• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONSELING KELOMPOK REALITA TERHADAP PERILAKU TERLAMBAT PADA SISWA SMK TRI KARYA TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONSELING KELOMPOK REALITA TERHADAP PERILAKU TERLAMBAT PADA SISWA SMK TRI KARYA TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam dan juga

yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta memberikan

manusia akal yang berbeda dari makhluk yang lainnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Pendekatan Konseling

Kelompok Realita Terhadap Perilaku Terlambat Pada Sisawa SMK Tri Karya

Sunggal Tahun Ajaran 2012/2013 ”, dengan sempurna dan tepat pada waktunya,

sebagai salah satu syarat untuk memproleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi penulis meskipun

dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak kekurangan dari

apa yang diharapakan.

Selama menulis skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,

motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan

2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S sebagai Dekan FIP, Bapak Prof. Dr.

Yusnadi,MS sebagai Pembantu Dekan 1,

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan yang banyak memberi saran kepada penulis

dalam penyusunan skripsi dan kepada Ibu. Dra Nurajani,M.Pd sebagai

Serketaris Jurusan

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi

(5)

iii

kritik, serta ketabahan dan kesabaran dalam membimbing penulis dari

awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik yang banyak

membimbing penulis dari segi akademik sejak penulis belajar di semsester

satu. Terima kasih atas segala pengorbanan ibu.

6. Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd, Ibu Dra. Pastiria Sembiring M. Pd Kons, dan ibu

Dra. Rahmulyani, M.Pd Kons selaku penguji yang telah banyak

memberikan masukan dan saran-saran untuk skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang

telah memberikan banyak ilmu, bimbingan dan motivasi kepada peneliti

semenjak mengikuti pendidikan Bimbingan dan Konseling.

8. Seluruh staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan atas kerja sama dan bantuan yang diberikan kepada peneliti.

9. Kepala Sekolah SMK TRI KARYA yang telah mengizinkan penulis

untuk melakukan penelitian di sekolah SMK TRI KARYA.

10.Ibu Nurhalimah dan Ibu Isma selaku guru BK dan bapak/ibu guru- guru,

beserta siswa SMK TRI KARYA yang membantu dan mempermudah

penulis dalam mendapatkan data SMK TRI KARYA.

11.Terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Bapak Miswan dan Ibu

Wagiyem yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, dukungan, dan

materi kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang

merupakan persyaratan untuk menjadi sarjana di Universitas Negeri

Medan. Semoga selalu diberikan rahmat, taufik, hidayah dan umur

(6)

iv

12.Kepada Seluruh Keluargaku yang selalu memberi semangat kepada

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman Pendidikan Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 kelas

A, B dan Ekstensi. Teman-teman teristimewa saya Elfaria Silaban,Nurul

F Khairani, Raudah Zaimah.D, Riza Oktavia, dan Sumi Lestari yang

selalu memberikan inspirasi dan motivasi kepada penulis. Serta Teman

Terbaik saya Bang Veman yang selalu memberikan semangat dan

motivasi serta membantu saya baik dari segi moral dan materi

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari yang Tuhan Yang Maha esa. Penulis menyadari masih

banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi

ini. Kiranya isi skirpsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya ilmu

pendidikan bidang bimbingan dan konseling. Akhirnya penulis mengucapkan

terima kasih, semoga skripsi ini berguna bagi kita semua khususnya para pembaca

Medan, Agustus 2013

(7)

i

ABSTRAK

SRI NURHAYATI, NIM : 109151059, “ Pengaruh Penerapan Pendekatan Konseling Kelompok Realita Terhadap Perilaku Terlambat Pada Siswa SMK TRI KARYA Tahun Ajaran 2012/2013

Tujan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh setelah diberi layanan konseling kelompok realita terhadap perilaku terlambat siswa. Dalam penerapan konseling kelompok realita ini menggunakan intervensi model WDEP yang terdiri dari 4 tahap yaitu: Tahap ekplorasi kebutuhan (Want), Tahap tindakan (Doing), Tahap Evaluasi (Evaluation), Tahap Perencanaan

(Planning). Penelitian ini termasuk jenis Pre test – Post Tes One Group Design.

