• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWADENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATAPELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 101801 DELI TUA T.P 2014/2015”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWADENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATAPELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 101801 DELI TUA T.P 2014/2015”."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V

SD NEGERI 101801 DELI TUA

T.P. 2014/2015

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Prasekolah dan Sekolah Dasar

OLEH :

TRI ASRIMTA BR SITEPU

NIM. 1113111077

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Tri Asrimta, NIM : 1113111077, “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Problem Based learning (PBL) Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 101801 Deli Tua T.P 2014/2015”.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model problem based learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya kelas V SD Negeri 101801 Deli Tua dengan menggunakan model problem based learning (PBL) T.P 2014/2015.

Adapun defenisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan model pembelajaran inovatif yang akan memberikan kondisi belajar aktif pada siswa. Model pembelajaran berbasis masalah akan membantu siswa untuk berpikir ilmiah dalam menyelesaikan masalah atau pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran melalui kegiatan atau praktek secara langsung yang dibimbing oleh guru. Aktivitas belajar siswa merupakan segala tingkah laku serta kegiatan positif yang dilakukan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa dikatakan aktif apabila siswa mau mengajukan pertanyaan, memberi pendapat dalam kelompok, menjawab pertanyaan, melakukan praktek, memecahkan masalah serta menulis laporan hasil diskusi. Apabila siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar maka belajar akan terasa lebih bermakna dan mudah dipahami.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 101801 Deli Tua yang berjumlah 30 orang, 16 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket dan lembar observasi. Adapun yang dianalisis dalam lembar observasi adalah aktivitas belajar mengajar siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

(6)

v

2.1.1.1.Pengertian Belajar ... 8

2.1.1.2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 9

2.1.2.Aktivitas Belajar ... 10

2.1.3.Model Pembelajaran ... 12

2.1.3.1.Hakikat Model Pembelajaran... 12

2.1.3.2.Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning ... 14

2.1.3.3.Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 16

2.1.3.4.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 17

2.1.4. Hakikat Pembelajaran IPA ... 19

(7)

vi

2.1.6. Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya ... 21

2.2. Kerangka Berpikir ... 24

2.3. Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Jenis Penelitian ... 26

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 26

3.3. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

3.4. Defenisi Operasional... 27

3.4.1.Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38

4.2. Deskripsi Kondisi Awal ... 39

4.3. Hasil Penelitian Siklus I ... 42

4.4. Hasil Penelitian Siklus II... 55

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

4.5.1 . Pembahasan Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 65

4.5.2 . Pembahasan Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa .. 66

4.5.3 . Pembahasan Lembar Angket Aktivitas Belajar Siswa ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Saran ... 73

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ...

Tabel 2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kondisi Awal ...

Tabel 3 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ...

Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ...

Tabel 5 Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ...

Tabel 6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ...

Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ...

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peristiwa pemantulan cahaya ... 21

Gambar 2. Peristiwa cahaya merambat lurus ... 22

Gambar 3. Pembiasan cahaya pada medium yang berbeda ... 23

Gambar 4. Cahaya menembus gelas bening & tidak menembus batu ... 23

Gambar 5. Desain penelitian Arikunto ... 28

Gambar 6. Grafik hasil lembar observasi kondisi awal ... 41

Gambar 7. Grafik Jumlah siswa aktif dan tidak aktif kondisi awal ... 42

Gambar 8. Guru dan siswa melakukan percobaan... 44

Gambar 9. Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompok ... 45

Gambar 10. Siswa melakukan percobaan pertemuan kedua ... 46

Gambar 11. Siswa mengisi angket siklus I ... 46

Gambar 12. Grafik hasil lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus I ... 50

Gambar 13. Grafik jumlah siswa aktif dan tidak aktif siklus I... 51

Gambar 14. Grafik hasil angket aktivitas belajar siswa siklus I... 53

Gambar 15. Grafik siswa aktif & tidak aktif angket siklus I ... 54

Gambar 16. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan ... 56

Gambar 17. Siswa aktif bertanya ... 57

Gambar 18. Siswa mengisi angket aktivitas belajar siklus II ... 58

Gambar 19. Grafik hasil lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus II .... 61

Gambar 20. Grafik siswa aktifdan tidak aktif observasi siklus II ... 62

(10)

ix

Gambar 22. Grafik keseluruhan observasi aktivitas guru ... 66

Gambar 23. Grafik keseluruhan lembar observasi aktivitas belajar siswa... 68

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu sarana yang sangat penting bagi kehidupan

manusia. Pendidikan dapat diperoleh di sekolah maupun dirumah. Pada dasarnya

pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan di rumah. Dalam

pendidikan terjadi proses belajar. Dimana, proses belajar merupakan kegiatan

yang paling pokok dalam pendidikan. Oleh karena itu kegiatan belajar sangat

berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pendidikan. Proses belajar dilakukan

melalui kegiatan belajar mengajar, yang melibatkan guru dan siswa. Komunikasi

yang baik antara guru dan siswa sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

Aktivitas merupakan asas yang sangat penting dalam kegiatan belajar

mengajar. Tanpa aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Guru sebagai pendidik dan pembimbing perlu melakukan suatu upaya untuk

mendorong siswa agar ikut terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan di sekolah. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan siswa di

sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat materi yang

disampaikan guru seperti yang terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Aktivitas

yang dapat dilakukan siswa di sekolah antara lain: membaca, memperhatikan

gambar, diskusi, memecahkan soal, menganalisis, dan melakukan percobaan.

