• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT SYSTEM (ESMS) KORPORASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT SYSTEM (ESMS) KORPORASI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Peraturan Direksi

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Nomor : PD-7/SMI/0615

Tanggal: 23 Juni 2015

PEDOMAN

ENVIRONMENTAL AND SOCIAL

MANAGEMENT SYSTEM (ESMS)

KORPORASI

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

2015

(2)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

DAFTAR ISI

Pedoman ESMS Korporasi i

BAB I - PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Maksud dan Tujuan ... 1

3. Ruang Lingkup ... 1

4. Landasan Hukum ... 1

5. Pengecualian ... 2

6. Definisi ... ... 2

BAB II – KEBIJAKAN, ETIKA, DAN RISIKO PENGELOLAAN ESMS KOPORASI ... 4

1. Kebijakan ESMS Korporasi ... 4

2. Etika Pengelolaan ESMS Korporasi ... 4

3. Risiko Pengelolaan ESMS Korporasi ... 4

BAB III – ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB ESMS KORPORASI ... 6

1. Direksi ... 6

2. Divisi Manajemen Risiko ... 6

3. Divisi Dukungan Kerja ... 6

4. Divisi Sekretaris Perusahaan ... 7

BAB IV –REGULASI DAN EVALUASI ESMS KORPORASI ... 8

1. Regulasi ESMS Korporasi ... 8

2. Evaluasi Kepatuhan ESMS Korporasi ... 8

BAB V – PERSYARATAN TEKNIS ESMS KORPORASI ... 10

1. Persyaratan Pengelolaan Lingkungan ... 10

2. Persyaratan Pengelolaan Keselamatan Kerja ... 10

3. Persyaratan Kesehatan Kerja ... 13

4. Persyaratan Sosial ... 15

5. Persyaratan Ketenagakerjaan ... 16

BAB VI – ADMINISTRASI DOKUMEN DAN PEMANTAUAN ESMS KORPORASI ... 17

1. Administrasi Dokumen ... 17

2. Pemantauan ... 17

(3)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

DAFTAR ISI

Pedoman ESMS Korporasi ii

BAB VIII – LAMPIRAN ... 19

Lampiran I : Jalur Evakuasi PT SMI (Persero) ... 19

Lampiran II : Daftar Pelaksanaan ESMS Korporasi ... 21

Lampiran III : Formulir Laporan Kecelakaan Kerja ... 24

(4)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PENDAHULUAN

BAB - I

Pedoman ESMS Korporasi Hal 1 / 25

BAB I - PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) yang untuk selanjutnya disebut “Perseroan” adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan untuk mendorong percepatan pembiayaan infrastruktur nasional melalui kemitraan dengan pihak swasta dan/atau lembaga keuangan multilateral.

Untuk mewujudkan maksud di atas, Perseroan berkomitmen untuk mengelola aktivitas bisnisnya yang berwawasan lingkungan dan memiliki pertanggungjawaban sosial. Oleh karenanya, Perseroan memandang penting diterbitkannya Pedoman Environmental and Social Management System (ESMS) Korporasi yang selanjutnya disebut “Pedoman ESMS Korporasi” sebagai acuan bagi Perseroan untuk memenuhi ketentuan dan persyaratan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial yang berlaku di Indonesia.

Di samping itu terkait dengan bisnis perusahaan, PT SMI telah menerbitkan Pedoman

Environmental and Social Management System (ESMS) Proyek sebagai acuan Perseroan dalam

melakukan aktivitas pembiayaan dan investasi, pengembangan proyek, serta pemberian jasa konsultasi untuk proyek infrastruktur yang sesuai dengan ketentuan dan persyaratan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial yang berlaku di Indonesia.

2. Maksud dan Tujuan

Pedoman ESMS Korporasi dimaksudkan sebagai acuan Perseroan dalam melaksanakan aktivitas korporasi, dengan tujuan sebagai berikut:

a. Memastikan bahwa Korporasi mengelola dan memenuhi ketentuan dan persyaratan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial yang berlaku di Indonesia.

b. Memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab, serta peran dan fungsi tiap – tiap unit kerja terkait dalam mengelola ESMS Korporasi.

c. Menjaga konsistensi dan tingkat kinerja dalam melaksanakan dan mengelola ESMS Korporasi, sehingga tercipta proses kerja yang efektif dan efisien.

3. Ruang Lingkup

Pedoman ESMS Korporasi ini berisi panduan Perseroan dalam melaksanakan pengelolaan dan pemenuhan ketentuan dan persyaratan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial yang berlaku di Indonesia yang disesuaikan dengan aktivitas bisnis dan kompleksitas usaha Perseroan.

4. Landasan Hukum

Pedoman ESMS Korporasi disusun dengan mengacu kepada ketentuan – ketentuan sebagai berikut: a. Undang - Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

(5)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PENDAHULUAN

BAB - I

c. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-01/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per-02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

f. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-08/MBU/2013 Tahun 2013 tentang

Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan

Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan. g. Anggaran Dasar PT Sarana Multi Infrastruktur.

h. Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance). i. Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct). j. Pedoman Manajemen Risiko.

k. Pedoman Penyusunan Kebijakan Perseroan.

l. Peraturan Direksi mengenai Tugas Pokok dan Fungsi Divisi Perseroan.

5. Pengecualian

Dalam hal terdapat keadaan-keadaan tertentu yang mengharuskan terjadinya pengecualian terhadap Pedoman ini wajib mendapatkan persetujuan dari Direksi. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta review terlebih dahulu dari Divisi Manajemen Risiko (DMR).

Pengecualian dimaksud harus didasarkan pada hasil analisis atas transaksi atau kegiatan usaha, memperhatikan faktor risiko yang dapat terjadi, dan pertimbangan manajerial yang seksama terkait kepentingan Perseroan.

6. Definisi

a. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

: Zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

(6)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PENDAHULUAN

BAB - I

Pedoman ESMS Korporasi Hal 3 / 25

b. Environmental and

Social Management System (ESMS)

: Sebuah sistem pengelolaan proses dan prosedur dimana sebuah organisasi menganalisa, mengontrol, dan mengurangi dampak lingkungan dan sosial yang dihasilkan dari aktivitas, produk, dan jasanya.

c. Regulasi : Kondisi atau kemampuan yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh seluruh aktivitas, produk, dan layanan terkait ketentuan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial.

d. Risiko : Potensi terjadinya suatu peristiwa, baik yang dapat diperkirakan maupun tidak dapat diperkirakan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi pencapaian visi, misi, tujuan/sasaran Perseroan.

(7)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

KEBIJAKAN, ETIKA, DAN RISIKO

PENGELOLAAN ESMS KORPORASI

BAB - II

BAB II – KEBIJAKAN, ETIKA, DAN RISIKO PENGELOLAAN ESMS KOPORASI 1. Kebijakan ESMS Korporasi

Perseroan berkomitmen untuk mengelola Korporasi dengan :

a. Memastikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dan tamu di kantor Perseroan. b. Memastikan pengendalian dampak lingkungan dari operasional Perseroan.

c. Memastikan pengendalian isu sosial di dalam operasional Perseroan.

d. Memenuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku terkait lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial.

e. Melakukan perbaikan berkelanjutan demi terciptanya lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial yang baik di kantor Perseroan.

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, maka Perseroan akan :

a. Menyediakan sarana dan prasarana lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial yang memadai.

b. Memberikan pelatihan dan pembinaan pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial kepada karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran karyawan terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial.

c. Berperan aktif untuk memenuhi semua peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berkaitan dengan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial.

2. Etika Pengelolaan ESMS Korporasi

Pelaksana dan para pihak yang terkait dalam pengelolaan ESMS Korporasi harus mematuhi etika usaha dan tata perilaku perusahaan (code of conduct) yang berlaku sebagaimana diatur dalam Pedoman ini.

3. Risiko Pengelolaan ESMS Korporasi

Dalam melakukan pengelolaan ESMS Korporasi harus memperhatikan dan mempertimbangkan potensi risiko – risiko yang dapat terjadi dan berupaya melakukan tindakan mitigasi atas risiko tersebut:

a. Risiko Kepatuhan

Risiko ketidakpatuhan terjadi apabila tidak melaksanakan peraturan perundang – undangan dan ketentuan lain yang berlaku terkait lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial, yang dapat berpotensi pada pengenaan denda ataupun sanksi bagi Perseroan.

Mitigasi risiko kepatuhan dilakukan dengan memastikan pengelolaan ESMS Korporasi yang dilakukan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, seperti Undang – Undang, Peraturan

(8)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

KEBIJAKAN, ETIKA, DAN RISIKO

PENGELOLAAN ESMS KORPORASI

BAB - II

Pedoman ESMS Korporasi Hal 5 / 25

Pemerintah, Peraturan Menteri, dan ketentuan lainnya yang mengatur tentang lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial.

b. Risiko Operasional

Risiko yang disebabkan ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya permasalahan eksternal yang mempengaruhi aktivitas usaha Perseroan, seperti kesalahan prosedural dalam melakukan pengelolaan ESMS Korporasi.

Mitigasi risiko operasional dilakukan dengan memastikan dimilikinya pedoman, prosedur dan manual/juknis yang mengatur mengenai pengelolaan ESMS Korporasi, terdapat budaya kontrol (dual control), dan pemisahan tugas yang jelas (segregation of duties).

c. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan aktivitas usaha Perseroan atau persepsi negatif terhadap Perseroan terkait dengan tidak memadainya pengelolaan ESMS Korporasi yang dilakukan oleh Perseroan.

Mitigasi risiko reputasi antara lain dilakukan melalui pengelolaan komunikasi baik secara internal dan eksternal dengan para pemangku kepentingan melalui aktivitas – aktivitas yang dapat menciptakan citra perusahaan yang baik (positive corporate image) termasuk dengan media.

(9)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB

ESMS KORPORASI

BAB - III

BAB III – ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB ESMS KORPORASI 1. Direksi

a. Menetapkan kebijakan dan risk appetite pelaksanaan ESMS pada aktivitas Perseroan.

b. Menetapkan struktur organisasi termasuk kewenangan dan tanggung jawab yang jelas terkait pelaksanaan ESMS Korporasi pada aktivitas Perseroan.

c. Memantau kepatuhan pelaksanaan pengelolaan ESMS dan memberikan arahan perbaikan pelaksanaan pengelolaan ESMS pada aktivitas Perseroan.

2. Divisi Manajemen Risiko

a. Kepala Divisi Manajemen Risiko dengan tanggung jawab sebagai berikut:

i. Memastikan aktivitas Korporasi telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam regulasi.

ii. Menyetujui hasil evaluasi kepatuhan ESMS Korporasi yang dipersiapkan oleh ESMS

Officer.

b. ESMS Officer dengan tanggung jawab sebagai berikut:

i. Mengevaluasi aktivitas Korporasi telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam regulasi.

ii. Melakukan evaluasi kepatuhan ESMS Korporasi dan menyusun Laporan ESMS Korporasi, termasuk merekomendasikan Corrective Action Plan (CAP).

iii. Menyimpan dan memelihara salinan dokumen ESMS Korporasi dalam bentuk hardcopy atau softcopy.

3. Divisi Dukungan Kerja

a. Memastikan aktivitas Korporasi memenuhi ketentuan terkait lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam regulasi.

b. Memastikan kecukupan atas sumber daya terkait pelaksanaan ESMS Korporasi dan pembentukan Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Tim K3).

c. Memastikan sarana dan prasarana agar Korporasi dapat memenuhi ketentuan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam regulasi. d. Memastikan kecukupan pelatihan dan pembinaan pengelolaan lingkungan, kesehatan dan

keselamatan kerja, serta ketenagakerjaan kepada karyawan.

e. Membuat program aktivitas Korporasi dalam rangka memenuhi ketentuan terkait lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta ketenagakerjaan.

(10)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB

ESMS KORPORASI

BAB - III

Pedoman ESMS Korporasi Hal 7 / 25

f. Menyiapkan sarana dan prasarana agar Perseroan dapat memenuhi ketentuan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta ketenagakerjaan

g. Membuat program pelatihan dan pembinaan pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta ketenagakerjaan kepada karyawan.

h. Melaksanakan penanggulangan keadaan darurat Korporasi.

i. Menyimpan dan memelihara dokumen asli ESMS Korporasi dalam bentuk hardcopy dan salinan dokumen dalam bentuk softcopy.

4. Divisi Sekretaris Perusahaan

a. Memastikan aktivitas Korporasi memenuhi ketentuan terkait pengelolaan sosial sebagaimana diatur dalam regulasi.

b. Melakukan pemantauan terhadap pemenuhan pengelolaan sosial dalam aktivitas Korporasi. c. Menyimpan dan memelihara dokumen asli ESMS Korporasi terkait pengelolaan sosial dalam

(11)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

REGULASI DAN EVALUASI ESMS

KORPORASI

BAB - IV

BAB IV –REGULASI DAN EVALUASI ESMS KORPORASI 1. Regulasi ESMS Korporasi

Perseroan memastikan kepatuhan operasional Korporasi atas Peraturan Republik Indonesia terkait lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial seperti disebutkan dalam Bab I Bagian 4. Landasan Hukum.

2. Evaluasi Kepatuhan ESMS Korporasi a. Pelaksana Evaluasi

Pelaksana evaluasi adalah ESMS Officer bersama dengan Divisi Dukungan Kerja (DDK) dan Divisi Sekretaris Perusahaan (DSP).

b. Komponen Evaluasi

Perseroan menetapkan komponen lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial yang dievaluasi dalam evaluasi ESMS Korporasi, sebagai berikut:

Tabel 1. Komponen Evaluasi ESMS Korporasi

No Komponen Sub Komponen

1 Kebijakan ESMS Kebijakan ESMS

2 Lingkungan Pengelolaan Limbah Padat Domestik

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) 3 Keselamatan Kerja Rencana Tanggap Darurat

Kecelakaan Kerja

Keselamatan Saat Perjalanan Dinas

4 Kesehatan Kerja Udara Ruangan (suhu dan kelembaban, debu, pertukaran udara, gas pencemar, mikrobiologi)

Pencahayaan Kebisingan

Pemantauan Kesehatan Karyawan 5 Sosial Corporate Social Responsibility

6 Ketenagakerjaan Aturan Ketenagakerjaan c. Laporan Evaluasi Kepatuhan ESMS Korporasi

i. Laporan Evaluasi Kepatuhan ESMS Korporasi memuat :

1) Komponen evaluasi kepatuhan ESMS Korporasi sebagaimana diatur pada Tabel 1 di atas.

2) Kondisi lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, sosial Korporasi, serta

(12)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

REGULASI DAN EVALUASI ESMS

KORPORASI

BAB - IV

Pedoman ESMS Korporasi Hal 9 / 25

ii. Ketentuan terkait Laporan Evaluasi Kepatuhan ESMS Korporasi adalah sebagai berikut: 1) Laporan Evaluasi Kepatuhan ESMS Korporasi disusun dan diusulkan oleh ESMS

Officer untuk disetujui oleh Kepala Divisi Manajemen Risiko.

2) DMR menyampaikan Laporan Evaluasi Kepatuhan ESMS Korporasi kepada DDK dan DSP serta tembusan kepada Direksi untuk ditindaklanjuti.

3) Untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial, evaluasi kepatuhan ESMS Korporasi dilakukan setahun sekali atau setiap saat dibutuhkan oleh Perseroan.

(13)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PERSYARATAN TEKNIS ESMS

KORPORASI

BAB - V

BAB V – PERSYARATAN TEKNIS ESMS KORPORASI 1. Persyaratan Pengelolaan Lingkungan

a. Pengelolaan Limbah Padat Domestik

i. Dilengkapi dengan tempat sampah dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, serta dilengkapi dengan penutup.

ii. Sampah kering dan sampah basah ditampung dalam tempat sampah yang terpisah. iii. Memastikan pengelola gedung menyediakan tempat pengumpulan sampah sementara. b. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3)

i. Limbah B3 yang dihasilkan dari aktivitas Korporasi harus ditampung di tempat pengolahan limbah B3 sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku. Daftar limbah B3 dari aktivitas Korporasi adalah sebagai berikut:

1) Lampu fluorescent, 2) Tinta printer bekas, 3) Batu baterai bekas, 4) Komputer/laptop bekas, 5) Obat – obatan kadaluarsa.

ii. Penampungan limbah B3 dan limbah domestik harus dipisahkan. Limbah B3 ditampung dan dikelola secara terpisah oleh pengelola gedung.

2. Persyaratan Pengelolaan Keselamatan Kerja a. Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Tim K3)

Tim K3 memastikan aktivitas Korporasi memenuhi ketentuan terkait lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk melaksanakan penanggulangan keadaan darurat Korporasi sesuai dengan fungsi masing – masing anggota.

Peran, wewenang, dan tanggung jawab Tim K3 adalah sebagai berikut: i. Ketua Tim K3

 Membuat program pelaksanaan K3 dalam Korporasi.

 Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan prasarana K3.

 Mengundang partisipasi seluruh karyawan untuk melangsungkan pelatihan dan pembinaan pengelolaan K3 Perseroan.

 Menjadwalkan pertemuan rutin maupun nonrutin Tim K3.

(14)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PERSYARATAN TEKNIS ESMS

KORPORASI

BAB - V

Pedoman ESMS Korporasi Hal 11 / 25

ii. Pemadam Kebakaran dan Keamanan

 Jika terjadi kebakaran, melaksanakan pemadaman kebakaran menggunakan semua sarana pemadam api di lingkungan Perseroan secara aman, selamat, dan efektif.

 Melakukan pengecekan sarana dan prasarana pemadam api serta melaporkan segala kekurangan/kerusakan kepada Ketua Tim K3.

 Melaksanakan tindakan keamanan internal maupun eksternal. iii. Evakuasi dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

 Memimpin prosedur evakuasi secara aman, selamat, dan cepat.

 Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana evakuasi dan P3K di lingkungan Perseroan kepada Ketua Tim K3.

 Melaporkan adanya korban tertinggal, terjebak, ataupun terluka kepada Regu P3K maupun Ketua Tim K3.

 Melaksanakan tindakan P3K.

 Melaporkan kepada Ketua Tim K3 bilamana terdapat korban yang memerlukan tindakan medis lanjut pihak ketiga di luar Perseroan.

iv. Komunikasi

 Memastikan alur komunikasi antar Tim K3 dapat dilangsungkan secara baik dan lancar.

 Memantau seluruh informasi internal dan mengakomodasi informasi/pemberitaan untuk pihak luar.

 Menghubungi pihak eksternal terkait untuk kepentingan tanggap darurat (pengelola gedung/kepolisian).

b. Rencana Tanggap Darurat i. Jenis Keadaan Darurat

Perseroan mengidentifikasi potensi keadaan darurat di lingkungan Korporasi adalah sebagai berikut:

1) Kebakaran, 2) Gempa bumi,

3) Terorisme (ancaman bom),

4) Demonstrasi/ huru – hara/unjuk rasa di lingkungan gedung. ii. Sarana/Prasarana Keadaan Darurat

Perseroan menyediakan sarana/prasarana keadaan darurat di lingkungan kantor dengan persyaratan sebagai berikut:

(15)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PERSYARATAN TEKNIS ESMS

KORPORASI

BAB - V

1) Menyediakan jalur evakuasi di dalam kantor yang bebas dari penghalang dan diberi tanda yang jelas.

2) Menyediakan sekurang – kurangnya dua jalur evakuasi menuju tempat berkumpul

(assembly point). Assembly point harus sesuai dengan lokasi yang ditetapkan oleh

pengelola gedung.

Lampiran 1 – Jalur Evakuasi PT. SMI memperlihatkan jalur evakuasi.

3) Pada saat terjadi keadaan darurat, seluruh pintu keluar tidak terkunci dan harus membuka ke arah luar.

