganti tombol, monitoring proses, monitoring jumlah benda yang sudah dipilah

dan masukan waktu berjalannya sistem.

Penggunaan HMI akan lebih mempermudah operator dalam menjalankan alat.

Penggunaan HMI sebagai pengganti tombol bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya

konsleting listrik yang sering terjadi pada tombol – tombol hardware atau panel hardware. Monitoring proses akan membantu operator untuk mengetahui sampai di mana proses

bekerja dan apabila terjadi kerusakan bisa diketahui posisi kerusakan. Monitoring jumlah

benda akan membantu operator mengetahui jumlah benda yang sudah terpilah pada saat itu

dan membantu user untuk mengambil data melalui data base. HMI juga akan membantu

keamanan dalam pengoperasian alat karena akan difasilitasi dengan adanya login. Login

berfungsi sebagai pengaman sehingga alat tidak bisa dijalankan sembarangan.

Selain penambahan HMI perbaharuan dari sistem yang sudah ada adalah dengan

menggunakan benda berbentuk silinder, karena benda berbentuk silinder akan mudah

untuk berputar karena adanya gesekan antara benda dan penghalan serta bantuan conveyor

untuk pergeseran menuju ke tempat pemilah.

1.2.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pemilah sampah otomatis

yang dikendalikan dengan PLC yang dilengkapi dengan HMI sehingga sistem mempunyai

kinerja yang lebih baik, serta adanya pemilah yang mempermudah pengelompokan benda.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Sebagai alat pemilah benda yang bisa meringankan kerja pemilahan benda

secara manual.

b. Terbantunya operator dalam menggunakan dan mengoperasikan alat ini, serta

bisa memantau mesin dengan lebih mudah dari segi maintenance maupun

monitoring.

c. Dengan adanya pemilah dengan sistem yang baik maka akan mempermudah

pemilahan benda.

(22)

Agar Tugas Akhir ini bisa mengarah pada tujuan dan untuk menghindari

kompleksnya permasalahan yang muncul, maka diperlukan adanya batasan-batasan

masalah yang sesuai dengan judul dari tugas akhir ini. Adapun batasan masalah adalah:

1. Memperbarui benda kerja menjadi silinder

2. Menggunakan PLC OMRON SYSMAC CP1E 12 input dan 8 output sebagai

pengendali kerja sistem.

3. Menggunakan HMI sebagai monitoring posisi keberadaan benda, monitoring jumlah

sampah yang sudah dipilah, pemisah antara user dan operator, dan pengambilan data..

4. Komunikasi PLC ke HMI menggunakan kabel RS232.

1.4.

Metodologi Penelitian

Berdasar pada tujuan yang akan dicapai metode-metode yang digunakan dalam

penyusunan tugas akhir ini adalah:

1. Studi literatur, yaitu mempelajari dan membaca tentang sensor, aktuator, motor, PLC

dan HMI yang akan diinstal dan sudah ada pada mesin pemilah benda berdasarkan

jenis.

2. Menguji dan melihat kembali alat yang sudah ada pada lantai 4 lab. Teknik Elektro

Universitas Sanata Dharma.

3. Modifikasi, yaitu merancang ulang bentuk benda kerja menjadi silinder.

4. Pembuatan hardware, meliputi modifikasi bentuk benda menjadi silinder.

5. Pembuatan software ulang. Tahap ini bertujuan untuk mensikronkan alat yang sudah

ada dan perubahan – perubahan baru dengan alaur kerja alat pemilah sampah.

6. Perancangan isi HMI. Tahap ini adalah tahap pembuatan isi dari HMI dengan

menggunakan software HMI. Pembuatan isi HMI ini akan mengacu pada batasan – batasan maslah tentang isi dari HMI.

7. Eksperimen, yaitu dengan langsung melakukan praktek maupun pengujian terhadap

hasil pembuatan alat dalam pengerjaan tugas akhir ini.

8. Proses pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati sistem

apakah sudah sesuai dengan proses yang inginkan dan mengambil data dari jumlah

barang yang sudah diletakkan pada tempat atau wadahnya masing-masing.

(23)

Analisis dapat dilakukan dengan melihat proses berjalannya sistem setelah di

upgrade dan sebelum di upgrade, apakah sudah sesuai dengan yang dirancang dan

apakah meningkatkan kinerja sistem.

Penyimpulan hasil percobaan, dapat diambil dengan membandingkan kinerja sistem

(24)

BAB II

DASAR TEORI

Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detil peralatan yang

digunakan. Hal yang akan dibahas adalah Programmable Logic Controller (PLC), Human

Machine Interface (HMI), software PLC dan HMI, kabel RS232, dan silinder benda kerja.

2.1.

Programmable Logic

Controller

(PLC) [4]

PLC adalah sebuah bentuk khusus dari pengendali berbasis mikroprosesor yang

menggunakan memori program untuk menyimpan instruksi dan mengimplementasikan

fungsi logika urutan proses, timing, counting, dan fungsi aritmatika. Pertama kali

dikembangkan pada tahun 1969. Keuntungan utama penggunaan PLC ialah sistem kendali

dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan tanpa harus mengubah komponen dasar

pengendalinya. Dikarenakan sangat fleksibel terhadap variasi sistem kendali maka menjadi

hemat biaya. Kelebihan PLC yang lain ialah :

1. Tahan terhadap lingkungan kerja yang keras serta suhu, getaran, dan kebisingan

yang dinamis.

2. Input / output sudah tersedia di unit PLC.

3. Bahasa program dan pemrograman mudah dipahami.

Sekarang ini sistem PLC banyak digunakan karena memiliki beberapa keunggulan, antara

lain:

1. Kokoh dan dirancang untuk tahan terhadap getaran, suhu, kelembaban, dan

kebisingan.

2. Antarmuka untuk input dan output telah tersedia secara built-in di dalamnya.

3. Mudah diprogram dan menggunakan sebuah bahasa pemprograman yang mudah

dipahami, yang sebagian besar berkaitan dengan operasi-operasi logika dan

penyambungan.

4. Relatif mudah untuk dipelajari.

5. Standarisasi sistem kontrol lebih mudah diterapkan.

6. Mudah dalam hal maintenance.

Dari ukuran dan kemampuannya, PLC dapat dibagi menjadi jenis-jenis berikut [5]:

(25)

1. Tipe Compact

Gambar 2.1 merupakan contoh PLC compact .Ciri-ciri PLC tipe compact adalah:

1. Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input-output, mudul

komunikasi) menjadi satu.

2. Umumnya berukuran kecil (compact).

3. Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat diekspan,

4. Tidak dapat di tambah modul-modul kusus.

Gambar 2.1. PLC compact OMRON CP1E.

2. Tipe Modular

Gambar 2.1 merupakan contoh PLC modular. Ciri-ciri PLC tipe modular [5]:

1. Komponen-komponennya terpisah ke dalam modul-modul.

2. Berukuran besar.

3. Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input/output (sehingga jumlah lebih

banyak)

4. Memungkinkan penambahan modul-modul khusus.

(26)

Untuk memprogram suatu PLC, hal pertama yang harus dilakukan adalah program

ditulis di PC dengan menggunakan program khusus PLC, setelah itu program yang sudah

selesai dibuat di download ke PLC dengan menggunakan kabel serial yang merupakan

sarana komunikasi antara PC dengan PLC seperti pada gambar 2.4. Setelah itu PLC yang

sudah diprogram dapat bekerja sebagai pengontrol yang independent.[5]

Gambar 2.3. Komunikasi PC dengan PLC untuk pemrograman.

Gambar 2.4. Kabel komunikasi PC dengan PLC.

Cara kerja dari suatu PLC adalah dengan cara memeriksa input sinyal dari suatu

proses dan melakukan suatu fungsi logika terhadap sinyal yang masuk, mengeluarkan

sinyal output untuk mengontrol mesin atau suatu proses. Interface standar yang terdapat

pada PLC memungkinkan PLC untuk dihubungkan secara langsung dengan suatu sensor

tanpa membutuhkan suatu rangkaian perantara.

Di samping itu penggunaan PLC memungkinkan untuk mengubah suatu sistem

kontrol tanpa harus terlebih dahulu mengubah instalasi yang sudah ada sebelumnya. Jika

ingin mengubah jalannya proses, maka yang harus diubah hanyalah program yang ada

dalam memori PLC saja tanpa harus mengubah hardware yang telah digunakan.

(27)

mempersingkat waktu untuk mengubah jalanya proses kontrol. PLC dapat bekerja pada

lingkungan industri dengan kondisi yang cukup berat, seperti temperatur yang tinggi dan

bekerja selama 10-12 jam sehari non stop[6].

2.1.1. Perangkat Keras PLC

Gambar 2.5. Sistem PLC. [4].

Biasanya sistem PLC memiliki komponen fungsional Central Processing Unit

(CPU), memori, unit catu daya / power supply unit, bagian input / output antarmuka,

komunikasi antarmuka dan perangkat pemrograman seperti pada gambar 2.5. Sebuah PLC

terdiri dari :

1. Unit prosesor atau CPU adalah unit yang mengandung mikroprosesor untuk

menafsirkan sinyal input dan melakukan tindakan kontrol,sesuai dengan program

yang tersimpan dalam memori, serta mengkomunikasikan sinyal tindakan untuk

output.

2. Unit catu daya / power supply yang dibutuhkan untuk mengubah listrik AC ke DC

(5 V) yang diperlukan untuk prosesor.

3. Perangkat pemrograman / programming devices yang digunakan untuk

memasukkan program ke memori prosesor. Program yang akan dimasukkan

terlebih dahulu dibuat menggunakan perangkat lunak / software, dan kemudian

dipindahkan ke unit memori PLC.

4. Unit memori / memory unit adalah tempat menyimpan program. Program tersebut

(28)

5. Input and output berfungsi mengkomunikasikan informasi dari luar. Perangkat

input and output memberikan sinyal diskrit maupun digital. Perangkat digital dapat

dianggap perangkat dasarnya diskrit yang memberikan urutan on-off sinyal (gambar

2.6). Perangkat analog memberikan sinyal yang ukurannya sebanding dengan

ukuran variabel yang sedang dipantau. Sebagai contoh, sensor suhu dapat

memberikan tegangan sebanding dengan temperatur.

Gambar 2.6. Sinyal : (a) diskrit, (b) digital, (c) analog. [4].

2.1.2.

Arsitektur Internal

Gambar 2.7 menunjukkan arsitektur internal dasar sebuah PLC. Arsitektur internal

itu terdiri dari CPU yang berisi sistem mikroprosesor, memori, dan sirkuit input / output.

Operasi proses di dalam CPU dilengkapi clock dengan kisaran frekuensi 1 MHz sampai

dengan 8 MHz. Besarnya frekuensi clock menentukan kemampuan kecepatan operasi

sebuah PLC. Sinyal informasi yang diolah di dalam PLC berbentuk sinyal digital. Jalur

internal yang berfungsi untuk mengalirkan informasi digital ini disebut bus. Dalam arti

fisik, bus adalah sejumlah konduktor yang mengalirkan sinyal elektrik ke beberapa elemen

di dalam arsitektur internal PLC.

(29)

2.1.3.

Central Processing

Unit

(CPU)

Struktur internal yang terdapat pada CPU tergantung dari jenis mikroprosesor yang

terpasang di dalamnya. Umumnya terdapat :

a. Arithmetic and Logic Unit (ALU) yang bertugas melakukan manipulasi data dan

menghasilkan data operasi penjumlahan dan perkalian, serta operasi logika AND,

OR, NOT, dan EXCLUSIVE OR.

b. Memori, disebut juga dengan register yang terletak di dalam mikroprosesor dan

digunakan untuk menyimpan informasi atau data yang akan digunakan dalam

pelaksanaan program.

Unit pengendali, berfungsi untuk mengendalikan waktu operasi.

2.1.4.

Instruksi Dasar PLC

Semua instruksi (perintah program) yang ada dibawah merupakan instruksi paling

dasar pada PLC Omron sysmac C-series. Menurut aturan pemrograman, setiap akhir

program harus ada instruksi dasar END yang oleh PLC dianggap sebagai batas akhir dari

program. Instruksi ini tidak ditampilkan pada tombol operasional programming console,

akan tetapi berupa sebuah fungsi yaitu FUN (01). Jadi jika kita mengetik FUN (01) pada

programming console, maka pada layar programmingconsole akan tampil END (01) .

1. LOAD

Mempunyai simbol bahasa pemrograman LD. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan

kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan satu kondisi logic saja dan

sudah dituntut untuk mengeluarkan satu output. Logikanya seperti contact NO relay.

Simbol ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Simbol ladder diagram untuk LOAD (LD).

2. LOAD NOT

Mempunyai simbol bahasa pemrograman LD NOT. Instruksi ini dibutuhkan jika

(30)

saja dan sudah dituntut untuk mengeluarkan satu output. Logikanya seperti contact NC

relay. Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9. Simbol ladder diagram untuk LOAD NOT.

3. AND

Mempunyai simbol bahasa pemrograman AND. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan

kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol membutuhkan lebih dari satu kondisi logic yang

harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logikanya seperti contact NO

relay. Simbol ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10. Simbol ladder diagram untuk AND.

4. AND NOT

Mempunyai simbol bahasa pemrograman AND NOT. Instruksi ini dibutuhkan jika

urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol membutuhkan lebih dari satu kondisi

logic yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logikanya seperti

contact NC relay. Simbol ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11. Simbol ladder diagram untuk AND NOT.

5. OR

Mempunyai simbol bahasa pemrograman OR. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan

kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan salah satu saja dari

beberapa kondisi logika untuk mengeluarkan satu output. Logikanya seperti contact NO

(31)

Gambar 2.12. Simbol ladder diagram untuk OR.

