• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Diterbitkan oleh

Akademi Kebidanan Bakti Utama

Pati

Jurnal Kebidanan dan

Kesehatan Vol. 2 No. 2 Hal. 36–74

Pati Januari 2012

ISSN 2087-4154

ISSN 2087-4154

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan

(Journal of Midwifery Science and Health)

Vol. 2 , No. 2 Januari 2012

PERBEDAAN STATUS BERAT BADAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN BAYI YANG MENDAPAT SUSU FORMULA DI DUKUH ANGIN-ANGIN DESA

BUKO KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011 Puji Hastuti dan Novi Rizki Fitriyanti

HUBUNGAN PERAWATAN PERINEUM DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI BPS ERLAWATI DESA BUMIREJO KECAMATAN JUWANA KABUPATEN

PATI

Sri Hadi Sulistiyaningsih dan Futri Widyaningsih

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI IBU PRIMIPARA PADA BAYI USIA 1 – 6 BULAN DENGAN KEJADIAN PUTING LECET DI DESA PAGENDISAN KECAMATAN WINONG KABUPATEN

PATI

Yuli Irnawati dan Umi Rosida

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMILIH TEMPAT PERSALINAN DI RUMAH DI DESA GADU KECAMATAN SAMBONG

KABUPATEN BLORA Etni Dwi Astuti dan Ike Devi Fitriana

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DUA HARI DENGAN PRAKTEK SENAM NIFAS DI BPS SRI HANDAYANI DESA WATES KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN

KUDUS TAHUN 2011 Jumiati dan Siti Sholihah

PERBEDAAN IBU BERSALIN YANG MELAKUKAN SENAM HAMIL DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN DI BPS

SUHARTI DESA SUGIHAN KEC. WINONG KAB. PATI TAHUN 2011. Irfana Tri Wijayanti dan Lia Fitriani

(2)

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan

(Journal of Midwifery Science and Health)

Vol. 2, No. 2 Januari 2012

Susunan Dewan Redaksi

Penanggung jawab (Chairman):

Direktur AKBID Bakti Utama Pati

Ketua (Editor in Chief) :

Suparjo, S.Kp., M.Kes.

Sekretaris (Secretary Editor) :

Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes.

Anggota (Section Editors) :

Uswatun Kasanah, S.Si.T., Yuli Irnawati, S.Si.T.,

Redaksi Teknis (Technical Editor): Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T.,M.Kes

Terbit pertama kali : Januari 2012 Administrasi dan Sekretariat :

Hery Siswanto, A.Md., Anisa Widyastuti, Septi Diyah Alamat :

Jl. Ki Ageng Selo No.15 Pati, e-mail : akbidbup@gmail.com

Jurnal Ilmu Kebidanan

dan Kesehatan Vol. 2 No. 2 Hal. 36-74

Pati Januari 2012

ISSN 2087-4154 Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan terbit dua kali dalam setahun (Januari dan Juli)

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) merupakan wadah atau sarana yang menerbitkan tulisan ilmiah hasil-hasil penelitian maupun nonhasil penelitian di bidang ilmu-ilmu kebidanan khususnya dan ilmu-ilmu kesehatan pada umumnya yang belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses penerbitan di jurnal-jurnal ilmiah lain. Redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah maksud atau substansi dari naskah yang dikirimkan. Naskah yang belum layak diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan tidak dikembalikan kepada pengirimnya, kecuali atas permintaan dari penulis yang bersangkutan.

