• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIALOG ANTARA AKU, TUHAN, DAN KELUARGAKU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIALOG ANTARA AKU, TUHAN, DAN KELUARGAKU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa

DIALOG ANTARA AKU, TUHAN, DAN KELUARGAKU

Thariq Danumaya

Aminudin TH. Siregar, M.Sn

Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: torikdanumaya@gmail.com

Kata Kunci : instalasi, interpersonal, intrapersonal, komunikasi, miniatur

Abstrak

Komunikasi berdasarkan jumlah komunikatornya dapat dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi intrapersonal dan komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang melibatkan satu komunikator dengan dirinya sendiri. Sedangkan komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang melibatkan dua atau lebih komunikator. Penulis merasa kerenggangan antara dirinya dengan Tuhan dan keluarganya dapat diperbaiki dengan komunikasi intrapersonal antara penulis dengan dirinya sendiri dan Tuhan dan komunikasi interpersonal dengan keluarganya secara lebih intens. Dengan berkomunikasi, penulis dapat mengintrospeksi diri, berdoa, dan bertukar pikiran yang menurut penulis krusial untuk memperbaiki hubungan dengan ketiga aspek tersebut. Melalui karya Tugas Akhir yang berjudul “Dialog Antara Aku, Tuhan, dan Keluargaku”, penulis ingin membuat pengingat bagi dirinya untuk senantiasa berkomunikasi dengan menggunakan instalasi yang terinspirasi dari mainan miniatur masa kecil yang memiliki nilai nostalgik.

Abstract

Communication based on the number of its communicators can be divided into two categories, intrapersonal and interpersonal communication. Intrapersonal communication takes place within a single person, while interpersonal communication involves two or more communicators. The author feels the estrangement between himself and his God and family can be fixed with intrapersonal communication with himself and God and interpersonal communication with his family intensively. By communicating with those three aspects, the author thinks he can self-reflect, pray, and exchange ideas which he finds crucial. With this final project entitled Dialogue Between Me, God, and My Family, the author intended to make this as a memento to always communicate his feelings or ideas. The final project consists of miniature-inspired installation that possesses nostalgic value for the author.

1. Pendahuluan

Komunikasi menurut Ronald D. Smith dalam Introduction to Language and Communication (2013) berdasarkan jumlah komunikatornya dapat dibagi menjadi komunikasi yang terjalin dengan satu komunikator (intrapersonal) dan komunikasi yang terjalin dengan dua atau lebih komunikator. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kerapkali melakukan komunikasi intrapersonal seperti introspeksi diri dan berdoa kepada Tuhan. Sedangkan komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang umumnya manusia lakukan dengan individu- individu di sekitarnya. Komunikasi interpersonal dilakukan pertama kali antara individu dengan keluarganya.

Semasa kecil, penulis merupakan seseorang yang pendiam dan jarang berkomunikasi, baik dengan keluarga maupun dengan individu-individu di lingkungan sekitar. Penulis juga merasakan tekanan yang besar dari ekspektasi orang-orang sekitar. Tekanan-tekanan yang diberikan keluarga penulis kepada penulis membuatnya tertutup dan enggan dalam berkomunikasi kepada keluarga, yang juga mempengaruhi intensitas komunikasi penulis dengan individu-individu di lingkungan sekitar.

Nilai-nilai keagamaan juga tidak menjadi hal penting untuk diajarkan dalam keluarga penulis, karena penulis bukan berasal dari keluarga yang religius. Ilmu tentang keagamaan hanya didapat ketika penulis bersekolah dasar dan menengah pertama di sebuah sekolah Islam. Walaupun mengetahui teori-teori tentang nilai- nilai keagamaan, penulis merasa prakteknya pun menjadi sulit dikarenakan hal tersebut bukan menjadi prioritas bagi keluarga penulis. Hal itu mengakibatkan hubungan antara penulis dengan Tuhan pun juga jarang terjalin.

Ketika di dalam rumah, penulis lebih sering menghabiskan waktu dengan mainan diorama rumah-rumahan. Memainkan diorama bagi penulis adalah sarana pelarian untuk menghindar dari aktivitas komunikasi yang terjalin di keluarga. Bagi penulis, komunikasi dengan keluarga menjadi sebuah pengalaman yang traumatis karena tekanan yang didapat dari

(2)

keluarga membuatnya tidak dapat menyalurkan pendapat, sehingga komunikasi hanya berlangsung satu arah.

Ketika berkuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, penulis sejak awal mengangkat tema tekanan sosial dalam karyanya, dimulai dari yang umum hingga spesifik. Kemudian penulis cenderung menggunakan kesempatan berkarya seni sebagai sarana untuk menyalurkan dendam pribadi terhadap keluarga. Namun penulis merasa karya-karya seni yang diciptakan tidak membuat rasa dendam tersembuhkan karena dirasa ada yang kurang tepat dalam metode penciptaan karya seni tersebut. Hingga akhirnya ketika penulis menderita penyakit genetik Inflammatory Bowel Disease

(IBD), penulis merasa bahwa ia masih butuh Tuhan dan keluarga. Penulis mulai menumbuhkan kesadaran bahwa jalan

untuk memperbaiki hubungannya dengan Tuhan dan keluarga diawali dengan berkomunikasi.

Penulis sadar bahwa amarah dan dendam bukan solusi untuk menyelesaikan masalah hidup. Penulis juga merasa bahwa adanya kebutuhan untuk lebih memaafkan agar hidup menjadi lebih tenang. Penulis ingin lebih banyak berdoa kepada Tuhan agar dapat hidup dengan tentram, dan berkomunikasi dua arah dengan keluarga agar dapat lebih memahami kondisi keluarga sendiri dan bisa mengutarakan harapan-harapan yang diinginkan dari keluarga.

Di karya ini, penulis ingin agar karyanya dapat menjadi penyembuh / terapi bagi trauma penulis akan berkomunikasi. Penulis bertujuan membuat karya Tugas Akhir sebagai pengingat untuk menjalankan hidup yang lebih baik dan meninggalkan detail-detail dari kejadian buruk yang dialami di masa kecil.

Karya Tugas Akhir menggunakan banyak unsur bentuk diri penulis sebagi subjek utama. Kehadiran bentuk diri dalam karya menjadi penting karena tidak ada yang bisa lebih efektif untuk mengingatkan selain penulis sendiri. Karya ini juga diciptakan penulis sebagai titik awal baru dari jalan hidup penulis dan cara dalam menghadapi kehidupan. Penulis juga menganggap karya seni harus berguna, setidaknya bagi diri sendiri.

2. Proses Studi Kreatif

Dalam karya Tugas Akhir yang berjudul Dialog Antara Aku, Tuhan, dan Keluargaku, penulis bertujuan untuk mencari cara memperbaiki permasalahan komunikasi yang terjadi dalam diri, dengan Tuhan, dan dengan keluarga. Penulis memilih untuk menggunakan referensi visual dari mainan diorama kesukaan yang dimiliki ketika kecil sebagai nilai nostalgik. Penulis memilih bentuk visual yang disenangi karena dirasa lebih efektif dalam mengingatkan. Sehingga pertimbangan penggunaan visual diorama sebagai inspirasi karya Tugas Akhir menjadi pilihan. Sedangkan objek-objek utama dalam karya Tugas Akhir yang berjudul Dialog Antara Aku, Tuhan, dan Keluargaku sebagian besar merupakan tubuh miniatur dan cetakan tubuh penulis. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa tidak ada yang bisa lebih efektif mengingatkan selain diri sendiri.

Dalam pembuatan karya Tugas Akhir ini, penulis menggunakan tiga teori utama sebagai landasan; teori Art As Therapy oleh Alain de Botton, teori Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal oleh Ronald D. Smith, dan teori seni instalasi oleh Irish Museum of Modern Art. Alain de Botton dalam bukunya yang berjudul Art As Therapy (2013) menyatakan bahwa seni dapat menjadi alat terapi untuk memperbaiki kualitas hidup individu. Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang terjadi dengan diri sendiri, sedangkan komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi antara dua atau lebih komunikator. Seni instalasi menurut Irish Museum of Modern Art adalah istilah yang digunakan dalam praktek seni yang melibatkan instalasi atau pemasangan objek-objek dalam ruang.

Karya Tugas Akhir ini terdiri dari tiga miniatur ruang utama yang masing-masing memiliki tema komunikasi yang berbeda. Miniatur ruang pertama menggambarkan komunikasi intrapersonal dengan diri, ruang miniatur kedua menggambarkan komunikasi intrapersonal dengan Tuhan, dan ruang miniatur ketiga menggambarkan komunikasi interpersonal dengan keluarga.

Miniatur ruang pertama berisi objek-objek yang berkaitan dengan penyakit yang diderita penulis, seperti cetak resin patung organ dalam pencernaan dan foto-foto hasil endoskopi penulis. Dalam ruang miniatur pertama, penulis ingin mengingatkan diri trigger dalam pembuatan karya ini dan pentingnya untuk menjaga kondisi tubuh sebagai awal dari kehidupan yang lebih baik. Penulis ingin selalu mengingat dan berintrospeksi diri tanpa harus menjadi gelisah akan penyakit yang diderita.

Miniatur ruang kedua berisi objek-objek berupa cetakan langsung tubuh penulis yang sedang berdoa dengan cetak digital awan sebagai latar. Dalam ruang miniatur ini, penulis ingin mengingatkan diri pentingnya berdoa, memohon, dan

(3)

Thariq Danumaya Gandapura

bersyukur kepada Tuhan, karena dengan terus mengingat Tuhan selalu ada bersama diri, penulis dapat lebih tenang dan tentram dalam menjalani hidup.

Sedangkan miniatur ruang ketiga berisi objek-objek yang terdapat dalam ruang makan. Penulis ingin menggambarkan komunikasi yang biasa terjadi di dalam ruang makan yang berlangsung antar anggota keluarga. Penulis ingin mengingatkan diri bahwa komunikasi antar anggota keluarga harus dilakukan seintensif mungkin agar hubungan dengan keluarga dapat meningkat dan dapat lebih mengerti dan mencari solusi permasalahan-permasalahan yang terjadi.

3. Hasil Studi dan Pembahasan

Karya Tugas Akhir yang berjudul Dialog Antara Aku, Tuhan, dan Keluargaku menggunakan beberapa batasan teknik, yaitu 3D printing, lifecasting, dan casting. Sedangkan Miniatur ruang dibuat dengan menggunakan material kayu pinus. Proses pertama dalam pembuatan karya Tugas Akhir adalah mendesain miniatur ruangan. Miniatur ruang didesain dengan ayah penulis atas pertimbangan profesi ayah penulis yaitu arsitek. Penulis berusaha membuat ruangan yang menenangkan dengan bentuk simetris dengan langit-langit yang tinggi serta beberapa unsur pendukung seperti jendela yang tinggi, warna dominan biru muda, dan sebagainya. Penulis kemudian memilih untuk membuat miniatur ruangan berbentuk kubus dengan dimensi 1m x 1m x 1m tiap miniatur ruangan yang terbuka di bagian depan.

Proses kedua yang dilakukan penulis dalam pembuatan karya Tugas Akhir ini adalah membuat miniatur tubuh dengan metode 3D printing. 3D printing dipilih karena keakuratan dan keefektifan dalam membuat replika sebuah objek dalam berbagai ukuran. Pertimbangan tersebut sesuai dengan konsep penulis yang menginginkan representasi tubuh miniatur yang seakurat mungkin di dalam karya. Penulis melakukan pemindaian badan dengan menggunakan 75 buah kamera DSLR. Setelah pemindaian selesai, objek 3D kemudian dicetak dengan material sandstone.

Proses yang dilakukan berikutnya adalah pembuatan cetak tubuh penulis dengan menggunakan metode lifecasting.

Lifecasting merupakan proses pencetakan badan makhluk hidup untuk mendapatkan representasi tubuh yang akurat dari

segi bentuk dan ukuran. Lifecasting juga dipilih oleh penulis karena keakuratannya dalam menangkap detail anggota tubuh yang dicetak. Dalam proses ini, penulis mencetak bagian tubuh dari kepala hingga pundak dan kedua lengan. Penulis menggunakan pose umum umat islam yang sedang berdoa. Proses pencetakan negatif tubuh dilakukan dengan menggunakan material gipsum bubuk, sedangkan cetakan positif diperoleh dengan menggunakan material resin. Proses

casting juga dilakukan dengan material yang sama dengan lifecasting, digunakan dalam mencetak patung organ dalam

pencernaan berupa kerongkongan, lambung, dan usus halus, serta memperbanyak miniatur tubuh 3D print.

Setelah keseluruhan komponen karya selesai dikerjakan, komponen-komponen tersebut kemudian dirangkai menjadi karya instalasi per-miniatur ruang. Patung miniatur tubuh digantung dengan menggunakan benang pancing berkekuatan 3kg dan paku berukuran kecil. Paku ditancapkan ke permukaan atas miniatur ruang. Keseluruhan miniatur tubuh di tiap ruangan di gantung dari ukuran kecil ke ukuran besar mendekati objek yang ada di tengah miniatur ruangan tersebut.

(4)

Gambar 1. Miniatur ruang pertama

Dalam miniatur ruang pertama, penulis menggunakan cetak organ dalam pencernaan berupa tenggorokan, lambung, dan usus. Permukaan yang mulus dan warna biru muda dianggap sebagai suatu representasi kondisi kesehatan ideal penulis yang harus dicapai. Sedangkan foto endoskopi dengan perubahan warna menjadi biru-putih merupakan pengingat bagi penulis atas kondisi kesehatan saat ini, namun diubah menjadi warna yang dianggap menenangkan bagi penulis agar penulis tidak perlu cemas atau gelisah dalam mengingat kondisi tersebut. Patung miniatur tubuh digantung dari ukuran kecil ke ukuran besar mendekati cetak organ pencernaan sebagai simbol kekuatan penulis yang membesar jika berusaha mencapai kondisi kesehatan optimal, sehingga penulis dapat menjadi tenang dan juga memberi dampak baik bagi kondisi psikologisnya.

Gambar 2. Miniatur ruang kedua

Dalam miniatur ruang kedua, penulis menggunakan cetak tubuh dalam pose berdoa dengan latar belakang awan. Cetak tubuh penulis yang sedang berdoa merupakan pengingat untuk senantiasa berdoa kepada Tuhan. Bentuk patung yang realis juga melambangkan kepercayaan penulis yang cukup liberal dibandingkan kepercayaan keluarga yang cukup ketat dimana patung merupakan hal yang tidak diperbolehkan dalam karya seni. Penulis juga menggunakan awan sebagai simbol keberadaan Tuhan. Ketika kecil, penulis percaya bahwa Tuhan ada di atas langit, namun penulis

(5)

Thariq Danumaya Gandapura

sekarang percaya bahwa Tuhan ada di sekitar, sehingga latar awan digunakan di seluruh sisi ruangan. Patung miniatur tubuh yang digantung dengan ukuran membesar ke arah patung tubuh berdoa melambangkan kekuatan diri penulis yang akan meningkat jika senantiasa berdoa kepada Tuhan.

Gambar 3. Miniatur ruang ketiga

Dalam miniatur ruang ketiga, penulis menggunakan unsur-unsur benda yang ada di ruang makan keluarga, seperti meja makan, empat buah kursi, dan dilengkapi dengan jendela tinggi dengan pemandangan langit malam dan empat buah piring di atas meja makan. Penulis ingin menggambarkan suasana ruang makan setelah makan malam berlangsung. Penulis memilih komunikasi yang terjadi di meja makan sebagai perwakilan dari komunikasi-komunikasi yang terjalin antar anggota keluarga. Penulis menggantungkan patung miniatur tubuh dari ukuran kecil ke ukuran besar menuju salah satu kursi, yaitu kursi penulis, sebagai simbol kekuatan yang akan membesar jika penulis senantiasa berusaha untuk berkomunikasi dengan keluarga sebagai bentuk penyelesaian permasalahan hidupnya.

4. Penutup / Kesimpulan

Dari masa kecil hingga sekarang, penulis merasa hubungan dengan Tuhan dan keluarga sangat renggang. Hal tersebut penulis rasakan sebagai akibat dari tidak adanya keinginan untuk memperbaiki kerenggangan tersebut dengan berkomunikasi secara intrapersonal dan interpersonal. Penulis merasa komunikasi merupakan langkah pertama dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Penulis menggunakan media instalasi yang terinspirasi dari bentuk diorama sewaktu kecil yang dimainkan ketika menghindar dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Penulis menginginkan karya instalasi tersebut justru menjadi pengingat untuk berkomunikasi dengan Tuhan, diri sendiri, dan individu-individu yang ada di sekitar. Penulis memutuskan untuk membuat tiga miniatur ruangan yang memiliki tiga tema komunikasi berbeda; komunikasi interpersonal dengan diri sendiri, komunikasi dengan Tuhan, dan komunikasi dengan keluarga. Penulis membuat cetakan-cetakan resin miniatur tubuh yang diproduksi dengan menggunakan 3D printing dan mencetak tubuh secara langsung dengan menggunakan gipsum. Penulis menggunakan tubuh sendiri sebagai objek karya Tugas Akhir karena ia merasa diri sendiri merupakan pengingat yang paling efektif.

Dalam proses pengerjaan, penulis melakukan diskusi yang cukup intens dengan keluarga. Penulis merasa hubungan komunikasi dengan keluarga meningkat karena karya secara tidak langsung terinspirasi dari nilai-nilai arsitektur yang dianut ayahnya dan juga nilai-nilai estetika ruang yang diajarkan ibu. Penulis juga lebih intens dalam berkomunikasi dengan Tuhan sebagai wujud pengaplikasian karya Tugas Akhir sebagai pengingat untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Penulis merasakan ketenangan batin yang jauh lebih baik ketimbang sebelum berkarya.

Penulis merasa karya Tugas Akhir yang berjudul Dialog antara Aku, Tuhan, dan Keluargaku telah mengajarkan banyak hal yang awalnya penulis duga tidak akan didapatkan secepat dan seefektif itu. Penulis menjadi lebih akrab dengan

(6)

individu- individu terdekat di sekitar, terutama keluarga. Penulis juga menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan sering berintrospeksi diri dalam usahanya mencapai ketenangan batin. Menurut penulis, karya ini telah menjawab rumusan masalah yang telah penulis jawab sebelumnya. Penulis merasa telah berhasil dalam memvisualisasikan bentuk-bentuk komunikasi yang ia perlukan dan menggunakannya sebagai pengingat.

Ucapan Terima Kasih

Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh Aminudin TH. Siregar, M.Sn.

Penulis berterima kasih kepada dosen pembimbing yang telah menuntun dalam pengerjaan Tugas Akhir, Aminudin TH. Siregar, M.Sn. Penulis juga berterima kasih kepada para dosen program studi Seni Rupa yang juga telah membantu dan memberi masukan dalam pembuatan karya Tugas Akhir, yaitu Dr. Agung Hujatnika, M.Sn, Deden Hendan Durahman, M.Sch, dan Dra. Irma Damajanti, M.Sn

.

Daftar Pustaka

de Botton, A. (2013) : Art As Therapy, Phaidon Press Limited, New York. Moran, L. (2010): What is Installation Art, Irish Museum of Modern Art, Dublin.

D. Smith, Ronald (2004) : Introduction to Language and Communication, Buffalo State College, New York. Situs internet:

http://3dprinting.com/what-is-3d-printing/, diakses pada hari Minggu, 15 Februari 2015, 10:31 http://www.lifecasting.org/, diakses pada hari Minggu, 15 Februari 2015, 10:47.

(7)

Thariq Danumaya Gandapura

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA

Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel

yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat

wisuda mahasiswa yang bersangkutan.

Bandung, .../.../ ...

Tanda Tangan Pembimbing : _______________________

Nama Jelas Pembimbing

: _______________________

diisi oleh mahasiswa

Nama Mahasiswa

NIM

Judul Artikel

diisi oleh pembimbing

Nama Pembimbing

Rekomendasi

Lingkari salah satu à

1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD

2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi

3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi

4. Dikirim ke Seminar Nasional

5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus

6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus

7. Dikirim ke Seminar Internasional

Gambar

Gambar 1. Miniatur ruang pertama
Gambar 3. Miniatur ruang ketiga

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan serapan unsur diikuti dengan peningkatan pertumbuhan (pertambahan tinggi tanaman dan diameter batang), yang signifikan tercatat pada perlakuan dengan penambahan 150

Radikal bebas menggunakan satu elektron dari ikatan π untuk membentuk ikatan yang lebih stabil dengan atom karbon lainnya (March, Jerry. Tahap propagasi merupakan

11.1.5 Direktorat Jenderal dalam menindaklanjuti ancaman keamanan yang positif membahayakan keamanan penerbangan, bertanggung jawab menilai dan memastikan tindakan

menunjukkan bahwa parameter morfometrik siamang sumatera jantan umur 1-15 tahun yang paling menentukan dalam menduga umur adalah lingkar muka dengan model matematika Umur = -14.546

Uji validitas digunakan untuk mengetahui instrumen yang digunakan valid atau tidak. Instrumen yang diuji kevalidannya adalah angket status sosial ekonomi orang tua dan

Bila dilihat penggunaan konsentrasi pupuk Biogreen yang sama, misalnya 5 cc/L air pada media tanam ampas kelapa sawit produksinya lebih tinggi dan berbeda

Sabat mengatur baik istirahat bagi manusia dan juga tanah, sebagian orang memahami Sabat hanya milik orang Ibrani dan di masa yang lampau sesuai konteks hidupnya saja, akan

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas V SD Negeri 01 Bedana Kabupaten Banjarnegara dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa serta memberikan