• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (OCIMUM SANCTUM L.) DALAM MENGHAMBAT PERTMBUHAN BAKTERI BACILLUS CEREUS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (OCIMUM SANCTUM L.) DALAM MENGHAMBAT PERTMBUHAN BAKTERI BACILLUS CEREUS."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus cereus

Oleh :

Evalentina Nababan NIM 4113220013 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas

segala ramat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kemangi

(Ocimum sanctum L.) dalam menghambat pertmbuhan Bakteri Bacillus cereus”,

ditulis untuk memperoleh gelar Sarjana Sain Biologi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,

amtara lain:

1. Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D., selaku Dekan FMIPA UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. Herbert. Sipahutar, MS, M.Sc, selaku Wakil Dekan

I FMIPA UNIMED.

3. Bapak Drs. Zulkifli Simatupang M.Pd, selaku ketua Jurusan Biologi

FMIPA UNIMED.

4. Ibu Dra.Melva Silitonga, MS, selaku ketua Program Studi Biologi Jurusan

Biologi FMIPA UNIMED dan penguji yang telah banyak memberikan

saran dan bimbingan.

5. Ibu Dra. Hj. Cicik Suryani, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan

Biologi Jurusan Biologi FMIPA UNIMED penguji yang telah banyak

memberikan saran dan bimbingan.

6. Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si, selaku Kepala Laboratorium Biologi

FMIPA UNIMED dan dosen penguji yang telah banyak memberikan

saran dan bimbingan.

7. Bapak Dr.Hasruddin, M.Pd, selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak membantu dan membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Toyo Manurung. M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik

yang telah banyak membimbing selama perkuliahan.

9. Teristimewa kepada orang tua tercinta yaitu Ayahanda L. Nababan dan

(4)

vi

penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan juga buat ketiga

adikku tersayang Lucy Nababan, Asima Nababan, dan Alex Nababan.

10. Teman seperjuangan yaitu Dame Oktavia, Kak Nova Ira Irawan, Yahya

Pintor, Eka Mona Marbun dan Mei Sartika Marpaung.

11. Sahabat-sahabatku tercinta yaitu Ribka Meylani Aritonang, Doni Donan

Turnip, Rina Mariska Haloho, Artha Ruth Manurung, Risnawati

Ginting, Andi Andrean Sihombing, Mika Anita Perangin-angin, Dora

Sitorus, Pande Siahaan, Valensi Sembiring dan semua warga NonDik B

2011-Combination’11. .

12. Saudara-saudaraku yaitu Inang Uda Edo, Bang Bertuah Hutasoit, Kak

Lora Sidabutar, Kak Lala Simanjuntak, Kak Friska Sitorus, Kak Vera

Sitorus, Andri Manurung, Kak Erayati Ginting, Diky Lamhot Siahaaan,

Mario Sidabutar, dan Juwita Rumahorbo.

Semoga Tuhan melimpahkan rahmatNya atas kebaikan dan kemurahan

hati Bapak, Ibu, saudara dan teman-teman semua. Akhirnya penulis menyadari

sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan di masa

mendatang. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Medan, Maret 2015

Penulis,

Evalentina Nababan

(5)

iii

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus

cereus

Evalentina Nababan (4113220013)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun

kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus,

yang dilaksanakan di Laboratorium Mkirobiologi Universitas Negeri Medan, pada

bulan Maret 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimentasl dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Non-Faktorial dengan 6 taraf perlakuan yaitu: Ko = 0%, K1 = 2%, K2 = 4%, K3 = 6%,

K4 = 8% dan K5 = 10%, 4 ulangan. Parameter yang diamati adalah diameter zona

hambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus yang ditetesi ekstrak daun kemangi