(3)

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan

(Journal of Midwifery Science and Health)

Vol. 2, No. 2 Januari 2012

DAFTAR ISI

PERBEDAAN STATUS BERAT BADAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN BAYI YANG MENDAPAT SUSU FORMULA DI DUKUH ANGIN-ANGIN DESA BUKO KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011……… 36-43 Puji Hastuti dan Novi Rizki Fitriyanti

HUBUNGAN PERAWATAN PERINEUM DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI BPS ERLAWATI DESA BUMIREJO KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI ... 44-49 Sri Hadi Sulistiyaningsih dan Futri Widyaningsih

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI IBU PRIMIPARA PADA BAYI USIA 1 – 6 BULAN DENGAN KEJADIAN PUTING LECET DI DESA PAGENDISAN KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI... 50-55 Yuli Irnawati dan Umi Rosida

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMILIH TEMPAT PERSALINAN DI RUMAHDI DESA GADU KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA... 56-64 Etni Dwi Astuti dan Ike Devi Fitriana

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DUA HARI DENGAN PRAKTEK SENAM NIFAS DI BPS SRI HANDAYANI DESA WATES KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN 2011...64-69 Jumiati dan Siti Sholihah

PERBEDAAN IBU BERSALIN YANG MELAKUKAN SENAM HAMIL DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN DI BPS SUHARTI DESA SUGIHAN KEC. WINONG KAB. PATI TAHUN 2011... 70-74 Irfana Tri Wijayanti dan Lia Fitriani

(4)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMILIH TEMPAT PERSALINAN DI RUMAH DI DESA GADU KECAMATAN SAMBONG

KABUPATEN BLORA

Etni Dwi Astuti, S. Si. T.1 dan Ike Devi Fitriana2

1

Staf Pengajar Akbid Bakti UtamaPati, 2Alumni Akbid Bakti Utama Pati ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMILIH TEMPAT PERSALINAN DI RUMAH DI DESA GADU KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA. Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi sebagian besar adalah kematian neonatal yang berkaitan dengan status kesehatan ibu saat hamil, pengetahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan dan peranan tenaga kesehatan serta ketersediaan fasilitas kesehatan.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih tempat persalinan di rumah di Desa Gadu kecamatan Sambong kabupaten Blora. Rancangan penelitian menggunakan diskriptif analitik, dengan metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang bersalin dirumah di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora sebanyak 30 orang ibu bersalin di rumah. Sampel penelitian sebanyak 30 orang ibu bersalin di rumah teknik sampel yang digunakan adalah total sampling.

Hasil penelitian sebagian responden mempunyai umur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), umur < 20 tahun sebanyak 7 orang (23,3%) dan umur > 35 tahun sebanyak 1 orang (3,3%), mempunyai pendidikan dasar sebanyak 19 orang (63,3%), pendidikan menengah sebanyak 10 orang (33,3%) dan pendidikan tinggi sebanyak 1 orang (3,3%), mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 22 orang (73,3%), pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (6,7%) dan pengetahuan baik sebanyak 6 orang (20%) mempunyai pendapatan rendah sebanyak 21 orang (70%) dan pendapatan tinggi sebanyak 9 orang (30%) dan mempunyai sosial budaya buruk sebanyak 22 orang ( 73,3%), sosial budaya baik sebanyak 8 orang (26,7%). Berdasarkan hasil uji Chi Square didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pendidikan, pengetahuan, pendapatan dan sosial budaya dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah dan tidak ada hubungan antara umur dengan ibu memilih tempat persalinan dirumah di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Kata Kunci : Pemilihan Tempat persalinan di rumah PENDAHULUAN

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras terus menerus. Salah satu faktor tingginya AKI di Indonesia adalah disebabkan karena relatif masih rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan. Departemen kesehatan menetapkan target 90 persen persalinan ditolong oleh tenaga medis pada tahun 2010. Perbandingan dengan hasil survei SDKI bahwa persalinan yang ditolong oleh tenaga medis profesional meningkat dari 66 persen dalam SDKI 2002-2003 menjadi 73 persen dalam SDKI 2007. Angka ini relatif rendah apabila dibandingkan dengan negara

(5)

tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand dimana angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan hampir mencapai 90 persen (Depkes 2007).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi sebagian besar adalah kematian neonatal yang berkaitan dengan status kesehatn ibu saat hamil, pengetahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan dan peranan tenaga kesehatan serta ketersediaan fasilitas kesehatan (Eny dkk, 2009).

