• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISSION (STAD) DI KELAS V SD NEGERI NO. 107404 SAMBIREJO TIMUR T.A 2014/201.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISSION (STAD) DI KELAS V SD NEGERI NO. 107404 SAMBIREJO TIMUR T.A 2014/201."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANSTUDENT

TEAMS ACHIVEMENT DIVISSION(STAD) DI KELAS V SD NEGERI NO. 107404 SAMBIREJO TIMUR

T.A 2014/2015

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar

Oleh:

SELLY TIARA NIM : 1113111063

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

SELLY TIARA, NIM : 1113111063, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Student Teams Achivement Divission (STAD) Di Kelas V SD Negeri No. 107404 Sambirejo Timur T.A 2014/2015”.

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPA yaitu pada sub pokok bahasan gaya magnet. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achivement Divission) pada pelajaran IPA yaitu pada sub pokok bahasan gaya magnet di kelas V SD Negeri No. 107404 Sambirejo Timur T.A 2014/2015.

Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri No. 107404 Sambirejo Timur yang berjumlah 32 orang siswa yang terdiri dari 14 perempuan dan 18 orang siswa laki – laki. Pelaksanaan tindakan dilakukan selama 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan. Jadi dalam 2 siklus ada 4 kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan 4 tahap yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data kuantitatif berupa tes dan data kualitatif berupa observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pemberian tindakan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achivement Divission) mulai dari tes awal, siklus I, dan siklus II diperoleh tingkat ketuntasan belajar siswa yaitu pada tes awal nilai rata – rata 48,90 dengan ketuntasan belajar 18,75%, atau 6 orang siswa yang tuntas dalam pembelajaran, pada saat tes siklus I nilai rata – rata siswa meningkat menjadi 69,84 dengan ketuntasan belajar 53,125% atau 17 orang siswa yang tuntas dalam pembelajaran, ini membuktikan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sebanyak 34,375%, pada saat tes siklus II mencapai 89,06 dengan ketuntasan belajar 93,75% atau 30 orang siswa yang tuntas dalam pembelajaran, terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu sebanyak 40,625%. Ini membuktikan bahwa adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dimulai dari pemberian tes awal, siklus I dan siklus II. Berarti hasil yang diperoleh siswa pada tes siklus II sudah mencapai tingkat ketuntasan secara klasikal.

Dari tindakan dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achivement Divission) siswa lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achivement Divission (STAD) di kelas V SD Negeri No. 107404 Sambirejo Timur dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Kerangka Teoritis... 9

2.1.1 Hakikat Belajar ... 9

2.1.2 Hakikat Hasil Belajar ... 12

2.1.3 Ciri – Ciri Belajar ... 14

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

2.1.5 Jenis – Jenis Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

(7)

2.1.6 Model Pembelajaran Student Teams Achivement

Divisions (STAD) ... 19

2.1.7 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD) ... 22

2.1.8 Hakikat Belajar IPA ... 23

2.1.9 Materi Pembelajaran ... 25

2.2 Kerangka Konseptual ... 31

2.3 Hipotesis Tindakan ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 33

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.4 Defenisi Operasional Variabel... 34

3.5 Desain Penelitian ... 35

3.6 Prosedur Penelitian ... 36

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.8 Teknik Analisis Data ... 41

3.9 Jadwal Penelitian ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Hasil Pelaksanaan Pretes ... 46

(8)

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I ... 49

4.1.2.1 Tahap Perencanaan ... 49

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 50

4.1.2.3 Tahap Pengamatan ... 55

4.1.2.4 Refleksi ... 57

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II ... 58

4.1.3.1 Tahap Perencanaan ... 58

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan ... 59

4.1.3.3 Tahap Pengamatan ... 64

4.1.3.4 Refleksi ... 66

4.1.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

Lampiran – Lampiran ... 75

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 21

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 44

Tabel 4.1 Hasil Nilai Pretes ... 47

Tabel 4.2 Deskripsi Nilai Pretes Siswa ... 48

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I... 53

Tabel 4.4 Deskripsi Nilai Siswa Siklus I ... 54

Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 55

Tabel 4.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 56

Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 61

Tabel 4.8 Deskripsi Nilai Siswa Siklus II ... 63

Tabel 4.9 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 64

Tabel 4.10 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 65

Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Siklus I ... 68

Tabel 4.12 Rekapitulasi Nilai Pretes, Siklus I, dan Siklus II ... 68

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bentuk – Bentuk Magnet ... 25

Gambar 2.2 Pembuatan Magnet Secara Induksi ... 27

Gambar 2.3 Pembuatan Magnet dengan Cara Menggosok ... 27

Gambar 2.4 Pembuatan Magnet dengan Cara Mengalirkan Arus Listrik .... 28

Gambar 3.1 Skema Menurut Kemmis dan MC. Taggart ... 35

Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 55

Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus II ... 63

Gambar 4.3 Grafik Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa... 70

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan suatu proses usaha sadar dan terencana yang dilakukan manusia dalam meningkatkan harkat dan martabat dirinya serta mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia yang dapat membantu agar manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi menuju ke arah yang lebih baik lagi. Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. Kegiatan pendidikan yang dilakukan di lembaga – lembaga pendidikan formal (sekolah) tentu ada komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar.

