Meningkatan Minat Belajar... (Suriadi, 222-226) 222
Meningkatkan Minat Belajar Sains Dengan Model Pembelajaran Out Door Study Pada Kelas V SDN 053 973 Sendang Rejo Tahun ajaran 2014/2015
Suriadi, S.Pd
SDN 053 973 Sendang Rejo suriadirejo@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, untuk mengatasi permasalahan dalam belajar IPA (Sains) pada siswa kelas V SDN 053973 Sendang Rejo.Pada penelitian ini jenis metode yang digunakan adalah yang berhubungan dengan pemanfaatan lingkungan sekitar.Melalui metode belajar Outdoo Study.Diharapkan dengan Metode iniminat belajar siswa akan meningkat. Berdasarkan penelitian yang telah disajikan dalam BAB IV dapat diambil kesimpulan bahwaPembelajaran dengan menggunakan metode Out Door Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil pelaksanaan siklus I diperoleh tingkat ketuntasan belajar sebesar 10%. Dari hasil pelaksanaan siklus II diperoleh tingkat ketuntasan belajar sebesar 90%.
Kata Kunci: metode belajar Outdoor Study, minat belajar
Abstract
This research is a class action, to address the problems in studying science (Science) students of class V SDN 053 973 Sendang Rejo. In this study, the type of method used is related to the use of the surrounding environment. Through learning methods outdoo Study. The method is expected to iniminat will increase student learning. Based on the research that has been presented in Chapter IV can be concluded that learning by using the Out Door Study can improve student learning outcomes From the implementation of cycle I it was obtained that the degree of completeness study by 10%. From the results of the implementation of the second cycle acquired learning gains rate of 90%
Keywords: Study outdoor learning method, learning interest A. Pendahuluan
Minat adalah variable penting yang berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan seperti yang dikemukan Effendi (1995 )bahwa belajar dengan minat akan lebih bain dari pada belajar tanpa minat. Rendahnya minat belajar siswa di SD Negeri SDN 053973 Sendang Rejo Kabupaten Langkat terhadap mata pelajaran sains selama ini menandakan bahwa pembelajaran sains kurang menarik. Hal ini terbukti dari setiap hasil analisis pada setiap ulangan harian daya serap siswa di bawah 65% (tidak tuntas). Berbagai upaya telah dilakukan untuk dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar siswa antara lain dengan pemberian pelajaran tambahan paa kelas V, penyediaan LKS yang dilengkapin dengan sejumlah soal-soal latihan, tetapi hasilnya masih belum memuaskan.
Dari kenyataan tersebut dapat diduga penyebab mengapa prestasi belajar siswa rendah pada setiap ulangan sains antara lain : siswa kurang memahami konsep pengajaran sains, Jam belajar sains berada pada jam terakhir. Siswa kurang termotivasi menyelesaikan tugas-tugas di rumah, minat baca sisswa terhadap buku teks sains rendah, Siswa jarang berani bertanya pada saat proses belajar mengajar.
Meningkatan Minat Belajar... (Suriadi, 222-226) 223 Dari sejumlah permasalahan tersebut diatas sebenarnya ada satu masalah utama yang perlu mendapat perhatian yaitu yang berkaitan dengan siswa pada belajar sains.Sebagian besar siswa kurang berminat dalam belajar sains disebabkan guru yang masih menggunakan metode ceramah sehingga materi yang diajarkan menjadi verbal/hafalan. Kita menyadari bahwa salah satu kelemahan metode ceramah jika diterapkan secara murni adalah tidak melibatka anak didik secara aktif dalam proses pembelajaran akibatnya materi tesebut menjadi kurang menarik.
Upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat belajar pada pembelajaran sains dengan menerapkan metode out door study atau metode diluar ruangan kelas dengan pemberian tugas pada siswa (Karjawati : 1995 ) menyatakan bahwa metode out door study adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar diluar kelas untuk melihat peristiwa langsung dilapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya.
Melalui metode out door study lingkuan diluar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif,kreatir dan akrab dengan lingkungan. Metode out door study pada pengajar sains menjadi sarana memupuk kreatifitas inisiatif kemandirian, kerja sama atau gotong royong dan meningkatkan minat pada sains ( Nursid Sumaatmadja 1996 ) dengan demikian diharapkan metode out door study dalam pengajaran sains dapat meningkatkan minat belajar kelas V SD Negeri SDN 053973 Sendang RejoKab. Langkat.
Pemilihan lingkungan diluar sekolah sebagai sumber belajar hendaknya disesuaikan dengan materi pelajarannya.Dalam hal ini materi yang sesuai dengan materi tersebut adalah materi kelas V yang banyak menyangkut sumber daya alam yang ada disekitar kita.Melalui metode out door study, bentuk tugas yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan anak didik pada batas frekwensi yang tetap mengarah dan menggairahkan mereka sehingga tidak menimbulkan kebosanan dan kejenuhan.
Minat
Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan ddan tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus : 1991). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami,sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan.
Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa,baik kognitif, psikomotorik maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.
Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalaui interaksi dengan lingkungan (Hamlik Pemar: 2001) menurut pengertiaan ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku,maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa.
Meningkatan Minat Belajar... (Suriadi, 222-226) 224
Model Pembelajaran Out Door Study
Proses pengajaran di sekolah formal, tengah mengalami kejenuhan. Rutinitas proses belajar yang cenderung kaku dan baku, tidak lagi mengutamakan ide kreatifitas setiap peserta didik karena semuanya harus berpola linear didalam kelas. (Pedagogy in door Learning). Metode yang diterapkan adalah sepersis mungkin apa yang tertulis dalam buku kalau bisa hafal hingga koma dan titik, apabila tidak sama dalam buku dianggap salah. Beginilah rupa dan sistem pendidikan yang telah kita jalani saat ini.
Sistem pendidikan diatas terus mendapatkan kritikan, dengan asumsi setiap manusia telah memiliki sejumlah bakat dan pengetahuan, mestinya inilah yang harus diasah oleh dunia pendidikan. Lambat laun pendidikan ala Pedagogi mengalami proses kejenuhan belajar, sehingga memunculkan pendekatan baru yang kita kenal dengan belajar diluar ruangan (Out Door Learning), yang lebih memajukan unsur bermain sambil belajar (Andragogi). Proses belajar cenderung fleksibel, lebih mengutamakan kreatifitas dan inisiatif berdasarkan daya nalar peserta didik dengan menggunakan alam sebagai media. Inilah bentuk pendidikan yang sedang trent saat ini sehingga out door learning menjadi sebuah peluang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dalam Out Door learning pada prinsipnya memiliki kurikulum yang sama dengan pendidikan formal namun hanya kemasannya saja yang berbeda sehingga dapat diberikan tanpa dibatasi jenis kelamin, usia, ataupun status namun tetap merujuk pada output yang diharapkan. Jadi Out door learning bisa dilaksanakan pada anak-anak, usia sekolah, dan orang dewasa sekaligus.
Berikut bentuk-bentuk pendidikan outdoor learning yang menjadi lahan bisnis baru dalam dunia pendidikan:
1. Education, Training Plus 2. Gathering Plus
3. Taman Bermain Dan Wisata Alam 4. Eksperiental Base Study
5. Knowledge Management
B. Metode
1. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri SDN 053973 Sendang Rejo Kabupaten Langkat. Jumlah siswa 25 orang dengan
latar belakang sosial ekonomi yang heterogen.
2. Persiapan Penelitian
Untuk memeperlancar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, penulis telah memepersiapkan instrument dan penilaian.
3.3Siklus Penelitian
Pelaksanaan Penelitian terdiri dari: Kegiatan Awal:
Kegiatan inti Kegiatan akhir Evaluasi
Meningkatan Minat Belajar... (Suriadi, 222-226) 225
4.Kegiatan pengamatan/observasi
Dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan diatas yang dilakukan oleh kolaborator. Adapun hal-hal yang diobservasi meliputi:
a. Urutan langkah-langkah pelaksanaan KBM b. Kegiatan siswa dalam kerja kelompok c. Aktifitas guru dalam mengelola KBM d. Monitoring angket siswa
5. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil kerja siswa pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi ini dilakukan untuk menganalisa perbaikan. Setelah siklus I dilakukan dan belum menunjukkan hasil pada kemampuan dalam peningkatan minat belajar IPA maka dalam hal ini dilaksanakan siklus II.
C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penyelesaian siswa terhadap soal – soal tes siklus I yang telah diberikan.maka diperoleh bahwa siswa kurang paham dalam menyelesaikan soal –soal IPA, sehingga belajar siswa rendah.
Dari tes siklus pertama yang dilakukan dapat diketahui bahwa skor dan nilai rata-rata siswa adalah 6,0 hal ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan siswa pada pembelajaran Sains masih rendah. Nilai rat-rata pada saat tes siklus pertama dari 25 siswa adalah 6,0 untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik lagi, maka guru kelas V kembali melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan lebih menekankan pada kegiatan belajar mengajar yang memakai metode Out door Study sebagai pendekatan perbaikan pembelajaran. Setelah pembelajaran pada siklus dua selesai dilakukan maka diberikan tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Pembahasan
Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II ternyata ada 22 orang yang telah lulus dalam tes siklus II. Jika dilihat perolehan nilai rata-rata dari 25 siswa diperoleh 67,8. hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada saat diadakan tes siklus I adalah 60 dan siswa yang tuntas belajar sebanyak 30%.Sedangkan saat tes siklus II dilaksanakan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 67, 8 dan siswa yang tuntas belajar adalah 90 %.Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan siswa meningkat dalam menguasai materi tumbuhan.
.
D. Simpulan
Pembelajaran dengan menggunakan metode Out Door Study dapat meningkatkan
hasil belajar siswaDari hasi pelaksanaan siklus I diperoleh tingkat ketuntasan belajar sebesar 10%.Dari hasil pelaksanaan siklus II diperoleh tingkat keuntungan belajar sebesar 90%.
Untuk meminimalisir siswa yang tidak tuntas belajar, hendaknya guru lebih cepat dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar agar siswa dapat mengoptimalkan kemampuan belajar.
Meningkatan Minat Belajar... (Suriadi, 222-226) 226
E. Daftar Pustaka
Effendi. 1995. Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja.Rosdakarya.
Sumaatmadja, N. 1997. Metodelogi Pengajaran Sain. Bandung: Bina Aksara
Syaifulllah. M. 1995. Motivasi Belajar Pembelajaran dan Upaya–upaya Peningkatannya. Malang: IKIP Malang.
Diknas Kota Medan: Buletin Pelangi Pendidikan (Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan