• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN FORMULA MIKROBA ANTAGONIS DALAM BAHAN ORGANIK UNTUK MENEKAN NEMATODA MELOIDOGYNE SPP. SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEEFEKTIFAN FORMULA MIKROBA ANTAGONIS DALAM BAHAN ORGANIK UNTUK MENEKAN NEMATODA MELOIDOGYNE SPP. SECARA IN VITRO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Diterima 29 Agustus 2014. Disetujui 20 Oktober 2014. Alamat Korespondensi : [email protected]

KEEFEKTIFAN FORMULA MIKROBA ANTAGONIS DALAM BAHAN

ORGANIK UNTUK MENEKAN NEMATODA MELOIDOGYNE SPP.

SECARA IN VITRO

THE EFFECTIVENESS OF MICROBIAL FORMULATION WITH

ORGANIC MATTERS TO SUPPRESS MELOIDOGYNE SPP. IN VITRO.

Cahyaningtyas Jayaningrum1, Toto Sunarto2, Noor Istifadah2

1

Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

2

Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Nematoda Bengkak Akar (Meloidogyne spp.) merupakan salah satu penyakit tanaman yang sangat merugikan khususnya pada tanaman hortikultura. Formulasi mikroba antagonis untuk pengendalian terhadap nematoda sudah dikembangkan dan diuji keefektifannya terhadap Globodera rostochiensis. Penelitian ini dilakukan untuk menguji keefektifan formula mikroba antagonis tersebut untuk mengendalikan nematoda Meloidogyne spp. melalui uji in

vitro. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi dan Laboratorium Nematologi,

Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran dari bulan April sampai Juli 2014. Metode percobaan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diuji yaitu ekstrak air dari kombinasi kompos dan atau kascing baik steril maupun non steril dengan mikroba antagonis (Trichoderma spp., Paecilomyces spp., dan Pseudomonas pseudoalcaligenes) atau tanpa mikroba antagonis. Hasil pengujian menunjukan bahwa perlakuan kompos steril yang ditambah mikroba antagonis paling baik dalam menyebabkan kerusakan pada telur

Meloidogyne spp. yaitu sebesar 53,24%. Perlakuan kompos steril : kascing steril (1:1, v/v)

yang ditambah mikroba antagonis dapat menyebabkan J2 Meloidogyne spp. rusak atau mati sebesar 92,06%.

Kata kunci : Meloidogyne spp., mikroba antagonis, bahan organik ABSTRACT

Root-knot Nematode (Meloidogyne spp.) is one of plant pathogens that is very harmful especially for horticultural crops. Formulation of antagonist microbe for biological control of Globodera rostochiensis has been developed. This study was conducted to examine the effectiveness of the formula to control Meloidogyne spp. in vitro. The experiment was conducted in Phytopathology Laboratory and Nematology Laboratory, Department of Pests and Plant disease, Faculty of Agriculture, Padjajaran University from April to July 2014. The experimental design used was Randomized Block Design with three replications. The treatments were combination between compost, vermicompost which were sterile or non-sterile with or without the antagonists (Trichoderma spp., Paecilomyces spp., and Pseudomonas pseudoalcaligenes). The water extract of sterile compost with the antagonists was detrimental to eggs of Meloidogyne spp resulted in 53,24% of the eggs damaged. The water extract of sterile compost + sterile vermicompost (1 : 1, v/v) with the antagonists resulted in the highest percentange (92,06% ) of juvenile 2 of Meloidogyne spp dead or damaged.

(2)

270

PENDAHULUAN

Nematoda bengkak akar (Meloidogyne spp.) merupakan salah satu jenis nematoda parasit tanaman yang banyak merugikan petani karena dapat menginfeksi berbagai tanaman pangan, perkebunan, serat-seratan, rempah-rempah, dan hortikultura (Hadiseoganda, 1998).

