• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Perbandingan Ideologi Pancasila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Perbandingan Ideologi Pancasila"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA DIANTARA IDEOLOGI DUNIA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Pendidikan Pancasila

Yang dibina oleh Ibu Irmayati Hasibuan, M.Si.

Oleh Mely Wijaya (120332421457) Ratna Nusantari (140341600294) Rheinadia I. (140341602007) Siti Ma’rifah (140341601740) Thesa Ihtiar D. (140341605862) Yunita Dewy (140341605176)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur tak lupa kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Ungkapan terima kasih ini tak lupa juga kami sampaikan kepada rekan-rekan kami yang sedikit banyaknya membantu dalam penyelesaian Makalah ini.

Indonesia merupakan negara yang menggunakan Pancasila sebagai Ideologi Negara. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Ideologi Pancasila Diantara Ideologi Dunia", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita guna lebih mengetahui perbandingan Ideologi Pancasila diantara Ideologi Dunia.

Sesungguhnya Makalah ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan yang tak dapat kami sebutkan satu per satu. Oleh karena itu, kami menerima berbagai kritik dan saran yang kiranya akan membantu kesempurnaan Makalah ini.

Semoga yang sederhana ini memberikan makna yang luar biasa bagi kami dan bagi perkembangan dunia pendididikan

Malang, 15 Februari 2015

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 5 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan ... 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ideologi ... 6 2.2 Fungsi Ideologi bagi Negara ... 6 2.3 Macam Ideologi ... 7 2.4 Perbandingan Ideologi Pancasila Ditengah ideologi dunia 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ... 14 3.2 Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

BAB I PENDAHULUAN

(4)

1.1 Latar Belakang

Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ‘idea’ dan ‘eidos’, yang berarti ‘gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita’dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Secara harafiah, ideologi dapat diartikan ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas) atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar (Ma’mur, 2005: 1-2).

Secara umum ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur. Dalam ideologi terkandung tiga unsur, yaitu :

1. Adanya suatu penafsiran atau pemahaman terhadap kenyataan; 2. Memuat seperangkat nilai-nilai atau preskripsi moral; dan

3. Memuat suatu orientasi suatu tindakan, ideologi merupakan sustu pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang termuat di dalamnya (Sastrapratedja, 1991:142)

Makna ideologi Pancasila adalah sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara ( Poespowardojo, 1991 :46).

Pancasila dinyatakan sebagai ideologi negara Republik Indonesia dengan tujuan bahwa segala sesuatu dalam bidang pemerintahan ataupun semua yang berhubungan dengan hidup kenegaraan harus dilandasi dalam titik tolaknya, dibatasi dalam gerak pelaksanaannya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya dengan Pancasila (Bakry (1985: 42).

Suatu dasar negara atau ideologi sangatlah penting dan sangat vital bagi Negara. Ideologi adalah sistem gagasan yang mempelajari keyakinan-keyakinan dan hal-hal ideal filosofis, ekonomis, politis dan sosial. Karena ideologi itu akan menjadi arah suatu negara berjalan dan mengambil keputusan dalam kaitannya dalam kehidupan warga negara dan kehidupan internasional.

(5)

Semua bangsa pasti memiliki ideologi masing-masing, Bangsa Amerika serikat pasti memiliki ideology, tetapi tidak bernama. Ketika Republik Rakyat China ahir, Dr Sun Yat Sen menamakan deologi ereka San Min Chu I. Ideologi Jepang bernama Tenno Koodo Seishin. Hitler mendirikan Jermania denga ideology Nasional Sosialisme, dan Lenin mendirikan Uni Soviet dengan ideology Marxisme Leninisme (komunisme).

Dari pengalaman sejarah, perkembangan ideology tidak terlepas dari perkembagan politik. Antara ideologi dan politik terdapat hubungan yang erat dan timbal balik. Ideologi merupakan konsep yang sulit dipahami karena sudah pafa level filsafat sehingga seyogyanya pelajaran ideology diberikan di tingkat Perguruan Tinggi. Sementara itu nilai praksisnya diberikan dalam bentuk pelajaran budi pekerti dan kewarganegaraan dalam pendidikan formal dari SD sampai dengan SMA.

Mengingat bahwa pembahasan mengenai ideologi ini dinilai sangat penting. Maka dari itu, disini pemakalah akan menyajikan paparan pembahasan mengenai pengertian ideologi dan peerbandingan ideologi pancasila ditengah ideologi dunia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan ideologi?

2. Apa fungsi ideologi bagi suatu negara?

3. Apa sajakah macam ideologi yang ada di dunia?

4. Bagaimana perbandingan ideologi pancasila ditengah ideologi dunia?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah: 1. Untuk memahami pegertian ideologi

(6)

2. Untuk megetahui dan memahami fungsi ideologi bagi suatu negara 3. Untuk megetahui macam ideologi yang ada di dunia

4. Untuk megetahui dan memahami perbandingan ideologi pancasila ditengah ideologi dunia

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ‘idea’ dan ‘eidos’, yang berarti ‘gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita’dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Secara harafiah, ideologi dapat diartikan ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas) atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar (Ma’mur, 2005: 1-2). Secara umum ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.

2.2 Fungsi Ideologi

SoerjantoPoespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut:

1. Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.

2. Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.

3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang. 4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.

5. Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.

6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.

(7)

2.3 Macam Ideologi Dunia

a) Ideologi Pancasila

Pancasila sebagai sumber dasar filsafah serta ideologi bangsa dan negara Indonesia tidak terbentuk sertamerta dan diciptakan begitu saja berdasarkan pertimbangan dan pemikiran sendiri seperti yang terjadi pada ideologi-ideologi lain yang berlaku di negara lain di dunia. Pancasila dibuat dan diciptakan dari kesepakatan beberapa tokoh nasional pemerjuang kemerdekaan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia dijadikan suatu tinjauan dalam pembentukan pancasila. Hal itu dikarenakan Pancasila merupakan suatu sumber negara atau suatu sumber nilai yang nantinya akan dianut oleh segenap rakyat Indonesia dalam menjalani kehidupannya dan juga sebagai barometer dalam penyelenggaraan pemerintahan bahkan interaksi dengan dunia internasional. Sehingga dalam pembentukannya Pancasila harus mencerminkan kehidupan seluruh bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang. Nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa telah di yakini kebenarannya kemudian di angkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan negara. Oleh karena itu ideologi Pancasila ada pada kehidupan bangsa dan terletak pada kelangsungan hidup bangsa dalam rangka bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Kaelan, MS, 2003)

Dalam ideologi Pancasila menyakini atas kebenaran dan kemerdekaan individu, namun dalam hidup bersama juga harus mengakui hak dan kebebasan orang lain secara bersama sehingga dengan demikian harus mengakui hak-hak masyarakat.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Alfian (BP7 Pusat,1991 : 192), Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka khususnya di Negara Republik Indonesia. Sebagai ideologi terbuka Pancasila memberikan orientasi ke depan, mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi globalisasi dan era

(8)

keterbukaan dunia dalam segala bidang. Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki dimensi – dimensi idealitas, normatif, dan realitas.

Menurut Noor MS. Bakry [1994], Pancasila sebagai ideologi bersifat dinamik. Dalam arti, ia menjadi kesatuan prinsip pengarahan yang berkembang dialektik serta terbuka penafsiran baru untuk melihat perspektif masa depan dan aktual antisipatif dalam menghadapi perkembangan dengan memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam melangsungkan hidup dan kehidupan nasional.

Ideologi Pancasila memandang manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Monodualisme ini adalah kodrati, maka manusia tidak dapat hidup sendiri, ia selalu membutuhkan yang lain. Menurut konsep Pancasila, yakni manusia dalam hidup saling tergantung antarmanusia, saling menerina dan memberi antar manusia dalam memasyarakat dan menegara. Saling tergantung dan saling memberi merupakan pasangan pokok dan ciri khas persatuan serta menjadi inti isi dari nilai kekeluargaan.

Ideologi Pancasila, baik setiap silanya maupun paduan dari kelima sila-silanya, mengajarkan dan menerapkan sekaligus mengehendaki persatuan. Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali atau dikristalisasikan dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat di Indonesia (Bung Karno, 1 Juni 1945). Kelima sila dalam Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai spiritual, memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia. Nilai ini berfungsi sebagai kekuatan mental, spiritual, dan landasan etik dalam Ketahanan Nasional, maka atheisme tidak berhak hidup di bumi Indonesia dalam kerukunan dan kedamaian hidup beragama. Sila

Kemanusioann Yang Adil dan Beradab, tersimpul nilai satu derajat, sama

kewajiban dan hak, saling mencintai, hormat menghormati, keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan nilai gotong royong. Sila Persatuan

(9)

demi kepentingan bangsa dan Negara. Sila kerakyatan Yang Dipimpin oleh

Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, mengandung nilai

kedaulatan berada di tangan rakyat (demokrasi) yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan Negara / bangsa dengan tetap menghargai kepentingan pribadi dan golongan, musyawarah untuk mufakat dan menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nilai kebenaran dan keadilan. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung nilai sikap adil, menghormati hak orang dan sikap gotong royong, yang menjamin kemakmnuran masyarakat secara menyeluruh dan adil.

b) Liberalisme

Pada paham liberalisme berkembang dari akar-akar Rasionalisme yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, inpirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat di tangkap dengan indra manusia). Serta individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan negara.

Ideologi liberal memandang bahwa sejak manusia dilahirkan bebas dan dibekali penciptanya sejumlah hak azasi, yaitu hak hidup, hak kebebasan, hak kesamaan, hak kebahagiaan, maka nilai kebebasan itulah yang utama. Metode berfikir ideologi ini ialah liberalistik yang berwatak individualistik. Aliran pikiran perseorangan atau individualistik diajarkan oleh Thomas Hoobbes, John Locke, Jean Jaques Rousseau, Herbert Spencer dan Harold J. Laski. Aliran pikiran ini mengajarkan bahwa Negara adalah masyarakat hokum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Menurutnya kepentingan harkat dan martabat manusia (individu) dijunjung tinggi, sehingga masyarakat merupakan jumlah para anggotanya saja tanpa ikatan nilai tersendiri. Hak dan kebebasan orang seorang hanya dibatasi oleh hak yang sama dimiliki orang lain bukan oleh kepentingan masyarakat seluruhnya. Liberalisme bertitik tolak dari hak azasi yang melekat pada manusi sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, terkecuali atas pesetujuan yang bersangkutan. Faham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik), yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang

(10)

menuntut kebebasan individual secara mutlak yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan material yang melimpah dan dicapai dengan bebas. Faham liberalisme selalu mengkaitkan aliran pikirannya dengan hak azasi manusia menyebabkan paham tersebut meiliki daya tarik yang kuat di kalangan masyarakat tertentu.

c) Komunisme

Pada awalnya, sosialisme dan komunisme mempunyai arti yang sama, tetapi akhirnya komunisme lebih dipakai untuk aliran sosialis yang lebih radikal. Kaum komunis modern menganggap dirinya sebagai ahli waris teori Marxis sebagaimana yang tertera dalam Manifesto Komunis oleh Marx dan Engels. Marxisme menganggap pengawasan alat produksi tidak saja sebagai kunci kekuasaan ekonomi, tetapi juga kunci kekuasaan politik dalam Negara. Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme". Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.

Ideologi Marxisme-Leninisme meliputi ajaran dan paham tentang (a) hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektis dan ateisme; (b) ajaran makna sejarah sebagai materialisme historis; (c) norma-norma rigid bagaimana masyarakat harus ditata, bahkan tentang bagaimana individu harus hidup; dan (d) legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama kaum proletar.

Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.

(11)

pribadi atas alat-alat produksi, penghapusan adanya kelas-kelas sosial, menghilangnya negara, penghapusan pembagian kerja. Kelas-kelas tidak perlu dihapus secara khusus sesudah kelas kapitalis ditiadakan; karena kapitalisme sendiri sudah menghapus semua kelas, sehingga tinggal kelas proletariat. Itulah sebabnya, revolusi sosialis tidak akan menghasilkan masyarakat dengan kelas atas dan kelas bawah lagi.

Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

2.4 Perbandingan Ideologi Pancasila Ditengah Ideologi Dunia

Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu adat istiadat ,serta dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan negara. Oleh karena itu, ideologi Pancasila, ada pada kehidupan bangsa dan melekat pada kelangsungan hidup bangsa dalam rangka bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

Sebelum era reformasi di tanah air kita ,dalam proses perjuangan MELAWAN kolonialisme terjadi penyerapan berbagai wawasan ideologi lain yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang telah disepakati para pemimpin gerakan kebangsaan Indonesia. Berbagai ideologi yang ada sebelum Orde Baru, antara lain sebagai berikut:

1. Ideologi Sosialis sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang lalu. Sosialisme sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman). Jadi sosialis merujuk kepada pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal, produksi dan kekayaan oleh kelompok.

Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Perancis pada tahun 1831 dalam sebuah artikel tanpa judul oleh Alexander Vinet. Pada masa ini istilah sosialisme digunakan untuk pembedaan dengan indvidualisme, terutama oleh

(12)

pengikut-pengikut Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme Perancis. Saint-Simon lah yang menganjurkan pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat

2. Ideologi Komunis-Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan sebagai Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.yang paling utama pula Komunis sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya sehingga Komunis juga disebut anti liberalisme.Parahnya Komunis sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Ideologi Komunis bersifat absolutisasi dan determinisme, karena memberi perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat dalam Negara Komunis. Manusia dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas.

3. Ideologi Liberal Ajaran liberal bertitik tolak dari paham individualisme (perorangan) yang mendasarkan hak dan kebebasan individu, yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat di ganggu siapapuun. Paham liberalisme tidak sesuai dengan pancasila yang memandang manusia sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat wajib menyelaraskan kepentingan pribadinya dengan kewajibannnya terhadap masyarakat. Pancasila adalah paham integralistik atau kekeluargaan sehingga menolak individualisme.

4. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki berbagai perbedaan dengan sistem ideologi liberal dan komunis. Pancasila mengakui dan melindungi baik hak individu maupun masyarakat baik dibidang ekonomi maupun dibidang politik. Dengan demikian ideologi kita mengakui secara selaras baik kolektif maupun individualisme. Demokrasi yang dikembangkan bukan semata politik seperti ideologi komunis tapi juga ekonomi dalam sistem liberal dasar perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan namun kebebasan individu untuk berusaha sedangkan dalam sistem komunis negara yang mendominasi bukan warga negara.

(13)

Komunisme

A. Liberalisme Jika dibandingkan dengan ideologi Pancasila yang secara khusus norma-normanya terdapat di dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka dapat dikatakan bahwa hal-hal yang terdapat di dalam liberalisme terdapat di dalam pasal-pasal UUD 1945, tetapi Pancasila menolak liberalisme sebagai ideologi yang bersifat absolutisasi dan determinisme.

B. Ideologi Komunis bersifat absolutisasi dan determinisme, karena memberi perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat dalam Negara komunis. Manusia dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas.

C. Ideologi Pancasila sebagai Ideologi memberi kedudukan yang seimbang kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social. Pancasila bertitik tolak dari pandangan bahwa secara kodrati bersifat monopluralis, yaitu manusia yang satu tetapi dapat dilihat dari berbagai dimensi dalam aktualisasinya.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(14)

1. Secara umum ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.

2. Fungsi ideologi bagi suatu negara meliputi funsi sebagai struktur kognitif, orientasi dasar, bekal dalam menentukan identitas, motivator dan juga pendidikan.

3. Ada 3 macam ideologi besar di dunia yaitu ideologi pancasila, liberal dan komunis.

4. Ideologi Pancasila sebagai Ideologi negara memberi kedudukan yang seimbang kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social tidak seperti ideologi lain yang memberikan kedudukan yang tidak seimbang antara manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

3.2 Saran

Dalam sistem penulisan makalah ini, Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan masukan dari pembaca sangat kita harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi generasi penerus bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Pengertian dan Makna Ideologi.(Online),

(http://www.paklativi.com/2014/05/pengertian-dan-makna-ideologi-bagi-ban gsa-dan-negara.html)

(15)

(http://politik.kompasiana.com/2013/06/21/pancasila-di-tengah-kepungan-ide ologi-dunia-571053.html), diakses 16 Februari 2015

Rezdy.2014.Ideologi pancasila ditengah ideologi Dunia.(Online),

(http://rezdy.tumblr.com/post/26066262398/pancasila-di-tengah-pergumulan -ideologi-global), diakses 16 Februari 2015

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gaga- san-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang me- nyeluruh dan sistematis, yang

Menurut Sastrapratedja, ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang berorganisis menjadi suatu sistem yang

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk

– Mitos, dalam arti bahwa setiap konsep ideologi selalu memitoskan suatu ajaran yang secara optimik dan determistik pasti akan menjamin tercapainya tujuan melalui cara-cara yang

Ideologi berkembang menjadi pengertian yang mengandung arti sebagai gagasan, ide-ide yang semula merupakan sasaran pengkajian dalam science of ideas

Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan (internalization),

Ideologi Pancasila sebagaimana ideologi ideologi lainnya tidak hanya mengadung nilai nilai filosofis bernegara, tetapi seharusnya juga memiliki ide-ide operasional dalam pengaturan

Makna Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman dengan