• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PAUD 1009378 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PAUD 1009378 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT

DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang

membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai

keuntungan, baik bagi individu maupun masyarakat.

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri.

Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran,

peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya merupakan suatu upaya

ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk

mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana

belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa

bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu

seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan

pembelajaran di Pendidikan Usia Dini.

Menurut Lester D, Crow dan Alice Crow dalam Mulyasa (2005) bahwa

(2)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT

DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hudgins (1982), belajar dapat di definisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah

laku yang mengakibatkan adanya pengalaman.

Proses pembelajaran awal yang menyenangkan sangat berpengaruh pada

kemajuan dari segi pembelajaran akademik lain dan kreativitas. Brenner (1990)

dalam Solehuddin (2000) menyatakan bahwa tak ada masa yang lebih potensial untuk

belajar daripada masa tahun-tahun awal kehidupan anak. Sehingga akan lebih baik

bagi anak pada masa ini untuk diberi stimulasi belajar yang efektif untuk

mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Proses pembelajaran awal

yang menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus dapat

dioptimalisasi pada awal kehidupan anak. Oleh karena itu pihak sekolah selayaknya

mengembangkan kegiatan belajar yang sesuai dengan perkembangan anak untuk

dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Hurlock (1978) bahwa penguasaan motorik halus anak penting bagi anak,

karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula

penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di sekolah.

Menurut Holts (2009). Kemampuan motorik anak dikatakan terlambat, bila di

usianya yang seharusnya ia sudah dapat mengembangkan keterampilan baru, tetapi ia

tidak menunjukkan kemajuan. Anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam

perkembangan motorik halus mengalami kesulitan untuk mengkoordinasikan gerakan

(3)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT

DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ada beberapa perbaikan kualitas pembelajaran. Misalnya dapat melakukan perbaikan

melalui bahan ajar melipat.

Penulis melakukan observasi awal dengan melihat hasil melipat pada anak

PAUD Al-Mahmudiah kelompok B dengan jumlah 14 anak yang di observasi, anak

yang tidak berhasil ada 9 anak yang berhasil dengan bantuan 2 anak, yang berhasil

dengan mandiri ada 3 anak.

Kegiatan pembelajaran melipat yang disajikan seringkali tidak sesuai dengan

tingkat usia siswa. Melipat yang disajikan tidak berkaitan dangan lingkungan anak,

selain itu melipat tidak konkrit. Seringkali kegiatan melipat, anak tidak dianalisis oleh

guru. Sehingga anak tidak terukur kemampuan keterampilan melipatnya.

Selain tingkat kedekatan bahan ajar dengan dunia anak, metode yang

digunakan masih menggunakan metode ceramah dan penugasan saja, sehingga anak

merasa jenuh dan bosan. Begitupun dengan media pembelajaran, seringkali pada saat

mengajar keterampilan melipat, guru tidak menggunakan media pembelajaran

sehingga siswa selalu merasa jenuh dan pembelajaran menjadi tidak menarik.

Evaluasi dalam melipat melihat proses dan hasilnya, siswa seringkali hanya

dibuatkan oleh orang tuanya, yang seharusnya dalam penilaian sesuai dengan proses.

Sehingga kemampuan siswa dalam keterampilan melipat belum dapat terukur. Hal ini

didukung oleh riset yang dilakukan oleh Sri Sunarti (2010), agar siswa tertarik

dengan kegiatan keterampilan melipat maka guru dituntut untuk mampu menggali

(4)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT

DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian di PAUD Al-Mahmudiah

melalui proses meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan melipat dedaunan

di alam sekitar.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini adalah :

1. Kemampuan motorik halus peserta didik pada umumnya masih rendah.

2. Bagaimana caranya untuk meningkatkan motorik halus anak usia dini.

3. Perlu adanya metode pembelajaran yang menarik untuk anak didik

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana strategi dalam meningkatkan kemampuan motorik

halus melalui kegiatan melipat di PAUD Al-Mahmudiah?”

Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan motorik halus anak di PAUD

Al-Mahmudiah Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut?

2. Bagaimana pelaksanan kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat di

PAUD Al-Mahmudiah Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat

di PAUD Al-Mahmudiah Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut?

(5)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT

DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan

gambaran tentang pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus

melalui kegiatan melipat di PAUD Al-Mahmudiah.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan motorik halus di PAUD

Al-Mahmudiah Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan peningkatan kemampuan motorik halus

melalui kegiatan melipat di PAUD Al-Mahmudiah Kecamatan Pakenjeng

Kabupaten Garut.

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan

melipat di PAUD Al-Mahmudiah Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mendapatkan

gambaran bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan

melipat di PAUD Al-Mahmudiah. Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a. dapat memberikan wawasan tentang pendidikan Anak Usia Dini.

b. dapat meningkatkan mutu Pendidikan Anak Usia Dini

(6)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT

DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Memotivasi siswa agar lebih meningkatkan kemampuan motorik halus.

b. Membuat siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar.

c. Meningkatkan kompetensi kognitif dan apektif siswa.

d. Mengembangkan daya imajinatif, sikap kepedulian, kesadaran siswa

terhadap lingkungan sekitar.

3. Bagi Pendidik

a. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan

pembelajaran.

b. Meningkatkan kualitas guru dalam mengajar.

c. Meningkatkan rasa percaya diri.

d. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan inovasi pembelajaran.

e. Meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan

permasalahan pembelajaran.

4. Bagi Satuan PAUD

a. Meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Mendapatkan gambaran mengenai kemampuan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran meningkatkan motorik halus

c. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan keterampilan melipat

(7)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT

DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I skripsi ini di dalamnya terdapat Latar Belakang Masalah penelitian,

Identifikasi Masalah penelitian, Rumusan masalah penelitian, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi.

BAB II skripsi ini isinya mengenai Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran ,dan

Hipotesis Penelitian.

BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian

BAB IV di dalamnya berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran yang dilakukan kebanyakan guru hanya terbatas pada memberikan pengetahuan. hafalan, dan kurang menekankan pada aspek kognitif yang tinggi, seperti ketajaman

Tjiptono, Fandy, dan Anastasia Diana, Total Quality Management, Edisi V, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003. Universitas

Dengan keamanan data tersebut, maka dalam pembuatan laporan perhitungan gaji pegawai, pengontrolan dan keakuratan data akan lebih terjamin, sehingga gaji akan diterima oleh

Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (Ppl) Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Hasil penelitian menunjukkan taraf pemberian perasan rumput laut Sargassum crassifolium berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun tanaman kecuali jumlah sulur, umur

Pemberian perasan rumput laut Sargassum crassifolium berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada tanaman dengan taraf perasan terbaik yaitu P5 (250 g/liter air).. Hasil

Animasi tradisional sistem pengerjaannya dengan menggabungkan satu persatu tiap-tiap gambar buatan tangan sedangkan animasi komputer pengerjaannya lebih cepat dan bagus

(2) Jenis dan jenjang Diklat Fungsional untuk masing-masing jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh instansi Pembina Jabatan Fungsional