PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KREATIVITAS
MATE MATI KA SIS WA DI KELAS VII SMP NEGERI 1KABANJAHE T.A. 2014/2015
Oleh :
Josapat Ginting Suka 4103111042
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah
dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
terhadap Kreativitas Matematika Siswa di Kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe
T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. M.
Manulang, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini, Bapak
Drs. M. Panjaitan, M.Pd, Drs. S. Siahaan, M.Pd dan Dra. Ida Karnasih, M.Sc,
Ph.D, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran mulai dari perencanaan
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Drs. W.L Sihombing,
M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu
dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Rektor UNIMED
Prof. Dr. Ibnu Hajar, Bapak Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA
UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak
Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M.Si
selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si
selaku Sekretaris Jurusan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jauhari Barus, S.Pd, M.Pd selaku
Kepala SMP Negeri 1 Kabanjahe, Bapak E. Situmorang, S.Pd, selaku guru bidang
studi matematika SMP Negeri 1 Kabanjahe yang telah banyak membantu penulis
Teristimewa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada Ibunda
L. Purba yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis
menyelesaikan skripsi ini, kepada Ayahanda Alm. P. Ginting yang menjadi
inspirasi penulis, dan kepada Wasni Ginting, S.Pd dan Ajaria Ginting, S.Pd yang
yang juga selalu memberikan dukungan dan doa. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman di jurusan matematika kelas B Reguler 2010
dan teman-teman satu kost di jln Rela No. 81 F Pancing di kamar B09 (C_L) yang
telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi
ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, September 2014 Penulis,
iii
PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KREATIVITAS
MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 KABANJAHE
T.A. 2014/2015
JOSAPAT GINTING SUKA (4103111042)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan rendahnya kreativitas siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pendekatan kontekstual (CTL) terhadap kreativitas matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015 yang terdiri dari 10 kelas paralel. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih secara acak siswa sebagai sampel sebanyak 2 kelas, yaitu kelas VII-1 sebanyak 36 orang yang diajar dengan pendekatan kontekstual dan kelas VII-3 sebanyak 37 orang yang diajar dengan pendekatan konvensional.
Penelitian ini didukung oleh beberapa perangkat seperti RPP, lember aktivitas siswa (LAS), dan buku pegangan siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test essay sebanyak 4 soal yang telah diujicobakan dan dinyatakan valid.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
Daftar Gambar xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Identifikasi Masalah 6
1.3Pembatasan Masalah 7
1.4Rumusan masalah 7
1.5Tujuan penelitian 7
1.6Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1.Kreativitas 8
2.1.2.Pendekatan Kontekstual 13
2.1.3.Komponen Pendekatan Kontekstual 14
2.1.4.Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika 17
2.1.5. Materi Segiempat 19
2.1.5.1.Persegi Panjang 19
2.1.5.2.Persegi 22
2.2. Penelitian yang Relevan 24
2.3. Kerangka Konseptual 24
vii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu penelitian 26
3.1.1 Lokasi Penelitian 26
3.1.2. Waktu Penelitian 26
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 26
3.2.1.Populasi Penelitian 26
3.2.2.Sampel Penelitian 26
3.3. Variabel Penelitian 27
3.4. Definisi Operasional 27
3.5. Jenis dan Desain Penelitian 28
3.6. Prosedur Penelitian 28
3.7. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 31
3.7.1. Instrumen 31
3.7.2. Teknik Pengumpulan Data 33
3.8. Teknik Analisis Data 35
3.8.1. Uji Normalitas 35
3.8.2. Uji Homogenitas 36
3.9. Uji Hipotesis 37
3.9.1. Menentukan Model Regresi 37
3.9.2.Menguji Keberartian Koefisien Regresi 37
3.9.3.Uji Linieritas 38
3.9.4.Uji Kesamaan Dua Model Regresi 39
3.9.5.Uji Kesejajaran Dua Model Regresi 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Butir Soal 41
4.1.1 Analisis Butir Soal Prites 41
4.1.2 Analisis Butir Soal Prites 44
4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 46
4.1.1. Nilai Pretes Kelas Kontrol dan Eksperimen 46
4.3. Analisis Data Hasil Penelitian 48
4.2.1. Uji Normalitas Data 48
4.2.2.Uji Homogenitas Data 49
4.2.3. Pengujian Hipotesis 49
4.2.4.Menentukan Model Regresi 51
4.2.5.Uji Linieritas Regresi 51
4.2.6. Menguji Keberartian Koefisien Regresi 51
4.2.7. Uji Kesamaan Dua Model Regresi 52
4.2.8. Uji Anakova 53
4.2.9. Diskusi Hasil Penelitian 54
4.2.10. Pembahasan 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 58
5.2. Saran 58
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kurikulum 2013 4
Gambar 2.1 Persegi Panjang 19
Gambar 2.2 Persegi Panjang KLMN 20
Gambar2.3 Persegi 21
Gambar 2.4 Persegi KLMN 22
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi saat ini, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan
oleh berbagai faktor, salah satunya ditentukan oleh tingkat dan kualitas
pendidikan. Tapi menurut Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kunandar, 2007: 2)
kualitas pendidikan Indonesia dinyatakan sangat rendah ini ditandai dari 37,06
persen pemuda Indonesia hanya lulus Sekolah Dasar (SD). Keadaan demikian
membuat pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
Hingga saat ini, banyak usaha yang sudah dilakukan pemerintah demi
mencapai mutu dan kualitas pendidikan yang baik. Hal ini dibuktikan dengan
adanya wajib belajar sembilan tahun, pergantian kurikulum dan peningkatan
kualitas guru dengan berbagai kegiatan pelatihan atau sertifikasi. Upaya
peningkatan kualitas guru tersebut dilakukan agar sebagai seorang tenaga
pendidik, guru mampu melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak
membosankan bagi siswa. Guru juga harus mampu memotivasi siswa supaya
siswa sadar bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
berkesinambungan untuk mencapai suatu perubahan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Slameto (2010: 2) yang menyatakan bahwa “Belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.” Perubahan tingkah laku yang dimaksudkan di atas bukan terjadi
dengan tiba-tiba. Slameto (2010: 3) juga menjelaskan bahwa:
(1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Berdasarkan hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu perubahan
2
memahami tujuannya dan membuat siswa sebagai pelaku paling aktif dalam
proses pembelajaran. Khusus dalam pembelajaran matematika sebagai salah satu
pengetahuan dasar yang diajarkan mulai tingkat SD sampai SMA, mata pelajaran
matematika memiliki peran untuk membentuk siswa yang memiliki pola pikir
logis, sistematis, objektif kritis dan rasional. Cokrof (Abdurrahman, 2010: 204)
juga mengatakan bahwa:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampunan berpikir logis, keteletian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.
Dengan mengetahui pentingnya peranan pembelajaran matematika sesuai
dengan yang dijelaskan sebelumnya, maka untuk mewujudnyatakan peranan
tersebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 memuat beberapa
tujuan pembelajaran matematika diantaranya:
1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan eksplorasi,eksperimen,menunjukkan
kesamaan, perbedaan,konsistensi dan inkonsistensi.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orosial, rasa ingin
tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi antara lain
melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam
menjelaskan gagasan
Melalui tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam kurikulum
di atas, maka pembelajaran matematika akan lebih bermakna apabila anak tidak
hanya mengetahui saja tetapi anak dapat “mengalami” apa yang dipelajarinya.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pola mengajar para guru di Indonesia ini
lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik
sehingga siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis.
Kenyataan demikian jelas menunjukkan bahwa guru sangat berperan
dalam proses pembelajaran. Kegagalan siswa dalam menguasai dan memahami
materi matematika sangat ditentukan oleh cara guru menyampaikan isi materi
serta bagaimana cara guru mampu mengaktifkan dan membuat siswa dapat
mengalami apa yang dipelajari. Guru yang gagal mengajar pasti akan
menyebabkan rendahnya hasil pembelajaran matematika siswa karena siswa
kurang mampu memahami materi yang bersifat tidak nyata dan siswa kurang
mampu mengaitkan pemahaman yang mereka miliki dengan hal-hal yang ada
disekelilingnya. Keadaan demikian mengakibatkan siswa yang kurang minat dan
semangat siswa untuk belajar matematika.
Rendahnya kemampuan dan minat siswa khusus dalam pembelajaran
matematika dapat dilihat dari sisi proses. Penggunaan metode konvensional yaitu
mengajar dengan pola ceramah cenderung membatasi pemahaman siswa, sehingga
pembelajaran yang dilakukan tidak akan pernah mampu mengembangkan
kreativitas siswa. Hal ini sejalan dengan ungkapan Guilford (Munandar, 2009: 7)
dalam pidatonya yang mengatakan bahwa:
Keluhan yang paling banyak saya dengar mengenai lulusan perguruan tinggi kita adalah bahwa mereka cukup mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan menguasai teknik-teknik yang diajarkan, namun mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang memerlukan cara-cara yang baru.
Masalah di atas juga terjadi pada siswa SMP Negeri 1 Kabanjahe sebagai
tempat peneliti melakukan observasi. Setelah dilakukan observasi di SMP Negeri
1 Kabanjahe, peneliti mendapatkan kesimpulan dari hasil wawancara dengan guru
bidang studi matematika (Situmorang) yang mengatakan bahwa :
4
dipungkiri bahwa hal tersebut pada dasarnya disebabkan oleh cara guru saat mengajar kurang tepat sehingga kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal juga sangat kurang.
Kondisi tersebut menunjukkan perlu adanya perubahan dan perbaikan
dalam usaha meningkatkan kreativitas belajar siswa yaitu dengan meningkatkan
keaktifan dan partisipasi siswa dalam belajar serta bagaimana cara supaya
pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Pemerintah juga telah
berupaya mengatasi hal-hal di atas salah satunya dengan perbaikan kurikulum
KTSP 2006 menjadi Kurikulum 2013. Hal tersebut sejalan dengan penjelaskan
Kementrian Pendidikan
(http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-2) yang menyatakan bahwa:
Tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013.
Dari gambar di atas jelas bahwa salah satu yang diharapkan dari Kurikulum 2013
adalah sifat siswa yang kreatif. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat
mengimplementasikan hal tersebut adalah pendekatan kontekstual, karena
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata
mereka sehingga kreativitas siswa akan muncul. Sejalan dengan hal tersebut,
Johnson (Jauhari, 2011: 182) juga mengemukakan bahwa:
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu prosedur pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.
Dengan demikian, jika pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) digunakan dalam pembelajaran matematika maka siswa akan dihindarkan
dari proses menghafal. Pendekatan ini juga akan membantu siswa untuk
memahami makna materi ajar dengan mengaitkanya terhadap konteks kehidupan
sehari-hari sehinga siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Dengan
konsep demikian, pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan
CTL diharapkan lebih bermakna dan dapat meningkatkan kreativitas siswa.
Beberapa peneliti pernah melakukan penelitian tentang menungkatkan
kreativitas siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual, misalnya Riston
(2010) dengan judul Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan
Kreativitas Matematika Siswa. Hasil penelitian ini adalah pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kreativitas siswa pada
pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabl, yakni pada kategori rendah
pada siklus I menjadi kategori sedang pada siklus II. Peningkatan kreativitas
matematika diperoleh dalam penelitaian ini sebesar 36,37%.
Penelitian yang lain juga pernah dilakukan Dewi Azizah (2008) dengan
judul Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Pendekatan
6
diterapkan dapat meningkatkan kreativitas belajar mateatika siswa secara berarti.
Kreativitas siswa tersebut meliputi: kreativitas siswa dalam membuat dan
mengemukakan ide, kreativitas bertanya pada guru ataupun teman, kreativitas
siswa berinteraksi dalam diskusi kelompok, kreativitas siswa dalam mengerjakan
soal latihan dan PR. Indikator kreativitas tersebut dari siklus I sampai siklus III
meningkat lebih besar sama dengan 65%.
Merujuk pada uraian di atas, penelitian tentang peningkatan kreativitas
matematika dengan pendekatan kontekstual dilakukan kembali. Penelitian kali ini
akan dilakukan pada subjek yang berbeda dan kreativitas pada pakoh bahasan
yang berbeda pula. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) terhadap Kreativitas Matematika Siswa di Kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, berikut beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi.