Sebagian besar penyebab angka kematian ibu dapat diatasi dengan cepatnya pertolongan dan kemampuan ibu dalam mencari atau memilih pertolongan persalinan. Kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan bagi individu maupun keluarga dapat dipengaruhi beberapa hal, antara lain umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan pekerjaan (Notoatmodjo, 2002).

Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu dengan Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer, yang mempunyai tujuan sama yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Oleh karena itu, kebijaksanaan Departemen Kesehatan adalah mendekatkan pelayanan obstetri dan neonatal (kebidanan dan bayi baru lahir) kepada setiap ibu hamil sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu : 1). Semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih; 2). Semua komplikasi obstetri mendapat pelayanan rujukan yang adekuat; 3). Semua perempuan dalam usia reproduksi mendapat akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman (Depkes RI, 2001).

Bidan di wilayah pedesaaan diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan normal, kehamilan dengan komplikasi dan kehamilan resiko tinggi, serta mampu memberikan pertolongan persalinan normal, sehingga dapat mempercepat penurunan AKI. (Depkes RI, 2002).

Masih tingginya cakupan ibu bersalin di rumah menurut Nolan (2004) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1). Tingkat pengetahuan meliputi pengertian persalinan di rumah; 2). Sosial budaya, hal ini yang menonjol dipengaruhi oleh ibunya sendiri dan tempat dimana sang ibu melahirkan anak-anaknya. Jika ibunya melahirkan di rumah dan menikmatinya, si wanita mungkin beranggapan bahwa ia juga akan bahagia dengan hal yang sama; 3). Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam menentukan tempat persalinan; 4). Tingkat ekonomi, banyak pasangan suami istri yang beranggapan bahwa bersalin di rumah lebih hemat dibanding bersalin di RS atau rumah bersalin; 5). Keamanan, bahwa melahirkan di rumah jauh lebih aman dibanding di RS atau rumah bersalin karena mereka beranggapan bayinya tidak mungkin tertukar dan tidak terkena infeksi nosokomial; 6). Jarak dengan tempat pelayan kesehatan.

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terbukti efektif menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora mengatakan sejak diterapkannya program tersebut, AKI di Blora selama tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan. Dia mengakui, angka kematian ibu di Blora pada tahun 2008 cukup tinggi yaitu sebanyak 26 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 memang angka kematian ibu di Blora cukup tinggi. Bahkan, dengan jumlah itu Kabupaten Blora menduduki urutan nomor dua tertinggi se-Jawa Tengah. Namun, setahun kemudian yakni pada tahun 2009 melalui berbagai upaya salah satunya melalui P4K, Dinkes berhasil menurunkan angka

(6)

kematian ibu di Blora menjadi 22 orang per 100.000 kelahiran hidup (http://www.antarajateng.com).

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, sejak pertengahan tahun 2010 sampai sekarang tercatat AKI sebanyak 5 orang per 100 ribu kelahiran hidup. Teknik yang digunakan yaitu pada setiap ibu hamil, diberi stiker dan kartu (catatan) tentang perencanaan persalinan yang memuat taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, transportasi ke tempat persalinan, dan calon pendonor darah. Pada dasarnya setiap ibu hamil mempunyai resiko, dan semua persalinan dapat terjadi komplikasi. Pada saat ibu hamil ada kriteria antara lain ada potensi resiko/potensi gawat, resiko/ada gawat dan ada tanda bahaya, selain itu juga ada gawat darurat. Sehingga, kartu (catatan) tersebut baik bagi ibu hamil maupun petugas di lapangan dapat mengetahui secara pasti kondisi ibu hamil, sehingga dapat melakukan langkah-langkah antisipasi. Ada potensi resiko/potensi gawat, misalnya ibu hamil terlalu muda atau terlalu tua yang dalam kartu tersebut tercatat, termasuk jika ibu hamil ada resiko/ada gawat/ada tanda bahaya, seperti anemia, malaria, tuberkulosa paru dan hamil kembar, apalagi saat hamil ada gawat darurat. Untuk itu, program tersebut akan terus dilakukan karena selain terbukti efektif menurunkan AKI di Blora juga memudahkan petugas/bidan untuk mengetahui kondisi ibu hamil. Selain program P4K, juga ada program lain yang dilakukan, yakni dengan menambah jumlah bidan di Blora. Jumlah Bidan se-Blora sebelumnya hanya 209 bidan, namun kini bertambah menjadi 400 bidan. Jadi dari 295 desa/kelurahan se-Blora sudah tercakup semuanya. Saat ini tiap-tiap desa/kelurahan sudah ada satu orang bidan (http://www.antarajateng.com).

