• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SM 1104923 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SM 1104923 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Wendi Heryandi, 2015

PELATIHAN KERONCONG PADA REMAJA USIA 12-20 TAHUN DI BATAVIA SUNDA KELAPA MARINA JAKARTA UTARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 74

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian tentang pelatihan

keroncong pada remaja usia 12-20 tahun di Batavia Sunda Kelapa Marina, yang

terfokus pada proses pembelajaran dan bahan pelatihan, maka pada bagian ini

penulis mengemukakan simpulan dari hasil penelitian, yakni:

1. Proses pembelajaran di Batavia Sunda Kelapa Marina merupakan proses

pembelajaran kelompok yang sinergis, karena dilakukan secara team teaching

yaitu pengajaran beregu. Proses pembelajarannya dibagi ke dalam beberapa

kelompok berdasarkan fungsi dan peran dari alat keroncong tersebut.

Kelompok pertama belajar alat macina dan prounga serta kelompok kedua

belajar cello, bass, dan jimbe. Metode lain yang digunakan dalam proses

pembelajaran keroncong ini adalah metode ceramah, demostrasi, imitasi,

drill, dan tutor sebaya. Proses pembelajarannya tebagi kedalam lima tahapan

yaitu, pengetahuan dasar keroncong, belajar akor, belajar pola-pola dasar,

interval nada, dan pembahasan lagu hasil aransemen.

2. Bahan pelatihan atau materi yang diberikan secara umum merupakan materi

keroncong dengan pola tugu. Pola permainan keroncong gaya Tugu ini

berbeda dengan pola permainan keroncong gaya Solo (Surakarta). Pola

keroncong Tugu ini lebih mudah dan simple, cocok untuk diberikan kepada

siswa yang baru belajar musik keroncong. Pola tersebut awalnya dilatih

dalam tonalitas G dan D. Untuk materi lagu yang diberikan bukan hanya

lagu-lagu keroncong saja namun diajarkan juga lagu-lagu pop yang

dimainkan menggunakan alat musik keroncong dan dimainkan dengan gaya

keroncong. Sebagian besar materi teori yang diberikan, disajikan dalam

bentuk praktek.

3. Dalam pelatihan keroncong di Batavia Sunda Kelapa Marina terdapat

beberapa faktor yang memotivasi siswa untuk lebih giat berlatih. Pemberian

(2)

75

Wendi Heryandi, 2015

PELATIHAN KERONCONG PADA REMAJA USIA 12-20 TAHUN DI BATAVIA SUNDA KELAPA MARINA JAKARTA UTARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satu pendorong untuk siswa mau berlatih keroncong. Selain itu, siswa sering

diminta untuk tampil di setiap acara baik itu di Batavia Sunda Kelapa

maupun di luar. Hal itu juga dapat memotivasi siswa untuk lebih bersemangat

dalam berlatih musik keroncong. Latar belakang pelatih yang merupakan

seniman keroncong juga memiliki pengaruh dalam menimbulkan motivasi

siswa.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan, pembahasan dan kesimpulan, kegiatan

pelatihan keroncong di Batavia Sunda Kelapa Marina ini dapat dikembangkan

pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah baik SMP maupun SMA.

Kegiatan ini juga dapat diterapkan di lingkungan sekitar kita seperti sanggar,

karang taruna dan lain-lain.

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, maka penulis mengajukan

beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Rekomendasi tersebut yakni sebagai berikut:

1. Kepada Pelatih

Pelatih seharusnya melakukan perencanaan kegiatan pelatihan tersebut

terlebih dahulu supaya kegiatan pelatihan menjadi lebih efektif untuk

mencapai tujuan pelatihan yang diharapkan. Evaluasi disetiap akhir

pelatihan sangat penting bagi pelatih dalam proses pembelajaran

keroncong. Evaluasi sangat diperlukan sebagai tolak ukur kemampuan

siswa, sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa. Pengkondisian

belajar siswa harus diperhatikan dengan baik untuk mengefektifkan waktu

belajar. Serta pelatih harus memahami siswa yang mengalami kesulitan

karena setian siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam mencerna

materi.

2. Kepada Siswa

Siswa yang berlatih keroncong di Batavia Sunda Kelapa Marina

diharapkan mengikuti kegiatan ini tidak hanya untuk mendapatkan uang

(3)

76

Wendi Heryandi, 2015

PELATIHAN KERONCONG PADA REMAJA USIA 12-20 TAHUN DI BATAVIA SUNDA KELAPA MARINA JAKARTA UTARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kepada Batavia Sunda Kelapa Marina

Peneliti merekomendasikan pihak Batavia Sunda Kelapa Marina untuk

menambah sarana berupa alat keroncong, supaya kegiatan pelatihan ini

lebih efektif bila jumlah alat seimbang dengan jumlah peserta pelatihan

yang mengikuti kegiatan ini.

4. Kepada Peneliti selanjutnya

Sebuah hasil penelitian yang sudah ada selayaknya dapat dikembangkan

oleh para peneliti selanjutnya agar diperoleh ruang lingkup yang lebih luas

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

[r]

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

[r]

Munawar Soleh , ( 2008 ), Kedudukan dan Peran Pengawas sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan ,( Bahan Seminar ) Jakarta APSI.. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 12

Bentuk organisasi adalah gambaran struktur hubungan berbagai pihak yang terlibat dalam proyek