PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus cereus
Oleh :
Evalentina Nababan NIM 4113220013 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas
segala ramat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kemangi
(Ocimum sanctum L.) dalam menghambat pertmbuhan Bakteri Bacillus cereus”,
ditulis untuk memperoleh gelar Sarjana Sain Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,
amtara lain:
1. Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D., selaku Dekan FMIPA UNIMED.
2. Bapak Prof. Dr. Herbert. Sipahutar, MS, M.Sc, selaku Wakil Dekan
I FMIPA UNIMED.
3. Bapak Drs. Zulkifli Simatupang M.Pd, selaku ketua Jurusan Biologi
FMIPA UNIMED.
4. Ibu Dra.Melva Silitonga, MS, selaku ketua Program Studi Biologi Jurusan
Biologi FMIPA UNIMED dan penguji yang telah banyak memberikan
saran dan bimbingan.
5. Ibu Dra. Hj. Cicik Suryani, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Jurusan Biologi FMIPA UNIMED penguji yang telah banyak
memberikan saran dan bimbingan.
6. Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si, selaku Kepala Laboratorium Biologi
FMIPA UNIMED dan dosen penguji yang telah banyak memberikan
saran dan bimbingan.
7. Bapak Dr.Hasruddin, M.Pd, selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak membantu dan membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Toyo Manurung. M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik
yang telah banyak membimbing selama perkuliahan.
9. Teristimewa kepada orang tua tercinta yaitu Ayahanda L. Nababan dan
vi
penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan juga buat ketiga
adikku tersayang Lucy Nababan, Asima Nababan, dan Alex Nababan.
10. Teman seperjuangan yaitu Dame Oktavia, Kak Nova Ira Irawan, Yahya
Pintor, Eka Mona Marbun dan Mei Sartika Marpaung.
11. Sahabat-sahabatku tercinta yaitu Ribka Meylani Aritonang, Doni Donan
Turnip, Rina Mariska Haloho, Artha Ruth Manurung, Risnawati
Ginting, Andi Andrean Sihombing, Mika Anita Perangin-angin, Dora
Sitorus, Pande Siahaan, Valensi Sembiring dan semua warga NonDik B
2011-Combination’11. .
12. Saudara-saudaraku yaitu Inang Uda Edo, Bang Bertuah Hutasoit, Kak
Lora Sidabutar, Kak Lala Simanjuntak, Kak Friska Sitorus, Kak Vera
Sitorus, Andri Manurung, Kak Erayati Ginting, Diky Lamhot Siahaaan,
Mario Sidabutar, dan Juwita Rumahorbo.
Semoga Tuhan melimpahkan rahmatNya atas kebaikan dan kemurahan
hati Bapak, Ibu, saudara dan teman-teman semua. Akhirnya penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan di masa
mendatang. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Medan, Maret 2015
Penulis,
Evalentina Nababan
iii
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus
cereus
Evalentina Nababan (4113220013)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun
kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus,
yang dilaksanakan di Laboratorium Mkirobiologi Universitas Negeri Medan, pada
bulan Maret 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimentasl dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Non-Faktorial dengan 6 taraf perlakuan yaitu: Ko = 0%, K1 = 2%, K2 = 4%, K3 = 6%,
K4 = 8% dan K5 = 10%, 4 ulangan. Parameter yang diamati adalah diameter zona
hambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus yang ditetesi ekstrak daun kemangi
(Ocimum sanctum L.) selama 48 jam dengan masa inkubasi 1 x 24 jam dan 2 x 4
jam. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun
kemangi dengan konsentrasi yang berbeda-beda berpengaruh terhadap diameter
zona hambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus. Diameter zona hambat yang
terbesar adalah 12,9 mm yang dihasilkan oleh ekstrak daun kemangi (Ocimum
sanctum L.) dengan konsentrasi 10 % dengan masa inkubasi 2 x 24 jam dan
diameter zona hambat yang terkecil adalah 4,7 mm yang dihasilkan oleh ekstrak
daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dengan konsentrasi 2% dengan masa
iv
THE EFFECT OF GIVING Ocimum sanctum L. LEAF EXTRACT ON GROWTH OF BACTERIA Bacillus cereus
Evalentina Nababan (4113220013)
ABSTRAK
The aim of this research is to know the effect giving Ocimum sanctum L. leaf
extract on growth of bacteria Bacillus cereus. This research has been done in
microbiology laboratory FMIPA UNIMED in March 2015. The design of
experiment of this research is Random Sampling Non Factorial with six
concentrations Ko = 0%, K1 = 2%, K2 = 4%, K3 = 6%, K4 = 8% dan K5 = 10%.
