PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN R E A K S I R E D U K S I O K S I D A S I
Oleh:
Basril Simbarta Tarigan NIM. 409331005
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Allah Yang Maha
Kuasa karena berkat kasih, karunia Allah, dan anuhgerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) Simson Tarigan Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi”. Penyusunan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.
Simson Tarigan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, pengarahan, saran, motivasi dan waktunya kepada
penulis sejak perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba,
M.Si, Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si dan Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si sebagai
dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada ibu Dra. Arisa Martina Simanjuntak
selaku guu pamong di tempat penelitian, Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si selaku
dosen PA, Bapak Agus Kembaren S.Si, M.Si selaku Ketua jurusan kimia dan Ibu
dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah membantu penulis selama
perkuliahan.
Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya dan teristimewa kepada
kedua orangtua saya Ayah tercinta Suruhen Tarigan dan Ibu tersayang Maslena
Br Sitepu yang selalu memberi nasehat dan motivasi, menjadi penyemangat,
penguat, yang senantiasa mendoakan penulis, yang telah mengorbankan banyak
hal untuk penulis dan telah memberikan begitu banyak kasih sayang, waktu, dan
materi yang dengan apapun tidak akan terbalaskan dan berjuang keras dalam
v
sarjana. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Kakak tercinta Andy
iii
PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI
Basril Simbarta Tarigan (409331005) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan M3PK dengan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian siswa kelas XI SMK Perguruan Indonesia Membangun 1 Medan yang terdiri dari 6 kelas. Sampel penelitian adalah 2 kelas, yaitu kelas XI Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 2 sebagai kelas eksperimen yang diajar menggunakan M3PK dan kelas XI Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 1 sebagai kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran konvensional. Masing-masing kelas bejumlah 36 orang diambil secara purpossive sampling. Data penelitian diolah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menggunakan uji-t dan hasil penelitian terlebih dahulu diolah untuk mencari rata-rata dan Standart Deviasi (SD). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan M3PK dengan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen adalah 30,27 dengan Standart Deviasi 8,53 dan nilai rata-rata post-test sebesar 82,36 dengan standart deviasi 7,317. Nilai rata-rata pre-test siswa kelas kontrol adalah 31,666 dengan Standart Deviasi 10,555 dan nilai rata-rata post-test sebesar 76,11 dengan Standart Deviasi 7,378. Dari pengujian hipotesis taraf signifikan α = 0,05 untuk data post-test diperoleh thit 3,6269 sedangkan ttab1,6736 sehingga thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan M3PK Simson Tarigan lebih tinggi dari hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan reaksi reduksi oksidasi.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Defenisi Oprasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Hekekat Kimia 7
2.1.2. Pengertian Belajar 8
2.1.3. Hasil Belajar 10
2.2. Model Mengajar 10
2.2.1. Pengajaran Konstruktivisme 11
2.2.2. Pemikiran konstruktivisme 12
2.2.3. Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK)
vii
2.2.4. Konsep Alternatif 17
2.2.5. Kondisi Untuk Melakukan Perubahan Konsep 17
2.2.6. Konsep Baru dan Kemungkinan yang Terjadi 19
2.2.7. Keunggulan Model Mengajar Menginduksi Perubahan
Konsep 20
2.2.8. Penerapan Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep 20
2.2.9. Pebelajaran Konvensional 22
2.3. Materi Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi 24
2.3.1. Reaksi Reduksi Oksidasi 24
2.4. Kerangka Konseptual 30
2.5. Hipotesis Penelitian 31
BAB III METODE PENELITIAN 32
3.1. Lokasi Penelitian 32
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 32
3.2.1. Populasi Penelitian 32
3.2.2. Sampel Penelitian 32
3.3. Variabel Penelitian 32
3.3.1. Variabel Bebas 32
3.3.2. Variabel Terikat 33
3.3.3. Variabel Kontrol 33
3.4. Rancangan Penelitian 33
3.5. Alat Pengumpul Data 34
3.5.1. Validitas Test 35
3.5.2. Reabilitas Test 36
3.5.3. Tingkat Kesukaran Soal 36
3.5.4. Daya Pembeda Soal 37
3.6. Teknik Pengumpulan Data 37
3.7. Teknik Analisis Data 38
3.7.1. Uji Normalitas 38
viii
3.7.3. Peningkatan Hasil Belajar 39
3.7.4. Uji Hipotesis 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41
4.1. Alat Pengumpulan Data 41
4.1.1. Validitas Instrumen Tes 41
4.1.2. Reabilitas Instrumen Tes 41
4.1.3. Tingkat kesukaran Instrumen Tes 42
4.1.4. Daya Pembeda Instruen Tes 42
4.2. Daskripsi Data Hasil Penelitian 42
4.2.1. Hasil Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) Pada Pokok
Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi 43
4.2.2. Deskripsi Nilai Pre Tes Siswa 47
4.2.3. Deskripsi Nilai Pos Tes Siswa 48
4.3. Analisis Data Hasil Penelitian 49
4.3.1. Uji Normalitas 49
4.3.2. Uji Homogenitas 49
4.3.3. Peningkatan Hasil Belajar 50
4.3.4. Uji Hipotesi Penelitian 50
4.4. Pembahasan 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55
5.1. Kesimpulan 55
5.2. Saran 55
x
DAFTAR TABEL
[image:9.595.82.525.107.652.2]Halaman
Tabel 3.1. Desain Penelitian 33
Tabel 4.1. Perbedaan Nilai Pre tes Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen 47
Tabel 4.2. Perbedaan Nilai Post tes Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen 48
Tabel 4.3. Pengujian Normalitas Data Penelitian 49
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Kimia 58
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 60
Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes 72
Lampiran 4. Instrumen Penelitian pada pokok bahasan reduksi oksidasi 74
Lampiran 5. Reaksi Reduksi Oksidasi 79
Lampiran 6. Soal 85
Lampiran 7. Tabel Pemetaan Kemampuan Siswa 86
Lampiran 8.Soal 90
Lampiran 9. Soal 91
Lampiran 10. Soal 92
Lampiran 11. Soal 93
Lampiran 12. Soal 94
Lampiran 13. Soal 97
Lampiran 14. Soal 100
Lampiran 15. Soal 101
Lampiran 16. Soal 102
Lampiran 17. Soal 103
Lampiran 18. Soal 104
Lampiran 19. Soal 107
Lampiran 20. Tabel Validitas dan Reabilitas Instrumen Tes 111
Lampiran 21. Perhitungan Validitas 112
Lampiran 22. Perhitungan Reabilitas 114
Lampiran 23. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 115
Lampiran 24. Tabel Analisis Varian Butir Soal 117
Lampiran 25. Perhitungan Daya Pembeda Tes 118
Lampiran 26. Instrumen Tes (VALID) 120
Lampiran 27. Hasil Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK)
Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi 123
xii
Lampiran 29. Tabel Pemetaan Kemampuan Siswa 132
Lampiran 30. Tabel Nilai Pretes dan Postes 137
Lampiran 31. Perhitungan Rat-Rata, Simpangan Baku, Varians Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen 139 Lampiran 32. Perhitungan Normalitas 141
Lampiran 33. Perhitungan Uji Homogenitas 144
Lampiran 34. Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar 147
Lampiran 35. Perhitungan Uji Hipotesis 150
Lampiran 36. Dokumentsai Penelitian 152
Lampiran 37. Tabel Nilai-Nilai r-ProductMoment 160
Lampiran 38. Tabel Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors 162
Lampiran 39. Tabel Nilai Kritis Distribusi F (Tabel F) 168
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah jelas nyata arah
dan tujuan pendidikan yakni; untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Harapan ini
didukung oleh batang tubuh dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945
menyatakan bahwa pemerintahan akan melaksanakan pendidikan bermutu bagi
setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Untuk menjamin terlaksananya
roh dan jiwa Undang-Undang Dasar 1945, maka dibuatlah undang-undang
pendidikan sebagai pedoman dan praktik pelaksanaan pendidikan. Tujuan
pendidikan semakin dipertegas dan diperjelas substansi dan arahnya yakni
manusia yang cerdas, berbudi luhur, berakhlak mulia dan lainnya (Tim Pengajar,
2011).
Serta didalam Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terncana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif mengembangkan potensi diri siswa untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Sanjaya,
2010).
Untuk merealisasikan tujuan ini, para guru umumnya dan guru IPA pada
khususnya. Memiliki visi dan persepsi yang jelas tentang tugas dan profesi guru.
Sehingga dalam guru timbul rasa cinta dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas
dan profesi yang diemban guru tersebut. Selain itu, dalam diri guru senantiasa ada
dorongan untuk semakin meningkatkan kemampuan professional guru.
Dengan mewawancarai guru mata pelajaran kimia kelas XI SMK
Perguruan Indonesia Membangun 1 Medan. Nilai hasil belajar siswa banyak tidak
memenuhi kreteria kelulusan minimum (KKM) dengan KKM 65 dan minat
belajar siswa juga terhadap mata pelajaran kimia masih kurang, hal ini disebabkan
penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, konsep pengetahuan awal
siswa masih kurang tepat, kondisi lingkungan siswa dan banyak hal lainnya.
2
Untuk itu perlu adanya perbaikan aspek-aspek yang berkaitan dengan sistem
pendidikan di sekolah ini. Dari keseluruhan perangkat tenaga penggerak sektor
pendidikan, guru merupakan pelaksana yang sangat menentukan.
Para pakar dan peneliti pendidikan, juga para guru yang memandang
tugas pendidikan sebagai suatu profesi yang dinamis dan senantiasa berubah dan
berkembang: pada umumnya sepakat bahwa tugas guru bukan hanya sebagai
penyampai informasi pengetahuan tetapi lebih dari itu seorang guru berperan
memupuk pengertian dan membimbing siswa belajar sendiri sehingga siswa
menemukan pengertian-pengertian dan prinsip-prinsip yang seharusnya siswa
ketahui.
Arthur Costa dalam Tarigan (2012) mendukung pendapat diatas, dengan
mengatakan peranan guru yang utama adalah menciptakan situasi dan iklim yang
sebaik mungkin, yang memungkinkan siswa memahami proses dan struktur yang
tercakup dalam materi yang diajarkan, memahami sistematika dan urutan
kronologis (Sequence) dan menolong siswa pada saat dan cara yang tepat. Peranan
guru lebih tepat disebut sebagai fasilitator dan siswa adalah pelaksana
(programmer) dari belajar.
Berangkat dari penjelasan diatas, timbul semacam asumsi yang
beranggapan bahwa siswa yang belajar (learner) sebenarnya merupakan
perancang/pembangun (architect) dari pengetahuannya sendiri. Jadi siswa
memiliki hak untuk memilih bahan-bahan yang siswa perlukan dalam melakukan
pembangunan tersebut. Dengan perkataan lain, siswa hanya menyerap
materi/konsep yang berguna bagi siswa. Jadi penekanan belajar sebenarnya tidak
lagi bisa dipandang sebagai penjelajahan dengan menekankan otoritas eksternal,
tetapi lebih bersifat negoisasi dengan berlandaskan kepentingan pribadi siswa.
Dari berbagai penelitian disimpulkan bahwa seorang siswa cenderung
membangun persepsi dan makna-makna (meanings) yang sifatnya konsisten
dengan apa yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Sejak kecil dalam diri siswa
terdapat skema-skema penafsiran (interpretative schemes) yang sangat
mempengaruhi pola pandang dan pola pikir siswa terhadap lingkungannya. Skema
3
mempengaruhi pemahaman siswa tentang konsep dan gagasan IPA yang dibaca
atau diterima oleh siswa (Tarigan, 2012).
Pada sains, banyak gagasan yang seringkali disalah tafsirkan. Hal ini
dapat menyebabkan siswa meniru dengan membuat pengetian dari konsep abstrak.
Juga karena sains terus menerus mengalami perubahan untuk beradaptasi dengan
penemuan dan metode baru. Beberapa kesalahan konsep mungkin seharusnya
pada ide-ide atau tulisan lama. Karena konsep baru meupakan bangunan dasar
dari sesuatu yang telah lama.
Driver dalam Tarigan (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa : “seorang siswa, walaupun masih sangat muda sudah meliliki konsep-konsep/ ide-ide tantang hal yang telah ditemui siswa dalam kehidupannya. Dan ide ini memainkan peranan penting dalam pengalaman belajar.” Seperti halnya topik bahasan termokimia pada kelas XI. Topik yang sarat dengan konsep-konsep dan
bersifat abstrak. Siswa tidak dapat melihat secara langsung bentuk dari
termokimia tersebut secara utuh.
Berikut ini adalah salah satu contoh dimaksud untuk menghasilkan
sebuah kesadaran dari kesalahan konsep pada sains. Contoh kesalahan konsep,
sebuah lilin dibakar adalah proses endotermik, karena panas diperlukan untuk
memulai reaksi. Konsep yang benar adalah panas diperlukan untuk inisiasi, atau
aktivasi reaksi. Ketika aktivasi proses reaksi tanpa pemasukan energi lebih lanjut,
dan pembebasan energi dalam bentuk cahaya, oleh karena itu pembakaran lilin
adalah reaksi eksoterm (Suyanti, 2010).
Namun demikian masih sering ditemukan pola pembelajaran yang tidak
efektif sebagai penyajian materi dan penyelesaian soal-soal yang berbau rumus
dan hapalan, hal ini menyebabkan siswa kurang meminati pelajaran kimia dan
menganggap pelajaran kimia adalah pelajaran yang sulit, terkesan menakutkan
dan tidak jarang siswa merasa kurang mampu untuk mempelajari kimia. Dampak
yang timbul adalah banyak siswa yang tidak menguasai konsep dasar kimia.
Dengan demikian salah satu yang memungkinkan siswa untuk dapat memahami
pelajaran kimia adalah dengan menerapkan model mengajar yang melibatkan
4
Sebelum memulai pembelajaran, guru perlu melakukan satu perlakuan
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Konsep yang salah yang salah pada
siswa tentu akan menyebabkan efek yang negatif pada siswa. Untuk itu guru harus
mampu meluruskan kembali konsep siswa tersebut dengan cara menerapkan
strategi perubahan konsep sehingga siswa dapat melihat kekeliruan konsepnya
dan beralih pada konsep baru yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
Beberapa penelitian yang telah menggunakan model mengajar
menginduksi perubahan konsep (M3PK). Pertama, Maria (2007) menemukan
bahwa M3PK memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar kimia siswa.
Kedua, Hermawan Purba (2011) yang menggunakan M3PK dalam mengajar
sistem priodik unsur kelas XI, di SMA Swasta Teladan Pemantang Siantar
menunjukkan peningkatan nilai terhadap hasil belajar kimia siswa. Ketiga, Wiro
Naibaho (2012) menyimpulkan siswa yang diajar dengan menggunaan M3PK
dalam belajar kimia mimiliki nilai lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar
dengan model belajar konvensional.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti perlu untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) Simson Tarigan Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi.”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar siswa.
2. Adanya siswa yang memiliki konsep yang salah mengenai materi pelajaran.
3. Guru tidak menggunakan model yang tepat dalam mengajarkan materi
5
1.3. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah yaitu:
1. Penelitian ini, dilakukan pada di kelas XI SMK Perguruan Indonesia
Membangun 1 Medan pada pokok bahasan reaksi reduksi oksidasi.
2. Dalam penelitian ini, peneliti menenggunakan M3PK dan membandingkannya
dengan model konvensional di SMK Perguruan Indonesia Membangun 1
Medan.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
“ Apakah hasil belajar dengan menggunakan M3PK lebih tinggi dari hasil belajar kimia siswa tanpa menggunakan M3PK pada pokok bahasan reaksi
reduksi oksidasi kelas XI SMK Perguruan Indonesia Membangun 1 Medan 2014/2015”.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan Model Mengajar
Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) Simson Tarigan dengan pembelajaran
Konvensional pada pokok bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi kelas XI SMK
Perguruan Indonesia Membangun 1 Medan 2014/2015”..
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, dapat lebih memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan
hasil belajar dengan menggunakan M3PK.
2. Bagi guru dan calon guru, berguna sebagai bahan masukan dalam hal memilih
model mengajar menginduksi perubahan konsep sebagai salah satu model
6
3. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat bagi
peningkatan kualitas pengajaran serta sebagai perkembangan atau bahan
rujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa khusus dalam pengajaran
kimia.
1.7. Defenisi Operasional 1.7.1. M3PK
M3PK adalah merupakan salah satu model pelajaran menginduksi
perubahan konsep, di dalam model ini perubahan konsep ditekankan pada tiga
aspek utama, yaitu intelliglibity yang artinya konsep itu memiliki arti/makna
dalam diri siswa. Aspek yang kedua adalah Plausible yang artinya siswa yakin
konsep yang diterima siswa benar. Sedangkan aspek yang ketiga yaitu Fruitfull
yang artinya konsep itu memberikan buah bagi diri siswa. Dengan kata lain
konsep tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1.7.2. Model Konvensional
Pembelajaran model konvensional menggunakan:
1. Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung pada sekelompok siswa.
2. Metode penugasan adalah cara pembelajaran yang melibatkan peserta untuk menyelesaikan tugas-tugas baik tertulis atau pun secara lisan, yang harus
dikerjakan di luar pertemuan yang khusus
3. Metode tanya jawab adalah suatu cara pembelajaran yang dilakukan untuk memperoleh kejelasan suatu informasi dan isu-isunya, dengan cara pengajuan
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan Model Mengajar
Menginduksi Perubahan Konsep Simson Tarigan lebih tinggi dari hasil
belajar kimia siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
dengan selisih 9.709%.
5.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan :
1. Agar guru kimia khusunya di SMK Perguruan Indonesia Membangun 1
Medan bukan hanya menguasai bahan ajar tetapi berkenan mencoba
mengajarkan materi pokok menggunakan Model Mengajar Menginduksi
Perubahan Konsep Simson Tarigan yang tujuannya sebagai salah satu
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Bagi para pembaca dan peneliti lainnya, sebagai informasi dan masukan
untuk menambah informasi dan referensi apabila hendak melakukan
penelitian yang sejenis pada tempat dan waktu yang berbeda.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang relevan dengan pokok bahasan
yang berbeda sebagai langkah nyata untuk meningkatkan mutu pendidikan
khususnya mata pelajaran kimia.
56
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., (2013), http://belajar-nonstop.blogspot.com/2013/03/metode-pembelajaran konvensional. html diakses pada 20 mei 2014 pukul 10.00
Dimyati., dan Mudjiono., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta
Fautanu, Idzam.,(2012), Filsafat Ilmu, Refrensi, Jakarta.
Istriani., (2012), 58 Model Pemblajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Muijs, D., dan Reynolds, D., (2008), Efective Teacing Teori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Muslim, Farhan F., (2006), Kimia Kelompok Teknologi dan Pertanian untuk SMK, Grafindo Media Pratama, Bandung.
Naibaho, W., (2012), The Implementation Model Of Teacing To Induce Conceptual Change (M3PK) Simsion Tarigan To Increase Students’ Chemistry Achievment In Teacing Colligative Properties Of Solution.,Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Purba, H., (2011), Pengaruh Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) Simson Tarigan Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi IPA Sma Swasta Teladan P. Siantar., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Sanjaya, wina., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.
Silitonga, Pasar M., (2011), Statistik Teori Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudjana, N., (2009), Metoda Statistika, PT Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penelian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
57
Suyanti, Retno Dwi., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Tarigan, S., (2007), Tindak Lanjut Penelitian Penerapan Model Mengaja Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pokok Bahasan Termokimia, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN : 1907-7157.
Tarigan, S.,(2012), Strategi Belajar Mengajar Kimia, Program Pasca Sarjana Univesitas Negeri Medan, Medan.
Tim Pengajar., (2011), Filsafat Pendidikan,Universitas Negeri Medan, Medan.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI., (2007), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, PT Imperial Bhakti Utama, Bandung.
Widodo, A & Nurhayati, L. (2005). Tahapan pembelajaran yang konstruktivis: Bagaimanakah pembelajaran sains di sekolah. Seminar Nasional Pendidikan IPA, September 2005.
ii
RIWAYAT HIDUP
Basril Simbarta Tarigan dilahirkan di Kabanjahe, pada tanggal 08 april 1991,
Ayah bernama Suruhen Tarigan dan Ibu bernama Maslena Br Sitepu, S.pd,
merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1997 penulis masuk SD
Negeri 047174 Desa Kutarayat, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Berastagi, dan lulus pada Tahun
2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan Sekolah di SMA Negeri 1 Berastagi,
dan lulus pada Tahun 2009 . Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Penulis aktif dibeberapa organisasi selama perkuliahan diantaranya IKBKK
(Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia), PMPPKN (Persekutuan Mahasiswa
Pemuda Pelajar Kristiani Nasional). Penulis aktif pada kegiatan Jurusan Kimia
dan pernah menjadi asisten laboratorium pada mata kuliah Praktikum Kimia