(Ocimum sanctum L.) selama 48 jam dengan masa inkubasi 1 x 24 jam dan 2 x 4

jam. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun

kemangi dengan konsentrasi yang berbeda-beda berpengaruh terhadap diameter

zona hambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus. Diameter zona hambat yang

terbesar adalah 12,9 mm yang dihasilkan oleh ekstrak daun kemangi (Ocimum

sanctum L.) dengan konsentrasi 10 % dengan masa inkubasi 2 x 24 jam dan

diameter zona hambat yang terkecil adalah 4,7 mm yang dihasilkan oleh ekstrak

daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dengan konsentrasi 2% dengan masa

(6)

iv

THE EFFECT OF GIVING Ocimum sanctum L. LEAF EXTRACT ON GROWTH OF BACTERIA Bacillus cereus

Evalentina Nababan (4113220013)

ABSTRAK

The aim of this research is to know the effect giving Ocimum sanctum L. leaf

extract on growth of bacteria Bacillus cereus. This research has been done in

microbiology laboratory FMIPA UNIMED in March 2015. The design of

experiment of this research is Random Sampling Non Factorial with six

concentrations Ko = 0%, K1 = 2%, K2 = 4%, K3 = 6%, K4 = 8% dan K5 = 10%.

The parameter observed of bacteria Bacillus cereus for 48 hours by calculating

blocked zone diameter with incubation period 1 x 24 hours and 2 x 24 hours. The

result of the research data shows that different concentration of Ocimum sanctum

L. effect on the blocked zone diameter of Bacillus cereus growth. The largest

blocked zone diameter is 12,9 mm which is produced by 10% concentration of

Ocimum sanctum L. leaf extract with incubation time 2 x 24 hours and the

smallest blocked zone diameter is 4,7 mm which is produced by 2% concentration

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Abstrak ii

Abstract iii

Daftar Riwayat Hidup iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Anggapan Dasar 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Deskripsi Tanaman Kemangi 6

2.2. Kandungan Senyawa Kimia Daun Kemangi 7

2.3. Khasiat Daun Kemangi Sebagai Antibakteri 8

2.4. Deskripsi Bakteri Bacillus cereus 9

2.5. Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus 11

2.6. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri 11

Bacillus cereus

2.7. Pembentukan Toksin Bacillus cereus di dalamMakanan 12

2.8. Keracunan Makanan oleh Bakteri Bacillus cereus 12

2.9. Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri Bacillus cereus 13

(8)

viii

2.11. Hipotesis 14

BAB III. METODE PENELITIAN 15

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 15

3.1.1. Lokasi Penelitian 15

3.1.2. Waktu Penelitian 15

3.2. Populasi dan Sampel 15

3.2.1. Populasi 15

3.2.2. Sampel 15

3.3. Parameter Penelitian 15

3.4. Variabel Penelitian 15

3.5. Alat dan Bahan 16

3.5.1. Alat 16

3.5.2. Bahan 17

3.6. Prosedur Kerja 17

3.6.1. Pembuatan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) 17

3.6.2. Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) 19

3.6.3. Mempersiapkan Media Mueller Agar (MHA) 20

3.6.4. Mempersiapkan Biakan Bacillus cereus 20

3.6.5. Pengenceran Sampel Bakteri Bacillus cereus 20

3.6.6. Penanaman Bakteri Bacillus cereus 20

3.6.7. Pembuatan Lubang Sumuran 21

3.6.8. Pengamatan Diameter Daerah/Zona Hambatan 21

3.6.9. Rancangan Penelitian 24

3.6.10. Teknik Pengumpulan Data 25

3.6.11. Teknik Analisis Data 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil 29

4.2. Uji Hipotesis 35

(9)

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 40

5.2. Saran 40

DAFTAR PUSTAKA 41

(10)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Data Pengamatan untuk RAL Non Faktorial 24

dengan 6 Perlakuan dan 4 Ulangan

Tabel 3.2. Tabel Analisis Sidik Ragam untuk RAL Non 26

Faktorial

Tabel 3.3. Tabel Tahapan Pengukuran Daerah/Zona Hambat 22

Tabel 4.1. Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh 28

Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Sanctum L.)

terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus

dalam Satuan Millimeter (mm) dengan Masa

Inkubasi 1 x 24 Jam dan 2 x 24 Jam.