The parameter observed of bacteria Bacillus cereus for 48 hours by calculating
blocked zone diameter with incubation period 1 x 24 hours and 2 x 24 hours. The
result of the research data shows that different concentration of Ocimum sanctum
L. effect on the blocked zone diameter of Bacillus cereus growth. The largest
blocked zone diameter is 12,9 mm which is produced by 10% concentration of
Ocimum sanctum L. leaf extract with incubation time 2 x 24 hours and the
smallest blocked zone diameter is 4,7 mm which is produced by 2% concentration
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Abstrak ii
Abstract iii
Daftar Riwayat Hidup iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xiii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Anggapan Dasar 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Deskripsi Tanaman Kemangi 6
2.2. Kandungan Senyawa Kimia Daun Kemangi 7
2.3. Khasiat Daun Kemangi Sebagai Antibakteri 8
2.4. Deskripsi Bakteri Bacillus cereus 9
2.5. Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus 11
2.6. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri 11
Bacillus cereus
2.7. Pembentukan Toksin Bacillus cereus di dalamMakanan 12
2.8. Keracunan Makanan oleh Bakteri Bacillus cereus 12
2.9. Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri Bacillus cereus 13
viii
2.11. Hipotesis 14
BAB III. METODE PENELITIAN 15
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 15
3.1.1. Lokasi Penelitian 15
3.1.2. Waktu Penelitian 15
3.2. Populasi dan Sampel 15
3.2.1. Populasi 15
3.2.2. Sampel 15
3.3. Parameter Penelitian 15
3.4. Variabel Penelitian 15
3.5. Alat dan Bahan 16
3.5.1. Alat 16
3.5.2. Bahan 17
3.6. Prosedur Kerja 17
3.6.1. Pembuatan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) 17
3.6.2. Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) 19
3.6.3. Mempersiapkan Media Mueller Agar (MHA) 20
3.6.4. Mempersiapkan Biakan Bacillus cereus 20
3.6.5. Pengenceran Sampel Bakteri Bacillus cereus 20
3.6.6. Penanaman Bakteri Bacillus cereus 20
3.6.7. Pembuatan Lubang Sumuran 21
3.6.8. Pengamatan Diameter Daerah/Zona Hambatan 21
3.6.9. Rancangan Penelitian 24
3.6.10. Teknik Pengumpulan Data 25
3.6.11. Teknik Analisis Data 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 29
4.2. Uji Hipotesis 35
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 40
5.2. Saran 40
DAFTAR PUSTAKA 41
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Data Pengamatan untuk RAL Non Faktorial 24
dengan 6 Perlakuan dan 4 Ulangan
Tabel 3.2. Tabel Analisis Sidik Ragam untuk RAL Non 26
Faktorial
Tabel 3.3. Tabel Tahapan Pengukuran Daerah/Zona Hambat 22
Tabel 4.1. Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh 28
Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Sanctum L.)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus
dalam Satuan Millimeter (mm) dengan Masa
Inkubasi 1 x 24 Jam dan 2 x 24 Jam.
Tabel 4.2. Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh 29
Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus
dalam Satuan Millimeter (mm) dengan Masa
Inkubasi 1 x 24 Jam dan2 x 24 Jam (Tranpormasi)
Tabel 4.3. Daftar Sidik Ragam Zona Hambat Bakteri Bacillus 32
cereus 1 x 24 jam Beberapa Tingkat Konsentrasi
Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.)
Tabel 4.3. Daftar Sidik Ragam Laju Zona Hambat Bakteri 32
Bacillus cereus perjam pada Beberapa
Tingkat Konsentrasi Ekstrak Daun Kemangi
(Ocimum sanctum L.)
Tabel 4.4. Daftar Sidik Ragam Zona Hambat Bakteri 32
Bacillus cereus 2 x 24 jam Beberapa
Tingkat Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun
Kemangi (Ocimum sanctum L.)