Alat pengumpulan data yang digunakan adalah Blangko Observasi keterlambatan siswa untuk mendapatkan data siswa-siswi yang datang terlambat. Subjek dalam penelitian ini adalah 8 siswa SMK Tri Karya yang selama masa observasi selama dua minggu datang terlambat minimal tiga kali. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non parametik dengan menggunakanDefendant sample t test. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa ad a n ya p e nuru na n sko r k et er la mbat a n s is iw a s et e la h d ib er ik a n la ya na n ko nse lin g ke lo mpo k r ea lit a dengan menggunakan intervensi model WDEP dimana thitung = 2,094 > ttabel = 1,895 dengan menggunakan tingkat kepercayaan (0,975) atau level alfa 0,05 two tails dan df = 7 maka diperolehlah ttabel 1,895.

Nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel , maka Ho ditolak. Jadi ada perbedaan rata-rata perilaku terlambat siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan konseling kelompok realita.

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Data Pre-Test ... 47

(9)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN ... 62

1.

Lampiran 1 ... 63

2.

Lampiran 2 ... 64

3.

Lampiran 3 ... 65

4.

Lampiran 4 ... 67

5.

Lampiran 5 ... 69

6.

Lampiran 6 ... 72

7.

Lampiran 7 ... 73

8.

Lampiran 8 ... 76

9.

Lampiran 9 ... 79

10.

Lampiran 10 ... 82

11.

Lampiran 11 ... 83

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Institusi sekolah erat kaitannya dengan disiplin, kedisipilinan merupakan

bagian penting dalam pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal.

Disiplin merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “ discipline ”, yang

pada dasarnya berarti pelajaran, belajar, patuh pada guru, patuh pada atasan,

patuh pada peraturan dan hukum, pengendalian diri atau pengawasan. Dalam

perspektif ini, ada dua unsur penting sebagai karakteristik disiplin, yaitu: (1)

keinginan akan adanya keteraturan diri dan (2) keinginan adanya pengendalian

diri.

Kedisiplinan hendaknya dipandang sebagai sebuah kekuatan positif dan

konstruktif, yang memungkinkan terwujudnya berbagai piranti untuk

membentuk konsistensi, prediktabilitas, keamanan, dan lingkungan yang benar

guna pembelajaran dan pendidikan

Biasanya sekolah-sekolah yang dianggap baik karena peraturan yang ketat

dan disiplin yang tinggi. Banyak pihak sekolah yang masih menghubungkan

penegakan disiplin di sekolah dengan menghukum siswa. Padahal penegakan

disiplin dengan hukuman tidak saling berhubungan, Karena terbukti penegakan

disiplin dengan hukuman hanya akan membuahkan sikap disiplin yang semu

yang lahir karena ketakutan bukan karena lahirnya kesadaran akan perbaikan

(11)

2

Dalam mengatasi masalah terlambat penulis mempumyai contoh kasus yang

dialami semasa penulis SMA dulu, dimana pihak sekolah memilih mengunci

pintu gerbangnya setiap hari jam 07.15 pagi. Siswa yang terlambat akan

kesulitan untuk masuk ke sekolah karena pintu gerbang sekolah sudah terkunci.

Setiap hari ada sekitar 5-15 siswa yang tertahan diluar karena terlambat. Di SMK

TRI KARYA yang akan dijadikan tempat penelitian oleh penulis siswa yang

terlambat kurang lebih 34%. Di hari senin siswa yang terlambat mencapai 40

orang siswa.

Alasan mengunci gerbang untuk penegakan disiplin oleh sekolah mungkin

bisa diterima, untuk membuat siswa menjadi sadar akan pentingnya datang tepat

waktu, tetapi tindakan pihak sekolah tidak memperbolehkan siswa untuk masuk

ke sekolah dapat mempermalukan harga diri siswa.

Saat sekolah hendak menegakkan disiplin ada jalan tengah antara displin

dan menghukum yaitu konsekuensi, dimana siswa ditempatkan sebagai subjek

yang berarti diberikan tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan, karena

biasanya hukuman yang diberikan oleh Guru cenderung memberi cap buruk bagi

anak yang sering melanggar, Jenisnya tergantung guru, apabila hati guru sedang

senang maka siswa terlambat pun tidak akan dikunci diluar, Tidak boleh ada pihak

yang tidak setuju, semua pihak harus setuju. Jadi sifatnya memaksa, dan Bisa

dijatuhkan berlipat-lipat derajatnya terutama bagi siswa yang sering melanggar

peraturan sedangkan konsekuensi diberikan pada perbuatan yang terjadi dan

berdasarkan pada aturan yang telah disepakati, membuat siswa lebih bertanggung

jawab pada pilihannya, dan menghindari memberi cap pada anak, karena

(12)

3

pribadi yang berperilaku buruk untuk selama-lamanya. Dengan demikian harga

diri siswa terjaga, siswa lebih bertanggung jawab atas segala tindakan yang

dilakukannya, dan menjadi sadar bahwa tindakan yang dilakukan adalah salah.

Savage (1991) mengemukakan bahwa individu dengan pengendalian diri

tinggi sangat memperhatikan cara-cara yang tepat untuk berprilaku dalam situasi

yang bervariasi. Pada hakikatnya disiplin adalah pengendalian diri (self control),

yang didasarkan pada keinginan untuk memnumbuhkan keteraturan diri, ketaatan

pada peraturan/tata tertib yang muncul dari kesadaran internal individu.

Pengendalian diri dimaksudkan sebagai suatu keadaan sadar akan pikiran-pikiran

dan perasaan-perasaannya bukan merupakan pilihan yang dipaksakan dari luar.

Perilakunya lebih reponsif terhadap petunjuk situasional, lebih fleksibel, berusaha

untuk memenuhi kebutuhannya tanpa mengabaikan tanggung jawab,

norma/aturan-aturanyang ada. Individu ini memiliki kemampuan dalam

menahan keinginan yang bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai

dengan norma-norma sosial. Sebaliknya individu dengan pengendalian diri

rendah, cenderung bertingkah laku yang tidak sesuai atau perilakunya

meyimpang dari kaidah atau norma-norma dan aturan-aturan yang ada,

termasuk diantaranya adalah melanggar tata tertib sekolah, individu kurang

memiliki kemampuan dalam menahan dorongan atau keinginan untuk

bertingkah laku positif atau yang sesuai dengan norma sosial. Rachlin (1995)

& Bailey (2004) juga mengungkapkan bahwa tidak adanya pengendalian diri,

kehidupan seseorang akan cenderung diombang-ambingkan oleh keinginan

(13)

4

dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa keinginan-keinginan yang mendukung

untuk berperilaku menyimpang/ berperilaku tidak disiplin.

Beberapa pengertian perilaku tidak disiplin di atas dapat disimpulkan bahwa

perilaku tidak displin adalah kegagalan siswa dalam mematuhi peraturan-peraturan

di sekolah, dalam bentuk perilaku melanggar tata tertib seperti terlambat dating ke

sekolah. Perilaku tersebut tidak dapat diterima, karena mengurangi makna belajar,

menganggu ketertiban dan keamanan orang lain serta lingkungan sekolah,

menganggu kegiatan guru atau beberapa siswa lain selama beberapa saat

Konsep disiplin menurut pandangan reality therapy merujuk pada

model pribadi yang ideal/sehat. Pribadi yang ideal/sehat secara umum adalah

orang yang dapat mengembangkan identitas sukses, relatif dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya; cinta-mencintai, dan kebergunaan serta harga diri, tanpa

mengabaikan prinsip 3R (right, responsibility, dan reality). Oleh karena itu

pribadi yang sehat selalu bertindak dalam memenuhi kebutuhannya secara

bertanggung jawab, tidak merugikan atau melanggar hak-hak orang lain,

serta mempunyai disiplin diri

Individu yang sehat juga dapat membedakan baik buruk, benar-salah

secara tegas, dan bertingkah laku menurut aturan atau norma yang ada.

Selalu mengadakan penilaian atas kualitas perilakunya. Dalam konteks sekolah,

perilaku disiplin tampak dalam bentuk perilaku, seperti: tertib sekolah (tidak

membolos dan terlambat ), tertib dalam belajar di kelas, dan menghargai

teman ataupun guru dan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Sebaliknya perilaku

tidak disiplin (tidak sehat/tidak ideal) adalah perilaku yang cenderung

(14)

5

Secara sederhana, perilaku tidak sehat ini digambarkan sebagai individu yang

kurang terlibat dengan orang lain, kehilangan kontak dengan realitas

obiektif, tidak dapat berbuat berdasarkan prinsip 3R, perilakunya cenderung

tidak disiplin (indisipliner), dan tidak mampu bertingkah laku yang dilandasi

kebenaran, tanggung jawab, dan realitas. (Hansen 1982, Fauzan 2004).

DeRoche (1985), Emmer (1990) & Gorton (1986) secara tegas mengemukakan

bahwa masalah disiplin yang menggejala dalam bentuk perilaku, seperti

berkelahi, merokok, mengkonsumsi obat-obat terlarang, mencuri, membolos,

terlambat kesekolah, tidak mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas-tugas di

sekolah, menyontek, kurang menghargai orang lain dan kurang menghargai

peraturan sekolah merupakan pola perilaku yang secara nyata mengabaikan

adanya prinsip 3 R, yaitu melanggar aturan/norma yang berlaku di sekolah

(melanggar: right), perilaku yang tidak bertanggung jawab (melanggar:

responsibility) dan perilaku yang mengabaikan realitas masyarakat (melanggar:

reality).

Merujuk fenomena perilaku tidak sehat di atas, maka pendekatan

konseling realitas disinyalir dapat dijadikan sebagai salah satu model strategi

intervensi dalam membantu mengatasi persoalan perilaku disiplin siswa di

sekolah. Melalui intervensi ini, siswa yang berperilaku melanggar akan sampai

pada sebuah kesadaran diri (self-awareness), bahwa apa yang dilakukan

itu merugikan dirinya dan dapat membawa kepada identitas gagal. William

Glasser (Corey 2005).Terapi dengan pendekatan ini, diharapkan dapat menjadi

model efektif guna menolong individu mengontrol hidupnya agar menjadi

(15)

6

yang rasional. Dalam proses tersebut, konselor dituntut mampu menciptakan

suasana yang hangat, penuh pengertian,dan yang paling penting adalah

menumbuhkan pengertian konseli, bahwa dia harus mampu bertanggung

jawab terhadap dirinya sendiri dan menjauhkan diri dari perilaku yang tidak

sehat, yaitu perilaku yang cenderung mengabaikan prinsip 3 R, yaitu Right,

Responsibility, dan Reality.

1.2.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun masalah yang ditemukan adalah :

1. Banyak siswa-siswi yang sering datang terlambat setiap harinya ke sekolah

karena berbagai alasan ;

2. Siswa-siswi yang sering terlambat biasanya adalah sama dari hari ke hari ?

3. Hukuman yang diberikan kepada siswa terkadang tidak efektif.

4. Keterlambatan seakan sudah menjadi tradisi di hampir semua sekolah.

5. Banyaknya faktor yang melatarbelakangi siswa-siswi terlambat datang ke

sekolah baik dari internal, maupun eksternal.

6. Belum pernah dilakukan Konseling Realita untuk mengubah prilaku siswa

terlambat.

1.3.

Batasan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian dan permasalahan yang hendak diulas dalam

penelitian ini serta untuk menghindari timbulnya penafsiran yang berbeda-beda

(16)

7

membatasi masalah penelitian ini hanya pada “ Pengaruh Penerapan Pendekatan

Konseling Realita Terhadap Prilaku Terlambat Pada Siswa SMK TRI KARYA “

1.4.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas permasalahan umum penelitian ini adalah:

“Apakah Penerapan Pendekatan konseling Realitas dapat Mengurangi Perilaku

Terlambat Pada Siswa SMA Sultan Iskandar Muda Tahun Pembelajran

2012/2013”

1.5.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah: “Untuk mengetahui apakah ada Pengaruh

Penerapan Pendekatan Konseling Realitas Terhadap Prilaku Terlambat Pada

Siswa SMK TRI KARYA TA 2012/2013”

1.6.

Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini diharapkan sebagai berikut :

A. Bagi Siswa

1. Siswa dapat hidup disiplin dengan mematuhi peraturan yang ditetapkan

sekolah, terutama pada saat masuk jam pelajaran pertama.

2. Siswa dapat mengatur waktu pada semua aktivitas yang dihadapinya, baik di

sekolah maupun di luar sekolah.

B. Bagi Guru

Guru dapat melaksanakan kegiatan mengajar pada saat pelajaran pertama

(17)

8

C. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan penelitian

terutama yang berhubungan dengan masalah siswa yang datang terlambat ke

sekolah.

D. Bagi Sekolah

Dapat menumbuhkan citra sekolah yang tertib dan disiplin dalam

(18)

58

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

a. Berdasarkan hasil Penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat

disimpulkan Bahwa layanan konseling kelompok realita dengan teknik WDEP

berpengaruh untuk mengurangi perilaku terlambat pada siswa SMK TRI

KARYA Tahun ajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukan dengan uji t yang

diperoleh dari perhitungan dengan hasil thitung = 2,049 > ttabel = 1,895 yang

berarti hipotesis yang diajukan ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa ada perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian

layanan konseling kelompok realita.

b. Layanan Konseling kelompok Realita teknik WDEP dapat digunakan dalam

(19)

59

59 5.2 Saran- saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

menyarankan beberapa hal yaitu sebagai berikut:

a. Sekolah perlu memperhatikan masalah keterlambatan dengan lebih bertindak

tegas kepada siswa-siswi yang datang terlambat agar tidak berpengaruh pada

proses belajar mengajar di dalam kelas, juga pada prestasi belajarnya.

b. Guru BK dapat menggunakan layanan konseling kelompok realita dengan

teknik WDEP sebagai alternatif yang tepat dalam mengurangi permasalahan

khususnya masaah tentang keterlambatan.

c. Peneliti selanjutnya yang berminat terhadap masalah yang sama hendaknya

memperhatikan masalah keterlambatan dengan meneliti faktor-faktor yang

menyebabkan siswa datang terlambat dan bagaimana sikap siswa yang datang

terlambat tersebut.

d. Diharapkan siswa mampu mengurangi perilaku terlambat setelah mengikuti

kegiatan konseling kelompok realita dan mau melaksanakan konseling

(20)

60

60

DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerarld. 1988. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung:

Eresco.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Ernawati. 2010. Pengertian Perilaku. Jurnal Pendidikan, (Online), dalam

(http//www.social-sciences/psychology-pengertian-perilaku), di akses 20

Januari 2013.

Gibson, Robert L. & Mariana H. Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Glasser, W. 1965. Reality Therapy, helper & Row, New York.

Glasser, W. 1969. School without failure, helper & Row, New York

Glasser, W, & L Zunin.1973. Reality Therapy. In R.corsini (Ed.), current psycho

therapies. Peacock , Itasca, I11.

Maxwell, John C. 2001. Sukses Dibangun Setiap Hari. Jakarta: Mitra Media.

Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi spenelitian skripsi, tesis, disertasi, dan karya

ilmiah. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Prayitno. 1999. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka cipta.

Prayitno. 1998. Konseling Pancawaskita. Padang: IKIP Padang.

Racman, Maman. 1959. Pengertian Perilaku Terlambat. Jurnal Pendidikan, ( Online)

dalam

(21)

61

61

Suboyo, Pangestu. Dan Djarwanto. 2011. Statistik Induktif. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta

Trihendradi, C. 2013. Langkah Praktis Menguasai Statistic Untuk Ilmu Social

Dan Kesehatan – Konsep Dan Penerapannya Menggunakan SPSS.

Yogyakarta: Andi Offset

Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang:

Unnes Press.

Widodo. 2012. Cerdik Menyusun Proposal penelitian Skripsi, Tesis, & Disertasi.

Jakarta:Magna Script Publishing

Widodo, Bernandus .2006. Keefektivan Konseling Kelompok Realita Mengatasi

Persoalan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah. Madiun: Universitas Katolik

Widya Mandala Madiun, (Online), dalam

(http://id.google.skripsikonselingrealitauntukdisiplin), di akses 20 Januari

2013

Wilmore T.J. 1959. Pengertian disiplin dan Pengertian Terlambat. Jurnal Pendidikan,

Gambar

Tabel 4.1:   Data Pre-Test  ..........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Go-Jek faktor yang menjadi pertimbangan keputusan pemakaian jasa baik dalam citra merek, preferensi konsumen,

Tanda-tanda tersebut mempunyai makna yang tersirat yang perlu ditanggapi dengan jelas dan teliti dalam kajian ini kerana hasil sastera perlu ditafsirkan untuk mendapat maknanya

Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa pada saat dilakukan penelitian, rata-rata remaja penerima manfaat di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya

1, selanjutnya untuk butir soal ynag lain dihitung dengan cara yang sama... Sehingga 30 soal pilihan ganda dapat disimpulkan bahwa soal

Beginning with and facilitated by RIDM, decisions made during the course of a program ultimately ―burn in‖ the risk that must be managed during the life cycle of the

Konsep perdagangan internasional dibangun berdasarkan pemikiran keunggulan komparatif dan daya saing yang berbeda antara negara. Jika negara-negara berproduksi dan berdagang

[r]

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pencemaran saluran drainase di lingkungan permukiman sekitar Kawasan Pasar Kahayan terjadi akibat limbah