• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN KENAKALAN REMAJA USIA 13-18 TAHUN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SUNGGAL KECAMATAN MEDAN SUNGGAL).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN KENAKALAN REMAJA USIA 13-18 TAHUN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SUNGGAL KECAMATAN MEDAN SUNGGAL)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANGTUA DENGAN KENAKALAN REMAJA USIA 13-18 TAHUN

(Studi Kasus di Lingkungan VII Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

SUCI ARSIH

109171024

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Yang Diajukan Oleh

SUCI ARSIH

NIM. 109171024

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Skripsi ini Telah Dipertahankan Dalam Ujian Skripsi Tanggal 02 September 2013 Dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

(4)

RIWAYAT HIDUP

1.

Latar Belakang Keluarga

a.

Nama

: Suci Arsih

b.

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 05 Maret 1991

c.

Nama Ayah

: Tukidi

d.

Nama Ibu

: Susiani

e.

Pekerjaan Orangtua

: Pedagang

f.

Alamat

: Jl. Sunggal Gg. Kenangan No. 15 Medan

2.

Riwayat Pendidikan

(5)

i

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses penyelesaian skripsi, Penulis telah banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak. Dengan dukungan dan kasih sayang dari kedua orang tua

yang sangat saya cintai, yaitu Ayahanda Tukidi dan Ibunda Susiani, yang telah

membesarkan saya dengan penuh pengorbanan dan didikan yang luar biasa.

Maafkan ananda, jika sebagai anak belum bisa memberikan yang terbaik buat

Ayah dan Ibu tercinta. Dan abangda Penulis yaitu Abangda Dodi Amsyah serta

adik-adikku tercinta yaitu Shani Arti dan Toiba Kurniati yang selalu memberikan

semangat dan warna keceriaan dalam kehidupan. Selain itu pada kesempatan ini

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S, Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Pendidikan dan sebagai dosen penguji yang telah membimbing serta

memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi.

4. Kepada Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd. Bapak Dr. Sudirman, S.E, M.Pd.

sebagai Ketua dan sekretaris Jurusan PLS Unimed, dan sebagai dosen

penguji yang telah membimbing serta memberikan masukan dalam

penyelesaian skripsi.

5. Bapak Dr. Yasaratodo Wau sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

6. Bapak Drs. Faber Simorangkir, M.S. sebagai dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing dan memberikan motivasi kepada Penulis.

7. Kepada Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah

memberikan ilmunya selama perkuliahan dan seluruh staf pegawai Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah.

8. Kepada Bapak Ir. Irwan Telaumbanua M.Pd dan Ibu Sugiarsih S.Pd yang

tak pernah henti-hentinya memberikan motivasi mulai dari awal

(6)

ii

9. Kepada Ibu Surya Indrawati S.Pd, yang tak kenal lelah membantu dan

memperjuangkan segala keperluan saya mengurusi surat-surat,

administrasi dan lainnya.

10. Kepada Bapak Jalaluddin Nasir Pohan, S.E selaku lurah Kelurahan

Sunggal dan seluruh pegawai Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan

Sunggal yang selalu membantu dan memberikan semangat dalam

penyelesaian Skripsi.

Kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih banyak. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca khususnya mahasiswa di jurusan

(7)

iii

B. Identifikasi Masalah……… 5

C. Batasan Masalah………. 6

D. Rumusan Masalah ……….. 6

E. Tujuan Penelitian……… 7

F. Manfaat Penelitian……….. 7

BAB II KAJIAN TEORI

1.4 Ciri Kenakalan Remaja……… 10

1.5 Bentuk Kenakalan Remaja ………... 11

1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja …… 17

2. Komunikasi Orang Tua……… 20

2.1 Komunikasi……….. 20

2.2 Tujuan Komunikasi……….. 21

2.3 Proses Komunikasi ………... 21

2.4 Orang Tua ……… 22

2.5 Pengertian Komunikasi Orang Tua ………. 24

(8)

iv

B. Kerangka Berpikir ……….. 30

C. Hipotesis………. 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……… 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 33

C. Populasi dan Sampel ……….. 34

D. Definisi Variabel Penelitian……… 35

E. Teknik Pengumpulan Data ………... 36

F. Teknik Analisis Data ………... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ……… 44

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ……….. 50

C. Uji Hipotesis……… 52

D. Pembahasan ………. 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 59

B. Saran ……… 60

(9)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Rencana Penelitian ………. 33