Tabel 4.5. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh 33
xii
(Ocimum sanctum L.) 1 x 24 jam terhadap
Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus
Tabel 4.6. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh 34
Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kemangi
(Ocimum sanctum L.) 2 x 24 jam terhadap
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tanaman Kemangi 5
Gambar 2.2. Rumus Bangun Eugenol 7
Gambar 2.3. Bakteri Bacillus cereus 9
Gambar 3.1. Skema Pembuatan Ekstraksi Daun Kemangi 15
(Ocimum sanctum L.)
Gambar 3.2. Skema Pengukuran Daerah/Zona Hambat 19
Gambar 3.3. Skema Penanaman Mikroba Patogen 21
Gambar 4.1. Diagram Batang Rataan Diameter Daerah/Zona 30
Hambatan Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pembuatan Media 44
Lampiran 2. Daerah Hambatan 45
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian 52
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Bakteri hampir ditemukan di mana-mana seperti di alam, saluran pencernaan,
mulut, hidung, tenggorokan dan bisa juga terdapat pada permukaan tubuh kita.
Bakteri juga bisa berasal dari makanan, minuman, udara dan lingkungan. Bakteri
merupakan penyebab berbagai penyakit, misalnya Bacillus cereus yang
menyebabkan keracunan makanan (Pelezar dan Chan, 1986).
Makanan penyebab keracunan umunya mengandung sel Bacillus cereus dalam
jumlah tinggi. Bacillus cereus hanya akan tumbuh secara baik bila substratnya
mengandung karbohidrat. Sedangkan bila substrat tidak mengandung karbohidrat,
pertumbuhan akan sangat lambat dan tidak dapat membentuk toksin. Penelitian
oleh Spira dan Silverman (1979) menunjukkan bahwa Bacillus cereus dapat
tumbuh secara baik pada media mengandung 0,025 M glukosa, dan mencapai
maksimum setelah 4,5 jam. Produksi toksin terjadi selama pertumbuhan
logaritmik, dan mencapai maksimum sampai glukosa di dalam dipecah oleh
bakteri tersebut (Imam dan Sukamto, 1998).
Keracunan akan timbul jika seseorang menelan makanan atau minuman yang
mengandung bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan
menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan yang
telah mengandung toksin tersebut. Menurut Purwati (2008) ada dua tipe toksin
yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu toksin yang menyebabkan diare
(disebabkan oleh protein dengan berat molekul besar) dan toksin yang
menyebabkan muntah atau emetik (disebabkan oleh peptida tahan panas dengan
berat molekul rendah).
Strain Bacillus cereus yang bersifat patogenik digolongkan ke dalam bakteri
penyebab intoksikasi, dan dapat dibedakan menjadi strain penyebab diare dan
strain penyebab muntah. Menurut Pelezar dan Chan (1986) menyatakan bahwa
strain penyebab diare dapat memproduksi enterotoksin yang dapat menyebabkan
2
golongan ini dapat tumbuh pada berbagai makanan, dan mempunyai waktu
inkubasi sejak tertelan sampai timbulnya gejala intoksikasi, yang berkisar antar
8-16 jam. Strain yang dapat menimbulkan gejala muntah bereproduksi toksin
emetik, dan mempunyai masa inkubasi yang lebih pendek sekitar 1-5 jam. Toksin
ini menyebabkan timbulnya gejala muntah, dan kadang-kadang diare. Strain
emetik hampir selalu ditemukan pada makanan penyebab keracunan Bacillus
cereus yang mengandung bahan dasar nasi (Imam dan Sukamto, 1998).
Menurut Mariyati et al., (2007) berbagai jenis makanan, termasuk daging,
susu, sayuran, dan ikan, berkaitan dengan penyebab keracunan makanan tipe
diare. Kasus-kasus tipe emetik umumnya berkaitan dengan makanan dari beras.
Walaupun demikian, makanan bertepung lainnya seperti kentang, pasta, dan keju
juga dapat menjadi penyebabnya. Campuran makanan seperti saus, pudding, sup,
casserole (sejenis makanan yang dimasak dalam wadah tertutup di atas api kecil),
pastry (sejenis kue), dan salad sering dicurigai sebagai penyebab dalam
kasus-kasus keracunan makanan (Imam dan Sukamto, 1998).
Menurut Linda (2010) banyak masyarakat yang menambahkan pengawet ke
dalam makanan agar lebih tahan lama dan tidak cepat busuk. Namun penggunaan
bahan pengawet dapat menyebabkan kanker dan gangguan pada ginjal, otak, dan
hati. Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan. Namun demikian,
makanan yang dimasak, dipanaskan, dan disimpan dengan benar umumnya aman
dari racun yang menyebabkan muntah. Beberapa tanaman yang dapat menekan
pertumbuhan bakteri Bacillus cereus adalah kenikir, manggis dan kemangi.
Tanaman kemangi berpotensi untuk menekan pertumbuhan bakteri tersebut
karena kandungan minyak atisiri dan flavonoidnya yang bersifat antibakteri
(Ariani, 2000).
Tanaman kemangi mengandung minyak atsiri yang banyak dilaporkan
memiliki aktivitas antibakteri. Aktivitas minyak atsiri daun kemangi sebagai
antibakteri telah diteliti oleh Maryati et al., (2007). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa minyak atsiri daun kemangi memiliki aktivitas antibakteri terhadap
3
menyebutkan bahwa minyak atsiri daun kemangi menunjukkan aktivitas
antimikroba terhadap bakteri.
Menurut Pitojo (2008) minyak atsiri merupakan minyak tumbuhan,
mengandung aroma, dan ada yang mudah menguap. Minyak atsiri dibagi menjadi
dua komponen, yaitu komponen hidrokarbon dan komponen hidrokarbon
teroksigenasi atau fenol. Fenol memiliki senyawa antimikroba yang sangat kuat.
Kandungan minyak atisri tersebut terdiri dari 1,8-sineol, trans-beta-osimen,
kamfor, linanool, metil kavikol, geraniol, sitral eugenol, metil sinamat, esdragiol,
beta-bisabolen, beta-kariopilen (Kurniasih, 2010).
Selain minyak atsiri, daun kemangi juga mengandung flavonoid yang bersifat
antibakteri. Flavonoid dapat menghambat fungsi membran sitoplasma, dan
menghambat metabolisme energi sel (Cushnie and Lamb, 2005). Dalam beberapa
penelitian disebutkan bahwa bahan antibakteri daun kemangi lebih efektif
terhadap bakteri Gram positif dibandingkan dengan bakteri Gram negatif (Joshi et
al., 2009).
Dari uraian di atas penulis ingin meneliti pengaruh pemberian ekstrak daun
kemangi dengan beberapa konsentrasi terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus
cereus. Dimana bakteri Bacillus cereus merupakan bakteri yang biasanya
mencemari makanan. Pengaruh yang dihasilkan oleh bakteri ini akan
menyebabkan keracunan makanan bagi orang yang mengkonsumsinya yang
ditandai dengan gejala diare, mual dan muntah. Jadi hubungan antara Bacillus
cereus dengan ekstrak etanol kemangi dapat digunakan sebagai senyawa
antibakteri. Sehingga penulis merasa untuk melakukan penelitian mengenai
4
1.2. Anggapan Dasar
Sutiyami (2013) telah melakukan penelitian uji aktivitas minyak atsiri
kemangi pada bakteri Eschericia coli dan Shigella sonnei pada konsentrasi 0%,
2%, 4%, 6%, 8% dan 10%. Hasil penelitian sebagai berikut: minyak atsiri dapat
menghambat bakteri Eschericia coli dan Shigella sonnei pada konsentrasi 8% dan
10%.
1.3. Batasan Masaah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh pemberian ekstrak
etanol daun kemangi terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dengan
menggunakan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan
10% dengan waktu inkubasi 1 x 24 jam dan 2 x 24 jam.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka masalah penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kemangi dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus?
2. Konsentrasi berapakah yang lebih tinggi daya hambatnya untuk pertumbuhan
bakteri Bacillus cereus?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kemangi pada
konsentrasi berbeda dalam mengahmbat pertumbuhan bakteri Bacillus
cereus.
2. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi yang lebih tinggi
5
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat sebagai berikut:
1. Sumber informasi bagi masyarakat tentang khasiat ekstrak etanol daun
kemangi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus.
2. Sumber informasi bagi mahasiswa yang ingin lebih jauh meneliti tentang
pengaruh ekstrak etanol daun kemangi yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Bacillus cereus.
3. Diharapkan daun kemangi dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif
41
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2011), http://blog.ub.ac.id/achmadfathony/bacillus-cereus/ (diakses 24 Oktober 2014).
Anonim(2012), http://kangoby.wordpress.com/bakteri-bacillus- cereus/
(diakses 24 Oktober 2014).
Anonim(2012),http://www.google.com/search/g=Gambar+gugus+fungsi+eugeno/ (diakses 24 Oktober 2014).
Ajizah, (2000), Sensivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L., Bioscientiae, 1: 31-38
Ariani, (2000), Pengenalan Bacillus spp, Jurnal Balitbang Lingkungan Laut, 24(1):31-41.
Batubara, (2006), Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kari (Murraya koenigii L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus(Skipsi),
FMIPA, UNIMED, Medan.
Buchanan, R.E. dan N.E. Gibbons, (1974), Bergeys Manual of Determinative Bacteriology, The Williams and Wilkins Co, Baltimore.
Cushnie, T. P. T. andA. J. Lamb (2005), Review: Antimicrobial activity of flavonoids. International Journal Antimicrobial Agents, 26:343-356.
Desfita V., Suryanto, dan Munir, (2011), Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Meniran (Phyllianthus niruri L.) terhadap Bakteri dan Khamir, Prosiding Semnas Biologi FMIPA USU : 150-159.
Fardiaz, (1992), Mikrobiologi Pangan I, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Imam dan Sukamto, (1998), Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan, Penerbit Alumni/1999/Bandung, Bandung.
Joshi, B., S. Lekhak, and A.Sharma, (2009), Antibacterial Property of Different
Medical Plants: Ocimum sanctum, Cinnamomum zeylanicum,
Xanthoxylum armatum, and Origanum majorana. Kathmandu University, Journal Science Englisch and Technology., 5(1):143-150.
Kurniasih, (2010), Khasiat Dahsyat Kemangi, Penerbit Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
42
vulgaricus L.) and Their Antioxidant Properties, Food Chemistry, 91(1), 131-137.
Linda, (2000), Pertumbuhan Bakteri Perusak Makanan, Berkala Ilmiah Bidang MIPA Volume 2:49-52.
Kurniasih, (2010), Khasiat Dahsyat Kemangi, Penerbit Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
Mariyati, Fauzia, R. S., dan Rahayu, T., (2007), Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Kemangi terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli, Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, 8(1),30-38.
Masduki, (1996), Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S.aureus dan E.coli, Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 109:21-4
Miksusanti, (2011), Aktivitas Campuran Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap Bacillus cereus, Jurnal Penelitian Sains, 14:3C.
Nurwantoro, (1997), Mikrobiologi Pangan Hewani-Nabati, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Parhusip AJN, (2006), Kajian Mekanisme Antibakteri Ekstrak Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium D.C.) terhadap Bakteri Patogen Pangan, Disertasi, Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor
Pelezar, M.J. dan Chan, E.C.S., (1986), Dasar-dasar Mikrobiologi, Penerbit UI Press, Jakarta.
Pelezar, M.J. dan Chan, E.C.S., (1988), Dasar- dasar Mikrobiologi II, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Purwati, (2008), Pertumbuhan Bacillus cereusdan Clostridium perfringens pada Makanan Tambahan Pemulihan yang Dikonsumsi Balita Penderita Gizi Buruk. Jurnal Penelitian Sains, 31:4.
Pitojo, (2008), Kemangi dan Selasih, Penerbit Trubus Agriwidya, Yogyakarta.
Salle, A.J, (1974), Fundamental Principles of Bacteriology, Seventh Edition, , Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi.
Pasar Silitonga, (2011), Statistik, Medan, Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
43
Suppakul, P., Miltz, J., Sonneveld, K., dan Bigger, S. W., (2003), Antimicrobial Properties of basil and Its Possible Application in Food Packaging, Journal of Agricultural dan Food Chemistry, 51(11), 3197-3207.
Sutiyami, (2013), Uji Aktivitas Minyak Atsiri Kemangi (Ocimum sanctum L.) pada Berbagai Kuman Penyebab Diare, Jurnal Jurusan Analisis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 14:6
Syamsyudin, (2000), Aktivitas Tannin Sirih pada Bakteri Staphylococcus epidermis, Jurnal ilmiah Bandung, 16:7