• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. BAB I. PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "3. BAB I. PENDAHULUAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 1

PERUBAHAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Maksud Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sleman Tahun 2017 adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sleman Tahun 2006-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 yang disusun melalui proses inventarisasi, klarifikasi, sinkronisasi dan seleksi usulan program/kegiatan yang terpadu dalam musyawarah perencanaan pembangunan di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 merupakan pedoman penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara serta Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2017. Bagi Perangkat Daerah

Kabupaten Sleman, RKPD merupakan pedoman untuk

menyempurnakan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD) dan penyusunan RKA PD Tahun 2017.

Hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun berjalan menunjukkan perlunya penyesuaian terhadap sasaran daerah, perkembangan keadaan yang meliputi penyesuaian asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yang harus digunakan untuk tahun berjalan, penambahan kegiatan baru, perubahan indikator kinerja, target, lokasi, dan pagu kegiatan. Penyesuaian-penyesuaian dimaksud selanjutnya dituangkan dalam Peraturan Bupati tentang Perubahan RKPD sebagaimana diatur dalam Pasal 286 ayat (1) Peraturan Menteri

LAMPIRAN I

PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

(2)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 2 Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Guna menjamin konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, perlu dilakukan perubahan RKPD Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 21 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Sleman Nomor 38.1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Sleman Nomor 21 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 sebagai landasan penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran (KUPA) dan Plafon dan Prioritas Anggaran (PPAS) Perubahan APBD Tahun 2017 untuk menyusun perubahan APBD Tahun 2017.

1.2. Tujuan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2017

a. merubah prioritas daerah menyesuaikan dengan sasaran daerah sebagaimana tercantum dalam RPJMD tahun 2016-2021;

b. menyesuaikan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan dengan perkembangan kondisi terkini;

c. memberikan dasar hukum penggunaan silpa untuk pendanaan kegiatan tahun 2017;

d. memberikan dasar hukum penambahan kegiatan baru, perubahan indikator kinerja, target, lokasi dan pagu kegiatan.

1.3. Dasar Pertimbangan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2017

a. ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021

b. adanya penyesuaian asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan dengan perkembangan kondisi terkini; c. adanya saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya

(SiLPA) yang harus digunakan untuk tahun berjalan;

(3)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 3 Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perubahan RKPD 2017 meliputi:

a. perubahan prioritas dan sasaran daerah;

b. perubahan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan;

c. perubahan proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan, terdiri dari:

1) perubahan realisasi dan proyeksi/target pendapatan tahun 2016;

2) perubahan realisasi dan proyeksi/target belanja tahun 2016; dan

3) perubahan realisasi dan proyeksi/target pembiayaan tahun 2016.

d. perubahan matrik rencana program dan kegiatan tahun 2016 serta prakiraan maju tahun 2017 untuk semua SKPD di lingkungan Kabupaten Sleman.

1.4. Gambaran Tentang Perubahan Kerangka Ekonomi Daerah

Kondisi perekonomian Kabupaten Sleman Tahun 2015 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2016-2018 dapat digambarkan melalui Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah yang juga merupakan penjelasan atas analisis statistik perekonomian daerah.

Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka disusun berbagai prioritas pembangunan, pengambilan kebijakan untuk menghadapi tantangan dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah pembangunan daerah Tahun 2017 dapat dicapai sesuai dengan sasaran program dan kegiatan yang ditetapkan. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan perencanaan anggaran berbasis kinerja secara efektif dan efisien.

1.4.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

(4)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 4 RPJMD pada tahun 2016 sebesar 5,40%, sedangkan tahun 2017 sebesar 5,46%.

Berdasarkan pada perkembangan ekonomi daerah, nasional dan global termasuk kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) serta tantangan yang masih akan dihadapi maka arah kebijakan ekonomi daerah tahun 2017 adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan menitikberatkan pada pertumbuhan sektor primer untuk memperkecil ketimpangan. Pertumbuhan ekonomi inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang memberikan dampak signifikan, luas dan merata bagi semua stakeholder dan lingkungan.

Penerapan kebijakan tersebut dalam konsep yang lebih implementatif adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan produktivitas masyarakat dan daya saing di pasar internasional

Program dan kegiatan diarahkan pada:

a. Peningkatan daya saing produk dan tenaga kerja;

b. Peningkatan investasi yang memperhatikan aspek lingkungan dan berdampak langsung pada perekonomian masyarakat; c. Peningkatan peran BUMD dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat;

d. Peningkatan inovasi dan pemanfaatan teknologi; e. Akselerasi pertumbuhan ekonomi;

f. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur, sarana dan prasarana ekonomi;

g. Pengembangan sektor pariwisata, pertanian, perindustrian, perdagangan dan koperasi;

h. Pengembangan industri, perdagangan, koperasi dan UMKM; i. Penyediaan lapangan dan kesempatan kerja yang berkualitas

melalui regulasi, dan fasilitasi pengembangan kewirausahaan. 2. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor ekonomi lokal potensial dan strategis. Program dan kegiatan diarahkan pada: a. Menuju kemandirian pangan;

b. Peningkatan akses dan fungsi intermediasi bagi pengembangan ekonomi lokal potensial dan strategis;

(5)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 5

1.4.2. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan Tahun 2016 dan 2017

Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari indikator ekonomi makro serta perkembangan perekonomian daerah. Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dari perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian global. Terdapat faktor-faktor perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti kebijakan pemerintah pusat yang menyangkut sektor moneter maupun sektor riil. Selain itu juga pengaruh perekonomian global seperti pengaruh naik turunnya harga minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah, dan yang terakhir adalah pengaruh krisis keuangan global yang berdampak pada kelesuan pasar ekspor.

Capaian indikator ekonomi daerah adalah sebagai berikut : a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010 (ADHB 2010) Kabupaten Sleman sebesar Rp30,912 trilyun pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi Rp33,136 trilyun pada tahun 2015, dan diperkirakan meningkat lagi menjadi Rp36,991 trilyun pada tahun 2016, Rp39,978 trilyun pada tahun 2017.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 (ADHK 2010) Kabupaten Sleman sebesar Rp26,713 trilyun pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi Rp28,159 trilyun pada tahun 2015, dan diperkirakan meningkat lagi menjadi Rp29.573 trilyun pada tahun 2016, Rp31,129 trilyun pada tahun 2017.

(6)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 6 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman pada tahun 2014 mencapai 5,41%, namun pada tahun 2015 terjadi penurunan menjadi sebesar 5,34%. Sedangkan pada tahun 2016 target pertumbuhan ekonomi ditngkatkan lagi menjadi sebesar 5,40% dan 5,46% pada tahun 2017.

b. Inflasi

Tingkat inflasi di Kabupaten Sleman pada tahun 2016 mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2015 yaitu dari 4,21% menjadi 4,87% pada tahun 2016, dan ditargetkan pada tahun 2017 sebesar 5,00%.

c. Investasi

Penanaman Modal menjadi aktivitas investasi yang sangat penting bagi pertumbungan ekonomi suatu wilayah. Aktivitas penanaman modal ini menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Dampak/efek pengganda (mulitiplier effect) yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut memungkinkan terjadinya dorongan pertumbuhan ekonomi dalam suatu sistem perekonomian. Aktivitas investasi pada berbagai sektor memungkinan perekonomian menghasilkan output yang banyak, pemanfaatan sumberdaya lokal secara optimal dan terjadinya dinamika dalam proses pertukaran produksi antar daerah maupun lintas sektor.

(7)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 7 d. Ekspor

Nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$44,840,906.73, dan pada tahun 2016 sebesar US$33,480433,00 dari target sebesar US$42,000,000.00. Sedangkan pada tahun 2017 ditargetkan sebesar US$42,500,00.00. Komoditi ekspor tertinggi pada komoditi tekstil dan produk tekstil, dengan asumsi kondisi perekonomian Indonesia membaik.

Perkembangan indikator makro ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Perkembangan Indikator Makro Ekonomi

NO INDIKATOR

KINERJA SATUAN REALISASI 2015 TARGET 2016 TARGET 2017

A Pertumbuhan

PMDN Rp. 3.159.444.380.915,95 3.254.227.712.342,00

3.643.345.088.987,00

2 Nilai Investasi

PMA US$ 233.545.997,32 250.782.467,82

267.897.456,00

3 Nilai investasi Non

fasilitas Rp. 4.756.616.758.844,00 5.009.128.407.000,00

6.908.675.876.000,00

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Sleman, 2017 (tahun dasar 2010)

*)angka sementara

1.4.3. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2018 dan Tahun 2019

Seiring dengan perkembangan kondisi, maka kebijakan ekonomi

daerah tetap diarahkan dan diupayakan dengan cara-cara: (1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, (2) Menekan laju inflasi agar

tidak melebihi satu digit, (3) Meningkatkan pemerataan pembangunan

antar wilayah dan pemerataan pendapatan antar penduduk, (4) Memperbesar akses warga miskin untuk meningkatkan pendapatan

(8)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 8 Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian Kabupaten Sleman serta mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal, maka tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi pada Tahun 2018 dan 2019 adalah sebagai berikut :

a. Tantangan

Diperkirakan perekonomian Kabupaten Sleman masih akan dihadapkan pada sejumlah tantangan akibat pengaruh dari dinamika internal maupun lingkungan perekonomian nasional dan global yang

terjadi dalam beberapa tahun terakhir yang perlu disikapi secara arif dan komprehensif serta dengan langkah-langkah yang lebih nyata.

Tantangan dimaksud antara lain masih mencakup: 1) Menurunkan angka kemiskinan;

2) Menurunkan angka pengangguran; 3) Memperkecil Ketimpangan.

4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor ekonomi potensi lokal dan strategis;

5) Meningkatkan pemerataan pembangunan ekonomi antar wilayah; 6) Meningkatkan iklim investasi yang lebih kondusif dan konstruktif; 7) Menyediakan infrastruktur yang memadai dan berkualitas;

8) Meningkatkan daya saing produk dan sumber daya manusia agar dapat bersaing di pasar global; dan

9) Meningkatkan peran pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi.

b. Prospek Perekonomian Daerah

Adanya situasi keterbatasan keuangan daerah dalam pembiayaan pembangunan daerah berimplikasi luas terhadap perekonomian daerah. Berkaitan dengan kondisi yang digambarkan diatas serta mendasarkan pada kondisi perekonomian tahun 2017 dan perkiraan tahun 2018 serta tantangan yang dihadapi pada masa mendatang maka usaha-usaha yang harus dilakukan dalam pemantapan ekonomi daerah adalah:

1) Menyediakan infrastruktur perekonomian yang memadai dan berkualitas untuk menunjang pertumbuhan dan distribusi ekonomi daerah;

2) Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan usaha;

(9)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 9 4) Meningkatkan aksesibilitas dan sinergitas antara masyarakat,

dunia usaha dan lembaga pendidikan dengan pemerintah daerah. 5) Mendorong investasi yang berbasis sumber daya lokal baik SDA

maupun SDM dan berwawasan lingkungan.

Berdasarkan kondisi perekonomian daerah tahun 2015 dan 2016 serta perkiraan tahun 2017, maka prospek perekonomian pada Tahun 2018-2019 sebagai berikut :

1) Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 ditargetkan sebesar 5,40% dan pada tahun 2017 mampu tumbuh 5,46%. Target tahun 2018 sebesar 5,50%.

2) Inflasi pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 4,87%, target pada tahun 2017 sebesar 5,00% dan tahun 2018 sebesar 5,00%.

3) Nilai ekspor daerah pada tahun 2016 ditargetkan sebesar US$42,000,000.00 dan tahun 2017 ditargetkan sebesar US$42,500,000.00 dan target tahun 2018 sebesar US$43,000,000.00.

1.4.4. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Efektivitas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang tertuang dalam RKPD Tahun 2017 sebagai pelaksanaan agenda RPJMD 2016-2021, di tahun kedua, tidak terlepas dari kapasitas anggaran yang dapat terkelola oleh pemerintah daerah. Untuk itu, kebutuhan belanja pembangunan daerah selalu mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam implementasi RKPD, yang akan selalu berdampingan dengan sumber-sumber pendanaan non APBD, seperti APBN, Hibah, dana kemitraan swasta, swadaya masyarakat serta kontribusi pelaku usaha melalui Corporate Social Resposibility (CSR).

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran, yang terdiri atas pendapatan daerah, belanja

(10)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 10

1.4.5. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pendanaan penyelenggaraan pemerintahan telah diatur sesuai kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu bidang pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan yang menjadi tanggungjawab Pemerintah dibiayai dari APBN, baik kewenangan Pusat yang didekonsentrasikan kepada Gubernur atau dalam rangka tugas pembantuan.

Berdasarkan pada hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendanaan daerah, selanjutnya dirumuskan kebijakan di bidang keuangan daerah yang terdiri dari kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Kebijakan-kebijakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2017.

1.4.5.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Untuk pendapatan daerah bersumber dari: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan terdiri dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Alokasi Dana Desa dari APBN; 3) Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak dari Pemerintah Provinsi, dan Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya dan Dana insentif daerah. Selanjutnya untuk pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.

Perencanaan pendapatan daerah pada perubahan RKPD tahun 2017 dihitung dengan asumsi sebagai berikut :

(11)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 11 2) Proyeksi pendapatan diasumsikan naik sebesar 0,1% dari RKPD

tahun 2017 khususnya kenaikan dari lain lain pendapatan daerah yang sah;

3) Dana perimbangan berupa bagi hasil pajak/bukan pajak dihitung dengan memperhatikan potensi masing-masing jenis pajak. DAU dan Dana Desa dari APBN diasumsikan turun dari RKPD 2017 dengan melihat transfer dana di tahun 2017. Dana Alokasi Khusus diasumsikan turun dengan mempertimbangan realisasi transfer dari pemerintah pusat.

4) Lain-lain pendapatan yang sah sementara diperhitungkan pada sumber-sumber pendapatan yang dapat dipastikan.

Untuk mewujudkan peningkatan Pendapatan Daerah di Kabupaten Sleman, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Meningkatkan manajemen tata-kelola pemungutan dan penerimaan Pendapatan Daerah sesuai dengan mekanisme dan standar baku serta memanfaatkan teknologi terkini;

2) Meningkatkan Pendapatan Daerah melalui perluasan obyek dan intensifikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara optimal; 3) Pendayagunaan asset daerah;

4) Optimalisasi hasil usaha Badan Umum Milik Daerah (BUMD) agar memberikan kontribusi yang optimal kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada khususnya dan Penerimaan Daerah pada umumnya; dan

5) Mengadakan peninjauan kembali (annual-review) atas berbagai Peraturan Daerah yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman dan memperumit biokrasi guna mempermudah investasi.

Adapun realisasi dan proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Sleman pada Perubahan RKPD 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.2

Kondisi Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2017

No Uraian RKPD

Tahun 2017

Perubahan RKPD Tahun 2017

Bertambah/ (Berkurang)

(1) (2) (3) (4) (5)

4.1 Pendapatan asli daerah 847.769.000.000,00

841.206.888.925,84 (6.562.111.074,16)

(12)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 12

4.1.4 Lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah 187.083.000.000,00 188.179.857.960,00 1.096.857.960,00

4.2 Dana perimbangan 1.604.313.000.000,00 1.482.211.891.000,00 (122.101.109.000,00)

4.2.1 Dana bagi hasil pajak/Bagi

hasil bukan pajak 68.209.000.000,00 69.963.565.000,00 1.754.565.000,00

4.2.2 Dana alokasi umum 1.065.030.000.000,00 1.014.310.630.000,00 (50.719.370.000,00)

1.2.3 Dana alokasi khusus 380.011.000.000,00 317.081.886.000,00 (62.929.114.000,00)

1.2.4 Alokasi Dana Desa dari

APBN 91.063.000.000,00 80.855.810.000,00 (10.207.190.000,00)

4.3 Lain-lain pendapatan

daerah yang sah 239.260.000.000,00 370.780.163.169,87 131.520.163.169,87

4.3.1 Pendapatan Hibah 6.654.000.000,00 7.500.000.000,00 846.000.000,00

4.3.2

Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya

215.795.000.000,00 211.737.487.788,87 (4.057.512.211,13)

4.3.3 Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus 5.000.000.000,00 52.588.927.000,00 47.588.927.000,00

4.3.4

Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya

11.811.000.000,00 17.655.805.907,00 5.844.805.907,00

4.3.5 BOSNAS - 81.297.942.474,00 81.297.942.474,00

JUMLAH PENDAPATAN

DAERAH 2.691.342.000.000,00 2.694.198.943.095,71 2.856.943.095,71

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Sleman, 2017

1.4.5.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Perencanaan belanja daerah pada Perubahan RKPD Tahun 2017 dihitung dengan asumsi sebagai berikut :

1) Proyeksi belanja daerah diasumsikan turun sebesar 2,2% dari RKPD tahun 2017;

2) Perhitungan gaji menggunakan basis data tahun 2017 dengan

acress 1,5%.

Berkaitan dengan kondisi pendapatan sebagaimana diuraikan di atas dan dikaitkan dengan permasalahan/isu yang dihadapi maka kebijakan-kebijakan belanja daerah masih diarahkan sebagai berikut : a. Belanja daerah yang bersifat tetap dan mengikat seperti belanja

(13)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 13 b. Belanja daerah berupa hibah dan bantuan sosial diberikan secara

selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah serta berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. c. Dana Desa, Alokasi Dana Desa dan Belanja bagi hasil pajak dan

retribusi daerah pada pemerintahan desa merupakan bentuk distribusi fiskal yang ditentukan berdasarkan proporsi besaran dana perimbangan (DAU dan pendapatan asli daerah khususnya pajak daerah dan retribusi daerah serta menyesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

d. Belanja daerah berupa bantuan keuangan kepada desa diarahkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan beserta aturan pelaksanaannya.

e. Belanja tidak terduga diarahkan untuk menyediakan anggaran siaga (standby budget) terutama disiapkan untuk antisipasi dan penanganan bencana alam maupun sosial.

f. Belanja daerah berupa belanja langsung setiap SKPD diarahkan untuk mendukung operasional dan peningkatan kinerja SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang melekat serta pencapaian sasaran program pembangunan yang telah ditetapkan. g. Belanja daerah berupa belanja langsung urusan wajib dan pilihan

digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan dan pemulihan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. Belanja langsung program diutamakan untuk membiayai 8 (delapan) prioritas pembangunan Tahun 2017.

h. Mendukung program/kegiatan strategis yang terkait dengan agenda provinsi dan nasional, dengan tetap memprioritaskan pembangunan daerah dan turut serta mendukung skala pelayanan regional maupun nasional.

(14)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 14

Tabel 1.3

Kondisi Belanja Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2017

No Uraian RKPD Tahun 2017 Perubahan RKPD

Tahun 2017

Bertambah/ (Berkurang)

(1) (2) (3) (4) (5)

5.1 Belanja Tidak

Langsung 1.649.223.000.000,00 1.516.099.311.758,30 (133.123.688.241,71)

5.1.1 Belanja pegawai 1.272.055.000.000,00 1.120.000.000.000,00 (152.055.000.000,00)

5.1.2 Belanja bunga 4.106.000.000,00 2.678.741.220,00 (1.427.258.780,00)

5.1.4 Belanja hibah 15.150.000.000,00 48.290.547.300,00 33.140.547.300,00

5.1.5 Belanja bantuan sosial 40.046.000.000,00 49.730.823.005,80 9.684.823.005,80

5.1.6

Belanja bagi hasil kepada

Provinsi/Kabupaten/ko ta dan Pemerintah Desa

52.147.000.000,00 62.883.917.776,60 10.736.917.776,60

5.1.7

255.719.000.000,00 220.374.170.722,80 (35.344.829.277,20)