Tabel 3.2 : Aspek-aspek Sampel ……….. 35

Tabel 3.3 : Hasil Perhitungan Ujicoba Validitas Angket Komunikasi Orangtua……….. 37

Tabel 3.4 : Hasil Perhitungan Ujicoba Validitas Angket Kenakalan Remaja 38 Tabel 3.5 : Hasil Perhitungan Ujicoba Reliabilitas Angket Komunikasi Orangtua……….. 39

Tabel 3.6 : Hasil Perhitungan Ujicoba Reliabilitas Angket Kenakalan Remaja………. 40

Tabel 3.7 : Kisi-kisi Angket ………. 41

Tabel 4.1 : Ringkasan Deskripsi Data Komunikasi Orangtua (X) dengan Kenakalan Remaja (Y) ……….. 44

Tabel 4.2 : Distribusi Komunikasi Orangtua ……… 44

Tabel 4.3 : Distribusi Komunikasi Kenakalan Remaja ……… 46

Tabel 4.4 : Tingkat kecenderungan Komunikasi Orangtua ……….. 47

Tabel 4.5 : Tingkat Kecenderungan Kenakalan Remaja ………. 49

Tabel 4.6 : Ringkasan Uji Normalitas Data Komunikasi Orangtua dengan Kenakalan Remaja ………... 49

Tabel 4.7 : Ringkasan Uji Linieritas X dan Y ……….. 50

(10)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Paradigma Penelitian ………... 31

Gambar 2 : Histogram Komunikasi Orangtua ……… 45

Gambar 3 : Histogram Kenakalan Remaja ………. 46

Gambar 4 : Histogram Komunikasi Orangtua ……… 48

(11)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket Ujicoba Komunikasi Orangtua………... 64

Lampiran 2 : Angket Ujicoba Komunikasi Kenakalan Remaja ... 70

Lampiran 3 : Data Hasil Ujicoba Angket Komunikasi Orangtua………. 74

Lampiran 4 : Data Hasil Ujicoba Angket Kenakalan Remaja………….. 76

Lampiran 5 : Perhitungan Ujicoba Angket Komunikasi Orangtua …….. 78

Lampiran 6 : Perhitungan Ujicoba Angket Kenakalan Remaja………… 82

Lampiran 7 : Angket Penelitian Komunikasi Orangtua……… 86

Lampiran 8 : Angket Penelitian Kenakalan Remaja………. 91

Lampiran 9 : Data Hasil Penelitian Angket Komunikasi Orangtua ……. 94

Lampiran 10 : Data Hasil Penelitian Angket Kenakalan Remaja ……….. 96

Lampiran 11 : Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas Angket Komunikasi Orangtua……….. 98

Lampiran 12 : Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas Angket Kenakalan Remaja………. 102

Lampiran 13 : Tabel Penolong Product Moment……… 106

Lampiran 14 : Perhitungan Statistik Dasar Variabel Komunikasi Orangtua 107 Lampiran 15 : Perhitungan Statistik Dasar Variabel Kenakalan Remaja .. 110

Lampiran 16 : Uji Kecenderungan Komunikasi Orangtua………. 113

Lampiran 17 : Uji Kecenderungan Kenakalan Remaja……….. 114

Lampiran 18 : Perhitungan Normalitas Data Masing-masing Variabel Penelitian Dengan Teknik Liliefors………. 115

Lampiran 19 : Perhitungan Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi………. 117

Lampiran 20 : Uji Homogenitas……….. 121

Lampiran 21 : Perhitungan Korelasi X dan Y………. 122

Lampiran 22 : Pengujian Hipotesis………. 123

Lampiran 23 : Indeks Determinasi………... 124

Lampiran 24 : Koefisien Korelasi r Product Moment ……….. 125

Lampiran 25 : Nilai-nilai Dalam Distribusi t……….. 126

(12)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat

tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin

sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling

menyerahkan diri. Dalam hal ini, fungsi keluarga adalah memberi pengayoman

sehingga menjamin rasa aman dalam masa kritisnya. Sebab dalam masa yang

kritis seseorang kehilangan pegangan yang memadai dan pedoman hidupnya.

Masa kritis diwarnai oleh konflik-konflik internal, pemikiran kritis, perasaan

mudah tersinggung, cita-cita dan kemauan yang tinggi tetapi sukar ia kerjakan

sehingga ia frustasi dan sebagainya.

Interaksi dalam keluarga sangat mempengaruhi perilaku pada remaja,

karena keluarga merupakan basis pertama dan utama dalam berbagai rangkaian

proses interaksi sosial yang dialami seseorang selama hidupnya. Hal tersebut

dimungkinkan karena kedudukan keluarga sebagai komponen terkecil dari

struktur masyarakat yang merupakan tempat pertama bagi seseorang untuk

mengenal manusia lain diluar dirinya. Di samping itu juga di dalam keluargalah

anak mulai mengenal peranan dirinya sebagai manusia.

Peran keluarga sangat penting dalam pembentukan kepribadian seseorang,

karena perilaku yang ada pada remaja adalah sesuatu yang didapatkan dari

lingkungan keluarganya. Artinya banyak terdapat anak-anak remaja yang nakal

disebabkan oleh keluarga yang tidak utuh, baik dilihat dari struktur keluarga

(13)

2

1

Peranan keluarga yang dimaksud dalam hal ini, tidak hanya menyangkut

pemenuhan segala kebutuhan anak yang berwujud materi, tetapi juga menyangkut

pemenuhan kebutuhan psikologis dan sosiologis. Bahkan dua kebutuhan tersebut

seharusnya mendapatkan porsi yang lebih besar. Karena mengingat pengaruhnya

yang cukup besar pada perkembangan anak pada masa-masa mendatang.

Dalam keluarga, orang tua memiliki rasa tanggung jawab dan dapat

dipercaya, saling membantu di antara sesama anggota keluarga dalam

mengembangkan diri, adanya rasa kebersamaan, dan komunikasi dialogis.

Komunikasi yang dialogis diperlukan untuk memahami secara jelas

persoalan-persoalan. Artinya, dalam keluarga harus terjadi konformitas tentang

nilai-nilai moral dalam tingkatan rasional yang memungkinkan lahirnya kesadaran

diri untuk senantiasa berperilaku taat moral.

Tuntutan ekonomi yang membuat orang tua sibuk bekerja untuk mencari

uang daripada meluangkan waktu untuk sekedar berbincang (berkomunikasi)

dengan anaknya. Hal ini terlihat pada keluarga yang secara ekonomi kurang

mampu. Sedang pada keluarga yang mampu, persoalannya adalah karena orang

tua terlalu sibuk dengan urusan-urusan di luar rumah dalam rangka

mengembangkan prestise. Keadaan ini jelas tidak menguntungkan perkembangan

anak, dalam situasi yang demikian anak merasa diabaikan, tidak diperhatikan,

mudah mengalami frustasi, mengalami konflik-konflik psikologis, sehingga dapat

mendorong anak menjadi nakal.

Perhatian orang tua dengan memberikan kesenangan materi belum mampu

menyentuh kemanusiaan anak. Komunikasi kepada anak tidak dapat digantikan

(14)

3

1

dalam sekumpulan benda mati. Seorang anak diharapkan dapat menjadi suatu

kebanggaan bagi lingkungannya. Tuntutan yang diberikan orangtua kepada anak

jika dipandang dengan cara yang positif akan membentuk perilaku yang positif.

Namun, pada kenyataannya, segala sesuatu yang dikomunikasikan orang tua pada

anak tidak sepenuhnya dimengerti oleh anak. Anak merasa tidak memiliki

kebebasan untuk menentukan apa yang mereka inginkan karena keinginan orang

tua.

Komunikasi di dalam keluarga sebaiknya dilakukan dua arah, yaitu saling

memberi dan saling menerima diantara anggota keluarga. Dengan komunikasi dua

arah akan terdapat umpan balik, sehingga dengan demikian akan tercipta

komunikasi yang hidup, dinamis, masing pihak akan aktif, dan

masing-masing pihak akan memberikan pendapat mengenai masalah yang

dikomunikasikan. Cara orang tua berkomunikasi baik secara langsung maupun

tidak langsung memberikan pengaruh kepada anak dan menyebabkan anak

memiliki jalan penyelesain sendiri di luar rumah yang mampu membuat anak

merasa nyaman, tenang dengan melakukan kenakalan dalam berperilaku.

Remaja mempunyai kondisi kejiwaan yang masih labil dan sensitif akan

segala perubahan yang terjadi di lingkungannya. Kondisi yang tidak

menguntungkan ini membuat remaja mudah terkena pengauhnya, sehingga

mereka cenderung mudah melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari

norma/nilai masyarakat. Perilaku demikian seringkali disebut perilaku nakal atau

kenakalan.

Penelitian yang pernah dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN)

(15)

4

1

pelajar dan mahasiswa. Total seluruh pengguna narkoba berdasarkan penelitian

yang dilakukan BNN dan UI adalah sebanyak 3,8 sampai 4,2 juta. Di antara

jumlah itu, 48% di antaranya adalah pecandu dan sisanya sekadar coba-coba dan

pemakai. (www.detikHealth.com Rabu (6/6/2012).

Dari Sexual Behavior Survey 2011, menunjukkan 64% anak muda di

kota-kota besar Indonesia belajar seks melalui film porno atau DVD bajakan.

Akibatnya, 39% responden ABG usia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan

seksual, sisanya 61% berusia 20-25 tahun.

Berdasarkan data dari badan pusat statistik politik dan keamanan

bersumber dari laporan masyarakat dan pengakuan pelaku tindak kriminalitas

yang tertangkap tangan oleh polisi mengungkapkan bahwa selama tahun 2007

tercatat sekitar 3.100 orang pelaku tindak pidana adalah remaja yang berusia 18

tahun atau kurang. Jumlah tersebut pada tahun 2008 dan 2009 masing-masing

meningkat menjadi sekitar 3.300 remaja dan sekitar 4.200 remaja. Hasil analisis

data yang bersumber dari berkas laporan penelitian kemasyarakatan, bapas

mengungkapkan bahwa sebelum para remaja nakal ini melakukan perbuatan

tindak pidana, mayoritas atau sebesar 60,0% adalah remaja putus sekolah dan

mereka pada umumnya atausebesar 67,5% masih berusia 16 dan 17 tahun.

mayoritas atau sebesar 77,5% remaja pelaku tindak pidana masih mempunyai

ayah dan ibu kandungnya dan sekitar 89,0% dari mereka tinggal bersama kedua

orang tua kandungnya. Data yang sama juga mengungkapkan bahwa sebesar

93,5% remaja pelaku tindak pidana berasal dari keluarga yang beranggotakan 4

orang atau lebih dan sebesar 81,5% remaja berasal dari keluarga yang

(16)

5

1

kenakalan/tindak pidana yang dilakukan remaja umumnya adalah tindak

pencurian 60,0%, dengan alasan faktor ekonomi 46,0%.

Pada garis besarnya masalah-masalah tersebut akan memilukan,

kehidupan masyarakat menjadi resah, perasaan tidak aman di dalam

lingkungannya. Keresahan dan perasaan terancam pasti terjadi, seperti penipuan,

seks bebas, geng motor anarkisme, tawuran, konsumsi narkoba, kecanduan

ngelem, merampok, mencuri, dan sebagainya.

Seperti halnya yang terjadi di lingkungan VII Kelurahan Sunggal, terdapat

kenakalan-kenakalan dalam berperilaku yang dilakukan remaja seperti begadang

sampai larut malam, bolos sekolah, tidak mau mendengar pendapat orang lain,

kecanduan ngelem, mengutarakan kata-kata kasar, berjudi, melawan orang tua,

bertengkar dengan sesama anak dan sebagainya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, ternyata

dapat diprediksikan bahwa komunikasi dalam keluarga berhubungan dengan

kenakalan remaja. Untuk mengkaji atau menganalisis ini perlu dilakukan

penelitian “Hubungan Komunikasi Orang tua Dalam Keluarga Dengan Kenakalan

Remaja Usia 13-18 Tahun di Lingkungan VII, Kelurahan Sunggal Kecamatan

Medan Sunggal Kota Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah dianalisis dalam latar belakang dapat diidentifikasi

masalah yang terkait dengan perilaku menyimpang remaja, antara lain:

1. Adanya kenakalan yang dilakukan remaja dalam berperilaku

2. Adanya orang tua kurang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam

(17)

6

1

3. Adanya orang tua yang sibuk bekerja sehingga waktu bersama dengan anak

menjadi berkurang

4. Adanya anak yang merasa tidak memiliki kebebasan untuk menentukan apa

yang mereka inginkan karena keinginan orang tua

5. Adanya keinginan anak yang tidak sama dengan keinginan orang tua

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diidentifikasi terarah maka perlu dilakukan pembatasan

masalah. Pembatasan masalah dilakukan dengan mempertimbangkan waktu,

tenaga, dana, dan alat-alat yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Banyak

masalah yang berkaitan dengan kenakalan remajadan penelitian ini dapat

dilakukan dimana saja. Namun gejala kenakalan remaja ditemukan di Lingkungan

VII Kelurahan Sunggal, maka penelitian ini dibatasi pada komunikasi orang tua.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumsan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk komunikasi orang tua di lingkungan VII Kelurahan

Sunggal Kecamatan Medan Sunggal?

2. Bagaimana kenakalan remaja yang terjadi di lingkungan VII Kelurahan

Sunggal Kecamatan Medan Sunggal?

3. Apakah terdapat hubungan komunikasi orang tua dengan kenakalan remaja

usia 13-18 tahun di lingkungan VII Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan

(18)

7

1 E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk komunikasi orang tua di Lingkungan VII

Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal.

2. Untuk mengetahui kenakalan remaja yang terjadi di Lingkungan VII

Kelurahan Sunggal.

3. Untuk mengetahui hubungan komunikasi orang tua dengan kenakalan remaja

usia 13-18 tahun di Lingkungan VII Kelurahan Sunggal.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai bahan masukan bagi

peneliti lain, khususnya mahasiswa jurusan Pendidika Luar Sekolah yang

ingin meneliti masalah yang sama

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat, menjadi masukan bagi orang tua dalam mengawasi dan

perhatian kepada perkembangan anaknya, agar tidak terjerumus dalam

kenakalan remaja.

b. Bagi kalangan akademis, untuk menjadi bahan masukan bagi pendidik

(19)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Lingkungan VII Kelurahan Sunggal

Kecamatan Medan Sunggal tentang komunikasi orangtua dengan kenakalan

remaja dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Komunikasi yang dilakukan orang tua dengan anak, seperti orang tua harus

menjadi teladan dalam berkomunikasi, kultur kesetaraan dalam

berkomunikasi, menyediakan waktu dan diri untuk mendampingi anak dalam

berkomunikasi, memberikan kasih sayang dan cinta kasih dalam

berkomunikasi.

2. Bentuk komunikasi yang dilakukan yaitu komunikasi dua arah yang akan

terdapat umpan balik, sehingga dengan demikian akan tercipta komunikasi

yang hidup, dinamis, masing-masing pihak akan aktif, dan masing-masing

pihak akan memberikan pendapat mengenai masalah yang dikomunikasikan.

3. Kenakalan remaja adalah berupa tindakan ataupun perilaku yang

menyimpang berdasarkan apa yang dilihat dan dialami remaja dalam

kehidupannya yaitu kenakalan yang ringan dan kenakalan yang berat.

4. Kenakalan remaja yang sering terjadi yaitu kenakalan yang biasa yang

merupakan kenakalan yang dilakukan remaja secara khusus tidak terdapat dan

diatur dalam undang-undang dan hukum, karena kenakalan yang tidak diatur

dalam undang-undang atau suatu hukum tidak dapat atau sulit digolongkan

sebagai pelanggaran hukum.

(20)

60

5. Dari hasil uji kecenderungan komunikasi orangtua di Lingkungan VII

Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal variabel komunikasi orangtua

yang berkategori tinggi sebanyak 38 orang sebesar 63,33%, Untuk itu perlu

ditingkatkan lagi komunikasi orangtua sehingga kenakalan remaja berkurang.

6. Dari hasil uji kecenderungan kenakalan remaja di Lingkungan VII Kelurahan

Sunggal Kecamatan Medan Sunggal berkategori tinggi sebanyak 20 orang

sebesar 33,33%, Untuk itu perlu dikurangi kenakalan remaja karena dengan

adanya komunikasi orangtua maka kenakalan remaja pun dapat berkurang.

B.

Saran

Berdasarkan temuan di lapangan dan kesimpulan penelitian ini, saran-saran

berupa masukan dikemukakan sebagai berikut:

1. Orang tua sebaiknya lebih memperhatikan cara berkomunikasi yang baik dan

benar antara orang tua dan anaksehingga akan terhindar dari hal-hal yang

tidak diinginkan. Oleh karena itu orang tua harus melihat beberapa hal yang

dapat membangun komunikasi yang baik dan benar, seperti membangun

komunikasi dua arah antara orang tua dan anak.

2. Orang tua sebaiknya mengerti jiwa dan lebih dekat dengan remaja, karena

setiap anak (remaja) berbeda-beda. Oleh karena itu orang tua sebaiknya

mengerti bagaimana berkomunikasi dengan anak (remaja).

3. Remaja harus lebih terbuka kepada orang tua, agar orang tua mengetahui

keinginan remaja sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman antara remaja

dan orang tua dalam berkomunikasi. Selain itu remaja juga harus dapat

memilih lingkungan tempat remaja bergaul, agar tidak ikut terjerumus dalam

(21)

61

4. Sebaiknya diadakan kerjasama antara Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan

Sunggal dengan warga masyarakat agar dapat mengadakan penyuluhan atau

sosialisasi bagaimana orangtua dalam berkomunikasi dengan anak dan

kepada remaja bagaimana menjadi seorang anak (remaja) yang baik agar

tidak melakukan kenakalan baik itu kenakalan biasa maupun kenakalan

(22)

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta: Jakarta.

Astuti, Endah Sri. 2004. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Gejala

Kenakalan Anak/Remaja Dan Penanggulangannya (Studi Kasus Kenakalan Anak/Remaja Di Kabupaten Semarang). Masters Thesis,

Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/13551/ diakses pada 17 februari 2013

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Darajat, Zakiyah. 1975. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang.

Djamarah, Bahri Saiful. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak

DalamKeluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Goode, William. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara.

Gunarsa, Singgih. 1997. Psikologi Perkembangan Anak Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

---. 2000. Azas-azas Psikologi Keluarga Teladan. Jakarta: Gunung Mulia

---. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia

Hurlock, Elisabeth. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Ihsan, Fuad. 2003. Ilmu Pendidikan Cet. III. Semarang: Rineka Cipta

Kartono, Kartini. 2010. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajagrafindo.

---. 1990. Psikologi Anak. Bandung : Mandar Maju.

Mulyana, Deddy. 2001. Nuansa-Nuansa Komunikasi. Bandung Rosdakarya.

(23)

63

Nasution, Thamrin Dan Nurhalijah. 1989. Peranan Orang Tua DalamMeningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: Gunung Mulia.

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Shochib, Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu AnakMengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.

Simanjutak, B. 1999. Psikologi Remaja. Bandung: Tarsito.

Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan. 2010. Profil Kriminalitas Remaja. Jakarta:Badan Pusat Statistik. http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/flip_2011/4401003/files/search/sear chtext.xml diakses pada 9 mei 2013

Sudarsono. 1990. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sarwono, Wirawan. Sarlito. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.

Tim Dosen. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. FIP. Unimed.

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Warisa, Afni. 2012. Hubungan Komunikasi Orang Tua Dalam Keluarga Dengan

Perilaku Menyimpang Remaja Di Lingkungan VI Kelurahan Pulo Brayan Bengkel

Baru Kecamatan Medan Timur Kota Medan. Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan

Gambar

Gambar 1 : Paradigma Penelitian ………………………………….......

Referensi

Dokumen terkait

In this paper, we present an approach based on RS, GIS and two-dimensional (2D) flood modelling to generate new flood layers (in addition to the usual flood depths and hazard

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah Desa

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG PEMBENTUKAN TIM INTENSIFIKASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TINGKAT KECAMATAN DAN DESA SE KABUPATEN

Universitas Negeri

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk menjual saham

45 legalitas lembaga Melakukan bimbingan dan fasilitasi bagi lembaga untuk mendapatkan pemahaman mengenai dokumen legalitas yang harus dimiliki oleh lembaga, berikut

The authors organized the literature into five major areas of interest: The Physical and the Virtual: Libraries and Collections in Transition; Mass Digitization and Its Impact

[r]