Pengendalian biologi nematoda menggunakan mikroba antagonis merupakan salah satu cara pengendalian yang potensial untuk dikembangkan. Beberapa mikroba yang bersifat antagonistik terhadap nematoda telah dikembangkan, antara lain jamur

Paecilomyces spp., Trichoderma spp., dan

bakteri Pseudomonas pseudoalcaligenes (Istifadah dkk., 2010). Jamur Paecilomyces spp. mampu memarasit telur dan juvenil nematoda Sunarto dkk, (2009) melaporkan bahwa aplikasi biakan masal jamur

Paecilomyces spp. pada tanaman buncis

dapat menurunkan populasi juvenil

Meloidogyne spp. dalam tanah sebesar

20,3%. Tanaman kedelai yang diinokulasikan dengan Paecilomyces

lilacinus mampu mengendalikan

Meloidogyne spp. dan meningkatkan

produksi sebesar 172% (Dube and Smart, 1987). Selain Paecylomyces, jamur antagonis lain yang dapat menekan

Meloidogyne spp. adalah Trichoderma. T. harzianum dilaporkan dapat secara in vitro

mampu memarasit J2 nematoda

Meloidogyne spp sebesar 75,2-95,2%

(Sharon et al., 2001).

Selain jamur, bakteri endofit juga dapat menekan nematoda parasite tumbuhan. Istifadah dkk. melaporkan bahwa P. pseudoalcaligenes yang diisolasi dari akar tanaman kentang dapat menekan nematoda sista kentang Globodera rostochiensis sebesar 55,3 % dan populasi

J2 sebesar 71,1%.

Penggabungan antara jamur

Paecilomyces spp., dan Trichoderma spp.

serta bakteri endofit P. pseudoalcaligenes memberikan efek penekanan terhadap nematoda G. rostochiensis lebih baik dari pada perlakuan dengan masing-masing

antagonis (Istifadah dkk., 2010). Sunarto dkk. (2013) telah mengembangkan formulasi mikroba dalam bahan organik yang dapat menekan G. rostochiensis. sebesar 92%. Artikel ini membahas penelitian yang menguji formula mikroba antagonis tersebut untuk mengendalikan nematoda Meloidogyne spp. secara in vitro.

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilakukan di Laboratorium Fitopatologi dan Laboratorium Nematologi, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari sepuluh perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diuji adalah (1) Campuran mikroba antagonis dalam kompos steril; (2) Campuran mikroba antagonis dalam kascing steril; (3) Campuran mikroba antagonis dalam kompos steril dan kascing steril (1:1); (4) Campuran mikroba antagonis dalam kompos nonsteril; (5) Campuran mikroba antagonis dalam kascing nonsteril; (6) Campuran mikroba antagonis dalam kompos nonsteril dan kascing nonsteril (1:1); (7) Kompos tanpa campuran mikroba antagonis; (8) Kascing tanpa campuran mikroba antagonis; (9) Kompos dan kascing (1:1) tanpa campuran mikroba antagonis; dan (10) Kontrol (hanya inokulasi Meloidogyne spp.). Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilakukan uji Tukey pada taraf 5% untuk membandingkan rata-rata perlakuan.

1. Pengumpulan inokulum Meloidogyne spp.

Inokulum nematoda diambil dari pertanaman tomat bergejala puru akar yang diperoleh dari Desa Lebakbako, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Akar yang bergejala tersebut dicuci bersih dengan air dan dipotong-potong sepanjang 0,5-1cm. Akar yang telah dipotong direndam dalam larutan klorok 0,5% selama

(3)

271 5 menit dan diaduk. Penyaringan berseri

mulai dari 750 µm, 500 µm, ke 35 µm. Nematoda yang melekat pada saringan 500 µm dan 35 µm, dibilas ke dalam Beaker

glass. Jumlah J2 Meloidogyne spp dihitung

per 100 µl dalam gelas arloji di bawah mikroskop (Sunarto dkk., 2009).

2. Pembuatan suspensi mikroba antagonis

Isolat-isolat mikroba yang digunakan berasal dari penelitian sebelumnya (Istifadah, 2010). Jamur

Trichoderma spp. dan Paecilomyces spp.

dari dibiakan dalam medium Potato

Dextrose Agar (PDA) selama 2 minggu.

Suspensi mikroba dibuat dengan mencampurkan secara konidia masing-masing jamur dalam aquades steril yang mengandung 0.01% Tween 80. Suspensi dihomogenkan dengan menggunakan vortex

stirrer selama tiga menit. Kerapatan

konidia diatur hingga kerapatan 108 konidia/ml.

