MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN
FASILITATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL
TIM PENYUSUN MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN
FASILITATOR GLN
Tim Penasihat:
1. Didik Suhardi, Ph.D., Sekretaris Jenderal
2. Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D., Dirjen Dikdasmen 3. Ir. Harris Iskandar, Ph.D., Dirjen PAUD dan Dikmas 4. Sumarna Surapranata, Ph.D., Dirjen Guru dan Tendik 5. Hilmar Farid, Ph.D., Direktur Jenderal Kebudayaan
6. Daryanto, Ak., MIS., Gdip.Com, QIA, CA., Inspektur Jenderal 7. Ir. Totok Suprayitno, Ph.D., Kepala Balitbang
Tim GLN
Koordinator GLN: Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum., Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Ketua Pokja GLN: Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D., Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Daya Saing
Sekretaris GLN: Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A., Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Tim Penyusun
Dr. Itje Chodidjah, M.A. Dr. Nilam Suri
Vitri Dwi Marini, S.Par. Nur Hanifah, M.Pd. Mitahussururi, S.Pd.
Meyda Noorthertya Nento, B.SoC. Qori Syahriana Akbari, S.Hum.
Editor Bahasa: Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum. Desain sampul: Munafsin Aziz, S.Sn.
Tata letak: Nurjaman, S.Ds.
SAMBUTAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa yang maju idak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban inggi, dan akif memajukan masyarakat dunia. Keberliterasian dalam konteks ini bukan hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan juga yang lebih pening, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan kesejahteraan dunia. Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi inggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kriis, kreaif, komunikaif sehingga dapat memenangi persaingan global.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakai oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat pening idak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi inansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
vi
Untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat), sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekeri. Layaknya suatu gerakan, pelaku GLN idak didominasi oleh jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi digiatkan pula oleh para pemangku kepeningan, seperi pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, dan kementerian/ lembaga lain. Pelibatan ekosistem pendidikan sejak penyusunan konsep, kebijakan, penyediaan materi pendukung, sampai pada kampanye literasi sangat pening agar kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat. GLN diharapkan menjadi pendukung keluarga, sekolah, dan masyarakat mulai dari perkotaan sampai ke wilayah terjauh untuk berperan akif dalam menumbuhkan budaya literasi.
Buku Peta Jalan, Panduan, Modul dan Pedoman Pelaihan Fasilitator,
Pedoman Penilaian dan Evaluasi, dan Materi Pendukung Gerakan Literasi
Nasional ini diterbitkan sebagai rujukan untuk mewujudkan ekosistem yang
kaya literasi di seluruh wilayah Indonesia. Penghargaan yang inggi saya sampaikan kepada im GLN dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini idak hanya bermanfaat bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selaku penggerak dan pelakunya, tetapi juga bagi masyarakat dan seluruh pemangku kepeningan dalam upaya membangun budaya literasi.
Jakarta, September 2017
DAFTAR ISI
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ... v
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILITATOR LITERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL (GLN) ... 1
A. TAHAP PERSIAPAN ... 5
1. Fasilitator ... 5
2. Tipe Pelaihan ... 6
3. Bahan Pelaihan ... 6
4. Sumber Daya Penunjang Pelaihan ... 7
B. TAHAP PELAKSANAAN ... 9
1. Pendahuluan... 9
2. Penyelenggaraan Pelaihan Calon Fasilitator ... 9
3. Evaluasi dan Releksi Harian ... 10
4. Rencana Tindak Lanjut (RTL) ... 10
C. PROSES PELATIHAN ... 11
1. Tujuan ... 11
2. Waktu ... 12
a. Pelaihan Tipe A ... 12
b. Pelaihan Tipe B ... 13
3. Metode Pelaihan ... 15
4. Isi Modul ... 15
MODUL DAN PEDOMAN
PENGUATAN PELATIHAN FASILITATOR
GERAKAN LITERASI NASIONAL (GLN)
Berbagai hasil survei, baik yang dilakukan oleh The Internaional for
The Evaluaion of Educaional Achievement dalam Progress in Internaional
Reading Literacy Study (PIRLS) tentang pemahaman membaca ingkat
sekolah dasar (Kelas IV), Trends in Internasional Mathemaics and Science
Studies (TIMSS) yang berkolaborasi dengan PIRLS tentang pengetahuan
matemaika dan sains, maupun oleh Organizaion for Economic Cooperaion and Development (OECD) yang merupakan organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi dalam Programme for Internasional Student
Assessment (PISA), memperlihatkan bahwa minat baca peserta didik di Indonesia tergolong rendah.