6. OR NOT

Mempunyai simbol bahasa pemrograman OR NOT. Instruksi ini dibutuhkan jika

urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya membutuhkan salah satu saja dari

beberapa kondisi logika untuk mengeluarkan satu output. Logikanya seperti contact NC

relay. Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13. Simbol ladder diagram untuk OR NOT.

7. OUT

Mempunyai simbol bahasa pemrograman OUT. Instruksi ini berfungsi untuk

mengeluarkan output jika semua kondisi logika ladder diagram sudah terpenuhi.

Logikanya seperti contact NO relay. Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar

2.14.

Gambar 2.14. Simbol ladder diagram untuk OUT.

8. OUT NOT

Mempunyai simbol bahasa pemrograman OUT NOT. Instruksi ini berfungsi untuk

(32)

Logikanya seperti contact NC relay. Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar

2.15.

Gambar 2.15. Simbol ladder diagram untuk OUT NOT.

9. Set dan Reset

Intstruksi SET adalah seperti intruksi OUT, akan tetepi intruksi SET, bit yang

menjadi operandnya akan bersifat latching (mempertahankan kondisinya). Artinya bitnya

akan tetap dalam kondisi on walaupun kondisi inputnya sudah kondisi off. Untuk

mengembalikannya ke kondisi off harus digunakan intruksi Reset. Intruksi ini hanya

berlaku untuk sytemac C serise tipe baru seperti CQM1,C200H, C200HS,

C200HX/HE/HG/,CV-Serise.

10. AND LOAD

Mempunyai simbol bahasa pemrograman AND LD. Untuk kondisi logika ladder

diagram yang khusus seperti pada Gambar 2.16 dibawah ini.

Gambar 2.16. Simbol ladder diagram untuk AND LOAD.

11. OR LOAD

Mempunyai simbol bahasa pemrograman OR LD. Untuk kondisi logika ladder

diagram yang khusus seperti pada Gambar 2.17.

(33)

12. Differentiate Up dan Differentiate Down

Mempunyai simbol bahasa pemrograman DIFU (13) untuk Instruksi Differentiate

Up dan DIFD (14) untuk Instruksi Differentiate Down. Differentiate up dan Differentiate

Down berfungsi untuk mengubah kondisi logika operan dari Off menjadi On selama 1 scan

time. 1 scan time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh PLC untuk menjalankan

program dimulai sari alamat program 00000 sampai instruksi END (01). DIFU (13)

sifatnya mendeteksi transisi naik dari input dan DIFD (14) mendeteksi transisi turun dari

input. Simbol Ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18. Simbol ladder diagram untuk DIFU(013) dan DIFD(014).

13. Timer dan Counter

Mempunyai simbol bahasa pemrograman TIM untuk instruksi Timer dan CNT

untuk instruksi Counter. Timer atau Counter pada PLC berjumlah 512 buah yang

bernomor TC 000 sampai dengan TC 511 tergantung tipe PLC nya. Jika suatu nomer sudah

dipakai sebagai Timer atau Counter, maka nomer tersebut tidak boleh dipakai lagi sebagai

Timer ataupun sebagai Counter. Jadi dalam satu program tidak boleh ada nomor Timer

atau Counter yang sama. Nilai Time atau Counter pada PLC bersifat count down

menghitung mundur dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan

mundur tersebut mencapai angka nol maka contact NO Timer atau Counter akan ON.

Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk BCD dan dalam

orde 100ms. Sedangkan Counter mempunyai orde angka BCD dan mempunyai batas

antara 0000 sampai dengan 9999. Simbol ladder diagram untuk Timer ditunjukkan pada

(34)

Gambar 2.19. Simbol ladder diagram untuk Timer.

Gambar 2.20. Simbol ladder diagram untuk Counter.

14. Move

Mempunyai simbol bahasa pemrograman MOV (21). Instruksi MOV (21) berfungsi

untuk memindahkan data channel (16 bit data) dari alamat memori asal ke alamat memori

tujuan atau untuk mengisi suatu alamat memori yang ditunjuk dengan data bilangan

(hexadecimal atau BCD) [6] Simbol ladder diagram ditunjukkan pada Gambar 2.21.

instruksi terdapat pada tabel 2.1.

(35)

Tabel 2.1. Tabel intruksi PLC [4].

Kode Intruksi Mnemonic Fungsi

21 Move (@)MOV Mengkopy sebuah konstanta/ isi dari

sebuah word ke word lain.

83 Movd (@)MOVD Mengkopy sebuah konstanta/ isi dari

sebuah digit

56 Mull (@)MULL Mengali sebuah konstanta/ isi dari

sebuah word (32 bit)

55 Subl (@)SUBL Menambah sebuah konstanta/ isi dari

sebuah word (32 bit)

- PID control PID(__1)2 Melakukan kontrol PID berdasar pada

parameter tertentu

24 Binary to

BCD

(@)BCD Mengubah data biner 4-digit ke data

BCD 4-digit.

15. Data Memory (DM)

Data memori berfungsi untuk menyimpan data-data program karena isi DM tidak

akan hilang (reset) walaupun sumber tegangan PLC telah OFF. Ada beberapa macam data

rmemori, diantaranya:

a. DM read/write: DM ini dapat dihapus dan ditulis oleh program yang dibuat. Jadi

sangat berguna untuk manipulasi data program.

b. DM special I/O unit: DM ini berfungsi untuk menyimpan dan mengolah hasil dari

special I/O unit, mengatur dan mendefinisikan sistem kerja spesial I/O unit.

c. DM history Log: DM ini dapat menyimpan informasi-informasi penting pada saat PLC

terjadi kegagalan sistem operasionalnya.

d. DM Link Test Area: DM ini berfungsi untuk menyimpan informasi-informasi yang

menunjukkan status dari sistem link PLC.

e. DM setup: berfungsi untuk setup kondisi default (kondisi kerja saat PLC aktif).

(36)

2.2.

Human Machine Interface

(HMI)

Human Machine Interface (HMI) adalah unit kontrol terpusat untuk fasilitas

manufaktur yang dilengkapi dengan penerima data, event logging, video feed, dan pemicu.

HMI dapat digunakan untuk mengakses sistem setiap saat untuk berbagai tujuan, misalnya

untuk menampilkan kesalahan mesin, menampilkan status proses, menampilkan jumlah

produk, dan tempat dimana operator melakukan pengendalian mesin. Penggunaan HMI

memiliki beberapa keuntungan, misalnya penggunaan kode warna sehingga memudahkan

identifikasi, penggunaan ikon atau gambar sehingga mudah dikenali, dan layar yang dapat

dirubah-rubah sehingga memungkinkan untuk pembuatan level akses masuk ke sistem.

Pada sistem manufaktur HMI harus bekerja secara terintegrasi dengan Programmable

Logic Controller (PLC). PLC akan mengambil informasi dari sensor, dan mengubahnya ke

aljabar Boolean [4].

2.2.1.Programmable Terminal NT-30

Programmable terminal (PT) NT30 merupakan salah satu piranti yang dapat

digunakan sebagai masukan ataupun keluaran dalam sistem pengendalian yang

menggunakan PT [7]. PT berupa layar sentuh (Touch Screen). Tampilan dari PT dibuat

dengan bantuan Software NT supportTool pada sebuah personal computer (PC).