Bakteri P. pseudoalcaligenes

dibiakan dalam media Nutrient Agar selama 2 hari kemudian dipindahkan ke media

Nutrient Broth dan diinkubasikan di atas

shaker dengan kecepatan 150 rpm. Kerapatan sel bakteri diatur hingga diperoleh kerapatan 108 cfu/ml (Istifadah dkk., 2010).

3. Sterilisasi bahan organik

Bahan organik yang digunakan yaitu kompos steril, kascing steril, kompos nonsteril, dan kascing nonsteril. Proses sterilisasi untuk kompos dan kascing dilakukan dengan menggunakan autoclave pada suhu 121oC, bertekanan 1 atm selama 30 menit.

4. Uji ekstrak air formula

Formula dibuat berdasarkan metode yang dikembangkan Sunarto dkk. (2013). Ekstrak air formula dibuat dengan cara campuran bahan organik dan mikroba antagonis ditambah aquades steril (yang mengandung 0.01% Tween 80) dengan perbandingan 1:4 (v:v) kemudian dihomogenkan dan dibiarkan selama 12 jam. Air hasil rendaman bahan tersebut disaring menggunakan kertas saring. Ekstrak tersebut dicampurkan dengan suspensi inokulum nematoda Meloidogyne spp. dengan perbandingan 10 % (v/v). Nematoda yang dicampurkan sejumlah +100 telur dan juvenil. Inkubasi campuran dilakukan selama 48 jam. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah telur dan J2 yang sehat dan rusak/lisis.

Hasil dan Pembahasan

1. Pengaruh ekstrak air formula terhadap telur Meloidogyne spp.

Berdasarkan hasil pengujian ekstrak air dari berbagai perlakuan yang diuji, perlakuan dengan bahan organik yang ditambah mikroba antagonis dapat secara nyata menyebabkan kerusakan pada telur nematoda Meloidogyne spp. (Tabel 1). Perlakuan kompos steril yang ditambah mikroba antagonis menyebabkan kerusakan telur dengan persentase mencapai 53,24%. Sebenarnya ekstrak air dari perlakuan tersebut belum efektif dalam menimbulkan kerusakan pada telur Meloidogyne spp., karena persentase telur yang rusak masih kurang dari 70%.

Tabel 1 Persentase telur nematoda Meloidogyne spp. rusak pada 48 jam setelah perlakuan

Perlakuan Persen Telur

Sehat

Persen Telur Rusak A. Kompos steril + mikroba antagonis 46.761) a2) 53.241) a2) B. Kascing steril + mikroba antagonis 74.60 abc 25.40 abc C. Kompos steril:Kascing steril (1:1) + mikroba

antagonis 49.96 ab 50.04 ab

D. Kompos nonsteril + mikroba antagonis 49.91 ab 50.09 ab E. Kascing nonsteril + mikroba antagonis 77.25 bcd 22.75 bcd F. Kompos nonsteril: Kascing nonsteril (1:1) + mikroba

antagonis 68.48 abc 31.12 abc

(4)

272

Perlakuan Persen Telur

Sehat

Persen Telur Rusak

H. Kascing 94.42 def 5.58 def

I. Kompos:Kascing (1:1) 97.73 ef 2.27 ef

J. Kontrol 99.14 f 0.86 f

Keterangan : 1) Pada saat analisis statistik, data telah ditransformasi dengan Transformasi Arcsin

2)

Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang berbeda dalam tiap kolom menunjukan perbedaan nyata menurut uji Tukey pada taraf 0,5 %.

2. Pengaruh ekstrak air formula terhadap J2 Meloidogyne spp.

Ekstrak air dari formula ternyata lebih efektif dalam menimbulkan kerusakan terhadap J2 daripada terhadap telur

Meloidogyne spp.. Perlakuan dengan

kompos steril:kascing steril (1:1, v/v) yang

ditambahkan mikroba antagonis dapat menyebabkan kerusakan terhadap J2

Meloidogyne spp tertinggi yaitu sebesar

92,06% (Tabel 2). Perlakuan kascing nonsteril yang tanpa mikroba antagonis hanya menyebabkan kerusakan J2 yang terendah yaitu sebesar 13,67%.

Tabel 2 Persentase J2 nematoda Meloidogyne spp. rusak pada 48 jam setelah perlakuan

Perlakuan Persen J2

Sehat

Persen J2 Rusak A. Kompos steril + mikroba antagonis 22.461) ab2) 77.54 ab B. Kascing steril + mikroba antagonis 46.23 abc 53.77 abc C. Kompos steril:Kascing steril (1:1) + mikroba

antagonis 7.94 a 92.06 a

D. Kompos nonsteril + mikroba antagonis 54.03 abc 45.97 abc E. Kascing nonsteril + mikroba antagonis 63.23 bcd 36.77 bcd F. Kompos nonsteril: Kascing nonsteril (1:1) +

mikroba antagonis 78.26 bcd 21.74 bcd

G. Kompos 83.73 bcd 16.27 bcd

H. Kascing 86.33 cd 13.67 cd

I. Kompos:Kascing (1:1) 80.95 cd 19.05 cd

J. Kontrol 98.84 d 1.16 d

Keterangan : 1) Analisinya data telah ditransformasi dengan Transformasi Arcsin

2)

Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang berbeda dalam tiap kolom menunjukan perbedaan nyata menurut uji Tukey pada taraf 0,5 %.

Kerusakan atau kematian J2

Meloidogyne spp. dapat dikenali dengan

adanya lisis atau tubuh nematoda yang kaku (tidak bergerak) dan tidak mengandung isi sel atau sitoplasma

(Gambar 1b). Nematoda yang sehat memiliki gerakan tubuh yang lentur dan terlihat jaringan organ atau sitoplasma di dalam tubuhnya (Gambar 1a).

Gambar 1 J2 Meloidogyne spp. (a) J2 yang sehat; (b) J2 yang rusak

a b

(5)

273 Kerusakan pada telur dan J2

nematoda Meloidogyne spp. pada bahan organik yang ditambah mikroba antagonis menunjukan bahwa formula tersebut bersifat sebagai bionematisida. Kematian J2 disebabkan adanya mikroba antagonis yang bersifat parasit. Trichoderma spp. diketahui dapat memarasit nematoda

Meloidogyne spp. (Yulianti, 2013).

Paecilomyces spp. dapat melakukan

penetrasi dan memarasit telur nematoda (Esser & El-Gholl, 1993). Bakteri endofit

P. pseudoalcaligenes kemungkinan

memiliki mekanisme antibiosis karena pada penelitian sebelumnya bakteri endofit tersebut dapat menyebabkan lisisnya J2 G.

rostochiensis (Istifadah dkk., 2010).

Efek formula terhadap telur dan J2

Meloidogyne spp. ternyata berbeda.

Formula yang diuji masih kurang efektif dalam menimbulkan kerusakan pada telur

Meloidogyne spp.. Hal ini kemungkinan

terkait dengan kurangnya keberadaan dari

Paecilomyces spp. yang merupakan parasit

telur. Dari isolasi mikroba pada formula yang dilakukan ditemukan bahwa populasi

Paecilomyces sp. tidak sebanyak

Trichoderma spp maupun populasi bakteri

(data tidak dipublikasikan).

Penggunaan bahan organik steril dengan bahan organik nonsteril menunjukkan efek yang berbeda. Hal tersebut diduga karena perlakuan bahan organik steril lebih mampu mengoptimalkan kerja mikroba antagonis yang dicampurkan sebagai bahan aktif, karena mikroba dalam bahan organik tersebut sudah hilang akibat proses sterilisasi. Pada perlakuan bahan organik nonsteril terdapat mikroba lain yang mungkin menurunkan kinerja mikroba antagonis akibat adanya persaingan dalam hal dan ruang tumbuh.

Berdasarkan tabel hasil penekanan formula mikroba dengan bahan organik terhadap nematoda Meloidogyne spp. penggunaan kompos steril dengan mikroba antagonis lebih dianjurkan. Campuran kascing dan kompos (1:1, v/v) sangat efektif dalam pengendalian J2 namun

perlakuan kompos steril dengan mikroba antagonis lebih stabil tinggi penekenannya pada terhadap telur maupun J2.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa formula mikroba antagonis Trichoderma spp., Paecilomyces spp., dan P. pseudoalcaligenes dalam bahan organik

kompos dan kascing steril dapat menekan

Meloidogyne spp. Kompos steril yang

ditambah mikroba antagonis paling baik dalam menyebabkan kerusakan pada telur

Meloidogyne spp. yaitu sebesar 53,24%.

Perlakuan kompos steril : kascing steril (1:1, v/v) yang ditambah mikroba antagonis dapat menyebabkan J2

Meloidogyne spp. rusak atau mati sebesar

92,06%.

Ucapan Terima Kasih

Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) Unpad yang didanai dari DP2M Dikti. Terimaksih juga disampaikan kepada Tohidin Ir. MS. atas masukannya dalam penulisan skripsi yang terkait dengan artikel ini.

Daftar Pustaka

Agrios, G. N. 2005. Plant Pathology. Fifth edition. USA. University of Florida. Atmojo, S.W.2003. Peranan bahan organik

terhadap kesuburan tanah dan upaya pengelolaannya. Universitas Sebelas Maret Press: Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Dube B. and G.C.Jr. Smart 1987.

Biological Control of Meloidogyne

incognita by Paecilomyces lilacinus

and Pasteuria penetrans. The Society of Nematologist. Journal of Nematology 19(2):222-227.

Esser, R.P. and N.E. El-Gholl. 1993.

Paecilomyces lilacinus, a fungus that

parasitizes nematode eggs. Dept. Agr. and Consumer Serv. Nematology Circular No. 203.

(6)

274 Hadisoeganda, A. 1998. Review: Hasil

pemeriksaan komposisi spesies dan densitas nematoda parasit tumbuhan dari tahun 1972 sampai dengan 1997. Laporan Penelitian Nematoda Parasit Tumbuhan. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang.

Istifadah, N., T. Sunarto, O. Setiani. 2010. Pengembangan formulasi bionematisida campuran mikroorganisme endofit serta nematopatogen untuk pengendalikan nematoda sista kentang (Globodera

rostochiensis) pada tanaman kentang

kultivar MG 05 (Keefektifan >70%). Laporan Penelitian KKP3T. LPPM Unpad - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Meyer S.L.F, D.P.Roberts, D. J. Chitwood, L. K. Carta, R. D. Lumsden, and W. Mao. 2001. Application of

Burkholderia cepacia and

Trichoderma virens, alone and in

combinations, against Meloidogyne

incognita on bell pepper. Nematropica

31:75-86.

Naserinasab, F., N. Sahebani, H. R. Etebarian. 2011. Biological control of

Meloidogyne javanica by

Trichoderma harzianum BI and

salicylic acid on Tomato. African Journal of Food Science; Vol. 5(3) pp. 276-280.

Robl, D., L. B. Sung, J. H. Novakovich, P. R. D. Marangoni, M. A. C. Zawadneak, P. R. Dalzoto, J. Gabardo, and I. C. Pimentel. 2009. Spore production in Paecilomyces lilacinus (Thom.) samson strains on agro-industrial residues. Braz. J. Microbiol. 40(2): 296–300.

RossiRodrigues, B.C., M.R. Brochetto -Braga, S.M. Tauk-Tornisielo, E. C. Carmona, V.M. Arruda, J.C. Netto. 2009. Comparative growth of trichoderma strains in different nutritional sources, using bioscreen c automated system. Braz. J. Microbiol. Vol. 40 no. 2.

Sunarto T., L. Djaja, R. Meliansyah. 2009. Pengendalian biologi nematoda

Meloidogyne spp dengan jamur

Paecilomyces fumosoroseus dan

bakteri Pasteuria penetrans serta pengaruhnya terhadap tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.). Jurnal Bionatura 11:1.

Sunarto T., N. Istifadah, dan D. Herdiyantoro. 2013. Pengembangan formulasi bionematisida campuran mikroorganisme antagonis dalam bahan organik untuk pengendalian

Globodera rostochiensis Woll. dan Meloidogyne spp. Laporan Penelitian

Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT), DP2M Dikti, LPPM Universitas Padjadjaran, Bandung.

Gambar

Tabel 1  Persentase telur nematoda Meloidogyne spp. rusak pada 48 jam setelah perlakuan
Tabel 2 Persentase J2 nematoda Meloidogyne spp. rusak pada 48 jam setelah perlakuan

Referensi

Dokumen terkait