• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREFERENSI PEMBACA ”SUARA TIMOR LOROSAE” TERHADAP RUBRIK DAN BAHASA (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Preferensi Pembaca ”Suara Timor Lorosae” Terhadap: Rubrik Dan Bahasa Yang Digunakan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PREFERENSI PEMBACA ”SUARA TIMOR LOROSAE” TERHADAP RUBRIK DAN BAHASA (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Preferensi Pembaca ”Suara Timor Lorosae” Terhadap: Rubrik Dan Bahasa Yang Digunakan)."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

Terhadap: Rubrik Dan Bahasa Yang Digunakan)

SKRIPSI

Oleh:

Gregorio J ong da Maia NPM. 0743010260

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWATIMUR

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Ter hadap: Rubr ik Dan Bahasa Yang Digunakan)

Disusun Oleh: Gregorio J ong da Maia

NPM. 0743010260

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

Pembimbing Utama

SUMARDJ IJ ATI, Dr a, Msi NIP: 196203231991032001

Mengetahui DEKAN

(3)

Oleh:

Gregorio J ong da Maia NPM. 0743010260

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 05 J anuari 2013.

Pembimbing Utama Tim Penguji:

1.Ketua

Sumardjijati, Dra, Msi Sumardjijati, Dra, Msi

NIP: 196203231993092001 NIP: 196203231993092001

2. Sekretaris

Her lina Suksmawati, Dra. M.Si NIP: 196412251993092001 3. Anggota

Diana Amalia, Dr a.M.Si NPT: 196309071991032001 Mengetahui,

DEKAN

(4)

Lorosae” Ter hadap: Rubrik Dan Bahasa Yang Digunakan).

Media massa khususnya media cetak merupakan saluran komunikasi yang menjangkau publik yang berjumlah besar dalam waktu yang bersamaan. Surat kabar harian Suara Timor Lorosae digunakan sebagai objek penelitian, adalah merupakan alat penyampai informasi yang sangat penting dalam konteks kehidupan sosial bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan secara sistematis mengenai preferensi pembaca terhadap rubrik dan bahasa yang paling disukai dan dibaca pada surat kabar Suara Timor Lorosae.

Preferensi adalah ke-lebih-sukaan atau kecenderungan memilih Sesuatu dibanding yang lain. Pembaca Surat kabar “Suara Timor Lorosae” memiliki preferensinya masing-masing dalam memilih dan membaca setiap informasi atau rubrik yang disajikan Surat kabar Suara Timor Lorosae dengan menggunakan empat bahasa. Studi deskriptif kuantitatif bertujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya dengan cara penyajian data melalui angka-angka dengan berdasarkan hitungan statisitik.

Hasil dari penelitian diperoleh dari 100 responden pembaca aktif surat kabar harian Suara Timor Lorosae yang berada di kota Dili Timor Leste yang dijadikan sampel penelitian. Dari hasil Pembagian kuesioner menghasilkan sejumlah informasi berupa data-data yang digunakan sebagai bahan analisis.

(5)

Puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nyalah sehingga skripsi dengan judul “PREFERENSI PEMBACA “SUARA TIMOR LOROSAE” TERHADAP: RUBRIK DAN BAHASA” (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Preferensi Pembaca ”Suar a Timor Lorosae” Terhadap: Rubrik Dan Bahasa Yang Digunakan) dapat terselesaikan dengan baik.

Dari awal hingga tersusunnya skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis terlebih dahulu ingin mengucapkan rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra,Sumardjijati, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan teliti telah membimbing penulis serta senantiasa sabar dan selalu memberi motivasi kepada penulis sehingga tersusunnya proposal penelitian ini.

3. Bapak Drs, Juwito S.sos, M.Si, selaku Ketua program Studi Ilmu Komunikasi.

4. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah membagi ilmunya kepada penulis sehingga penulis paham dan mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 5. Kedua orang tua penulis tercinta (Pai Moniz dan Maê Leo), yang sabar dan

(6)

telah mendoakan dan mendukung saya dalam bentuk moral maupun secara material. Khususnya kakak perempuan penulis tercinta Anapaula Santos Maia (Mae Nani) dan Mario Canelas (pai No) yang tiada henti-hentinya memberikan motivasi dan dorongan, serta dukungan dalam segala bentuk. Terima kasih tulus penulis haturkan.

7. Untuk Rita Dolores (Doben Furak) yang sudah membagi ilmunya, sedikit membantu mengetik laporan skripsi, selama ini memberikan masukan, selalu mengingatkan, dan memberi dorongan serta rasa sayang yang besar kepada penulis selama ini... Love U.

8. Untuk semua teman-teman dari Timor Leste yang tinggal di wilayah Rungkut Surabaya (Spesial Kost 38) yang secara tidak langsung telah memberi bantuan dan dorongan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam menyusun skripsi ini. penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan kepada penulis khususnya.

(7)

Halaman J udul ... i

(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.1.1 Preferensi Pembaca Suara Timor Lorosae ... 31

3.1.2 Rubrik Harian Suara Timor Lorosae ... 32

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 34

3.1.3 Populasi ... 34

3.1.4 Sampel ... 35

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.1.5 Data Primer ... 39

3.1.6 Data Sekunder ... 39

3.4 Metode Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Penyajian Data ... 41

4.1.1 Gambaran Umum dan Obyek Penelitian ... 41

4.1.2 Gambaran Umum Ibu Kota Dili ... 42

4.2 Gambaran Umum Surat Kabar” Suara Timor Lorosae” ... 43

4.3 Penyajian, Analisa dan Interpretasi Data ... 51

4.3.1 Identitas Responden ... 51

4.3.2 Penggunaan Surat Kabar “Suara Timor Lorosae” ... 57

4.3.3 Pilihan Rubrik ... 61

(9)
(10)

Halaman

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Dili ... 39

Tabel 2. Karakteristik responden Berdasarkan Usia ... 51

Tabel 3. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4. Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54

Tabel 5. Data Responden Berdasarkan Bahasa Yang Dipahami ... 55

Tabel 6. Data Responden Berdasarkan Alasan Membaca STL ... 58

Tabel 7. Data Responden Berdasarkan Durasi Membaca ... 60

Tabel 8. Data Responden Berdasarkan Pilihan Rubrik Yang Disukai ... 61

(11)

Lampiran 2. Halaman pertama Surat Kabar STL ... 76

Lampiran 3. Rubrik Politik no Lei ... 77

Lampiran 4. Rubrik Sidade ... 78

Lampiran 5. Rubrik Distrito ... 79

Lampiran 6. Rubrik Publisidade... 80

Lampiran 7. Rubrik Publisidade... 81

Lampiran 8. Rubrik Desporto ... 82

Lampiran 9. Rubrik Ekonomi Nasional ... 83

Lampiran 10. Rubrik Opini ... 84

Lampiran 11. Rubrik Internasional ... 85

Lampiran 12. Rubrik Ksolok ... 86

(12)

1.1 Latar Belakang Per masalahan

Komunikasi adalah kebutuhan pokok dalam kehidupan sosial manusia. Kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial meningkat seiring dengan kemajuan zaman.

Media massa merupakan saluran komunikasi, yang menjangkau publik yang berjumlah besar dalam waktu yang bersamaan. Berkat perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, pengertian media massa ini makin meluas.

Media massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (public). Pesan-pesan tersebut yang akan mempengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam.

Media massa begitu penting dalam kehidupan sehari-sehari. Media massa berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan alat perjuangan bangsa. Dengan adanya media massa, masyarakat dapat mengakses informasi sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan juga berfungsi sebagai alat kontrol dalam membatasi kekuasaan, memberdayakan yang tertindas dari tindakan anarkis. (Suroso, 2001: 176).

(13)

Penerbitan berupa lembaran-lembaran yang berisi berita-berita, karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap, periodic dan dijual untuk umum (Assegaf, 1991: 40).

Surat kabar merupakan salah satu media yang dinilai lebih aktual dalam menyajikan berita kepada khalayak. Surat kabar berbeda dengan media elektronik khususnya dalam hal kecepatan penyampaian informasi ke masyarakat. Informasi lewat media elektronik seperti radio dan televisi dapat menyiarkan informasi dalam waktu beberapa menit setelah informasi tersebut ditemukan. Sedangkan surat kabar harus menunggu beberapa jam untuk menyampaikan informasi tersebut kepada khalayak, akan tetapi surat kabar mempunyai sisi lain yang dapat menarik perhatian khalayak seperti informasi yang disampaikan dalam surat kabar lebih mendalam dan biasanya bersifat persuasif.

Surat kabar biasanya memiliki sifat/ ciri khas yaitu: publisitas, aktualitas dan periodesitas. Surat kabar merupakan media cetak yang bersifat visual yaitu hanya dapat ditangkap oleh indera penglihatan saja. Oleh karena itu untuk dapat mengkonsumsi isi surat kabar tidak hanya dituntut untuk bisa membaca tetapi juga berpikir sehingga dapat memahami dengan baik isi pesan yang di sampaikan oleh surat kabar.

(14)

di daerah terpencil dan di sisi lain secara tidak langsung untuk mengatasi biaya produksi.

Surat kabar Suara Timor Lorosae adalah surat kabar harian yang terbit setiap pagi dengan jumlah 16 halaman dan berpusat di kota Dili.

Suara Timor Lorosae atau STL didirikan pada tanggal 31 Juli 2000, sebagai kelahiran kembali Harian Suara Timor Timur (STT). Edisi pertama STT diterbitkan pada tanggal 1 Februari, 1993. Nama baru Suara Timor Lorosae, khususnya kata LOROSAE dipilih untuk menggantikan kata Timur dengan maksud untuk mengarisbawahi status dan identitas dari Timor-Leste sebagai Negara berdaulat (merdeka). Akibat situasi keamanan yang semakin memburuk, maka edisi terakhir STT diterbitkan pada tanggal 3 September, 1999, sehari sebelum pengumuman hasil Jajak Pendapat yang diorganisir oleh United Nations Mission in East Timor (UNAMET) pada 30 Agustus, 1999.

Pengumuman hasil jajak pendapat pada tanggal 4 September 1999, yang dimenangkan oleh pihak pro kemerdekaan, menyebabkan milisi (Militar Sipil) pendukung Militer Indonesia melakukan pengrusakan, membakar, dan menjarah hampir semua aset milik STT, termasuk rumah, mesin cetak, fasilitas produksi. Konsekuensinya, pendirian kembali surat kabar ini harus dibangun kembali dari puing-puing kehancuran yang sudah tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan.

(15)

Portugis dan Inggris, serta biaya pasar dan produksi departemen editorial memutuskan untuk menyesuaikan penggunaan bahasa Tetum dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pokok dalam pengemasan berita.

Harian Suara Timor Lorosae menggunakan empat macam bahasa, dua bahasa utama, yaitu: bahasa Tetum (bahasa Nasional Timor-Leste), dan bahasa Indonesia yang saat ini sering digunakan sebagai bahasa pokok dalam pengemasan berita dan informasi. Dua lainnya adalah bahasa Portugis (bahasa official/ resmi) dan juga bahasa Inggris. Kedua bahasa tersebut (Portugis dan bahasa Inggris) biasanya digunakan dalam format iklan dan sekedar pengumuman dari instansi pemeritah setempat. Biasanya tidak dalam format berita.

Suara Timor Lorosae terbit dengan dengan 16 halaman dengan 10 rubrik antara lain: Politika no Lei (Politik dan regulasi), Sidade (Kapital/ Perkotaan),

Distritu (kabupaten), Publisidade (publikasi), Desporto (Olahraga), Ekonomi Nasional, Opiniaun (opini), Internasional, Ksolok (Informasi dan Hiburan),

Profile, Naran & Atividade ( Profil, Nama dan Aktivitas).

Dari sepuluh rubrik yang disajikan oleh surat kabar harian Suara Timor Lorosae dari proses pengemasannya menggunakan beberapa macam bahasa seperti yang telah penulis uraikan diatas. berita dan informasi yang disajikan dalam rubrik opiniaun (opini) dan Desportu (olahraga) disajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia.

(16)

semuanya oleh pembaca atau khalayak karena khalayak mempunyai sifat organisme yang aktif dalam memilih isi surat kabar bukan sekedar penerima pasif. Khalayak tentunya menyeleksi dan juga bisa menolak isi berita yang ada. Alasannya khalayak cenderung untuk memilih yang dirasakan berguna baginya, menarik perhatian dan memenuhi kebutuhannya.

Perbedaan karakteristik dan latar belakang budaya pembaca harian Suara Timor Lorosae yang beraneka ragam menyebabkan pula perbedaan preferensi mereka dalam memilih isi dari surat kabar Suara Timor Lorosae yang dikemas menggunakan beberapa bahasa tersebut.

Preferensi diartikan sebagai kelebihsukaan atau kecenderungan untuk memilih sesuatu dibanding yang lain. (kamus besar Bahasa Indonesia). Dalam penelitian ini preferensi dimaksudkan adalah pilihan atau kesukaan dari pembaca harian Suara Timor Lorosae dalam memilih berita yang di kemas dengan menggunakan bahasa apa. Pilihan atau kesukaan yang dimaksud adalah ketika pembaca selalu membaca isi berita atau informasi tersebut setiap kali surat kabar Suara Timor Lorosae diterbitkan. Pilihan terhadap isi berita tersebut dikarenakan berbagai faktor, antara lain untuk memenuhi kebutuhan informasi atau keingintahuan tentang suatu peristiwa, atau sekedar memberi hiburan tersendiri terhadap pembaca.

(17)

informasi yang dikemas dalam berbagai bahasa. Khususnya masyarakat di kota Dili yang merupakan khalayak dari surat kabar Suara Timor Lorosae. Surat kabar Suara Timor Lorosae merupakan pelopor dari perusahaan media massa khususnya media cetak (surat kabar).

Alasan peneliti menggunakan pembaca Suara Timor Lorosae sebagai subyek penelitian, dikarenakan pembaca Suara Timor Lorosae adalah khalayak yang membaca surat kabar, dan dapat menentukan berita apa yang dipilih atau disukai dengan pilihan bahasa.

1.2 Perumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang peneliti uraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

bagaimanakah preferensi pembaca Suara Timor Lorosae terhadap: a. Rubrik apa yang dibaca,

b. Empat bahasa yang digunakan (Tetum, Indonesia, Portugues, dan bahasa Inggris).

1.3 Tujuan Penelitian

(18)

1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan memperkaya kajian ilmu komunikasi, dan khususnya komunikasi massa.

Kegunaan Praktis

(19)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sur at Kabar Sebagai Bagian Media Cetak

Media cetak seringkali disebut sebagai pers (dalam artian sempit), pers memiliki empat fungsi utama yaitu menyajikan informasi, memberikan edukasi, menyajikan hiburan dan mempengaruhi (Effendi, 1993: 93).

Dalam menjalankan fungsi tersebut pers mewujudkan dalam berbagai produk informasi, tetapi fungsi pers akan lebih nyata bila mampu merefleksikan semua realitas social pada produk informasi. (Abrar, 1992: 29).

Fungsi media massa bagi seseorang adalah memenuhi berbagai kebutuhan individual (Assegaff, 1991: 54), meliputi:

1. Kognisi, seseorang menggunakan media massa untuk memenuhi keingintahuan tentang suatu kejadian tertentu atau menambah pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kepentingannya.

2. Diversi, seseorang menggunakan media massa untuk memperoleh hiburan atau melepaskan diri dari ketegangan dan kejenuhan.

3. Kegunaan Sosial, seseorang menggunakan media massa untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain (sebagai bahan pembicaraan/

conversational currency) atau menjalin kedekatan dengan tokoh-tokoh dalam media massa.

(20)

Media cetak memiliki kelebihan yang tidak ada pada media massa elektronik, yaitu pesan dapat diulang kembali pada kesempatan lain sehingga tidak mudah hilang. Selain itu informasi yang disampaikan media massa cetak lebih mendalam dan lebih kuat daya persuasifnya, karena media cetak disajikan dalam bentuk tulisan yang membutuhkan kemampuan pembaca untuk memahami dan menalar permasalahan dalam informasi yang disajikan. Media massa cetak yang paling popular adalah surat kabar. Definisi surat kabar dalam jurnalistik adalah:

Penerbitan berupa lembaran-lembaran yang berisi berita-berita, karangan, dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap, periodik dan dijual untuk umum. (Assegaff, 1991: 40).

Ciri-ciri surat kabar menurut effendi (2003: 91) sebagai berikut:

1. Aktualitas, berita atau informasi yang disampaikan merupakan peristiwa yang sedang terjadi dan dilaporkan harus benar atau bisa kecepatan laporan tanpa mengesampingkan pentingnya kebenaran berita.

2. Publisitas yaitu penyebaran kepada public atau khalayak dan bersifat umum, dengan ciri ini, maka penerbitan yang bentuk dan fisiknya sama dengan surat kabar tidak bisa disebut surat kabar apabila diperuntukkan bagi sekelompok orang atau hanya segolongan orang saja. Penerbitan yang sifatnay khusus tidak termasuk surat kabar.

(21)

4. Universalitas yaitu kesemestaan isinya, beraneka ragam dari seluruh dunia. Isi surat kabar haruslah berita-berita yang mencakup berita ada dari dalam negeri maupun dari luar negeri, sehingga khalayak (audience) mengetahui segala jenis kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi di seluruh dunia. Wilbur Schramm dalam bukunya “The Process And Effect of Massa Communication” (Rahmadi, 1990:19) mengidentifikasikan tiga fungsi surat kabar: 1. Memberikan informasi yang obyektif kepada pembaca mengenai apa yang

terjadi didalam lingkungannya, Negara dan apa yang terjadi di dunia. 2. Mengulas berita-berita dalam tajuk rencana dan membawa perkembangan

menjadi fokus dan sorotan.

3. Menyediakan jalan bagi orang-orang yang akan menjual barang dan jasa pemasangan iklan.

Edwin Emery menambahkan fungsi surat kabar yaitu:

1. Memperjuangkan kepentingan rakyat dan membantu meniadakan kondisi yang tidak diinginkan.

2. Menyajikan hiburan kepada pembacanya dalam bentuk cerita bergambar, cerita pendek dan cerita bersambung.

3. Melayani pembaca dengan menyediakan penasehat biro informasi dan pembelaan hak-hak pembaca.

Jika dijabarkan lebih mendalam, maka fungsi surat kabar menurut Rahmadi (1990:20) adalah:

(22)

yang terjadi di dunia. Surat kabar merupakan sumber informasi dan interpretasi tentang masalah-masalah umum.

2. Fungsi Mendidik, surat kabar penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa karena tidak sedikit bantuan yang disampaikan dalam menunjang pendidikan di masyarakat.

3. Fungsi menghubungkan, surat kabar menyelenggarakan suatu hubungan social antara warga Negara yang satu dengan warga negara lain.

4. Fungsi sebagai penyalur dan pembentuk pendapat umum, surat kabar tidak hanya menyajikan berita atau informasi tetapi juga memuat pikiran-pikiran, pandangan atau pendapat orang lain.

5. Fungsi kontrol sosial, merupakan salah satu fungsi pers yang sangat penting terutama di Negara yang menerapkan sistem pemerintahan demokratis. Kekuatan utama media massa sebagai kontrol sosial terletak pada fungsinya sebagai pengawas lingkungan. Pelaksanaan fungsi kontrol sosial oleh pers sebagian besar di tujukan kepada pemerintah dan aparatnya.

(23)

berita yang disajikan dalam berbagai rubrik di surat kabar tersebut baik berita lokal, nasional dan internasional.

2.1.2 Definisi Berita

Sebelum bubarnya negara Uni Republik Sosialis Soviet, kita dengan mudah membedakan sistem pers dalam dua kelompok besar: Pers Barat yang menganut teori pers bebas/ liberal dan Pers Timur yang menganut teori pers komunis. Pers Barat diwakili oleh Amerika dan Negara-negara sekutunya di Eropa Barat. Sedangkan Pers Timur diwakili oleh Uni Soviet dan Negara-negara satelitnya di Eropa Timur.

Pers Timur berbeda sekali sistemnya, bahkan berbeda dengan Pers Barat. Dalam Pers Timur, berita tidak dipandang sebagai “komoditi”: berita bukan “barang dagangan”. Berita adalah suatu “proses”, proses yang ditentukan arahnya. Berita tidak didasarkan pada maksud untuk memuaskan nafsu “ingin tahu” segala sesuatu yang “luar biasa” dan “menakjubkan”, melainkan pada keharusan ikut berusaha “mengorganisasikan pembangunan dan pemeliharaan Negara sosialis”.

(24)

menambahkan “__ combined with the element of surprise (digabungkan dengan unsur kejutan). (Kusumaningrat, 2005: 33).

2.1.3 Nilai Berita

Menurut pandangan lama dalam Schediasma Curiosum de Lectione Novellarum, Christian Weise mengemukakan pada tahun 1676 bahwa dalam memilih berita harus dipisahkan antara yang benar dan yang palsu.

Pada tahun 1690, Tobias Peucer menulis disertasi yang termasuk pertama kali tentang penerbitan surat kabar di Jerman. Ia mengemukakan bahwa pilihan harus dibuat dari peristiwa-peristiwa yang hampir tidak terhitung banyaknya, maka ia menyebut beberapa kriteria yang menentukan nilai layak berita, antara lain:

Pertama, tanda-tanda yang tidak lazim, benda-benda yang ganjil, hasil kerja atau produk alam dan seni yang hebat dan tidak biasa, banjir atau badai yang disertai petir dan guruh yang mengerikan, gempa bumi, sesuatu yang aneh yang muncul tiba-tiba di langit, dan penemuan-penemuan baru, yang pada abad itu sangat banyak terjadi.

(25)

pelantikan, dan upacara resmi serupa itu, pergantian jabatan, atau pemecatan, kematian orang-orang terkenal, akhir riwayat orang yang tidak ber-Tuhan dan masalah-masalah lainnya.

Ketiga, permasalahan gereja dan keterpelajaran, misalnya asal-usul agama ini dan agama itu, pendirinya, kemajuannya, sekte-sekte baru, dogma-dogma yang diputuskan, ritual-ritual, perpecahan agama, penyiksaan, muktamar keagamaan, keputusan-keputusan yang diambil, karya tulis para sarjana, perselisihan ilmiah, karya baru kaum terpelajar, keberanian berusaha, bencana dan kematian serta seribu satu hal lainnya yang bertalian dengan alam, warga masyarakat, gereja, atau sejarah keagamaan.

(26)

dan berita-berita korupsi, berita-berita kecelakaan dan bencana, olahraga dan rekreasi serta peristiwa-peristiwa sosial. Sedangkan berita-berita dengan kepuasan yang tertunda antara lain informasi tentang masalah kemasyarakatan, masalah ekonomi, masalah social, masalah ilmiah, pendidikan, keadaan cuaca, dan kesehatan.

Tetapi, kriteria tentang nilai berita ini sekarang sudah lebih disederhanakan dan disistematikkan sehingga sebuah unsur criteria mencakup jenis-jenis berita yang lebih luas. Inilah criteria-kriteria atau unsure nilai berita yang sekarang dipakai dalam memilih berita. Unsure-unsur tersebut antara lain:

1. Aktualitas (Timeliness), Berita diibaratkan sebagai sebuah es krim yang gampang meleleh: bersamaan dengan waktu nilainya berkurang. Persaingan membutuhkan kecepatan. Masyarakat menghendaki, atau lebih tepatnya membutuhkan agar berita yang ingin mereka ketahui cepat mereka baca. Bagi sebuah surat kabar, semakin actual berita-beritanya, artinya semakin baru peristiwanya terjadi, semakin tinggi nilai beritanya. 2. Kedekatan (Proximity) peristiwa yang mengandung unsur kedekatan

(27)

3. Keterkenalan (Prominence), kejadian yang menyangkut tokoh terkenal (prominent names) memang akan menarik banyak pembaca. Nama-nama terkenal ini tidak hanya menyangkut orang saja. Demikian pula tempat-tempat terkenal (museum Nasional “Gedung Gajah” atau Candi Borobudur), peristiwa-peristiwa terkenal, tanggal-tanggal terkenal dan situasi-situasi terkenal juga memiliki nilai berita yang tinggi.

4. Dampak (Consequence), News Is “History on Hurry” berita adalah sejarah dalam keadaannya yang tergesa-gesa. Tersirat dalam ungkapan itu pentingnya mengukur luasnya dampak dari suatu peristiwa.

2.1.4 J enis Berita

Dalam buku Bahasa Jurnalistik, Abdul Chaer (2010: 16-17) bahwa berita-berita yang dimuat di surat kabar lazimnya dibedakan menjadi tiga (3), antara lain:

1. Straight News (Berita Langsung), adalah berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh khalayak (pembaca). Prinsip penulisannya menggunakan piramida terbalik. Unsur penting dari berita langsung adalah keaktualan, artinya berita yang masih hangat yang barus saja terjadi. 2. Soft News (Berita Ringan), dalam berita langsung mensyaratkan adanya

(28)

unsur-unsur manusiawi itu didalamnya.yang utama yang ditonjolkan oleh berita ringan bukan unsur penting dari peristiwa itu, melainkan unsur yang menarik dan menyentuh perasaan pembaca.

3. Feature (Berita Kisah), adalah tulisan yang dapat menyentuh persaan ataupun menambah wawasan/pengetahuan. Berita kisah tidak terikat dengan aktualitas, nilai utamanya adalah unsur manusiawi.

Selain jenis-jenis berita seperti yang telah disebutkan diatas, adapun isi surat kabar berupa rubrik-rubrik lainnya seperti:

1. Tajuk Rencana (Editorial), biasanya berisi uraian komentar, pendapat redaksi mengenai masalah yang sangat aktual pada hari itu atau pada hari-hari sebelumnya.

2. Artiker Lepas, biasanya uraian tentang politik, perdagangan, ekonomi, agama, budaya, dan sebagainya, dan biasanya ditulis oleh pakar dibidangnya masing-masing yang tidak langsung bergelut dalam bidang jurnalistik.

3. Iklan (advertising), pada dasarnya adalah suatu penawaran untuk menggunakan suatu produk, atau mengikuti suatu layanan jasa. Iklan biasanya memiliki corak atau ragam bahasa tersendiri, yang sifatnya menarik dan mempengaruhi agar pembaca terayu oleh barang dan jasa apa saja yang ditawarkan.

4. Tulisan pembaca, biasanya keluhan mengenai hal-hal yang dialami. 5. Pojok, berisi hal-hal yang bersifat santai dan menggunakan ragam bahasa

(29)

2.1.5 Suar a Timor Lorosae

Pada tahun 1993, sebuah inisiatif telah diambil untuk mendirikan surat kabar yang pertama yang mana merupakan langkah maju bagi perkembangan media cetak Timor-Leste, walaupun sebelumnya sudah ada inisiatif-inisiatif untuk mendirikan surat kabar mingguan yang waktu itu tidak bertahan lama. Untuk dapat menerbitkan surat kabar, Pemerintah Indonesia menetapkan persyaratan-persyaratan yang perlu dipenuhi sehingga bisa memperoleh ijin untuk mempublikasikan sebuah media cetak. Pada atmosfir ini Suara Timor Timur (The voice of East Timor) pada waktu itu untuk pertama kalinya menerbitkan surat kabar harian yang berbasis di Dili, ibu kota Timor-Leste.

Harian Suara Timor Lorosae (STL) merupakan salah satu surat kabar yang juga memiliki banyak pembaca di Timor-Leste. Surat kabar Suara Timor Lorosae adalah surat kabar harian yang terbit setiap pagi dengan jumlah 16 halaman dan berpusat di kota Dili. Mulai dari tahun 2009 produksi rata-rata salinan surat kabar setiap hari adalah 2.750 eksemplar (oplah) termasuk 800 eksemplar untuk

program pemerintah bekerjasama dengan Timor Leste Press Club untuk

mendistribusikan ke sejumlah desa (442 desa). Ini kebijakan strategis pemerintah,

namun di satu sisi langkah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada

masyarakat di daerah terpencil dan di sisi lain secara tidak langsung untuk

mengatasi biaya produksi.

(30)

khususnya kata LOROSAE dipilih untuk menggantikan kata Timur dengan maksud untuk mengarisbawahi status dan identitas dari Timor-Leste sebagai Negara berdaulat (merdeka). Akibat situasi keamanan yang semakin memburuk, maka edisi terakhir STT diterbitkan pada tanggal 3 September, 1999, sehari sebelum pengumuman hasil Jajak Pendapat yang diorganisir oleh United Nations Mission in East Timor (UNAMET) pada 30 Agustus, 1999. SuaraTimor Lorosae sebagai pioneer dan bisnis tertua dalam kelompok media massa di Timor-Leste, memiliki peranan sebagai orang tua bagi media yang lain dalam hal system operasi. Yang termasuk dalam anggota kelompok tersebut adalah STL TV, STL Radio, STL Online , Timor Journalist Training Center, dan Nuno-Malau Printing dengan nama STL Media Group. Moto dari STL Media Group adalah “Untuk anda kami melayani, dengan anda kami tumbuh.” Sebagai institusi bisnis.

2.5.1.1Penggunaan Empat Bahasa

Timor-Leste secara umum menggunakan empat bahasa dalam kehidupan sehari-harinya. Tetapi dua bahasa yang menjadi bahasa resmi yang digunakan yaitu bahasa Tetum (bahasa Nasional/ resmi) dan bahasa Portugis (bahasa Ofisial/ resmi). Namun mayoritas orang dapat berbicara bahasa Indonesia. Hanya persentase kecil dari generasi muda yang dapat berbicara bahasa Portugis. Fraksi kecil jumlah penduduk juga dapat berbicara bahasa Inggris khususnya yang tinggal di pusat perkotaan.

(31)

(referendum) mulai tahun 1999, sejak itulah bahasa Inggris mendominasi birokrasi sehingga masyarakat (golongan intelektual) dituntut untuk fasih berbahasa Inggris dengan alasan agar mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna menjalankan misinya.

Bahasa Indonesia tidak bisa diabaikan karena Timor-Leste selama 24 tahun (mulai tahun 1975-1999) bergabung (secara politik berintegrasi dengan Indonesia) banyak menghasilkan sumber daya manusia dan juga selama masa itu masyarakat secara umum memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa resminya baik dalam berbagai macam aspek kehidupan. Pemerintah Indonesia saat itu mewajibkan (tanpa terkecuali) semua golongan masyarakat Timor-Leste untuk menggunakan bahasa Indonesia.

Sementara bahasa Tetum adalah bahasa ibu, bahasa yang paling dipakai oleh orang Timor Leste. Bahasa yang mengikat Timor Leste (pemersatu). Walaupun pada saat ini bahasa Tetum belum berkembang, belumnya ada literatur-literatur resmi dan buku-buku referensi yang memadai untuk perkembangan bahasa itu sendiri. Kendati saat ini bahasa Tetum telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan karena pemerintah Timor-Leste sudah mencanangkan program-program sosialisasi dan sejenisnya guna membangun pemahaman berbahasa Tetum secara baik dan benar.

(32)

dan kalangan gereja dan orang dahulu (para orang tua) yang fasih berbahasa Portugis. Akan tetapi, pada saat ini Target pemerintah ke depannya bahwa bahasa Portugis akan menjadi bahasa resmi di seluruh Timor Leste. Pemerintah Timor Leste berambisi agar bahasa Portugis menjadi bahasa Nasional/official dengan menerapkan kurikulum bahasa Portugis di sekolah-sekolah dasar maupun tingkat menengah pertama dan menengah atas di Timor Leste. Walaupun dalam prakteknya bahasa Portugis belum benar-benar dipahami secara baik dan benar oleh sebagian besar rakyat Timor-Leste.

Berangkat dari ragam cerita sejarah dan latar belakang yang begitu panjang dan kompleks yang dialami oleh Negara Timor-Leste sehingga berpengaruh pada sebagian besar media cetak khususnya surat kabar di Timor-Leste pada proses penyajian rubrik dalam surat kabar yang selalu menggunakan empat bahasa. Untuk saat ini media cetak dituntut untuk mengemas isi surat kabarnya dengan beragam bahasa. Seperti halnya surat kabar harian Suara Timor Lorosae (STL) yang menggunakan empat bahasa tersebut.

2.1.6 Rubrik

(33)

1. Halaman kedua berisi Politika no Lei (Politik dan regulasi) berisi berita seputar kondisi politik, kebijakan dan regulasi di Timor Leste, dan juga pada halaman tersebut terdapat iklan produk.

2. Halaman ketiga adalah Sidade (Kapital/Perkotaan) berisi berita tentang kejadian dan beberapa informasi seputar kota Dili.

3. Pada halaman empat, lima dan enam adalah Distritu (kabupaten) berisi berita dan informasi yang terjadi di distrik (kabupaten) yang ada di Timor Leste. 4. Pada halaman Publisidade (publikasi) halaman ke tujuh, berisi aneka macam

iklan produk minuman, makanan dan kebutuhan pokok sehari-hari.

5. Pada Halaman ini, halaman delapan dan sembilan berisi berita Desporto

(Olahraga) yang mana dalam halaman ini isi berita di sajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia, dan biasanya berita-berita tersebut dikutip atau diambil dari media cetak lain. Adapula beberapa iklan dan juga informasi yang dikemas dalam bahasa Inggris dan bahasa Portugues pada halaman ini.

6. Pada halaman 10, Ekonomi Nasional berisi berita tentang pertumbuhan ekonomi dan berita seputar harga barang dan jasa, disajikan dengan menggunakan bahasa tetum.

7. Halaman 11 yaitu kolom opini (Opiniaun), berisi opini yang biasanya di tulis dalam bahasa Tetum dan juga dalam bahasa Indonesia.

(34)

9. Halaman 14, Ksolok ( Informasi dan Hiburan).

10. Halaman 15 berisi sejumlah berita, yaitu berita nasional dan Internasional dan juga merupakan kolom sambungan berita dari halaman pertama. 11.Pada halaman terakhir, yaitu Profile, Naran & Atividade ( Profil, Nama

dan Aktivitas) berisi beberapa figur-figur nasional dan juga manca Negara, serta informasi tentang kegiatan masing-masing figur tersebut.

(35)

2.1.7 Pembaca sebagai Khalayak

Pembaca merupakan sasaran komunikasi massa melalui media cetak. Komunikasi dapat efektif apabila pembaca terpikat perhatiannya, tertarik minatnya dan mengerti apa yang ingin disampaikan oleh komunikator. Dalam penelitian ini pembaca adalah orang yang membaca surat kabar Suara Timor Lorosae sehingga mengetahui rubrik (yang menggunakan empat bahasa) apa saja yang disukai dan dipilih.

2.1.8 Pr eferensi

Preferensi diartikan sebagai “ ke-lebih-suka-an” atau kecenderungan untuk memilih sesuatu dibanding yang lain. Penjelasan dalam kamus besar bahasa Indonesia, preferensi/ preferensi/ n I. hal lebih menyukai: 2.pilihan: kesukaan

(kamus besar Bahasa Indonesia, 1990:90). Preferensi dalam penelitian ini lebih dimaksudkan pilihan atau kesukaan pembaca Suara Timor Lorosae terhadap rubric yang mana menggunakan empat bahasa yang ada di surat kabar Suara Timor Lorosae. Pilihan terhadap rubrik tertentu tersebut dikarenakan berbagai faktor antara lain untuk memenuhi kebutuhan informasi atau keingintahuan tentang suatu peristiwa, memberikan hiburan tersendiri kepada pembaca, untuk menjalin hubungan dengan orang lain yang termasuk dalam kebutuhan kegunaan sosial, atau dapat menghindari hubungan dengan orang lain yang termasuk dalam kebutuhan penarikan diri.

(36)

massa, selektif dan merespon pesan-pesan tersebut, karena media cenderung berbeda selera atas hal-hal atau isi yang ditawarkan. (Himmelweit dan Wift dalam Mc Quail, 1996: 216) khalayak tidak hanya menerima pesan-pesan media tanpa memberikan tanggapan karena sebenarnya mereka memang memikirkan media dan isinya seolah-olah keduanya bermanfaat. Pada dasarnya khalayak aktif menggunakan media untuk mencapai tujuan.

2.1.9 Teori Uses and Gratifications

Model Uses and Gratifications merupakan pengembangan dari model Jarum Hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada yang dilakukan oleh orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Study dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. (Ardianto dan Erdinaya, 2005: 70-71).

Teori ini pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam Effendy (1993: 289), sebuah artikel sebagai reaksinya terhadap Bernard Berelson (1959) bahwa komunikasi tampaknya akan mati. Dikatakan Katz bahwa bidang kajian yang sedang sekarat adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Model uses and gratifications menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye kepada khalayak. Model

(37)

memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi fokus dari penelitian ini adalah pada khalayak aktif yang secara sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.

Berkaitan dengan pendekatan Uses and Gratifications dan sifat khalayak yang aktif ditambahkan oleh Littlejohn dengan pernyataannya:

….it views the members of the audience as actively utilizing Media contents, rather than being passivelt acted upon by the Media…

(….pendekatan ini melihat bahwa anggota-anggota khalayak secara aktif menggunakan isi-isi media, daripada tindakan pasif terhadap media…..). (Littlejohn, 1963: 345).

Teori Uses and Gratifications tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayak tetapi, teori ini tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. (Jalaluddin, 1993: 65).

berkaitan dengan khalayak yang aktif, Frank Biocca dalam Littlejohn (1996: 352) mengemukakan ada lima karakterisitik khalayak yang aktif:

“The first is selectivity… The second characteristic is utilitarianism… The third characteristic is intentionality… The fourth characteristic is involvement or effort… Finally, active audiences are believed to be impervious to influences”.

(38)

Suara Timor Lorosae dibuat, dikemas sedemikian rupa dalam berbagai macam tema dan bertujuan agar menarik perhatian khalayak.

Karakterisitik khalayak yang kedua adalah yang berorientasi pada kegunaan, bahwa khalayak menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan. Maslow (1954) dalam (Effendi, 2000: 294) mengkategorikan lima kebutuhan dasar (Basic Needs) secara hierarki yang diuraikan sebagai berikut:

1. Cognitive Needs (kebutuhan kognitif) kebutuhan yang berkaitan untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan.

2. Affective Needs (kebutuhan afektif) kebutuhan untuk mendapatkan pengalaman menyenangkan, astetis dan emosional atau hiburan.

3. Personal Integrative Needs (kebutuhan pribadi secara integratif), kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. Hal tersebut di peroleh dari hasrat akan harga diri.

4. Social Integrative Needs (kebutuhan social secara integrative) kebutuhan ini untuk mendapatkan kredibilitas, kepercayaan, dan status individual.

5. Escapist Needs (kebutuhan pelepasan) kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut di dasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. (Effendi, 1993: 294).

(39)

Karakteristik khalayak berikutnya adalah bahwa khalayak mempunyai motif didasari oleh minat. Rakhmat (1995: 216) mendefinisikan motif adalah dorongan-dorongan yang ditimbulkan dari sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh individu dari suatu objek tertentu yang menimbulkan perilaku individu. Demikian juga dengan khalayak pembaca Surat kabar Suara Timor Lorosae. Dalam hubungannya dengan penggunaan media (mc Quail, 1987: 72) membagi motif menjadi empat, yaitu antara lain:

1. Motif informasi adalah motif yang berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan eksplorasi sosial.

2. Motif identitas pribadi yaitu motif yang ditujukan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.

3. Motif integrasi dan interaksi social yaitu motif yang merujuk pada kelangsungan hubungan individu tersebut dengan orang lain.

4. Motif hiburan yaitu motif kebutuhan akan pelepasan diri dari tekanan dan keutuhan akan hiburan.

2.2 Kerangka Berpikir

(40)

penduduk juga dapat berbicara bahasa Inggris khususnya yang tinggal di pusat perkotaan.

Peneliti sengaja mengambil kota Dili sebagai objek penelitian karena Dili merupakan ibukota dari Timor Leste. Jumlah penduduk kota Dili paling banyak jika dibandingkan dengan daerah (kabupaten) lain di Timor-Leste. Selain itu surat kabar harian Suara Timor Lorosae berpusat di kota Dili (ibukota negara) dengan menerbitkan jumlah oplah paling besar yang beredar di kota Dili. Sebagian masyarakat kota Dili memahami empat bahasa (Tetum, Indonesia, Portugis, dan Inggris).

(41)
(42)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Metode pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator-indikator dari variabel penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan jenis format deskriptif kuantitatif. Peneliti menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi yang timbul di masyarakat yang menjadi obyek penelitian berdasarkan realitas yang ada. Metode deskriptif kuantitatif bertujuan untuk mengeneralisasi suatu gejala sosial atau variabel dengan populasi yang lebih besar (Bungin, 2001: 48).

Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan secara sistematis mengenai preferensi pembaca Suara Timor Lorosae terhadap rubrik harian Suara Timor Lorosae dan bahasa apa yang paling disukai dan dipilih untuk dibaca.

3.1.1 Pr eferensi Pembaca Suar a Timor Lorosae

Preferensi diartikan sebagai “ ke-lebih-suka-an” atau kecenderungan untuk memilih sesuatu dibanding yang lain. Penjelasan dalam kamus besar bahasa Indonesia, preferensi/ preferensi/ n I. hal lebih menyukai: 2.pilihan: kesukaan

(43)

Timor Lorosae. Pilihan terhadap rubrik tertentu tersebut dikarenakan berbagai faktor antara lain untuk memenuhi kebutuhan informasi atau keingintahuan tentang suatu peristiwa, memberikan hiburan tersendiri kepada pembaca, untuk menjalin hubungan dengan orang lain yang termasuk dalam kebutuhan kegunaan sosial, atau dapat menghindari hubungan dengan orang lain yang termasuk dalam kebutuhan penarikan diri.

3.1.2 Rubrik Harian Suar a Timor Lorosae

Rubrik adalah bagian dari surat kabar berisi berita-berita baik lokal, nasional maupun internasional. Rubrik juga dapat berisi hiburan, informasi, iklan. Rubrik dalam surat kabar Suara Timor Lorosae terdiri dari berbagai Tema. Suara Timor Lorosae yang beredar di ibu kota Dili memiliki 16 halaman dengan berbagai rubrik yang dikemas dalam empat (4) bahasa, yaitu antara lain:

1. Halaman kedua berisi Politika no Lei (Politik dan regulasi) berisi berita seputar kondisi politik, kebijakan dan regulasi di Timor Leste, dan juga pada halaman tersebut terdapat iklan produk.

2. Halaman ketiga adalah Sidade (Kapital/ Perkotaan) berisi berita tentang kejadian dan beberapa informasi seputar kota Dili.

3. Pada halaman empat, lima dan enam adalah Distritu (kabupaten) berisi berita dan informasi yang terjadi di distrik (kabupaten) yang ada di Timor Leste.

(44)

5. Pada Halaman ini, halaman delapan dan sembilan berisi berita Desporto

(Olahraga) yang mana dalam halaman ini isi berita di sajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia, dan biasanya berita-berita tersebut dikutip atau diambil dari media cetak lain. Adapula beberapa iklan dan juga informasi yang dikemas dalam bahasa inggris dan bahasa Portugues pada halaman ini.

6. Pada halaman 10, Ekonomi Nasional berisi berita tentang pertumbuhan ekonomi dan berita seputar harga barang dan jasa, disajikan dengan menggunakan bahasa tetum.

7. Halaman 11 yaitu kolom opini (Opiniaun), berisi opini yang biasanya di tulis dalam bahasa Tetum dan juga dalam bahasa Indonesia.

8. Halaman 12 dan 13 adalah kolom Internasional, umumnya berisi berita dan kejadian seputar manca Negara termasuk kejadian-kejadian yang terjadi di Indonesia. Dalam kolom ini berita tersebut dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia. Berita-berita tersebut dikutip atau diambil dari media lain, yaitu antara lain Kompas dan lain-lain.

9. Halaman 14, Ksolok ( Informasi dan Hiburan).

10. Halaman 15 berisi sejumlah berita, yaitu berita nasional dan Internasional dan juga merupakan kolom sambungan berita dari halaman pertama. 11.Pada halaman terakhir, yaitu Profile, Naran & Atividade ( Profil, Nama

(45)

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari obyek penelitian (Bungin, 2005: 101). Populasi dari penelitian ini adalah populasi yang berada di kota Dili, karena Dili merupakan ibukota dari Timor-Leste. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian pada daerah tersebut karena Jumlah exemplar terbesar yang diterbitkan oleh Suara Timor Lorosae beredar Di kota Dili. Jumlah penduduk pada saat ini di kota Dili sebanyak 221,280 dari total penduduk Timor-Leste (1.060.000 jiwa). Daerah yang padat penduduk di Distrik Dili adalah Zona Dom Aleixo, Zona Cristo Rei dan Zona Vera Cruz.

Dili yang merupakan ibukota, adalah salah satu distrik terbesar di Timor-Leste dengan jumlah penduduk terbanyak jika dibandingkan dengan distrik lainnya yang ada di Timor-Leste. Ada enam (6) wilayah yang dibagi dalam empat sub distrik (kecamatan: Cristo Rei, Nain Feto, Dom Aleixo, Vera Cruz) yang terdiri atas 48 suco (desa) dan 243 aldeia (kampung):

(46)

Lorosae. Karena presentasi pembaca kategori usia tersebut adalah yang paling banyak menurut informasi yang didapatkan dari harian Suara Timor Lorosae.

Adapun kategori usia lainnya yang juga menjadi target pengambilan sampel, tergantung dari sumber data yang dijadikan sampel yang ditemui oleh peneliti dilokasi penelitian. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan sampel adalah dengan menggunakan teknik Sampling Insidental (sampel berdasarkan kebetulan) yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Alasan peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel secara sampling insidental (sampel berdasarkan kebetulan) karena penelitian ini mengambil populasi yang berdomisili di Dili (ibukota Timor-Leste) yang mana penduduknya hanya berjumlah 221.280 jiwa penduduk dan juga dilihat dari jumlah exemplar (oplah) yang diterbitkan oleh harian Suara Timor Lorosae terbanyak di Dili. Koran Suara Timor Lorosae memiliki jumlah pembaca terbanyak di Kota Dili. Teknik ini digunakan selain dengan alasan yang penulis uraikan diatas, adapula tujuan menggunakan teknik sampling insidental yang mana sesuai dengan kondisi riil yang peneliti temui di lokasi penelitian.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling yaitu sampling Insidental

(47)

khalayak yang aktif membaca surat kabar harian Suara Timor Lorosae yang mana memiliki karakteristik usia dari 19 tahun hingga 45 tahun (usia aktif khalayak pembaca Suara Timor Lorosae). Dan juga karakteristik lainnya yang dijumpai oleh peneliti pada lokasi penelitian.

Teknik pengambilan sampel dengan sampling insidental menurut Hadi (2000: 162) dan Singaribun, dkk, (1995: 164), merupakan pengambilan sampel pada bagian dari populasi yang dapat ditemui secara langsung di area populasi pada saat penelitian berlangsung.

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1. Tahap pertama, menentukan titik-titik area penelitian yang diketahui terdapat sampel yang sesuai dengan karakterisitik subjek penelitian yang telah ditentukan. Melakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian yaitu kota Dili. Kota Dili dibagi atas lima (5) wilayah yaitu Dili Barat, Dili Timur, Dili Selatan, Dili Utara, dan Dili Pusat.

2. Langkah kedua, dari tiap-tiap titik penelitian dilakukan pemilihan sampel yang sesuai dengan syarat subjek penelitian.

3. Dari keseluruhan sampel yang diambil pada tiap-tiap titik penelitian tersebut dihitung kembali, dan apabila adanya kekurangan kemungkinan akan diambil sampel dari titik-titik penelitian lainnya guna memenuhi jumlah yang telah ditetapkan.

(48)

1

d = presisi (presisi derajat ketelitian = 0,1)

n =

(49)

Untuk memperoleh sampel dari masing-masing kecamatan maka

n1 = jumlah penduduk sampel di kelurahan tersebut yang dijadikan penelitian N = jumlah populasi

Dengan demikian masing masing sampel untuk setiap kecamatan harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan sebagai berikut :

1. Kecamatan Cristo Rei = x100 24,94 25

(50)

3.3.1 Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari tempat penelitian dan diolah sendiri oleh lembaga yang bersangkutan untuk dimanfaatkan (Ruslan, 2003:138) data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang dibagikan pada responden di kota Dili.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh tidak langsung melalui perantara atau menggunakan lembaga lain yang bukan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu (Ruslan, 2003:138). Data sekunder dari penelitian ini adalah buku-buku yang terkait dengan masalah penelitian, data dari Badan Pusat Statistik (Ministerio Estatal Timor Leste), data kepustakaan dari literatur dan juga melalui penelusuran dari Internet.

Tabel 3.1 J umlah Penduduk Kota Dili

No Kecamatan Jumlah Penduduk

1 Cristo Rei 55.195

(51)

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pengolahan dalam bentuk statistik pada dasarnya adalah proses pemberian makna terhadap data penelitian kuantitatif melalui angka-angka.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya dikelompokkan menurut identitas masing-masing, dan diperiksa lalu disederhanakan dalam bentuk tabel frekuensi untuk memudahkan pembacaan data dan sebagai kerangka analisis data.

Analisis data yang diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

100% x N

F P=

Keterangan :

P = Presentase Responden F = Frekuensi Responden N = Jumlah Responden

(52)

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di Kota Dili. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian pada wilayah tersebut karena Dili kota terbesar serta ibukota Timor Lorosae. Jumlah exemplar terbanyak yang diterbitkan oleh Suara Timor Lorosae beredar Di kota tersebut artinya, jumlah pembaca aktif surat kabar Suara Timor Lorosae terbanyak ada di kota ini. Jumlah penduduk saat ini di kota Dili sebanyak 221,280 dari total populasi Timor-Leste (1.066.409 jiwa). Dili memiliki jumlah penduduk terbanyak jika dibandingkan dengan distrik lainnya yang ada di Timor-Leste. Ada enam (6) wilayah yang dibagi dalam empat sub distrik (kecamatan: Cristo Rei, Nain Feto, Dom Aleixo, Vera Cruz) yang terdiri atas 48 suco (desa) dan 243 aldeia (kampung):

Utara : Atauro 5 suco (lima desa) Selatan : Vera Cruz 7 (tujuh desa)

Timur : Cristo Rei 7 suco dan Metinaro 3 suco (Cristo Rei tujuh desa dan

Metinaro dua desa)

Barat : Dom Aleixo 4 suco (empat desa) Pusat : Dili, Nain Feto 6 suco (enam desa).

Dari keenam wilayah tersebut diatas peneliti mengambil 4 wilayah yaitu

(53)

penelitian dan penarikan sampel karena di empat wilayah tersebutlah yang memiliki jumlah pembaca Suara Timor Lorosae Paling banyak yang termasuk kategori pembaca aktif.

4.1.2 Gambaran Umum Ibukota Dili

Distrik (Kabupaten) Dili terletak di sepanjang pantai utara pulau Timor, sekitar 60 kilometer ke arah timur dari perbatasan dengan Timor Barat (Atambua). Secara geografis Distrik Dili beraneka ragam. Di samping jalan pesisir dan pantainya, Distrik ini menjangkau sampai daerah bergunung-gunung yang tidak datar dengan luas sekitar 170 km persegi. Distrik Dili mencakup pulau Atauro, yang sekitar 30 kilometer ke arah utara pantai Kota Dili. Pada arah selatan Dili berbatasan dengan Distrik Aileu, ke arah barat Distrik Liquica dan ke arah timur Distrik Manatuto.

Menurut data terakhir dari bagian sensus dan statistik, Distrik Dili mempunyai jumlah penduduk pada saat ini sebanyak 221,280. Daerah yang paling terpadat penduduk di Distrik Dili adalah Zona Dom Aleixo, Zona Cristo Rei dan

Zona Vera Cruz, dimana jumlah penduduknya antara 30.000 dan 40.000 jiwa. Namun jumlah tersebut belum termasuk dengan jumlah pendatang baru yang menyebar disekitar wilayah yang ada pada kota Dili yang diperkirakan berjumlah ribuan akibat dari arus urbanisasi.

(54)

dan Vera Cruz. Setiap zona dibagi lagi ke dalam suco (desa) dan aldeia

(kampung) yang berjumlah 48 dan 243. Suatu dewan menyelenggarakan setiap

suco dan aldeia yang dipimpin chefe (kepala/ kepala desa).

Wilayah (zona) Atauro ada 5 desa meliputi: Beloi, Biqueli, Macadade, Maquili, Vila Maumeta. Cristo Rei ada tujuh desa yaitu: Balibar, Becora (sucos urbanos), Bidau Santana (sucos urbanos), Camea (sucos urbanos),

Culuhun (sucos urbanos), Hera,Meti Aut (sucos urbanos. Dom Aleixo ada empat desa: Bairro Pite (sucos urbanos), Comoro (sucos urbanos), Fatuhada (sucos urbanos), Kampung Alor (sucos urbanos). Metinaro ada dua desa: Duyung, Sabuli Nain Feto ada enam desa: Acadiru Hun, Bemori (sucos urbanos), Bidau Lecidere, Gricenfor, Lahane Oriental (sucos urbanos), Santa Cruz (sucos urbanos. Vera

Cruz ada tujuh desa: Caicoli (sucos urbanos), Colmera (sucos urbanos), Dare, Lahane Ocidental, Mascarenhas (sucos urbanos), Motael, Vila Verde (sucos

urbanos).

Dari ke enam wilayah (Zona) tersebut peneliti hanya mengambil empat wilayah yang dijadikan lokasi penelitian yaitu: Cristo Rei, Dom Aleixo, Nain Feto, Vera Cruz. Dengan alasan bahwa dari keempat wilayah tersebut merupakan daerah perkotaan yang mana dengan jumlah pembaca aktif Suara Timor Lorosae terbanyak.

4.2 Gambaran Umum Sur at Kabar “Suar a Timor Lorosae”

(55)

komunikasi secara efisien. Manusia berkomunikasi dengan yang lainnya agar ia dapat tetap mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat informasi dari orang lain dan ia memberikan informasi kepada orang lain. Ia perlu mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya, di kotanya, di negaranya, dan semakin lama semakin ingin tahu apa yang terjadi di dunia. Surat kabar mempunyai fungsi sebagai media edukasi, informasi, dan hiburan bagi khalayak, maka dari itu media massa khususnya surat kabar memberikan informasi-informasi aktual, menarik dan universalitas yang disajikan melalui berbagai rubrik bagi khalayaknya yang heterogen, mulai dari remaja, dewasa, dan orang tua.

Suara Timor Lorosae adalah kelahiran kembali Suara Timor-Timur. Makna dari nama itu tetap sama. Perbedaannya adalah perubahan dan penggantian kata Timur ( bahasa Indonesia) dengan Lorosae (bahasa Tetum). Perubahan nama surat kabar ini mengandung makna untuk memberikan tekanan pada status dan identitas baru Timor-Leste. Perubahan lainnya adalah diatas kata Suara

ditempatkan kata A VOZ DE (dalam ukuran kecil) dimana memungkinkan untuk bisa dibaca Suara Timor Lorosae (STL) atau A VOZ de Timor Lorosae. Dalam bahasa Inggris artinya sama yaitu The Voice of East Timor. Pemaknaan dan pergantian nama ini merupakan kompromi setelah berkonsultasi secara luas dengan berbagai pihak, termasuk beberapa leader politik Timor-Leste dan tokoh agama.

(56)

Alasan lainnya untuk mempertahankan kata Suara karena Suara Timur Timur selama tujuh tahun perjalanannya (Februari 1993-September 1999) telah menempatkan diri sebagai institusi pers yang bebas, independen dan imparsial.

Motto surat kabar juga mengalami perubahan. awalnya Suara Timor-Timur atau Suara Timor Lorosae (saat ini), menggunakan motto “Persatuan dan Kesatuan” dan beberapa tahun kemudian sejalan dengan perkembangan politik yang terjadi motto ini mengalami perubahan ke “menyuarakan Kebenaran dan Keadilan”. Pada saat menerbitkan kembali pada Juli 2000 dengan menggunakan motto Kna’ar no mata dalan ba sosiedade foun (kewajiban untuk melayani generasi baru). Kemudian berganti lagi dengan motto “Mata Dalan ba Sociedade Livre” (mengarahkan masyarakat pada era kebebasan). Motto ini dipakai hingga sekarang.

(57)

Survey yang dilakukan oleh International Republican Institute (IRI) dari USA pada tahun 2004 mengatakan bahwa STL adalah surat kabar unggulan yang dibaca banyak orang.

Hal tersebut diatas diungkapkan dengan mengemban visi dan misi serta kultur institusi yang dibangun dalam menyongsong masa depan, yaitu:

1. Divisualisasikan sebagai aset Negara yang dapat menerangi dan menuntun masyarakat Timor-Leste.

2. Pioner dalam peliputan media, independen, dan memimpin di sektor informasi dan dikenal dia wilayah Asia Pasifik.

3. Prihatin terhadap suara tak terdengar dari mayoritas, kelemahan dan orang-orang yang terpinggirkan, dengan tegas mengikuti kode etik professional, norma-norma institusi sesuai kebenaran dan filosofi cinta. 4. berkomitmen untuk menjadi sumber informasi yang benar, keterbukaan,

kredibel, dapat dipercaya dan diakui.

5. Semua informasi adalah bernilai-tambah (value-added), memberi inspirasi, menciptakan optimisme, meningkatkan intelektualitas dan menumbuhkan masyarakat Timor-Leste yang bebas dari kemiskinan, menjadi mandiri, terdidik, sehat, menghormati prinsip-prinsip hak asasi manusia dan demokrasi, hukum, kepentingan bersama, civilized , dan toleran untuk mencapai negara dan pengembangan karakter.

(58)

7. Berkomitmen untuk mencoba semua peralatan teknologi yang tersedia di era modern dalam peliputan dan multimedia dengan tujuan untuk mencapai penyebaran informasi yang cepat dan mudah diakses oleh masyarakat di daerah pelosok.

8. Berkomitmen untuk menyediakan pelayanan kepada pelatih-pelatih/instruktur-instruktur, para pelanggan, para pemasang iklan, para pembaca, para pendengar, para penonton, dan masyarakat (stakeholders) sebagai mitra utama.

9. Membangun dan mengembangkan kultur institusi yang kokoh (prevails) dan melayani mitra utama dengan baik.

10.Membangun dan mengembangkan rasa memiliki dari organisasi sebagai tempat untuk belajar, bekerja, berkarir dan kepuasan.

11.Mengembangkan kultur kerja keras, disiplin, dedikasi, bertanggung jawab, inovatif, kreatif, melihat ke depan (future-oriented) dan menjadi bagian dari tim yang solid.

Membangun nilai kekeluargaan dan kebersamaan, menghormati antara staf sebagai aset, kesempatan yang sama untuk pengembangan diri tanpa memandang latar belakang politik, ekonomi, kultur, jender dan senioritas. Semua kegiatan group, fasilitas cetak, pusat pelatihan, dan perpustakaan berfungsi dengan baik.

(59)

isi berita secara khusus maupun rubrik secara umumnya. Kebijakan penggunaan empat bahasa kemudian ditinjau kembali 3 tahun kemudian berdasarkan kemampuan berbahasa dan menulis secara jurnalistik dalam bahasa Portugis dan Inggris dan juga melihat pada kenyataan bahwa mayoritas masyarakat Timor-Leste yang masih kurang memahami kedua bahasa tersebut dengan baik, maka pihak manajemen memutuskan untuk memakai bahasa Tetum dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang digunakan dalam pemberitaan secara khususnya.

Kompleks STL terdapat dua gedung, dimana gedung utama digunakan untuk perpustakaan, pusat pelatihan, ruang pameran, manajemen dan bisnis. Fasilitas pelatihan dan perpustakaan di gedung ini didanai oleh Pemerintah Jepang untuk Yayasan Tatoli Naroman dan diresmikan pada Desember 2005. Gedung yang kedua UUISTALLO adalah sumbangan pemerintah Finlandia. Gedung ini berlantai dua, dimana lantai pertama digunakan untuk menempatkan alat-alat cetak, sementara lantai kedua digunakan untuk news room, editing, studio TV dan radio.

(60)

adalah: 1.600 eksemplar untuk langganan dan penjualan eceran, 250 eksemplar untuk langganan distrik. Melalui program kerjasama pemerintah dengan TLPC membeli 800 eksemplar per harinya untuk didistribusikan kepada 442 suku yang ada di seluruh Timor-Leste.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan surat kabar harian Suara Timor Lorosae yang merupakan pelopor surat kabar harian di Timor-leste yang berpusat di ibukota Dili. Surat kabar Suara Timor Lorosae memiliki 10 rubrik utama yang dikemas menggunakan empat bahasa dan disajikan dalam 16 halaman, yaitu antara lain:

1. Halaman utama berisi berita Utama dan juga beberapa berita lainnya serta iklan.

2. Halaman kedua berisi Politika no Lei (Politik dan Hukum/ Regulasi) berisi berita seputar kondisi politik, kebijakan dan regulasi di Timor Leste, dan juga pada halaman tersebut terdapat iklan produk.

3. Halaman ketiga adalah Sidade (Kapital/ Perkotaan) berisi berita tentang kejadian dan beberapa informasi seputar kota Dili.

4. Pada halaman empat, lima dan enam adalah Distritu (kabupaten) berisi berita dan informasi yang terjadi di distrik (kabupaten) yang ada di Timor Leste.

5. Pada halaman Publisidade (publikasi) halaman ke tujuh, berisi aneka macam iklan produk minuman, makanan dan kebutuhan pokok sehari-hari. 6. Pada Halaman ini, halaman delapan dan sembilan berisi berita Desporto

(61)

menggunakan bahasa indonesia, dan biasanya berita-berita tersebut dikutip atau diambil dari media cetak lain. Adapula beberapa iklan dan juga informasi yang dikemas dalam bahasa inggris dan bahasa Portugues pada halaman ini.

7. Pada halaman 10, Ekonomi Nasional berisi berita tentang pertumbuhan ekonomi dan berita seputar harga barang dan jasa, disajikan dengan menggunakan bahasa tetum.

8. Halaman 11 yaitu kolom opini (Opiniaun), berisi opini yang biasanya di tulis dalam bahasa Tetum dan juga dalam bahasa Indonesia.

9. Halaman 12 dan 13 adalah kolom Internasional, umumnya berisi berita dan kejadian seputar manca Negara termasuk kejadian-kejadian yang terjadi di Indonesia. Dalam kolom ini berita tersebut dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia. Berita-berita tersebut dikutip atau diambil dari media lain, yaitu antara lain Kompas dan lain-lain.

10.Halaman 14, Ksolok ( Informasi dan Hiburan).

11. Halaman 15 berisi sejumlah berita, yaitu berita nasional dan Internasional dan juga merupakan kolom sambungan berita dari halaman pertama. 12.Pada halaman terakhir, yaitu Profile, Naran & Atividade ( Profil, Nama

dan Aktivitas) berisi beberapa figur-figur nasional dan juga manca Negara, serta informasi tentang kegiatan masing-masing figur tersebut.

(62)

4.3 Penyajian, Analisis dan Interpretasi Data

Pada bab ini peneliti akan menyajikan data secara satu persatu dengan menggunakan table frekuensi dan menyertakan analisis sesuai permasalahan masing-masing. Rumus yang digunakan adalah:

Dari 100 kuesioner yang disebarkan oleh peneliti ke pembaca Suara Timor Lorosae di empat wilayah (Cristo Rei, Dom Aleixo, Vera Cruz dan Nain Feto) di kota Dili, diperoleh data responden mengenai usia, jenis kelamin, pekerjaan responden serta bahasa yang dipahami. Berikut ini peneliti akan menguraikan jumlah responden berdasarkan usia:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasar kan Usia

(63)

Berdasarkan tabel 4.1, sebagian besar responden berusia 27 hingga 31 tahun yaitu 31 orang atau sebanyak 31 %. Dari hasil yang diperoleh ini, dapat di interpretasikan bahwa surat kabar Suara Timor Lorosae adalah surat kabar dengan kategori pembaca dewasa. Pembaca dengan usia 27 hingga 46 tahun adalah yang terbanyak dengan jumlah rata-rata 17% hingga 31%. Realitas yang peneliti amati di lapangan dari penarikan sampel responden menunjukkan rata-rata pembaca surat kabar Suara Timor Lorosae adalah para orang dewasa ataupun orang tua, minat membaca Koran Suara Timor Lorosae lebih besar yang berusia dewasa, walaupun terdapat 5 persen pembaca dengan kategori usia remaja (17 tahun) yang suka membaca Koran Suara Timor Lorosae. Namun usia kategori remaja masih termasuk terendah sebagai pembaca aktif surat kabar Suara Timor Lorosae.

Jadi media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu bahkan lapisan sosial (Sugiharti, komunikasi Massa, 2000: 3). Media massa dalam penelitian ini adalah surat kabar Suara Timor Lorosae. Dan dari hasil penyebaran kuesioner dapat diketahui bahwa surat kabar Suara Timor Lorosae sebagai komunikator mempunyai komunikan yang terdiri dari beragam usia, yaitu antara lain: 17 hingga 46 tahun.

Berikut ini adalah data responden berdasarkan jenis kelamin seperti yang terlihat pada tabel 4.2:

Tabel 4.2 Responden berdasar kan J enis Kelamin

No Jenis Kelamin Frek. Prosentase

1 Laki - laki 63 63%

2 Perempuan 37 37%

(64)

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki merupakan kategori jenis kelamin pembaca terbanyak, yaitu sebanyak 63 orang atau 63% dari keseluruhan responden. Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan hanya berjumlah 37 orang atau 37 %. Jadi, dari data diatas bahwa responden/ pembaca laki-laki lebih sering atau lebih banyak membaca surat kabar Suara Timor Lorosae daripada pembaca perempuan. Sesuai dengan hasil analisis dari peneliti dengan pengamatan dilapangan bahwa, rubrik-rubrik yang disajikan oleh surat kabar Suara Timor Lorosae cenderung menarik perhatian pembaca laki-laki. Contohnya dengan rubrik Politik no Lei (Politik dan Hukum/ Regulasi) dan Desporto (Olahraga) yang mana selalu digemari oleh kaum laki-laki (dianalisis dari alasan pembaca yang ada pada tabel 4.7 yaitu Rubrik yang disukai dan paling banyak dibaca).

Akan tetapi ada pula pilihan rubrik yang biasanya menarik perhatian perempuan yaitu seperti rubrik Ksolok (Informasi dan Hiburan), Publisidade

(Publikasi) yang mana cenderung diminati oleh kaum perempuan (dianalisis dari tabel 4.7 yaitu Rubrik yang disukai dan paling banyak dibaca).

(65)

Di bawah ini adalah data responden mengenai jenis pekerjaan: Tabel 4.3 Data Responden berdasar kan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase

1 Pelajar/ Mahasiswa 10 10%

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa responden yang berprofesi sebagai wiraswasta adalah 36 orang atau 36% lebih banyak jika dibandingkan dengan profesi lain. Pada urutan dua jumlah responden berdasarkan pekerjaan adalah kategori lainnya (tidak termasuk empat kategori yang peneliti cantumkan diatas) dengan jumlah responden 21 orang atau 21%. Responden dengan pekerjaan pegawai negeri adalah 20 orang atau 20%. Pegawai negeri berada pada urutan ketiga terbanyak, dari total responden berdasarkan pekerjaan. Urutan ke empat adalah responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 13 orang atau 13%. Dan terakhir dengan jumlah 10 orang yaitu yang paling sedikit adalah dari profesi pelajar/ mahasiswa. Surat kabar Suara Timor Lorosae sebagai media massa (media cetak) menerbitkan dan memberi informasi atau berita-berita diperuntukkan bagi semua kalangan tanpa terkecuali baik itu wiraswasta, profesi lainnya, pegawai negeri, tidak bekerja, maupun pelajar/ mahasiswa.

Gambar

Tabel 1.  Jumlah Penduduk Kota Dili .......................................................
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kota Dili
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Responden berdasarkan Jenis Kelamin
+5

Referensi

Dokumen terkait

dan Penanda Konjungsi Rubrik Semarangan pada Surat Kabar Suara Merdeka Edisi 13 Januari – 4 Februari 2012. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

Berdasarkan penelitian tentang analisis diksi dan penanda konjungsi pada rubrik semarangan dalam surat kabar Suara Merdeka edisi 14 Januari – 11 Februari 2012. Dapat

Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kalimat aktif yang digunakan dalam surat kabar Suara Merdeka kolom Ekonomi-Bisnis edisi Agustus

Pernyataan-pernyataan di bawah ini untuk mengetahui kepuasan yang dicari atau diinginkan pembaca ketika membaca berita olahraga di Surat Kabar Harian Jogja yang pasti dipengaruhi oleh

Dari hasil analisis, ditemukan bentuk-bentuk dan jenis-jenis campur kode pada rubrik olahraga “Spirit” surat kabar Suara Merdeka edisi 13 April-15 Mei 2015 Adapun hasil

Dari hasil analisis, ditemukan bentuk-bentuk dan jenis-jenis campur kode pada rubrik olahraga “Spirit” surat kabar Suara Merdeka edisi 13 April-15 Mei 2015 Adapun hasil

Alasan peneliti memilih kalimat aktif dan pasif dalam surat kabar Suara Merdeka, karena (1) mengingat pembahasan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah kajian

Dari sinilah peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana sikap pembaca tentang pemberitaan 361 Ribu Tabung Elpiji Rawan Bocor pada harian surat kabar Jawa