• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 1 SECANGGANG TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 1 SECANGGANG TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

T.P. 2011/2012

Oleh: Irma Sari NIM. 408341026

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem di Kelas X SMA Negeri I Secanggang Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa : Irma Sari

NIM : 408341026

Program Studi : Pendidikan Biologi

(3)
(4)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan Pada ManEkosistem di Kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun Pembelajaran 2011/2012, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra.

Dameria Sitompul sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran – saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai dengan selesainya penulis skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.S, Drs. Toyo Manurung,

M.Si, dan Dra. Hj. Cicik Suriyani, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran–saran kepada penulis mulai dari rencana

penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Ibu Drs. H. Zulkifli Simatupang, M.Pd, selaku Dosen

Pembimbing Akademik, Ketua Jurusan Biologi Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si dan

Staf Pegawai Jurusan Biologi FMIPA Unimed yang telah membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga kepada Ibu Dra. Hj. Miro Mayanur selaku kepala

sekolah SMA Negeri 1 Secanggang dan Ibu Siti Luria Lestari, S.Pd selaku guru

biologi di SMA Negeri 1 Secanggang serta kepada siswa–siswi SMA Negeri 1

Secanggang yang mendukung penyususnan skripsi ini.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Ayahanda Sariono, SP dan Ibunda Paijem dan penulis ucapkan terima

kasih kepada adik Andri, Dicky, Ridho yang telah banyak memberikan bimbingan

(5)

mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga dan teman–teman yang telah

banyak mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tidak lupa juga teman-teman seperjuangan (Ani, Fika, Fitri, Friska, Hady,

Letmi, Siti, Tiwi dan Tyas) semoga persahabatan kita mendapat Ridho dari Allah

SWT. Tidak lupa juga penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman Biologi

Ekstensi 2008. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam

penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik

dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya

penulis berharapan, semoga skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu

pendidikan pembaca sekalian.

Medan, Agustus 2012

Penulis

Irma Sari

(6)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA

NEGERI 1SECANGGANG TAH UN PE MBELAJARAN 2011/ 201 2

Irma S ari (NI M. 4 083 410 26 )

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered head together) terhadap hasil belajar siswa pada Materi Pokok Ekosistem di Kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun Pembelajaran 2011/2012.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun Pembelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 160 orang. Metode Pengambilan sampel penelitian diambil secara random sampling yakni kelas X2 yang berjumlah 38 siswa yang diberikan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Jenis peneitian ini adalah penelitian deskritif.

(7)

COOPERATIF LEARNING MODEL APPLICATION TYPE NUMBEREDHEAD TOGETHER (NHT) TO IN THE MATTER OF STUDENT LEARNING ECOSYSTEM

GOODS IN CLASS X HIGH SCHOOL 1 STATE OF SECANGGANG LEARNING 2011/2012

Irma Sari (NIM. 408 341 026)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of type NHT Cooperative learning models (Numbered heads together) against the learning outcomes of students at Basic Material Ecosystem in Class X SMA Negeri 1 Secanggang Learning Year 2011/2012.

The population in this study were all class X SMA 1 Secanggang Learning Year 2011/2012 consisting of 4 classes with enrollment of 160 people. Sampling methods of research taken randomly sampling the X2 class totaling 38 students are given instruction using cooperative learning model of type NHT. This is the type of fieldwork research deskritif.

(8)

vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Hakikat Proses Belajar Mengajar 8

2.1.3. Metode Belajar 9

2.1.4. Hasil Belajar 9

2.1.5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar 10

2.1.6. Pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) 12 2.1.7. Sintaks Pembelajaran Model Kooperatif 13

2.1.8. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 15

2.1.9. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipr NHT 17 2.1.10. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 18

2.1.11. Analisis Materi Pokok 19

BAB III : METODE PENELITIAN 36

3.1.1. Lokasi Penelitian 36

3.1.2. Waktu Penelitian 36

3.2. Populasi Dan Sampel 36

3.2.1. Populasi 36

3.2.2. Sampel 36

3.3. Variabel Penelitian 36

3.4. Jenis Penelitian 36

3.5. Prosedur Penelitian 37

3.6.Insterumen Penelitian 37

3.6.1. Test Hasil Belajar 37

3.7. Teknik Pengumpulan Data 38

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

4.1. Deskripsi Data 44

4.1.1. Deskripsi Uji Coba Instrumen Penelitian 44

4.1.1.1. Validitas Test 44

4.1.1.2. Reabilitas 44

4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Test 44

4.1.1.4. Daya Pembeda Test 45

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 45

4.2. Pembahasan 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51

5.1. Kesimpulan 51

5.2. Saran 51

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 14

Tabel 3.1. Kisi – Kisi Tes Materi 37

Tabel 3.2. Pedoman Tingkat Penguasaan Siswa 42

Tabel 4.1. Ketuntasan Belajar 45

Tabel 4.2. Presentase Tingkat Penguasaan Siswa Saat Pretes 46 Tabel 4.3. Presentase Tingkat Penguasaan Siswa Saat Postes 46

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh Dari Individu 20

Gambar 2.2. Populasi 20

Gambar 2.3. Komunitas 21

Gambar 2.4. Ekosistem Air Laut 22

Gambar 2.5. Ekosistem Pantai 23

Gambar 2.6. Ekosistem Air Sungai 24

Gambar 2.7. Ekosistem Terumbu Karang 24

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 55

Lampiran 2. RPP 58

Lampiran 3. Instrumen Tes 81

Lampiran 4. Kunci Jawaban 87

Lampiran 5. Validitas Tes 88

Lampiran 6. Perhitungan Validitas Tes 89

Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Tes 92

Lampiran 8. Tingkat Kesukaran Soal 94

Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 95

Lampiran 10. Ketuntasan Belajar Siswa 98

Lampiran 11. Tingkat Penguasaan Siswa 100

Lampiran 12. Perhitungan Ketuntasan Belajar Dan Ketercapaian Indikator 102

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun

jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang

merupakan perubahan dalam arti belajar.

Bruner mempunyai pendapat, alangkah baiknya bila sekolah dapat

menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan

kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Untuk meningkatkan proses

belajar perlu lingkungan yang dinamakan “ discovery learning enviroment ”, ia

lah lingkungan dimana siswa dapat belajar diluar sekolah.

Piaget mempunyai pendapat, perkembangan proses belajar pada anak–anak

diantaranya : (1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang

dewasa. Mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan

untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayan tersendiri dalam

belajar, (2) perkembangan mental pada anak melalui tahap–tahap tertentu, (3)

walaupun berlansungnya tahap–tahap perkembangan itu melalui urutan tertentu.

Menurut Gagne “ belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi

dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Belajar adalah

pengguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruaksi.

(Slameto, 2010).

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta mencerdaskan

kehidupan bangsa merupakan tujuan pendidikan nasional yang sebagian besar

adalah tanggung jawab professional setiap guru. Pengembangan kualitas manusia

ini merupakan suatu keharusan dalam era globalisasi dewasa ini. Salah satu cara

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan

(14)

2

merupakan proses yang sangat menentukan dalam pengembangan kualitas sumber

daya manusia.

Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan hal yang menarik

dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan pembelajaran. Belajar dilakukan

oleh siswa secara individual. Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh

individu siswa. Sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam

kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik si peserta didik

atau siswa. Tindak mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi

mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi mandiri, siswa harus belajar. Belajar,

perkembangan, dan pendidik merupakan suatu peristiwa dan tindakan sehari–hari.

Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru sebagai pembelajaran,

dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan guru dengan siswa

adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku terdidik. Dari

segi tujuan yang akan dicapai baik guru maupun siswa sama–sama mempunyai

tujuan tersendiri.

Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses internal siswa.

Pada belajar dan perkembangan, siswa sendirilah yang mengalami, melakukan

dan menghayatinya. Sebaliknya, pendidikan adalah proses interaksi yang

bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan

meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Secara

umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satuan tindak yang

memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Pendidikan merupakan

proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. (Dimyati, 2002).

Dalam upaya peningkatan mutu pndidikan banyak hal yang harus

diperhatikan, proses belajar mengajar (PBM) merupakan salah satu unsur yang

paling penting ang harus diperhatikan karena dengan pelaksanaan proses belajar

mengajar yang baik maka proses tujuan pendidikan akan tercapai.

Proses belajar mengajarkan menunjang hasil yang baik apabila unsur yang

terkait di dalamnya saling mendukung. Guru merupakan salah satu unsur dalam

proses belajar mengajar karena walaupun kurikulum disajikan secara sempurna,

(15)

belajar mengajar belum bisa dikatakan baik. Guru merupakan tokoh penting

keberhasilan seorang siswa dalam menerima pelajaran yan disampaikan terkait

dengan bagaimana kualitas ilmu yang diberikan oleh seorang guru.

Menurut Sardiman (2009) Guru sebagai tenaga professional di bidang

pendidikan, di samping memahami hal–hal yang bersifat filosofis dan konseptual,

juga harus mengetahui dan melaksanakan hal–hal yang bersifat teknis. Hal–hal

yang bersifat teknis ini, terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi

belajar mengajar. Di dalam kegiataan mengelola interaksi belajar mengajar, guru

paling tidak harus memiliki dua model dasar, yakni kemampuan mendesain

program dan keterampilan mengkomunikasikan program itu kepada anak didik.

Selama ini kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sering terfokus pada

guru yang mengajar sebagai sentral ilmu bukan kegiatan pembelajaran pada siswa.

Seorang guru memiliki multi peran tidak hanya terbatas pada pengajaran saja,

namun juga sebagai pembimbing yang mampu mengembangkan kemampuan dan

memilih alternatif bagi siswa dalam belajar.

Hubungan dengan hasil–hasil penelitian sebelumnya mengenai NHT ini

meningkatkan hasil belajar siswa. Di dalam proses belajar mengajar kegiatan

interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan dan

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas, guru harus

memperhatikan tingkat kemampuan siswa yang berbeda karena tidak jarang dalam

satu kelas terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menangkap ilmu yang

diberikan guru. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk menemukan

alternatif yang harus diambil dalam proses belajar mengajar guna terciptanya

tujuan pembelajaran itu sendiri agar sejalan dengan kemampuan yang dimiliki

siswa (Sardiman, 2009)

Model pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa tipe, salah satunya

tipe struktural. Tipe struktural terbagi lagi menjadi beberapa tipe yang salah

satunya adalah NHT (Numbered Head Together) yang sering disebut juga dengan

penomoran berpikir bersama. Tipe ini mengajarkan siswa untuk bertanggung

(16)

4

Pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Head Together) merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan kepada

keaktifan siswa yang berbentuk kompleks. Siswa belajar dalam

kelompok-kelompok kecil, yang saling membantu satu sama lain.

Berdasarkan penelitian terlebih dahulu telah membuktikan bahwa dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran

langsung. Antara lain, penelitian Simatupang (2010), dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT pada sub materi pokok alat indera pada

manusia di kelas XI IPA SMA Parulian 1 Medan, hasil belajar siswa menempati

nilai rata – rata 80,38%. Dan hasil penelitian Harahap Khoiriyah Rifa’atul (2011),

Penerapan Model Kooperatf Tipe Numbered Head Together pada Materi Pokok

Bahasan Virus Kelas X SMA Islam Al Ulum Terpadu tergolong katagori tinggi

dengan nilai rata – rata 93,3%. Dan hasil penelitian Purmawiguna Devi (2010),

pada penelitian tersebut diperoleh skor rata – rata postes 82,21 %. Dari hasil

penelitian tersebut ternyata penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi biologi. Berdasarkan uraian

diatas penggunaan model pembelajaran yang tepat memiliki kaitan erat dengan

hasil belajar siswa. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan suatu penelitian

tantang penggunaan model pembelajran kooperatif yaitu tipe NHT dalam

hubungannya dengan upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooferatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Ekosistem Kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun Pelajaran 2011 / 2012”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai beikut :

a. Masih rendahnya penguasaan metode–metode pembelajaran yang

(17)

b. Model pembelajaran konvensional masih dianggap kurang menarik minat

belajar siswa khususnya di SMA Negeri 1 Secanggang.

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan ruang lingkup yang dibatas dalam penelitian ini, maka

penulis membatasi masalah penelitian pada hal–hal berikut :

a. Rancangan pembelajaran biologi yang diterapkan pada penelitiaan ini

dibatasi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Together)

b. Hasil belajar siswa dibatasi pada aspek kognitif pada materi pokok

Ekosistem

c. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Secanggang

Tahun Pembelajaran 2011 / 2012.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

a. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi pokok

Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Secanggang?

b. Bagaimana ketuntasan belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT(Numbered Head Together) pada materi

pokok Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun

Pembelajaran 2011 /2012?

c. Bagaimana ketuntasan pencapaian indikator dengan menerapkan model

pembelajaran Kooperatif Tipe NHT(Numbered Head Together)pada

materi pokok Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun

(18)

6

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together ) pada

materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Secanggang Tahun

Pembelajaran 2011 / 2012.

b. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Tougether) pada

materi pokok Ekosistem di kelas XSMA Negeri 1 Secanggang Tahun

Pembelajaran 2011 / 2012.

c. Untuk mengetahui tingkat pencapaian indikator siswa dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Tougether)

pada materi pokok Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Secanggang.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam proses belajar mengajar

nantinya dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan

suatu materi pokok, sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang

optimum.

b. Sebagai bahan masukan bagi guru–guru biologi dalam memberikan

strategi belajar yang sesuai dengan materi pokok sehingga memperoleh

hasil belajar yang optimum.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari análisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe NHT pada Materi Pokok Ekosistem di kelas X SMA

Negeri 1 Secanggang Tahun Pelajaran 2011/2012 tergolong kategori tinggi

dengan nilai rata – rata 83,155

2. Tingkat ketuntasan belajar siswa yang diajar dengan penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada materi pokok Ekosistem di kelas

X SMA Negeri 1 Secangganng telah mencapai ketuntasan, dimana sebesar

94,74 % siswa telah tuntas.

3. Tingkat ketercapaian indikator siswa yang diajar dengan penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada materi pokok Ekosistem di kelas

X SMA Negeri 1 Secanggang telah tercapai dengan nilai rata-rata

ketercapaian indikator keseluruhan sebesar 81,3%.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh

penulis di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran antara lain :

1. Dalam menerapkn model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Head Together) pada materi pokok ekosistem sebaiknya guru harus

memperhatikan dengan baik kegiatan diskusi di kelas, sehingga tercipta

proses belajar mengajar yang rileks dan menyenangkan.

2. Kepada guru Bidang Studi biologi hendaknya tidak hanya menggunakan

model ceramah dalam pembelajaran tetapi diharapkan dapat

menggunakan bantuan model pembelajaran sesuai dengan materi yang

diajarkan sehingga siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar

(20)

50

3. Kepada mahasiswa, khususnya calon guru biologi diharapkan untuk dapat

menerapkan penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,(2012),Pengertian Ekosistem, (http://id.wikipedia.org/2012/ekosistem)

Arikunto, S. (2006),Dasar – Dasar Evaluasi Penelitian, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta

Dimyati, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Jakarta

Direktorat, Dikmenum, (2008), Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif,

Http://www.dikmenum.go.id/datapp kurikulum

Hamsa, A., (2009),

http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/numbered-heads-together-nht.html (Diakses 11 Februari 2012)

Harahap, R,A,A, ( 2007 ),Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok

Kinematika Gerak Lurus Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 2 Pematang

Siantar T.A. 2006/2007, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan

Harahap, Khoiriyah, R, (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

NHT pada Nateri Pokok Bahasan Virus di Kelas X SMA Islam Al Ulum

Terpadu Tahun Pembelajaran 2009/2010, Skripsi, FMIPA, UNIMED,

Medan

Haryati, M. (2007) Sistem Penlilaian Berbasis Kompetensi, Teori dan Praktek,

Penerbit Galing Persada Perss. Jakarta.

Ibrahim, ( 2000 ),Pembelajaran Kooperatif, Universitas Press, Surabaya

Nurtafita, N., (2011),

http://nitanurtafita.blogspot.com/2011/10/pembelajaran-metode-nht.html (Diakses 11 Februari 2012)

Sardiman, (2009), Interaksi dan motivasi Belajar dan Mengajar. Grafindo,

Jakarta

Setiawan, A, dkk, (2011), Ekosistem, Aliran Energi, dan Siklus,

(22)

52

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka

Cipta: Jakarta

Simatupang, (2010), Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan

Menggunakan Model Kooperatif NHT pada Materi Pokok Ekosistem di

Kelas X SMA Negeri 2 Kabenjahe T.P. 2009/2010, Skripsi, FMIPA,

UNIMED, Medan

Sudjana, ( 2002 ),Metode Stastik, Penerbit Tarsito, Bandung.

Purmawiguna, Devi, (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Struktur dan

Fungsi Jaringan Hewan di Kelas XI SMA negeri 1 Tanjung Morawa T.P.

2009/2010, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan

Tusakdiah, (2007), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap

Hasil Belajar Fisika pada Materi Pokok Bunyi Kelas VIII Semester II

SMP Swabina Karya Medan T.P. 2006/2007, Skripsi, FMIPA, UNIMED,

Medan

Trianto, (2010), Model–Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Kontrusktivistis, Penerbit Prestasi Pustaka Jakarta

Usman, (2009), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Penerbit PT Remaja

Gambar

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Gambar 2.1 Contoh Dari Individu

Referensi

Dokumen terkait

perusahaan tersebut tercermin pada laba yang terkandung dalam laporan

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

Berdasarkan inkonsistensi hasil penelitian yang ada dan disebabkan adanya ketidakcocokan antara teori dan praktik mengenai kandungan informasi pemecahan saham, penelitian ini

Dari tabel 1.1 tingginya kontribusi sektor pertanian mencerminkan bahwa peranan sektor pertanian dapat diharakan menjadi sektor unggulan di Kabupaten Boyolali.Untuk itu,perlu

Fase- fase yang terbentuk pada lapisan IMC tersebut berpengaruh terhadap waktu yang optimal dalam perendaman baja pada aluminium cair yaitu 10 sampai 20 menit.. Kata kunci

Ekstrak etanol rimpang jahe diuji terhadap Staphylococcus aureus untuk mendapatkan konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan diameter zona

Telah disusun rancangan sistem kendali karakteristik CPO selama pengaliran yaitu (A) kendali pengaliran pada kondisi isotermal pada suhu tertentu (dipilih di antara suhu

Pengembangan teknologi perlakuan karantina perlu dilakukan untuk mengeliminasi OPTK yang terbawa umbi sekaligus menghilangkan daya tumbuh (devitalisasi) umbi bawang