Pembuatan program tampilan pada PT disusun berdasar pengalamatan pada

program yang terdapat pada CPU PLC. Komunikasi hubungan PT dengan sebuah CPU

PLC, merupakan hubungan antarmuka menggunakan adapter RS – 232.

(37)

PT dapat menampilkan elemen-elemen dengan banyak variasi seperti karakter,

angka, lampu, touch switch dan graph pada layar. Gambar 2.23. menunjukkan contoh

tampilan pada PT.

Gambar 2.24. Dots LCD HMI.

Ukuran pixel pada HMI NT30 terlihat pada gambar 2.24. Ukuran dihitung dari

besar layar yaitu 320dot x 240 dot.

HMI NT30C dapat menampilkan seluruh elemen layar seperti karakter dan grafis

dalam delapan warna berbeda. NT30 tidak mampu menampilkan banyak warna

dikarenakan keterbatasan fasilitas. Berikut ini adalah delapan warna dapat dipilih yaitu

hitam, biru, merah, magenta, hijau, cyan, kuning, dan putih.

Kombinasi dari dua warna ORed eksklusif berarti bahwa warna elemen layar sama

dengan latar belakang. Pada kondisi ini layar akan ditampilkan dalam warna yang berbeda.

Kuning misalnya eksklusif ORed dengan biru. Merah eksklusif ORed dengan cyan hijau, .

cyan hijau eksklusif ORed dengan magenta biru, magenta biru eksklusif ORed dengan

kuning putih, kuning putih eksklusif ORed dengan hitam.[11]

(38)

2.2.1a. Karakter

(text)

Gambar dan karakter (text) dapat tertulis secara langsung

pada layar, maka tidak perlu tabel memori untuk menampilkannya. Karakter (text)

biasanya digunakan sebagai keterangan untuk memudahkan pengguna. Pembagian kerakter

terdapat pada tabel 2.2.

2.2.1b. Karakter

(character string memory table)

Karakter string disimpan di dalam tabel memori karakter string yang dapat

ditampilkan. Tampilan karakter dapat diubah dengan mengubah data yang disimpan di

dalam tabel memori karakter string.

2.2.1c. Angka

(numeral memory table)

Angka-angka disimpan di dalam tabel memori angka dan dapat ditampilkan.

Tampilan angka dapat diganti dengan mengganti data yang disimpan di dalam tabel

memori angka. Nilai hexadesimal juga dapat ditampilkan.

2.2.1d. Lampu

Lampu dapat digunakan untuk indikator status pengoperasian. Tampilan Persegi,

lingkaran dan segi banyak dapat digunakan untuk indikator. Semua dikontrol oleh PC dan

dapat dinyalakan atau dibuat sebagai pemberitahuan.

2.2.1e.

Touch Switches

Touch switch dapat diatur dimanapun pada layar. Menekan tombol pada layar

mempunyai beberapa fungsi antara lain: pemberitahuan bahwa tombol telah ditekan (untuk

PC), masukan angka atau karakter string (fungsi tombol masukan), menyalin angka atau

karakter string (fungsi tombol penyalin) dan lain sebagainya.

2.2.1f.

Graphs

Bar graphs, trend graphs dan broken line graphs dapat ditampilkan menurut angka

yang disimpan pada tabel memori angka.

2.3.

RS 232 [8]

Rs 232 adalah standar komunikasi serial yang didefinisikan sebagai antarmuka

antara terminal data menggunakan pertukaran data biner secara serial. Dalam bahasa

Inggris tersebut DTE adalah perangkat komputer dan DCE sebagai modem walaupun pada

kenyataannya tidak semua produk antarmuka adalah DCE yang sesungguhnya.

(39)

Association mempublikasikan tiga modifikasi pada standar RS-232 dan menamainya

menjadi EIA-232.

Standar RS-232 mendefinisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan jarak

kurang dari 15 meter, namun belakangan ini sering ditemukan jalur kecepatan tinggi

pada komputer pribadi dan dengan kabel berkualitas tinggi, jarak maksimum juga

ditingkatkan secara signifikan. Dengan susunan pin khusus yang disebut null modem cable,

standar RS-232 dapat juga digunakan untuk komunikasi data antara dua komputer secara

langsung. Gambar 2.25 adalah bentuk hardware dari RS 232.

Gambar 2.25. Kabel Rs-232.

2.4.

USB (

UNIVERSAL SERIAL BUS

) [9]

USB adalah sebuah standar serial bus yang digunakan untuk menghubungkan

peralatan. Pada awalnya sistem USB didesain untuk komputer, karena kemudahan dan

sifatnya yang umum, penggunaan USB ini diaplikasikan kepada peralatan lain seperti

konsol video game, telepon seluler, dan lain-lain. Suatu sistem USB pada khususnya terdiri

dari :

1. HostController

Pada sistem USB terdapat beberapa host yang bertanggungjawab pada

keseluruhan protokol sistem USB. Host controller mengendalikan penggunaan

jalur data, tidak ada suatu peralatan USB yang dapat menggunakan jalur data

(40)

2. Hub

Seperti halnya hub untuk jaringan komputer, USB hub menyediakan titik

interkoneksi yang dapat memungkinkan banyak peralatan USB untuk terhubung

dengan sebuah port USB. Topologi logika dari USB hub adalah star, semua

peralatan USB secara logika terhubung langsung dengan host controller. Hub

terhubungdengan USB host controller secara upstream (data mengalir menuju

ke host) dan terhubung dengan peralatan USB secara downstream (data

mengalir dari host ke peralatan USB). Fungsi utama dari hub adalah

bertanggung jawab mendeteksi pada pemasangan dan pelepasan peralatan USB

dengan port USB..

3. Peralatan USB

semua hal pada sistem USB selain host controller merupakan peralatan

USB (termasuk hub). Jika dari penggunaan tenaga listrik, terdapat dua jenis

peralatan USB yaitu peralatan dengan tenaga listrik sendiri dan peralatan

dengan tenaga listrik dari port USB. Jika dalam kecepatan transfer data,

peralatan USB dibagi menjadi tiga yaitu; Low Speed (dengan transfer rate 1,5

MBps), Full Speed (dengan transfer rate 12 MBps), dan High Speed (dengan

transfer rate 480 MBps).

2.4.1. Tipe Konektor USB

Ada beberapa tipe dari konektor USB, dan beberapa telah ditambahkan ke dalam

spesifikasi konektor USB. Pada awalnya, spesifikasi konektor kabel USB ada empat yaitu :

konektor tipe A plug, konektor tipe A receptable, konektor tipe B plug, dan konektor B

receptable. Kemudian konektor mini A dan mini B merupakan spesifikasi yang

ditambahkan pada USB 2.0. Bentuk fisik dari konektor USB sebagai berikut :

- Tipe A Plug dan Receptable

Pada konektor tipe A Plug ini berbentuk persegi panjang (flat), dengan

urutan nomor pin-pin seperti gambar 2.26.

