T.P. 2011/2012
Oleh: Irma Sari NIM. 408341026
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem di Kelas X SMA Negeri I Secanggang Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama Mahasiswa : Irma Sari
NIM : 408341026
Program Studi : Pendidikan Biologi
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan Pada ManEkosistem di Kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun Pembelajaran 2011/2012, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra.
Dameria Sitompul sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran – saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulis skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.S, Drs. Toyo Manurung,
M.Si, dan Dra. Hj. Cicik Suriyani, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran–saran kepada penulis mulai dari rencana
penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Drs. H. Zulkifli Simatupang, M.Pd, selaku Dosen
Pembimbing Akademik, Ketua Jurusan Biologi Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si dan
Staf Pegawai Jurusan Biologi FMIPA Unimed yang telah membantu penulis.
Ucapan terima kasih juga kepada Ibu Dra. Hj. Miro Mayanur selaku kepala
sekolah SMA Negeri 1 Secanggang dan Ibu Siti Luria Lestari, S.Pd selaku guru
biologi di SMA Negeri 1 Secanggang serta kepada siswa–siswi SMA Negeri 1
Secanggang yang mendukung penyususnan skripsi ini.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ayahanda Sariono, SP dan Ibunda Paijem dan penulis ucapkan terima
kasih kepada adik Andri, Dicky, Ridho yang telah banyak memberikan bimbingan
mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga dan teman–teman yang telah
banyak mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tidak lupa juga teman-teman seperjuangan (Ani, Fika, Fitri, Friska, Hady,
Letmi, Siti, Tiwi dan Tyas) semoga persahabatan kita mendapat Ridho dari Allah
SWT. Tidak lupa juga penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman Biologi
Ekstensi 2008. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam
penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik
dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya
penulis berharapan, semoga skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu
pendidikan pembaca sekalian.
Medan, Agustus 2012
Penulis
Irma Sari
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA
NEGERI 1SECANGGANG TAH UN PE MBELAJARAN 2011/ 201 2
Irma S ari (NI M. 4 083 410 26 )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered head together) terhadap hasil belajar siswa pada Materi Pokok Ekosistem di Kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun Pembelajaran 2011/2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun Pembelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 160 orang. Metode Pengambilan sampel penelitian diambil secara random sampling yakni kelas X2 yang berjumlah 38 siswa yang diberikan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Jenis peneitian ini adalah penelitian deskritif.
COOPERATIF LEARNING MODEL APPLICATION TYPE NUMBEREDHEAD TOGETHER (NHT) TO IN THE MATTER OF STUDENT LEARNING ECOSYSTEM
GOODS IN CLASS X HIGH SCHOOL 1 STATE OF SECANGGANG LEARNING 2011/2012
Irma Sari (NIM. 408 341 026)
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of type NHT Cooperative learning models (Numbered heads together) against the learning outcomes of students at Basic Material Ecosystem in Class X SMA Negeri 1 Secanggang Learning Year 2011/2012.
The population in this study were all class X SMA 1 Secanggang Learning Year 2011/2012 consisting of 4 classes with enrollment of 160 people. Sampling methods of research taken randomly sampling the X2 class totaling 38 students are given instruction using cooperative learning model of type NHT. This is the type of fieldwork research deskritif.
vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Kerangka teoritis 7
2.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.2. Hakikat Proses Belajar Mengajar 8
2.1.3. Metode Belajar 9
2.1.4. Hasil Belajar 9
2.1.5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar 10
2.1.6. Pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) 12 2.1.7. Sintaks Pembelajaran Model Kooperatif 13
2.1.8. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 15
2.1.9. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipr NHT 17 2.1.10. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 18
2.1.11. Analisis Materi Pokok 19
BAB III : METODE PENELITIAN 36
3.1.1. Lokasi Penelitian 36
3.1.2. Waktu Penelitian 36
3.2. Populasi Dan Sampel 36
3.2.1. Populasi 36
3.2.2. Sampel 36
3.3. Variabel Penelitian 36
3.4. Jenis Penelitian 36
3.5. Prosedur Penelitian 37
3.6.Insterumen Penelitian 37
3.6.1. Test Hasil Belajar 37
3.7. Teknik Pengumpulan Data 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
4.1. Deskripsi Data 44
4.1.1. Deskripsi Uji Coba Instrumen Penelitian 44
4.1.1.1. Validitas Test 44
4.1.1.2. Reabilitas 44
4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Test 44
4.1.1.4. Daya Pembeda Test 45
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 45
4.2. Pembahasan 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51
5.1. Kesimpulan 51
5.2. Saran 51
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 14
Tabel 3.1. Kisi – Kisi Tes Materi 37
Tabel 3.2. Pedoman Tingkat Penguasaan Siswa 42
Tabel 4.1. Ketuntasan Belajar 45
Tabel 4.2. Presentase Tingkat Penguasaan Siswa Saat Pretes 46 Tabel 4.3. Presentase Tingkat Penguasaan Siswa Saat Postes 46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Contoh Dari Individu 20
Gambar 2.2. Populasi 20
Gambar 2.3. Komunitas 21
Gambar 2.4. Ekosistem Air Laut 22
Gambar 2.5. Ekosistem Pantai 23
Gambar 2.6. Ekosistem Air Sungai 24
Gambar 2.7. Ekosistem Terumbu Karang 24
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 55
Lampiran 2. RPP 58
Lampiran 3. Instrumen Tes 81
Lampiran 4. Kunci Jawaban 87
Lampiran 5. Validitas Tes 88
Lampiran 6. Perhitungan Validitas Tes 89
Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Tes 92
Lampiran 8. Tingkat Kesukaran Soal 94
Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 95
Lampiran 10. Ketuntasan Belajar Siswa 98
Lampiran 11. Tingkat Penguasaan Siswa 100
Lampiran 12. Perhitungan Ketuntasan Belajar Dan Ketercapaian Indikator 102
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun
jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti belajar.
Bruner mempunyai pendapat, alangkah baiknya bila sekolah dapat
menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan
kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Untuk meningkatkan proses
belajar perlu lingkungan yang dinamakan “ discovery learning enviroment ”, ia
lah lingkungan dimana siswa dapat belajar diluar sekolah.
Piaget mempunyai pendapat, perkembangan proses belajar pada anak–anak
diantaranya : (1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang
dewasa. Mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan
untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayan tersendiri dalam
belajar, (2) perkembangan mental pada anak melalui tahap–tahap tertentu, (3)
walaupun berlansungnya tahap–tahap perkembangan itu melalui urutan tertentu.
Menurut Gagne “ belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Belajar adalah
pengguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruaksi.
(Slameto, 2010).
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta mencerdaskan
kehidupan bangsa merupakan tujuan pendidikan nasional yang sebagian besar
adalah tanggung jawab professional setiap guru. Pengembangan kualitas manusia
ini merupakan suatu keharusan dalam era globalisasi dewasa ini. Salah satu cara
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan
2
merupakan proses yang sangat menentukan dalam pengembangan kualitas sumber
daya manusia.
Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan hal yang menarik
dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan pembelajaran. Belajar dilakukan
oleh siswa secara individual. Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh
individu siswa. Sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam
kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik si peserta didik
atau siswa. Tindak mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi
mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi mandiri, siswa harus belajar. Belajar,
perkembangan, dan pendidik merupakan suatu peristiwa dan tindakan sehari–hari.
Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru sebagai pembelajaran,
dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan guru dengan siswa
adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku terdidik. Dari
segi tujuan yang akan dicapai baik guru maupun siswa sama–sama mempunyai
tujuan tersendiri.
Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses internal siswa.
Pada belajar dan perkembangan, siswa sendirilah yang mengalami, melakukan
dan menghayatinya. Sebaliknya, pendidikan adalah proses interaksi yang
bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan
meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Secara
umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satuan tindak yang
memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Pendidikan merupakan
proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. (Dimyati, 2002).
Dalam upaya peningkatan mutu pndidikan banyak hal yang harus
diperhatikan, proses belajar mengajar (PBM) merupakan salah satu unsur yang
paling penting ang harus diperhatikan karena dengan pelaksanaan proses belajar
mengajar yang baik maka proses tujuan pendidikan akan tercapai.
Proses belajar mengajarkan menunjang hasil yang baik apabila unsur yang
terkait di dalamnya saling mendukung. Guru merupakan salah satu unsur dalam
proses belajar mengajar karena walaupun kurikulum disajikan secara sempurna,
belajar mengajar belum bisa dikatakan baik. Guru merupakan tokoh penting
keberhasilan seorang siswa dalam menerima pelajaran yan disampaikan terkait
dengan bagaimana kualitas ilmu yang diberikan oleh seorang guru.
Menurut Sardiman (2009) Guru sebagai tenaga professional di bidang
pendidikan, di samping memahami hal–hal yang bersifat filosofis dan konseptual,
juga harus mengetahui dan melaksanakan hal–hal yang bersifat teknis. Hal–hal
yang bersifat teknis ini, terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi
belajar mengajar. Di dalam kegiataan mengelola interaksi belajar mengajar, guru
paling tidak harus memiliki dua model dasar, yakni kemampuan mendesain
program dan keterampilan mengkomunikasikan program itu kepada anak didik.
Selama ini kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sering terfokus pada
guru yang mengajar sebagai sentral ilmu bukan kegiatan pembelajaran pada siswa.
Seorang guru memiliki multi peran tidak hanya terbatas pada pengajaran saja,
namun juga sebagai pembimbing yang mampu mengembangkan kemampuan dan
memilih alternatif bagi siswa dalam belajar.
Hubungan dengan hasil–hasil penelitian sebelumnya mengenai NHT ini
meningkatkan hasil belajar siswa. Di dalam proses belajar mengajar kegiatan
interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan dan
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas, guru harus
memperhatikan tingkat kemampuan siswa yang berbeda karena tidak jarang dalam
satu kelas terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menangkap ilmu yang
diberikan guru. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk menemukan
alternatif yang harus diambil dalam proses belajar mengajar guna terciptanya
tujuan pembelajaran itu sendiri agar sejalan dengan kemampuan yang dimiliki
siswa (Sardiman, 2009)
Model pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa tipe, salah satunya
tipe struktural. Tipe struktural terbagi lagi menjadi beberapa tipe yang salah
satunya adalah NHT (Numbered Head Together) yang sering disebut juga dengan
penomoran berpikir bersama. Tipe ini mengajarkan siswa untuk bertanggung
4
Pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
Head Together) merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan kepada
keaktifan siswa yang berbentuk kompleks. Siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil, yang saling membantu satu sama lain.
Berdasarkan penelitian terlebih dahulu telah membuktikan bahwa dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran
langsung. Antara lain, penelitian Simatupang (2010), dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada sub materi pokok alat indera pada
manusia di kelas XI IPA SMA Parulian 1 Medan, hasil belajar siswa menempati
nilai rata – rata 80,38%. Dan hasil penelitian Harahap Khoiriyah Rifa’atul (2011),
Penerapan Model Kooperatf Tipe Numbered Head Together pada Materi Pokok
Bahasan Virus Kelas X SMA Islam Al Ulum Terpadu tergolong katagori tinggi
dengan nilai rata – rata 93,3%. Dan hasil penelitian Purmawiguna Devi (2010),
pada penelitian tersebut diperoleh skor rata – rata postes 82,21 %. Dari hasil
penelitian tersebut ternyata penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi biologi. Berdasarkan uraian
diatas penggunaan model pembelajaran yang tepat memiliki kaitan erat dengan
hasil belajar siswa. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan suatu penelitian
tantang penggunaan model pembelajran kooperatif yaitu tipe NHT dalam
hubungannya dengan upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooferatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Ekosistem Kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun Pelajaran 2011 / 2012”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai beikut :
a. Masih rendahnya penguasaan metode–metode pembelajaran yang
b. Model pembelajaran konvensional masih dianggap kurang menarik minat
belajar siswa khususnya di SMA Negeri 1 Secanggang.
1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan ruang lingkup yang dibatas dalam penelitian ini, maka
penulis membatasi masalah penelitian pada hal–hal berikut :
a. Rancangan pembelajaran biologi yang diterapkan pada penelitiaan ini
dibatasi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Head Together)
b. Hasil belajar siswa dibatasi pada aspek kognitif pada materi pokok
Ekosistem
c. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Secanggang
Tahun Pembelajaran 2011 / 2012.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi pokok
Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Secanggang?
b. Bagaimana ketuntasan belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT(Numbered Head Together) pada materi
pokok Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun
Pembelajaran 2011 /2012?
c. Bagaimana ketuntasan pencapaian indikator dengan menerapkan model
pembelajaran Kooperatif Tipe NHT(Numbered Head Together)pada
materi pokok Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun
6
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together ) pada
materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun
Pembelajaran 2011 / 2012.
b. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Tougether) pada
materi pokok Ekosistem di kelas XSMA Negeri 1 Secanggang Tahun
Pembelajaran 2011 / 2012.
c. Untuk mengetahui tingkat pencapaian indikator siswa dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Tougether)
pada materi pokok Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Secanggang.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam proses belajar mengajar
nantinya dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
suatu materi pokok, sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang
optimum.
b. Sebagai bahan masukan bagi guru–guru biologi dalam memberikan
strategi belajar yang sesuai dengan materi pokok sehingga memperoleh
hasil belajar yang optimum.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari análisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe NHT pada Materi Pokok Ekosistem di kelas X SMA
Negeri 1 Secanggang Tahun Pelajaran 2011/2012 tergolong kategori tinggi
dengan nilai rata – rata 83,155
2. Tingkat ketuntasan belajar siswa yang diajar dengan penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada materi pokok Ekosistem di kelas
X SMA Negeri 1 Secangganng telah mencapai ketuntasan, dimana sebesar
94,74 % siswa telah tuntas.
3. Tingkat ketercapaian indikator siswa yang diajar dengan penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada materi pokok Ekosistem di kelas
X SMA Negeri 1 Secanggang telah tercapai dengan nilai rata-rata
ketercapaian indikator keseluruhan sebesar 81,3%.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh
penulis di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran antara lain :
1. Dalam menerapkn model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
Head Together) pada materi pokok ekosistem sebaiknya guru harus
memperhatikan dengan baik kegiatan diskusi di kelas, sehingga tercipta
proses belajar mengajar yang rileks dan menyenangkan.
2. Kepada guru Bidang Studi biologi hendaknya tidak hanya menggunakan
model ceramah dalam pembelajaran tetapi diharapkan dapat
menggunakan bantuan model pembelajaran sesuai dengan materi yang
diajarkan sehingga siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar
50
3. Kepada mahasiswa, khususnya calon guru biologi diharapkan untuk dapat
menerapkan penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,(2012),Pengertian Ekosistem, (http://id.wikipedia.org/2012/ekosistem)
Arikunto, S. (2006),Dasar – Dasar Evaluasi Penelitian, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta
Dimyati, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta
Direktorat, Dikmenum, (2008), Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif,
Http://www.dikmenum.go.id/datapp kurikulum
Hamsa, A., (2009),
http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/numbered-heads-together-nht.html (Diakses 11 Februari 2012)
Harahap, R,A,A, ( 2007 ),Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok
Kinematika Gerak Lurus Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 2 Pematang
Siantar T.A. 2006/2007, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan
Harahap, Khoiriyah, R, (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT pada Nateri Pokok Bahasan Virus di Kelas X SMA Islam Al Ulum
Terpadu Tahun Pembelajaran 2009/2010, Skripsi, FMIPA, UNIMED,
Medan
Haryati, M. (2007) Sistem Penlilaian Berbasis Kompetensi, Teori dan Praktek,
Penerbit Galing Persada Perss. Jakarta.
Ibrahim, ( 2000 ),Pembelajaran Kooperatif, Universitas Press, Surabaya
Nurtafita, N., (2011),
http://nitanurtafita.blogspot.com/2011/10/pembelajaran-metode-nht.html (Diakses 11 Februari 2012)
Sardiman, (2009), Interaksi dan motivasi Belajar dan Mengajar. Grafindo,
Jakarta
Setiawan, A, dkk, (2011), Ekosistem, Aliran Energi, dan Siklus,
52
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta: Jakarta
Simatupang, (2010), Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Model Kooperatif NHT pada Materi Pokok Ekosistem di
Kelas X SMA Negeri 2 Kabenjahe T.P. 2009/2010, Skripsi, FMIPA,
UNIMED, Medan
Sudjana, ( 2002 ),Metode Stastik, Penerbit Tarsito, Bandung.
Purmawiguna, Devi, (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Struktur dan
Fungsi Jaringan Hewan di Kelas XI SMA negeri 1 Tanjung Morawa T.P.
2009/2010, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan
Tusakdiah, (2007), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap
Hasil Belajar Fisika pada Materi Pokok Bunyi Kelas VIII Semester II
SMP Swabina Karya Medan T.P. 2006/2007, Skripsi, FMIPA, UNIMED,
Medan
Trianto, (2010), Model–Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Kontrusktivistis, Penerbit Prestasi Pustaka Jakarta
Usman, (2009), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Penerbit PT Remaja