4) Memasang fasilitas untuk mengidentifikasi dan me – response keadaan darurat, terutama terkait kebakaran, yaitu sebagai berikut:

 Pendeteksi Asap/Api,

Sprinkler System,

 Alat Pemadam Api Ringan (APAR),

Hydrant,

 Kotak P3K,

 Tandu.

5) Penerangan darurat harus dipasang dan beroperasi dengan baik. iii. Pelatihan Tanggap Darurat

1) Orientasi/informasi terhadap keadaan darurat termasuk jalur evakuasi harus diberikan kepada karyawan dan tamu yang berkunjung.

2) Latihan penanganan keadaan darurat dan evakuasi harus dilakukan setahun sekali untuk mengetahui kesiapsiagaan menghadapi keadaan darurat, yang dilakukan bersama dengan pengelola gedung.

Prosedur penanganan keadaan darurat mengikuti prosedur yang disiapkan oleh pengelola gedung.

c. Kecelakaan Kerja

Persyaratan terkait kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:

i. Setiap karyawan harus melaporkan hal – hal berikut yang terjadi di tempat kerjanya kepada atasan yang bersangkutan atau Ketua Tim K3:

1) Kondisi tidak aman, 2) Perilaku tidak aman, 3) Kejadian nyaris celaka, 4) Kecelakaan kerja.

(16)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PERSYARATAN TEKNIS ESMS

KORPORASI

BAB - V

Pedoman ESMS Korporasi Hal 13 / 25

ii. Tim K3 harus melaksanakan investigasi terhadap kecelakaan kerja untuk mencegah terulangnya kembali kejadian serupa di kemudain hari serta untuk mengidentifikasi peluang peningkatan keselamatan di tempat kerja.

iii. Investigasi kecelakaan dilaksanakan dengan pendekatan metode untuk menyelidiki akar penyebab terjadinya suatu kecelakaan.

iv. Seluruh hasil investigasi (gambar, foto, video, serta media lain yang berkaitan dengan terjadinya kecelakaan) harus didokumentasikan dan dipelihara oleh Tim K3.

v. Hasil investigasi insiden dikomunikasikan kepada seluruh karyawan termasuk tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang diperlukan (dibutuhkan) di tempat kerja sehingga tercipta tempat kerja yang lebih aman bagi semua karyawan.

d. Keselamatan Saat Perjalanan Dinas

Persyaratan terkait keselamatan dalam melakukan perjalanan dinas adalah sebagai berikut: i. Pemberi Tugas harus memastikan bahwa karyawan yang melakukan perjalan dinas

memiliki kondisi kesehatan yang baik sebelum ditugaskan untuk melakukan perjalan dinas tersebut.

ii. Untuk memastikan kondisi kesehatan dan keselamatan selama melakukan perjalanan dinas, karyawan wajib melaporkan kondisinya kepada Pemberi Tugas/atasan langsung. Frekuensi pelaporan disepakati dengan Pemberi Tugas/atasan langsung.

iii. Jika terjadi isu kesehatan dan keselamatan saat melakukan perjalanan dinas, terutama kondisi yang membahayakan karyawan, karyawan harus segera melaporkannya kepada Pemberi Tugas/atasan langsung dan meminta petunjuk untuk melakukan tindakan berikutnya dalam merespon kondisi tersebut.

iv. Apabila perjalanan dinas melibatkan site visit ke lokasi proyek, karyawan harus memiliki awareness terhadap keselamatan dan memastikan hal berikut di lokasi proyek : 1) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai untuk lokasi proyek. Karyawan

harus melakukan koordinasi dengan calon klien atau klien terkait dengan jenis APD yang dibutuhkan di lokasi proyek.

2) Bila kunjungan ke lokasi proyek memerlukan pelatihan khusus, misalnya kunjungan ke fasilitas offshore yang memerlukan training Basic Offshore Safety Induction and

Emergency Training (BOSIET), maka karyawan harus melakukan koordinasi dengan

calon klien atau klien terkait dengan jenis pelatihan yang dibutuhkan.

v. Apabila dalam perjalanan dinas terdapat aktivitas mengemudi, disarankan untuk melakukan istirahat selama 10 – 15 menit setiap tiga (3) jam perjalanan.

3. Persyaratan Kesehatan Kerja

a. Persyaratan Kesehatan Ruangan Kerja

(17)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PERSYARATAN TEKNIS ESMS

KORPORASI

BAB - V

1) Suhu dan Kelembaban:

 Suhu : 180 – 280 C

 Kelembaban : 40% – 60% 2) Debu

Kandungan debu maksimal di dalam udara ruangan dalam pengukuran rata – rata 8 jam adalah sebagai berikut:

No Jenis Debu Konsentrasi Maksimal 1 Debu 0,15 mg/m3

2 Asbestos 5 serat/ml udara dengan panjang serat 5 mikron 3) Pertukaran Udara

 Pertukaran udara: 0,283 m3/menit/orang.