(12)

2

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 17 ayat 1), “ Pendidikan dasar merupakan jenjang

pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah”. Oleh karena itu, guru Sekolah Dasar hendaknya mampu melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar siswa mempunyai bekal pengetahuan yang kuat untuk jenjang selanjutnya. Pelajaran IPA atau Sains merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari ditingkat SD kemudian akan dilanjutkan ditingkat SMP, SMA bahkan sampai ke perguruan tinggi. Pembelajaran IPA memiliki peran penting dalam proses pendidikan, karena IPA dapat meningkatkan minat manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang alam yang melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan dalam kehidupan.

Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah tercantum bahwa, tujuan pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam sangat penting untuk di pahami karena dapat di kaitkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan mempelajari IPA dapat melatih siswa untuk berpikir kritis, serta dapat mengembangkan potensi siswa untuk membentuk kepribadiannya melalui pengalaman yang di dapatkan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat tercapai jika proses pembelajaran IPA di laksanakan dengan baik.

(13)

3

Dengan adanya keterlibatan siswa dalam berbagai aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung maka akan sangat memungkinkan terjadi proses belajar yang baik. Keberhasilan proses pembelajaran IPA ditandai dengan tercapainya semua tujuan pembelajaran yang terlihat dalam hasil belajar IPA. Namun pada kenyataannya, masih terdapat sekolah yang memiliki hasil belajar IPA rendah. Pembelajaran IPA di sekolah masih mengarahkan anak untuk menghafal informasi, tanpa di tuntut untuk memahami informasi yang di ingatnya dan menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai secara maksimal apabila pembelajaran di rencanakan dengan baik. Guru sebagai tenaga pengajar memiliki peranan yang sangat penting. Di mana guru sebagai pemegang peranan utama oleh sebab itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka di perlukan suatu strategi, metode atau model pembelajaran yang tepat. Pada pembelajaran IPA tidak cukup diajarkan hanya dengan model ceramah saja atau guru hanya menyampaikan informasinya saja. Namun siswa seharusnya mendapatkan pengetahuan yang tidak hanya sekedarnya saja tetapi siswa juga perlu diberikan pengalaman langsung tentang apa yang mereka pelajari. Namun masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran IPA adalah masih jarangnya di lakukan kegiatan praktik di sekolah-sekolah. Karena seperti yang di jelaskan di atas, guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga dalam pembelajaran IPA keaktifan siswa masih sangat kurang.

(14)

4

diperoleh sebagian besar siswa masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yaitu 6,5. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas V A yaitu 32 orang, hanya 13 orang siswa yang memiliki nilai di atas nilai KKM dengan presentase 40,63% dan 19 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dengan presentase 59,37%, dengan kata lain siswa belum tuntas pada pelajaran IPA sub pokok bahasan gaya magnet. Hal tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhinya dalam proses belajar mengajar pada pelajaran IPA khususnya guru cenderung masih bersifat konvensional ( ceramah, tanya jawab, latihan ) sehingga siswa bersifat pasif atau tidak aktif dalam menerima pelajaran. Kurangnya media yang di gunakan oleh guru yang menyebabkan pembelajaran terlihat monoton dan menyebabkan siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang berlangsung. Ketidakaktifan siswa selama proses pembelajaran mengakibatkan siswa sukar memahami materi pelajaran pada sub pokok bahasan gaya magnet, sehingga siswa merasa sulit untuk menguasai materi yang di ajarkan dan menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini di tandai dengan hasil perolehan nilai siswa yang masih jauh dari batas ketuntasan belajar pada pelajaran IPA dengan sub pokok bahasan gaya magnet.

(15)

5

tersebut yaitu guru di tuntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan keaktifan dan semangat belajar siswa. Dengan demikian maka minat siswa dalam belajar akan semakin meningkat yang akan berpengaruh pada hasil belajar siswa nantinya.

Untuk mengatasi permasalahan yang ada, peneliti menggunakan model pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD). Student Teams Achivement Divisions (STAD) adalah model pembelajaran yang paling sederhana dan mengacu pada pembelajaran kelompok siswa yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan kelompok heterogen yaitu campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin. Kegiatan di awali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan diskusi kelompok, memberi kuis individual atau kelompok. Student Teams Achivement Divisions (STAD) menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi siswa saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai pelajaran, guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran IPA. Dengan harapan tersebut maka pelajaran IPA dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD )di pilih dalam penelitian ini untuk di lihat pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini di beri judul

“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPA dengan

(16)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.

2. Model pembelajaran pada pelajaran IPA yang digunakan guru kurang bervariasi.

3. Rendahnya pemahaman siswa akan materi pelajaran IPA khususnya pada sub pokok bahasan gaya magnet.

4. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar IPA.