Tabel 1.1

Data Jumlah Persalinan bulan Januari sampai Desember 2010 Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Nomor Tahun 2010 Bulan

Tempat Persalinan

PKD Dukun Fasilitas Kesehatan Rumah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 3 2 1 2 3 2 2 1 3 2 3 2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 4 3 3 4 2 2 3 3 1 3 4 3 2 3 5 4 3 4 3 5 4 3 6 4 Total 26 4 35 46 Nomor Tahun 2011 Bulan Tempat Persalinan

PKD Dukun Fasilitas Kesehatan Rumah (Sumber : Data Bidan Desa Gadu)

Tabel 1.2

Data Jumlah Persalinan bulan Januari sampai Februari 2011 Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

(7)

1. 2. Januari Februari 1 2 1 0 3 4 5 3 Total 3 1 7 8

Berdasarkan tabel diatas, peneliti melakukan wawancara terhadap 10 Ibu yang melakukan persalinan di rumah dengan hasil 5 orang Ibu mengatakan bahwa bersalin di rumah biayanya lebih murah dan bisa ditunggui oleh keluarga meliputi suami, orang tua dan saudara tanpa batasan waktu. Dari 5 orang tersebut 2 orang berumur > 35 tahun dan berpendidikan SD, sedangkan 3 orang berumur < 20 tahun dan berpendidikan SMP. 3 orang Ibu berpendidikan hanya dasar yaitu SD dan berumur > 35 tahun sehingga pengetahuannya kurang tentang pemilihan tempat persalinan yang baik dan beranggapan bahwa kalau Ibu sehat bayinya juga sehat sehingga Ibu tidak pernah periksa di tempat bidan, padahal Bidan sudah memberikan penyuluhan tentang kehamilan maupun persalinan, tetapi Ibu banyak yang tidak datang. Sedangkan 2 orang Ibu berumur > 20 tahun dan berpendidikan SD mengatakan bersalin di rumah merupakan budaya peninggalan nenek moyang yang selalu melakukan persalinan di rumah dan tidak mau datang ke tempat bidan dengan alasan jarak yang jauh. Jarak antara rumah Ibu dengan Bidan kurang lebih 10 km, dan tidak adanya transportasi,hanya ada transportasi sepeda motor sehingga sulit untuk ke rumah Bidan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Memilih Tempat Persalinan Di Rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.”

BAHAN DAN CARA PENELITIAN

Rancangan yang digunakan adalah penelitian diskriptif analitik dilakukan dengan pendekatan Cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara observasi dan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach), artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakteristik atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, pengetahuan, pendapatan, sosial budaya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemilihan tempat persalinan di rumah. variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010 : 103).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu Bersalin di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. Jumlah populasinya dari bulan Agustus 2010 – Februari 2011 adalah 30 ibu bersalin di rumah

sampelnya adalah ibu bersalin di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora sebanyak 30 ibu bersalin di rumah. Tehnik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Penelitian ini menggunakan total sampling yaitu didasarkan pada suatu

(8)

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi sebelumnya (Soekidjo, 2005).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Dari 30 responden menunjukkan bahwa yang mempunyai umur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), yang memiliki umur < 20 tahun sebanyak 7 orang (23,3%) dan yang memiliki umur > 35 tahun sebanyak 1 orang (3.3%). responden mempunyai pendidikan dasar yaitu sebanyak 19 orang (63,3%), yang memiliki pendidikan menengah sebanyak 10 orang (33,3%) dan yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 1 orang (3,3 %). responden mempunyai pengetahuan kurang yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (6.7%) dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 6 orang (20%). responden mempunyai pendapatan rendah yaitu sebanyak 21 orang (70%) dan yang memiliki pendapatan tinggi sebanyak 9 orang (30%). responden mempunyai sosial budaya buruk yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), yang mempunyai sosial budaya baik sebanyak 8 orang (26,7%). responden memilih tempat persalinan di rumah yaitu sebanyak 28 orang (93.3%) dan yang tidak di rumah sebanyak 2 orang (6.7%).

Diperoleh chi square hitung chi-square hitung adalah 0.779 < chi-square tabel df : 2 taraf signifikan 5% adalah 5.991. Sedangkan berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,677, atau probabilitas di atas 0,05. Dengan demikian tidak ada hubungan antara umur dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. chi square hitung chi-square hitung adalah 15.536 > chi-square tabel df : 2 taraf signifikan 5% adalah 5.991. Sedangkan berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,000, atau probabilitas di bawah 0,05. Dengan demikian ada hubungan antara pendidikan dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. chi-square hitung adalah 8.571 > chi-square tabel df : 2 taraf signifikan 5% adalah 5.991. Sedangkan berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,014, atau probabilitas di bawah 0,05. Dengan demikian ada hubungan antara pengetahuan dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. square hitung adalah 5.00 > chi-square tabel df : 1 taraf signifikan 5% adalah 3.84. Sedangkan berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,025, atau probabilitas di bawah 0,05. Dengan demikian ada hubungan antara pendapatan dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. Diperoleh square hitung adalah 5.893 > chi-square tabel df : 1 taraf signifikan 5% adalah 3.84. Sedangkan berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,015, atau probabilitas di bawah 0,05. Dengan demikian ada hubungan antara sosial budaya dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.

B. Pembahasan

1. Hubungan Umur Dengan Ibu Memilih Tempat Persalinan Di Rumah Di

Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden mempunyai umur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), yang memiliki umur < 20 tahun sebanyak 7 orang (23,3%) dan yang memiliki umur > 35 tahun sebanyak 1 orang (3.3%).

(9)

Menurut Hartanto (2004) umur dibawah 20 tahun termasuk umur muda sebaliknya tidak mempunyai anak terlebih dahulu, sedangkan umur antara 20-35 tahun termasuk usia reproduktif sehat merupakan umur yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan. Sedangkan umur diatas 35 tahun termasuk umur tua biasanya ibu tidak boleh hamil lagi.

Berdasarkan analisis statistik diperoleh chi square hitung adalah 0.779 < chi-square tabel df : 2 taraf signifikan 5% adalah 5.991. Sedangkan berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,677, atau probabilitas di atas 0,05. Dengan demikian tidak ada hubungan antara umur dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa umur bukan merupakan faktor yang menentukan ibu memilih tempat persalinan di rumah.

2. Hubungan Pendidikan Dengan Ibu Memilih Tempat Persalinan Di Rumah

Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa yang paling banyak adalah responden dengan pendidikan dasar yaitu sebanyak 19 orang (63,3%), yang memiliki pendidikan menengah sebanyak 10 orang (33,3%) dan yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 1 orang (3,3%).

Pendidikan ibu yang rendah disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan oleh kemampuan ekonomi ibu yang rendah untuk mendapatkan, pendidikan tinggi. Terkait dengan pemilihan tempat persalinan yang sesuai dengan kondisi kesehatan ibu dan janin, misalnya melahirkan di Bidan atau RS. Sedangkan ibu yang memiliki pendidikan rendah maka kurang memiliki informasi tentang pemilihan tempat persalinan sehingga ibu cenderung memilih tempat persalinan yang nyaman bagi ibu walaupun tidak mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin yaitu di rumah.

Berdasarkan analisis statistik diperoleh chi square hitung adalah 15.536 > chi-square tabel df : 2 taraf signifikan 5% adalah 5.991. Sedangkan berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,000, atau probabilitas di bawah 0,05. Dengan demikian ada hubungan antara pendidikan dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.

Ibu yang memiliki pendidikan tinggi maka akan lebih mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang seperti memilih tempat persalinan di rumah.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh bahwa semakin rendah pendidikan ibu, maka ibu akan cenderung memilih tempat persalinan di rumah karena informasi tentang tempat persalinan yang aman sulit diterima oleh ibu dengan pendidikan rendah.

3. Hubungan Pengetahuan Dengan Ibu Memilih Tempat Persalinan Di

Rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa yang paling banyak adalah responden dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (6,7%), dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 6 orang (20%).

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpengetahuan kurang, hal ini disebabkan karena rendahnya jenjang pendidikan yang ditempuh oleh responden. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan

(10)

menunjukkan bahwa kebanyakan responden hanya menempuh pendidikan dasar (SD, MI, SMP, MTs, dan bentuk lain yang sederajat).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk obyek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.

Berdasarkan analisis statistik diperoleh nilai chi-square hitung adalah 8.571 > chi-square tabel df : 2 taraf signifikan 5% adalah 5.991. Sedangkan berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,014, atau probabilitas di bawah 0,05. Dengan demikian ada hubungan antara pengetahuan dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.

Pengetahuan kurang disebabkan oleh pendidikan ibu yang rendah dan juga kurangnya informasi yang diterima ibu baik dari media cetak maupun elektronik terkait dengan pemilihan tempat persalinan yang tepat. Ibu dengan pengetahuan baik maka akan mengerti tempat persalinan yang aman tidak di rumah yaitu di BPS/ RS, sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang akan menganggap bahwa memilih tempat persalinan di rumah lebih aman.

4. Hubungan Pendapatan Dengan Ibu Memilih Tempat Persalinan Di Rumah

Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa yang paling banyak adalah responden dengan pendapatan rendah yaitu sebanyak 21 orang (70%), yang memiliki pendapatan tinggi sebanyak 9 orang (30%).

Pendapatan ibu yang rendah disebabkan oleh pekerjaan mayoritas ibu adalah petani sehingga penghasilan yang diterima ibu setiap bulan tidak tentu. Hal ini mengakibatkan pendapatan yang diterima menjadi rendah.

Berdasarkan analisis statistik diperoleh nilai chi-square hitung adalah 5.00 > chi-square tabel df : 1 taraf signifikan 5% adalah 3.84. Sedangkan berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,025, atau probabilitas di bawah 0,05. Dengan demikian ada hubungan antara pendapatan dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.

Ibu dengan pendapatan rendah maka akan memilih tempat persalinan di rumah karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan memilih tempat persalinan di BPS / RS.

5. Hubungan Sosial Budaya Dengan Ibu Memilih Tempat Persalinan Di

Rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa yang paling banyak adalah responden dengan sosial budaya buruk yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), yang mempunyai sosial budaya baik sebanyak 8 orang (26,7%).

Berdasarkan analisis statistik diperoleh nilai chi-square hitung adalah 5.893 > chi-square tabel df : 1 taraf signifikan 5% adalah 3.84. Sedangkan berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,015, atau probabilitas di bawah 0,05. Dengan demikian ada hubungan antara sosial budaya dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah Di Desa Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.

(11)

Ibu dengan sosial budaya buruk maka akan menganggap bahwa melahirkan di rumah lebih baik karena dahulu kala keluarganya juga melahirkan di rumah. Hal ini akan mengakibatkan ibu lebih memilih untuk melahirkan di rumah daripada di BPS/ RS.

Sosial budaya buruk dalam masyarakat disebabkan oleh tradisi yang dipegang oleh masyarakat sangat kuat bahwa apabila orang tuanya dulu bersalin di rumah maka anak-anaknya diharapkan melahirkan keturunannya di rumah juga (Nolan, 2004 ).

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Responden dengan umur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), yang memiliki umur < 20 tahun sebanyak 7 orang (23,3%) dan yang memiliki umur > 35 tahun sebanyak 1 orang (3.3%).

2. Responden dengan pendidikan dasar yaitu sebanyak 19 orang (63,3%), yang

memiliki pendidikan menengah sebanyak 10 orang (33,3%) dan yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 1 orang (3,3 %).

3. Responden dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (6.7%) dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 6 orang (20%).

4. Responden dengan pendapatan rendah yaitu sebanyak 21 orang (70%) dan yang memiliki pendapatan tinggi sebanyak 9 orang (30%).

5. Responden dengan sosial budaya buruk yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), yang mempunyai sosial budaya baik sebanyak 8 orang (26,7%).

6. Ada hubungan antara pendidikan, pengetahuan, pendapatan dan sosial budaya dengan ibu memilih tempat persalinan di rumah.

7. Tidak ada hubungan antara umur ibu dengan memilih tempat persalinan di rumah.

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat memberikan informasi dan penyuluhan tentang pemilihan tempat persalinan yang aman dan nyaman.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dikembangkan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan faktor – faktor yang berhubungan dengan pemilihan tempat persalinan.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi mengenai cara pemilihan tempat persalinan yang aman guna mengurangi komplikasi yang diakibatkan oleh proses kehamilan, persalinan, dan nifas.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu, JS & Zain, S.M (2001). Kamus Umum Bahasa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Dwijanto A. (2002). Reformasi Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Yogyakarta :

Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM.

Hidayat, Asri. Asuhan Kebidanan Persalinan. Penerbit : Nuha Medika. Nolan, Mary. (2004). Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Arcan

Notoatmodjo, Soekijo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

.

Notoatmodjo, Soekijo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka cipta. Poerwadarminta. (2000). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka. Retna, Eny, dkk. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung:

Alfabeta.

Wawan A & Dewi M. (2010). Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Wiludjeng,Rukmini. (2005). Gambaran Penyebab Kematian Maternal di Rumah Sakit. Surabaya : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistim dan Kebijakan Kesehatan Departemen Kesehatan RI

Yanti. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama. http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/persalinan-rumah/. Diakses tanggal 28

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Oscik adsorpsi pada gas atau larutan dapat didefinisikan sebagai peristiwa akumulasi substansi adsorbat pada permukaan adsorben, sedangkan menurut Lyman

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model discovery learning yang di padukan dengan metode diskusi dan pendekatan saintifik yang menuntun peserta didik untuk

Berdasarkan hasil perhitungan Pengukuran Pencapaian Kinerja Kegiatan yang bersumber dari (APBD Kota, APBD Prov dan APBN), maka dapat dikemukakan bahwa tidak

Yang dimaksud tunjangan lain yang sah adalah tunjangan yang diberikan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa selain Sekretaris Desa yang berstatus sebagai PNS

Untuk 4 hari setelah infestasi lalat buah yang mengllasilkan parasitoid sangat sedikit yaitu hanya 1 ekor parasitoid, ini dimungkinkan larva yang acta dalam buah belimbing

Industri bisnis kreatif yang bertujuan untuk mendukung gerakan bisnis hijau atau green business serta mampu menghasilkan produk atau benda tak berwujud yang dapat

bahwa sehubungan dengan maksud huruf a dan guna mendukung penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA - SKPD) Tahun Anggaran 2015 , maka dipandang

menerjemahkan gaya bahasa dalam Lady Chatterley’s Lover karya D.H Lawrence (3) Mengidentifikasi dampak penggunaan teknik penerjemahan terhadap pergeseran jenis gaya