 Laju ventilasi: 0,15 – 0,25 m/detik. 4) Gas Pencemar

Kandungan gas pencemar dalam ruang kerja, dalam rata – rata pengukuran 8 jam sebagai berikut:

No Jenis Debu Konsentrasi Maksimal

mg/m3 ppm

1 Asam Sulfida (H2S) 1 -

2 Amonia (NH3) 17 25

3 Karbon Monoksida (CO) 29 25 4 Nitrogen Dioksida (NO2) 5,6 3,0

5 Sulfur Dioksida (SO2) 5,2 2,0

5) Mikrobiologi

 Angka kuman < 700 koloni/ m3

udara.

Bebas kuman pathogen. ii. Pencahayaan

Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux. iii. Kebisingan

Tingkat kebisingan di ruang kerja maksimal 85 dBA.

Pengukuran dan pemantauan terhadap persyaratan kesehatan ruangan kerja dikoordinasikan oleh Tim K3. Sesuai dengan persyaratan yang berlaku, pengukuran dan pemantauan harus dilakukan oleh laboratorium terakreditasi dengan frekuensi setahun sekali untuk memastikan lingkungan kerja yang sehat bagi karyawan. Dalam hal hasil pengukuran dan pemantauan kesehatan ruangan kerja tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan, Tim K3

(18)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PERSYARATAN TEKNIS ESMS

KORPORASI

BAB - V

Pedoman ESMS Korporasi Hal 15 / 25

harus melakukan investigasi serta melakukan perbaikan agar bisa memenuhi baku mutu yang ditetapkan.

b. Pemantauan Kesehatan Karyawan

Persyaratan pemeriksaan kesehatan karyawan adalah sebagai berikut:

i. Perseroan harus melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap calon karyawan sebelum diterima kerja.

Pemeriksaan kesehatan terhadap calon karyawan sebelum diterima kerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi – tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja yang lainnya dapat dijamin.

ii. Perseroan harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang – kurangnya 1 (satu) tahun sekali atau sesuai ketentuan Perusahaan yang berlaku.

Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh – pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha – usaha pencegahan.

iii. Perseroan harus melakukan pemeriksaan kesehatan khusus

Pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh – pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan – golongan tenaga kerja tertentu.

Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan pula terhadap:

 Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu.

 Tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja wanita dan tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.

 Tenaga kerja yang terdapat dugaan – dugaan tertentu mengenai gangguan–gangguan kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeriksaan kesehatan karyawan dituangkan di pedoman/prosedur terpisah.

4. Persyaratan Sosial

Persyaratan terkait pengelolaan sosial adalah sebagaimana ketentuan yang terkait dengan pengelolaan sosial Perseroan.

(19)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PERSYARATAN TEKNIS ESMS

KORPORASI

BAB - V

5. Persyaratan Ketenagakerjaan

Persyaratan terkait pengelolaan ketenagakerjaan telah diatur dalam Peraturan Perusahaan yang berlaku.

(20)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

ADMINISTRASI DOKUMEN DAN

PEMANTAUAN ESMS KORPORASI

BAB - VI

Pedoman ESMS Korporasi Hal 17 / 25

BAB VI – ADMINISTRASI DOKUMEN DAN PEMANTAUAN ESMS KORPORASI 1. Administrasi Dokumen

Dokumen Korporasi terkait pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial adalah sebagai berikut:

a. Hasil pemantauan keselamatan dan kesehatan lingkungan kantor. b. Hasil pemantauan kesehatan karyawan.

c. Program dan dokumentasi pembinaan pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial.

d. Program dan laporan Corporate Social Responsibility.

2. Pemantauan

a. DDK melakukan pemantauan terhadap pemenuhan pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta ketenagakerjaan dalam aktivitas Korporasi, termasuk memenuhi

Corrective Action Plan.

b. DSP melakukan pemantauan terhadap pemenuhan pengelolaan sosial dalam aktivitas Korporasi.

(21)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

PENUTUP

BAB - VII

BAB VII – PENUTUP

Pedoman ini berlaku efektif sejak tanggal penetapan Peraturan Direksinya. Hal – hal yang belum diatur dalam Pedoman ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam Prosedur/Manual/Petunjuk Teknis pelaksanaan.

Pada saat Pedoman ini berlaku, ketentuan – ketentuan yang bertentangan dengan ketentuan dalam Pedoman ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Diusulkan Oleh,

Endi Trimawan B.

Staff Manajemen Risiko

Diperiksa Oleh,

Wismanto Bimam Kusumaedi Kepala Divisi Manajemen Risiko

(22)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN I – JALUR EVAKUASI PT SMI (PERSERO)

BAB - VIII

Pedoman ESMS Korporasi Hal 19 / 25

BAB VIII – LAMPIRAN

Lampiran I : Jalur Evakuasi PT SMI (Persero)

No Telp Penting

Dalam Kondisi Darurat Legend 1 EXIT EXIT 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Kotak P3K

Emergency Exit Jalur Evakuasi Pintu Barat Jalur Evakuasi Pintu Timur Tempat Berkumpul Lokasi Anda 1 EXIT No Telp Darurat:  Gedung GKBI: 5740089

 Polda Metro Jaya (darurat): 112

 Polrestro Jakpus: 0440, 390-9922

 Pos Pol Benhil: 573-1489

 Rumah Sakit Mintoharjo: 570-3081

 MRCCC Siloam Hospitals Semanggi: 500911

 Rumah Sakit Jakarta: 751-9872

 Pemadam Kebakaran Sudin Jakpus: 634-4215

 Posko Banjir/Bencana Jakpus: 384-3066

 Badan SAR Jakarta: 550-1111

 Tetap tenang dan jangan panik

 Jalan berlari, melainkan jalan cepat

 Jangan menggunakan lift, gunakan tangga

 Menuju ke Assembly Point di dekat Gate 1 Gedung GKBI

(23)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN I – JALUR EVAKUASI PT SMI (PERSERO)

BAB - VIII

D D D D D

(24)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN II : DAFTAR PELAKSANAAN

ESMS KORPORASI

BAB - VIII

Pedoman ESMS Korporasi Hal 21 / 25

Lampiran II : Daftar Pelaksanaan ESMS Korporasi

DAFTAR PELAKSANAAN ESMS KORPORASI

No Deskripsi Ya Tidak N/A Keterangan

1 Pengelolaan Lingkungan 1.1 Limbah Padat Domestik

1.1.1 Apakah terdapat tempat sampah dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, yang dilengkapi dengan penutup

1.1.2 Apakah sampah kering dan sampah basah ditampung dalam tempat sampah yang terpisah 1.1.3 Apakah pengelola gedung menyediakan tempat

pengumpulan sampah sementara

1.2 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3)

1.2.1 Apakah limbah B3 ditampung di tempat pengolahan limbah B3

1.2.2 Apakah penampungan limbah B3 dan limbah domestik dipisahkan

2 Pengelolaan Keselamatan Kerja

2.1 Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 2.1.1 Apakah Korporasi memiliki Tim Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

2.1.2 Apakah Korporasi memiliki program pelaksanaan K3

2.1.3 Apakah Korporasi memiliki anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan prasarana K3 2.1.4 Apakah ada pertemuan rutin maupun nonrutin

Tim K3

2.1.5 Apakah Korporasi memberikan awareness

training K3 terhadap semua karyawan

2.2 Rencana Tanggap Darurat

2.2.1 Apakah Korporasi sudah mengidentifikasi potensi keadaan darurat di lingkungannya 2.2.2 Apakah Korporasi sudah berkoordinasi dengan

pengelola gedung terkait prosedur penanganan keadaan darurat

2.2.3 Apakah terdapat jalur evakuasi di dalam kantor yang bebas dari penghalang dan diberi tanda yang jelas

2.2.4 Apakah terdapat sekurang – kurangnya dua jalur evakuasi menuju tempat berkumpul (assembly

(25)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN II : DAFTAR PELAKSANAAN

ESMS KORPORASI

BAB - VIII

No Deskripsi Ya Tidak N/A Keterangan

2.2.5 Apakah terdapat fasilitas untuk mengidentifikasi dan merespon keadaan darurat, terutama terkait kebakaran:

 Pendeteksi Asap/Api.

Sprinkler System.

 Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Hydrant.

 Kotak P3K.

 Tandu.

2.2.6 Apakah terdapat penerangan/lampu darurat terpasang dan beroperasi dengan baik

2.2.7 Apakah karyawan dan tamu yang berkunjung mendapatkan orientasi/informasi terhadap keadaan darurat termasuk jalur evakuasi 2.2.8 Apakah dilakukan latihan penanganan keadaan

darurat dan evakuasi setidaknya setahun sekali 2.3 Kecelakaan Kerja

2.3.1 Apakah karyawan melaporkan hal-hal berikut yang terjadi di tempat kerjanya kepada atasan yang bersangkutan atau Ketua Tim K3:

 Kondisi tidak aman.

 Kejadian nyaris celaka.

 Kecelakaan kerja.

 Perilaku tidak aman.

2.3.2 Apakah terdapat investigasi terhadap kejadian kecelakaan kerja

2.3.3 Apakah investigasi kecelakaan dilaksanakan dengan pendekatan metode untuk menyelidiki akar penyebab terjadinya suatu kecelakaan. 2.3.4 Apakah hasil investigasi (gambar, foto, video,

serta media lain) didokumentasikan dan dipelihara oleh Tim K3

2.3.5 Apakah hasil investigasi insiden dikomunikasikan kepada seluruh karyawan termasuk tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang diperlukan

2.4 Keselamatan Saat Perjalanan Dinas

2.4.1 Apakah Pemberi Tugas memastikan bahwa karyawan yang melakukan perjalan dinas memiliki kondisi kesehatan yang baik

2.4.2 Apakah karyawan melaporkan kondisi kesehatan dan keselamatannya kepada Pemberi Tugas/atasan langsung

(26)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN II : DAFTAR PELAKSANAAN

ESMS KORPORASI

BAB - VIII

Pedoman ESMS Korporasi Hal 23 / 25

No Deskripsi Ya Tidak N/A Keterangan

2.4.3 Apakah terdapat isu kesehatan dan keselamatan saat melakukan perjalanan dinas, terutama kondisi yang membahayakan karyawan

2.4.4 Apakah karyawan melaporkannya kepada Pemberi Tugas/atasan langsung dan meminta petunjuk untuk melakukan tindakan berikutnya dalam merespon kondisi tersebut

2.4.5 Apabila perjalanan dinas melibatkan site visit ke lokasi proyek, apakah:

 Karyawan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai untuk lokasi proyek

 Karyawan mendapatkan pelatihan khusus yang dipersyaratkan (misalnya kunjungan ke fasilitas offshore yang memerlukan

training Basic Offshore Safety Induction and Emergency Training (BOSIET)

2.4.6 Apabila dalam perjalanan dinas terdapat aktivitas mengemudi, apakah karyawan dan pengemudi melakukan istirahat selama 10 – 15 menit setiap tiga (3) jam perjalanan

3 Pengelolaan Kesehatan Kerja 3.1 Kesehatan Ruangan Kerja

3.1.1 Apakah parameter udara ruangan kerja sesuai dengan persyaratan yang berlaku1

3.1.2 Apakah intensitas cahaya di ruang kerja > 100

lux

3.1.3 Apakah tingkat kebisingan di ruang kerja < 85 dBA

3.1.4 Apakah Korporasi melakukan pengukuran kesehatan ruangan kerja oleh Laboratorium Terakreditasi

3.1.5 Apakah Korporasi melakukan pengukuran kesehatan ruangan kerja setiap tahun

3.2 Kesehatan Karyawan

3.2.1 Apakah Korporasi melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap calon karyawan sebelum diterima kerja

3.2.2 Apakah Korporasi melakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap karyawan

3.2.3 Apakah Korporasi melakukan pemeriksaan kesehatan khusus2

Catatan:

1. Mengacu ke Bab V poin 3.a 2. Mengacu ke Bab V poin 3.b.iii

(27)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN III : FORMULIR LAPORAN

KECELAKAAN KERJA

BAB - VIII

Lampiran III : Formulir Laporan Kecelakaan Kerja

FORMULIR LAPORAN KECELAKAAN KERJA

Telah Terjadi : Kondisi tidak aman Kecelakaan kerja

Kejadian nyaris celaka Perilaku tidak aman

No Subyek Uraian 1 Hari/Tanggal/Bulan/Tahun : 2 Waktu : 3 Lokasi Kejadian : 4 a. Kecelakaan kerja 1. Atas Nama : 2. NIK :

3. Sebab – sebab kecelakaan (awal) :

4. Keterangan lain – lain :

b. Kondisi tidak aman/perilaku tidak aman/ kejadian nyaris celaka

1. Karyawan yang melihat/mengetahui : 1. 2. 3. 4. 2. Kejadian/peristiwa (bila perlu

digambarkan)

:

3. Akibat dari Kejadian :

4. Langkah perbaikan yang dilakukan :

Dilaporkan oleh, Disetujui oleh,

(28)

PEDOMAN ESMS KORPORASI

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN IV : FORMULIR

INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA

BAB - VIII

Pedoman ESMS Korporasi Hal 25 / 25

Lampiran IV : Formulir Investigasi Kecelakaan Kerja

FORMULIR INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA

Biodata Korban

Nama Korban : Jenis Kelamin :

NIK : Tempat/Tanggal Lahir :

Direktorat/Divisi : Alamat :

Investigasi Kecelakaan

Tanggal Kecelakaan : Sumber Kecelakaan :

Waktu Kecelakaan : Pemeriksaan Pertama :

Lokasi Kecelakaan : Bagian Tubuh Yang

Cidera : Uraian Kejadian Kecelakaan : Akibat Yang Timbul : Kerugian Aset : Dokumentasi Kecelakaan (foto-foto) : Tanggal Perawatan : s/d Hasil Perawatan : Analisa dan Kesimpulan : Langkah-langkah Perbaikan :

Dibuat oleh, Disetujui oleh,

Gambar

Tabel 1. Komponen Evaluasi ESMS Korporasi  No  Komponen  Sub Komponen

Referensi

Dokumen terkait

pihak dalam melaksanakan kegiatan pengadaan, adanya perubahan paket kegiatan, lambatnya penyusunan HPS, kurang lengkapnya dokumen pengadaan, kesalahan penafsiran

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut pasal 8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan

Lalu Bab III adalah berjudul Akibat Hukum Bagi Pihak Ketiga dengan Adanya Perjanjian Pembagian Harta Bersama Setelah Perceraian yang berisi mengenai beberapa hal dari

Manfaat pada penelitian ini adalah membantu pembaca atau penonton untuk memahami tokoh, karakter para tokoh, dan alur cerita sehingga dapat memahami secara

‣ Berbagai teknologi yang kita gunakan untuk membangun situs web (HTML, CSS,.. JavaScript,

Tingkat kepuasan pengguna jasa layanan dalam penelitian ini mencakup aspek kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas pelayanan, kepuasan pengguna, dan loyalitas pengguna

Latar tempat dapat berupa lokasi terjadinya cerita. Dalam novel“Cinta Suci Zahrana” terdapat beberapa latar tempat seperti pada bagian awal novel ini berlatar di bandara

Faktor ini terdiri dari beberapa variabel psikologis yang dapat mempengaruhi keputusan pengambilan kredit diantaranya yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran dan