Tabel 4.2. Diameter Daerah/Zona Hambatan Pengaruh 29

Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.)

terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus

dalam Satuan Millimeter (mm) dengan Masa

Inkubasi 1 x 24 Jam dan2 x 24 Jam (Tranpormasi)

Tabel 4.3. Daftar Sidik Ragam Zona Hambat Bakteri Bacillus 32

cereus 1 x 24 jam Beberapa Tingkat Konsentrasi

Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.)

Tabel 4.3. Daftar Sidik Ragam Laju Zona Hambat Bakteri 32

Bacillus cereus perjam pada Beberapa

Tingkat Konsentrasi Ekstrak Daun Kemangi

(Ocimum sanctum L.)

Tabel 4.4. Daftar Sidik Ragam Zona Hambat Bakteri 32

Bacillus cereus 2 x 24 jam Beberapa

Tingkat Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun

Kemangi (Ocimum sanctum L.)

Tabel 4.5. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh 33

(11)

xii

(Ocimum sanctum L.) 1 x 24 jam terhadap

Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus

Tabel 4.6. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh 34

Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kemangi

(Ocimum sanctum L.) 2 x 24 jam terhadap

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tanaman Kemangi 5

Gambar 2.2. Rumus Bangun Eugenol 7

Gambar 2.3. Bakteri Bacillus cereus 9

Gambar 3.1. Skema Pembuatan Ekstraksi Daun Kemangi 15

(Ocimum sanctum L.)

Gambar 3.2. Skema Pengukuran Daerah/Zona Hambat 19

Gambar 3.3. Skema Penanaman Mikroba Patogen 21

Gambar 4.1. Diagram Batang Rataan Diameter Daerah/Zona 30

Hambatan Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pembuatan Media 44

Lampiran 2. Daerah Hambatan 45

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian 52

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bakteri hampir ditemukan di mana-mana seperti di alam, saluran pencernaan,

mulut, hidung, tenggorokan dan bisa juga terdapat pada permukaan tubuh kita.

Bakteri juga bisa berasal dari makanan, minuman, udara dan lingkungan. Bakteri

merupakan penyebab berbagai penyakit, misalnya Bacillus cereus yang

menyebabkan keracunan makanan (Pelezar dan Chan, 1986).

Makanan penyebab keracunan umunya mengandung sel Bacillus cereus dalam

jumlah tinggi. Bacillus cereus hanya akan tumbuh secara baik bila substratnya

mengandung karbohidrat. Sedangkan bila substrat tidak mengandung karbohidrat,

pertumbuhan akan sangat lambat dan tidak dapat membentuk toksin. Penelitian

oleh Spira dan Silverman (1979) menunjukkan bahwa Bacillus cereus dapat

tumbuh secara baik pada media mengandung 0,025 M glukosa, dan mencapai

maksimum setelah 4,5 jam. Produksi toksin terjadi selama pertumbuhan

logaritmik, dan mencapai maksimum sampai glukosa di dalam dipecah oleh

bakteri tersebut (Imam dan Sukamto, 1998).

Keracunan akan timbul jika seseorang menelan makanan atau minuman yang

mengandung bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan

menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan yang

telah mengandung toksin tersebut. Menurut Purwati (2008) ada dua tipe toksin

yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu toksin yang menyebabkan diare

(disebabkan oleh protein dengan berat molekul besar) dan toksin yang

menyebabkan muntah atau emetik (disebabkan oleh peptida tahan panas dengan

berat molekul rendah).

Strain Bacillus cereus yang bersifat patogenik digolongkan ke dalam bakteri

penyebab intoksikasi, dan dapat dibedakan menjadi strain penyebab diare dan

strain penyebab muntah. Menurut Pelezar dan Chan (1986) menyatakan bahwa

strain penyebab diare dapat memproduksi enterotoksin yang dapat menyebabkan

(15)

2

golongan ini dapat tumbuh pada berbagai makanan, dan mempunyai waktu

inkubasi sejak tertelan sampai timbulnya gejala intoksikasi, yang berkisar antar

8-16 jam. Strain yang dapat menimbulkan gejala muntah bereproduksi toksin

emetik, dan mempunyai masa inkubasi yang lebih pendek sekitar 1-5 jam. Toksin

ini menyebabkan timbulnya gejala muntah, dan kadang-kadang diare. Strain

emetik hampir selalu ditemukan pada makanan penyebab keracunan Bacillus

cereus yang mengandung bahan dasar nasi (Imam dan Sukamto, 1998).

Menurut Mariyati et al., (2007) berbagai jenis makanan, termasuk daging,

susu, sayuran, dan ikan, berkaitan dengan penyebab keracunan makanan tipe

diare. Kasus-kasus tipe emetik umumnya berkaitan dengan makanan dari beras.

Walaupun demikian, makanan bertepung lainnya seperti kentang, pasta, dan keju

juga dapat menjadi penyebabnya. Campuran makanan seperti saus, pudding, sup,

casserole (sejenis makanan yang dimasak dalam wadah tertutup di atas api kecil),

pastry (sejenis kue), dan salad sering dicurigai sebagai penyebab dalam

kasus-kasus keracunan makanan (Imam dan Sukamto, 1998).

Menurut Linda (2010) banyak masyarakat yang menambahkan pengawet ke

dalam makanan agar lebih tahan lama dan tidak cepat busuk. Namun penggunaan

bahan pengawet dapat menyebabkan kanker dan gangguan pada ginjal, otak, dan

hati. Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan. Namun demikian,

makanan yang dimasak, dipanaskan, dan disimpan dengan benar umumnya aman

dari racun yang menyebabkan muntah. Beberapa tanaman yang dapat menekan

pertumbuhan bakteri Bacillus cereus adalah kenikir, manggis dan kemangi.

Tanaman kemangi berpotensi untuk menekan pertumbuhan bakteri tersebut

karena kandungan minyak atisiri dan flavonoidnya yang bersifat antibakteri

(Ariani, 2000).

Tanaman kemangi mengandung minyak atsiri yang banyak dilaporkan

memiliki aktivitas antibakteri. Aktivitas minyak atsiri daun kemangi sebagai

antibakteri telah diteliti oleh Maryati et al., (2007). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa minyak atsiri daun kemangi memiliki aktivitas antibakteri terhadap

(16)

3

menyebutkan bahwa minyak atsiri daun kemangi menunjukkan aktivitas

antimikroba terhadap bakteri.

Menurut Pitojo (2008) minyak atsiri merupakan minyak tumbuhan,

mengandung aroma, dan ada yang mudah menguap. Minyak atsiri dibagi menjadi

dua komponen, yaitu komponen hidrokarbon dan komponen hidrokarbon

teroksigenasi atau fenol. Fenol memiliki senyawa antimikroba yang sangat kuat.

Kandungan minyak atisri tersebut terdiri dari 1,8-sineol, trans-beta-osimen,

kamfor, linanool, metil kavikol, geraniol, sitral eugenol, metil sinamat, esdragiol,

beta-bisabolen, beta-kariopilen (Kurniasih, 2010).

Selain minyak atsiri, daun kemangi juga mengandung flavonoid yang bersifat

antibakteri. Flavonoid dapat menghambat fungsi membran sitoplasma, dan

menghambat metabolisme energi sel (Cushnie and Lamb, 2005). Dalam beberapa

penelitian disebutkan bahwa bahan antibakteri daun kemangi lebih efektif

terhadap bakteri Gram positif dibandingkan dengan bakteri Gram negatif (Joshi et

al., 2009).