Apabila berbagai kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah maka sekolah akan

(12)

2

Saat ini proses belajar mengajar di sekolah masih didominasi oleh ceramah

guru. Model pembelajaran yang digunakan monoton dan kurang melibatkan siswa

secara langsung dalam proses pembelajaran. Aktivitas siswa hanya mendengar

serta mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Model pembelajaran yang

digunakan guru ketika proses belajar mengajar berlangsung berpengaruh terhadap

aktivitas belajar siswa. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa maka perlu

diterapkan model pembelajaran yang dianggap menarik dan efektif dalam

pelajaran IPA di SD. Penulis akan mencoba menerapkan model pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning). Model Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning) selanjutnya disingkat PBL merupakan model

pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah melalui

tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang

berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk

memecahkan masalah.

Rendahnya aktivitas belajar siswa berpengaruh terhadap pemahaman siswa

tentang materi pelajaran IPA. Hasil pengamatan peneliti terhadap proses belajar

mengajar di SDN 101801 Delitua khususnya pada mata pelajaran IPA di kelas V

ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya aktivitas belajar siswa

terhadap pelajaran IPA, antara lain: dalam mengajarkan materi IPA guru masih

menggunakan metode yang monoton dan kurang bervariasi, siswa takut bertanya

kepada guru mengenai materi IPA yang belum mereka pahami, selama proses

pembelajaran berlangsung siswa hanya sebagai pendengar dan tidak terlibat

(13)

3

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SDN 101801

Delitua, peneliti mengamati bahwa aktivitas belajar siswa siswi kelas V SDN

101801 Delitua masih rendah. Hal ini juga juga terlihat dari banyaknya siswa

yang kurang antusias dalam mengikuti pelajaran serta nilai siswa yang masih

dibawah KKM yang telah ditetapkan. Nilai KKM untuk pelajaran IPA adalah 70,

sementara siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah 12 orang siswa atau

sebanayak 40% dari 30 orang siswa yang ada di kelas V. Sedangkan siswa yang

mendapat nilai dibawah 70 berjumlah 18 orang siswa atau 60% dari jumlah

keseluruhan siswa kelas V. Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar

siswa diantaranya: kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang

disampaikan guru, siswa kurang terlibat dalam pembelajaran yang sedang

berlangsung, metode belajar yang digunakan guru terlalu monoton, serta

minimnya media yang digunakan.

Dalam proses pembelajaran IPA, sangat dibutuhkan kegiatan yang

melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan suatu masalah, karena tidak

semua materi dalam pelajaran IPA dapat dimengerti siswa hanya melalui

penjelasan saja. Ada beberapa materi pada mata pelajaran IPA yang

membutuhkan pengalaman langsung dari siswa untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut, karena banyak materi yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari dan sering dijumpai secara langsung oleh siswa. Salah

satunya adalah materi cahaya dan sifat-sifatnya. Tujuan dari mempelajari materi

cahaya dan sifat-sifatnya di kelas V SD adalah siswa mampu mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya. Agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai maka proses

(14)

4

saja tapi perlu diterapkan model pembelajarn yang secara langsung melibatkan

siswa.

Dalam melakukan pengamatan langsung terhadap materi IPA, tidak cukup

hanya menggunakan buku pelajaran IPA saja. Namun, perlu disediakan media

pembelajaran yang nyata. Sehingga, guru dapat melibatkan siswa secara langsung

dalam kegiatan pembelajaran dan memberi pengalaman belajar terhadap siswa.

Jika siswa terlibat langsung dalam pemecahan masalah materi sifat-sifat cahaya

pada pelajaran IPA di kelas V, diharapkan aktivitas belajar siswa akan meningkat.

Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) yang sering

disingkat dengan PBL dimulai dengan adanya masalah dan melibatkan siswa

untuk memecahkan masalah tersebut.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, peneliti terdorong untuk melakukan suatu

penelitian yang berjudul: “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran IPA di

Kelas V SDN 101801 Delitua T.P 2014/2015”.