1. Kualitas pendidikan yang masih rendah.
2. Guru yang masih kurang tepat memilih dan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
3. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit.
4. Peran guru SMP Negeri 1 Kabanjahe kurang membawa siswa untuk lebih
aktif berpikir mengeluarkan ide-idenya sehingga kreativitas siswa masih
rendah.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, perlu adanya
pembatasan masalah agar pembahasan lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada pengaruh pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) terhadap kreativitas matematika siswa di kelas VII SMP
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning) terhadap kreativitas matematika
siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) terhadap kreativitas matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1
Kabanjahe T.A. 2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah sebagai berikut.
1. Bagi siswa
Sebagai bahan informasi untuk menentukan cara belajar yang sesuai dalam
mempelajari materi matematika.
2. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan pembelajaran
yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
3. Bagi pengelola sekolah
Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya
pendekatan pembelajaran baru dalam pembelajaran matematika.
4. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan
profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat
diterapkan dalam pembelajaran.
5. Bagi peneiti lain
Sebagai acuan bagi peneliti lain dalam melakukan kajian penelitian lebih
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Model regresi yang diperoleh pada kedua kelas adalah linier.
2. Pada uji keberartian koefisien regresi kedua kelas terdapat hubungan
yang fungsional anatara variabel pendekatan kontekstual dan
kreativitas matematika siswa.
3. Pada uji linieritas model regresi terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel pendekatan kontekstual dan kreativitas matematika
siswa.
4. Dari hasil uji ANAKOVA diperoleh bahwa terdapat perbedaan
pengaruh pendekatan kontekstual dan konvensional terhadap
kreativitas matematika siswa. Atau dengan kata lain pendekatan
kontekstual lebih baik dari pada pendekatan konvensional dalam
mempengaruhi kreativitas matematika siswa
5.2. Saran
1. Kepada guru khususnya guru matematika dapat menjadikan pendekatan
kontekstual (CTL) sebagai pembelajaran alternatif untuk meningkatkan
kreativitas matematika siswa pada pokok bahasan persegi panjang dan
persegi.
2. Kepada peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian yang relevan
disarankan untuk memperbaiki soal yang akan diujikan baik soal prites
maupun soal postes, karena soal tersebut terlalu sukar sehingga tidak dapat
mengukur kreativitas matematika siswa secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Ambarita, J. (2001), Pembelajaran Matematika Melalui Model Pencapaian Konsep pada Pokok Bahasan Pangkat Rasional dan Bentuk Akar di Kelas
I SMU,UNESA, Surabaya.
Arikunto, S, (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi aksara, Jakarta.
Azizah, Dewi, (2008), Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL). Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Batuare, Riston, (2010). Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kreativitas Matematika Siswa. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Depdikbud, (2000), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed ke-2, Balai Pustaka, Jakarta.
FMIPA UNIMED, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA, Medan.
Jauhari, Mohammad. (2011). Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Kontruktivistik Sebuah Pengembangan Pembelajaran CTL, Penerbit Prestasi Pustaka,Jakarta.
Kemendikbut, (2013), http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-2 http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-2 (Diakses 6 Maret 2013).
Kunandar, (2011), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Munandar, U. (2009). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Munandar, U. (1999). Pengembangan Kreativitas dan Anak Berbakat, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Setiawan, N., (2007), Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan : Telaah Konsep dan Aplikasinya, Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, Bandung.
Simamora, Yumira. (2011). Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematika Antara Siswa yang Diberi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pengajaran Langsung., Tesis, UNIMED, Medan.
Siswono, T.Y.E. (2007). Pembelajaran Matematika Humanistik yang Mengembangkan Kreativitas Siswa, Prosiding.
Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Trianto, (2011), Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Usman, H. & Akbar, S. P, (2006), Pengantar Statistika, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.
RIWAYAT HIDUP
Josapat Ginting Suka dilahirkan di Kineppen, pada tanggal 25 April 1991.
Ayah bernama Petrus Ginting Suka dan Ibu bernama Lidia Purba dan merupakan
anak ketiga dari tiga bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri
Kineppen , dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah
di SMP Negeri 1 Kabanjahe, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Kabanjahe, dan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, melalui