Dari uraian di atas penulis ingin meneliti pengaruh pemberian ekstrak daun

kemangi dengan beberapa konsentrasi terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus

cereus. Dimana bakteri Bacillus cereus merupakan bakteri yang biasanya

mencemari makanan. Pengaruh yang dihasilkan oleh bakteri ini akan

menyebabkan keracunan makanan bagi orang yang mengkonsumsinya yang

ditandai dengan gejala diare, mual dan muntah. Jadi hubungan antara Bacillus

cereus dengan ekstrak etanol kemangi dapat digunakan sebagai senyawa

antibakteri. Sehingga penulis merasa untuk melakukan penelitian mengenai

(17)

4

1.2. Anggapan Dasar

Sutiyami (2013) telah melakukan penelitian uji aktivitas minyak atsiri

kemangi pada bakteri Eschericia coli dan Shigella sonnei pada konsentrasi 0%,

2%, 4%, 6%, 8% dan 10%. Hasil penelitian sebagai berikut: minyak atsiri dapat

menghambat bakteri Eschericia coli dan Shigella sonnei pada konsentrasi 8% dan

10%.

1.3. Batasan Masaah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh pemberian ekstrak

etanol daun kemangi terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dengan

menggunakan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan

10% dengan waktu inkubasi 1 x 24 jam dan 2 x 24 jam.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka masalah penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kemangi dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus?

2. Konsentrasi berapakah yang lebih tinggi daya hambatnya untuk pertumbuhan

bakteri Bacillus cereus?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan melakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kemangi pada

konsentrasi berbeda dalam mengahmbat pertumbuhan bakteri Bacillus

cereus.

2. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi yang lebih tinggi

(18)

5

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat sebagai berikut:

1. Sumber informasi bagi masyarakat tentang khasiat ekstrak etanol daun

kemangi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus.

2. Sumber informasi bagi mahasiswa yang ingin lebih jauh meneliti tentang

pengaruh ekstrak etanol daun kemangi yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Bacillus cereus.

3. Diharapkan daun kemangi dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif

(19)

41

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2011), http://blog.ub.ac.id/achmadfathony/bacillus-cereus/ (diakses 24 Oktober 2014).

Anonim(2012), http://kangoby.wordpress.com/bakteri-bacillus- cereus/

(diakses 24 Oktober 2014).

Anonim(2012),http://www.google.com/search/g=Gambar+gugus+fungsi+eugeno/ (diakses 24 Oktober 2014).

Ajizah, (2000), Sensivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L., Bioscientiae, 1: 31-38

Ariani, (2000), Pengenalan Bacillus spp, Jurnal Balitbang Lingkungan Laut, 24(1):31-41.

Batubara, (2006), Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kari (Murraya koenigii L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus(Skipsi),

FMIPA, UNIMED, Medan.

Buchanan, R.E. dan N.E. Gibbons, (1974), Bergeys Manual of Determinative Bacteriology, The Williams and Wilkins Co, Baltimore.

Cushnie, T. P. T. andA. J. Lamb (2005), Review: Antimicrobial activity of flavonoids. International Journal Antimicrobial Agents, 26:343-356.

Desfita V., Suryanto, dan Munir, (2011), Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Meniran (Phyllianthus niruri L.) terhadap Bakteri dan Khamir, Prosiding Semnas Biologi FMIPA USU : 150-159.

Fardiaz, (1992), Mikrobiologi Pangan I, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Imam dan Sukamto, (1998), Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan, Penerbit Alumni/1999/Bandung, Bandung.

Joshi, B., S. Lekhak, and A.Sharma, (2009), Antibacterial Property of Different

Medical Plants: Ocimum sanctum, Cinnamomum zeylanicum,

Xanthoxylum armatum, and Origanum majorana. Kathmandu University, Journal Science Englisch and Technology., 5(1):143-150.

