• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN APLIKASI PERINGKAS KALIMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOISY CHANNEL MODEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN APLIKASI PERINGKAS KALIMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOISY CHANNEL MODEL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN APLIKASI PERINGKAS KALIMAT DENGAN

MENGGUNAKAN METODE NOISY CHANNEL MODEL

Helmy Thendean, Hartono Mochtar Program Studi Teknik Informatika

Universitas Tarumanagara

Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1, Jakarta 11440

Telp.: +6221-5676260, +6221-5638351 Ext. 11, e-mail: helmy_thendean@yahoo.com, hartono.mochtar@gmail.com

Abstract

Sentence-compression task is usually done to create a shorter sentence but still contained important information and grammatically correct. The objective to create a shorter sentence is to decrease the time consuming in natural language processing. This research was intended to design and implement a sentence-compression model using noisy channel model. The initial learning database in this model used a Ziff Davis Corpus (newspaper articles about computer) that contained 1067 pair of sentences and its compression by the human expert. The experiment showed that this adaptive model can compress the sentence in the level “good enough” by using 80% level of summary.

Keywords: noisy channel model, sentence-compression, Ziff Davis corpus.

1. PENDAHULUAN

Dalam meringkas sebuah teks, yang biasa dilakukan manusia adalah dengan membuat kalimat baru yang sesuai dengan tata bahasa dan tidak merubah informasi aslinya. Namun, tanpa disadari, proses utama dari meringkas teks tersebut adalah dengan mencari kata-kata kunci dalam kalimat tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar/langkah awal dari meringkas teks, yaitu meringkas kalimat.

Perancangan aplikasi peringkas kalimat menggunakan metode noisy channel model. Metode noisy channel model menganggap sebuah kalimat terdiri atas sebuah kalimat inti dan ditambah noise. Jadi metode ini berusaha untuk mendapatkan kalimat inti dengan cara menghapus

noise yang ditambahkan tersebut [a]. Perancangan

aplikasi peringkas kalimat ini dibatasi hanya pada penggunaan bahasa Inggris yang sesuai dengan tata bahasa dan kaedah ejaan bahasa Inggris.

Metode noisy channel model menerapkan

rumus-rumus probabilitas sebagai dasar

perhitungannya. Probabilitas ini didapat dengan cara menghitung kemunculan tiap kata yang ada dalam sebuah corpus (data latih). Dalam

perancangan ini, rumus probabilitas yang

digunakan adalah rumus probabilitas Bayes. Dalam merancang aplikasi ini digunakan tiga buah program yang akan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan aplikasi peringkas kalimat ini. Program-program tersebut antara lain Brill

Tagger untuk menandai kelas dari tiap kata dalam

kalimat, Collins Parser untuk membentuk tree dari kalimat tersebut, dan Tiburon untuk membentuk expansion-template atau kumpulan kalimat yang mungkin sebagai hasil ringkasan. Ketiga program tersebut digabungkan dalam program untuk pembentukan hasil ringkasan kalimat yang dirancang dengan menggunakan Visual Basic.Net.

2. METODE

Gambar 1. Struktur noisy channel model

Noisy Channel Model Di dalam noisy channel model, terdapat tiga proses yang harus dilalui

seperti pada gambar 1. Ketiga bagian tersebut antara lain [b]:

Model sumber (source/encoder). Pada bagian ini ditentukan nilai probabilitas awal P(s) untuk setiap kalimat s, di mana s dianggap sebagai sebuah kalimat pendek. Dalam model ini, P(s) harus bernilai sangat kecil.

Model channel. Untuk setiap pasangan kata (s,t), ditentukan nilai probabilitas P(t|s), di mana apabila kalimat pendek s diperluas, maka akan menghasilkan kalimat panjang t. Dalam model ini, nilai P(t|s) harus bernilai sangat kecil.

