PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP
KEMAMPUAN MEMERANKAN WATAK TOKOH
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KUALUH
HULU KABUPATEN LABUHAN BATU
UTARA TAHUN PEMBELAJARAN
2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DAYNI CHRISTMAS S
NIM 2113311012
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas
berkat dan karunia-Nya telah memberikan kesehatan dan pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat waktu. Skripsi ini merupakan karya
ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Disamping persyaratan akademis, adalah juga ungkapan tanggung jawab
penulis sebagai seorang akademisi, melalui usaha penelitian ilmiah yang
diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu peneliatian.
Apa yang penulis lakukan ini mungkin belum mencapai hasil yang
maksimal, untuk itu saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca sangat
diharapkan. Semoga Skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap khasanah
pengetahuan, dan semoga penelitian ini membantu terhadap kegiatan
penelitian-penelitian selanjutnya.
Banyak sudah dukungan dan bantuan yang didapatkan dalam
menyelesaikan Skripsi ini. Tanpa bantuan, dukungan, dan kemudahan-kemudahan
yang diperoleh, sulit kiranya penulis menyelesaikan tugas ini. Untuk itu, rasa
hormat dan ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M., Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Medan.
3. Drs. Syamsul Arif, M. Pd., Ketua Juruan Bahasa dan Sastra Indonesia dan
Dosen Penguji.
4. Syairal Fahmy, S.Sos., M.I. Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Dosen Penguji.
5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
6. Suprakisno, S. Pd.,M. Pd., Dosen Pembimbing Skripsi.
8. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas
Negeri Medan.
9. Drs. Tambunan Sibuea, M. Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kualuh
Hulu, Guru-guru, Staf/Pegawai, dan Siswa-siswi yang telah mendukung
Skripsi ini dengan memberikan izin penelitian.
10.Imelda Lubis, S. Pd., Guru Pamong Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1
Kualuh Hulu yang telah memberikan saya kesempatan untuk melakukan
penelitian serta seluruh siswa XI IPA 2.
11.Teristimewa kepada Orangtua penulis Ayah Antoni Siagian, Ibu Asbunga
Sitohang, saudara-saudara penulis, Anggiat Roy Siagian, Amos Ramli
Siagian, Putri Siagian dan Pitri Siagian. serta seluruh keluarga tercinta
yang tak henti-hentinya mendoakan, memberi kasih sayang, perhatian
serta dukungan baik moral maupun materi dengan tulus kepada penulis.
12.Teman-teman seperjuangan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
teman-teman Ekstensi C 2011. Juga tidak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada Lestayana Banurea yang telah memberi dukungan semangat,
doa dan motivasi kepada penulis.
13.Semua Pihak yang turut membantu dalam penyelesaian Skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Terimakasih atas dukungan doa dan motivasinya. Penulis tidak dapat
membalas semua jasa, bantuan, kebaikan, dan pengorbanan yang diberikan
kepada penulis, kiranya Allah membalas semuanya. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih belum sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
Medan, Juli 2015
Dayni Christmas S
ABSTRAK
Dayni Christmas S, NIM 2113311012, Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Kemampuan Memerankan Watak Tokoh Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1 Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
Quantum Teaching terhadap kemampuan memerankan watak tokoh siswa kelas XI SMA negeri Kualuh Hulu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA negeri 1 Kualuh Hulu dengan jumlah 318 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 siswa yang diambil secara homogen dengan teknik sample purposing . Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah penilaian unjuk kerja.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, tepatnya Quasi eksperimen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
uji “t”. Dari pengolahan data, diperoleh nilai rata-rata pre-test = 60.65, standar
deviasi = 9,01 digolongkan pada kategori baik = 29,55% dan kategori cukup =
70,45%. Nilai rata-rata post-test =81,43 standar deviasi = 8,7 dan dikategorikan
pada kategori sangat baik = 47,73% dan kategori baik = 25% dan kategori cukup = 27,27%. Berdasarkan uji normalitas, hasil pre-test dan post-test dinyatakan berdistribusi normal. Kemudian, berdasarkan uji homogenitas dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan uji
homogenitas dilakukan, maka diketahui t0 sebesar 10,8 Setelah to diketahui
kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikan 5% dengan 5% dan
dengan df= N-1 = 44-1. Dari = 43 diperoleh taraf signifikan 5%= 2.30. karena t0
yang diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 12.98 >2.30, maka hipotesis nihil (Ho)
ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model Quantum Teaching
berpengaruh positif terhadap kemampuan mempresentasikan hasil penelitian siswa kelas XI SMA negeri 1 Kualuh Hulu tahun pembelajaran 2014/2015.
DAFTAR ISI
3. Memerankan Watak Tokoh Dalam Pementasan Drama... 20
B. Kerangka Konseptual ... 29
C. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
1. Populasi ... 33
2. Sampel ... 34
C. Variabel Penelitian ... 35
D. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ... 35
E. Metode Penelitian... 36
1. Kemampuan Memerankan Watak Tokoh Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kualu Hulu Sebelum Menggunakan Model Quantum Teaching ... 46
Kelas XI SMA Negeri 1 Kualu Hulu Sesudah
Menggunakan Model Quantum Teaching ... 50
a. Analisis Data Post-Test ... 50
B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 54
1. Uji Normalitas Hasil Pre-Test ... 54
2. Uji Homogenitas ... 56
3. Pengujian Hipotesis ... 56
C.Pembahasan dan Temuan Penelitian ... 57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Simpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Kelas XI SMA Negeri 1 Kualuh Hulu ... 34
Tabel 3.2 Desain One Group Pretest-Postest ... 37
Tabel 3.3 Jalannya Eksperimen ... 38
Tabel 3.4 Aspek Penilaian Memerankan Watak tokoh ... 40
Tabel 3.5 Kategori dan Persentase Nilai ... 41
Tabel 4.1 Data Hasil Pre-Test ... 47
Tabel 4.2 Data Hasil Post-Test ... 48
Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test ... 49
Tabel 4.4 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre-test ... 50
Tabel 4.5 Tabel Dsitribusi Frekuensi Hasil Post-Test ... 52
Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Hasil Post-Test ... 53
Tabel 4.7 Uji Normalitas Hasil Pre-Test ... 55
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 66
Lampiran 2 RPP ... 67
Lampiran 3 Naskah Drama ... 72
Lampiran 4 Nilai Kritis L Untuk Uji ... 80
Lampiran 5 Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 0 ke Z ... 81
Lampiran 6 Tabel Distribusi Frekuensi F dengan dk ... 84
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu program pemerintah
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Dunia pendidikan memiliki peranan penting dalam peningkatan
sumber daya manusia dan dalam menjamin pertumbuhan, perkembangan serta
kelangsungan hidup suatu bangsa. Peranan pendidikan diutamakan untuk
membina manusia menjadi kader pembangunan.
Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari proses belajar bahasa.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa dan sastra Indonesia baik secara tulisan maupun
lisan.
Sastra merupakan hasil cipta yang mengungkapkan pribadi manusia
berupa pengalaman, dan keyakinan dalam suatu gambaran konkret yang mampu
membangkitkan gairah yang dapat tersalurkan dengan alat bahasa. Dengan
melihat dan mendengarkan karya sastra yang indah, maka keindahan tersebut
dapat menggetarkan sukma, dapat menimbulkan keharuan, kebencian atau
pandangan hati, gemas dan dendam bagi penikmatnya.
Hasil dari karya sastra yang baik yang berupa puisi, prosa maupun drama
telah diajarkan melalui bangku sekolah pada pengajaran bahasa Indonesia yang
juga kemampuan untuk mengapresiasi dari hasil karya sastra tersebut. Salah satu
hasil dari karya sastra ialah drama, di mana drama adalah salah satu genre sastra
yang hidup dalam dua dunia, yaitu seni sastra dan seni pertunjukkan atau teater.
Drama dalam pembelajarannya di Sekolah Menengah Atas telah diajarkan
di kelas XI semester II dengan Standar Kompetensi (SK) Berbicara :
Mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama. Di mana salah
satu Kompetensi Dasar (KD) yang diharapkan yaitu 14.2 “Penggunaan
gerak-gerik, mimik, serta intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan
drama.” Berdasarkan KD tersebut, maka pembelajaran drama tidak sekedar pada
penyampaian materi melainkan lebih kepada kemampuan siswa dalam melakukan
pementasan drama. Oleh sebab itu, diperlukan perhatian khusus dalam
pengajarannya agar tercapai kompetensi dasar sesuai apa yang diharapkan.
Disamping itu dalam Silabus mata pelajaran bahasa Indonesia Kelas XI
Semester genap tahun pembelajaran 2014/2015. Jumlah kompetensi dasar yang
berkaitan dengan kesusasteraan di kelas XI semester genap sebanyak 7 KD dari
jumlah keseluruhannya, yaitu 17 KD. Perbandingan ini menunjukkan alokasi
waktu untuk materi sastra lebih sedikit dibanding dengan keterampilan berbahasa,
termasuk pembelajaran drama yang hanya berjumlah 2 KD dari 7 KD materi
sastra, dengan alokasi waktu 4x45 menit.
Menurut penelitian yang dilakukan Siregar ( 2013:2) dengan judul
“Efektifitas Teknik Akting Stanislavisky dalam Meningkatkan kemampuan
Bermain Drama Siswa Kelas XI MAN 1 Medan Tahun Pembelajaran 2008/29”
dalam memerankan watak tokoh disebabkan oleh keterbatasan alokasi waktu
dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, siswa juga kurang berminat dalam
pembelajaran drama dikarenakan guru yang mengajar menggunakan
metode/model konvensional. Guru beranggapan bahwa untuk bermain drama di
atas pentas cukup dengan memberikan naskah drama saja kepada siswa tanpa
menindaklanjutinya. Hal tersebut membuat siswa merasa bosan dan kurang
tertarik dalam bermain drama. Dan hasilnya siswa hanya mampu mendapat nilai
68.00.
Dengan demikian, hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam
pembelajaran bermain drama adalah bahwa pembelajaran drama harus dirancang
sebaik-baiknya agar dapat menumbuhkan kemampuan dan minat siswa dalam
pembelajaran drama.
Menumbuhkan kemampuan dan minat siswa dalam pembelajaran drama
perlu pemilihan metode atau model pengajaran sebagai salah satu solusi yang
tepat guna mengatasi permasalahan dalam pembelajaran drama di sekolah.
Syafaruddin ( 2013: 3) dalam Efektivitas Metode Hipnosis Terhadap Kemampuan
Bermain Drama Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Karang Baru Kabupaten
Aceh Tamiang 2012/2013 penggunaan metode hipnosis mampu meningkatkan
kemampuan dan minat siswa dalam pembelajaran drama. Dalam hal ini apresiasi
nilai rata-rata kepada siswa dengan model Hipnosis terhadap kemampuan bermain
drama sekitar 75.00.
Berangkat dari penelitian tersebut, penelitian kali ini akan menerapkan
meningkatkan kemampuan siswa dalam memerankan watak tokoh. Hal ini
didasarkan pada fenomena dilapangan, untuk dapat mementaskan sebuah drama
dibutuhkan persiapan yang lama (minimal satu bulan), namun hal ini bertolak
belakang dengan pembelajaran drama di sekolah yang hanya menyediakana
alokasi waktu 2X45 menit, tentunya Kompetensi Dasar dalam pembelajaran
drama di sekolah akan sulit terealisasi.
Oleh karena itu, perlu diupayakan penyelesaian masalah tersebut. Model
Quantum Teaching merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang bermakna
yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Menurut De Porter (2010:9), Quantum teaching adalah model yang melibatkan
siswa secara aktif, baik segi fisik, mental dan emosionalnya dengan TANDUR
(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) diharapkan
mampu menjadi salah satu alternatif tercapainya Kompetensi Dasar pelajaran
drama khususnya memerankan watak tokoh di Sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Alokasi waktu 2 X 45 menit dirasa kurang kurang cukup untuk
melaksanakan pembelajaran drama secara maksimal.
2. Penggunaan model masih bersifat konvensional, guru hanya memberi
naskah dan siswa langsung bermain drama sehingga siswa merasa bosan
3. Pembelajaran drama kurang diminati oleh siswa
C. Batasan Masalah
Berdasarkan keseluruhan identifikasi masalah yang ditemukan, untuk
membatasi masalah maka dipilihlah identifikasi masalah nomor 2 dimana
Penggunaan Model yang masih bersifat konvensional, Peneliti memilih
menggunakan Model Quantum Teaching, alasan peneliti menggunakan Model
Quantum Teaching karena Model ini berusaha untuk meningkatkan bakat siswa,
membangkitkan motivasi dan menambah rasa percaya diri pada siswa untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memerankan watak tokoh.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan memerankan watak tokoh siswa sebelum
menggunakan model Quantum Teaching di SMA Negeri 1 Kualuh Hulu
Kabupaten Labuhan Batu Utara?
2. Bagaimana kemampuan memerankan watak tokoh siswa sesudah
menggunakan model Quantum Teaching SMA Negeri 1 Kualuh Hulu
Kabupaten Labuhan Batu Utara?
3. Apakah Model Quantum Teaching berpengaruh terhadap kemampuan
memerankan watak tokoh ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui Kemampuan memerankan watak tokoh sebelum
2. Untuk mengetahui Kemampuan memerankan watak tokoh sesudah
menggunakan model Quantum Teaching
3. Untuk mengetahui Pengaruh model Quantum teaching terhadap
kemampuan memerankan watak tokoh.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi konkret dalam
pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia, penelitian ini juga dapat dijadikan
bahan pijakan untuk mendukung, memperkuat, juga melakukan pengembangan
pada penelitian selanjutnya.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang
berarti bagi penulis sebagai calon pendidik. Selain itu melatih penulis agar dapat
menemukan dan menerapkan teknik yang inovatif dalam pembelajaran.
b. Bagi Guru
Dapat menambah referensi dan alternatif penerapan teknik yang digunakan
dalam pembelajaran sastra, khususnya memerankan watak tokoh. Hal ini tentunya
akan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran dan upaya
c. Bagi siswa
Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru, sehingga diharapkan
dapat memunculkan minat terhadap siswa. Selain itu adanya peningkatan
kemampuan siswa dalam memerankan watak tokoh.
d. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai model Quantum
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat
disimpulkan beberapa hal yang merupakan ini dari hasil penelitian ini.
1. Rata-rata Kemampuan Memerankan Watak Tokoh oleh Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1 Kualuh Hulu sebelum menggunakan Model Quantum
Teaching tergolong dalam kategori cukup. Hal ini sesuai dengan perolehan
nilai rata-rata hasil belajar memerankan watak tokoh adalah 60.65.
2. Rata-rata Kemampuan Memerankan Watak Tokoh oleh Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1 Kualuh Hulu sesudah menggunakan Model Quantum
Teaching tergolong dalam kategori Baik. Hal ini sesuai dengan perolehan
nilai rata-rata hasil belajar memerankan watak tokoh adalah 81.43
3. Pembelajaran Memerankan Watak Tokoh oleh Siswa Kelas XI SMA
Negeri 1 Kualuh Hulu dengan menggunakan model Quatum Teaching
lebih baik hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran memerankan watak
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini,
perlu diungkapkan beberapa saran dalam bagian dibawah ini.
1. Kemampuan siswa memerankan watak tokoh, perlu ditingkatkan lagi. Hal
tersebut tentunya memerlukan model pembelajaran yang efektif digunakan
dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Salah satu model yang dapat
digunakan adalah model Quantum Teaching.
2. Dalam penggunaan model ini diperlukan pemahaman guru bahasa dan
sastra Indonesia dari berbagai segi. Bagi dari segi persiapan, pelaksanaan
samapi segi evaluasi. Agar hasil yang diharapkan yakni peningkatan
kemampaun memerankan watak tokoh menjadi lebih baik lagi.
3. Disarankan pada penelitian selanjutnya, agar lebih memperhatikan
perkembangan model-model pembelajaran yang ada didunia pendidikan
yang dapat digunakan disekolah, khususnya dalam pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Arikunto, Suharsimin. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisai Keempat.Jakarta: Gramedia.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovati, Medan: Media Persada.
Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Implemetasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2013a. Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kemendikbud.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.Bandung: Refika Aditama.
Kosasih. 2001. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya.
Manurung. 2012. Metodologi penelitian. Jakarta: Halaman Moeka Publishing.
Mulyasa, 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum.Bandung: Angkasa.
Nardi. 1977. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Nur Fitriani. 2012. Pembelajaraan Menulis Naskah Drama dengan menggunakan Metode Kontekstual di Kelas XI SMA Nassional Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.Bandung.
Nurhadi. 2014. Menulis Naskah Drama, mahasiswa PBSI -FBS-UNY.
Rifkawaty Pasaribu. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMK Swasta GKPS 2 PematangSiantar. Medan.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sudjono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelittian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Konsstruktif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Waluyo, Herman. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Yusnita. 2014. Efektivitas Metode Delegasi Terhadap Keterampilanisw Kelas Menulis Naskah Drama Pada Siswa XI SMA Tri Sakti Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2013/2014. Medan.