5. Kurangnya media yang digunakan dalam pembelajaran.

6. Siswa sering merasa bosan dalam belajar.

7. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

(17)

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ apakah dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achivement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA sub pokok bahasan gaya magnet di kelas V SD Negeri 107404 Sambirejo Timur T.A 2014/12015 ?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Student Team Achivement Division ( STAD ) pada pelajaran IPA sub pokok bahasan gaya magnet di kelas V SD Negeri 107404 Sambirejo Timur T.A 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan memperhatikan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat yang di harapkan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Secara Teoritis

(18)

8

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat :

• Bagi siswa, dalam penerapan model pembelajaran Student

Team Achivement Divission ( STAD ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengenai sub pokok bahasan gaya magnet. • Bagi guru, sebagai masukan dan informasi bagi guru dalam

meningkatkan kemampuan siswa khususnya pada pelajaran IPA sub pokok bahasan gaya magnet.

• Bagi sekolah, sebagai sumbangan pemikiran bagi sekolah guna

perbaikan pengajaran khususnya pada pelajaran IPA.

• Bagi peneliti, sebagai masukan bagi mahasiswa calon guru

(19)

71 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, maka hail penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

• Penggunaan model pembelajaran Student Teams Achivement Divission

(STAD) pada pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan materi sub pokok bahasan gaya magnet di kelas V SD Negeri 107404 Sambirejo Timur yang dibuktikan rendahnya nilai awal (pre tes) yaitu dengan tingkat ketuntasan 18,75% namun setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh nilai rata –rata 69,84 dimana 17 orang siswa atau 53,125% siswa sudah mencapai tingkat ketuntasa belajar, sedangkan 15 orang siswa atau 46,875% lainnya belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Selanjutnya pada siklus II diperoleh nilai rata –rata 89,06 dimana 30 orang siswa atau 93,75% siswa sudah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 2 orang siswa atau 6,25% lainnya belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa dari data yang di dapat melalui pre tes, post tes siklus I, dan post tes siklus II menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD negeri No.107404 Sambirejo Timur dengan sub materi pokok gaya magnet.

• Bahwa penggunaan model pembelajaran Student Teams Achivement

(20)

72

memahami pelajaran IPA dengan lebih mudah dan jelas, karena dipelajari secara langsung yang dilakukan oleh siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas dapat disarankan bahwa model pembelajaran Student Teams Achivement Divission (STAD) merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada kompetensi mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaab. Dengan ini peneliti menyarankan :

• Model pembelajaran ini dapat disajikan sebagai alternatif bagi guru SD

Negeri No.107404 Sambirejo Timur untuk membelajarkan ipa secara terpadu dalam rangka peningkatan hasil belaajar siswa tentang gaya magnet, hal ini dikarenakan dengen model pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung untuk aktif dalam belajar.

• Bagi pihak sekolah agar kiranya dapat melakukan pengadaan sarana dan

prasarana serta melakukan pelatihan tentang penggunaan metode pembelajaran yang dapat ditingkatkan.

• Dapat digunakan untuk menindak lanjuti hasil penelitian sehingga

permasalahan – permasalahan yang terkait dengan peneliti ini dapat terjawab dan teratasi.

• Bagi guru, untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya guru perlu terus

(21)

73

mencari dan menerapkan metode yang cocok untuk materi pelajaran tersebut.

• Bagi siswa, diharapkan lebih aktif dalam proses belajar agar dapat

meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.

• Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama

(22)

74

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.Jakarta. PT. Pretasi Pustakaraya.

Arikunto, Suharsimi. 2012.Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Dewi, Rosmala, 2010.Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed. Hamalik, Oemar. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara.

, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. 2009.Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Istarani. 2012.58 Model Pembelajaran Inovatif.Medan: Media Persada.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Purwanto. 2011.Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2010.Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

(23)

RIWAYAT HIDUP

1. Latar Belakang Kehidupan

a. Nama : SELLY TIARA

b. Tempat, Tanggal Lahir : Tembung, 14 Juli 1992

c. Alamat : Jl. Psr 6 Tembung, Bandar Klippa

d. Agama : Islam

e. Nama Ayah : Misno

f. Nama Ibu : Rusiati

g. Pekerjaan Orang Tua : Wiraswasta

h. Alamat Orang Tua : Jl. Psr 6 Tembung, Bandar Klippa

2. Riwayat Pendidikan

a. Sekolah Dasar : SD NEGERI NO. 101771 TEMBUNG b. Sekolah Menengah Pertama : SMP SWASTA PRAYATNA MEDAN c. Sekolah Menengah Atas : SMA SWASTA DHARMAWANGSA

Gambar

Gambar 2.1 Bentuk – Bentuk Magnet .........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh sistem akan diperoleh nilai bobot dari hasil training yang akan digunakan untuk testing dan prediksi data.. Sistem prediksi

Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kulit kronis yang di mediasi oleh sistem imunitas sel T dan dikarakteristikkan sebagai perubahan pada pertumbuhan dan

Delivery Hidangan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengiriman makanan, yang kegiatan operasionalnya saat ini menggunakan sebuah sarana informasi pemesanan

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR