• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Budidaya Bawang Merah dengan Mulsa Plastik Hitam Perak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Budidaya Bawang Merah dengan Mulsa Plastik Hitam Perak"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN

“Budidaya Bawang Merah dengan Mulsa Plastik

“Budidaya Bawang Merah dengan Mulsa Plastik Hitam Perak”

Hitam Perak”

AGROTEKNOLOGI A

AGROTEKNOLOGI A

DOSEN MATA KULIAH :

DOSEN MATA KULIAH :

Dr. Tatang Abdurrahman, S.P., M.P. & Agus Hariyanti S.P., M.P.

Dr. Tatang Abdurrahman, S.P., M.P. & Agus Hariyanti S.P., M.P.

TEDDY AKBAR FITRIADY

TEDDY AKBAR FITRIADY

C1011151026

C1011151026

KELOMPOK 1 (satu)

KELOMPOK 1 (satu)

BUDIDAYA PERTANIAN

BUDIDAYA PERTANIAN

AGROTEKNOLOGI

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UIVERSITAS TANJUNGPURA

UIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

PONTIANAK

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji dan syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat-Nya Puji dan syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat-Nya  praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Teknik Pengelolaan Lahan  praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Teknik Pengelolaan Lahan

Tropika

Tropika dengan judul “dengan judul “Budidaya Bawang merah dengan Budidaya Bawang merah dengan Mulsa Plastik Hitam Perak Mulsa Plastik Hitam Perak ” dengan” dengan tepat waktu.

tepat waktu.

Terima kasih praktikan ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Teknik Terima kasih praktikan ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Teknik

Pengelolaan Lahan Tropika, Yth. Bapak Dr. Tatang A, S.P., M.P. dan Ibu Agus Hariyanti, S.P., Pengelolaan Lahan Tropika, Yth. Bapak Dr. Tatang A, S.P., M.P. dan Ibu Agus Hariyanti, S.P., M.P. yang telah memberikan kepercayaan kepada praktikan untuk mengerjakan dan

M.P. yang telah memberikan kepercayaan kepada praktikan untuk mengerjakan dan

menyelesaikan laporan ini. Praktikan berharap dengan selesainya laporan ini dapat memberikan menyelesaikan laporan ini. Praktikan berharap dengan selesainya laporan ini dapat memberikan  banyak manfaat, baik diri sendiri maupun pembaca.

 banyak manfaat, baik diri sendiri maupun pembaca.

Tidak ada yang sempurna di

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, kecuali Rasulullah SAW. dunia ini, kecuali Rasulullah SAW. Masih terdapat banyakMasih terdapat banyak kekurangan dari makalah yang penulis buat. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kekurangan dari makalah yang penulis buat. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat  penulis butuhkan untuk perbaikan kedepan.

 penulis butuhkan untuk perbaikan kedepan.

Pontianak,

Pontianak, Juni Juni 20172017

Penulis Penulis

(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. A. Latar Belakang ... 1Latar Belakang ... 1

B. B. Tujuan ... 3Tujuan ... 3

BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM A. A. Alat dan Bahan ... 4Alat dan Bahan ... 4

B. B. Cara Kerja ... 4Cara Kerja ... 4

Penyiapan lahan dan Penanaman Penyiapan lahan dan Penanaman ... 4... 4

Pemeliharaan Pemeliharaan  ... 5  ... 5

Pengamatan Pengamatan ... 5... 5

BAB III HASIL & PEMBAHASAN BAB III HASIL & PEMBAHASAN A. A. Hasil ... 6Hasil ... 6

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Tinggi Bawang Penanaman Menggunakan Mulsa ... 6

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Tinggi Bawang Penanaman Menggunakan Mulsa ... 6

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Tinggi Bawang Penanaman Tanpa Mulsa ... 6

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Tinggi Bawang Penanaman Tanpa Mulsa ... 6

Tabel 3. Data Jumlah Umbi Bawang dan Berat Segar ... 7

Tabel 3. Data Jumlah Umbi Bawang dan Berat Segar ... 7

B. B. PembahasanPembahasan 1. 1. Tinggi Tanaman ... 7Tinggi Tanaman ... 7

a. a. Menggunakan Mulsa ... 7Menggunakan Mulsa ... 7

 b.  b. Tanpa Mulsa ... 9Tanpa Mulsa ... 9

2. 2. Jumlah Umbi dan Berat Segar ... 10Jumlah Umbi dan Berat Segar ... 10

BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP A. A. Kesimpulan ... 13Kesimpulan ... 13 B. B. Saran ... 13Saran ... 13

BAB V DAFTAR PUSTAKA ... 15

(4)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang Bawang merah

Bawang merah (Allium ascalonicum(Allium ascalonicum L.) mempunyai fungsi dan manfaat yang luas bagiL.) mempunyai fungsi dan manfaat yang luas bagi kehidupan masyarakat di Indonesia seperi untuk sayuran, bumbu, dan obat trdisional. Kebutuhan kehidupan masyarakat di Indonesia seperi untuk sayuran, bumbu, dan obat trdisional. Kebutuhan akan bawang merah per kapita per tahun memperlihatkan kecendrungan meningkat (BPS Prop. akan bawang merah per kapita per tahun memperlihatkan kecendrungan meningkat (BPS Prop. Bali, 2003). Prospek pengembangan bawan

Bali, 2003). Prospek pengembangan bawang merah sangat baik ditinjau dari segi permintaan yangg merah sangat baik ditinjau dari segi permintaan yang terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan akan bawang merah terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan akan bawang merah (Abdi Tani, 1999). Oleh karena itu, produksi bawang merah perlu ditingkatkan.

(Abdi Tani, 1999). Oleh karena itu, produksi bawang merah perlu ditingkatkan.

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makana

rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makana n serta obat tradisonal.n serta obat tradisonal. Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah (Balitbang Pertanian, 2005). kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah (Balitbang Pertanian, 2005). Setiap tahun hampir selalu terjadi peningkatan produksi bawang merah, akan tetapi hal tersebut Setiap tahun hampir selalu terjadi peningkatan produksi bawang merah, akan tetapi hal tersebut  belum

 belum mampu mampu mengimbangi mengimbangi peningkatan peningkatan permintaan permintaan bawang bawang merah merah secara secara nasional nasional seiringseiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri olahan.

dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri olahan.

Pengembangan tanaman bawang merah di Kalimantan Barat relatif kurang, bahkan tidak Pengembangan tanaman bawang merah di Kalimantan Barat relatif kurang, bahkan tidak  berkembang

 berkembang sehingga sehingga kebutuhan kebutuhan akan akan komoditi komoditi ini ini masih masih harus harus mendatangkan mendatangkan dari dari luar luar pulau.pulau. Kalimantan Barat memiliki luas wilayah 14,68 juta ha, dengan ekosistem lahan kering (dataran Kalimantan Barat memiliki luas wilayah 14,68 juta ha, dengan ekosistem lahan kering (dataran rendah dan sedang) dan lahan basah (rawa lebak ,gambut dan pasang surut) (BPS, 2008). Melihat rendah dan sedang) dan lahan basah (rawa lebak ,gambut dan pasang surut) (BPS, 2008). Melihat wilayah yang masih luas tersebut memungkinkan komoditas ini dicoba untuk diadaptasikan pada wilayah yang masih luas tersebut memungkinkan komoditas ini dicoba untuk diadaptasikan pada agroekosistem dataran rendah lahan gambut. Untuk mengembangkan tanaman, selain melihat agroekosistem dataran rendah lahan gambut. Untuk mengembangkan tanaman, selain melihat agroekosistemnya juga perlu dipertimbangkan penggunaan varietas, karena tidak semua varietas agroekosistemnya juga perlu dipertimbangkan penggunaan varietas, karena tidak semua varietas adaptip pada daerah pengembangan.

adaptip pada daerah pengembangan.

Varietas atau kultivar bawang merah unggul telah banyak yang dilepas atau rencana akan Varietas atau kultivar bawang merah unggul telah banyak yang dilepas atau rencana akan dilepas dengan SK Mentan. Varietas-varietas yang telah dilepas diantaranya Bima, Brebes, dilepas dengan SK Mentan. Varietas-varietas yang telah dilepas diantaranya Bima, Brebes, Sumenep, Bauji, Thailand (Bangkok), Kuning, Bali Ijo (Rukmana, 1994). Masing-masing varietas Sumenep, Bauji, Thailand (Bangkok), Kuning, Bali Ijo (Rukmana, 1994). Masing-masing varietas tersebut jika ditanam pada musim kemarau dan musim penghujan akan

tersebut jika ditanam pada musim kemarau dan musim penghujan akan memberikan produksi yangmemberikan produksi yang  berbeda. Penanaman pada musim kemarau

(5)

Perencanaan tanam juga dilakukan dengan tepat, waktu tanam yang tepat adalah bulan April-Juni Perencanaan tanam juga dilakukan dengan tepat, waktu tanam yang tepat adalah bulan April-Juni tujuannya untuk menghindari ledakan hama ulat bawang sedangkan penanaman bulan Septembe tujuannya untuk menghindari ledakan hama ulat bawang sedangkan penanaman bulan Septembe r- r-Oktober menghindari serangan penyakit bercakungu (Koestonidan Sastrosiswojo, 1991; Oktober menghindari serangan penyakit bercakungu (Koestonidan Sastrosiswojo, 1991; Moekasandkk.; Suhardi, 1993).

Moekasandkk.; Suhardi, 1993).

Berdasarkan hasil pengkajian uji adaptasi varietas-varietas bawang merah pada lahan di Berdasarkan hasil pengkajian uji adaptasi varietas-varietas bawang merah pada lahan di Kalimantan Barat, diketahui bahwa varietas Moujung dan Semenep mampu beradaptasi dengan Kalimantan Barat, diketahui bahwa varietas Moujung dan Semenep mampu beradaptasi dengan  baik,

 baik, relative relative tahan tahan terhadap terhadap penyakit penyakit Alternariaporii, Alternariaporii, dan dan memiliki memiliki potensi potensi hasil hasil yang yang cukupcukup tinggi, sehingga, cocok untuk ditanam dan dikembangkan di Kalimantan Barat.

tinggi, sehingga, cocok untuk ditanam dan dikembangkan di Kalimantan Barat.

Mulsa dapat didefinisikan sebagai setiap bahan yang dihamparkan untuk menutup sebagian

Mulsa dapat didefinisikan sebagai setiap bahan yang dihamparkan untuk menutup sebagian

atau seluruh permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut

atau seluruh permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut

(Sembiring,2013). Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, energi air hujan akan

(Sembiring,2013). Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, energi air hujan akan

ditanggung oleh bahan mulsa tersebut sehingga a

ditanggung oleh bahan mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari prosesgregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses

 penghancuran. Semua je

 penghancuran. Semua jenis mulsa dapat digunakan nis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendauntuk tujuan mengendalikan erosi (Zulfahmi,likan erosi (Zulfahmi,

2014).

2014).

Teknologi pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari

Teknologi pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari

 permukaan tanah

 permukaan tanah akan ditahan akan ditahan oleh bahan oleh bahan mulsa dan mulsa dan jatuh kembali jatuh kembali ke tanah. ke tanah. Akibatnya lahan Akibatnya lahan yangyang

ditanam tidak kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses

ditanam tidak kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses

transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang

transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang

didalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman (Zulfahmi, 2014).

didalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman (Zulfahmi, 2014).

Mulsa plastik hitam perak terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian

Mulsa plastik hitam perak terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian

atas dan warna hitam dibagian bawah. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya

atas dan warna hitam dibagian bawah. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya

matahari sehingga proses

matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, fotosintesis menjadi lebih optimal, dengan kelembaban dengan kelembaban tanah yangtanah yang

cukup menyebabkan penyerapan hara oleh akar tanaman menjadi lebih efektif, mengurangi

cukup menyebabkan penyerapan hara oleh akar tanaman menjadi lebih efektif, mengurangi

serangan penyakit dan mengusir serangga-serangga penggangu tanaman

serangan penyakit dan mengusir serangga-serangga penggangu tanaman

seperti

seperti ThripsThrips dan dan Aphids Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga

suhu di perakaran tanaman menjadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan optimal.

suhu di perakaran tanaman menjadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan optimal.

Hasil penelitian Navratilova (2013) menunjukkan bahwa penggunaan mulsa mampu

Hasil penelitian Navratilova (2013) menunjukkan bahwa penggunaan mulsa mampu

mempertahankan suhu tanah tetap stabil dan mampu mempertahankan lengas tanah tetap tinggi

mempertahankan suhu tanah tetap stabil dan mampu mempertahankan lengas tanah tetap tinggi

dibandingkan dengan tanpa menggunakan mulsa. MPHP memiliki kemampuan mene-kan laju

dibandingkan dengan tanpa menggunakan mulsa. MPHP memiliki kemampuan mene-kan laju

evaporasi lebih tinggi dibandingkan dengan mulsa jerami, sekam dan alang-alang.

(6)

Jarak tanam adalah pola pengaturan jarak antar tanaman dalam bercocok tanam yang

Jarak tanam adalah pola pengaturan jarak antar tanaman dalam bercocok tanam yang

meliputi jarak antar baris dan deret. Jarak tanam akan berpengaruh terhadap produksi pertanian

meliputi jarak antar baris dan deret. Jarak tanam akan berpengaruh terhadap produksi pertanian

karena berkaitan dengan ketersediaan unsur hara, cahaya matahari serta ruang atau

karena berkaitan dengan ketersediaan unsur hara, cahaya matahari serta ruang atau space space bagi bagi

tanaman. Sehingga untuk mengatasi masalah pada sistim budidaya misalnya jarak

tanaman. Sehingga untuk mengatasi masalah pada sistim budidaya misalnya jarak

 penanaman perlu adanya suatu teknologi dan

 penanaman perlu adanya suatu teknologi dan inovasi baru dalam prinovasi baru dalam produksi pertanian, yaitu denganoduksi pertanian, yaitu dengan

menggunakan pola baru dalam budidaya tanaman (Heru, 2012).

menggunakan pola baru dalam budidaya tanaman (Heru, 2012).

Hasil penelitian Husna (2013), perlakuan jarak tanam 20 cm x 20 cm dapat meningkatkan

Hasil penelitian Husna (2013), perlakuan jarak tanam 20 cm x 20 cm dapat meningkatkan

 pertumbuhan dan hasil

 pertumbuhan dan hasil bawang merah. bawang merah. Tingginya berat umbi Tingginya berat umbi per petak daper petak dan per hektar pn per hektar pada jarakada jarak

tanam 20 cm x 20 cm diduga erat hubungannya dengan parameter pengamatan sebelumnya dimana

tanam 20 cm x 20 cm diduga erat hubungannya dengan parameter pengamatan sebelumnya dimana

 pada jarak tanam 20

 pada jarak tanam 20 cm x 20 cm cm x 20 cm memperlihatkan jumlah daun memperlihatkan jumlah daun yang banyak dan berat umbi yang banyak dan berat umbi yangyang

tinggi sehingga berat umbi per petak dan per hektar juga akan tinggi.

tinggi sehingga berat umbi per petak dan per hektar juga akan tinggi.

Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama dan dapat pula Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda. Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda. Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda (Wurttemberg,1994).

yang berbeda (Wurttemberg,1994).

Collins dan Hawks (1993), mengemukakan bahwa populasi dan jarak antar tanaman sangat

Collins dan Hawks (1993), mengemukakan bahwa populasi dan jarak antar tanaman sangat

menentukan tingginya laju pertumbuhan dan tingkat produktivitas lahan. Jumlah tanaman dan

menentukan tingginya laju pertumbuhan dan tingkat produktivitas lahan. Jumlah tanaman dan

 pengaturan

 pengaturan jarak jarak tanam tanam di di lahan lahan harus harus diatur diatur sedemikian sedemikian rupa, srupa, sehingga ehingga sistem sistem perakaran dperakaran dapatapat

memanfaatkan unsur hara tanah secara maksimal.Populasi tanaman sangat mempengaruhi jumlah

memanfaatkan unsur hara tanah secara maksimal.Populasi tanaman sangat mempengaruhi jumlah

air yang mampu diserap, sehingga apabila populasi terlalu padat me-n

air yang mampu diserap, sehingga apabila populasi terlalu padat me-nyebabkan penurunan jumlahyebabkan penurunan jumlah

air yang mampu diserap tanaman. Populasi yang lebih renggang dapat meningkatkan jumlah air

air yang mampu diserap tanaman. Populasi yang lebih renggang dapat meningkatkan jumlah air

yang diserap tanaman sehingga mampu meningkatkan berat segar tanaman.

yang diserap tanaman sehingga mampu meningkatkan berat segar tanaman.

Berat segar tanaman menggambarkan komposisi hara dari jaringan tanaman dengan

Berat segar tanaman menggambarkan komposisi hara dari jaringan tanaman dengan

mengikutsertakan kandungan airnya. Kandungan air tanaman dipengaruhi oleh tersedianya unsur

mengikutsertakan kandungan airnya. Kandungan air tanaman dipengaruhi oleh tersedianya unsur

 N, P,

 N, P, dan K ddan K dalam jumlah optimum alam jumlah optimum serta laju fotosintesis dari tanaman serta laju fotosintesis dari tanaman tersebut(Prawiranata dantersebut(Prawiranata dan

Tjondronegoro,1981).

Tjondronegoro,1981).

B.

B. TujuanTujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membandingkan teknik

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membandingkan teknik

 pengelolaan lahan dengan penggunaan mulsa plastik hitam perak pada budidaya tanaman bawang

 pengelolaan lahan dengan penggunaan mulsa plastik hitam perak pada budidaya tanaman bawang

merah.

(7)

BAB II

BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

METODOLOGI PRAKTIKUM

Kegiatan praktikum dilakukan di lahan belakang Fakultas Pertanian Universitas

Kegiatan praktikum dilakukan di lahan belakang Fakultas Pertanian Universitas

Tanjungpura Pontianak dengan alat dan bahan sebagai berikut :

Tanjungpura Pontianak dengan alat dan bahan sebagai berikut :

A.

A. Alat dan BahanAlat dan Bahan

1.

1. AlatAlat

 CangkulCangkul 

 Tali rafiaTali rafia 

 TimbanganTimbangan 

 GemborGembor 

 Mulsa plastik hitam perakMulsa plastik hitam perak

2.

2. BahanBahan

 Pupuk kotoran ayamPupuk kotoran ayam 

 Kapur dolomitKapur dolomit 

 Pupuk urea, SP-36 dan KClPupuk urea, SP-36 dan KCl 

 Bibit bawang merahBibit bawang merah

B.

B. Cara KerjaCara Kerja

Persiapan Lahan dan Penanaman

Persiapan Lahan dan Penanaman

1.

1. Tanah aluvial di lapangan dibersihkan dari semak belukar dengan menggunakan alat tebas.Tanah aluvial di lapangan dibersihkan dari semak belukar dengan menggunakan alat tebas. Setelah lahan bersih dari vegetasi, kemudian tanah diolah menggunakan cangkul, Setelah lahan bersih dari vegetasi, kemudian tanah diolah menggunakan cangkul, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran 1,1 x

kemudian dibuat bedengan dengan ukuran 1,1 x 2,2 m. Jarak bedengan kelompok 2,2 m. Jarak bedengan kelompok lainnyalainnya 75 cm.

75 cm. 2.

2. Setelah pembuatan bedengan selesai, dilakukan pemberian kapur dolomit dengan dSetelah pembuatan bedengan selesai, dilakukan pemberian kapur dolomit dengan d osis 0,3osis 0,3 kg per bedeng dan pupuk kandang dengan dosis 5 kg per bedeng. Pemberian kapur dolomit kg per bedeng dan pupuk kandang dengan dosis 5 kg per bedeng. Pemberian kapur dolomit dan pupuk kandang disebar diatas bedengan sambil dicangkul-cangkul dengan tanah. dan pupuk kandang disebar diatas bedengan sambil dicangkul-cangkul dengan tanah. 3.

3. Selanjutnya dilakukan pemasangan mulsa pada separuh bedengan, sedangkan separuhSelanjutnya dilakukan pemasangan mulsa pada separuh bedengan, sedangkan separuh  bedengan yang lain

(8)

membentangkan mulsa tersebut dan diselimuti pada separuh bedengan. Pembuatan lubang membentangkan mulsa tersebut dan diselimuti pada separuh bedengan. Pembuatan lubang  pada mulsa dilakukan dengan menggunakan kaleng susu yang sudah diruncingi.

 pada mulsa dilakukan dengan menggunakan kaleng susu yang sudah diruncingi. 4.

4. Tanah diinkubasi selama satu minggu. Setelah masa inkubasi tanah selesai, dilakukanTanah diinkubasi selama satu minggu. Setelah masa inkubasi tanah selesai, dilakukan  penanaman

 penanaman bibit bibit bawang bawang merah merah sebanyak sebanyak 1 1 umbi umbi tiap tiap lubang lubang tanam tanam dengan dengan caracara memotong terlebih dahulu 1/3 bagian atas umbi. Setelah itu barulah umbi ditanam dengan memotong terlebih dahulu 1/3 bagian atas umbi. Setelah itu barulah umbi ditanam dengan cara membuat lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah.

cara membuat lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah. 5.

5. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm antar baris dan 20 cm dalam baris. SehinggaJarak tanam yang digunakan adalah 20 cm antar baris dan 20 cm dalam baris. Sehingga untuk setiap bedengan terdapat 32 lubang tanam, dengan asumsi bahwa 16 lubang tanam untuk setiap bedengan terdapat 32 lubang tanam, dengan asumsi bahwa 16 lubang tanam  pada bagian mulsa plastik hitam perak dan 16 lubang lainnya tanpa mulsa.

 pada bagian mulsa plastik hitam perak dan 16 lubang lainnya tanpa mulsa. 6.

6. Pemberian pupuk urea 3 gr per tanaman, SP36 1.5 gr per tanaman dan KCL 1.5 gr perPemberian pupuk urea 3 gr per tanaman, SP36 1.5 gr per tanaman dan KCL 1.5 gr per tanaman. Pupuk diberikan ± 20 hari setelah tanam.

tanaman. Pupuk diberikan ± 20 hari setelah tanam. 7.

7. Pengedalian gulma dilakukan pada saat umur tanaman 30 hari setelah tanam. PanenPengedalian gulma dilakukan pada saat umur tanaman 30 hari setelah tanam. Panen dilakukan 65 hari setelah tanam yang dilakukan secara manual.

dilakukan 65 hari setelah tanam yang dilakukan secara manual.

Pemeliharaan Pemeliharaan

Tanaman dijaga kebersihannya dari gulma dan penyiraman dilakukan setiap hari secara Tanaman dijaga kebersihannya dari gulma dan penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur.

teratur.

Pengamatan Pengamatan

Parameter pengamatan yang diamati adalah sebagai berikut : Parameter pengamatan yang diamati adalah sebagai berikut : 1.

1. Pengamatan dilakukan sejak seminggu setelah tanam hingga enam minggu setelah tanam danPengamatan dilakukan sejak seminggu setelah tanam hingga enam minggu setelah tanam dan minggu ketujuh merupakan kegiatan pemanenean.

minggu ketujuh merupakan kegiatan pemanenean. 2.

2. Tinggi tanaman yang diamati setiap seminggu sekali.Tinggi tanaman yang diamati setiap seminggu sekali. 3.

3. Tanaman yang dijadikan sampel pengamatan dihitung jumlah umbinya pada saat panen.Tanaman yang dijadikan sampel pengamatan dihitung jumlah umbinya pada saat panen. 4.

(9)

BAB III BAB III

HASIL & PEMBAHASAN HASIL & PEMBAHASAN

A.

A. HasilHasil

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Tinggi Bawang Penanaman Menggunakan Mulsa Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Tinggi Bawang Penanaman Menggunakan Mulsa Pengamatan Tinggi Bawang (cm) Penanaman Menggunakan Mulsa Pengamatan Tinggi Bawang (cm) Penanaman Menggunakan Mulsa

Sampel Sampel M1 M1 M2 M2 M3 M3 M4 M4 M5 M5 M6M6 S10 S10 16.8 16.8 14.2 14.2 0 0 0 0 0 0 00 S11 S11 16.9 16.9 17.2 17.2 17.8 17.8 16.4 16.4 12.1 12.1 00 S14 S14 11.5 11.5 14.5 14.5 16 16 16.1 16.1 16.2 16.2 16.316.3 S15 S15 12.4 12.4 15 15 16 16 17.3 17.3 18.3 18.3 19.219.2

TOT

TOTA

AL

L

57

57.6

.6

60

60.9

.9

49.8

49

.8

49

49.8

.8

46

46.6

.6

35

35.5

.5

R

RA

ATA

TA -R

-R A

AT

TA

A

14

14.4

.4

15

15.225

.225

12.45

12.45

12

12.45

.45

11

11.65

.65

8.87

8.875

5

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Tinggi Bawang Penanaman Tanpa Mulsa Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Tinggi Bawang Penanaman Tanpa Mulsa

Pengamatan Tinggi Bawang (cm) Tanpa Mulsa Pengamatan Tinggi Bawang (cm) Tanpa Mulsa

Sampel Sampel M1 M1 M2 M2 M3 M3 M4 M4 M5 M5 M6M6 S22 S22 16 16 19.5 19.5 23 23 18.2 18.2 13.4 13.4 11.511.5 S23 S23 19.5 19.5 20.1 20.1 20.4 20.4 21.3 21.3 22 22 22.422.4 S26 S26 16.5 16.5 18.6 18.6 20.5 20.5 17.4 17.4 16.1 16.1 15.415.4 S27 S27 22 22 22.3 22.3 22.5 22.5 23 23 23.5 23.5 2424

TOT

TOTA

AL

L

74

74

80.5

80.5

86.4

86.4

79.9

79.9

75

75

73

73.3

.3

R

RA

ATA

TA -R

-R A

ATA

TA

18

18.5

.5

20

20.125

.125

21.6

21.6

19.9

19.975

75

18.7

18.75

5

18.325

18.325

(10)

Tabel 3. Data Jumlah Umbi Bawang dan Berat Segar Tabel 3. Data Jumlah Umbi Bawang dan Berat Segar

Data Jumlah Umbi Bawang dan Berat Segar Data Jumlah Umbi Bawang dan Berat Segar

 SA

 SAM

MPE

PE L

L JJ.

. B

BII JJI

I

B

B.

. SE

SE G

GA

AR

R(g

(g)

)

K

KEE TE

TE R

RA

ANG

NG A

AN

N

S14

S14 8 8 7.27 7.27 MULSAMULSA S15

S15 12 12 10.32 10.32 MULSAMULSA S23

S23 6 6 22.3 22.3 TANPA TANPA MULSAMULSA S26

S26 5 5 8.68 8.68 TANPA TANPA MULSAMULSA S27

S27 6 6 19.98 19.98 TANPA TANPA MULSAMULSA

B.

B. PembahasanPembahasan 1.

1. Tinggi TanamanTinggi Tanaman a.

a. Menggunakan MulsaMenggunakan Mulsa

Mulsa merupakan setiap bahan baik bahan organik maupun anorganik yang dihamparkan Mulsa merupakan setiap bahan baik bahan organik maupun anorganik yang dihamparkan dan digunakan sebagai penutup tanah yang dapat mempengaruhi tanah dan hasil produksi dari dan digunakan sebagai penutup tanah yang dapat mempengaruhi tanah dan hasil produksi dari tanaman yang ditanam dengan tanah diberi mulsa. Berdasarkan parameter pengamatan tinggi tanaman yang ditanam dengan tanah diberi mulsa. Berdasarkan parameter pengamatan tinggi tanaman per minggu, diketahui tinggi empat tanaman

tanaman per minggu, diketahui tinggi empat tanaman yang dijadikan sebagai sampel pengamatan.yang dijadikan sebagai sampel pengamatan. Rata-rata tinggi tanaman yang ditanamam dengan menggunakan mulsa mengalami fluktuasi. Rata-rata tinggi tanaman yang ditanamam dengan menggunakan mulsa mengalami fluktuasi. Penyebab terjadinya fluktuasi pada data rata-rata tinggi tanaman ini karena dalam minggu-minggu Penyebab terjadinya fluktuasi pada data rata-rata tinggi tanaman ini karena dalam minggu-minggu  pengamatan diketahui ada beberapa tanaman sampel yang hilang dan mati.

 pengamatan diketahui ada beberapa tanaman sampel yang hilang dan mati.

0 0 5 5 10 10 15 15 20 20 25 25 S S1100 SS1111 SS1144 SS1155    T    T    I    I    N    N    G    G    G    G    I    I     (     (   c   c   m   m     )     ) SAMPLE TANAMAN SAMPLE TANAMAN

GRAFIK TINGGI BAWANG MENGGUNAKAN MULSA GRAFIK TINGGI BAWANG MENGGUNAKAN MULSA

M1 M1 M2 M2 M3 M3 M4 M4 M5 M5 M6 M6

(11)

Selain itu, dilihat dari data per sampel tanaman diketahui terdapat beberapa sampel dengan Selain itu, dilihat dari data per sampel tanaman diketahui terdapat beberapa sampel dengan tinggi tanaman nol seperti sampel S10 pada minggu ketiga sampai minggu keenam dan sampel tinggi tanaman nol seperti sampel S10 pada minggu ketiga sampai minggu keenam dan sampel S11 pada minggu terakhir atau minggu keenam. D

S11 pada minggu terakhir atau minggu keenam. Data tersebut bisa terjadi dikarenakan hilangnnyaata tersebut bisa terjadi dikarenakan hilangnnya tanaman sampel yang bisa jadi hilang karena hama ataupun hilang karena mati.

tanaman sampel yang bisa jadi hilang karena hama ataupun hilang karena mati.

Pertumbuhan tanaman adalah pertambahan ukuran seperti tinggi, panjang, atau volume Pertumbuhan tanaman adalah pertambahan ukuran seperti tinggi, panjang, atau volume yang bersifat irreversibel atau tidak bisa kembali seperti semula. Berdasarkan data hasil yang bersifat irreversibel atau tidak bisa kembali seperti semula. Berdasarkan data hasil  pengukuran terdapat

 pengukuran terdapat beberapa sampel beberapa sampel dengan tinggi dengan tinggi tanaman yang tanaman yang menurun seperti pmenurun seperti pada sampelada sampel S10 pada minggu kedua dan S11 pada minggu keempat. Penurunan tinggi tanaman ini terjadi S10 pada minggu kedua dan S11 pada minggu keempat. Penurunan tinggi tanaman ini terjadi karena mengeringnya ujung daun bawang tertinggi yang akhirnya hancur atau jatuh dan tinggi karena mengeringnya ujung daun bawang tertinggi yang akhirnya hancur atau jatuh dan tinggi tanaman akan berkurang. Selain itu, penurunan tinggi tanaman bisa terjadi karena titik atau batas tanaman akan berkurang. Selain itu, penurunan tinggi tanaman bisa terjadi karena titik atau batas  pengukuran pada pangkal tanaman

 pengukuran pada pangkal tanaman bawang yang tidak bawang yang tidak diketahui jelas diketahui jelas batasnya atau tidak batasnya atau tidak menentumenentu setiap pengukuran, berbeda seperti tanaman lain. Contohnya jagung yang memiliki batas antara setiap pengukuran, berbeda seperti tanaman lain. Contohnya jagung yang memiliki batas antara  batang dan

 batang dan zona perakaran. zona perakaran. Batas yang Batas yang tidak menentu tidak menentu ini membuat ini membuat data hasil data hasil pengukuran setiappengukuran setiap minggu berubah-ubah dan akhirnya menghasilkan data penurunan tinggi tanaman.

minggu berubah-ubah dan akhirnya menghasilkan data penurunan tinggi tanaman.

Pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang tidak konsisten atau berbeda-beda setiap Pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang tidak konsisten atau berbeda-beda setiap kali dilakukan pengukuran juga mempengaruhi data hasil pengukuran karena tidak semua alat kali dilakukan pengukuran juga mempengaruhi data hasil pengukuran karena tidak semua alat ukur, dalam bahasan kali ini adalah penggaris sama persis ukurannya.

ukur, dalam bahasan kali ini adalah penggaris sama persis ukurannya.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi data pengukuran tinggi tanaman bawang Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi data pengukuran tinggi tanaman bawang

0 0 5 5 10 10 15 15 20 20 25 25 S S1100 SS1111 SS1144 SS1155    T    T    I    I    N    N    G    G    G    G    I    I    T    T    A    A    N    N    A    A    M    M    A    A    N    N     (     (   c   c   m   m     )     ) SAMPLE TANAMAN SAMPLE TANAMAN

DIAGRAM TINGGI BAWANG MENGGUNAKAN MULSA DIAGRAM TINGGI BAWANG MENGGUNAKAN MULSA

M1 M1 M2 M2 M3 M3 M4 M4 M5 M5 M6 M6

(12)

lapangan, dari ketiga faktor yang mempengaruhi pengukuran seperti yang

lapangan, dari ketiga faktor yang mempengaruhi pengukuran seperti yang telah disebutkan di atas,telah disebutkan di atas, faktor yang sangat berpengaruh besar dalam p

faktor yang sangat berpengaruh besar dalam penurunan tinggi tanaman adalah faktor pertama enurunan tinggi tanaman adalah faktor pertama yaituyaitu mengeringnya ujung daun tanaman bawang.

mengeringnya ujung daun tanaman bawang.

 b.

 b. Tanpa MulsaTanpa Mulsa

Penanaman bawang dalam praktikum dilakukan dengan dua perlakuan, yaitu bawang yang Penanaman bawang dalam praktikum dilakukan dengan dua perlakuan, yaitu bawang yang ditanaman dengan petak bedengan diberi mulsa dan petak bedengan

ditanaman dengan petak bedengan diberi mulsa dan petak bedengan yang tidak diberi mulsa. Padayang tidak diberi mulsa. Pada  pengamatan

 pengamatan didapat didapat hasil hasil data data pengamatan pengamatan tinggi tinggi tanaman tanaman yang yang ditanam ditanam tanpa tanpa mulsa mulsa dengandengan sampel sebanyak empat tanaman dengan data tinggi tanaman bervariasi. Rata-trata tinggi tanaman sampel sebanyak empat tanaman dengan data tinggi tanaman bervariasi. Rata-trata tinggi tanaman setiap minggunya berkisar antara 18,3 cm

setiap minggunya berkisar antara 18,3 cm –  –  21,6 cm. Data rata-rata tinggi tanaman dari minggu 21,6 cm. Data rata-rata tinggi tanaman dari minggu keminggu terjadi peningkatan dan penurunan. Peningkatan disebabkan karena adanya aktivitas keminggu terjadi peningkatan dan penurunan. Peningkatan disebabkan karena adanya aktivitas  petumbuhan

 petumbuhan dari dari tanaman tanaman itu itu sendiri, sendiri, sedangkan sedangkan penurunan penurunan data data rata-rata rata-rata tinggi tinggi tanamantanaman disebabkan adanya penurunan data tinggi tanaman per sampel pada minggu-minggu pengamatan. disebabkan adanya penurunan data tinggi tanaman per sampel pada minggu-minggu pengamatan.

0 0 5 5 10 10 15 15 20 20 25 25 30 30 S S2222 SS2233 SS2266 SS2277    T    T    I    I    N    N    G    G    G    G    I    I     (     (   c   c   m   m     )     ) SAMPLE TANAMAN SAMPLE TANAMAN

GRAFIK PENGAMATAN TINGGI BAWANG TANPA MULSA GRAFIK PENGAMATAN TINGGI BAWANG TANPA MULSA

M1 M1 M2 M2 M3 M3 M4 M4 M5 M5 M6 M6

(13)

Pada sampel S22 diketahui terjadi penurunan tinggii tanaman sejak minggu keempat, sama Pada sampel S22 diketahui terjadi penurunan tinggii tanaman sejak minggu keempat, sama halnya dengan sampel S26. Sedangakan pada sampel S23 san S27 pertumbuhan meningkat seperti halnya dengan sampel S26. Sedangakan pada sampel S23 san S27 pertumbuhan meningkat seperti  pertumbuhan pada umumnya.

 pertumbuhan pada umumnya.

Penurunan tinggi tanaman tentunya sangat bertentangan dengan pengertian dari Penurunan tinggi tanaman tentunya sangat bertentangan dengan pengertian dari  pertumbuhan

 pertumbuhan tanaman tanaman yang yang bersifat bersifat irreversibel, irreversibel, tetapi tetapi ini ini bukan bukan berarti berarti tidak tidak mungkin mungkin terjadi.terjadi. Berdasarkan kenyataan dilapangan, penurunan tersebut terjadi. Terdapat beberapa faktor yang Berdasarkan kenyataan dilapangan, penurunan tersebut terjadi. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penurunan tinggi tanaman seperti yang telah dijabarkan pada penjelasan dapat mempengaruhi penurunan tinggi tanaman seperti yang telah dijabarkan pada penjelasan sebelumnya. Faktor yang sangat berpengaruh adalah mengeringnya ujung daun tanaman bawang. sebelumnya. Faktor yang sangat berpengaruh adalah mengeringnya ujung daun tanaman bawang. Pertumbuhan tanaman tidak hanya diukur dari satu variabel pengamatan saja, tetapi masih ban Pertumbuhan tanaman tidak hanya diukur dari satu variabel pengamatan saja, tetapi masih ban yakyak faktor pengamatan yang bisa diamati atau dilakukan. Jadi, pertumbuhan tanaman belum bisa faktor pengamatan yang bisa diamati atau dilakukan. Jadi, pertumbuhan tanaman belum bisa dibilang baik atau buruk hanya dengan satu variabel pengamatan.

dibilang baik atau buruk hanya dengan satu variabel pengamatan.

2.

2. Jumlah Umbi dan Berat SegarJumlah Umbi dan Berat Segar

Tabel 4. Data Jumlah Umbi dan Berat Segar Penanaman Menggunakan Mulsa Tabel 4. Data Jumlah Umbi dan Berat Segar Penanaman Menggunakan Mulsa

Data Jumlah Umbi dan Berat Segar Bawang Data Jumlah Umbi dan Berat Segar Bawang

 Sa

 Sam

mp

pe

el

l

JJ .

. Um

Umb

bi

i B

B.

. SE

SE G

GA

AR

R (g

(g)

)

K

Ke

ett

S14

S14 8.00 8.00 7.27 7.27 MulsaMulsa S15 12.00

S15 12.00 10.32 10.32 MulsaMulsa

R

Rat

ata-r

a-rat

ata

a

10.00 10.00 8.808.80

0 0 5 5 10 10 15 15 20 20 25 25 30 30 S S2222 SS2233 SS2266 SS2277    T    T    I    I    N    N    G    G    G    G    I    I    T    T    A    A    N    N    A    A    M    M    A    A    N    N     (     (   c   c   m   m     )     ) SAMPE TANAMAN SAMPE TANAMAN

DIAGRAM PENGAMATAN TINGGI BAWANG TANPA MULSA DIAGRAM PENGAMATAN TINGGI BAWANG TANPA MULSA

M1 M1 M2 M2 M3 M3 M4 M4 M5 M5 M6 M6

(14)

Selain tinggi tanaman, jumlah umbi yang dihasilkan bawang dan berat segar sampel Selain tinggi tanaman, jumlah umbi yang dihasilkan bawang dan berat segar sampel tanaman bawang juga menjadi parameter pengamatan untuk membandingkan teknik pengelolaan tanaman bawang juga menjadi parameter pengamatan untuk membandingkan teknik pengelolaan lahan yang baik untuk budidaya bawang pada pengelolaan lahan menggunakan mulsa jika lahan yang baik untuk budidaya bawang pada pengelolaan lahan menggunakan mulsa jika dibandingkan lahan tanpa mulsa plastik hitam perak.

dibandingkan lahan tanpa mulsa plastik hitam perak.

Tabel 5. Data Jumlah Umbi dan Berat Segar Penanaman Tanpa Mulsa Tabel 5. Data Jumlah Umbi dan Berat Segar Penanaman Tanpa Mulsa

Data Jumlah Umbi dan Berat Segar Bawang Data Jumlah Umbi dan Berat Segar Bawang

 Sa

 Sam

mp

pe

el

l

JJ.

. Um

Umb

bi

i

B.

B

. SE

SE G

GA

AR

R(g

(g)

)

K

Ke

ett

S23 S23 6.00 6.00 22.3022.30 TanpaTanpa Mulsa Mulsa S26 S26 5.00 5.00 8.688.68 TanpaTanpa Mulsa Mulsa S27 S27 6.00 6.00 19.9819.98 TanpaTanpa Mulsa Mulsa

R

Rat

ata-r

a-rat

ata

a

5.67 5.67 16.9916.99

Rata-rata jumlah umbi penanaman dengan teknik pengelolaan lahan menggunakan mulsa, Rata-rata jumlah umbi penanaman dengan teknik pengelolaan lahan menggunakan mulsa,  berdasarkan hasil pengamatan diketahui lebih baik dibandigkan den

 berdasarkan hasil pengamatan diketahui lebih baik dibandigkan den gan pengelolaan tanpa mulsa.gan pengelolaan tanpa mulsa. Hal ini dapat disebabkan oleh manfaat dari adanya mulsa. Mulsa dapat menahan uap air akibat Hal ini dapat disebabkan oleh manfaat dari adanya mulsa. Mulsa dapat menahan uap air akibat evaporasi yang terjadi dan uap yang tertahan pada mulsa plastik hitam perak akibat evaporasi evaporasi yang terjadi dan uap yang tertahan pada mulsa plastik hitam perak akibat evaporasi tersebut dapat kembali ke tanah dan di optimalkan

tersebut dapat kembali ke tanah dan di optimalkan lagi oleh tanaman dan unlagi oleh tanaman dan unsur hara yang terbawasur hara yang terbawa melalui penguapan dan air dari penguapan tersebut dapat diserap kembali oleh tanaman melalui melalui penguapan dan air dari penguapan tersebut dapat diserap kembali oleh tanaman melalui  penyerapan yang

 penyerapan yang diakibatkan adanya tdiakibatkan adanya transpirasi transpirasi tanaman sehingga penguapan anaman sehingga penguapan yang terlepas yang terlepas hanyahanya melalui transpirasi. Selain itu mulsa dapat menahan hantaman curah hujan yang sampai ke tanah melalui transpirasi. Selain itu mulsa dapat menahan hantaman curah hujan yang sampai ke tanah sehingga erosi dan leaching dapat diminimalisir dan ketersedian unsur hara di dalam tanah dapat sehingga erosi dan leaching dapat diminimalisir dan ketersedian unsur hara di dalam tanah dapat sedikit terjaga ketersediaannya dari pengaruh erosi dan leaching tersebut.

sedikit terjaga ketersediaannya dari pengaruh erosi dan leaching tersebut.

Varietas bawang yang dijadikan benih juga mempengaruhi jumlah umbi yang akan Varietas bawang yang dijadikan benih juga mempengaruhi jumlah umbi yang akan terbentuk. Jumlah umbi yang dihasilkan dari varietas bawang dipengaruhi oleh faktor genetik terbentuk. Jumlah umbi yang dihasilkan dari varietas bawang dipengaruhi oleh faktor genetik varieatas yang digunakan sebagai benih. Menurut Budianto

varieatas yang digunakan sebagai benih. Menurut Budianto et al.et al. (2009) dalam Azmi C.(2009) dalam Azmi C. et al.et al. (2011), heritabilitas dalam arti luas untuk jumlah umbi

(2011), heritabilitas dalam arti luas untuk jumlah umbi bawang merah kultivar Ampenan termasukbawang merah kultivar Ampenan termasuk sedang (21,05%). Angka ini memberikan arti bahwa karakter jumlah umbi bawang banyak sedang (21,05%). Angka ini memberikan arti bahwa karakter jumlah umbi bawang banyak

(15)

dipengaruhi oleh faktor genetik dan sedikit dipengaruhi oleh lingkungan. Selain penggunaan mulsa dipengaruhi oleh faktor genetik dan sedikit dipengaruhi oleh lingkungan. Selain penggunaan mulsa dan varietas yagn dijadikan benih, faktor lingkungan tidak bisa diabaikan walaupun sudah ada dan varietas yagn dijadikan benih, faktor lingkungan tidak bisa diabaikan walaupun sudah ada hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh lingkungan terhadap pembentukan jumlah hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengaruh lingkungan terhadap pembentukan jumlah umbi bawang merah hanya sedikit jika dibandingkan dengan faktor genetik karena jika varietas umbi bawang merah hanya sedikit jika dibandingkan dengan faktor genetik karena jika varietas yagn digunakan adalah varietas unggul namun kondisi lingkungan yang dikehendaki tidak yagn digunakan adalah varietas unggul namun kondisi lingkungan yang dikehendaki tidak terpenuhi maka faktor lingkungan juga memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan terpenuhi maka faktor lingkungan juga memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan  pembentukan jumlah umbi yang banyak dari varietas tersebut.

 pembentukan jumlah umbi yang banyak dari varietas tersebut.

Data hasil pengamatan berat segar tanaman menunjukan keadaan yang terbalik dimana Data hasil pengamatan berat segar tanaman menunjukan keadaan yang terbalik dimana  perlakuan

 perlakuan sistem sistem pengelolaan pengelolaan lahan lahan tanpa tanpa menggunakan menggunakan mulsa mulsa lebih lebih baik baik dibandingkan dibandingkan tanpatanpa menggunakan mulsa plastik hitam perak. Hal ini dapat dipegaruhi oleh varietas bawang yang menggunakan mulsa plastik hitam perak. Hal ini dapat dipegaruhi oleh varietas bawang yang dijadikan benih karena tidak diketahui varietas yang jelas dari benih. Berat segar dari tanaman dijadikan benih karena tidak diketahui varietas yang jelas dari benih. Berat segar dari tanaman sampel pada pengelolaan lahan tanpa mulsa dapat lebih baik bisa dikarenakan varietas yang sampel pada pengelolaan lahan tanpa mulsa dapat lebih baik bisa dikarenakan varietas yang digunakan sebagai benih pada teknik pengelolaan lahan tersebut berbeda dengan varietas benih digunakan sebagai benih pada teknik pengelolaan lahan tersebut berbeda dengan varietas benih yang digunakan pada penanaman dengan teknik pengelolaan dengan mulsa plastik hitam perak yang digunakan pada penanaman dengan teknik pengelolaan dengan mulsa plastik hitam perak dan kemampuan genetik dari varietas pada teknik pengelolaan lahan tanpa mulsa lebih baik jika dan kemampuan genetik dari varietas pada teknik pengelolaan lahan tanpa mulsa lebih baik jika dibandingkan dengan varietas pada penanaman dengan menggunakan mulsa.

dibandingkan dengan varietas pada penanaman dengan menggunakan mulsa. Kondisi lahan yang digunakan sebagai lahan prak

Kondisi lahan yang digunakan sebagai lahan praktikum yaitu tepatnya di belakang fakultastikum yaitu tepatnya di belakang fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura juga dapat mempengaruhi hasil berat segar tanaman sampel Pertanian Universitas Tanjungpura juga dapat mempengaruhi hasil berat segar tanaman sampel tersebut. Lahan yang digunakan untuk setiap praktikum tanpa usaha pengembalian potensi lahan tersebut. Lahan yang digunakan untuk setiap praktikum tanpa usaha pengembalian potensi lahan kemudian digunakan pada acara p

kemudian digunakan pada acara praktikum Budidaya Bawang Merah dengaraktikum Budidaya Bawang Merah dengan Mulsa Plastik Hitamn Mulsa Plastik Hitam Perak ini dapat mempengaruhi hasil praktikum karena potensi lahan yang sudah berkurang bahkan Perak ini dapat mempengaruhi hasil praktikum karena potensi lahan yang sudah berkurang bahkan rendah.

(16)

BAB IV BAB IV PENUTUP PENUTUP A. A. KesimpulanKesimpulan

Rata-rata tinggi tanaman bawang yang ditanam dengan teknik pengelolaan lahan Rata-rata tinggi tanaman bawang yang ditanam dengan teknik pengelolaan lahan menggunakan mulsa plastik hitam perak menunjukan hasil rata-rata tinggi tanaman yang lebih menggunakan mulsa plastik hitam perak menunjukan hasil rata-rata tinggi tanaman yang lebih rendah dibandingkan penanaman dengan teknik pengelolaan lahan tanpa mulsa plastik hitam rendah dibandingkan penanaman dengan teknik pengelolaan lahan tanpa mulsa plastik hitam  perak.

 perak. Hal Hal ini ini menunjukan menunjukan bahwa bahwa jika jika dillihat dillihat dari dari variabel variabel pengamatan pengamatan tinggi tinggi tanaman,tanaman,  penggunaan mulsa tidak berpengaruh baik terhadap tinggi tanaman bawang merah.

 penggunaan mulsa tidak berpengaruh baik terhadap tinggi tanaman bawang merah.

Jumlah umbi yang dihasilkan dari bawang merah dengan teknik pengelolaan lahan Jumlah umbi yang dihasilkan dari bawang merah dengan teknik pengelolaan lahan mengunakan mulsa diketahui lebih baik dibandingkan dengan jumlah umbi bawang yang mengunakan mulsa diketahui lebih baik dibandingkan dengan jumlah umbi bawang yang dihasilkan dengan teknik pengelolaan lahan tanpa mulsa. Hasil ini memperlihatkan bahwa mulsa dihasilkan dengan teknik pengelolaan lahan tanpa mulsa. Hasil ini memperlihatkan bahwa mulsa  berpengaruh baik terhadap pembentukan jumlah umbi yang dihasilkan dari bawang yang ditanam  berpengaruh baik terhadap pembentukan jumlah umbi yang dihasilkan dari bawang yang ditanam

dengan teknik pengelolaan lahan menggunakan mulsa. dengan teknik pengelolaan lahan menggunakan mulsa.

Berat segar tanaman bawang dengan teknik pengelolaan lahan tanpa mulsa memiliki hasil Berat segar tanaman bawang dengan teknik pengelolaan lahan tanpa mulsa memiliki hasil yang lebih

yang lebih tinggi atau lebih baik tinggi atau lebih baik dibandingkan dengan berat segar tanaman dibandingkan dengan berat segar tanaman bawang yang ditanambawang yang ditanam dengan teknik pengelolaan lahan meng

dengan teknik pengelolaan lahan menggunakan mulsa. Berdasarkan hasil dari variabel pengamatangunakan mulsa. Berdasarkan hasil dari variabel pengamatan  berat

 berat segar segar tanaman tanaman diketahui diketahui bahwa bahwa penggunaan penggunaan mulsa mulsa tidak tidak berpengaruh berpengaruh baik baik terhadap terhadap beratberat segar yang dihasilkan oleh tanaman.

segar yang dihasilkan oleh tanaman.

Dari hasil praktikum belum bisa diketahui apakah perlakuan teknik pengelolaan lahan Dari hasil praktikum belum bisa diketahui apakah perlakuan teknik pengelolaan lahan menggunakan mulsa plastik hitam perak memiliki pengaruh lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak memiliki pengaruh lebih baik jika dibandingkan dengan teknik pengelolaan lahan tanpa menggunakan mulsa karena dari variabel pengamatan tinggi teknik pengelolaan lahan tanpa menggunakan mulsa karena dari variabel pengamatan tinggi tanaman dan berat segar tanaman penggunaan mulsa berpengaruh tidak baik terhadap tanaman, tanaman dan berat segar tanaman penggunaan mulsa berpengaruh tidak baik terhadap tanaman, sedangkan berdasarkan variabel pengamatan jumlah umbi yang dihasilkan oleh tanaman sedangkan berdasarkan variabel pengamatan jumlah umbi yang dihasilkan oleh tanaman  penggunaan mulsa memiliki pengaruh yang lebih baik.

 penggunaan mulsa memiliki pengaruh yang lebih baik.

B.

B. SaranSaran

Untuk menjawab tujuan dari praktikum ini, perlu dilakukan praktikum atau uji coba lebih Untuk menjawab tujuan dari praktikum ini, perlu dilakukan praktikum atau uji coba lebih lanjut untuk mengetahui teknik pengelolaan lahan yang baik untuk bertanam bawang merah antara lanjut untuk mengetahui teknik pengelolaan lahan yang baik untuk bertanam bawang merah antara teknik pengelolaan lahan dengan menggunakan mulsa atau tanpa mulsa plastik hitam perak. teknik pengelolaan lahan dengan menggunakan mulsa atau tanpa mulsa plastik hitam perak.

(17)

Pada mata kuliah Teknik Pengelolaan Lahan Tropika telah d

Pada mata kuliah Teknik Pengelolaan Lahan Tropika telah d ipelajari usaha koservasi lahanipelajari usaha koservasi lahan yang terdegradasi. Saran dari praktikan kepada Dosen mata kuliah terkait agar praktikum yang yang terdegradasi. Saran dari praktikan kepada Dosen mata kuliah terkait agar praktikum yang dilakukan untuk tahun-tahun berikutnya bukan menanam, tetapi usaha perbaikan atau dilakukan untuk tahun-tahun berikutnya bukan menanam, tetapi usaha perbaikan atau  pengembalian

 pengembalian fungsi fungsi lahan lahan praktikum praktikum yang yang terletak terletak di di belakang belakang Fakultas Fakultas Pertanian Pertanian UniversitasUniversitas Tanjungpura. Saran ini saya ajukan karena lahan dibelakang fakultas, selain sering digunakan Tanjungpura. Saran ini saya ajukan karena lahan dibelakang fakultas, selain sering digunakan untuk kegiatan praktikum, tetapi juga sering digunakan untuk penelitian skripsi tanpa adanya untuk kegiatan praktikum, tetapi juga sering digunakan untuk penelitian skripsi tanpa adanya  pengembalian fungsi

 pengembalian fungsi atau patau potensi lahan otensi lahan tersebut sehingga tersebut sehingga sangat mempengaruhi sangat mempengaruhi hasil praktikumhasil praktikum atau penelitian yang dilakukan pada tanah di lahan belakang fakultas.

(18)

BAB V BAB V

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

R.S. Basuki, 2014, Identifikasi Permasalahan dan

R.S. Basuki, 2014, Identifikasi Permasalahan dan Analisis Usahatani Bawang Merah di DataranAnalisis Usahatani Bawang Merah di Dataran Tinggi Pada Musim Hujan di Kabupaten Majalengka, Bandung Barat,

Tinggi Pada Musim Hujan di Kabupaten Majalengka, Bandung Barat, J. Hort. J. Hort. 24(3):266-275, 2014.

24(3):266-275, 2014.

Mayun I.A, 2007, Efek Mulsa Jerami Padi dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan Mayun I.A, 2007, Efek Mulsa Jerami Padi dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah di Daerah

dan Hasil Bawang Merah di Daerah Pesisir, Denpasar,Pesisir, Denpasar, J. Agritrop, 26 (1) : 33 - 40 (2007) J. Agritrop, 26 (1) : 33 - 40 (2007) issn : issn : 0215 8620

0215 8620

S.H Jajang, 2009, Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kentang S.H Jajang, 2009, Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kentang ((Solanum tuberosumSolanum tuberosum L.) yang Ditanam di Dataran Medium, Bandung,L.) yang Ditanam di Dataran Medium, Bandung, J. Agron. Indonesia 37 (1) : 14 J. Agron. Indonesia 37 (1) : 14

 – 

 –  20 (2009) 20 (2009)

 Napituwulu dan Winarto, 2010, Pengaruh Pemberian Pupuk N dan K Terhadap Pertumbuhan dan  Napituwulu dan Winarto, 2010, Pengaruh Pemberian Pupuk N dan K Terhadap Pertumbuhan dan

Produksi bawang Merah, Sumatera Utara,

Produksi bawang Merah, Sumatera Utara, J. Hort. 20(1):27-35,  J. Hort. 20(1):27-35, 20102010 Azmi, C.,

Azmi, C., et al,et al, 2011, Pengaruh Varietas dan Ukuran Umbi terhadap Produktivitas Bawang 2011, Pengaruh Varietas dan Ukuran Umbi terhadap Produktivitas Bawang Merah, Bandung,

Merah, Bandung, J. Hort. J. Hort. 21(3):206-213, 201121(3):206-213, 2011

Sukron

Sukron et al,et al, 2014,2014, Pengaruh Mulsa Plastik Hitam Perak dan Jarak TPengaruh Mulsa Plastik Hitam Perak dan Jarak Tanam Pada Hasil Bawanganam Pada Hasil Bawang Merah

(19)

DOKUMENTASI DOKUMENTASI

(20)

Gambar

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Tinggi Bawang Penanaman Tanpa MulsaTabel 2. Data Hasil Pengamatan Tinggi Bawang Penanaman Tanpa Mulsa
GRAFIK TINGGI BAWANG MENGGUNAKAN MULSAGRAFIK TINGGI BAWANG MENGGUNAKAN MULSA
DIAGRAM TINGGI BAWANG MENGGUNAKAN MULSADIAGRAM TINGGI BAWANG MENGGUNAKAN MULSA
GRAFIK PENGAMATAN TINGGI BAWANG TANPA MULSAGRAFIK PENGAMATAN TINGGI BAWANG TANPA MULSA
+3

Referensi

Dokumen terkait

Previously, we created large steps which took the full screen or scope of the presentation, but now we are planning to do something different by creating multiple small steps

Seperti yang sudah dijelakan diatas bahwa sudah dilakukan need assessment di Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo dengan melancarkan instrument Daftar Cek Masalah

a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok heterogen, misalnya satu

Jika Gubernur Jawa Timur selaku Kepala Daerah dan Pemerintah membentuk suatu produk hukum yang akan menjadi payung bagi penyelenggaraan pendidikan menengah

Jumlah parasitemia dihitung dengan cara membandingkan jumlah sel darah yang terinfeksi dengan jumlah seluruh sel darah merah yang diamati selama 14 hari berturu-turut dari

c. Wawancara ; teknik ini diperlukan untuk melengkapi da ta yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan observasi. Selain itu wawancara juga dipergunakan untuk memperoleh.. data

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak daun melinjo dan daun sirsak terhadap aktivitas makan dan mortalitas ulat grayak ( S.litura

Tujuan utama kajian ini adalah untuk: menentukan kepekatan aktiviti 232 Th, 238 U dan 40 K; menilai dos berkesan tahunan (daripada ketiga-tiga radionuklid) kepada orang