KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI
DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
(JANUARI 1997-DESEMBER 2007)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
Udhi Sony Prasetyo F 0105091
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
HALAMAN
MOTTO
“Wahai orang yang melakukan perjalanan. Perjalanan ini hanya
bisa dilalui dan tercapai tujuannya dengan keseriusan yang tinggi
dan perjalanan di waktu malam. Andai ada seseorang yang tidak bisa
Bersungguh-sungguh di jalan ini, lalu ia tidur di waktu malam.
Kapankah ia akan mencapai tujuannya?”
( Ibnu Qayyim )
L akukan semua kebajikan yang kau bisa. D engan segala sarana yang kau bisa. D alam segala cara yang kau bisa. D isegala cara yang kau bisa. D isegala wakt u yang kau bisa. K epada segala orang yang kau bisa. Selama yang kau bisa
( John Wesley )
“K emauan yang keras adalah dasar segala kemauan.”
(Eyang Harno R J)
”Hai orang-orang yang beriman
berlakulah sabar dan perkuat sabar diantara kalian
dan bersiap-siaplah kalian serta bertaqwalah kepada Allah
supaya kalian memperoleh kemenangan.”
( Qs: Ali Imran 200)
HALAMAN PERSEMBAHAN
K arya kecilku ini, ingin kupersembahkan unt uk :
Allah SWT
“Alhamdulillah..segala aral rint angan t elah K au pat ahkan, sehingga semuanya dapat hamba lewat i dengan sebaik-baiknya, dan selalu memberiku yang t erbaik.”
Rasulluah M uhammad SAW
“Ya Rasul, Engkau adalah t onggak keberhasilan dalam perubahan sejarah hidup manusia yang selalu memacuku untuk mengikut i Engkau dan menjadikannya mot ivat or dalam perjalanan hidupku”
Bapak dan I bu t ercint a
“M at urnuwun pak… bu’… akhirnya U dhi bisa juga menyelesaikan t ugas akhir ini, makasih buat doa, semangat dan nasehat nya, t anpa kalian aku bukan apa-apa… ”
AdikQ tercint a D ini Cemplux’s U yeee
“makasih buat dukungan n doanya”
N duciQ : Renit a Tri Okt aviyani, sosok yang t ak t ergant ikan sampai det ik ini,
“akh..akhirnya N ducimu ini bisa selesein smua N duc...makasih buat dukungan, pengert ian dan doanya… sampai juga di ujung st udi..… yang semangat n slalu yakin kalo Reni t et ep ada buat N duci… ”
Sobit -sobitq yang menemani perjuanganku
“Eka R, Agus, Yanuarip, Anggit , makasih buat smwa bantuan kalian, smoga kalian selalu sukses ‘n brunt ung”
3. Drs. Kresno Sarosa P., M.Si dan Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Ketua
beserta Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Dr. Guntur Riyanto, M.Si selaku pembimbing akademik.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta staff dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan
dan pelayanan kepada penulis.
6. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, dan adikku Dini Cemplux’s serta keluarga
besarku yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa sehingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan baik.
7. Raden mas Budi Wahyono S.Pd, yang telah membantu memberikan ide-ide
dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Semua sahabat yang sudah membantu memberikan dukungan, membuatku
melupakan kejenuhan, dan menjadi tempat berbagi keluh kesah. Terima kasih
semuanya.
9. Teman-teman di Ekonomi Pembangunan. Semuanya.
10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar pada masa
Akhir kata, Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi para penuntut ilmu,
para praktisi, dan seluruh masyarakat untuk tujuan kemaslahatan dan kepentingan
bersama.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Surakarta, April 2011
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TELAAH PUSTAKA A. Pariwisata ... 7
B. Peran Perekonomian dalam Pengembangan Sektor Pariwisata ... 23
C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 28
D. Kerangka Pemikiran ... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 31
B. Jenis dan Sumber Data ... 31
C. Definisi Operasional Variabel ... 31
D. Teknik Analisis Data ... 33
1. Uji Hipotesis I ... 33
2. Uji Statistik ... 33
a. Uji t ... 34
b. Uji F ... 35
c. Koefisien Determinasi ... 36
3. Uji Asumsi Klasik ... 36
a. Uji Heteroskedastisitas ... 36
b. Uji Multikolinearitas ... 37
c. Uji Autokorelasi ... 37
4. Uji Hpotesis II ... 38
5. Uji Hipotesis III ... 39
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 41
1. Luas dan Aspek Geografis ... 41
2. Pariwisata ... 42
B. Gambaran Umum Mengenai Industri Pariwisata ... 43
1. Keadaan dan Potensi Kepariwisataan ... 43
3. Wisata Budaya ... 46
4. Obyek Wisata Buatan ... 47
C. Deskripsi Data ... 48
D. Uji Asumsi Klasik ... 49
1. Uji Multikolinearitas ... 49
2. Uji Heteroskedastisitas ... 50
3. Uji Autokorelasi ... 51
E. Hasil Analisis Data ... 52
1. Regresi Linear Berganda ... 52
2. Uji t ... 53
3. Uji F ... 54
4. Koefisien Determinasi ... 54
F. Perkembangan Pendapatan Sektor Pariwisata ... 55
G. Kontribusi Pendapatan Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah... 56
H. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi ... 58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Deskripsi Data ... 48
4.2. Korelasi Pearson ... 49
4.3. Uji Heteroskedastisitas Park ... 50
4.4. Hasil Durbin Watson ... 51
4.5. Uji t ... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Pemikiran ... 30
3.1. Statistik Durbin Watson ... 38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Induk Penelitian
Lampiran 2 Data Penelitian Per Tahun
Lampiran 3 Deskripsi Data dan Uji t
Lampiran 4 Uji F dan Koefisien Determinasi
Lampiran 5 Multikolinearitas dan Heteroskedastisitas
Lampiran 6 Hipotesis II dan Hipotesis III
ABSTRAK
KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
(JANUARI 1997 – DESEMBER 2007)
Udhi Sony Prasetyo F0105091
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar hotel terhadap pendapatan pariwisata dan bagaimana kontribusi pendapatan sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Karanganyar. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder yang berupa data time series yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Karanganyar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Karanganyar dan sumber-sumber lain yang mendukung dalam penelitian ini.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah kamar hotel berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pariwisata, perkembangan pendapatan pariwisata, dan perkembangan kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Karanganyar. Untuk kepentingan pengolahan data digunakan software SPSS 17.0.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, variabel jumlah wisatawan dan jumlah kamar hotel berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pariwisata, variabel arus kendaraan secara nyata tidak berpengaruh terhadap pendapatan pariwisata, pada taraf signifikansi 5% dan dari uji ekonometrik dapat disimpulkan tidak terjadi gangguan asumsi klasik, seperti multikolinieritas, heteroskedastisitas, maupun autokorelasi. Perkembangan pendapatan pariwisata memiliki kecenderungan meningkat karena tingkat nilai b nya memiliki tanda positif dengan nilai probabilitas kurang dari 0,05. Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah bertanda positif tetapi tidak signifikan karena nilai b yang di dapat lebih besar dari 0,05.
ABSTRACT
TOURISM SECTOR CONTRIBUTION TO THE ORIGINAL REGIONAL DISTRICT REVENUE KARANGANYAR
(JANUARY 1997 - DECEMBER 2007)
Udhi Sony Prasetyo F0105091
This study aims to determine the influence of the number of tourists, vehicle flow, and total hotel rooms on the income of tourism and how tourism sector revenue contribution of local revenues to local revenues in Karanganyar District.In this study the data used are secondary data in the form of time series data obtained from the Central Statistics Agency Karanganyar Connecticut, Department of Tourism and Culture Karanganyar District, Department of Revenue and Fiscal Management Karanganyar District and other sources of support in this research.
The hypothesis proposed in this study is the number of tourists, the flow of vehicles and the number of hotel rooms has a significant positive effect on tourism revenue, tourism revenue growth, and development of tourism revenue contribution to local revenues in Karanganyar District. For the purposes of processing the data used SPSS 17.0 software.
Based on the results of multiple linear regression analysis, the variable number of tourists and the number of hotel rooms has a significant positive effect on tourism revenues, vehicle flow variables did not significantly affect the tourism income, the significance level of 5% and from econometric tests can be concluded without any disturbance in the classical assumptions, such as multicollinearity, heteroscedasticity, and autocorrelation. The development of tourism revenues have a tendency to increase as the level of its b value has a positive sign with a probability value of less than 0.05.The contribution of tourism income against original income is positive but not significant because the value of b which can be larger than 0.05.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang
mengakibatkan pendapatan perkapita penduduk suatu daerah akan
meningkat dalam jangka waktu tertentu. Pembangunan perekonomian
mutlak untuk dilaksanakan guna meningkatkan kesejahteraan dan taraf
hidup masyarakat dengan menggali potensi yang ada dalam masyarakat itu
sendiri. Pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting yaitu
pertama, suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus-menerus;
kedua, usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita; dan ketiga, kenaikan
pendapatan perkapita itu harus berlangsung dalam jangka panjang.
Sejak diberlakukanya UU No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, yang mengatur Otonomi Daerah, sepertinya
program nasional tersebut akan dilaksanakan dengan benar dan penuh
tanggung jawab. Saat ini Pemerintah Indonesia benar - benar bertekad
untuk mewujudkan sistem desentralisasi tersebut. Setiap daerah
dioptimalkan untuk menggali, mengolah, dan mengusahakan sendiri
potensi dan sumber - sumber ekonomi daerahnya masing - masing. Pada
hakekatnya sudah saatnya setiap daerah menopang kegiatan pembangunan
dengan kemampuan sendiri, mengingat potensi yang ada disetiap daerah
Pembangunan adalah proses yang dilaksanakan secara terus
menerus dan dalam pelaksanaan sacara nasional diwujudkan dalam
pembangunan lima tahun dan dua puluh lima tahun yang
berkesinambungan. Pembangunan secara keseluruhan adalah untuk
mencapai sepeti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia 4,
yaitu melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dari
sekian upaya untuk mewujudkan kemakmuran adalah dengan cara
meningkatkan pendapatan negara, baik melalui berproduksi maupun
ekspor, yang pada saat sekarang dan masa mendatang lebih diusahakan
mengembangkan ekspor non migas yang salah satunya adalah pariwisata.
Pada dasarnya pembangunan dilaksanakan agar taraf hidup
masyarakat dan kesejahteraannya dapat lebih baik dan terbebas dari
kemiskinan dan segala tekanan dari keadaan sekitarnya. Dengan demikian,
kebijaksanaan yang tepat adalah dengan sistem pembangunan yang
mengikutsertakan seluruh kemampuan rakyat. Dari partisipasi rakyat yang
secara langsung maka akan didapat balas jasa pembangunan yang secara
langsung pula oleh rakyat, walaupun dalam kondisi sebenarnya
sumberdaya manusia tiap daerah pastilah berbeda baik dalam hal
Salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang digunakan oleh
pemerintah untuk mendukung pembangunan ekonomi adalah
mengembangkan industri pariwisata. Industri pariwisata adalah salah satu
potensi sumberdaya yang cukup menjanjikan untuk sumber pendapatan
daerah, dan akan menciptakan lapangan kerja yang cukup besar, selain itu
baik tenaga kerja formal maupun informal sangat diperlukan untuk industri
pariwisata ini.
Pada intinya, pembangunan pariwisata merupakan kegiatan dan
usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan sarana
dan prasarana yang diperlukan serta melayani kebutuhan wisatawan yang
datang berkunjung. Pembangunan pariwisata merupakan pembangunan
yang mencakup banyak segi yang luas baik dalam masyarakat maupun
keseluruhan perekonomian. Potensi yang ada dan keuntungan yang dapat
diperoleh dari sektor pariwisata ini begitu banyak, seperti peningkatan
penerimaan devisa negara seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan asing ke Indonesia, penerimaan daerah, membuka lapangan
kerja dan membuat kebudayaan asli tetap lestari.
Dengan demikian maka pemerintah kabupaten bisa memperoleh
pendapatan untuk membiayai pemerintahannya dari berbgai pajak dan
retribusi serta perusahaan milik daerah guna meningkatkan jumlah
pendapatan dalam APBD selain dari dana perimbangan yang sudah tidak
mungkin dirubah jumlahnya karena telah ditentukan dari pemerintah pusat.
ditingkatkan jumlahnya adalah dari sektor industri pariwisata yang
memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan mengingat bahwa
selama ini sektor pariwiata memiliki andil besar dalam perolehan devisa
negara yang diperoleh dari kunjungan wisatawan asing ke indonesia.
Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena dari beberapa
potensi daerah yang ada dengan kekayaan alam seperti yang dimiliki oleh
daerah lain, namun dalam perolehan pajak dan retribusi, seperti pulau bali,
pulau Bunaken, dan daerah lainnya, sektor pariwisata berandil besar dalam
perolehan pajak dan retribusi dari wisata serta perhotelan. Dengan
peningkatan potensi wisata masyarakatpun akan mendapatkan keuntungan
dan mata pencaharian utama dari keberadaan industri wisata tersebut.
Kabupaten Karanganyar salah satu daerah Obyek Wisata yang
banyak tujuan wisata di Jawa Tengah memiliki pesona alam pegunungan
yang beriklim sejuk berjarak 15 km dari kota budaya Surakarta, mudah
dijangkau dengan berbagai macam kendaraan. Identitas daerah
“INTANPARI” (Industri-Pertanian-Pariwisata) merupakan potensi
Kabupaten Karanganyar yang mendapatkan prioritas untuk dikembangkan.
Hal ini didukung dengan semboyan KARANGANYAR TENTRAM
(Tenang, Teduh, Rapi, Aman dan Makmur).
Kabupaten Karanganyar juga telah meraih penghargaan di bidang
kebersihan kota, hal ini ditandai dengan telah diperolehnya ADIPURA
Karanganyar, baik obyek wisata maupun Industri Pariwisata cukup
memadai.
Untuk wilayah kabupaten Karanganyar, menurut data dari Dinas
Pariwisata ada 15 obyek wisata yang dapat dikembangkan di kabupaten
ini, dan sudah dikelola oleh Dinas Pariwisata, Pemerintah Daerah, maupun
oleh Pihak Swasta.
Berdasarkan dari gambaran umum di atas maka dalam penelitian
ini penulis mengambil judul “Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar (Januari 1997-Desember
2007)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan
dan jumlah kamar hotel terhadap pendapatan sektor pariwisata
di Kabupaten Karanganyar?
2. Bagaimanakah perkembangan pendapatan sektor pariwisata di
Kabupaten Karanganyar?
3. Bagaimanakah perkembangan kontribusi pendapatan sektor
pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
C. Tujuan :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah wisatawan,
arus kendaraan dan jumlah kamar hotel terhadap pendapatan
pariwisata di Kabupaten Karanganyar.
2. Untuk mengetahui perkembangan pendapatan sektor pariwisata
di Kabupaten Karanganyar.
3. Untuk mengetahui seberapa besar perkembangan kontribusi
pendapatan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Karanganyar.
D. Manfaat :
1. Memberi gambaran tentang potensi pariwisata di Kabupaten
Karanganyar.
2. Diharapkan dapat memberikan informasi dalam penentuan
kebijakan untuk meningkatkan pendapatan daerah.
3. Memberikan pengetahuan tantang perkembangan pariwisata di
Kabupaten Karanganyar dan kontribusinya.
4. Dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dalam
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Pariwisata
1. Pengertian dan Definisi Pariwisata
Kepariwisataan merupakan suatu aktifitas yang lintas sektoral
dalam perekonomian. Sektor ini membutuhkan input-input yang
bersifat ekonomis., sosial, budaya, dan lingkungan. Oleh sebab itu
kepariwisataan sering disebut sebagai aktifitas yang multi bidang
(multi-faceted).
Secara etimologis kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta,
yaitu Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan wisata
yang berarti perjalanan atau bepergian. Sinonim dengan pengertian
tour ( perjalanan ke tempat lain dengan suatu maksud dan dilakukan
lebih dari 24 jam ).
Ada beberapa ahli yang mencoba merumuskan definisi pariwisata.
Salah satunya Freuler, dimana pariwisata merupakan fenomena zaman
sekarang yang didasarkan atas kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam
dan hal ini disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa
dan kelas manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan,
industri, perdagangan, dan penyempurnaan dari alat-alat
pengangkutan. Kemudian oleh Buchli yang berpendapat bahwa
seseorang dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukan
bagi kepariwisataan itu oleh lembaga yang digunakan untuk maksud
tersebut. Sementara itu menurut Oka A. Yoeti, pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud
bukan untuk usaha (bisnis) atau untuk mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan
tersebut guna bertamasya atau untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam.
Pengertian tersebut diatas masih merupakan pengertian murni,
artinya dalam perjalanan tidak dikaitkan dengan maksud-maksud lain,
selain waktu luang dalam masa-masa liburan. Namun dalam pengertian
kepariwisataan modern sekarang ini dapat dikatakan semua perjalanan
termasuk perjalanan wisata. Pendapat ini bertitik tolak dari pemikiran
kebanyakan orang bahwa selalu mengaitkan perjalanan dinasnya
dengan perjalanan pariwisata, dimana setelah tugas dinasnya selesai,
maka sebagian waktu digunakan untuk melihat-lihat obyek atau atraksi
wisata tempat yang dikunjunginya.
2. Jenis dan Macam Pariwisata
Pembedaan antara pariwisata dengan jenis pariwisata lainnya,
diperlukan untuk keperluan perencanaan dan pengembangan
pariwisata itu sendiri dan kebijakan apa yang perlu menyertai atau
dikembangkan akan dapat berwujud seperti yang diharapkan dari
kepariwisataan itu. Jenis dan macam pariwisata yang dikenal sampai
sekarang ini diantaranya :
a. Menurut Letak Geografisnya
1) Pariwisata Lokal ( Local Tourism )
Pariwisata setempat dimana ruang lingkup kegiatan sempit
dan terfokus dalam tempat – tempat tertentu saja. Misalnya :
Pariwisata di Kabupaten Karanganyar, Pariwisata di kota
Surakarta, dll.
2) Pariwisata Regional ( Regional Tourism )
Pariwisata yang berkembang di suatu tempat atau daerah ,
ruang lingkupnya lebih besar dari pariwisata lokal akan tetapi lebih
kecil daripada pariwisata Nasional. Misalnya : Pariwisata di daerah
Joglosemar ( Jogja, Solo, Semarang ).
3) Pariwisata Nasional ( National Tourism )
Pengertian yang tidak jauh berbeda dengan pariwisata dalam
negeri atau domestic tourism, dimana titik berat pada perjalanan
wisata oleh warga dalam negeri atau orang – orang asing yang
berdomisili di negara tersebut.
4) Kepariwisataan Nasional dalam arti luas
Selain adanya kegiatan lalu lintas wisatawan di dalam negeri
sendiri juga ada lalu lintas wisatawan dari luar negeri maupun dari
5) Pariwisata Regional – Internasional (Regional – International
Tourism)
Kegiatan pariwisata yang berkembang di suatu wilayah
Internasional yang terbatas, lebih dari satu atau tiga negara dalam
daerah tersebut. Misalnya negara – negara Timur Tengah dan Asia
Tenggara.
6) Pariwisata Internasional (International Tourism)
Kegiatan pariwisata yang berkmbang di seluruh negara di
dunia, termasuk didalamnya selain regional-international tourism
juga national tourism ( Oka A. Yoeti, 1982: 110)
b. Menurut Obyeknya
1) Cultural Tourism
Cultural Tourism yaitu pariwisata dimana motivasi orang –
orang yang melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya
tarik dari seni dan budaya suatu tempat atau daerah. Jadi obyek
kunjungannya adalah warisan nenek moyang, benda – benda kuno,
dan lain – lain.
2) Recuperational Tourism
Sinonim dengan pengertian pariwisata kesehatan . Tujuan
dari perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit,
seperti mandi di air panas, mandi lumpur seperti yang dilakukan
orang – orang di Eropa, dan lain – lain.
Sinonim dengan pengertian pariwisata perdagangan, karena
dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional atau internasional,
dimana sering diadakan expo, fair, exhibition, dan lain-lain.
4) Sport Tourism
Sinonim dengan pariwisata olahraga, untuk melihat atau
memasukkan suatu penyelenggaraan pesta olahraga di suatu tempat
atau menyaksikan suatu pesta olahraga di negara tertentu. Misalnya
olimpiade, world cup, dan lain-lain.
5) Political Tourism
Sinonim dengan pariwisata politik, yaitu untuk melihat atau
menyaksikan suatu peristiwa atau kegiatan yang berhubungan
dengan kegiatan suatu negara, seperti ulang tahun suatu negara,
dan lain-lain.
6) Social Tourism
Biasanya pihak panitia atau penyelenggara tidak mencari
keuntungan seperti, study tour, piknik atau youth tourism atau
dikenal sebagai pariwisata remaja.
7) Religion Tourism
Kegiatan pariwisata untuk melihat-lihat upacara-upacara
keagamaan, atau mengikuti prosesi kegiatan ibadah di negara atau
tempat lain, seperti menunaikan ibadah haji, kunjungan ke
atau upacara agama Hindu di Sakenan, Bali (Oka A. Yoeti,
1982:149).
3. Definisi Wisatawan
Oka A. Yoeti menyimpulkan bahwa seseorang disebut wisatawan
jika :
a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.
b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu saja.
c. Orang yang melakukan tidak untuk mencari nafkah di tempat atau
negara yang di kunjunginya ( Oka A. Yoeti,1982:130).
Wisatawan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat perjalanan
dan ruang lingkup dimana perjalanan itu dilakukan, sebagai berikut :
a. Wisatawan asing / Mancanegara ( Foreign Tourist )
Wisatawan asing / Mancanegara ( Foreign Tourist ) adalah
orang asing yang melakukan perajalanan wisata yang datang
memasuki negara lain yang bukan merupakan negara dimana ia bisa
tinggal. Wisatawan asing dapat ditandai dari status
kewarganegaraannya, dokumen perjalanan, jenis mata uang yang di
belanjakannya, karena pada umumnya golongan wisatawan ini selalu
menukarkan uangnya lebih dahulu pada Bank atau Money Changers
sebelum menggunakannya.
b. Wisatawan Domestik / Nusantara ( Domestic Foreign Tourist)
Wisatawan Domestik / Nusantara ( Domestic Foreign
suatu negara yang melakukan perjalanan wisata pada batas
wilayahnya sendiri, tanpa melewati perbatasan negaranya. Jadi disini
tidak ada unsur asingnya, baik kewarganegaraannya, uangnya,
ataupun dokumen yang dimilikinya ( Oka A. Yoeti, 1982:171).
4. Produk Industri Pariwisata
Produk industri pariwisata merupakan suatu susunan produk
yang terdiri dari obyek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi,
hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing
perusahaan dan ditawarkan secara terpisah (Oka A. Yoeti, 1982:149).
Jika unsur-unsur di atas dikembangkan lagi menurut urutanya,
yaitu sejak seseorang meningggalkan tempat kediamannya hingga
sampai ditempat tujuan dan kembali lagi di tempat ia biasa tinggal,
maka ada 8 unsur pokok yang membentuk produk tersebut, yaitu :
a. Jasa-jasa Agen Travel ( Biro Perjalanan Wisata )
Jasa-jasa Agen Travel ( Biro Perjalanan Wisata ) adalah jasa
yang memberikan informasi atau saran, pengurusan dokumen
perjalanan, perencanaan perjalanan pada waktu akan berangkat.
b. Jasa-jasa Perusahaan Angkutan ( darat, laut, udara )
Jasa-jasa perusahaan angkutan adalah jasa yang menyediakan
sarana angkutan yang akan membawa wisatawan dari dan ketujuan
wisata yang ditentukan.
Yang dimaksud disini adalah akomodasi antara lain adalah
perhotelan, bar, restaurant, fasilitas rekreasi, hiburan, yang diperlukan
oleh para wisatawan guna menikmati perjalanan wisatanya didaerah
yang dituju.
d. Jasa-jasa Retail Agen Perjalanan ( cabang biro perjalanan wisata )
Sebagai penyelenggara tur dalam kota, wisata lokal dan bentuk
lain perjalanan wisata berikut pramuwisatanya.
e. Obyek wisata dan atraksi wisata yang terdapat didaerah tujuan
wisata dan menjadi daya tarik wisatawan berkunjung di daerah
tersebut.
f. Jasa-jasa Tranportasi Lokal ( taksi, bis kota, bis antar kota ).
g. Jasa perusahaan pendukung seperti kantor pos, jasa cetak foto,
money changer, dan lain-lain.
h. Jasa penjualan cinderamata.
Dalam rangka memajukan pariwisata sebagai industri, harus
ditunjang oleh kegiatan-kegiatan yang perlu dikelola secara terpadu
dan baik, diantaranya adalah :
a. Promosi;
b. Sarana transportasi yang lancar;
c. Birokrasi yang mudah;
d. Akomodasi yang menjamin penginapan yang nyaman;
e. Pemandu wisata yang cakap;
g. Kebersihan dan kesehatan lingkungan
h. Penawaran barang dan jasa yang bermutu dan tarif yang
terjangkau.
5. Peranan Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan pasal 55 Undang-Undang No 5 Th 1974 tentang
pokok-pokok Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa :
a. Pendapatan Asli Daerah, yang terdiri dari :
1) Hasil pajak daerah
2) Hasil retribusi daerah
3) Bagian laba bidang usaha
4) Penerimaan dari dinas bagian
5) Penerimaan lain-lain
b. Pendapatan yang berasal dari pusat, yang terdiri dari :
1) Sumbangan dari pemerintah pusat
2) Sumbangan lain-lain yang diatur dengan perundang-undangan
3) Lain-lain pendapatan yang sah.
Penerimaan sektor pariwisata merupakan bagian yang
melibatkan kegiatan-kegiatan seperti obyek wisata yang
menyumbang retribusi, atraksi wisata, dan hiburan serta kegiatan
pendukungnya seperti penginapan, transportasi dan tontonan.
Berkembangnya pariwisata akan berakibat ganda terhadap sektor
lainnya seperti bidang pertanian, peternakan, kerajinan rakyat,
pariwisata selain akan meningkatkan penerimaan sektor pariwisata
juga akan menimbulkan menimbulkan peningkatan aktifitas diluar
sektor pariwisata yang akhirnya akan menambah pendapatan
masyarakat dan penerimaan daerah.
Seiring dengan kedatangan wisatawan baik wisatawan
mancanegara maupun domestik ke obyek wisata daerah tertentu,
maka pendapatan dari sektor pariwisata akan meningkat, karena
wisatawan pasti akan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada
didaerah tujuannya, seperti akomodasi, transportasi, obyek wisata,
dan membeli cinderamata.
Untuk bidang akomodasi, dengan semakin banyaknya
hotel, rumah makan, dan transportasi, berarti pajak masuk sebagai
Pendapatan Asli Daerah akan meningkat, dan juga retribusi untuk
pemakaian prasarana jalan, air, listrik dan rekreasi secara otomatis
akan menambah penerimaan asli daerah.
6. Prinsip-prinsip Perencanaan Pengembangan Pariwisata Daerah
Prinsip-prinsip perencanaan pengembangan pariwisata
daerah antara lain meliputi hal berikut :
a. Perencanaan pengembangan pariwisata daerah haruslah
merupakan suatu kesatuan dengan pembangunan regional dan
nasional. Oleh karena itu perencanaan pengembangan pariwisata
daerah hendaknya termasuk dalam kerangka kerja pembangunan
b. Perencanaan pengembangan pariwisata daerah menggunakkan
pendekatan terpadu ( integrated-approach ) dengan sektor-sektor
lainnya yang berkaitan dengan bidang kepariwisataan.
c. Perencanaan pengembangan pariwisata di suatu daerah haruslah
di bawah koordinasi perencanaan fisik daerah tersebut secara
keseluruhan.
d. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus
pula berdasarkan suatu studi yang khusus dibuat untuk itu dengan
memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan, alam, dan
budaya serta memperhatikan faktor geografi yang lebih luas dan
tidak meninjau dari segi administrasi saja.
e. Pada masa-masa yang akan datang jam kerja para karyawan
kemungkinannya akan semakin singkat dan waktu senggangnya
semakin panjang. Oleh karena itu, dalam perencanaan
pengembangan kepariwisataan, khususnya di daerah yang dekat
dengan industri, perlu diperhatikan pengadaan fasilitas rekreasi
dan hiburan di sekitar daerah tersebut yang disebut Pre-urban.
f. Pariwisata, walau bagaimana sifat dan pembentuknya,
tujuan dan pengembanganya tidak lain untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat tanpa membedakan ras, agama, dan
bangsa.
g. Selain itu, perencanaan pengembangan pariwisata daerah dapat
kondisi politik, masalah sosial, tingkah laku manusia, dan
perubahan selera.
7. Identifikasi terhadap karakteristik daerah
Identifikasi terhadap karakteristik daerah meliputi aspek
kebijakan, geografi, kependudukan dan lain sebagainya yang
komponennya meliputi :
a. Lokasi
Lokasi daerah harus dipetakan baik terhadap negara
secara keseluruhan maupun terhadap propinsi. Lokasi daerah
merupakan pertimbangan penting untuk pengembangan
pariwisata sehingga dapat diketahui jarak daerah terhadap pasar
potensial utama atau daerah yang memiliki pariwisata yang
berkembang dengan baik. Selain itu, lokasi juga merupakan
bahan pertimbangan bagi penentuan jalur wisata dari produk
wisata yang akan dikembangkan baik jalur wisata internal dalam
kabupaten atau kota maupun jalur wisata untuk daerah yang lebih
besar.
b. Lingkungan Alam
1) Iklim
Pola iklim daerah meliputi curah hujan, temperatur,
pencahayaan sinar matahari, kabut, kecepatan dan arah angin,
pengembangan pariwisata yang akan dilakukan dan perlu
dipetakan dengan jelas untuk mengantisipasi
tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.
2) Topografi
Topografi merupakan karakteristik permukaan bumi
yang meliputi konfigurasi tanah, kemiringan, ketinggian dan
jenis permukaan (seperti rawa, danau, dan sungai) yang perlu
dipetakan. Pengembangan pariwisata tidak mungkin
dilakukan pada daerah yang sering mengalami longsor dan
banjir.
3) Vegetasi dan Kehidupan Satwa Liar
Kehidupan satwa liar dan vegetasi hutan berdasarkan
jenis dan lokasinya perlu diidentifikasikan. Jarak dari habitat
satwa liar maupun kawasan hutan lidung perlu
dipertimbangkan untuk pengembangan pariwisata sehingga
pengembangan pariwisata yang akan dilakukan tidak
mengganggu atau merusak proses konservasi yang akan
datang atau sedang dilakukan.
Namun sebaliknya kehidupan satwa liar dan vegetasi ini
dapat juga menjadi daya tarik wisata yang dapat dijual,
dengan syarat dikelola dengan baik dan memperhatikan
perlindungan.
Karakteristik pantai dan laut yang perlu
diidentifikasikan meliputi lokasi dan karakteristik pantai,
terumbu karang, kehidupan bawah laut, kandungan sumber
daya alm, pasang surut, formasi karang, dan perikanan.
5) Geologi
Kesesuaian antara pengembangan pariwisata dan jenis
batuan atau kandungan mineral yang dimiliki merupakan
salah satu pertimbangan penting.
6) Kawasan Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya alam yang dimiliki beberapa
daerah yang cukup baik, misalnya potensi barang tambang
dan perkebunan. Potensi tersebut perlu dipertimbangkan
karena apabila manfaat yang dihasilkan lebih tinggi dari pada
pengembangan pariwisata, maka daerah tersebut tidak perlu
mengembangkan pariwisata.
c. Pola Sosial Budaya dan Ekonomi
1) Karakteristik Penduduk
Distribusi penduduk merupakan pertimbangan penting
dalam setiap pembangunan. Selain itu, proyeksi penduduk
juga perlu dikaji.
2) Pola Budaya
Yang perlu dikaji dalam pola budaya dalam masyarakat
Selain itu, nilai-nilai religius yang ada dalam masyarakat juga
harus diperhatikan. Pakaian daerah, musik, tarian, kerajinan,
dan hasil seni merupakan bagian dari pola budaya masyarakat
yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata.
3) Pola Ekonomi
Profil ekonomi daerah perlu diidentifikasi dengan jelas.
Yang meliputi produk domedtik bruto, tingkat pendapatan,
jenis dan nilai ekspordan impor serta pendapatan asli daerah,
keterkaitan antara pariwisata dan ekonomi daerah secara
keseluruhan perlu diungkapkan sehingga besarnya
sumbangan sektor pariwisata dan sektor lainnya terhadap
pendapatan asli daerah dapat diketahui.
d. Pola Tata Guna Lahan
Lahan yang ada didaerah perlu diidentifikasikan
pola tata gunanya. Seperti lahan pertanian, perkebunan,
industri, hutan lidung, pemukiman, dan jalur transportasi
haruslah dipetakan dengan baik. Selain itu kepemilikan lahan
juga merupakan pertimbangan pengembangan pariwisata
daerah.
e. Identifikasi Potensi Pariwisata Daerah
Pada umumnya dalam menganalisis dan memilah
potensi pariwisata yang akan dikembangkan perlu melihat
yang akan dikembangkan harus sesuai dengan target pasar
yang dimiliki. Jenis daya tarik yang dimiliki oleh suatu
daerah akan menentukan jenis pasar, sasaran, dan promosi
pariwisata yang akan dilakukan.
Potensi pariwisata dapat dikelompokkan, antara lain
sebagai berikut:
1) Daya Tarik Alam:
a) Keadaan iklim
b) Flora dan fauna
c) Pemandangan
d) Lingkungan alam khusus
e) Taman dan kawasan hutan lindung
2) Daya Tarik Budaya
a) Kawasan budaya, sejarah dan arkeologi
b) Budaya daerah
c) Festival budaya
d) Kesukuan
e) Museum
f) Ziarah
g) Kawasan perkotaan
h) Aktivitas ekonomi
3) Daya Tarik Khusus
b) Belanja
c) Rekreasi dan olahraga
d) Taman ria dan sirkus
e) Model transportasi spesifik
f) Pertemuan, konferensi dan konvensi
B. Peran Perekonomian dalam Pengembangan Sektor Pariwisata
Pengaruh utama perekonomian terhadap kepariwisataan
berhubungan dengan penerimaan nilai tukar, sumbangan terhadap
penerimaan pemerintah, angkatan kerja danpendapatan, dan stimulasi
terhadap pengembangan regional. Dua pengaruh pertama menempatkan
tingkat makro atau nasional, mengingat tiga pengaruh kuat lainnya terjadi
pada tingkat sub-nasional. Pengaruh ini saling berhubungan tetapi untuk
tujuan analisis sangatlah berguna untuk memisahkannya.
1. Pengaruh Ekonomi Internasional
Kepariwisataan internasional memiliki dua pengaruh, yaitu
pengaruh:
a. Perdagangan,
Perjalanan wisatawan untuk mengunjungi negara-negara
dengan sendirinya memberi stimulasi perdagangan. Kebanyakan
wisatawan melakukan perjalanan melalui udara dan banyak
industri penerbangan masuk dan keluar dari satu negara. Pada
dengan tujuan tidak menetap meraka membawa konsumsi baik itu
makanan atau minuman yang tidak disediakan negara setempat.
b. Pengaruh penyaluran kembali pariwisata
Pengaruh penyaluran kembali pariwisata berkenaan dengan
kenyataan bahwa kebayakan wisatawan mancanegara datang dari
kalangan berpendapatan tinggi dari negara berkembang dan
menghabiskan sebagian pendapatannya di negara yang
berpendapatan rendah dengan membeli kebutuhan sehari-hari. Pada
pengertian ini beberapa kekuatan penghabisan tambahan dari
negara yang lebih kaya melalui penyaluran kembali pariwisata ke
negara lain, banyak dari mereka berasal dari negara berkembang.
2. Neraca Pembayaran
Rekening neraca pembayaran diterjemahkan oleh
pemerintah dan peneliti internasional sebagai refleksi dari
kesehatan perekonomian negara. Terdapat faktor-faktor
melepaskan rekening dalam jangka pendek, misalnya, akan
mengimpor sejumlah penerbangan komersial. Pengaruh pelepasan
datang dari kenyataan bahwa neraca pembayaran mencerminkan
biaya impor, tetapi tidak dapat ditampilkan bagian ini sebagai aset
modal yang akan memberi penambahan kepada aliran pendapatan
di masa yang akan datang.
Pendapatan nilai tukar dari Pariwisata adalah cara dari
pendapatan kurs non-domestik dengan menjualbarang dan jasa
kepada turis. Sangatlah berguna untuk membedakan pendapatan ke
dalam kurs yang tidak dan dapat ditukar.
4. Landasan Hukum Pajak dan Retribusi
Dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 pasal 2
ditentukan mengenai jenis-jenis pajak, yaitu :
a. Jenis Pajak Propinsi :
1) Pajak kendaraan bernotor dan kendaraan diatas air
2) Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
4) Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan.
b. Jenis Pajak Kabupaten atau Kota :
1) Pajak Hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
4) Pajak Reklame
5) Pajak Penerangan Jalan
6) Pajak Pengambilan bahan galian golongan C
7) Pajak Parkir
Namun dengan perda dapat ditetapkan jenis pajak kabupaten atau
a. Sifat pajak dan bukan retribusi
b. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah kabupaten
atau kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang
cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah daerah
kabupaten atau kota yang bersangkutan.
c. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan
kepentingan umum.
d. Objek pajak bukan merupakan objek pajak propinsi dan / atau
objek pajak pusat.
e. Potensinya memadai.
f. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif.
g. Memperhatikan aspek keadilan dan kemempuan masyarakat
h. Menjaga kelestarian lingkungan.
Landasan hukum pungutan pajak oleh Pemerintah Daerah diatur
dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 pasal 4, yang
berbunyi :
a. Pajak ditetapkan dengan perda
b. Perda tentang pajak tidak dapat berlaku surut
c. Perda tentang pajak sekurang-kurangnya mengatur ketentuan
mengenai :
1) Nama, objek dan subjek pajak;
2) Dasar pengenaan tarif dan cara perhitungan pajak;
4) Masa pajak;
5) Penetapan;
6) Tatacara pembayaran dan penagihan;
7) Kadaluarsa;
8) Sanksi administrasi;
9) Tanggal dimulai berlakunya.
d. Perda tentang pajak dapat mengatur ketentuan mengenai :
1) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan dalam
hal-hal tertentu atas pokok pajak dan/atau sanksinya.
2) Tatacara penghapusan piutang pajak dan yang kadaluarsa.
3) Asas timbal balik.
e. Perda mengenai jenis pajak kabupaten atau kota harus terlebih
dahulu disosialisasikan dengan masyarakat sebelum ditetapkan.
f. Ketentuan mengenai tatacara dan mekanisme pelaksanaan
sosialisasi Perda ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Secara umum pajak mengandung unsur pokok yaitu :
a. Adanya peraturan yang mengatur tatacara pemungutan pajak,
seperti yang tertera dalam pasal 23 ayat 2 Undang-Undang Dasar
1945 yang menyangkut hal keuangan yang berbunyi : “Segala
pajak untuk keperluan negara sesuai dengan Undang-undang”.
b. Pajak dipungut oleh negara dan digunakan untuk membiayai
c. Wajib pajak tidak menerima balas jasa atau prestasi langsung
atau kontra prestasi dari pajak yang disetorkannya.
d. Pajak dirasa warga negara sebagai hak dan kewajiban.
C. Hasil Penelitian Terdahulu
Meika Fatmawati (2005), mengadakan penelitian mengenai
Analisis Sektor Industri Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah di
Kabupaten Karanganyar (Januari 1993 – Desember 2003) diperoleh hasil :
1. Pengaruh Wisatawan terhadap Pendapatan Pariwisata
Koefisien elastisitas Wisatawan sebesar 0,954929 mempunyai
hubungan positif yang sesuai dengan hipotesis, yang artinya bila laju
wisatawan naik sebesar 1% maka pendapatan pariwisata akan naik
sebesar 0,954929%, dan sebaliknya.
2. Perkembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Karanganyar
Perkembangan industri pariwisata di kabupaten karanganyar sangat
bagus yang menyebabkan pendapatan pariwisata setiap bulannya
terdapat pertambahan sebesar Rp. 210.975,75.
3. Kontribusi Sektor Industri Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli daerah
menunjukkan keccenderungan yang menurun, penurunan setiap
bulannya sebesar 0,0058069%.
Novi Kartika (2005), mengadakan penelitian tentang analisis
sumbangan sektor industri pariwisata terhadap pendapatan asli daerah di
disimpulkan bahwa pendapatan pariwisata di Kabupaten Sleman selalu
mangalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 1989 pendapatan
pariwisata Rp. 459.562.000,00 dan pada tahun 2003 sebesar Rp.
11.698.376.000,00.
D. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan dicari pengaruh jumlah wisatawan, arus
kendaraan dan jumlah kamar yang dimiliki hotel-hotel di kabupaten
Karanganyar terhadap pendapatan sektor pariwisata dan juga pengaruh
pendapatan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah dan
selanjutnya perkembangan pariwisata dan kontribusinya terhadap
Pendapatan Asli Daerah, yang jika digambarkan dalam suatu kerangka
adalah sebagai berikut :
Gambar 2. 1. Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis
Untuk membuat suatu kesimpulan tentang permasalahan yang ada
dalam perumusan masalah di atas, maka kami susun hipotesis sebagai
berikut :
Jumlah Wisatawan
Arus Kendaraan
Jumlah Kamar Hotel
Pendapatan
1. Diduga jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah
kamar hotel berpengaruh positif signifikan terhadap
pendapatan pariwisata.
2. Diduga perkembangan pendapatan pariwisata
menunujukkan trend perkembangan yang meningkat.
3. Diduga prosentase kontribusi pendapatan sektor pariwisata
terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Karanganyar menunjukkan kecenderungan meningkat.
BAB III
Metode Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi di kabupaten
Karanganyar yang memiliki berbagai obyek pariwisata, sehingga dapat
dilihat dan diteliti seberapa jauh kontribusinya terhadap pendapatan
asli daerah di Kabupaten Karanganyar.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa data time series dengan sampel yang diteliti dari Januari 1997
sampai Desember 2007 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Karanganyar.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang
diterima dari potensi daerah yang berupa pajak dan retribusi daerah
serta hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan
daerah lainnya yang dipisahkan, dengan satuan rupiah.
2. Pendapatan Pariwisata
Pendapatan pariwisata adalah bagian dari pendapatan asli
obyek rekreasi dan olahraga, pajak hotel dan restoran, pajak
hiburan, dan lainnya dengan satuan rupiah.
3. Jumlah Wisatawan
Jumlah Wisatawan adalah semua orang dari dalam maupun
luar negeri yang datang ke lokasi wisata dengan tujuan menikmati
dari kunjungan tersebut, diketahui dari tiket yang terjual, dengan
satuan orang.
4. Arus Kendaraan
Arus Kendaraan adalah banyaknya kendaraan yang masuk
ke lokasi obyek pariwisata dengan mengetahui dari tiket masuk
kendaraan, baik itu roda dua maupun roda empat, dalam satuan
unit.
5. Jumlah Kamar
Jumlah Kamar adalah banyaknya kamar yang ada pada
setiap hotel di kabupaten Karanganyar, dari hotel melati sampai
berbintang, dalam satuan unit.
6. Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap PAD
Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap PAD adalah
prosentase sumbangan pendapatan pariwisata terhadap pendapatan
asli daerah, yang dihitung dengan membandingkan pendapatan
pariwisata tahun tertentu dengan pendapatan asli daerah tahun
tersebut.
D. Tehnik Analisis Data
1. Uji Hipotesis I
Untuk mengetahui apakah variabel seperti jumlah
wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar mempunyai
pengaruh yang positif terhadap pendapatan pariwisata, digunakan
uji regresi linier berganda sebagai berikut :
PP = β0 +β1WSTt +β2AKt +β3JKt +ei ...(1.1)
Di mana :
PPt = Pendapatan Pariwisata pada periode t
WSTt = Jumlah Wisatawan pada periode t
AKt = Arus Kendaraan ke lokasi wisata pada
periode t
JKt = Jumlah Kamar Hotel di Kabupaten
Karanganyar pada periode t
Ei = Variabel pengganggu
0
β = Konstanta atau intersep
4 3 2 1,β ,β ,β
β = Koefisien jangka panjang
2. Uji Statistik
Uji statistik terdiri dari pengujian secara individual, pengujian
secara serentak dan uji koefisien determinasi.
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel independen berpengaruh secara individual
terhadap variabel dependen.
Dengan melalui langkah sbb :
1) Ho Menentukan hipotesis
Ho :
β
1 = 0Ha :
β
1 ≠02) Menentukan nilai t hitung dengan rumus :
Thit =
3) Menentukan tingkat signifikansi tertentu sehingga
diperoleh nilai t tabel. Membandingkan t hitung dengan t
tabel :
a) Jika thit < t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya : variabel independen yang bersangkutan tidak
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
b) Jika thit > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya: variabel independen yang bersangkutan
b. Pengujian secara serentak (Uji F)
Uji F dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara
serentak variabel independen berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesa :
Ho : β1 = β2 = β3 = 0
Ha : β1 ≠β2 ≠β3 ≠ 0
2) Menentukan nilai F hitung dengan rumus:
F hit =
n = banyaknya data atau observasi
3) Menentukan tingkat signifikansi sehingga diperoleh nilai F
tabel. Membandingkan F hit dengan F tabel :
a) Jika |F hit| < F tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya: variabel-variabel independen tidak
b) Jika |F hit| > F tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya : variabel-variabel independen secara signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Apabila estimasi koefisien determinasi semakin besar
(mendekati 100%) menunjukkan bahwa hasil estimasi akan
mendekati keadaan yang sebenarnya, atau variabel yang dipilih
dapat menerangkan dengan baik variabel terikatnya atau
sebaliknya.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Heteroskedastisitas
Diuji untuk mengetahui varian dari variabel gangguan
(disturbancce Term) mempunyai penyebaran yang sama atau
berbeda. Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi dimana
varian setiap variabel gangguan untuk setiap variabel
independen tertentu tidak bernilai konstan yang sama dengan
2
σ .
Cara mendeteksi adalah ; pertama, dengan menggunakan
uji Park yakni dengan melogkan nilai e2(residu / disturbance
term dikuadratkan), kemudian diregres dengan
variabel-variabel independen.
Kondisi heteroskedastisitas diderita bila dari regresi
tersebut nilai t individual terbukti signifikan (t hitung < t tabel).
b. Multikolinearitas
Yakni adanya kesempurnaan, atau ketepatan, hubungan
linear diantara beberapa atau semua variabel penjelas dari
model regresi (Gujarati,2006:157). Untuk menguji ada tidaknya
multikolinearitas pada model, pertama menggunakan metode
Klien, yakni membandingkan nilai r2 xi, xj(korelasi antar
masing-masing variabel) dengan nilai R2y.xi, xj ...xn
(koefisien determinasi). Multikolinearitas dianggap sebagai
masalah bila : r²xixj > R²y.xixj...xn.
c. Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan korelasi atau hubungan antara
anggota gangguan serangkaian observasi yang diurutkan, bisa
menurut waktu seperti data dalam deret waktu atau menurut
suatu tempat seperti data dalam cross sectional.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan
Uji Durbin Watson. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
nilai d yang diperoleh dari hasil regresi dengan batas bawah uji
d (dl) dan batas atas uji d (du) dalam tabel statistik Durbin
0 dl du 2 4-du 4-dl 4
Gambar 3. 1 Statistik Durbin Watson
Apabila Ho menyatakan tidak ada autokorelasi maka :
d<dl = menolak Ho dan menerima adanya Autokorelasi Positif
d>(4-dl) = menolak Ho dan menerima adanya Autokorelasi Negatif
du<d<(4-du) = menerima Ho, tidak terjadi autokorelasi
dl≤d≤du = tidak meyakinkan (ragu-ragu)
4. Uji Hipotesis II
Untuk mengetahui perkembangan pendapatan pariwisata,
seperti yang dirumuskan dalam hipotesis kedua, akan digunakan
analisis trend.
Model : Yo = a + bX ...(4.1)
Dimana :
Yo = Jumlah pendapatan pariwisata
b = besar perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap
perubahan 1 unit variabel X
X = Tahun
Untuk mencari koefisien a dan b digunakan rumus :
a = Σ →N =
Penggunaan model trend linear ini bertujuan untuk melihat
perkembangan hubungan variabel X dan Y dan selama periode
penelitian maupun prospeknya di masa mendatang.
1. Bila b<0, maka perkembangan hubungan Y dan X adalan turun
2. Bila b>0, maka perkembangan hubungan Y dan X adalah naik.
5. Uji Hipotesis III
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat
diberikan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah, seperti
berikut:
Ypar = Nilai pendapatan sektor pariwisata
Perhitungan tersebut menghasilkan kontribusi pendapatan
pariwisata terhadap pendapatan asli daerah dan kemudian menghitung
perkembanganngya dengan menggunakan analisis trend, sebagai
berikut :
Model Yo = a + bX
Dimana :
Yo = kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli
daerah
a = konstanta
b = besar perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan
unit variabel X
X = tahun
Koefisien a dan b digunakan rumus berikut:
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Luas dan Letak Geografis
Kabupaten Karanganyar merupakan Kabupaten Daerah Tingkat II di
propinsi Jawa Tengah yang letaknya tepat di daerah perbatasan antara propinsi
Jawa Tengah dan propinsi Jawa Timur, dibatasi oleh beberapa kabupaten dan
kota, antara lain kabupaten Sragen, kabupaten Wonogiri, kabupaten
Sukoharjo, kabupaten Boyolali, dan kotamadya Surakarta.
Jika dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka kabupaten
Karanganyar terletak antara 110°,46° LS diketinggian rata-rata 511 meter dpl,
28°-770° BT dan7°,110°. Ketinggian rata-rata 511 meter diatas permukaan
laut serta beriklim tropis dengan temperatur 20C – 31C. Batas-batas wilayah
kabupaten karanganyar adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Sragen
Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur
Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta
Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di kabupaten
Karanganyar , banyaknya hari hujan selama tahun 2007 adalah 106 hari
dengan rata-rata curah hujan 2.231 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi
Luas wilayah kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha. Luas
lahan yang digunakan untuk lahan sawah adalah 22.478,56 Ha dan luas tanah
kering 54.899,08. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 12.931,28 Ha, non
teknis 7.588,28 Ha, dan tidak berpengairan 1.959,00 Ha. Sementara itu luas
tanah untuk pekarangan dan bangunan 21.140,00 Ha dan luas tanah untuk
tegalan atau kebun 17.891,72 Ha. Dikabupaten Karanganyar juga terdapat
hutan negara seluas 9.729,50 Ha dan perkebunan seluas 3.251,50 Ha.
Secara administratif, kabupaten Karanganyar dibagi menjadi 17
kecamatan yang terdiri dari 1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.876 RW dan 6.130
RT. Dalam lingkup kabupaten Karanganyar semua desa / kelurahan termasuk
dalam klasifikasi desa / kelurahan Swasembada.
2. Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sector andalan dalam rangka
pemasukan pendapatan daerah. Obyek wisata yang ada di kabupaten
karanganyar meliputi Taman hiburan, Pemandangan alam, pemandian air
panas, dan peninggalan sejarah. Selama tahun 2007 juml;ah pegunjung ke
seluruh obyek wisata mencapai 549.961 orang dengan obyek wisata yang
paling banyak dikunjungi adalah Grojogan Sewu di Tawangmangu sebanyak
348.461 orang, Air Terjun Jumok 67.779 orang, Taman Ria Balekambang di
Tawangmangu 33.200 orang dan Air Terjun Parangijo sebanyak 29.846 orang.
Selain obyek wisata tersebut, di kabupaten Karanganyar terdapat
Hotel Bintang 5 sebanyak 1 buah, Hotel Bintang 1-2 sebanyak 3 buah, Hotel
B. Gambaran Umum Mengenai Industri Pariwisata
1. Keadaaan dan Potensi Kepariwisataan
Pengembangan industri kepariwisataan di Kabupaten Daerah Tingkat
II Karanganyar mempunyai kedudukan dan potensi yang cukup kuat, dilihat
dari letak dan kondisi geografis kabupaten Karanganyar yang cukup
bervariasi, dari daerah pegunungan yang memiliki pemandangan alam yang
mempesona dan iklim yang relatif sejuk sampai dengan dataran rendah dengan
potensi alam yang cukup memikat terutama denga tersedianya sumber daya air
yang cukup melimpah.
2. Potensi Wisata Alam
Potensi – potensi wisata alam yang telah ada dan dilengkapi oleh
sarana penunjang obyek wisata (akses dan transportasi) yang berada di
kabupaten Karanganyar antara lain adalah :
a. Grojogan Sewu
Grojogan sewu adalah obyek wisata alam yang menyuguhkan
pemandangan alam air terjun alami setinggi kurang lebih 150 meter, yang
terletak di lingkup kecamatan Tawangmangu, 30 km dari pusat kota
Karanganyar, di lereng guung Lawu. Grojogan sewu juga merupakan
hutan wisata dengan fasilitas penunjang wisata yang cukup lengkap,
meliputi sarana rekreasi anak, MCK, tempat ibadah, warung makan, kolam
renang dan juga akses jalan dari lahan parkir sampai ke grojogan sewu
Grojogan sewu merupakan obyek wisata alam andalan kabupaten
Karanganyar. Sarana transportasi yang ada dapat digunakan adalah
angkutan umum dari terminal bus Tawangmangu, sesampainya dilahan
parkir dilanjutkan dengan jalan kaki melewati jalan yang terbuat dari beton
yang menurun menuju lokasi.
b. Hutan Wisata Sekipan, Puncak Lawu, dan Pringgondani
merupakan tempat wisata alam berupa hutan lindung di lereng
gunung lawu, kawasan kecamatan Tawangmangu yang sering digunakan
untuk kegiatan wisata gunung seperti camping dan pendakian gunung
(puncak gunung Lawu). Khusus untuk Hutan Wisata pringgondani
didalamnya terdapat mata air yang sering digunakan sebagai tempat mandi
atau berendam.
Sama seperti Grojogan sewu, lokasi hutan wisata Sekipan dan
Pringgondani tersebut dapat dicapai dari terminal bus Tawangmangu
dengan angkutan umum atau kendaraan pribadi langsung sampai kawasan
hutan, sedangkan untuk hutan wisata puncak Lawu harus dilanjutkan
dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak menuju puncak gunung
Lawu, kawasan tersebut terletak kurang dari 2.000 m diatas permukaan
laut sehingga daerah tersebut cukup dingin (sebagai perbandingan,
Tawangmangu berada diketinggian 1.000 m diatas permukaan laut
sedangkan puncak Lawu memiliki ketinggian kurang lebih 3.000 m diatas
permukaan laut) antara puncak Lawu dan Kawasan hutan wisata puncak
“Edelweis” yang cukup dikagumi dan menjadi pesona tersendiri bagi
kalangan pendaki karena termasuk vegetasi yang dilindungi.
c. Hutan Wisata Gunung Bromo
Kawasan wisata ini terletak kurang dari 5km sebelah timur laut kota
karanganyar, merupakan obyek wisata hutan dengan sarana penunjang
yang cukup lengkap, sering digunakan sebagai arena olahraga sepeda
santai atau sepeda gunungdan kegiatan pecinta alam. Menyuguhkan
pemandangan alam yang cukup indah, sebelah timur dapat dilihat
keindahan gunung lawu, sebelah barat daya menyajikan pemandangan
obyek wisata buatan waduk delingan.
Hutan wisata gunung bromo dapat dicapai dengan kendaraan pribadi
atau angkutan umum (minibus) jurusan Mojogedang langsung dari
terminal Bejen Karanganyar.
Potensi wisata alam yang cukup menarik di kabupaten Karanganyar,
terutama di kawasan lereng gunung Lawu , biasa dimanfaatkan untuk
pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomis yang dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata, antara lain :
1) Pendakian Gunung
2) Camping/Perkemahan
3) Olahraga Bersepeda
3. Wisata Budaya
Kabupaten Karanganyar juga mempunyai obyek wisata budaya yang
cukup menarik dan potensial untuk dikembangkan, meliputi cagar budaya
berupa candi dan situs bersejarah, antara lain adalah :
a. Candi Sukuh
Candi sukuh teletak kurang lebih 23 km sebelah timur kota
Karanganyar ke arah Tawangmangu. Berada di lingkup kecamatan
Ngargoyoso. Merupakan obyek wisata budaya candi hindu dengan
pemandangan alam yang indah, dilengkapi sarana penunjang wisata yang
cukup lengkap.
Dapat dicapai ari kota Karanganyar dengan menggunakan kendaraan
pribadi langsung menuju lokasi wisata atau dengan kendaraan umum yaitu
bus sampai terminal karangpandan dan dilanjutkan dengan angkutan
umum(colt diesel) ke lokasi wisata.
b. Candi Cetho
Terletak kurang lebih 30 km sebelah timur laut kota Karanganyar,
berada di lingkup kecamatan Jenawi dengan iklim yang sejuk. Sepanjang
perjalanan menuju candi akan melewati perkebunan teh yang
menyuguhkan pemandangan alam yang indah.
Sarana transportasi dapat menggunakan kendaraan pribadi langsung
menuju lokasi wisata, apabila menggunakan kendaran umum dapat dicapai
arah Ngargoyoso. Setelah itu menuju lokasi harus dengan kendaraan carter
atau ojek karena belum ada kendaraan umum trayek yang menuju lokasi.
c. Obyek Wisata Ziarah Astana Mengadeg dan Girilayu
Terletak di lingkup kecamatan Matesih, 25 km sebelah timur kota
Karanganyar. Merupakan obyek wisata makam raja-raja istana
Mangkunegaran dengan iklim yang cukup sejuk dan pemandangan alam
yang cukup memikat.
Dapat dicapai dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum untuk
menuju lokasi wisata. Perjalanan dari kota Karanganyar hanya
membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke lokasi wisata.
4. Obyek Wisata Buatan
Kabupten Karanganyar juga memiliki obyek wisata buatan yang
cukup potensial untuk dikembangkan, terutama yang dikembangkan dari
sumberdaya air yang tersedia cukup melimpah di Kabupaten Karanganyar
baik berupa sumber air maupun mata air, obyek wisata tersebut antara lain
adalah : Taman Ria Balekambang
Terletak di kawasan wisata andalan kabupaten Karanganyar
(Tawangmangu) dengan sarana wisata yang cukup lengkap seperti kolam
renang, tempat bermain anak, rumah makan, sanggar lukis, kios bunga,
dan gardu pandang yang bisa untuk melihat pemandangan alam di
sekeliling lokasi wisata. Kawasan wisata ini dapat dicapai dengan
C. Deskripsi Data
Penelitian yang berjudul “Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar Januari 1997 – Desember
2007” ini menggunakan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Tiga
variabel bebas tersebut yaitu jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah
kamar. Satu variabel terikatnya adalah pendapatan pariwisata. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan selama Januari 1997
sampai dengan Desember 2007, adapun deskripsi data tersebut adalah sebagai
berikut :
TABEL 4. 1. Deskripsi Data
Jumlah Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 17.0
Deskripsi data di atas menunjukkan bahwa jumlah data (N) dalam
penelitian ini sebanyak 132. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata variabel jumlah wisatawan sebesar 49894,69;
nilai tengah sebesar 44637,50; modus sebesar 44669,00. Nilai rata-rata
variabel arus kendaraan sebesar 6553,90; nilai tengah sebesar 5089,00; dan
nilai tengah sebesar 866,0000; dan modus sebesar 469,00. Nilai rata-rata
variabel pendapatan sektor pariwisata sebesar 29444082,65; nilai tengah
sebesar 18928259,50; dan modus sebesar 100000000,00.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Tabel 4. 2. Korelasi Pearson
Korelasi Antar Variabel R Probabilitas
Jumlah Wisatawan – Arus Kendaraan
Jumlah Wisatawan – Jumlah Kamar Hotel
Jumlah Kamar Hotel – Arus Kendaraan
0,340**
** Taraf signifikasi 0,01
Uji multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan hasil r2
koefisien antar variabel bebas dengan Koefisien determinasi (R2). Dari hasil
analisis seperti terlihat pada tabel di atas, maka dapat diketahui hasil r2
sebagai berikut:
Koefisien (r) jumlah wisatawan dan arus kendaraan = 0,340; r2 = 0,116
Koefisien (r) jumlah wisatawan dan jumlah kamar = -0,115; r2 = 0,013
Koefisien (r) jumlah arus kendaraan dan jumlah kamar = 0,302; r2 = 0,091
Besarnya R2 = 0,125 (R Square)
Dari hasil tersebut, maka besarnya r2 (0,116;, 0,016; 0,091) untuk
setiap koefisien korelasi antara variabel bebas lebih kecil dibandingkan
dengan harga R2 (0,125). Karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada