• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diterima tanggal 27 Februari 2016 revisi akhir 28 Februari 2016 disetujui 28 Februari 2016 ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diterima tanggal 27 Februari 2016 revisi akhir 28 Februari 2016 disetujui 28 Februari 2016 ABSTRACT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Infeksi Cacing Gastrointestinal

pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Dan Beruk (Macaca nemestrina)

Di Areal Tambang Batubara PT Indominco Mandiri Bontang Kaltim Gastrointestinal Infection

In Long TailedMonkey (Macaca fasicularis) And Pig TailedMacaque(Macaca Nemestrina)

AtPT Indominco Mandiri Coal Mining Bontang East Kalimantan

Diterima tanggal 27 Februari 2016 revisi akhir 28 Februari 2016 disetujui 28 Februari 2016

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan prevalensi infeksi cacing saluran pencernaan pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan beruk (Macaca nemestrina) di tambang batubara di Bontang Kalimantan Timur.Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil feces baru dari monyet yang diamati defekasinya pada waktu pagi dan sore hari. Sebanyak dua puluh lima sampel feses M. fascicularis (14ekor monyet jantan dan 11 ekor monyet betina).Dua puluh lima sampelfeces M Nemestrina (13 ekor beruk jantan dan 12 beruk betina) yang diperiksa dengan menggunakan metode sentrifuge. Jenis cacing yang berhasil diidentifikasi pada Macaca fascicularisadalah Strongyl sp. (48%), Trichuris sp. (20%), Ascaris sp (24%), dan negatif (8%).Sedangkan pada beruk (Macaca nemestrina) Strongyl sp. (60%), Trichuris sp. (20%), Ascaris sp (20%). Secara umum prosentase tingkat infeksi cacing pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah sebesar 99,9% dan beruk (Macaca nemestrina) sebesar 99,88%.Prevalensi infeksi parasit gastrointestinal pada monyet ekor panjang; betina (52,%) dan jantan (48,%). Prevalensi infeksi parasit gastrointestinal pada beruk; betina (44,%) dan jantan (56%).

Kata kunci :Macaca, infeksi, prevalensi, cacing, gastrointestinal ABSTRACT

This study aims to determine the type and prevalence of helminth infections in the gastrointestinal tract of longtailed macaque (Macaca fascicularis) and pig tailed monkey (Macaca nemestrina) in a coal mine at Bontang East Kalimantan. The sampling method is done by taking a new feces of monkeys were fecal observed in the morning and afternoon. Twentyfive samples of feces of Macaca fascicularis (14 males and 11 females). Twentyfive samples of Macaca nemestrina (13males and 12 females) were examined by using centrifuges method. Type of worm that has been identified in Macaca fascicularis is Strongyl sp. (48%), Trichuris sp. (20%), Ascaris sp

(2)

(24%), and negative (8%). While the pig tailed monkey (Macaca nemestrina) Strongyl sp. (60%), Trichuris sp. (20%), Ascaris sp (20%). In general, the percentage of helminth infection rate in the longtailed macaque (Macaca fascicularis) amounted to 99.9% and macaques (Macaca nemestrina) amounted to 99.88%. The prevalence of gastrointestinal parasitic infections in longtailed monkeys; female (52,%) and male (48,%). The prevalence of gastrointestinal parasitic infections in pig tailed monkeys; female (44,%) and male (56%).

Key words: Macaca, infection, prevalence, worm, gastrointestinal, PENDAHULUAN

Macaca fascicularis secara umum juga dikenal dengan nama monyet ekor panjang, adalah species yang tersebar luas wilayah tropis Asia tenggara (Eudey,2008). Primata ini termasuk kategori monyet dunia lama (old world monkeys) dalam family Cercopithecidae. Monyet ekor panjang di kategorikan lagi dalam subfamily Cercopithecinae yang terkait dengan adaptasi makanannya. Primata dalam subfamily ini mempunyai gigi geraham yang rendah, mempunyai kantung pipi untuk menyimpan makanan dalam jangka waktu yang singkat, dan buah-buahan adalah sebagian makanannya.

Secara morphology, monyet ekor panjang mempunyai warna bervariasi dari abu-abu hingga coklat kemerah-merahan, dengan bulu yang lebih terang pada bagian ventral. Panjang tubuh berkisar antara 385 -648 mm, panjang ekor berkisar antara 400-655 mm. Berat tubuh jantan dewasa antara 4,7-8,3 kg, sementara betina berkisar antara 2,5 – 5,7 kg. Betina dewasa mempunyai masa kehamilan selama 153 – 179 hari. Umur dapat mencapai 37,1 tahun. Kematangan seksual rata-rata pada umur 51,6 bulan (betina) dan (jantan) 50,4 bulan. Anak/Bayi yang baru lahir mempunyai rambut yang berwarna kehitaman. Hidup pada hutan primer dan sekunder mulai dataran rendah sampai dataran tinggi hingga ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut, hidup di daerah pantai, mangrove, tepi-tepi sungai juga bahkan di tebing-tebing batu karang (Setiawan et al,2008).

Beruk (Macaca nemestrina) adalah jenis monyet yang secara garis besar mempunyai kemiripan perilaku dengan monyet ekor panjang. Pada Beruk dewasa jantan dapat mencapai berat badan sampai 5 – 15 kg. Secara morfologi beruk memiliki warna kekuning-kuningan sampai cokelat dengan punggung berwarna lebih

(3)

gelap dan lebih terang pada tubuh bagian bawahnya. Disebut pig tailed monkey atau monyet ekor babi karena pada monyet beruk mempunyai ekor pendek yang mirip ekor babi.

Monyet ini sangat toleran dengan manusia dan biasanya ditemukan di dekat perkampungan atau ladang, sehingga sering menjadi hama (crop raider) makan sebagian besar buah (64%), biji-bijian, daun, serangga, kepiting atau jenis moluska lainnya, memiliki pergerakan dengan keempat alat geraknya (quadripedal).

Monyet ekor panjang dan beruk hidup berkelompok yang mempunyai struktur sosial Multimale-Multifemale, dengan rasion 2,5 betina untuk 1 jantan dalam rata-rata kelompok, ukuran kelompok antara 10-48 individu, hingga mencapai ratusan, tingkat sosial juga jelas nampak dalam satu kelompok, jantan dominan biasanya memimpin kelompok ini, memiliki daerah jelajah 25-200 ha, dengan jelajah harian berkisar 150- 1500 km, (Supriatna dan Wahyono, 2000).

Beberapa penelitian telahmenunjukkan bahwa satwa primata iniberpotensi sebagai sumber infeksi parasit bersifat zoonosis.Penelitian yang dilakukanoleh Chrisnawaty (2008) pada monyet ekorpanjang di Pulau Tinjil, berhasilmengidentifikasi enam jenis cacing yangmenginfeksi M. fascicularis diantaranyaHymenolepis, Ascaris sp., Oxyurid, Strongyl,Trichuris sp. dan Schistosoma.

Beberapa jenis cacing yangdapat menginfeksi M. fascicularis yangdigunakan dalam penelitian biomedis adalahnematoda (Trichuris trichiura, Enterobiusspp., Ancylostoma duodenale, Necatoramericanus, Strongyloides stercoralis,Strongyloides fulleborni, Ternidens,Oesophagustonum sp., Ascaris lumbricoides,Trichostrongylus colubriformis), cestoda(Hymenolepis nana dan Bartiella spp.) dantrematoda (Fasciolopsis buski, Watsoniuswatsoni dan Gastrodiscoïdes homini)(Lacoste, 2009).

Berdasarkan sejarah evolusi antaramanusia dan satwa primata, kerusakanhabitat dan sempitnya hospes spesifik untukbeberapa parasit, dapat menimbulkan risikokemunculan penyakit dan potensi tinggimenular dari satwa primata ke manusia (Schrag dan Weiner, 1995; Wolfe et al.1998; Jones-Engel et al. 2004).

(4)

Menurut Chapman etal. (2005) berhasil mengisolasi cacing saluran pencernaan yang menginfeksiprimata dan manusia di Taman NasionalKibale, Uganda diantaranya Trichuris sp.,Strongyloides fulleborni, Strongyloidesstericalis, Oesophagostonumstephanostonum, Colobenterobius sp.,Enterobius sp., Streptopharagus sp., Ascarissp., Bertiella sp. Kagein et al. (1992)mempublikasikan dua kasus Bertiellosispada manusia di Sumatra Utara tersebabBertiella studeri. Tiga kasus serupa jugadilaporkan terjadi di Jepang (Ando et al.,1996).Bertiella studeri merupakan cestodayang umum ditemukan pada monyet diAfrika dan Asia (Stunkard, 1940).

Tujuan penulisan adalah untukmengetahui jenis parasit gastrointestinal (pencernaan) padaMacacafascicularis dan Macaca nemestrina yang ada diareal tambang batubara PT Indominco Mandiri Bontang Kaltim.

METODE PENELITIAN

Pengambilan feses dilakukan pada monyet ekor panjang(M.fascicularis) beruk (Macaca nemestrina) diareal tambang batubara PT Indominco Mandiri Bontang Kalimantan Timur.Feses diambil darimonyet dan beruk dengan membedakanan jenis kelamin monyet jantan dan betina.Feses yangdiambil adalah feses baru pada waktu pagi hari.Feses kemudiandimasukkan ke dalam tabung plastik yang diisi formalin 10%. Setiap tabung ditandai denganpenanda kemudian diperiksa laboratorium.

Metode sedimentasi digunakan untuk mengidentifikasi jenis telurcacing yang ditemukan, Metode sedimentasidilakukan dengan caramencampur feses dengan perbandingan satu bagian fesesdengan 10 bagian air. Untuk kemudian disaring danfiltratnya ditampung dengan gelas Beker(Beakers glass). Filtrat dimasukkan ke dalam tabung sentrifus, lalu disentrifugasi dengankecepatan 1500 rpm selama 5 menit.Endapan diaduk lalu diambil sedikit denganpipet, lalu diletakkan di atas gelas obyek danditutup dengan gelas penutup.Selanjutnyadiperiksa dengan mikroskop pembesaranobjektif 10-40x.

(5)

Identifikasi jenis telur cacingberdasarkan morfologi menurutOnggowaluyo (2001), Ash dan Orihel(1991), dan Soulsby (1982) Data yang diperoleh dalam penelitian inidianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) Dari 25 sampel feses yang diperiksadengan metode natif dan konsentrasi sedimentasiberhasil diidentifikasi jenis telur cacingyaitu : Strongyl sp. (48%), Trichuris sp. (20%), Ascaris sp (24%) dan negatif (8%)(Tabel 1.)

Tabel 1. Prosentase jenis cacing pada monyet ekor panjang.

Secara umum infeksi cacingpada monyet ekor panjang yaitu ;Strongylsp. (48,%) lebih tinggi dibanding dengan Trichuris sp (20%) dan Ascaris (24%), negatif (8%).Sedangkan pada beruk (Macaca nemestrina),dari 25 sampel feses yang diperiksa dengan metode natif dan konsentrasi sedimentasi berhasil diidentifikasi jenis telur cacing yaitu : Strongyl sp. (44%), Trichuris sp. (28%), Ascaris sp (16%) dan negatif (12%)(Tabel 2.)

12; 48% 5; 20% 6; 24% 2; 8%

Macaca fascicularis

strongyl trichuris Ascaris

(6)

Tbel 2. Prosentase jenis cacing pada beruk (Macaca nemestrina)

Tingginya infeksi telur cacing Strongyrlsp.pada monyet ekor panjang dan berukdapat disebabkan karena jumlah banyaknya infeksi pada kelompok monyet sehingga penularan dalam gastrointestinal pada anggota kelompok macacalebih mudah terjadi.Penyebaran penyakit parasit secara langsung pada satwaprimata dipengaruhi oleh tingginya populasiinang, kepadatan dan besarnya ukurankelompok. Semakin besar jumlah populasiinang maka infeksi semakin tinggi danberagam infeksi yang akan terjadi (Freeland,1979; Stuart et al. 1993; Cote and Poulin,1995; Arneberg et al., 1998; Morand 2000;Bagge et al., 2004; Poulin dan Morand,2004; Chapman et al., 2005).

Monyet ekor panjang dan beruk pada penelitian ini adalah satwa liar yang berada di sekitar areal tambang batubara. Keduanya mempunyai habitat yang sama dalam mencari pakan. Pembukaan hutan yang dilakukan dan aktivitas manusia membuat perilaku mencari makan monyet ini mengarah ke areal aktivitas manusia. Perumahan dan perkantoran yang dilengkapi dengan dapur dan tempat makan menjadi sasaran monyet ini dalam mencari makan. Hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa aktivitas pemberian makanan sisa baik secara sengaja maupun dibuang. Beberapa kelompok monyet yang sudah terbiasa mencari makan dilingkungan manusia akan berusaha untuk mencari sisa makanan yang dibuang pada tempat sampah. 11; 44% 7; 28% 4; 16% 3; 12%

Macaca nemestrina

strongyl trichuris Ascaris negatif

(7)

Kelompok beruk biasanya akan datang terlebih dahulu dengan dipimpin beberapa jantan dewasa yang bertugas untuk mengawasi dan menjaga kelompoknya. Monyet ekor panjang datang belakangan dan akan merebut areal pencarian makanan.

Perilaku berebut makanan antar individu dalam kelompok juga mempengaruhi penularan parasit ini. Kemungkinanini terjadi ada hubungannya dengan tingkah laku sosial satwa primata (Fuentes, 2007), yang mempermudah penularan penyakitparasit saluran cerna dari satu individu keindividu lainnya (Brown dan Brown, 1986;Moller, 1993).

Secara umum prosentase tingkat infeksi cacing pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)adalah sebesar 99,9% dan beruk (Macaca nemestrina sebesar 99,88%. Dengan kata lain, hampir seluruh individu dalam kelompok monyet yang diamati berparasit saluran pencernaan. Tingginya prevalensi parasit gastrointestinal pada Macaca fascicularis dan Macaca nemestrina yang diteliti dapat disebabkan oleh tingginya hubungan antarindividu serta tingginya intensitas penggunaan habitat yang sama. Sehingga penularan parasit ini dapat terjadi dengan mudah baik kedalam kelompok maupun ke luar kelompok.

Infeksi campuran tertinggi pada Macaca fascicularis adalah strongyl sp, Trichuris sp dan Ascaris sp(48%) dan cenderunglebih tinggi daripada infeksi tunggal pada strongyl sp (28%).Sedangkan infeksi disebabkan oleh Strongylsp + trichuris sp (40%), Strongylsp + Ascaris sp (32%) dan trichuris sp + Ascaris sp (28%).Sedangkan Infeksi campuran tertinggi pada Macaca nemestrinaadalah strongyl sp, Trichuris sp dan Ascaris sp(44%).Sedangkan infeksi Infeksi disebabkan oleh Strongylsp + trichuris sp (67%), Strongylsp + Ascaris sp (21%) dan trichuris sp + Ascaris sp (12%).

Infeksi gastrointestinal campuran ini dapat terjadi karena kepadatan populasi dalam satu wilayah tertentu. Dalam penelitian ini, baik monyet ekor panjang maupun beruk, menggunakan habitat dan sumber pakan yang. Akumulasi feses yang mengandung telur cacing akan sangat mudah tersebar di lokasi tersebut. Kontaminasi pakan yang cukup tinggi menyebabkan penyebaran parasit ini dengan

(8)

mudah menyebar ke individu lain dalam kelompok maupun di luar kelompok. Adanya hewan lain seperti kucing dan satwa liar lainnya akan menambah penyebaran parasit gastrointestinal ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Infeksi gastrointestinal pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yaitu: Strongylsp. (48,%), Trichuris sp (20%) dan Ascaris (24%), negatif (8%). 2. Infeksi gastrointestinal pada beruk (Macaca nemestrina) yaitu: Strongyl sp.

(44%), Trichuris sp. (28%), Ascaris sp (16%) dan negatif (12%)

3. Prosentase tingkat infeksi cacing pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)adalah sebesar 99,9% dan beruk (Macaca nemestrina sebesar 99,88%.

4. Infeksi campuran pada Macaca fascicularis yaitu ; Strongylsp + trichuris sp (40%), Strongylsp + Ascaris sp (32%) dan trichuris sp + Ascaris sp (28%). 5. Infeksi campuran pada Macaca nemestrinayaitu ;Strongylsp + trichuris sp

(67%), Strongylsp + Ascaris sp (21%) dan trichuris sp + Ascaris sp (12%). DAFTAR PUSTAKA

Ando, K., T. Ito, K. Miura, H. Matsuoka,and Y. Chinzei. 1996. Infection of An Adult in Mie Prefecture, Japan byBartiella studeri. South Asian J.Trop. Med. Public Health 27 : 200-201.

Arneberg, P.A., Skorping, B. Grenfell, andA.F. Read. 1998. Host Densities as Determinants of Abundance inParasite Communities: Comparative Analyses of Directly Transmitted Nematodes of Mammals. Ecography25: 88‐ 94.

Bagge, A.M., R. Poulin, and E.T. Valtonen.2004. Fish Population Size, and NotDensity, as The Determining Factorof Parasitic Infection: A Case Study.Parasitology 128: 305‐ 313.

Brown, C.R. and M.B. Brown. 1986.Ectoparasitism as A Cost ofColoniality in CliffSwallows(Hirundo pyrrhonota). Ecology 67:1206‐ 1218.

(9)

Chrisnawaty, D. 2008. Infeksi CacingSaluran Pencernaan Pada MonyetEkor Panjang (Macaca fascicularis diPulau Tinjil.Skripsi. FakultasKedokteran Hewan, Institut PertanianBogor.

Cote, I.M. and R Poulin. 1995. Parasitismand group size in social mammals: a Meta Analysis. Behav. Eco.l 6:159‐ 165.

Eudey, A.A. 2008. The Crab-eatingMacaque (Macaca fascicularis):Widespread and Rapidly Declining.Primate Conservation 2008 (23):129–132.

Freeland, W.J. 1979. Primate Social Groupsas Biological Islands.Ecology 61:1297‐ 1303.

Fuentes, A. 2007.Social Organization:Social Systems and The Complexitiesin Understanding The Evolution ofPrimate Behavior. In: Campbell, C.J.A. Fuentes, ,MacKinnon, KC,Panger, M, and Bearder, SK (eds)

Lacoste, R. 2009. Intestinal Parasites of The Crab-Eating Macaque (Macaca fascicularis): Experimental Study And Recommendations For The Diagnosis And The Management of Rhizoflagellates and Ciliates. Thesis. National Alfort Veterinary School.

Onggowaluyo, J. S. 2001. Parasitologi Medik (Helmintologi) Pendekatan Aspek Identifikasi, Diagnostik dan Klinik, Jakarta: EGC.

Schrag, S.J. and P. Weiner. 1995. Emerging Infectious Disease: What are The Relative Roles of Ecology and Evolution? Trend. Ecol. E. vol 10: 319‐324. Setiawan.A,T.S. Nugroho, Djuwantoko, S.Pudyatmoko, 2008, A Survey of Miller’s

Grizzled Surili, Presbytis hosei canicrus, in East Kalimantan, Indonesia, Primate Conservation (24).

Soulsby, E.J.L. 1982. Helminth, Anthrophods and Protozoa of Domesticated Animals. (7th Ed). Williams and Wilkins, Bailliere Tindall London.

Supriatna, J. dan E. H. Wahyono.2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Yayasan Obor, Indonesia

Gambar

Tabel 1. Prosentase jenis cacing pada monyet ekor panjang.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian jika dikaitkan dengan teori AIDCA maka hasil penelitian menunjukkan bahwa Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok ini sesuai dengan teori

Sesuai dengan ketentuan Pasal 75 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Sebelum mengisi KRS online, mahasiswa diwajibkan menghadap dosen PA untuk mendapatkan petunjuk dan bimbingan dalam menentukan beban sks yang akan diambil serta

Dalam olahraga prestasi proses tersebut bisa berhasil jika dilatihkan oleh seorang pelatih yang profesional, memiliki kemauan, komitmen yang tinggi, berpengalaman

Pengembangan Desa Binaan Berbasis Tri Hita Karana 147 Kadek Yogi Parta Lesmana, S.Pd., M.Pd. I Putu Panca

Nilai indeks kepekaan lingkungan di pulau Sapudi, Poteran dan Giliyang tergolong dalam kategori tinggi (baik). Arahan pengembangan menurut persepsi stakeholders didasarkan

Dalam hal penjualan kembali Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS PRIMA USD dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir Penjualan Kembali

yang bertentangan perilaku untuk meningkatkan kepentingannya, bahkan jika pemilik   baru tidak memonitor kinerja manajer# 6ika pemilik baru melakukan memonitor  kinerja