1. 2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA

2. Model pembelajaran yang digunakan terlalu monoton dan kurang bervariasi.

3. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

(15)

5

1. 3. Batasan Masalah

Melihat banyaknya permasalahan yang teridentifikasi dalam proses

pembelajaran IPA di SD, maka peneliti merasa perlu membatasi masalah agar

penelitian yang dilakukan lebih terarah. Maka yang menjadi batasan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran IPA

Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya di Kelas V SDN 101801 Delitua T.P

2014/2015”.

1. 4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Apakah Model Problem Based Learning (PBL) dapat

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Cahaya

dan Sifat-Sifatnya di Kelas V SDN 101801 Delitua T.P 2014/2015?”.

1. 5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

Untuk Mengetahui Peningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran IPA Materi Cahaya

(16)

6

1. 6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman siswa

dalam pembelajaran IPA.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan di Sekolah Dasar (SD).

4. Bagi peneliti, untuk menambah pengalaman serta menyelesaikan tugas akhir.

5. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dan

(17)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan peneliti, maka diperoleh

kesimpulan bahwa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL)

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi

cahaya dan sifat-sifatnya kelas V SD Negeri 101801 Deli Tua Tahun Pelajaran

2014/2015. Hal ini terbukti dari:

1. Pada kondisi awal, diperoleh nilai ketuntasan klasikal aktivitas belajar

siswa melalui lembar observasi sebanyak 11 orang atau 36,67% dengan

kategori rendah. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh nilai

ketuntasan klasikal aktivitas belajar siswa sebanyak 16 orang yaitu

53,33%, yang masih dalam kategori rendah. Pada siklus II nilai

ketuntasan klasikal mencapai 83,33% atau sebanyak 25 orang dengan

kategori sangat tinggi. Hasil angket aktivitas belajar siswa pada siklus I

56,67% dengan jumlah 17 orang siswa yang masuk dalam kategori

rendah. Pada siklus II meningkat menjadi 86,67% dengan jumlah siswa

26 orang masuk dalam kategori sangat tinggi.

2. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model problem based learning (PBL) dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi cahaya dan

sifat-sifatnya di kelas V SD Negeri 101801 Deli Tua Tahun Pelajaran

(18)

73

5.2.Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru, khususnya guru kelas V diharapkan untuk menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) sesuai dengan materi yang akan diajarkan

dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat mengikuti

kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi siswa, diharapkan agar lebih aktif dalam menyampaikan pendapat pada

saat diskusi serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

3. Bagi pihak sekolah, agar kiranya dapat melakukan penelitian bagi guru-guru

tentang penggunaan model-model pembelajaran yang menarik agar para

siswa dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Bagi peneliti, agar dapat lebih memvariasikan pembelajaran, sehingga

tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

5. Bagi peneliti lanjut, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis pada

materi dan sekolah lainnya agar diperoleh hasil penelitian yang lebih

(19)

74

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryono. 2013. Pembelajaran IPA. Yogyakarta: Kepel Press.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Khairani, Makmun. 2011. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswajaya Pressindo.

Prayono, & Titik Sayekti. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purwantari, Teguh, & Kartono. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Saleh, Marhamah. 2013. Strategi Pembelajaran Fiqh Dengan Problem Based Learning. Jurnal Ilmiah Didaktika. Vol. XIV No.I. Agustus 2013.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

(20)

75

Susilowati, Eko, dkk. 2010. IPA 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian .....................................................................
Gambar 24. Grafik keseluruhan nilai angket siswa .......................................
gambar, diskusi, memecahkan soal, menganalisis, dan melakukan percobaan.

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun begitu/ Fatah mengakui/ fatwa yang sebenarnya masih ditujukan untuk kalangan internalnya ini/ akan diberlakukan secara bertahap/ dan tidak harus berhenti

Aliran bit dan rekonstruksi sinyal ucapan menghasilkan sinyal rekonstruksi yang paling buruk pada kondisi kanal AWGN dengan SNR = 10 dB (plot hasil rekonstruksi

Ganesa 10, Bandung 40132; 2 Center for Atomic, Molecular and Surface Physics, Murdoch University, Perth 6150, Western Australia; 3.. Physics Department, Faculty of Matematical

proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih memahami materi matematika yang dipelajari dan menjadikan siswa cinta pada matematika, karena keberhasilan dalam pendidikan

Informan penelitian terdiri dari 4 narasumber, yaitu narasumber utama dua orang penderita depresi yang melakukan percobaan bunuh diri, dan narasumber pendukung

Wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam bentuk dialog, baik berupa wacana tulis maupun wacana lisan. Bentuk wacana drama lisan terdapat pada pemekaian bahasa dalam

Sagu adalah butiran atau tepung yang diperoleh dari teras batang pohon sagu atau rumbia (Metroxylon sago Rottb.).Tepung sagu memiliki ciri fisik yang mirip dengan

Faustus, his experiences and the end of his life as the critique toward Renaissance Humanism using Blaise Pascal ’s Belief Alternatives that human being can not deny God,