Model decoder. Ketika meneliti kalimat panjang t, kalimat pendek s yang dicari harus

(2)

Model Probabilitas Di dalam penelitian ini,

probabilitas yang dihitung adalah probabilitas P(s) dan P(t|s). Untuk memudahkan perhitungan probabilitas tersebut, maka kalimat masukan harus diubah menjadi bentuk tree daripada menghitung dalam bentuk kalimat. Pertama adalah dengan mengubah bentuk kalimat menjadi bentuk tree (menggunakan Collins Parser [1]), kemudian baru dihitung probabilitas untuk masing-masing tree tersebut.

Probabilitas P(s) adalah kombinasi dari perhitungan standar probabilistic context free

grammar (PCFG), yang mana dihitung berdasarkan aturan produksi yang menyusun tree s, dan standar perhitungan bigram, yang dihitung berdasarkan leaves yang menyusun tree s.

Sebagai contoh, dari Collins Parser didapati

tree s sebagai berikut:

s = S (NP I) (VP (VB eat) (NP cake)))

Maka perhitungan probabilitas menjadi:

P(s) = P(TOP->S | TOP) . P(S->NP VP | S) . P(NP->I | NP) . P(VP->VB NP | VP) . P(VB->eat | VB) . P(NP->cake | NP) . P(I | <s>) . P(eat | I) . P(cake | eat) . P(<f> | cake)

Sedangkan untuk menghitung P(t|s), adalah dengan membandingkan kedua tree t dan s, kemudian hitung probabilitas tree t terhadap s. Misalkan tree t adalah sebagai berikut:

t = S (NP I) (VP (VB eat) (NP cake)) (PP (IN with) (NP spoon)))

Maka perhitungan probabilitas P(t|s) menjadi: P(t|s) = P(S->NP VP PP | S->NP VP) . P(PP->IN NP | PP) . P(IN->with | IN) . P(NP->spoon | NP)

Untuk memperoleh nilai probabilitas tersebut diperlukan sebuah basis data yang diperoleh dari data latih.

Bigram Bigram adalah menghitung probabilitas

kata berdasarkan kemunculan satu kata

kemunculan kata sebelumnya.

Perhitungan probabilitas bigram memiliki sebuah kelemahan, yaitu adanya kemungkinan sebuah bigram bernilai 0 (nol) apabila tidak pernah ditemukan dalam data latih (corpus). Untuk mengatasi hal tersebut, digunakanlah pendekatan yang disebut smoothing. Dalam perancangan aplikasi ini pendekatan smoothing yang digunakan adalah algoritma Witten-Bell dengan konsep “Things Seen Once: Use the count

of things you've seen once to help estimate the count of things you've never seen” [2]. Persamaan

probabilitas [3] yang digunakan dalam

Witten-Bell algorithm adalah:

) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 1 1 1 1 1 i i i i i MLE i i WB Pbackoff w w Ch w N w w P w w P (1) ) ( i i1 WB ww

P adalah probabilitas kemunculan sebuah

kata apabila diikuti oleh kata lain yang pernah muncul sebelum kata tersebut. Nilai (lambda) dapat ditentukan bebas agar jumlah distribusi probabilitas yang terjadi mendekati 1. Nilai Ch

merupakan count history (perhitungan

kemunculan) dari kata tersebut.

Data Latih Untuk dapat menghitung probabilitas

tersebut, diperlukan sebuah data latih. Data latih yang digunakan adalah Ziff Davis corpus, yaitu kumpulan kalimat yang berjumlah 1067 kalimat dari artikel surat kabar mengenai produk komputer. Ziff Davis corpus ini tidak hanya berisi artikel, melainkan juga berisi ringkasan dari kalimat artikel tersebut yang dibuat manusia. Alasan mengapa menggunakan Ziff Davis corpus ini karena ringkasan yang dibuat manusia tersebut bersifat gramatikal, dan masih mengandung arti dari artikel aslinya. Dengan ini diharapkan sistem

yang dibuat bisa mempelajari bagaimana

membuat ringkasan yang bersifat gramatikal dan mengandung arti dengan kalimat asli. Contoh isi data latih Ziff Davis corpus adalah:

All design goals were achieved.