5.1.8 Belanja tidak terduga 10.000.000.000,00 12.141.111.733,10 2.141.111.733,10

5.2 Belanja Langsung 1.431.691.000.000,00 1.496.640.936.611,00 64.949.936.611,00

5.2.1 Belanja pegawai 203.820.000.000,00

5.2.2 Belanja barang dan

jasa 602.568.000.000,00

5.2.3 Belanja modal 625.303.000.000,00

TOTAL JUMLAH

BELANJA 3.080.914.000.000,00 3.012.740.248.369,29 (68.173.751.630,71)

1.4.5.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Perencanaan pembiayaan daerah pada Tahun Perubahan RKPD 2017 dihitung dengan asumsi sebagai berikut :

1) Proyeksi pembiayaan daerah pada perubahan RKPD tahun 2017 diasumsikan turun sebesar 18,20% dari RKPD tahun 2017.

2) Proyeksi penyertaan modal (investasi) daerah diasumsikan naik karena terdapat penambahan penyertaan modal ke PDAM dan Bank Sleman sebagaimana diamanatkan Perda penyertaan modal baik PDAM maupun Bank Sleman.

(15)

Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 15 Kebijakan Pembiayaan Daerah pada Tahun 2017 di Kabupaten Sleman antara lain diarahkan untuk :

a. Menjaga agar keuangan daerah tetap dalam kondisi surplus anggaran, dan jika terjadi defisit anggaran sedapat mungkin ditutup dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun lalu;

b. Mengembangkan investasi daerah dan penyertaan modal dengan prinsip kehati-hatian (prudential).

Adapun realiasi dan proyeksi pembiayaan daerah Kabupaten Sleman pada RKPD 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.4

Kondisi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2017

No

Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan

Daerah

Anggaran Tahun 2017

Perubahan Anggaran Tahun 2017

Bertambah/ (Berkurang)

(1) (2) (3) (4) (5)

6.1 Penerimaan pembiayaan 426.572.000.000,00 363.561.305.273,58 (63.010.694.726,42)

6.1.1 Sisa lebih perhitungan

anggaran tahun sebelumnya (SiLPA)

426.572.000.000,00 363.561.305.273,58 (63.010.694.726,42)

6.1.2 Penerimaan pinjaman daerah - - -

6.1.3 Penerimaan piutang daerah - - -

6.2 Pengeluaran pembiayaan 37.000.000.000,00 45.020.000.000,00 8.020.000.000,00

6.2.1 Penyertaan modal (Investasi)

daerah 30.000.000.000,00 38.000.000.000,00 8.000.000.000,00

6.2.2 Pembayaran pokok utang 7.000.000.000,00 7.020.000.000,00 20.000.000,00

6.2.3 Dana Penguatan Modal - - -

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Tabel 1.2 Kondisi Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2017
Tabel 1.3 Kondisi Belanja Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2017
Tabel 1.4 Kondisi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2017

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

A diperiksa oleh Direktorat Jenderal Pajak dan terdapat temuan Pemeriksaan yang menyatakan bahwa Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Bulan November 2017 lebih kecil dari

tentang syarat-syarat Penyerahan sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan lain mengatakan “Setiap perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh wajib membuat perjanjian

Meskipun telah diadakan perubahan-perubahan untuk menyempurnakan Peraturan Perundang-undangan mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dalam

Dan pada awal tahun 2008, Bill Gates memutuskan untuk mengundurkan diri dari manajemen Microsoft dan mengkonsentrasikan diri pada kerja kedermawanan

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi Sulawesi Tengah yang di ditetapkan tahun 2009 dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Sulawesi Tengah

Adapun dalam penulisan skripsi ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis kebangkrutan dengan Metode Altman (z-score) secara time series (membandingkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintah Daerah yang mengatur dan mengurus sendiri