Kurniasih, (2010), Khasiat Dahsyat Kemangi, Penerbit Pustaka Baru Press, Yogyakarta.

(20)

42

vulgaricus L.) and Their Antioxidant Properties, Food Chemistry, 91(1), 131-137.

Linda, (2000), Pertumbuhan Bakteri Perusak Makanan, Berkala Ilmiah Bidang MIPA Volume 2:49-52.

Kurniasih, (2010), Khasiat Dahsyat Kemangi, Penerbit Pustaka Baru Press, Yogyakarta.

Mariyati, Fauzia, R. S., dan Rahayu, T., (2007), Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Kemangi terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli, Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, 8(1),30-38.

Masduki, (1996), Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S.aureus dan E.coli, Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 109:21-4

Miksusanti, (2011), Aktivitas Campuran Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap Bacillus cereus, Jurnal Penelitian Sains, 14:3C.

Nurwantoro, (1997), Mikrobiologi Pangan Hewani-Nabati, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Parhusip AJN, (2006), Kajian Mekanisme Antibakteri Ekstrak Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium D.C.) terhadap Bakteri Patogen Pangan, Disertasi, Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor

Pelezar, M.J. dan Chan, E.C.S., (1986), Dasar-dasar Mikrobiologi, Penerbit UI Press, Jakarta.

Pelezar, M.J. dan Chan, E.C.S., (1988), Dasar- dasar Mikrobiologi II, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Purwati, (2008), Pertumbuhan Bacillus cereusdan Clostridium perfringens pada Makanan Tambahan Pemulihan yang Dikonsumsi Balita Penderita Gizi Buruk. Jurnal Penelitian Sains, 31:4.

Pitojo, (2008), Kemangi dan Selasih, Penerbit Trubus Agriwidya, Yogyakarta.

Salle, A.J, (1974), Fundamental Principles of Bacteriology, Seventh Edition, , Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi.

Pasar Silitonga, (2011), Statistik, Medan, Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

(21)

43

Suppakul, P., Miltz, J., Sonneveld, K., dan Bigger, S. W., (2003), Antimicrobial Properties of basil and Its Possible Application in Food Packaging, Journal of Agricultural dan Food Chemistry, 51(11), 3197-3207.

Sutiyami, (2013), Uji Aktivitas Minyak Atsiri Kemangi (Ocimum sanctum L.) pada Berbagai Kuman Penyebab Diare, Jurnal Jurusan Analisis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 14:6

Syamsyudin, (2000), Aktivitas Tannin Sirih pada Bakteri Staphylococcus epidermis, Jurnal ilmiah Bandung, 16:7

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 4.6.
Gambar 2.1. Tanaman Kemangi

Referensi

Dokumen terkait

Strategi generasi ketiga yang merupakan cerminan dari pendekatan Demand Side Apne Aap, strategi generasi ketiga ini mencoba menyelesaikan permasalahan pada tingkat

Wasir >> Penyakit ini dapat disebut juga dengan hemoroid atau ambeien, yakni pembesaran pembuluh darah vena yang menjadi rapuh pada daerah rektum (sisi dalam

pembatasan waktu penangkapan dan penahanan, pemberian ganti rugi dan 

Selain itu, dengan kehadiran pelabuhan-pelabuhan di pesisir barat Sulawesi Selatan, yakni Makassar dan Parepare, serta di pesisr timur Sulawesi Selatan yakni, Pallime

Maka perancangan buku islami pop-up bergambar ini diharapkan dapat membantu para orang tua untuk mengajak anak anaknya belajar nilai nilai agama dengan media yang interaktif

Sementara itu, Abas Nurga- ha, aktivis muda Partc:!.i Golkar Jabar mengatakan, masalah yang terjadi di tubuh Golkar Jabar yaitu kemandekan ka- derisasi karena Golkar merasa..

BAPETEN sebagai badan pengawas yang memiliki tujuan untuk menjamin keselamatan pekerja, masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup memiliki beberapa