• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

 Angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2015 sebanyak 17,30 juta orang, turun sekitar 248 ribu orang dibanding angkatan kerja Agustus 2014 dan berkurang 994 ribu orang dibanding Februari 2015.

 Penduduk yang bekerja di Jawa Tengah pada Agustus 2015 sebesar 16,44 juta orang, berkurang sekitar 116 ribu orang dibanding keadaan pada Agustus 2014 dan berkurang sekitar 887 ribu orang dibandingkan Februari 2015.

 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Tengah Agustus 2015 sebesar 4,99 persen, mengalami penurunan sebesar 0,69 persen poin dibanding TPT Agustus 2014 (5,68 persen) dan mengalami penurunan sebesar 0,32 persen poin dibandingkan TPT Februari 2015 (5,31 persen).  Selama setahun terakhir (Agustus 2014 ― Agustus 2015), kenaikan penyerapan tenaga kerja

terjadi hampir di semua sektor, kecuali sektor Pertanian (464 ribu orang), Jasa (119 ribu orang), dan Sektor Transportasi (40 ribu orang). Kenaikan penyerapan terutama terjadi pada sektor konstruksi (260 ribu orang), Sektor Industri ( 94 ribu orang) dan Sektor Perdagangan (88 ribu orang).

 Pada Agustus 2015, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 5,71 juta orang (34,72 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar sebesar 2,94 juta orang (17,85 persen) dan berusaha sendiri sejumlah 2,68 juta orang (16,31 persen).

 Penduduk yang bekerja di atas 35 jam per minggu, (pekerja penuh) pada Agustus 2015, sebanyak 11,93 juta orang (72,53 persen) sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 0,92 juta orang (5,56 persen).

Pada Agustus 2015, penduduk yang bekerja di Jawa Tengah masih tetap didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 52,38 persen, sementara penduduk yang bekerja dengan pendidikan sarjana ke atas hanya sebesar 7,71 persen.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,99 PERSEN

(2)

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Pengangguran

Keadaan ketenagakerjaan di Jawa Tengah dalam setahun terakhir menunjukkan adanya perubahan yang digambarkan dengan adanya penurunan jumlah angkatan kerja, penduduk yang bekerja, dan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja mencapai 17,30 juta orang berkurang sebesar 994 ribu orang dibanding keadaan Februari 2015 dan berkurang sebesar 248 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2014. Penduduk yang bekerja pada Agustus 2015 turun sebesar 887 ribu orang dibanding keadaan Februari 2015, dan berkurang 116 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Agustus 2014). Sementara jumlah penganggur pada Agustus 2015 mengalami penurunan sebesar 107 ribu orang jika dibanding keadaan Februari 2015 dan turun sebesar 133 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2015. Dalam setahun terakhir, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami penurunan sebesar 1,82 persen poin.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, Tahun 2014–2015

(Juta orang)

Jenis Kegiatan Utama Satuan

2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1. Angkatan Kerja Juta orang 17,72 17,55 18,29 17,30

Bekerja Juta orang 16,75 16,55 17,32 16,44

Pengangguran Juta orang 0,97 1,00 0,97 0,86

2. Bukan Angkatan Kerja Juta orang 7,26 7,63 7,05 8,19

3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 70,93 69,68 72,19 67,86

4. Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,45 5,68 5,31 4,99

5. Pekerja Tidak Penuh Juta orang 4,85 4,90 4,91 4,51

Setengah Penganggur Juta orang 1,28 1,19 1,18 1.07

Paruh waktu Juta orang 3,57 3,71 3,73 3,44

Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2014-2015

2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Struktur lapangan pekerjaan hingga Agustus 2015 tidak mengalami perubahan, dimana Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Sektor Industri dan Sektor Jasa Kemasyarakatan secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah. Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2014, penduduk yang bekerja meningkat hampir di semua sektor terutama Sektor Konstruksi sebanyak 260 ribu orang (20,49 persen); Sektor Industri sebanyak 94 ribu orang (2,98 persen); Sektor Perdagangan sebanyak 88 ribu orang (2,38 persen), dan Sektor Lainnya (Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas dan Air Minum; Lembaga Keuangan, Real Estate; Ush Persewaan & Js Perusahaan) sebanyak 65 ribu orang (14,79 persen). Sedangkan Sektor yang mengalami penurunan Sektor Pertanian sebanyak 464 ribu orang (8,97 persen), Sektor Jasa sebanyak 119 ribu orang

(3)

(5,42 persen) dan Sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi sebanyak 40 ribu orang (6,76 persen).

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2014–2015

(juta orang)

Lapangan Pekerjaan Utama

2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5]

Pertanian 5,19 5,17 5,39 4,71

Industri 3,31 3,17 3,33 3,27

Konstruksi 1,31 1,27 1,33 1,53

Perdagangan 3,72 3,72 4,01 3,80

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 0,55 0,59 0,49 0,55 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 2,15 2,19 2,29 2,08

Lainnya ***) 0,52 0,44 0,48 0,50

J u m l a h 16,75 16,55 17,32 16,44

Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2014-2015

***)

Lapangan pekerjaan utama lainnya terdiri dari sektor Pertambangan, Listrik, Gas dan Air, Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan

3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Agustus 2015 sebesar 6,29 juta orang (38,28 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 10,14 juta orang (61,72 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2014 – 2015

(juta orang)

Status Pekerjaan Utama

2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5]

Berusaha sendiri 2,82 2,86 3,03 2,68

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 2,93 3,19 3,01 2,94

Berusaha dibantu buruh tetap 0,62 0,64 0,57 0,58

Buruh/Karyawan/Pegawai 5,74 5,25 6,09 5,71

Pekerja bebas 2,28 2,18 2,25 2,34

Pekerja keluarga/tak dibayar 2,36 2,43 2,37 2,19

J u m l a h 16,75 16,55 17,32 16,44

(4)

Dalam setahun terakhir (Agustus 2014 - Agustus 2015), penduduk bekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai bertambah sebanyak 457 ribu orang (8,70 persen). Peningkatan ini menyebabkan jumlah pekerja formal bertambah sekitar 402 ribu orang dan persentase pekerja formal naik dari 35,58 persen pada Agustus 2014 menjadi 38,28 persen pada Agustus 2015.

Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas dan pekerja keluarga/tak dibayar. Dalam setahun terakhir (Agustus 2014 - Agustus 2015) pekerja informal turun sebanyak 518 ribu orang dan persentase pekerja informal berkurang dari 64,42 persen pada Agustus 2014 menjadi 61,72 persen pada Agustus 2015. Penurunan pada komponen pekerja informal berasal dari mereka yang berstatus berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/brh tdk dibayar dan pekerja keluarga/tak dibayar.

4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja perminggu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam ke atas per minggu dimana pada Agustus 2015 jumlahnya mencapai 11,92 juta orang (72,53 persen). Sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu (pekerja tidak penuh) turun sebanyak 384 ribu orang (7,84 persen), begitu juga penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu turun sebanyak 91,0 ribu orang (9,07 persen).

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Perminggu, 2014–2015

(juta orang)

Jumlah Jam Kerja Perminggu

2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5] 1–7 0,26 0,23 0,26 0,18 8–14 0,80 0,77 0,74 0,74 15–24 1,77 1,83 1,80 1,70 25–34 2,02 2,07 2,11 1,90 1–34 4,85 4,90 4,91 4,52 35+ ***) 11,90 11,65 12,41 11,92 J u m l a h 16,75 16,55 17,32 16,44 Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2014-2015

5.

Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan

Penyerapan tenaga kerja hingga pada Agustus 2015 masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah sebesar 8,61 juta orang (52,38 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebesar 3,16 juta orang (19,21 persen). Penduduk bekerja dengan pendidikan tinggi hanya sekitar

(5)

1,27 juta orang mencakup 0,36 juta orang (2,17 persen) berpendidikan diploma dan 0,91 juta orang (5,54 persen) berpendidikan universitas.

Perbaikan kualitas tenaga kerja ditunjukkan oleh penurunan tenaga kerja berpendidikan rendah yaitu mereka yang hanya tamat sekolah dasar (SD) atau lebih rendah. Sementara tenaga kerja berpendidikan SMP atau SMA cenderung terus meningkat. Kecendrungan ini merupakan dampak dari kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dasar dalam bentuk pembebasan biaya untuk tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Dalam periode setahun terakhir (Agustus 2014 ― Agustus 2015), penduduk bekerja dengan pendidikan rendah secara persentase mengalami penurunan dari 73,12 persen pada Agustus 2014 menjadi 71,59 persen pada Agustus 2015. Sementara penduduk bekerja berpendidikan tinggi juga mengalami peningkatan dari 6,97 persen pada Agustus 2014 menjadi 7,71 persen pada Agustus 2015.

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014 – 2015 (juta orang)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5]

SD ke Bawah 9,13 8,98 9,39 8,61

Sekolah Menengah Pertama 3,16 3,12 3,15 3,16

Sekolah Menengah Atas 3,37 3,30 3,45 3,40

Diploma I/II/III dan Universitas 1,09 1,15 1,33 1,27

J u m l a h 16,75 16,55 17,32 16,44

(6)

Konsep Definisi

Penduduk usia kerja

Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.

Bekerja

Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dengan menghasilkan

barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau

membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak

terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan

pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.

Pengangguran

Pengangguran meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, atau

mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan,

atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang menggambarkan

perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dan dihitung

dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas dikali

100.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT)

TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100

penduduk yang masuk kategori angkatan kerja

.

Pekerja Tak Penuh

Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu)

.

Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja

normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau

masih bersedia menerima pekerjaan

Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja

normal ( kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau

tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak menyebutkan

sebagai pekerja paruh waktu/part time worker).

Referensi

Dokumen terkait

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pengaruh pemungutan pajak dengan surat kuasa terhadap penerimaan pajak di kantor pajak Pratama Argamakmur dapat menarik

Dengan demikian, perpustakaan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) harus menyediakan koleksi difabel yang bermutu, baik koleksi dalam bentuk media cetak ataupun non-cetak

Metode sangat mempengaruhi proses pembelajaran, salah satu metode yang bisa digunakan agar siswa tidak lagi bosan dalam belajar adalah menggunakan metode

Judul skripsi : APLIKASI PERANGKAT AJAR PENGENALAN SENI DAN BUDAYA INDONESIA “PETUALANGAN SIBI” UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS VI.. Memberikan kepada Universitas Bina Nusantara hak

Penelitian ini dilaksanakan pada pokok bahasan teknik dasar passing bola basket chest pass dan over head pass di kelas VIIF SMP Negeri 7 Singaraja, sehingga untuk memperoleh

Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta dari data yang telah diolah dan dilukiskan pada media. Dalam tahap ini dapat digunakan cara manual dengan menggunakan alat-alat

Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat