• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal-proses Pembentukan Endapan Pasir Besi Di Kulon Progo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal-proses Pembentukan Endapan Pasir Besi Di Kulon Progo"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PTR-BNK-004-28

PTR-BNK-004-28

PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN PASIR BESI DI KULON PROGO PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN PASIR BESI DI KULON PROGO

Muchammad Dani Satria Muchammad Dani Satria11

21100112130062 21100112130062

1 1

Teknik Geologi

Teknik Geologi UniversitaUniversitas s DiponegoroDiponegoro muchamdani@gmail.com

muchamdani@gmail.com

ABSTRAK ABSTRAK

Daerah pantai selatan wilayah Kulon Progo merupakan daerah dengan potensi endapan pasir besi. Pasir Daerah pantai selatan wilayah Kulon Progo merupakan daerah dengan potensi endapan pasir besi. Pasir  besi merupak

 besi merupakan produk dari prosean produk dari proses kimia dan fiss kimia dan fisika dari batuaika dari batuan berkompon berkomposisi menengasisi menengah hingga basa ah hingga basa atautau dari batuan bersifat andesitik hingga basaltik. Endapan pasir besi di wilayah ini diperkirakan berasal dari dari batuan bersifat andesitik hingga basaltik. Endapan pasir besi di wilayah ini diperkirakan berasal dari akumulasi hasil desintegrasi kimia dan fisika seperti pelarutan, penghancuran batuan oleh arus air, akumulasi hasil desintegrasi kimia dan fisika seperti pelarutan, penghancuran batuan oleh arus air,  pencucian

 pencucian secara secara berulang-berulang-ulang, ulang, transportasi transportasi dan dan pengendapengendapan. pan. Batuan Batuan yang yang mengalamengalami mi proses proses ituitu diperkirakan berasal dari batuan gunung api pada daerah hulu dari sungai-sungai yang mengalir ke arah diperkirakan berasal dari batuan gunung api pada daerah hulu dari sungai-sungai yang mengalir ke arah  pantai selatan terutama daerah

 pantai selatan terutama daerah di sekitar di sekitar Kulon Kulon Progo. Sungai-sungai tersebut antara lain Progo. Sungai-sungai tersebut antara lain adalah Sungaiadalah Sungai Bogowonto, Sungai Serang, Sungai Progo, dan Sungai Opak-Oyo. Hulu

Bogowonto, Sungai Serang, Sungai Progo, dan Sungai Opak-Oyo. Hulu dari sungai-sungai ini antara laindari sungai-sungai ini antara lain adalah Gunungapi Sundoro, Gunungapi Sumbing, Gunungapi Merbabu, Gunungapi Merapi dan beberapa adalah Gunungapi Sundoro, Gunungapi Sumbing, Gunungapi Merbabu, Gunungapi Merapi dan beberapa gunungapi tersier. Jadi endapan pasir besi di daerah ini sangat dipengaruhi oleh keadaan di sekitarnya. gunungapi tersier. Jadi endapan pasir besi di daerah ini sangat dipengaruhi oleh keadaan di sekitarnya. Kata kunci

Kata kunci : pasir besi, kulon progo : pasir besi, kulon progo

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Di daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Di daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdapat endapan pasir besi yang keberadaannya terdapat endapan pasir besi yang keberadaannya cukup melimpah. Keberadaannya dikatakan cukup melimpah. Keberadaannya dikatakan sepanjang 22 Km dari hilir Sungai Bogowonto sepanjang 22 Km dari hilir Sungai Bogowonto sampai hilir Sungai Progo dengan cadangan sampai hilir Sungai Progo dengan cadangan sebesar 605 juta ton. Pasir besi

sebesar 605 juta ton. Pasir besi merupakamerupakan produkn produk dari proses pelapukan fisika dan kimia dari batuan dari proses pelapukan fisika dan kimia dari batuan  berkomposisi

 berkomposisi andesitik andesitik hingga hingga basaltikbasaltik. . MaksudMaksud dari penulisan paper ini adalah untuk dari penulisan paper ini adalah untuk menghubungkan proses pembentukan endapan menghubungkan proses pembentukan endapan  pasir besi yang

 pasir besi yang ada di ada di pantai selatan Kulon Progopantai selatan Kulon Progo dengan keadaan daerah di sekitarnya yang dengan keadaan daerah di sekitarnya yang mempengaruhi pembentukan endapan pasir besi mempengaruhi pembentukan endapan pasir besi tersebut.

tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari lima kabupaten/kota di Propinsi kabupaten dari lima kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di  bagian

 bagian barat. barat. Batas Batas Kabupaten Kabupaten Kulon Kulon Progo Progo didi sebelah timur yaitu Kabupaten Bantul dan sebelah timur yaitu Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, di sebelah Barat berbatasan Kabupaten Sleman, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa dengan Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah, di sebelah Utara berbatasan dengan Tengah, di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan

di sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera di sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

Hindia.

Berdasarkan kejadiannya endapan besi dapat Berdasarkan kejadiannya endapan besi dapat dikelompokan menjadi tiga jenis. Pertama dikelompokan menjadi tiga jenis. Pertama endapan besi primer, terjadi karena proses endapan besi primer, terjadi karena proses hidrotermal, kedua endapan besi laterit terbentuk hidrotermal, kedua endapan besi laterit terbentuk akibat proses pelapukan, dan ketiga endapan pasir akibat proses pelapukan, dan ketiga endapan pasir  besi

 besi terbentuk terbentuk karena karena proses proses rombakan rombakan dandan sedimentasi secara kimia dan fisika. Pembentukan sedimentasi secara kimia dan fisika. Pembentukan endapan pasir besi memiliki perbedaan genesa endapan pasir besi memiliki perbedaan genesa dibandingkan dengan mineralisasi logam lainnya dibandingkan dengan mineralisasi logam lainnya yang umum terdapat.

yang umum terdapat.

Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. Mineral ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. Mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit. magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit. Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup  penting

 penting merupakamerupakan n ubahan ubahan dari dari magnemagnetit tit dandan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik.

dari batuan basaltik dan andesitik volkanik.

Pasir besi sebagai salah satu bahan baku utama Pasir besi sebagai salah satu bahan baku utama dalam industri baja dan industri alat berat lainnya. dalam industri baja dan industri alat berat lainnya. Selain untuk industri logam besi juga telah banyak Selain untuk industri logam besi juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen.

(2)

GEOLOGI REGIONAL

Secara umum, fisiografi Jawa Tengah bagian selatan-timur yang meliputi kawasan Gunungapi Merapi, Yogyakarta, Surakarta dan Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi dua zona, yaitu Zona Solo dan Zona Pegunungan Selatan (Bemmelen, 1949). Zona Solo merupakan bagian dari Zona Depresi Tengah (Central Depression Zone) Pulau Jawa. Zona ini ditempati oleh kerucut Gunungapi Merapi (± 2.968 mdpl). Kaki selatan-timur gunungapi tersebut merupakan dataran Yogyakarta-Surakarta (± 100 m sampai 150 m) yang tersusun oleh endapan aluvium asal Gunungapi Merapi. Di sebelah barat Zona Pegunungan Selatan, dataran Yogyakarta menerus hingga pantai selatan Pulau Jawa, yang melebar dari Pantai Parangtritis hingga Kali Progo. Aliran sungai utama di bagian barat adalah Sungai Progo dan Sungai Opak, sedangkan di sebelah timur ialah Sungai Dengkeng yang merupakan anak sungai Bengawan Solo (Bronto dan Hartono, 2001).

Menurut Wartono Rahardjo dkk. (1995), geologi daerah Kulon Progo dan sekitarnya antara lain adalah sebagai berikut :

Formasi Kebobutak (Tmok)

Formasi ini terdiri dari breksi andesit, tuf, tuf lapili, aglomerat, dan sisipan lava andesit. Formasi ini tersebar di bagian utara dan barat Kulon Progo. Formasi ini dilalui oleh Sungai Bogowonto beserta anak-anak sungainya, Sungai Serang beserta anak sungainya, dan anak sungai dari Sungai Progo.

Formasi Nglanggran (Tmn)

Formasi ini terdiri dari breksi gunungapi, breksi aliran, aglomerat, lava dan tuf. Formasi ini tersebar di bagian timur daerah Yogyakarta yaitu  pada Pegunungan Selatan. Formasi ini dilalui oleh

Sungai Opak-Oyo.

Formasi Semilir (Tmse)

Formasi ini terdiri dari perselingan antara breksi-tuf, breksi batuapung, tuf dasit dan tuf andesit serta batulempung tufan. Formasi ini ada di  bagian timur daerah Yogyakarta, letaknya ada di  bawah Formasi Nglanggran. Formasi ini juga

dilalui oleh Sungai Opak-Oyo.

Endapan Gunungapi Merapi Muda (Qmi) Terdiri dari tuf, abu, breksi, aglomerat, dan leleran lava tak terpisahkan. Endapan ini merupakan endapan yang paling luas persebarannya di daerah sekitar Kulon Progo. Dilalui oleh Sungai Opak-Oyo, dan Sungai Progo serta anak sungainya yang  berhulu pada Gunungapi Merapi.

Endapan Gunungapi Merapi Tua (Qmo)

Terdiri dari breksi, aglomerat dan leleran lava, termasuk andesit dan basal mengandung olivin. Endapan ini tersebar pada kerucut Gunungapi Merapi dan dilalui oleh sungai-sungai yang mengalir ke Sungai Progo dan Sungai Opak. Endapan Gunungapi Sumbing Muda (Qsm) Terdiri dari pasir tufan, tuf pasiran dan breksi andesit. Endapan ini merupakan daerah hulu dari Sungai Progo.

Endapan Gunungapi Sumbing Tua (Qsmo) Terdiri dari breksi andesit, aglomerat dan tuf. Daerah endapan ini merupakan hulu dari Sungai Bogowonto dan Sungai Progo.

Endapan Gunungapi Merbabu (Qme)

Terdir dari breksi gunungapi dan lava. Merupakan hulu dari anak sungai dari Sungai Elo yang akhirnya bersatu dengan Sungai Progo.

Batuan Terobosan

Terdiri dari andesit (a) yang berkomposisi antara addesit hipersten sampai andesit augit-hornblend dan trakiandesit. Terobosan andesit ini menerobos  pada formasi Kebobutak di bagian utara wilayah

Kulon Progo. Selain itu ada juga dasit (da) yang menerobos pada andesit. Batuan terobosan ini menjadi hulu dari Kali Serang. Selain itu juga merupakan hulu dari Sungai Plampang dan Sungai Jogoresan yang akhirnya bersatu dengan Sungai Bogowonto.

Pada daerah yang lebih jauh dari wilayah Kulon Progo yaitu pada hulu Sungai Progo, menurut R.E. Thanden dkk. (1996), batuan Gunugapi Sundoro terdiri dari andesit hipersten-augit, basal olivin augit dan andesit hipersten-augit. Satuan ini ditemukan sebagai lava. Sedangkan pada hulu

(3)

anak sungai dari Sungai Elo, batuan Gunungapi Merbabu terdiri dari basal olivin dan andesit augit yang ditemukan sebagai kerucut utama.

METODOLOGI

Paper ini disusun dengan metode studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data-data sekunder dari berbagai paper lain dan artikel mengenai endapan pasir besi, daerah Kulon Progo, dan juga  peta geologi untuk melihat keadaan geografis daerah sekitar. Berdasarkan data-data sekunder tersebut kemudian diinterpretasi pengaruh dari daerah sekitar wilayah penelitian dengan  pembentukan endapan pasir besi di pantai selatan

Kulon Progo.

DESKRIPSI

Pasir besi memiliki warna hitam, kilap logam,  berat jenis 1,8 ton/m3, dan ukuran butirnya adalah

dari 

 mm sampai 2 mm. Pasir besi memiliki sifat

kemagnetan yang tinggi. Komposisi kimia pasir  besi terdiri dari mineral besi utama berupa magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), ilmenit

(FeTiO3), dan mineral pengotor berupa corundum

(Al2O3), kuarsa (SiO2), vanadium (V2O5), fosfor

(P) dan sulfur (S).

PEMBAHASAN

Wilayah pantai selatan Kulon Progo merupakan dataran pantai yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Wilayah ini merupakan daerah hilir dari beberapa sungai besar yang mengalir di daerah Kulon Progo seperti Sungai Progo, Sungai Serang, dan Sungai Bogowonto. Pada daerah tersebut sepanjang dataran pantainya berupa endapan pasir besi.

Dari hasil studi pustaka sungai-sungai yang mengalir di daerah pantai selatan khususnya daerah sekitar Kulon Progo berhulu dari gunungapi yang memiliki batuan bersifat andesitik, seperti Gunungapi Merapi, Gunungapi Merbabu, Gunungapi Sumbing, dan Gunungapi Sundoro. Selain itu formasi batuan berumur tersier juga menunjukkan adanya batuan yang  berkomposisi andesitik seperti formasi  Nglanggran dan Kebobutak, serta batuan

terobosan.

Keberadaan gunungapi dan terobosan (intrusi) yang menghasilkan batuan bersifat andesitik pada daerah ini diakibatkan oleh kondisi geologi Pulau Jawa yang terletak pada zona subduksi antara lempeng benua Indo-Australia dengan lempeng samudra Hindia. Tumbukan antara kedua lempeng ini mengakibatkan magmatisme yang menghasilkan magma yang bersifat andesitik sebagai akibat dari pencampuran hasil  partial melting   dari lempeng benua yang bersifat asam dengan lempeng samudra yang bersifat basa. Magmatisme tersebut kemudian muncul ke  permukaan dalam bentuk gunungapi dan intrusi.

Sungai yang memiliki peran besar dalam terbentuknya endapan pasir besi di daerah Kulon Progo adalah Sungai Progo. Sungai ini berhulu  pada Gunungapi Sundoro dan Gunungapi

Sumbing di daerah Jawa Tengah. Di daerah Magelang, sungai ini bersatu dengan Sungai Elo yang berhulu pada Gunung Merbabu. Pada daerah yang lebih jauh dari hulu, Sungai Progo menjadi muara dari beberapa sungai yang berhulu pada Gunung Merapi. Hal ini menunjukkan hulu dari sungai ini mengerosi dan mentransport batuan- batuan dari beberapa gunungapi tersebut. Sebagaimana dalam geologi regional daerah sekitar, beberapa gunungapi tersebut memiliki komposisi yang bersifat andesitik.

Selain Sungai Progo, di bagian timur daerah Kulon Progo juga mengalir Sungai Opak yang merupakan gabungaan dari Sungai Oyo yang mengalir dari daerah Surakarta melewati formasi  Nglanggeran dan formasi Semilir. Sungai Opak  juga merupakan muara dari sungai-sungai yang  berhulu pada Gunung Merapi khususnya yang

mengalir ke arah selatan.

Di bagian barat daerah Kulon Progo juga mengalir Sungai Serang dan Sungai Bogowonto yang  berhulu pada formasi Kebobutak dan intrusi

andesit serta dasit di bagian utara Kulon Progo. Aliran permukaan dalam hal ini sungai akan menyebabkan proses pelapukan dan erosi pada  batuan yang dilewatinya. Proses pelapukan yang terjadi bisa bersifat sebagai pelapukan fisik dan  pelapukan kimiawi. Pelapukan fisika akan

mengakibatkan batuan mengalami disintegrasi menjadi pecahan atau fragmen. Sedangkan  pelapukan kimia akan mengakibatkan perubahan

(4)

susunan kimia pada mineral-mineral penyusun  batuan.

Batuan gunungapi atau batuan volkanik memiliki komposisi yang mengandung besi (Fe). Kandungan Fe pada akan lebih besar pada batuan volkanik yang besifat andesitik dan basaltik. Kandungan Fe pada batuan tersebut berupa mineral mafik seperti olivin, piroksen, hornblend,  biotit, magnetit, dan ilmenit. Ketika batuan ini mengalami pelapukan secara fisik, batuan ini akan mengalami disintegrasi menjadi fragmen bahkan hingga berupa butiran-butiran mineral dari mineral penyusunnya. Beberapa di antaranya tentu ada yang berupa butiran mineral magnetit dan ilmenit. Sedangkan akibat pelapukan kimia mineral penyusun batuan tersebut akan mengalami perubahan secara kimia berupa terurainya unsur atau senyawa tertentu. Akibat  batuan ini mengandung Fe, maka akan ada unsur Fe yang dihasilkan dari proses pelapukan. Fe tersebut selama transportasi bisa mengalami reaksi dengan kandungan oksigen yang terdapat dalam air menghasilkan mineral baru berupa hematit dan limonit.

Sungai-sungai pada dearah Kulon Progo berhulu dan mengalir pada daerah volkanik yang memiliki  batuan yang berkomposisi andesitik maka proses  pelapukan dan erosi serta pembentukan mineral seperti di atas akan terjadi pada sungai ini. Hasil dari proses tersebut akhirnya akan tertransport dan terendapkan ketika sungai mencapai hilir yaitu Samudra Hindia. Proses yang menyebabkan endapan pasir besi di Kulon Progo tersebar di sepanjang pantai tentunya adalah akibat gelombang dari Samudra Hindia yang kuat. Gelombang menghempaskan partikel-partikel endapan ke pantai kemudian air membawa  partikel-partikel ringan kembali sehingga terpisah dari partikel berat. Mineral-mineral yang mengandung Fe seperti magnetit, hematit, ilmenit,  biotit, olivin, hornblend, dan piroksen termasuk  partikel berat sehingga mineral-mineral tersebut akan terendapkan di pantai membentuk pasir besi dengan mineral lain seperti corundum, kuarsa, dan vanadium.

KESIMPULAN

Keberadaan endapan pasir besi yang terdapat di daerah Kulon Progo sangat dipengaruhi oleh tatanan geologi daerah di sekitarnya yang berupa

daerah volkanik berkomposisi andesitik dengan  beberapa gunungapi seperti Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sundoro, serta beberapa formasi  batuan berumur tersier yang terdiri dari batuan

volkanik, dan juga adanya intrusi andesit.

Selain itu juga sangat dipengaruhi oleh sungai-sungai yang berhulu pada daerah volkanik tersebut dan berhilir pada pantai selatan di wilayah Kulon Progo seperti Sungai Progo, Sungai Opak-Oyo, Sungai Serang, dan Sungai Bogowonto sebagai aliran permukaan yang memungkinkan material hasil pelapukan dan erosi dapat tertransport dan mengalami pembentukan mineral baru.

Tidak terlepas juga pengaruh dari Samudra Hindia yang memiliki gelombang yang kuat sehingga mampu menghempaskan material yang tertransport oleh sungai ke pantai sehingga menghasilkan endapan pasir besi.

REFERENSI

Ansori, Chusni. 2011. Distribusi Mineralogi Pasir  Besi Pada Jalur Pantai Selatan Kebumen

 – 

 Kutoarjo. Buletin Sumber Daya Geologi

Volume 6 Nomor 2

 – 

 2011, hal. 81-96 Badan Koordinasi Penanaman Modal.  Potensi

 Pasir Besi Di Kabupaten Kulonprogo. http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsi  pid/commodityarea.php?lang=id&ia=3401

&ic=1186

D III Teknik Kimia FTI-ITS.  Pabrik Ekosemen (Semen dari Sampah) dengan Proses  Kering . http://digilib.its.ac.id/public/ITS-

 NonDegree-17103-2308030035-Chapter1.pdf

Indo Mines Limited.  Investor Presentation,  Jogjakarta Iron Sands Project 

Indo Mines Limited. Jogjakarta Pig Iron Project . http://www.indomines.com.au/projects/ Malada, Hilbert P. dkk. 2012. Tugas Teknologi

 Pengolahan Material-Pasir Besi. Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

(5)

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.  Kondisi Umum.

http://www.kulonprogokab.go.id/v21/Kondi si-Umum_6_hal

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.  Pasir Besi. http://www.tekmira.esdm.go.id/data/ulasan. asp

Pusat Sumber Daya Geologi.  Kajian Endapan

 Pasir Besi.

http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option =com_content&view=article&id=363&Ite mid=395

Rahardjo, Wartono; dkk. 1955.  Peta Geologi  Lembar Yogyakarta 1:100.000, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.

Rusianto, Toto. 2012. The Potential of Iron Sand  from The Coast South of Bantul Yogyakarta as Raw Ceramic Magnet Materials . Jurnal Teknologi, Volume 5, Juni 2012, hal. 62-69 Tahap Proses Pengolahan Pasir Besi.

http://ardra.biz/sain- teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-pasir-besi

Thanden, R.T.,dkk. 1996.  Peta Geologi Lembar  Magelang dan Semarang 1:100.000, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.

Wicaksono, Herman S. 2011.  Analisis Ukuran  Partikel Campuran (Pasir Besi, Batubara dan CaO) dan Lama Penyinaran Gelombang Mikro pada Reduksi Besi Oksida.  Jurnal Teknik Material dan Metalurgi, Institut Teknologi Sepuluh  Nopember Surabaya, 2011

Widi, Bambang N.  Penyelidikan Endapan Pasir  Besi Di Daerah Pesisir Selatan Ende

 – 

 Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur 

(6)

LAMPIRAN

Gambar 1.1 Peta Endapan Pasir Besi Kulon Progo

(7)

Gambar

Gambar 1.1 Peta Endapan Pasir Besi Kulon Progo
Tabel 1.1 Komposisi Pasir Besi

Referensi

Dokumen terkait

Adapun jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan quasi eksperimen yaitu perlakuan uji kemampuan larutan bonggol nanas (Ananas

Tarigan (1987) menjelaskan, “Membaca adalah gudang ilmu dan ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui membaca”. “Membaca merupakan salah satu

masih dibantu oleh istrinya karena kelemahan anggota gerak sebelah kiri, akan tetapi pasien sudah mampu melakukan perawatan diri, sedangkan data objektif menunjukkan

Analisis Naskah Serat Mumulen menunjukkan bahwa pemaknaan yang dilakukan terhadap naskah Serat Mumulen mempresentasikan simbol-simbol sesaji berupa makanan, bunga

Menurut data dari industri Perpohonan Brasil (lembaga yang mewakili peran sektor produktif), konsumsi domestik yang terdaftar pada tahun 2014 mencapai angka 1.115 juta

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yang terdiri dari: 1) pengeringan getah pepaya menggunakan oven vakum pada suhu 55 selama 22 jam, 2) ekstraksi papain

Hal ini disebabkan jumlah garam yang diserap ikan akan semakin banyak mengakibatkan pengaruh pengotoran kristal garam terhadap penampakan, rasa asin cukup tinggi

hipotesis menunjukkan bahwa kohesivitas berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja dengan nilai estimasi faktor muatan model sebesar 0,79, hal ini