(41)

Konektor tipe A Receptable memiliki bentuk fisik seperti pada gambar 2.27.

Gambar 2.27. Konektor USB Tipe A Receptable.

- Tipe B Plug dan Receptable

Pada konektor tipe B Plug ini memiliki bentuk fisik persegi (square), seperti

gambar 2.28. :

Gambar 2.28. Konektor USB tipe B plug.

Konektor USB Tipe B Receptable memiliki bentuk persegi dengan

pin-pinnya terletak ditengah-tengah. Seperti gambar 2.29

Gambar 2.29. Konektor USB tipe B receptable.

Konektor Tipe B Receptable ini biasanya yang terdapat pada peralatan

seperti printer. Koneksi USB seperti pada gambar 2.30.

(42)

2.5.

Konverter USB [10]

Aten Konverter adalah converter yang mudah digunakan untuk koneksi antara

RS232 dengan USB port. Port pada RS232 ada dikonversi menjadi port USB yang lebih

mudah dan nyaman untuk digunakan pada PC di jaman modern ini.

UC-232A USB Serial adapter menyediakan eksternal plug-and-play RS-232

koneksi serial untuk komputer, notebook, laptop, dan perangkat komputasi genggam yang

mendukung spesifikasi USB. Muncul dengan standar DB-9 konektor laki-laki untuk

peripheral untuk plug ke, dan melekat Kabel USB 35cm dengan tipe A plug untuk

menghubungkan ke komputer port USB, atau ke hub USB.

Gambar 2.31. adalah bentuk dari konverter aten, tabel 2.3. adalah tabel konversi.

Gambar 2.31. Aten converter.

(43)

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan tentang pengembangan perancangan alat yang akan

dibuat, yaitu prototipe mesin pemilah benda berdasarkan jenis bahan. Alat yang sudah ada

memang sudah bekerja dengan semestinya tetapi masih banyak kekurangan terlebih dalam

transfer benda menuju ke blok jenisnya dan dalam pembacaan sensornya. Kekurangan

inilah yang akan dibenahi dan dirancang ulang. Selain dari kekurangan itu juga ada

penambahan yaitu pemberian HMI sebagai pengembangan baru untuk mempermudah

pengoperasian operator.

5.1.

Prototipe mesin pemilah benda berdasarkan jenis bahan

Prototipe mesin pemilah benda berdasarkan jenis bahan sudah dibuat dengan

menggunakan PLC sebagai kontrol. PLC yang digunakan adalah OMRON CP1E N20

dengan input berjumlah 12 dan output berjumlah 8. Power adaptor yang digunakan adalah

24V dan 12V. Power 24V berfungsi untuk menghidupkan PLC dan untuk menghidupkan

sensor, sedangkan power 12V berfungsi untuk menjalankan solenoid yang berfungsi

sebagai penghalang dan pendorong benda kerja dari magazine menuju ke conveyor. Sensor

berfungsi untuk pendeteksi benda kerja dan memilah benda kerja. Sensor yang digunakan

adalah sensor induktiv dan sensor optik yang berjumlah 2. Gambar 3.1 merupakan alat

pemilah.

Gambar 3.1. Mesin pemilah benda.

(44)

Cara pengoperasian alat pemilah benda pertama hidupkan MCB. Taruh benda pada

magazine, maka sensor magazine akan mendeteksi. Lepaskan tombol emergency stop dan

tekan tombol reset untuk mereset semua sistem. Sistem harus dinyalakan dengan menekan

tombol start. Setelah menekan tombol start solenoid magazine akan mendorong benda

untuk jatuh menuju conveyor melalui slider. Benda yang berada pada magazine akan

dikirim menuju ke conveyor dengan dorongan solenoid magazine. Conveyor akan berjalan

menuju pemilah benda. Sebelum sampai ke pemilah, benda akan di scan sensor untuk

mengetahui jenis benda yang berjalan. Setelah terdeteksi jenis benda, maka stopper akan

aktif. Conveyor yang bergerak akan berhenti dengan otomatis setelah sistem selesai

bekerja. Benda kayu,logam, dan plastik akan masuk ke pemilah dengan batuan stopper

sedangkan benda jenis kaca akan terus menuju ke tempat pemilah paling ujung karena

sensor mendeteksi jenis kaca.

5.2.

Diagram Blok

Gambar 3.2. adalah gambar diagram blok besar yang menggambarkan tentang alur

kerja seluruh sistem yang akan dikerjakan. Diagram blok besar pada gambar 3.1. meliputi

2 komunikasi besar yaitu antara PC-PLC-HMI dan PLC-ARDUINO-ANDROID. Dua

komunikasi besar inilah yang dikerjakan dengan berbeda. Blok yang diberi tanda kotak

merah adalah fokus pengerjaan yaitu penggunaan dan komunikasi PC-PLC-HMI.

PC

HMI

PLC

ARDUINO WIFI ANDROID

MODULE INTERFACE

EEPROM

(45)

Alat ini menggunakan PLC sebagai kontrol sistem Fokus pengerjaan meliputi 3

alat yaitu pembuatan program PLC dan layout HMI menggunakan PC / laptop, hardware

PLC, dan hardware HMI. Pengerjaan program PLC menggunakan software OMRON

CX-Programmer. Setelah selesai program yang masih berada di PC akan di download ke

hardware PLC menggunakan kabel koneksi USB. Program yang sudah masuk ke PLC

akan tetap berada di dalam dan tidak akan hilang sampai didownload program yang baru.

PLC yang akan digunakan adalah PLC CP1E dengan 20 I/O. Penggunaan PLC OMRON

juga mempermudah karena apa bila program yang ada di PC hilang bisa mengambil

program yang sudah ada di PLC.

Selain PLC juga ada tambahan HMI, untuk pembuatan layout HMI mengguakan

software NT-Series Support Tool. Pembuatan layout HMI ini juga dilakukan menggunakan

PC atau laptop sebagai sarana bantu. PLC dan HMI akan terkoneksi secara dengan kabel

terus - menerus menggunakan kabel RS-232C yang portnya khusus untuk transfer PLC

OMRON CP1E dengan HMI OMRON NT-30C selain itu untuk penulisan alamat pada

HMI dan PLC harus disamakan agar bisa terbaca. Memasukkan alamat PLC ke HMI

dilakukan pada saat pembuatan layout menggunakan software. HMI juga akan

dikomunikasikan dengan PLC, sedangakan untuk komunikasi HMI dengan PC juga

mengunakan kabel serial USB. Kabel ini akan membantu mentransfer layout yang sudah

dibuat menggunaan software NT-Designer ke PC.

Pada saat dioperasikan kabel yang terkoneksi hanya ada 1 kabel yaitu kabel dari

HMI ke PLC. Selain itu kabel transfer bisa dilepas karena berfungsi hanya untuk

mentransfer layout atau program dari PC ke HMI atau PC ke PLC.

5.2.1.

Diagram Alir

Alur kerja dari sistem ini akan dipaparkan pada gambar 3.3. Pada gambar diagram

alur bisa dilihat cara kerja sistem dan apa saja yang bisa dilakukan oleh alat ini dengan

pengontrolan PLC dan pengembangan pada HMI. Pada gambar 3.3. terdapat 3 alur kerja

dengan kondisi yang berbeda – beda. Hal ini memang disamakan dengan memikirkan hal – hal yang merujuk ke keselamatan pemakaian alat karena merupakan salah satu

(46)

MULAI TEKAN TOMBOL “START” APAKAH MGZ ADA BENDA? INPUTAN BENDA (KAYU, LOGAM, PLASTIK, KACA) APAKAH KAYU? APAKAH LOGAM? APAKAH PLASTIK? KONVEYOR BERJALAN SESUAI TIMER KONVEYOR BERJALAN SESUAI TIMER KONVEYOR BERJALAN SESUAI TIMER KONVEYOR BERJALAN SESUAI TIMER SILINDER KAYU PENGHALANG TURUN SELESAI SILINDER LOGAM PENGHALANG TURUN SILINDER PLASTIK PENGHALANG TURUN SILINDER TIDAK ADA YANG TURUN YA YA TIDAK TIDAK YA YA TIDAK TIDAK MULAI INSTALASI INPUT APAKAH TOMBOL STOP DITEKAN? MOTOR KONVEYOR MATI SELESAI YA TIDAK MULAI INSTALASI INPUT APAKAH TOMBOL E/S DITEKAN? SISTEM MATI YA TIDAK APAKAH TOMBOL RESET DITEKAN? APAKAH TOMBOL RESET DITEKAN? SISTEM AKTIF SELESAI YA YA TIDAK TIDAK

Gambar 3.3. Diagram alir.

Pada gambar 3.3. a. diagram kerja sistem terlihat jelas bahwa ada 3 benda yang

akan dipilah yaitu kayu, logam, plastik, dan kaca. Semua proses berawal dari tombol start

ditekan lalu akan ada masukan berupa sampah yang akan didorong dari magazine menuju

ke conveyor. Setelah sampai di conveyor akan ada pembacaan oleh 3 sensor yaitu induktif,

optik 1, dan optik 2. Ketiga sensor ini akan mendeteksi apakah benda logam, plastik, kayu,

ataukah kaca. Apabila sudah terseteksi benda yang ada apa maka silinder akan a. Diagram kerja sistem.

b. Diagram kerja Tb. Stop.

(47)

menghalangi benda ke tempatnya masing masing dengan bantuan timer sebagai pengganti

sensor yang ada di depan benda tersebut. Benda yang akan lolos dan tidak terhalang adalah

benda kaca dan benda selain kayu, plastik, dan logam. Proses akan berjalan terus sampai

tombol stop ditekan atau emergency stop ditekan.

Gambar 3.3 b. diagram kerja tombol stop merupakan alur jika tombol stop ditekan.

Sistem akan berhenti semua jika tombol stop ditekan. Conveyor akan berhetni jika tombol

stop sitekan. Untuk menjalankan sistem kemabali yang perlu dilakukan hanya menekan

tombol start. Fungsi tombol stop sama dengan tombol pause, jadi semua akan berhenti

sesaat hingga tombol start kembali detekan. Selain itu dengan menggunaan tombol stop ini

bisa terelihat proses secara detail karena sistem bisa berhenti di setiap tempat dan setiap

waktu.

Selain itu pada gambar 3.3. juga terdapat diagram c. diagram kerja tombol E/S.

Tombol E/S adalah tombol Emergency Stop yang berfungsi untuk mematikan semua

sistem kerja dan sumber yang mengalir pada alat. Perbedaan dengan tombol stop adalah

pada pengaktifannya. Untuk mengaktifkan sistem setelah tombol E/S ditekan dengan

mereset sistem barulah tombol start ditekan agar sistem bisa berjalan kembali. Fungsi dari

tombol E/S adalah mempermudah operator untuk mematikan semua sistem jika terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan pada alat ini. Selain itu juga bila terjadi kesalahan pada

sistem dan kekeliruan alur kerja yang tidak diinginkan.

5.3.

Perancangan HMI

HMI(Human Machine Interface) akan mempermudah dalam pengoperasian alat

dan akan membantu untuk pemasukan input jumlah sampah yang akan dipilah, dan inilah

yang akan membuat sebuah mesin menjadi otomatis. Untuk membuat layout HMI

dibutuhkan software NT-Series Support Tool. Cara membuat layout sebagai berikut :

a. Install software NT-Series Support Tool jika pada PC belum ada.

b. Setelah terisntal buka software NT-Series Support Tool dan akan terlihat halaman

(48)

Gambar 3.4. Halaman awal software NT-Series Support Tool.

c. Setelah itu klik File  New pada task bar maka akan muncul setting untuk

pemilihan tipe HMI dan PLC yang digunakan. Masukan untuk HMI mengguakan

NT-30C dan PLC akan otomatis terisi dengan OMRON seperti pada gambar 3.5.

Kemudian tekan OK.

Gambar 3.5. PT Configuration .

d. Setelah tombol OK ditekan maka akan muncul halam seperti pada gambar 3.6.

(49)

Gambar 3.6. Standart Screen .

e. Untuk membuat sebuah timbol dan sebuah lampu bisa ditunjukan pada gambar 3.7.

Untuk membuat tombol klik objectTouch Switch pada task bar sedangkan untuk

membuat tombol dengan klik objectLampStandart.

Gambar 3.7. Tombol 3D dan Bit Lamp.

f. Setting untuk Tombol terdapat pada gambar 3.8. dengan mengisi PLC address

sesuai dengan alamat di PLC dengan setting function “ Notify bit” dan action type

(50)

Gambar 3.8. Setting touch Switch .

g. Sedangkan untuk setting bit lamp terdapat pada gambar 3.9. dengan mengisikan

address sesuai dengan alamat di PLC dengan lamp attribute on type “light”.

Untuk mengisi label klik menu label dan masukan nama sesuai dengan kebutuhan

lalu tekan OK jika sudah.

Gambar 3.9. Setting standard lamp.

h. Setelah selesai lalu download, tetapi sebelum download setting port COM dengan

klik connect Comms.Setting sesuai dengan comm yang ada pada PC seperti pada

(51)

Gambar 3.10. COM setting.

i. Setelah selesai lakukan download denga klik connectdownloadapplication.

Layout yang telah selesai dibuat dan telah di download akan tertampil pada HMI

dan siap untuk digunakan dengan menyambung kabel penghubung antara HMI dengan

PLC. Kabel ini akan selalu terpasang karena inilah kemunikasi satu – satunya yang digunakan.

Selain untuk tombol HMI yang akan dibuat meliputi beberapa bagian sebagai

bagannya akan ditampilkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Bagian HMI.

No. Screen Layout Isi

1. Screen 1 User / Operator

2. Screen 2 Home

3. Screen 3 Monitor

4. Screen 4 Jumlah

5. Screen 5 Error

6. Screen 6 Pengambilan data

Tampilan awal yang akan muncul apabila membuka HMI adalah pilihan antara

user dengan operator. Untuk pemilihan antara user dan operator yang membedakan

hanyalah masukan password. Selain mengoperasikan sistem, user juga bisa mengambil

data sedangkan untuk operator hanya bisa menjalankan sistem dan mengoperasikan saja.

(52)

Gambar 3.11. Tampilan user / operator .

Pada home akan terdapat 2 pilihan untuk masuk ke screen berikutnya yaitu monitor

dan jumlah benda. Terdapat juga tombol start yang berfungsi untuk memulai sistem.

Tombol stop yang befungsi untuk memberhentikan sistem. Tombol reset berfungsi untuk

membuat sistem agar kembali ke keadaan semula. Tombol ini adalah pengganti tombol

yang ada pada case. Gambar 3.12. menunjukkan rancangan tampilan untuk home pada

HMI. Tombol monitoring berfungsi untuk melihat proses kerja berada di posisi mana dan

untuk membantu mengetahui benda apa yang sedag berjalan. Apabila tombol monitoring

ditekan akan muncul seperti gambar 3.13. Jumlah benda berfungsi untuk membantu

mengetahui berapakah jumlah benda yang sudah terpilah dan jika tombol ditekan maka

akan muncul tampilan seperti pada gambar 3.14.

(53)

Monitoring alat berfungsi untuk mengetahui proses kerja alat. Selain itu fungsi dari

monitoring alat ini sebagai pendeteksi kerusakan pada alat, sehingga bisa terdeteksi dengan

cepat kerusakan alat terjadi di mana. Untuk pembacaan sensor juga bisa terdeteksi

misalnya jenis benda yang masuk. Jadi kebenaran pendeteksian sensor bisa terlihat.

Gambar 3.13. Monitoring.

Jumlah benda berfungsi sebagai pemberi informasi jumlah benda yang masuk ke

dalam pemilah. Selain itu bisa dilihat juga jumlah keseluruhan benda yang masuk ke

dalam pemilah dan sudah dikerjakan pada hari itu.

(54)

Pada sistem yang dibuat ada kalanya terjadi error sistem. Selain buzzer yang

berbunyi pada HMI akan muncul tampilan seperti pada gambar 3.15.

Gambar 3.15. Error Sistem.

Fasilitas yang didapat apabila login menggunakan user adalah bisa mengambil dan

menyimpan data jumlah benda yang telah dipilah. Rancangan tampilan seperti pada

gambar 3.16. Terdapat sedikit perbedaan dengan operator yaitu tombol pengambilan data.

Untuk mengambil data hanya perlu menekan tombol pengambilan data. Sedangkan untuk

home digunakan untuk kembali ke tampilan home

(55)

5.4.

Perancangan

Wiring

pada PLC

Sebelum pemrograman dilakukan hal terpenting yang dilakukan adalah

pengalamatan dan merancang alamat mana yang akan dipakai pada PLC. Alamat yang

dipersiapkan meliputi input PLC dan output PLC. PLC yang digunakan adalah CP1E

dengan 12 input dan 8 output. Input yang digunakan mempunyai alamat 000 – 011 sedangkan output yang digunakan adalah 100.00 – 100.07. Konfigurasi input dan output yang digunakan sebagai berikut yang ditampilkan pada tabel 3.2. Kondisi logika yang

dipakai pada piranti input dan output adalah NO (Normally Open) .

Tabel 3.2. Input dan output PLC.

INPUT

No. Alamat Nama

1. 000 Tombol START

2. 001 Tombol ON/OFF

3. 002 Tombol STOP

4. 003 Tombol RESET

5. 004 Emergency Stop

6. 005 Sensor inductive

7. 006 Sensor optik 1

8. 007 Sensor optik 2

9. 008 Sensor magazine

10 009 Sensor magazine 1

OUTPUT

No. Alamat Nama

1. 100.00 Motor DC

2. 100.01 Solenoid 1

3. 100.02 Solenoid 2

4. 100.03 Solenoid 3

5. 100.04 Solenoid 4

(56)

Dalam perancangan ini dilakukan wiring ulang seperti yang ditunjukkan dalam

gambar 3.17. karena beberapa alasan. Pertama, label yang ada pada kabel saat ini sudah

banyak yang terkelupas dan banyak yang sudah tidak bisa tebaca dengan baik. Kedua,

wiring yang akan datang akan berhubungan dengan sistem monitoring menggunakan

android yang terhubung dengan sistem mikrokontroler dan membuat wiring antara PLC

dan Arduino harus diperbaharui.

Gambar 3.17. Wiring PLC CP1E.

5.5.

Melakukan pemrograman

PLC OMRON CP1E

Memprogram PLC adalah hal yang sangat penting untuk bisa menjalankan

hardware dengan otomatis. Software yang digunakan untuk membuat program ini adalah

CX-Programmer. Langkah awal yang harus dilakukan apabila software ini belum terinstal

di PC adalah install dengan mengikuti petunjuk – petunjuk yang ada. Setelah semuanya siap untuk dijalankan maka CX-Programmer siap utuk digunakan. Cara membuat program

menggunakan CX-Programmer sebagai berikut:

a. Hidupkan PLC OMRON CP1E, dengan menyambungkan kabel power sampai

indikator lampu PWR pada PLC menyala.

b. Hubungkan PLC OMRON CP1E dengan PC menggunakan kabel CIF 02 port USB.

c. Muncul perintah instal dari port device. Ikuti perintah dengan mengklik next.

Sampai semua terinstall dan klik OK.

d. Buka software untuk membuat program yaitu CX-Programmer. Setelah membuka

maka akan muncul registration klik exit.

e. Pilih new untuk membuat program baru atau klik pada taskbar file  new maka

(57)

Gambar 3.18. Tampilan new PLC.

f. Setting device type pada CP1E dan beri nama pada device name. Setelah itu klik

setting paga samping device type maka akan muncul seperti pada gambar 3.19.

CPU type yang harus dimasukan adalah type N20, karena PLC menggunakan I/O

sebanyak 20.

Gambar 3.19. Device type setting.

g. Setting CPU type dengan N20 seperti pada gambar 3.19. Setelah itu pilih OK,

(58)

Gambar 3.20. Tampilan program setelah setting.

h. Buat program pada laman yang sudah tersedia samapai selesai

i. Setelah sudah selesai pembuatan program compile. Compile program dengan klik

program pada task bar compile (alt+7), maka akan muncul seperti gambar 3.21.

Gambar 3.21. Compile program.

j. online PLC dengan klik PLC pada task bar work online (ctrl+W).

k. Setelah itu transfer program dengan klik PLC pada task bar  transfer  To PLC

(ctrl+T).

l. Lalu klik OK terus dan sampai selesai transfer. Terakhir klik rum pada task bar

PLC  operating mode  RUN (crtl+4)

m. Mulai coba alat setelah wiring sudah dilakukan.

n. Save program untuk arsip.

5.6.

Status Proses

Banyak hal bisa terjadi pada sistem yang sedang bekerja. Error yang sering terjadi

adalah pada pengiriman benda ke posisinya dan yang terjadi apa bila terjadi error maka

buzzer akan berbunyi. Buzzer pada PLC mempunyai alamat 100.05. Alur sistem sebagai

(59)

MULAI SISTEM BEKERJA APAKAH TERJADI ERROR BUZZER BERBUNYI SELESAI YA TIDAK

Gambar 3.22. Flowchart sistem error.

Sistem akan bekerja kembali apabila tombol reset ditekan terlebih dahulu barulah

tombol start ditekan. Data memori yang telah tersimpan pada DM tidak akan hilang dan

akan meneruskan sistem.

5.7.

Perancangan Bentuk Material

Alat yang sudah ada menggunakan benda berbentuk kubus dengan diameter

30mmx30mmx30mm. betuk kubus ini apabila bertubrukan dengan penghalang akan

menimbulkan gesekan yang sangat besar karena luasan yang bersentuhan sangat banyak

dan kubus juga akan mempertahankan kedudukannya apa bila mendapat dorongan dari

conveyor dan terhalang oleh penghalang. Inilah yang menjadi kendala dalam

pengoperasian alat ini dan menjadikan error sistem kerja menjadi besar saat percobaan

dengan keempat benda yaitu kayu, plastic, logam, dan kaca.

Karena terjadi banyak kendala maka digantilah denga benda berbentuk silinder

dengan beberapa pertimbangan yaitu benda silinder akan berputar untuk mempertahankan

(60)

penghalang. Selain itu gesekan benda silinder dengan penghalang hanya tertuju pada satu

titik. Untuk desain benda 3D terlihat pada gambar 3.23. dan untuk 2D pada gambar 3.24.

Gambar 3.23. 3D silinder.

Gambar 3.24. 2D silinder.

5.8.

Desain Tempat HMI

Alat pemilah ini akan ada improve yaitu penambahan HMI. Fungsi dari HMI pada

alat ini adalah untuk mempermudah operator dalam mengoperasikan mesin. Pada

hardware mesin yang sudah ada masih belum ada tempat wadah HMI yang digunakan.

(61)

ditujukan agar operator tidak berpindah pindah tempat dalam pengoperasian alat. Selain itu

kalua terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan maka operator cepat untuk menekan tombol

emergency stop.

Desain yang terlihat pada gambar 3.25. pada gambar ini hanya terlihat untuk

penempatan HMI saja.

Gambar 3.25. Penempatan HMI 3D.

Pada gambar 3.25. terdapat beberapa bagian yang di lambangkan dengan kode

A,B,C, dan D. Kode – kode ini di jelaskan pada tabel 3.3. untuk mengetahui letak HMI yang akan di pasangkan pada mesin ini. Gambar 3.26. merupakan desain 2D semua bagian

pada gambar desain mesin.

Gambar 3.26. Penempatan HMI 2D. A

B

(62)

Tabel 3.3. Bagian alat.

No. Kode Keterangan

1. A Mesin pemilah

2. B Panel Alat (Start, Stop, Reset, E/S)

3. C Meja

4. D Panel HMI

5.9.

Perancangan DM PLC

Pada sistem yang akan dibuat bisa menunjukkan berapa jumlah benda hasil

prosuksi pada saat itu. Penyimpanan jumlah hasil produksi ini akan berada di PLC dan

disimpan pada DM. Terdapat 5 penyimpanan yaitu jumlah kayu, jumlah logam, jumlah

plastik, jumlah kaca, dan total semua penyimpanan.

Adapun tempat pembagian untuk penyimpanan DM akan terlihat pada tabel 3.4.

sebagai berikut.

Tabel 3.4. Alamat penyimpanan pada DM

No Lokasi DM Keterangan

1. DM 0 Jumlah kayu

2. DM 1 Jumlah logam

3. DM 2 Jumlah plastik

4. DM 3 Jumlah kaca

(63)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suatu program dapat dikatakan bekerja dengan baik apabila telah disertai dengan

pembuktian terhadap fungsi kerja dari alatan tersebut. Mesin Pemilah Benda Berdasarkan

Jenis dirancang sebagai alat yang dapat memilah benda dengan ketentuan empat jenis

benda dengan programmable terminal (PT) NT30C sebagai HMI. Pada bab ini akan

membahas tentang hasil perancangan perangkat keras, perangkat lunak, dan hasil

pengujian sistem.

Hasil dari pengujian akan berguna untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

perancangan serta kelebihan dan kekurangan sistem yang telah dibuat. Sehingga hasil

tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam penyempurnaan kinerja, dan dapat

digunakan dalam pengembangan selanjutnya.

4.1

Bentuk Fisik Mesin Pemilah Benda

Bentuk fisik dari mesin pemilah benda secara umum dapat terlihat pada gambar

4.1. dengan keterangan berada pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Bagian mesin.

Huruf Keterangan

A Magazine

B Motor conveyor

C Solenoid penghalang / stopper

D Tempat hasil pemilah

E Rangkaian arduino

F Panel wiring

G HMI

H Tombol

I Sensor

(64)

A B C D E G F H I

Gambar 4.1 Bentuk fisik mesin.

Hasil dari pembenahan dan pembuatan wiring ulang bisa terlihat pada gambar 4.1.

Perancangan hardware awalnya terdapat tempat untuk HMI di samping panel tombol / di

samping simbol “H”. Tempat tidak dapat diberikan kare

Gambar

Gambar 2.23.  Contoh tampilan pada PT NT30 [7].
Gambar 2.27. Konektor USB Tipe A Receptable.
Gambar 3.13. Monitoring.
gambar 3.16. Terdapat sedikit perbedaan dengan operator yaitu tombol pengambilan data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ini termasuklah nilai koefisien air larian dalam kaedah Rasional yang masih menggunakan nilai koefisien air larian berdasarkan piawai Australian Rainfall and Runoff

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana perbandingan rasio keuangan bank konvensional dan bank syariah sesuai dengan analisis data dan pembahasan yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan fisik ubi jalar varietas kalasan (ubi jalar kuning) dan varietas cilembu (ubi jalar putih) selama

Hasil pengujian kertas indikator asam basa dari ekstrak mahkota bunga Malvaviscus penduliflorus memiliki kelebihan dibandingkan dengan lakmus merah dan biru.Hasil

folley lateks (terbuat dari lateks) dan kateter folley silikon. Mengukur Mengukur jumlah prod jumlah produksi uksi urine oleh urine oleh ginjal secara ginjal secara akurat;

Kritikan kanonik atau kritikan bentuk dasar ialah istilah bahasa Malaysia dalam perbahasan linguistik merupakan satu kaedah mengenai hukum-hakam yang memberikan penjelasan bagaimana

Model pengembangan kurikulum berbasis karakter pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya dan SMP Ta’miriyah Surabaya secara

Oleh karena itu, maka penelitian ini dilakukan untuk mencoba membudidayakan kuda laut di alam dengan memanfaatkan ketersediaan pakan hidup yang tersedia secara