Berdasarkan hasil PIRLS tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428, sedangkan skor rata-rata adalah 500. Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA tahun 2009 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 57 dengan skor rata-rata 402 dari 500; PISA tahun 2012 Indonesia berada pada peringkat 64 dengan skor rata-rata 396 dari 500; dan PISA tahun 2015 Indonesia berada pada peringkat 69 dari 76 negara dengan skor rata 397, dari skor rata-rata internasional 500.
Rendahnya minat baca atau kemampuan literasi berdampak
dalam kehidupan masyarakat. Secara konseptual pengerian literasi yang
2
GERAKAN LITERASI NASIONAL
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
Republik Indonesia, Joko Widodo. Harapan Kemendikbud, dengan adanya Gerakan Literasi Nasional, penyatuan kegiatan dan fokus dari seluruh kegiatan literasi di Kemendikbud dapat tersebar di lingkungan masyarakat luas.
Sebagai upaya dalam mengopimalisasi Gerakan Literasi Nasional diperlukan pelaihan yang dilakukan secara masif di seluruh lapisan masyarakat. Gerakan tersebut idak hanya menjadi tugas Kemendikbud
saja sebagai pelaksana GLN, tetapi hendaknya dilakukan oleh seluruh
lapiran masyarakat dan seluruh pemangku kepeningan. Oleh karena itu,
dibutuhkan fasilitator dengan jumlah yang memadai untuk menyebarluaskan pemahaman GLN tersebut. Para fasilitator perlu dibekali dengan pemahaman
dan pelaihan yang cukup agar konsep GLN dapat dipahami secara utuh. Fasilitator diharapkan dapat melaksanakan proses pelaihan secara efekif
dan tepat sehingga pesan GLN dapat disampaikan secara tepat juga kepada
kelompok yang dilaih.
Salah satu alasan untuk memfokuskan GLN pada masyarakat yang
literat idak terlepas dari era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tema
pembangunan pendidikan pada periode 2015--2019 adalah peningkatan daya
saing regional. Periode ini telah ditetapkan sebagai era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sehingga sumber daya manusia Indonesia harus dipersiapkan
dengan baik agar mampu bersaing di kawasan regional dan global. Forum
Ekonomi Dunia, pada tahun 2015, telah memberikan gambaran tentang
keterampilan abad ke-21 yang sebaiknya dimiliki oleh seluruh bangsa di dunia.
Keterampilan tersebut melipui literasi dasar, kompetensi, dan karakter. Jenis literasi yangdikembangkan idak sekadar literasi baca tulis,
tetapi sejalan dengan pandangan masyarakat internasional yang meyakini bahwa ada enam jenis literasi yang perlu dikuasai oleh komponen masyarakat agar mampu bertahan pada era abad ke-21. Keenam literasi tersebut adalah (1) literasi baca tulis, (2) literasi numerasi, (3) literasi sains, (4) literasi
digital, (5) literasi inansial, serta (6) literasi budaya dan kewargaan. Untuk berparisipasi akif, masyarakat perlu memiliki kompetensi, antara lain, kemampuan berpikir kriis/memecahkan masalah, kreaivitas, komunikasi,
dan kolaborasi yang ditunjang oleh karakter yang kuat. Keenam jenis literasi tersebut berkaitan dan diterapkan dalam kehidupan di lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat. Tiap-iap literasi disesuaikan dengan kebutuhan
Penguatan keenam literasi tersebut bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan minat baca dan angka literasi masyarakat
Indonesia. Terkait hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan dan mengembangkan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Melalui GLN ini diharapkan minat baca peserta didik dan masyarakat sebagai ekosistem pendidikan meningkat sehingga angka literasi Indonesia juga meningkat. Gerakan literasi yang dilakukan secara nasional ini akan melibatkan seluruh elemen masyarakat secara luas, termasuk aparat pemerintah, pemangku
kepeningan, ekositem pendidikan, dan masyarakat sipil.
Program GLN perlu disosialisasikan dan disebarkan secara masif
dan sistemais pada ingkat nasional melalui pelaihan. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, diperlukan program pelaihan yang dilakukan secara
menyeluruh dengan mempergunakan buku pedoman dan acuan yang sama.
Kegiatan Pelaihan Calon Fasilitator dibutuhkan untuk mendukung
GLN yang diselenggarakan oleh unit utama di bawah koordinasi Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Untuk itu disusunlah pedoman Pelaihan Calon Fasilitator sebagai acuan bagi pihak-pihak yang
menyelenggarakan program ini agar pelaksanaan kegiatan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan GLN. Pelaihan fasilitator GLN dilaksanakan melalui
pelaihan calon pelaih atau TOT (Training of Trainer). Secara umum pelaihan atau training dapat dideinisikan sebagai proses pemindahan pengetahuan dan keterampilan dari seseorang kepada orang lain sehingga orang lain
tersebut menjadi cakap dalam pekerjaannya. Kegiatan tersebut idak dibatasi
oleh lokasi atau formalitasnya karena di mana pun tempatnya, apabila terjadi
4
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Dalam penyelenggaraan Pelaihan Calon Fasilitator ini, aspek pening yang perlu dipersiapkan melipui (1) fasilitator (2) ipe pelaihan (3) bahan pelaihan, dan (4) sumber daya penunjang pelaihan. Aspek-aspek
tersebut menentukan keberhasilan pemahaman dan implementasi Gerakan Literasi Nasional pada seluruh elemen masyarakat Indonesia. Berikut adalah penjelasan mengenai keempat aspek tersebut.
1. Fasilitator
Struktur fasilitator dalam pelaihan literasi adalah narasumber nasional,
fasilitator utama, dan fasilitator.
Narasumber nasional terdiri atas unsur pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemendikbud terkait dengan Kebijakan Literasi Nasional.
Fasilitator utama terdiri atas Tim Pengembang Literasi. Fasilitator utama melakukan pelaihan calon fasilitator.
Fasilitator adalah para pejabat di Kemendikbud, dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota, perguruan inggi, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, UPT Kemendikbud, orang tua, dan pegiat literasi.
Kriteria untuk mengikui pelaihan calon fasilitator adalah sebagai
berikut.
a) Mengirimkan riwayat hidup (portofolio);
b) Mengikui survei pemahaman via pos-el;
c) Mengikui wawancara;
d) Memiliki pengalaman melaih guru/kepala sekolah (calon dengan
seriikat Pelaihan Calon Fasilitator Program Peningkatan Mutu
Pendidikan diutamakan)
TAHAP PERSIAPAN
6
GERAKAN LITERASI NASIONAL
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
f) Mampu memprakikkan modul-modul pengembangan literasi nasional; dan
g) Membawa prakik/karya literasi yang telah dihasilkan (bagi yang memilikinya).
2. Tipe Pelaihan
Pelaihan ini terdiri atas dua ipe, yaitu Tipe A dan Tipe B.
Pelaihan Tipe A sasarannya adalah kepala dinas/kepala bidang/kepala seksi dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota untuk meningkatkan
kepedulian dan perubahan pola pikir (mindset). Pelaihan Tipe A dilakukan selama empat jam pelajaran (JP).
Pelaihan Tipe B sasarannya adalah guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, pegiat literasi, orang tua, dan UPT dari Kemendikbud untuk
mengembangkan literasi melalui fasilitator yang menjadi peserta dalam
pelaihan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pelaihan Tipe B ini
terbagi menjadi dua tahap: tahap 1 untuk pendalaman materi selama 12
JP dan tahap 2 adalah paket pelaihan menjadi fasilitator selama 16--28 JP. Jumlah peserta seiap kelompok maksimal iga puluh orang dengan
dua fasilitator.
3. Bahan Pelaihan
Bahan pelaihan ipe A dan B adalah dokumen yang dihasilkan oleh Tim Pengembang Literasi Kemendikbud yang terdiri atas modul-modul: (a) Peta Jalan GLN; (b) Modul Panduan GLN; (c) Modul GLN (Baca Tulis, Digital, Sains, Numerasi, Finansial, Budaya dan Kewargaan); (d) Modul dan Pedoman Pelaihan Calon Fasilitator; dan (e) Pedoman Penilaian dan Evaluasi GLN.
Dokumen tersebut dimuat di laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga calon peserta pelaihan dapat mengunduh bahan-bahan tersebut sebelum pelaksanaan pelaihan. Penyelenggara pelaihan menyediakan penggandaan materi pelaihan dalam bentuk salinan lunak dan salinan keras sebelum pelaksanaan pelaihan.
Bahan pendukung pelaihan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a) Datar Hadir
Datar kehadiran fasilitator dan peserta (Calon Fasilitator) harus
tersedia sepuluh menit sebelum sesi dimulai.
b) Lembar Kerja Peserta
Lembar kerja harus disediakan sejumlah peserta (Calon Fasilitator provinsi) dan dibagikan sesuai dengan tema pelaihan dan
berkoordinasi dengan fasilitator.
c) Lembar Evaluasi Peserta
Evaluasi terdiri atas dua jenis, yaitu evaluasi sesuai dengan tema pelaihan dan evaluasi keseluruhan. Pengadaan lembar evaluasi
harus dilakukan sesuai dengan jumlah peserta.
d) Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar pengamatan bagi asisten
fasilitator utama untuk mengevaluasi proses pelaihan. Lembar
observasi harus disediakan sesuai dengan jumlah kelas.
Pengadaaan bahan pendukung pelaihan harus tersedia maksimal 1 (satu) hari sebelum sesi pelaihan dimulai.
4. Sumber Daya Penunjang Pelaihan
Tempat pelaihan harus memenuhi syarat sebagai berikut.
a) Ruang sidang pleno dengan fasilitas berupa panggung, podium, kursi, pelantang, dan sebagainya.
b) Ruang kelas mampu menampung seluruh peserta dengan
memperhaikan ketersediaan area atau ruang gerak untuk permainan, LCD proyektor, pelantang, akses internet, papan plano/
lipchart, dan alat tulis kantor (ATK) seperi spidol, papan tulis, kertas
ukuran A4 atau F4, post-it, kertas plano, origami, guning, lem, dan
seloip.
c) Ruang peer training yang memadai, baik dari segi jumlah maupun
tata letak kelas pelaihan.
8
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Pelaksanaan Pelaihan Calon Fasilitator ini terdiri atas beberapa
tahapan sebagai berikut.
1. Pendahuluan/Prapelaihan
Pertemuan teknis antara penyelenggara dengan fasilitator. Pertemuan
teknis diselenggarakan H-1 sebelum penyelenggaraan pelaihan. Tujuannya untuk persiapan teknis dan penyamaan persepsi tentang tujuan, proses, dan hasil yang diharapkan dari pelaihan. Penyamaan
persepsi dapat dilakukan melalui simulasi penyampaian materi.
2. Penyelenggaraan Pelaihan Calon Fasilitator
Fasilitator utama diharapkan:
 menguasai isi modul, mengorganisasikan, dan menyampaikannya dengan berbagai metode yang tepat;
 mengedepankan acive learning (pelibatan akif peserta
pelaihan) dan idak sepenuhnya hanya menggunakan satu
metode;
 memiliki kemampuan untuk memoivasi peserta pelaihan; dan 
 memasikan seluruh materi dimiliki oleh peserta pelaihan.
Setelah fasilitator utama diputuskan oleh Kemendikbud, mereka
berkoordinasi dengan Tim Penyelenggara Kemendikbud untuk merencanakan Pelaihan Calon Fasilitator dengan menyiapkan dokumen GLN yang telah disepakai Tim Pengembang GLN Kemendikbud. Selain itu, fasilitator utama juga menyepakai pelaksanaan pelaihan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan pelaihan, fasilitator utama diharapkan hadir paling lambat iga puluh menit sebelum kegiatan pelaihan pelaihan dimulai dan menandatangani datar hadir yang
TAHAP PELAKSANAAN
10
GERAKAN LITERASI NASIONAL
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
balik terhadap proses pelaihan dengan menggunakan instrumen yang
tersedia, antara lain, bull’s eye.
3. Evaluasi dan Releksi Harian
Pada seiap kegiatan, sebelum pelaihan dan setelah pelaihan selesai, fasilitator dan paniia berkumpul untuk melakukan evaluasi dan releksi terhadap pelaksanaan kegiatan selama satu hari sebelum pelaihan
berakhir.
4. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
1. Tujuan
Tujuan Pelaihan Calon Fasilitator adalah mengembangkan im fasilitator
GLN yang mampu memfasilitasi proses peningkatan keterampilan peserta sebagai fasilitator GLN bagi guru, kepala sekolah, komite sekolah,
pengawas sekolah, pegiat literasi, dan UPT dari Kemendikbud. Setelah mengikui Pelaihan Calon Fasilitator, peserta mampumemahami semua
isi modul yang tersedia;
a) menggunakan strategi komunikasi yang efekif dalam pelaihan;
b) menggunakan metode yang tepat dalam pelaihan;
c) mengelola proses pelaihan secara efekif;
d) menyampaikan seluruh isi modul dalam proses pelaihan;
e) melakukan adaptasi dalam pelaihan sesuai dengan ketersediaan sumber daya dan waktu yang ada;
f) membuat konsep kerja sama dengan masyarakat untuk mengembangkan literasi sekolah, masyarakat, dan keluarga;
g) memberikan berbagai contoh pelaksanaan literasi dalam kegiatan
sehari-hari sesuai konteks peserta yang dilaih;
h) melakukan evaluasi; dan
i) menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL).
PROSES PELATIHAN
12
GERAKAN LITERASI NASIONAL
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR 2. Waktu
Pelaihan dibagi menjadi dua ipe, yaitu Tipe A dan Tipe B dengan rincian
sebagai berikut.
No. Pelaihan Tipe A Pelaihan Tipe B
1. Total waktu adalah 4 JP Tahap 1 Pendalaman materi enam jenis literasi (12 JP)
2. - Tahap 2 Paket pelaihan menjadi fasilitator (12--28 JP)
a. Pelaihan Tipe A
No. MATERI JP *)
A. Materi Umum
üKebijakan Gerakan Literasi Nasional (Konsep Dasar GLN)
üEnam jenis literasi secara global üAssessment, monitoring dan evaluasi
4
JUMLAH 4
*) 1 JP (Jam Pelajaran) = 45 menit
Tujuan Pelaihan Tipe A ini adalah untuk peningkatan kepedulian dan
perubahan pola pikir (mindset) peserta sebagai penentu kebijakan.
Rincian waktu kegiatan Tipe A dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
WAKTU KEGIATAN FASILITATOR
UTAMA 08.30 – 08.45 Pembukaan
08.45 – 09.30 Konsep Dasar GLN
09.30 – 09.45 Rehat Kopi
09.45 – 10.30 Enam Jenis Literasi
10.30 – 11.15 Literasi Sekolah, Masyarakat, dan Keluarga
11.15 – 12.00 Assessment, monitoring, dan evaluasi
b. Pelaihan Tipe B
No. MATERI JP *)
A. Tahap 1 12
• Pendalaman materi enam jenis literasi
• Literasi berbasis sekolah
• Literasi berbasis keluarga
• Literasi berbasis masyarakat
• Assessment, monitoring, dan evaluasi
B. Tahap 2 16 – 28 **)
1 Manajemen Pelaihan 2 – 4 JP
2 Prakik Adaptasi Pelaihan 2 – 4 JP
3 Peer Training 10 – 16 JP
4 Rencana Tindak Lanjut (RTL) 2 – 4 JP
JUMLAH
*) 1 JP (Jam Pelajaran) = 45 menit
**) Jumlah JP bergantung pada kebutuhan dan peserta pelaihan
Rincian waktu kegiatan Tipe B dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
WAKTU KEGIATAN FASILITATOR
UTAMA HARI PERTAMA
08.00 – 08.30 Pembukaan
08.30 – 09.15 Konsep Dasar dan Kebijakan GLN
09.15 – 10.00 Literasi Baca Tulis
10.00 – 10.15 Rehat Kopi
10.15 – 11.00 Literasi Baca Tulis
11.00 – 12.15 Literasi Numerasi
12.15 – 13.15 Isama
14
GERAKAN LITERASI NASIONAL
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
15.30 – 16.00 Isama
16.00 – 16.45 Literasi Finansial
16.45 – 17.30 Literasi Finansial
17.30 – 19.00 Isama
19.00 – 19.45 Literasi Sains
19.45 – 20.30 Literasi Sains
20.30 – 21.15 Literasi Budaya dan Kewargaan
21.15 – 22.00 Literasi Budaya dan Kewargaan
HARI KEDUA
08.00 – 08.45 Literasi Sekolah, Masyarakat, dan Keluarga
08.45 – 09.30 Literasi Sekolah, Masyarakat, dan Keluarga
09.30 – 09.45 Isirahat
09.45 – 10.30 Persiapan Pelaihan dan Prakik (Peer Training)
10.30 – 11.15 Peer Training
11.15 – 12.00 Peer Training
12.00 – 13.00 Isirahat
13.00 – 13.45 Peer Training
13.45 – 14.30 Peer Training
14.30 – 15.15 Peer Training
15.15 – 15.45 Isirahat
15.45 – 16.30 Peer Training
16.30 – 17.15 Peer Training
17.15 – 19.00 Isirahat
19.00 – 19.45 Manajemen Pelaihan
19.45 – 20.30 Manajemen Pelaihan
20.30 – Isirahat
HARI KETIGA 08.00 – 08.45 Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut
08.45 – 09.30 Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut
09.30 – 09.45 Isirahat
09.45 – 10.30 Persiapan penutupan
3. Metode Pelaihan
Model Laihan Parisipaif (Paricipatory Training Model)
Model pembelajaran parisipaif menekankan pada proses pembelajaran, yaitu kegiatan belajar dalam pelaihan dibangun atas dasar parisipasi akif (keikutsertaan) para peserta. Peserta pelaihan terlibat dalam semua
aspek kegiatan, mulai dari kegiatan merencanakan, melaksanakan,
sampai pada tahap menilai kegiatan pembelajaran dalam pelaihan.
Modul ini dirancang untuk melengkapi peserta dengan konsep GLN dan
kegiatan yang prakis untuk diterapkan di kelas pelaihan. Modul ini juga memberikan pengalaman belajar akif dan relevan. Dengan demikian, pelaihan ini banyak menerapkan pendekatan parisipatori dan relekif. Variasi metodologi seperi penjelasan/presentasi, diskusi, kerja dalam kelompok/berpasangan, studi kasus, diskusi tayangan video, tanya
jawab, demonstrasi, dan main peran (role play) juga diterapkan.
4. Isi Modul
No. MATERI KETERANGAN
1. Penguatan Konsep GLN Konsep GLN melipui materi sebagai berikut. 1) Konsep GLN,
2) Literasi Baca Tulis, 3) Literasi Numerasi, 4) Literasi Digital, 5) Literasi Finansial, 6) Literasi Sains,
7) Literasi Budaya dan Kewargaan, 8) Gerakan Literasi Sekolah,
9) Gerakan Literasi Keluarga, 10) Gerakan Literasi masyarakat, 11) Penilaian Keberhasilan GLN, dan
12) Teknik Fasilitasi Penyusunan dan Presentasi.
2. Manajemen Pelaihan Materi ini melipuiperan trainer, 1) metode pelaihan,
2) manajemen pelaihan, dan
16
GERAKAN LITERASI NASIONAL
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
3. Prakik Adaptasi Pelaihan Disediakan format untuk menyusun pelaihan dengan berbagai target peserta.
4. Peer Training Memberi kesempatan bagi peserta untuk
memprakikkan adaptasi pelaihan yang telah dibuat. 5. Evaluasi Terdiri atas dua materi:
1) Evaluasi, dan
2) Umpan balik atau masukan.
5. Langkah-Langkah Pelaihan
Langkah-langkah pelaihan dirancang dalam sebuah matriks dengan
memberikan keleluasaan kepada fasilitator utama untuk menggali
potensi peserta. Adapun rincian selama iga puluh jam pelaihan adalah
sebagai berikut.
WAKTU KEGIATAN KELUARAN SKENARIO KEGIATAN KETERANGAN
30
Kesiapan dan kesamaan pandangan tentang tujuan, strategi kegiatan, tata
terib, hak dan kewajiban, serta indak lanjut PCF.
Acara Pembukaan
Calon pelaih lebih
mamahami konsep dasar, landasan kebijakan, dan strategi pelaksanaan GLN di tataran kementerian, pemerintah daerah, dan sekolah.
Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang literasi baca tulis
Paparan dan Diskusi Kelas/ Kelompok
2 x 45 menit
Literasi Numerasi
Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang literasi numerasi
Paparan dan Diskusi Kelas/ Kelompok
2 x 45
menit Literasi Digital
Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang literasi digital
Paparan dan Diskusi Kelas/ Kelompok
2 x 45 menit
Literasi Finansial
Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang literasi finansial
WAKTU KEGIATAN KELUARAN SKENARIO KEGIATAN KETERANGAN
2 x 45
menit Literasi Sains
Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang literasi sains
Paparan dan Diskusi Kelas/ Kelompok
2 x 45 menit
Literasi Budaya dan Kewargaan
Calon pelaih diharapkan
dapat memahami tentang literasi budaya dan
kewargaan
Paparan dan Diskusi Kelas/ Kelompok
2 x 45 menit
Gerakan Literasi Sekolah
Calon pelaih mampu
menjelaskan kepada
peserta pelaihan
tentang berbagai strategi,
metode, teknik, dan takik
guru, kepala sekolah dan pengawas dalam
mensimulasi penumbuhan
dan pengembangan literasi di sekolah
• Diskusi kelas/ DKTFeedback dari
Master Trainer
Calon pelaih mampu
menjelaskan kepada
peserta pelaihan tentang
berbagai strategi, metode,
teknik, dan takik orang tua dalam mensimulasi
penumbuhan dan pengembangan literasi literasi anak di keluarga
• Penjelasan Master
• Diskusi kelas/ DKTFeedback dari
Master Trainer
Calon pelaih mampu
menjelaskan kepada
peserta pelaihan tentang
berbagai strategi, metode,
teknik, dan takik anggota
masyarakat dalam
mensimulasi penumbuhan
dan pengembangan literasi literasi masyarakat
• Diskusi kelas/ DKTFeedback dari
Master Trainer (MT)
Kelas/
18
GERAKAN LITERASI NASIONAL
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
WAKTU KEGIATAN KELUARAN SKENARIO KEGIATAN KETERANGAN
1 x 45 menit
Assessment, monitoring,
dan evaluasi
Calon pelaih mampu
menjelaskan kepada
peserta pelaihan tentang
implementasi monitoring dan evaluasi GLN.
• Penjelasan Master GLN, dan usulan
strategi kreaif
dalam mengukur implementasi
GLNDiskusi kelas/ DKTFeedback dari
Master Trainer
Calon pelaih memahami
dan melaksanakan strategi dan metode
pelaihan/pembelajaran,
menggunakan berbagai
model komunikasi efekif,
dan evaluasi hasil belajar.
WAKTU KEGIATAN KELUARAN SKENARIO KEGIATAN KETERANGAN
Calon pelaih memahami
berbagai situasi dan
kondisi pelaihan GLN yang idak selalu bersifat paket/
utuh, tetapi bisa bersifat parsial, dominan pada
jenis parisipan tertentu,
atau bersifat penyegaran dan penguatan, sarana
idak lengkap, adaptasi ruang. Calon pelaih
mampu menyusun
program pelaihan
situasional tersebut dan melaksanakan
pelaihan dengan baik
dengan mengabdi pada ketercapaian tujuan situasi dan kondisi
pelaihan yang idak selalu bersifat paket/utuh, tetapi
bisa bersifat parsial, dominan pada
• Diksusi kelas/DKT
tentang skenario
adaptasi pelaihan
GLNFeedback dari
Master Trainer
Calon pelaih menyusun
dan merakit skenario pembelajaran dan perangkat pembelajaran, metode, alat dan media, bahan belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, alat evaluasi yang akan diterapkan pada peer
training.
• Penjelasan Master
Trainer (MT)
• Kerja individual menyusun
kompetensi yang dimiliki
sebagai calon pelaih GLN
di dalam peer training
di bawah supervisi MT secara sistemais dengan
mekanisme feedback yang sudah disiapkan dan diberikan secara langsung sesaat setelah pelaksanaan
peer training.
• Penjelasan Master
Trainer (MT)
• Prakik peer training di bawah supervisi
MTFeedback dari
Master Trainer (MT)
20
GERAKAN LITERASI NASIONAL
MODUL DAN PEDOMAN PELATIHAN FASILATOR
WAKTU KEGIATAN KELUARAN SKENARIO KEGIATAN KETERANGAN
1 x 45
menit Penutup
Calon pelaih memiliki semangat dan moivasi
yang lebih baik untuk mengembangkan GLN di wilayah kerjanya masing-masing dan memiliki
rencana indak lanjut yang
jelas.
Penutupan
• Laporan ketua
paniia
• Sambutan penanggung jawab kegiatan kesan dan pesan
pesertaDoa
penutup