All of our design goals were achieved and the delivered performance matches the speed of the underlying device.

Data tersebut menggambarkan contoh kalimat yang mengandung isi yang berhubungan dengan

produk komputer. Kalimat-kalimat tersebut

dianggap memiliki kebenaran dari sisi ringkasan yang dibuat oleh manusia sehingga nantinya

(3)

probabilitas masing-masing kata dapat dihitung berdasarkan contoh data kalimat tersebut dengan menggunakan persamaan 1.

Decoding Terdapat banyak kombinasi kalimat

ringkasan yang dapat dihasilkan dari kalimat masukan. Untuk dapat menghasilkan kombinasi tersebut, maka dilakukanlah decoding terhadap aturan produksi dari tree t. Proses decoding tersebut antara lain untuk setiap aturan produksi yang memiliki lebih dari satu node di sisi kanan aturan:

Bentuk aturan produksi baru sebanyak 2n-2 dari kombinasi aturan di sisi kanan.

Tambahkan aturan produksi tersebut ke dalam kumpulan aturan produksi kalimat masukan awal.

Sebagai contoh, misalkan terdapat sebuah aturan produksi S->NP VP PP, maka proses

decoding yang dihasilkan adalah membentuk

aturan produksi baru dari kombinasi node di sisi kanan. Aturan produksi baru yang terbentuk adalah sebagai berikut:

S->NP VP S->NP

S->NP PP S->VP

S->VP PP S->PP

Dari hasil decoding di atas, apabila ada aturan yang belum ditemukan di dalam corpus, maka aturan tersebut tersebut dihapus. Proses yang dilakukan di dalam model rancangan dapat dijabarkan pada gambar 2.

Contoh proses meringkas adalah sebagai berikut:

Kalimat masukan awal: they also must be

shielded.

Parse string: (TOP (S (NP (PRP they)) (ADVP

(RB also)) (VP (MD must) (VP (VB be) (VP (VBN shielded) (. .))))))

Expansion-template dengan probabilitas (probabilitas lebih kecil lebih baik):

they (81.16572826) must be (84.78729523) they also (89.02531436) they must be (83.83508192) also must be (86.00489149) must be shielded (74.04777915) must be shielded (89.19630466) they also must be (91.80082846)

they must be shielded (73.09556562) they must be shielded (88.24409127) also must be shielded . (75.26537568) also must be shielded (90.41390131) they also must be shielded . (81.06131186) they also must be shielded (96.20983777)

Output: they must be shielded.

Gambar 2. Rancangan

Di dalam menentukan keluaran, terdapat dua cara yang digunakan. Cara tersebut antara lain:

Berdasarkan persentase panjang kalimat ringkasan (level of summary). Dalam hal ini, diperlukan interaksi dengan pengguna untuk menentukan persentase kalimat ringkasan yang diinginkan. Kalimat keluaran, adalah kalimat dengan persentase yang mendekati keinginan pengguna dan dengan nilai probabilitas terbesar.

Berdasarkan pembagian probabilitas dengan panjang kalimat ringkasan. Dengan cara ini, aplikasi akan menentukan kalimat ringkasan tanpa campur tangan dari pengguna. Cara yang dilakukan adalah menentukan peringkat

kalimat ringkasan dengan membagi

probabilitas kalimat ringkasan dengan

(4)

Cara penentuan keluaran otomatis bergantung dari kebutuhan pengguna. Apabila pengguna ingin terlibat langsung dengan aplikasi maka cara pertama yang dipilih. Pengujian dalam penelitian ini akan difokuskan pada cara yang kedua

3. DISKUSI

Berdasarkan pengujian proses peringkasan kalimat, didapati bahwa parser yang digunakan

terkadang menghasilkan parse tree yang

menyalahi kaidah tata bahasa Inggris yang berlaku. Contoh kesalahan parser yang terjadi dapat dilihat pada gambar 3 (pada bagian yang ditulis lebih besar). Menurut tata bahasa Inggris, NP (noun phrase) harus diikuti paling tidak sebuah kata benda, sedangkan dari parse tree yang dihasilkan, NP tidak diikuti oleh kata benda, melainkan hanya sebuah kata kerja saja.

Pengujian juga dilakukan terhadap fitur

adaptive yang ditambahkan. Dari hasil pengujian

diperoleh hasil bahwa sebelum melakukan pembelajaran, kalimat ringkasan yang dihasilkan kurang begitu baik, sedangkan setelah dilakukan pembelajaran, kalimat ringkasan yang dihasilkan lebih baik berdasarkan struktur gramatikalnya dan tata bahasanya. Apabila sebelumnya, kalimat

ringkasan yang dihasilkan kurang begitu

mempunyai arti, namun setelah dilakukan proses

adaptive ini, kalimat yang dihasilkan jadi lebih

mempunyai arti, dan lebih sesuai dengan kalimat

Original Sentence : accepted entries would be placed on the official contest website for consideration and public voting.

Before adaptive : accepted entries would be placed on the for consideration and public voting.

After adaptive : accepted entries would be placed on website for consideration and public voting.

Untuk menilai keluaran yang dihasilkan, maka diadakan survey. Survey dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada orang-orang yang ahli dan sering menggunakan bahasa Inggris.

Di dalam kuesioner, kalimat yang diuji berisi 8 kalimat, dengan pembagian 4 kalimat yang belum pernah dilatih, dan 4 kalimat yang sudah pernah dilatih. Dari setiap kalimat tersebut

diberikan 10 pilihan kalimat ringkasan

berdasarkan cara penentuan kalimat ringkasan dan persentase kalimat ringkasan. Dari 10 kalimat ringkasan tersebut, responden memberi tanda pada kalimat ringkasan yang tidak sesuai dengan kalimat asli, dan paling sesuai dengan kalimat asli. Contoh bentuk kuesioner pengujian data dapat dilihat pada tabel 1.

TOP . . confusion NN possible JJ NP to TO PP leading VBG VP S , , intuitive JJ being VBG NP of IN PP short RB ADVP ADJP falls VBZ VP interface NN program NN transfer NN the DT NP S

(5)

Gambar 4. Hasil pengujian dengan data latih Tabel 1. Contoh pengujian data (original

sentence: in my opinion , goals should stretch your maximum capabilities) Level of

Summary Summary Sentences

NA in my opinion , goals should stretch your capabilities

90 in my opinion , goals should stretch your capabilities

80 in my opinion , goals should stretch capabilities

70 in my opinion , goals should stretch your 60 goals should stretch your maximum

capabilities

50 should stretch your maximum capabilities

40 should stretch capabilities 30 should stretch your 20 should stretch

10 Goals

Berdasarkan pengujian seperti pada gambar 4, 5 dan 6, diperoleh hasil:

Pada kalimat yang belum dilatih, kalimat ringkasan yang masih dapat diterima adalah pada kalimat dengan tingkat 90% (panjang kalimat ringkasan sama dengan 90% dari panjang kalimat utama).

Pada kalimat yang sudah dilatih, kalimat ringkasan yg dapat diterima adalah ada tingkat 60%.

Secara keseluruhan, persentase kalimat

ringkasan yang masih dapat diterima adalah pada tingkat 80%.

Keterangan pada gambar hasil pengujian (gambar 4, 5 dan 6):

Pada level of summary, NA berarti aplikasi tidak menggunakan level of summary,

melainkan menentukan sendiri kalimat

ringkasan terbaik berdasarkan perhitungan tertentu.

Nilai level of summary antara 10 sampai 90 menunjukkan persentase panjang kalimat ringkasan yang dihasilkan.

Tiga grafik menunjukkan tiga penilaian yang diberikan oleh responden. Sign X berarti kalimat ringkasan tidak sesuai dengan kalimat asli. No-sign berarti kalimat ringkasan masih sesuai dengan kalimat asli. Sign O berarti kalimat ringkasan paling sesuai dengan kalimat asli.

Gambar 5. Hasil pengujian dengan data baru

Gambar 6. Hasil pengujian dengan data baru dan latih

4. HASIL

Berdasarkan pengujian diperoleh hasil bahwa aplikasi dapat menghasilkan kalimat ringkasan yang cukup baik sampai batas level of summary sama dengan 80%. Aplikasi peringkas kalimat ini

dapat beradaptasi terhadap penggunanya

walaupun belum mampu menghasilkan ringkasan untuk kalimat asli yang memiliki panjang kata lebih dari 20 kata (kompleks).

Dikarenakan jumlah basis data yang dimiliki masih tergolong sedikit dan hanya pada bidang tertentu saja (artikel komputer), maka aplikasi peringkas kalimat ini harus sering digunakan dan

(6)

Masih terdapatnya kesalahan yang dilakukan oleh parser dalam membentuk parse string dari kalimat yang dimasukkan sehingga berakibat adanya aturan produksi yang tidak sesuai dengan tata bahasa Inggris yang semestinya.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] M. K. Collins, Head-Driven Statistical

Models for Natural Language Processing,

Faculty of Computer and Information Science University of Pennsylvania (dissertation), Philadelphia, 1999.

[2] D. Jurafsky and J. H. Martin, Speech and

Language Processing: An Introduction to Natural Language Processing, Computational Linguistic and Speech

[3] H. Ney and U. Essen, “On Smoothing

Techniques for Bigram-Based Natural

Language Modeling”, International

Conference in Acoustics, Speech and Signal Processing (ICASSP), 1991.

Websites:

[a] K. Knight and D. Marcu, (2009),

Statistics-Based Summarization - Step One: Sentence Compression, http://www.isi.edu/natural-language/mt/statsum.ps.

[b] H. Daume III and D. Marcu, (2009), A

Noisy-Channel Model for Document Compression, http://www.isi.edu/~marcu/ papers/doccompression-acl2002.pdf.

Gambar

Gambar 1. Struktur noisy channel model  Noisy  Channel  Model    Di  dalam  noisy  channel  model,  terdapat  tiga  proses  yang  harus  dilalui  seperti  pada  gambar  1
Gambar 2. Rancangan
Gambar 3. Kesalahan parsing
Gambar 4. Hasil pengujian dengan data latih  Tabel 1. Contoh pengujian data (original

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari Penelitian Struktur Komunitas Diatom Pada Perairan Tambak Garam Saat Pasang dan Surut di Desa Kedung Mutih Kecamatan Wedung,

Berdasarkan hasil penelitian, maka sa- ran yang dapat dikemukakan adalah seba- gai berikut : (1) Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya memperhatikan teknik pengola- han

Penyimpanan pada suhu rendah memiliki kontribusi yang nyata terhadap umur simpan jamur tiram putih segar, hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang

Maka dari itu diperlukan bahan restorasi yang memiliki efek samping yang minimal yaitu resin komposit. Resin komposit yang saat ini dikembangkan adalah resin komposit nano yaitu

Kehadiran sikap pragmatis tersebut pada akhirnya cukup mengesampingkan perhitungan-perhitungan yang lebih normatif, ter- masuk di dalamnya perhitungan atas dasar norma

Analisis dilakukan pada efisiensi penggunaan radiasi surya (RUE) dari tanaman kentang pada perlakuan jarak tanam, ukuran umbi bibit, varietas (Granola dan Atlantis) serta

Penelitian pada hipotesis ke 3 atau H3 yang telah dilakukan yaitu pada financial distress yang memiliki nilai koefisien senilai -0,421 dengan nilai signifikansi 0,159 lebih

Setelah menelusuri jurnal yang mambahas tentang mesin pemotong untuk memisahkan ring gelas plastik dari tabungnya tidak ada maka dengan mengacu jurnal lainnya seperti